a.Anak usia 1-5 tahun
Anak seusia ini akan bereaksi sangat ekstrim ketika mengalami langsung bencana,
rasa ketidak nyamanan secara psikologis akan berwujud dalam bentuk perilaku; menghisap
jari, tampak murung, mengompol, takut gelap, takut binatang, lengket/terus dekat orang
tua, mimpi buruk, tidak dapat menggendalikan, buang air besar, konstipasi, gangguan
bicara, gagap, nafsu makan menurun/bertambah secara drastis.
b.Anak usia 5-11 tahun (di Tingkat Sekolah Dasar)
Anak usia sekolah dasar akan memberikan reaksi trauma lebih jelas, antara lain
dalam bentuk; mudah marah, merengek, lebih lengket dengan orang tua, bertindak agresif
di sekolah atau di rumah, bersaing dengan saudara untuk dapat perhatian orangtua, mimpi
buruk, mengigau, takut gelap, tampak murung, menolak masuk sekolah, tidak berminat
atau sulit berkosentrasi di sekolah, tidak mau bergaul.
c.Anak usia 12-14 tahun (di Tingkat SMP)
Anak usia pubertas akan memberikan reaksi trauma lebih jelas, antara lain dalam
bentuk; gangguan nafsu makan, gangguan tidur, sikap memberontak, keras kepala, tidak
patuh, masalah sekolah (motivasi belajar melemah, konsentrasi belajar turun dll), masalah
fisik (rasa sakit dan nyeri yang tidak jelas, sakit kepala, gatal-gatal, gangguan buang air
besar, gangguan psikosomatik, tidak berminat kegiatan sosial dengan teman sebaya, merasa
terasing/kesepian, rindu keluarga.
d.Anak usia 15-17 tahun (di Tingkat SMA)
Anak usia remaja awal akan memberikan reaksi trauma lebih jelas, antara lain
dalam bentuk;
Gejala psikosomatik:(gangguan pembuangan, gatal-gatal asma, sakit kepala, tegang,
gangguan nafsu makan, gangguan tidur).
Hipondriasis (keprihatinan yang tidak masuk akal akan keadaan kesehatan
dirinya/gawat tetapi secara rasional penyakit itu tidak ada)
menorrhea/dysmenorrhea
Letih, lesu, lemah, bosan
Gelisah
Sukar kosentrasi
14