MPI.1 PENEMUAN KASUS TBC DI MASYARAKAT DI INDONESIA

MartenLuwuk 6 views 27 slides Sep 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 27
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27

About This Presentation

ELIMINASI TBC 2030


Slide Content

PELATIHAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TBC) BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASYANKES MATERI INTI 1 PENEMUAN TERDUGA TUBERKULOSIS CILOTO NOVEMBER 2024

Detail Profil Nama : Marten Luwuk S.Kep Jabatan : Fungsional Perawat Mahir Riwayat Pendidikan : SPK Gunung maria Tomohon Tahun 1997 – 2000 Poltekes Kemenkes Gorontalo Tahun 2013 -2015 Universitas Muhamadiyah Gorontalo Tahun 2020 - 2022 Riwayat Pekerjaan : Tahun 2006 CPNSD Tahun 2006 - 2013 Staff Puskesmas Paguyaman Pantai Tahun 2013 - 2018 , Staff Puskesmas Mananggu Tahun 2018 - Sekarang Staff Bidang P2P Dinas Kesehatan Kab Boalemo Pelatihan Program TB Tahun 2018 Pelatih Wasor TBC

Jalan – jalan ke Gondang Diah Jangan lupa bawa coklat Belajarlah tak kenal lelah untuk dapat ilmu bermanfaat

Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti materi pokok ini, peserta latih mampu 1. Melakukan Strategi Penemuan Terduga 2. Melakukan Penegakan Diagnosa 3. Melakukan Pengelolaan contoh uji untuk Pemeriksaan Lab 4. Melakukan Klasifikasi Pasien

Materi Pokok dan Sub Materi : : A. Strategi penemuan terduga TBC 1. Penemuan secara pasif intensif 2. Penemuan secara aktif masif B. Penegakan Diagnosis TBC 1. Identifikasi Terduga TBC 2. Jenis Pemeriksaan Laboratorium 3. Diagnosis TBC Paru pada Orang Dewasa . 4. Diagnosis TBC pada Anak 5. Diagnosis TBC Ekstra paru 6. Diagnosis TBC HIV 7. Diagnosis TBC pada Pasien dengan ko-morbid 8. Diagnosis TBC Resistan OAT C. Pengelolaan contoh uji untuk pemeriksaan laboratorium : 1. Contoh uji dahak 2. Contoh uji non dahak D . Klasifikasi pasien TBC

Penemuan Terduga TBC Strategi Penemuan Terduga TBC Penemuan kasus secara pasif intensif di faskes Penemuan kasus secara aktif massif di masyarakat Formulir Daftar Terduga TBC Investigasi kontak (IK). Alur investigasi kontak Formulir investigasi kontak tuberkulosis

Strategi Penemuan Terduga TBC 1. Penemuan kasus secara pasif intensif di faskes Penemuan terduga TBC secara pasif adalah : S uatu upaya menemukan terduga TBC yang dilakukan melalui pemeriksaan pasien yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada Penyandang DM, ODHIV, dan Pekerja Migran Indonesia. Penemuan terduga TBC secara pasif intensif dilakukan di semua unit layanan fasilitas kesehatan melalui jejaring internal layanan kesehatan .

Strategi Penemuan Terduga TBC 2. Penemuan kasus secara aktif massif di masyarakat Upaya penemuan terduga TBC secara aktif dilakukan melalui kegiatan skrining secara sistematik terhadap populasi berisiko di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan penemuan terduga TBC secara aktif ada yang bersifat rutin seperti investigasi kontak (IK) dan bersifat khusus yakni skrining TBC yang dilakukan secara massif. Penemuan terduga TBC secara aktif dilakukan pada sasaran antara lain: Populasi Umum Upaya penemuan terduga TBC secara aktif pada populasi umum dapat dilakukan secara massal pada seluruh populasi atau secara selektif pada populasi di wilayah dengan beban TBC yang tinggi .

Strategi Penemuan Terduga TBC Populasi Berisiko Populasi berisiko adalah populasi yang terbukti memiliki tingkat prevalensi TBC lebih tinggi daripada populasi umum, antara lain: Kontak serumah/ kontak era t Pekerja dengan risiko silikosis Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Tunawisma/Pengungsi Populasi rentan dan marjinal seperti pemukiman kumuh- padat dan kumuh-miskin Lansia >65 tahun Formulir Daftar Terduga TBC Formulir yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan terduga TBC menggunakan f ormulir TBC.06.

