berada di pedesaan. Manusia bergerak terus membuat perubahan dalam dirinya dengan majunya
perkembangan zaman yang dihadapi, demi kelangsungan hidupnya yang terus maju dan bergerak
sepanjang masa.
B.Umat Allah Menghadapi Perubahan
Allah sendiri menghendaki umat-Nya melakukan perubahan. Di dunia ini tidak ada yang tidak
mengalami perubahan, semua berubah, keadaanpun selalu berubah. Untuk mampu menghadapi
perubahan dan bertahan hidup, maka Umat Allah harus berubah. Allah sendiri melakukan perubahan
bagi Umat-Nya.
Dalam kitab Yesaya 43:19-20, hal ini disampaikan Allah kepada Umat-Nya melalui Nabi Yesaya, di saat
bangsa Israel berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan sangat menderita, namun Allah
yang mengijinkan semuanya dialami oleh Umat-Nya.
Pembaharuan berikutnya dikisahkan dalam kitab Yosua 24:15- 20 (Pembaharuan Perjanjian di
Sikhem). Berdasarkan pengalaman Yosua dalam memimpin Umat Allah, dimana bangsa Israel yang
tidak taat pada Allah ketika mereka dihadapkan dengan situasi sulit, mereka sering bersungut-sungut
dan tidak setia menyembah pada Allah, maka Yosua menyuruh bangsa Israel untuk melakukan
perubahan khususnya dalam peribadahan mereka/ ketaatannya kepada Allah yang telah menuntun
perjalanan hidup mereka hingga ke tanah yang dijanjikan Allah menjadi miliknya.
Apa yang dilakukan bangsa Israel dan Yosua merupakan pembaharuan perjanjian ikatan dengan Allah
khususnya dalam kesetiaan/ketaatan mereka dalam beribadah pada Allahnya. Hal seperti inipun
dapat kita lakukan dalam kehidupan kita sebagai pengikut Kristus di sepanjang perjalanan hidup kita
di dunia ini, ketika kita mendengar khotbah dalam setiap ibadah, baik di dalam gereja maupun ibadah
di luar gereja yang mengajak umat Allah untuk merespon Firman Tuhan yang didengar Rasul Paulus
dalam Kitab Roma 12: 2.
Umat Allah/pengikut Yesus Kristus, harus melakukan perubahan dalam tindakan/perilaku sebagai
wujud dari kuasa firman Tuhan yang menyentuh/ berkuasa dalam kehidupannya. Hal ini merupakan
suatu bentuk pembaharuan perjanjian kita/komitmen kita dengan Allah secara pribadi.
C.Gereja Umat Allah Yang Baru
Tuhan Yesus sebelum naik ke surga telah menjanjikan akan mengutus Seorang Penolong yang lain. Hal
inilah yang digenapi ketika hari Pentakosta/hari turunnya Roh Kudus. Inilah sejarah terbentuknya
Umat Allah yang baru dan yang diperbaharui oleh Roh Kudus, karena sejak saat itulah semua orang/
pengikut Kristus memiliki Roh Kudus dalam pribadinya, semua pengikut Kristus memilkinya ketika ia
mengaku dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya.
Sungguh suatu pengalaman yang luar biasa dan istimewa, Roh Allah dicurahkan kepada semua
manusia. Roh Allah turun dan tinggal pada pribadi setiap orang, tanpa memandang kelas dan batas
usia, dan tanpa membedakan laki-laki dan perempuan. Semua Umat Allah mengalami pembaharuan
dengan dicurahkannya Roh Kudus atas manusia pada hari Pentakosta. Umat yang dipanggil dan dipilih
Allah, kini adalah kelompok yang merupakan pengikut Kristus dan menjadi murid Yesus Kristus.
Pada hari Pentakosta lahirlah Umat Allah yang Baru, umat yang terpilih, bangsa yang kudus, seperti
dalam kitab 1 Petrus 2: 9 -10.
Hal ini menjelaskan bahwa orang percaya memiliki status yang luar biasa yaitu Umat Pilihan Tuhan,
dan tidak cukup hanya menjadi Umat Pilihan Tuhan akan tetapi juga bersaksi akan apa yang telah
dilakukan Tuhan dalam hidupnya secara pribadi ketika menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamatnya, memberitakan kasih Allah kepada semua orang serta keselamatan yang ada di dalam
Yesus Kristus.
D.Gereja yang Diperbaharui
Dalam Perjanjian Baru, kita melihat kenyataan bahwa gereja didirikan, ditumbuhkan, dipimpin dan
dimiliki oleh Kristus sendiri. Yesus berkata: “Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku”
(Matius 16: 18). Lukas menyaksikan bahwa pertumbuhan gereja bukan karena usaha kesaksian umat
percaya saja, tetapi karena “Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kisah
Para Rasul 2:47) Dan Tuhan Yesus sendiri berkata: “Bukan kalian yang memilih Aku, tetapi Akulah
yang memilih kalian” (Yohanes 15:16). Dalam hal ini jelas bahwa kehadiran gereja di dunia dan juga
kehadiran orang percaya adalah atas panggilan dan pilihan mutlak dari Yesus Kristus. Gereja dipanggil
dan dipilih Allah untuk menjadi pembawa kabar baik bagi dunia, untuk itu gereja harus menyatakan
peran sertanya di tengah-tengah bangsa dan negara.