MODUL 9 Analisis Usaha Ternak Perah.pptx

AugustRidlofRiwu 8 views 48 slides Sep 10, 2025
Slide 1
Slide 1 of 48
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48

About This Presentation

Usaha ternak perah


Slide Content

ANALISIS USAHA PETERNAKAN Satuan Ternak (ST) Ukuran yang digunakan untuk menghubungkan berat badan ternak dengan jumlah pakan ternak yang dipakan Contoh:4 sapi dewasa sama dengan 4 ST Pakan ternak yang tersedia 2 ST Rasio pakan : ternak = ½ Jadi hanya tersedia pakan ½ dari kebutuhan. Padang Rumput Lahan 5 ha menghasilkan 52 ton rumput segar oleh karena ST memerlukan 35 kg hijauan per hari maka setahun dibutuhkan 365x 35 kg=12.775 kg rumput. Jadi daya tampng padang rumput tersebut adalah 52.000:12.775=4,07 ST/tahun atau 4 ekor sapi dewasa

Luas Kandang 1 ST memerlukan luas kandang 2 x ½ = 3 m 2 Contoh : 5 induk sapi = 5 ST 1 pejantan = 1 ST 5 dara = 2,5 ST 6 jantan muda = 3 ST 10 anak sapi = 2,5 ST --------- jumlah = 14 ST= 14x 3 m 2 = 42 m 2 Contoh : 1 ekor domba/kambing dewasa = 0,14 ST maka pada luasan kandang 3 m2 (1 ST ) daya tampung 1:0,14=7 ekor domba/kambing

USAHA TERNAK SAPI PERAH Satuan Ternak Sapi dewasa < 2 tahun = 1 ST Sapi muda 1-2 tahun = ½ ST Anak sapi > 1 tahun = ¼ ST Syarat bibit Umur 1,5-2 tahun (2-4 gigi seri berganti) Faktor pengelolaan produksi Jumlah induk laktasi harus < 80% dari jumlah induk. Masa laktasi 9-10 bulan, sebaiknya 300 hari/tahun. Interval beranak : 12-13 bulan.

Masukan Fisik Pakan Ternak 1 ST = 35 kg rumput (10% berat induk) atau 10,5 kg bahan kering/hari (3% berat badan) Konsentrat : 1,4 kg/hari (90,4% berat badan) atau 1 ST=1,4 kg hari Kandang 1 ST = 3m 2 luas kandang Tenaga Kerja 1 ST = 16/th Pengobatan 1 ST = 1 unit/th Hasil Fisik Hasil produksi susu (dikurangi pemberian pada anak sapi, dan rusak) Anak sapi jantan 2 bulan (sapi jantan muda 1,5-2 tahun bila dibesarkan) Induk tua/afkir Jantan tua/afkir (bila tidak mamakai AI) Pupuk Kandang : 1 ST = 4 ton/tahun

ANALISA BREAK EVEN POINT Adalah tehnik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan. Maka sering disebut : C.P.V Analysis (Cost-Profile-Vol Analysis) Biaya variable,secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. Biaya tetap, secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi Biaya variable: bahan mentah,komisi penjualoan, upah lembur. Gaji tetap: gaji, sewa,bunga hutang Biaya total: biaya variable + biaya tetap

CONTRIBUTION MARGIN (CM) Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variable tersedia untuk menutup biaya tetap. BREAK EVEN POINT (BEP) Hasil volume penjualan tetap sama dengan biaya total atau BEP akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution margin (CM) sama besarnya dengan biaya tetap. Dalam mengadakan analisa BE digunakan asumsi dasar sebagai berikut: Biaya didalam perusahaan terdiri dari biaya variable dan biaya tetap Biaya variable secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume penjualan. Jadi biaya tetap perunit berubah-ubah Harga jual perunit tidak berubah-ubah selama periode yang dianalisa Perusahaan hanya memproduksi 1 macam produk

Dalam perencanaan profit analisa break even merupakan “Profit Planning Approach” yang didasarkan pada hubungan biaya (Cost) dan penghasilan penjualan (Revenue). Penghasilan penjualan dikurangi biaya variable merupakan bagian penghasilan penjualan yang menutup biaya tetap disebut : Contribution Margin, jadi bila contribution margin (CM) lebih besar dari pada Fixed Cost (FC), berarti Revenue lebih besar dari pada Total Cost, jasi perusahaan untung .