Strategi Penemuan Terduga TBC Kegiatan IK dilakukan dengan mengunjungi rumah kasus Indeks dengan minimal 8 Kontak. Petugas Faskes atau kader harus mengisi form skrining secara jelas, menggali dan lengkap dan langsung pada saat IK dengan menggunakan form TB 16K. Tujuan IK: Menemukan TBC Laten Mencegah penularan TBC Mencari sumber penularan pada kasus TBC Anak Memutus rantai penularan TBC di masyarakat Memberikan KIE pada kontak erat indeks kasus untuk segera memulai pengobatan jika terdiagnosis TBC dan memulai TPT pada kontak serumah . Investigasi Kontak (IK) Kegiatan penemuan kasus TBC dengan cara mendeteksi secara dini dan sistematis terhadap orang yang kontak dengan pasien TBC dan memutus rantai penularan TBC di masyarakat. Sasaran IK adalah seluruh kontak dari indeks kasus yang: Terkonfirmasi Bakteriologis Terkonfirmasi Klinis TBC Paru dan Ekstra Paru TBC Anak Formulir yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan terkait investigasi kontak menggunakan formulir TBC.16.

Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam Pelaksanaan IK dan Pemberian TPT Usia ≥ 5 tahun Usia <5 tahun Mendapatkan data Kasus Indeks dari Petugas Kesehatan/SSR Komunitas Pembuatan Jadwal Mengunjungi Rumah Kasus Indek s Minimal 8 Kontak Skrining pada Kontak Rujuk ke Fasyankes Rujuk ke Fasyankes Diagnosis sesuai standar TPT Kontak Serumah tanpa Gejala TBC Batuk Tidak Batuk tetapi ada faktor risiko* dan gejala lain** Ada Gejala Skrining gejala TBC oleh Petugas Kesehatan Tidak ada Gejala Rujuk ke Fasyankes Evaluasi Pemberian TPT * Faktor risiko : Lansia Daya tahan tubuh rendah (HIV, DM, ibu hamil, malnutrisi, kanker, imunosupresan, dialisis, kortikosteroid, persiapan transplan) ** Gejala TBC ekstra paru

Pelaksanaan IK di 190 Kabkota berkolaborasi dengan: Konsorsium Komunitas Penabulu-STPI PERATURAN PRESIDEN NO. 67/2021 Tentang Penanggulangan TBC Investigasi Kontak dan Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis : Pasal 12 Ayat 3A Pelacakan dan pemeriksaan kasus kontak oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan/komunitas Pasal 15 Ayat 1 Pemberian obat pencegahan ditujukan kepada: Kontak dengan pasien TBC Orang dengan HIV yang terbukti tidak menderita TBC Orang yang mengalami penurunan fungsi sistem imun .

Jenis Investigasi Kontak (IK) Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melakukan penemuan tersebut melalui: 1. Investigasi Kontak (IK) aktif Kegiatan untuk meningkatkan penemuan kasus TBC dan infeksi laten TBC dengan cara mendeteksi secara dini dan sistematis terhadap orang yang kontak dengan sumber infeksi TBC. Kegiatan berupa kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas dan/atau kader di layanan Puskesmas. Notes: Penemuan Kasus ILTB dapat dijaring tidak hanya di Puskesmas, namun juga layanan lain termasuk rumah sakit. 2 . Investigasi Kontak (IK) Pasif IK secara pasif juga biasa dikenal dengan contact invitation. Petugas kesehatan akan mewawancarai kasus indeks untuk mengidentifikasi kontak serumah dengan menanyakan berapa jumlah dan usia dari orang yang tinggal serumah dengan kasus indeks. Kontak diminta untuk datang ke fasyankes bersama dengan kasus indeks saat jadwal follow up kasus indeks berikutnya, biasanya dilakukan pada layanan Rumah Sakit.

Koordinasi data kasus indeks kegiatan IK bagi F K T P N on Puskesmas Pelaporan & pemberian/penyerahan data kasus indeks Rujuk pelaksanaan IK by SITB Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota P uskesmas ; Petugas TBC FKTP non Puskesmas (Rumah Sakit (Pemerintah dan Swasta) melalui petugas TBC S I T B Kader Koordinasi Indeks kasus yang pelaksanaan IK dirujuk Kader tetap berkoordiansi dengan petugas Puskesmas untuk melaporkan jadwal IK dan menginformasikan hasil IK

