Monitoring dan Indikator Klinis Pada POD.pptx

Monitoring dan Indikator Klinis Pada POD.pptxMonitoring dan Indikator Klinis Pada POD.pptx

1. Monitoring dan Indikator Klinis pada Pasien dengan Post-Obstructive Diuresis

2. Pendahuluan Post-obstructive diuresis (POD) adalah peningkatan output urin masif setelah dekompresi obstruksi saluran kemih . Biasanya terjadi setelah pemasangan kateter pada pasien dengan obstruksi kronis . Diuresis > 200 mL/jam selama 2 jam berturut-turut atau >3 liter dalam 24 jam. Pemantauan ketat diperlukan karena risiko dehidrasi dan gangguan elektrolit . Sumba Harrison, Post-Obstructive Diuresis: Physiopathology, Diagnosis and Management after Urological Treatment of Obstructive Renal Failure. Open Journal of Urology, 2018, 8, 267-274 http:// www.scirp.org /journal/ oju

3. Faktor Resiko Obstruksi kronik berat (BPH, batu, tumor ) Gangguan fungsi ginjal sebelumnya Hipervolemia akibat retensi urin Usia lanjut Gangguan mental atau pasca operasi Sumba Harrison, Post-Obstructive Diuresis: Physiopathology, Diagnosis and Management after Urological Treatment of Obstructive Renal Failure. Open Journal of Urology, 2018, 8, 267-274 http:// www.scirp.org /journal/ oju

4. Indikator yang harus di monitor Output Urin : - Volume per jam - Warna dan kejernihan - Penurunan mendadak Tanda Vital: - Tekanan darah - Frekuensi nadi Status Hidrasi : - Turgor kulit , mukosa - Intake cairan oral dan IV Sumba Harrison, Post-Obstructive Diuresis: Physiopathology, Diagnosis and Management after Urological Treatment of Obstructive Renal Failure. Open Journal of Urology, 2018, 8, 267-274 http:// www.scirp.org /journal/ oju

5. Indikator Laboratorium Natrium (Na+) : risiko hipo / hipernatremia Kalium (K+) : risiko hipokalemia Kreatinin : pemantauan fungsi ginjal Osmolalitas serum & urin ( opsional , bila curiga gangguan ADH) Sumba Harrison, Post-Obstructive Diuresis: Physiopathology, Diagnosis and Management after Urological Treatment of Obstructive Renal Failure. Open Journal of Urology, 2018, 8, 267-274 http:// www.scirp.org /journal/ oju

6. Red Flag POD – Kapan Harus Bertindak Diuresis > 200–300 mL/jam selama lebih dari 4–6 jam Hipotensi , pusing , lemas Hipokalemia (<3.5 mmol/L) Hiponatremia berat (<130 mmol/L) Tanda- tanda dehidrasi berat Sumba Harrison, Post-Obstructive Diuresis: Physiopathology, Diagnosis and Management after Urological Treatment of Obstructive Renal Failure. Open Journal of Urology, 2018, 8, 267-274 http:// www.scirp.org /journal/ oju

7. Manajemen & Pencegahan Rehidrasi bertahap sesuai output urin Koreksi elektrolit (oral/IV) Hindari overload cairan Monitoring ketat selama 24–48 jam pasca dekompresi Sumba Harrison, Post-Obstructive Diuresis: Physiopathology, Diagnosis and Management after Urological Treatment of Obstructive Renal Failure. Open Journal of Urology, 2018, 8, 267-274 http:// www.scirp.org /journal/ oju

8. TERIMA KASIH