ANALISIS USAHA PETERNAKAN Aliran Kas Anggaran aliran kas adalah rencana, realisasi, dan evaluasi terhadap uang masuk dan uang keluar. Baik uang masuk berupa pinjaman maupun uang keluar berupa pengembalian pinjaman. Laba/rugi Keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha akan diketahui setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi dengan harg pokok, biaya pemasaran, dan biaya umum. Laba ini masih disebut laba kotor. Laba bersih baru didapat setelah ditambah pendapatan di luar usaha (misalnya penjualan limbah) dikurangi biaya di luar usaha (misalnya sumbangan ke Pemda) dan pajak (PPh 25 dan 39). Laba/rugi=(jumlah produk x harga produk)-total biaya produksi

Return cost ratio (R/C) R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk . Usaha peternakan akan menguntungkan apabila nilai R/C > 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut . R/C= Total penerimaan penjualan produk Total Biaya Benefit cost ratio B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan . Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C>0. semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut . B/C = Tingkat Keuntungan Total biaya

Break event point BEP merupakan titik impas usaha . Dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian . BEP produksi = Total biaya Harga Penjualan BEP harga = Total Biaya Total produksi Berikut ini disajikan beberapa contoh perhitungan biaya , pendapatan , dan analisis usaha peternakan . Mengenai sumber data diambil dari beberapa sentra produksi sekitar pertengahan tahun 2001.

ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan sapi adalah sebagai berikut. Penggemukan per unit kandang berisi 96 ekor sapi dengan pemanenan 12 ekor/minggu. Masa penggemukan 100 hari(1 periode). Berat awal sapi 250 kg/ekor. Berat badan satu ekor sapi akan naik 1,1 kg/hari atau 110 kg selama satu periode. Harga jual sapi hasil penggemukan Rp. 12.300,00/kg atau rp. 4.478.000,00/ekor. Umur ekonomis kandang dan peralatan selama 20 tahun.

BIAYA INVESTASI Uraian Jumlah (Rp) Kandang dan peralatannya Sewa lahan 4.000 m2 per tahun 150.000.000,00 1.000.000,00 Total 151.000.000,00

BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 100 HARI Uraian Jumlah 1. Biaya Tetap Biaya penyusutan kandang dan peralatannya 2.055.000,00 Sewa Lahan 274.000,00 2. Biaya Tidak Tetap Biaya bibit @ Rp.3.125.000,00 x 96 300.000.000,00 Biaya tenaga kerja @ Rp 2.130,00/hari x 100 x 96 ekor 20.448.000,00 Biaya pakan sapi Rp. 5.500/hari x 100 hari x 96 ekor 52.880.000,00 Biaya obat-obatan 2.880.000,00 Biaya lain-lain 1.000.000,00 Total Biaya 379.457.000,00

Keterangan : Penyusutan kandang = Total biaya pembangunan kandang Per periode Umur ekonomis kandang = Rp. 150.000.000,00 x 100 hari (20 tahun/365 hari)

PENERIMAAN Produksi (ekor) Harga (Rp/ekor) Jumlah (Rp) 96 4.478.000,00 429.888.000 ANALISIS USAHA a) Laba / Rugi Laba / Rugi = Rp 429.888.000,00-Rp 379.457.000,00 = Rp 50.431.000,00 Usaha penggemukan sapi untuk 96 ekor sapi menghasilkan keuntungan sebesar Rp . 50.431.000,00 per periode produksi (100 hari ) atau Rp.552.300,00 per ekor sapi . b) Return cost ratio ( R/C) R/C = Rp.429.888.000,00 = 1,13 Rp.379.457.000,00

Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha penggemukan sapi layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C sebesar 1,13>1. nilai R/C 1,13 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,00 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1.130,00. c.) Benefit cost rati o(B/C) B/C = Rp.50.431.000,00 = 0,13 Rp.379.457.000,00 Dari analisis B/C diperoleh nilai 0,13, artinya bahwa setiap Rp.1.000,00 biaya yang dikeluarkan, usaha penggemukan sapi akan menghasilkan manfaat atau keuntungan sebesar Rp.130,00. d.) Break event point BEP Produksi = Rp.379.457.000,00 = 84,7(dibulatkan 85ekor) Rp.4.478.000,00 BEP Harga = Rp.379.457.000,00 = 3.952.677,10 96 ekor Usaha penggemukan sapi tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang diusahakan sebanyak 85 ekor atau harga sapi hanya Rp. 3.952.677,10 per ekor.

ANALISIS PASAR DAN RENCANA PEMASARAN A . ANALISIS PASAR 1. Target pasar produk dijual ke konsumen atau pelanggan dalam bentuk kambing domba hidup langsung ke pengelola hasil peternakan . 2. Karakteristik produk dalam program penggemukan ini akan diperoleh hasil akhir berupa kambing domba umur 9 bulan sampai 1 tahun dengan berat hidup 35 kg. karakteristik produk lebih dikonsentrasikan pada kambing domba hidup untuk qurban , aqiqah dan regular yang sesuai dengan standar Syar’I dan kesehatan masyarakat veteriner sehingga layak dan aman dikonsumsi . 3. Paket produk - paket hewan qurban : standar , jasa pengiriman , jasa penyembelihan dan pendistribusian - paket aqiqah : kambing domba ukuran kecil , sedang , besar dan paket pemasakan . - paket regular : kambing dan domba untuk konsumsi

B. RENCANA PEMASARAN 1. Strategi Pasar dalam hal pemasaran mengadakan kerja sama dengan perusahaan pengelola hasil peternakan dan restoran. Dimana konsumen dapat digolongkan dalam beberapa segmen yaitu: konsumen dalam negeri segmen ini merupakan segmen terbesar yang kebutuhan dagingnya kebanyakan dipenuhi dari pasokan dalam negeri yang masih kurang memperhatikan kualitas sebagai persyaratan kesehatan maupun selera. konsumen asing konsumen asing mencakup keluarga-keluarga diplomat, karyawan perusahaan asing dan sebagian turis, hal ini porsinya relative kecil dan tidak signifikan konsumen industri konsumen industri merupakan pembeli yang menggunakan daging untuk diolah kembali menjadi produk lain dan kemudian dijual lagi.

2. Penetapan harga Harga yang ditawarkan bervariasi, disesuaikan dengan berat hidup. Harga standar untuk kambing domba Rp. 500.000,-/ekor, apabila dijual dalam bentuk karkas Rp. 40.000,-/kg (dengan prosentasi karkas 45%). Selain itu disediakan harga paket untuk pembelian skala besar dan paket promosi. 3. Promosi Menggunakan berbagai media berupa brosur, spanduk, paket promosi melaui iklan, sebagai sponsor pada kegiatan entrepreuner, peternakan, kedokteran hewan dan kegiatan kemanusiaan.

KEKUATAN (STRENGTH) ternak kambing dan domba jumlahnya cukup banyak dan mudah diperoleh . tenaga kerja tersedia kebutuhan asisten penelitian ( tenaga ahli ) yang memadai KELEMAHAN (WEAKNESS) tenaga kerja tidak mempunyai keterampilan yang memadai terutama dalam proses penggemukan kecanggihan teknologi produksi masih kurang arena promosi kurang PELUANG (OPPORTUNITY) permintaan akan ternak kambing domba sebgai hewan qurban oleh masyarakat umum . Sekolah , masjid dan lembaga professional pengelola qurban terus meningkat . adanya kredit modal usaha yang disediakan oleh pemerintah bagi usaha peternakan kecil dan menengah . ANCAMAN (THREATNESS) harga BBM yang meningkat mengakibatkan harga pakan meningkat sehingga biaya penggemukan terus meningkat . ancaman utama yang dihadapi oleh usaha ini adalah peternakan kambing domba yang telah dikenal konsumen sehingga mempunyai pangsa pasar yang sangat besar , pada umumnya peternakan ini bermodal besar dan mempunyai system manajemen yang baik sehingga menghasilkan daging kambing domba yang berkualitas baik . ANALISIS SWOT

ASPEK FINANSIAL ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN KAMBING DOMBA perah Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing domba adalah sebagai berikut penggemukan per unit kandang berisi 100 ekor masa penggemukan 100 hari (1 periode ) berat awal rata-rata 25 kg/ ekor berat akhir pemeliharaan rata-rata 35 kg/ ekor dengan prosentase karkas 45% harga karkas Rp . 40.000,-, sedangkan harga jual hasil penggemukan Rp . 500.000,-/ ekor harga bibit / bakalan Rp . 250.000/ ekor umur ekonomis kandang dan peralatan selama 20 periode penggemukan harga kotoran ( pupuk ) bernilai Rp . 1.000.000/ periode pemeliharaan

BIAYA INVESTASI NO Uraian Jumlah 1 Kandang Rp. 15.000.000,- 2 Peralatan Rp. 6.000.000,- 3 Sewa Lahan Rp. 1.500.000,- total Rp. 22.500.000,-

BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 100 HARI 1. BIAYA TETAP NO Uraian jumlah 1 Penyusutan kandang (Rp.15.000.000:20) Rp. 750.000 2 Penyusutan Peralatan (Rp.6.000.000:20) Rp. 300.000 total Rp. 1.050.000

2.BIAYA TIDAK TETAP No Uraian Jumlah 1 Biaya bibit/bakalan (100 ekorxRp.225.000) Rp.25.000.000 2 Hijauan pakan ternak (100 harix100 ekorx4kgxRp.100) Rp.4.000.000 3 Pakan konsentrat (100 harix100ekorx0,250kgxRp. 700.000) Rp.1.750.000 4 Obat-obatan (100 ekorxRp.5.000,-) Rp.500.000 5 Upah Tenaga Kerja (2 orangxRp. 1.500.000) Rp.3.000.000 6 Listrik Rp.200.000 7 Air Rp.300.000 8 Transport Rp.500.000 total Rp.35.250.000

3.BIAYA TOTAL : Rp. 36.300.000,- D. MODAL USAHA Biaya investasi + biaya total = Rp. 58.800.000,- E. PENERIMAAN (HASIL USAHA) No Produksi (ekor) Harga (ekor) Jumlah 1 100 Rp. 500.000 Rp. 50.000.000 2 Kotoran (pupuk) Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Total Rp.51.000.000

ANALISA LABA-RUGI Keuntungan = hasil usaha – biaya total =Rp. 14.700.000 100 ekor kambing memberi keuntungan Rp.14.700.000 atau Rp 147.000/ekor KEUNTUNGAN BILA DIJUAL DALAM BENTUK KARKAS Tambahan biaya pemotongan (100 ekor x Rp. 25.000,-)=Rp 2.500.000 Penerimaan a. nilai karkas (100 ekor x 0,45 x 35kg x Rp.40.000) = Rp.63.000.000 b. kulit dan jeroan (100 ekor x Rp. 100.000) = Rp.10.000.000 c. nilai kotoran (pupuk) = Rp.1.000.000 Total Rp. 74.000.000 Keuntungan Rp.74.000.000-Rp.2.500.000-Rp.36.300.000= Rp.35.200.000

RETURN COST RATIO (R/C) R/C= Rp.51.000.000 = 1,4 Rp.36.300.000 Berdasarkan hasil analisis R?C bahwa usaha penggemukan kambing domba layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C=1,4 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 1.400,- BENEFIT COST RATIO (B/C) B/C= Rp.14.700.000 = 0,4 Rp. 36.300.000 Dari analisis B/C diperoleh nilai 0,4 artinya bahwa setiap Rp.1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usaha penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 400,-

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp.14.700.000 x 100% = 25% Rp.58.800.000 RATIO KEUNTUNGAN TERHADAP PENERIMAAN Rp. 14.700.000 x 100% = 28,82% Rp. 51.000.000 ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) BEP produksi = Rp. 36.300.000 = 72,6 Rp. 500.000 BEP harga = Rp. 36.300.000 = Rp. 363.000 100 Usaha penggemukan kambing domba tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika kambing domba yang diproduksi 73 ekor atau harga kambing domba hanya Rp. 363.000/ekor.

ASPEK FINANSIAL ANALISIS USAHA PETERNAKAN KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA (PE) Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan kambing domba adalah sebagai berikut per unit kandang berisi 20 ekor kambing PE umur ekonomis kandang 9 tahun (3 periode pemeliharaan ) harga bibit / bakalan ( umur 2,5 tahun ) Rp.1.000.000/ ekor dengan produksi 1 liter/ ekor / hari harga jual susu Rp . 20.000/liter harga pupuk Rp . 1.000.000/ periode pemeliharaan (3 tahun ) populasi kambing 20 ekor yang laktasi 16 ekor umur afkir kambing 5,5 tahun

B.BIAYA INVESTASI No Uraian Jumlah 1 Kandang Rp. 21.000.000 2 Peralatan Rp. 1.500.000 3 Sewa Lahan Rp. 11.000.000 Total Rp.33.500.000

C.BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 3 TAHUN 1. BIAYA TETAP No Uraian Jumlah 1 Penyusutan Kandang (Rp.21.000.000:3) Rp.7.000.000 2 Penyusutan Peralatan (Rp.1.500.000;3) Rp.500.000 Total Rp.7.500.000

2.BIAYA TIDAK TETAP No Uraian Jumlah 1 Biaya bibit (20 ekorxRp.1.000.000) Rp. 20.000.000 2 Hijauan Pakan Ternak (dari lahan sendiri) - 3 Pakan konsentrat ( 200 grx20 ekorx1095hr ) x 1.100 1000gr Rp. 4.818.000 4 Obat-obatan (20 ekorxRp.500x1095 hr) Rp.10.950.000 5 Upah Tenaga Kerja (3 orangxRp.800.000x36 bulan) Rp.86.400.000 6 Listrik (Rp.200.000x36 bulan) Rp.7.200.000 7 Air (Sumur) - 8 Transport (Rp. 500.000 x 36 bulan) Rp. 18.000.000 Total Rp. 147.368.000

3. BIAYA TOTAL: Rp. 154.868.000 D. MODAL USAHA Biaya investasi + biaya total = Rp.188.368.000,- E.PENERIMAAN (HASIL USAHA) NO Produksi(ekor) Harga Jumlah 1 1 liter x 16 ekorx 1095 hr Rp. 20.000/liter Rp.350.400.000 2 Kotoran (pupuk) Rp. 1.000.000 Rp.1.000.000 Total Rp.351.400.000

ANALISA LABA-RUGI Keuntungan = hasil usaha – biaya total = Rp. 196.532.000 RETURN COST RATIO (R/C) R/C= Rp. 351.400.000 = 1,2 Rp.154.868.000 Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha kambing perah layak diusahakan dan menguntungkan karena nilai R/C= 2,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000,- biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp. 2.200,- ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp. 197.032.000 = 1,2 Rp. 154.868.000 Dari analisis B/C diperoleh nilai 1,2 artinya bahwa setiap Rp. 1.000 biaya yang dikeluarkan untuk usahja penggemukan kambing domba akan menghasilkan keuntungan Rp. 1.200,-

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL ROI = Rp.197.032.000 x 100%=104,5% Rp. 188.368.000 RATIO KEUNTUNGAN TERHADAP PENERIMAAN Rp.197.032.000 x 100%= 56% Rp. 351.400.000 ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) BEP Produksi = Rp.154.868.000 = 7.743,4 liter Rp. 20.000 BEP harga = Rp. 154.868.000 = Rp. 8.839,- 17.520 liter dibulatkan Rp.8.850 Usaha peternakan kambing perah tidak mengalami kerugian dan tidak memberikan keuntungan jika produksi susu sebanyak 7.743,4 liter atau harga susu per liter Rp. 8.850,-

ANALISA PEMELIHARAAN Contoh analisa usaha sapi perah dengan 5 ekor induk 1. Biaya bibit 5 ekor x Rp. 9.000.000 Rp. 45.000.000 2. Kandang Rp. 5.000.000 3. Peralatan: a. Milk Can 2 x Rp. 100.000 Rp. 300.000 b. Lain-lain (sekop, ember, dll) Rp. 250.000 Penyusutan: 1.Bibit diafkir umur 10 tahun, harga afkir Nilai penyusutan Rp. 75.000/ bulan x 5 Rp.375.000 2. Kandang masa pakai 10 tahun, harga bekas Rp. 41.000 Nilai susut Rp. 41.000/ bulan 3. Milk Can masa pakai 5 tahun, harga bekas Rp. 10.000 Nilai susut Rp. 1500/ bulan x 2 Rp. 3.0 00

Pengeluaran perubahan bulan : Biaya tetap: 1. Bibit Rp. 375.000 2. Kandang Rp. 41.000 3. Peralatan Rp. 3.000 Rp. 419.000 Biaya tidak tetap: 1. Pakan hijauan 5 x 40 Kg x 30 x Rp. 100 Rp. 6 00.000 2. Konsentrat 5 x 6 Kg x 30 x Rp. 1000 Rp. 900.000 3. Tenaga kerja 1 orang Rp. 600.000 4. Obat-obatan Rp. 50.000 5. Lain-lain Rp. 50.000 Rp. 2.200.000 Total biaya perubahan bulan Rp. 2.619.000/ bulan atau sebesar Rp. 31.428.000/ tahun.

Penerimaan dalam 1 tahun: Produksi rata-rata selama satu masa laktasi sebesar 10 liter/ ekor/ hari, dimana minimal harus 4 ekor sapi yang berproduksi. 1. Penjualan susu 4 x 10 x 30 x Rp. 3000 x 12 Rp.43.200.000 2. Pedet 2 ekor x Rp. 1.800.000 Rp. 3.600.000 3. Pupuk Rp. 50.000 Total penerimaan/ tahun Rp.46.850.000 Keuntungan = Rp. 46.850.000 – Rp. 31.428.000 = Rp.15.422.000/ tahun = Rp. 1.285.166/ bulan.

Analisa Pembesaran Pedet sebagai replacement stock. Pedet sampai lepas sapih (umur 3 bulan) membutuhkan susu sekitar 350-400 liter Jika susu ckp akan menghasilkan pertambahan bobot badan 200-400 gram/ ekor/ hari, 1. Pembesaran dengan susu segar Pedet mulai lepas kolostrum sampai disapih (umur 3 bulan) umur 5 hari sampai 30 hari, dengan jumlah pemberian susu 3,5 liter/ ekor/ hari = 25 hr x 4,5 lt x Rp. 3000/lt = Rp. 337.500 Pedet mulai umur 31–60 hari, dengan jatah susu 4,5 liter/ ekor/ hari = 30 hr x 5 lt x Rp. 3000/lt = Rp. 450.000 Pedet mulai umur 61 – 90 hari, dengan jatah susu 3,5 liter/ ekor/ hari = 30 hr x 3,0 lt x Rp.3000/lt = Rp. 270.000 Total susu murni selama pembesaran pedet adalah 350 liter atau sebesar Rp. 1.057.500 (harga susu murni Rp. 3000/lt)

Apabila menggunakan susu pengganti (CMR) : Harga 1 kg milk replacer Rp . 7.500 dicampur dengan 7 liter air, sehingga harga susu pengganti setelah dicampur air adalah Rp.1071/ liter. Biaya pembesaran dengan susu pengganti lebih ekonomis yaitu separo dari biaya pembesaran pedet dengan susu murni yaitu sebesar Rp . 374.850/ ekor . ( hanya 30% nya jika dg susu segar ). 3. Biaya pakan penguat Pedet mulai umur 1 bulan sebaiknya mulai ditambah pakan penguat agar pertumbuhannya lebih baik . Pakan penguat mulai umur satu bulan sampai 3 bulan ( masa sapih ) menhghabiskan sekitar 10 kg x Rp . 4.000 = Rp.40.000/ ekor . 3. Analisa Pembesaran Sapi Dara Sapi dara /heifer adalah sapi yang telah lepas masa sapih sampai siap dikawinkan pertama ( umur 18 bulan ). Adapun analisa biaya pakan pembesaran sapi dara adalah :

1.umur 4 sampai 6 bulan : a. Pakan penguat = 2 x 30 x 1,0kg x Rp. 1000 Rp.60.000 b. Hijauan = 2 x 30 x 15 kg x Rp. 100/kg Rp.90.000 2.umur 6 sampai 12 bulan: a. Pakan penguat = 6 x 30 x 2 kg x Rp.1000 Rp. 360.000 b. Hijauan = 6 x 30 x 20 kg x Rp. 100 Rp. 360.000 3. umur 12 sampai 18 bulan: a. Pakan penguat = 6 x 30 x 3 kg x Rp.1000 Rp. 540.000 b Hijauan = 6 x 30 x 30 kg x Rp.100 Rp. 540.000 Total biaya pakan pembesaran dara Rp.1.950.000

4. Analisa Usaha Penanaman Rumput Adapun analisa biaya menanam rumput sendiri yaitu: a. Sewa tanah 1 ha Rp. 5.000.000 b. Ongkos olah Rp. 100.000 x 5 Rp. 500.000 c. Ongkos pemeliharaan Rp. 250.000 d. Ongkos tanam R p. 250.000 Total biaya Rp. 6.000.000 Panen rumput setiap 50 hari : 4 kg/m2 dalam 1 ha dihasilkan rumput 4 x 10.000 kg = 40.000 kg. Dalam satu tahun bisa panen 6-7 kali pemotongan. Maka penerimaan yang diperoleh: Harga rumput Rp. 100/kg x 40.000 = Rp. 4.000.000 x 6 panen = Rp. 24.000.000 Atau untuk 10 ekor membutuhkan = 10 x 40 x Rp 100/kg = Rp. 40.000 Apabila membeli hijauan batang/ tebon jagung : harga Rp. 3000/ikat. Satu ekor sapi memerlukan sekitar 4 ikat. Maka untuk 10 ekor = 10 x 4 x Rp. 3000 = Rp. 120.000 menghemat biaya pakan hijauan hampir mencapai 30% dibanding dengan membeli hijauan.

RECORDING PADA SAPI PERAH berbentuk tulisan/ lambang yang memudahkan informasi dasar untuk penentuan suatu kebijakan dari suatu perusahaan Manfaat program pencatatan dalam usaha sapi perah diantaranya adalah: Dapat mengidentifikasi dari setiap sapi yang dipelihara Dapat diketahui produksi susu/ ekor, lama produksi susu rata-rata produksi susu keseluruhan. Dapat diketahui induk-induk sapi perah yang dapat berproduksi susu tinggi, sehingga turunannya (pedetnya) dapat dijadikan bibit sendiri. Dapat diketahui bila ada induk sapi perah yang mengalami gangguan reproduksi, misalnya sulit birahi kembali pasca beranak. Dapat dievaluasi kualitas dan teknik pemberian pakan yang telah dilakukan, bila ada kekurangan dapat diperbaiki. Dapat melakukan evaluasi pengelolaan yang telah lalu untuk menentukan kebijakan yang akan datang.

Keterangan penting yang harus dicatat diantaranya adalah: Identifikasi ternak Silsilah ternak Tanggal kelahiran, perkawinan, beranak, dan kering Produksi susu (bila ada dengan kadar lemaknya) Keadaan reproduksi dan penyakit Kebutuhan pakan Identifikasi Ternak Metode identifikasi 1.Ear Tag pada bagian telinga sapi dibuat dari bermacam-macam bahan seperti plastik, aluminium atau bilon mudah terlepas/ hilang 2.Ear Notch bersifat permanen dengan cara membuat keratin atau guntingan pada telinga 3.Cap/ Tatto identifikasi induk permanen Caranya alat perajah dijepitkan pada daun telinga sapi selanjutnya bekas jepitan diberi pewarna tinta khusus. Cara lain adalah menggunakan besi pemanas yang sudah diberi kode pengenal ditempelkan pada bagian paha

4.Sketsa Cara ini sulit dilakukan bila sapinya memiliki warna yang hampir seragam 5.Kalung Leher Cara ini mudah dilakukan, tidak menyakiti sapi dan mudah terbaca. Kalung dapat terbuat dari rantai atau plastik dan diberi tanda (peneng) berbeda untuk setiap sapi. Kelemahannya adalah mudah hilang, mudah terlilit lehernya apabila tidak dikontrol

Nomor/ Nama Sapi Jumlah Susu (Liter) Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ....... 30 31 Contoh Blangko Pencatatan Produksi Susu

Nama Induk : Nomor Telinga : Tgl. Lahir : Bangsa : Kawin Beranak Tanggal Pejantan Tanggal Sex Berat (Kg) Contoh Kartu Perkawinan dan Kelahiran

Pola pengembangan agribisnis sapi perah