Indeks kasus di Rumah Sakit : Tidak ada kader / Tidak ada petugas yang menginvestigasi Kontak Indeks kasus di Puskesmas : Tempat tinggal pasien lebih dekat dengan faskes lain merujuk “Indeks Kasus” ke Faskes Dapat rujukan yang dapat melakukan Investigasi Kontak Puskesmas/faskes rujukan IK menerima permohonan rujukan dan melaksanakan IK Indeks kasus yang berasal dari faskes yang merujuk akan masuk ke dalam Laporan TB 16 faskes yang melakukan Investigasi Kontak . Rujuk Indeks Kasus pada Layanan non Puskesmas ( RS, Klinik, Dokter Praktek Mandiri/DPM) untuk Pelaksanaan IK

Penegakan Diagnosis TBC Anamnesis Pemeriksaan fisik untuk diagnosis TBC pada dewasa Formulir penegakan diagnosis: Cara pengumpulan contoh uji Jenis pemeriksaan laboratorium Definisi kasus Diagnosis TBC Klasifikasi pasien TBC

Penegakan Diagnosis TBC Anamnesis Gejala utama: batuk Gejala tambahan : BB turun tanpa penyebab/BB tidak naik/nafsu makan turun, demam yang tidak diketahui penyebabnya, badan lemas/lesu, berkeringat malam hari tanpa kegiatan, sesak napas tanpa nyeri dada, ada pembesaran getah bening di leher atau di ketiak. Gejala- gejala tersebut dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TBC, seperti bronkiektasis, bronkitis kronik, asma, kanker paru, dan lain- lain.

Penegakan Diagnosis TBC Pemeriksaan Fisik untuk Diagnosis TBC pada Dewasa Dari tanda- tanda fisik yang terlihat dapat diperkirakan yang bersangkutan terduga menderita TBC. Contoh tanda- tanda yang bisa terlihat, seperti: pembesaran kelenjar di leher, pembengkakan sendi dan tulang, serta tukak pada kulit. Formulir Penegakan Diagnosis Fomulir TBC 06 Register Terduga TBC Formulir TBC 05 Permohonan Pemeriksaan Bakteriologis TBC Formulir TBC 04 Register Laboratorium TBC untuk Laboratorium Fasyankes Mikroskopis dan Xpert (TCM)

Penegakan Diagnosis TBC Pada setiap terduga TBC SO dan RO, diperlukan 2 (dua) spesimen dahak dengan kualitas yang bagus. Kualitas dahak yang baik adalah mukopurulen dengan volume 3- 5 ml. Dahak dapat berasal dari pengambilan “Sewaktu- Pagi” , “Pagi- Sewaktu” maupun “Sewaktu-Sewaktu” dengan jarak pengambilan minimal 1 jam dari pengambilan dahak pertama. Dahak I diperiksa TCM, sedangkan dahak lainnya (dahak II) akan disimpan jika diperlukan pengulangan TCM yaitu jika terdapat hasil indeterminate, invalid, error, no result, serta pada hasil Rifampisin Resistan pada terduga risiko rendah TBC RO.

Penegakan Diagnosis TBC Cara Pengumpulan Contoh Uji Pengumpulan dahak dilakukan dengan urutan sebagai berikut: Beri label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan dahak (sesuai Formulir TBC.06); Berikan pot dahak pada terduga; Dampingi terduga/pasien sewaktu mengeluarkan dahak (dengan memperhatikan arah angin); Terduga membuka tutup pot dan mendekatkan pot ke bibirnya dan membatukkan dahak kedalam pot, kemudian menutup pot dengan erat; Petugas menilai kualitas dan kuantitas dahak yang didapat; . Petugas dan terduga/pasien harus cuci tangan dengan sabun dan air. Contoh uji dahak d i kumpulkan/ditampung dalam pot dahak yang transparan, bermulut lebar, berpenampang 5- 6 cm, tutup berulir, tidak mudah pecah dan bocor. Pot ini harus selalu tersedia di fasyankes.

21 Penulisan Nomor Identitas Sediaan / Kode spesimen pada Pot Dahak NOMOR IDENTITAS SEDIAAN sesuai dengan TB 06 2 digit/7-11 digit/1digit/4digit . _ Keterangan: 2 digit = tahun 7-11 digit = 7 untuk RS, 11 untuk Puskesmas 1 digit = 1 untuk terduga TB SO, 2 untuk terduga TB RO 4 digit = no urut TB .06 “_” = kode huruf sesuai waktu pengambilan dahak PENULISAN DI FORMULIR, KACA SEDIAAN, DINDING POT DAHAK Pada kaca sediaan, tulis di bagian froste d Tulis : 1digit/4digit . _ PENGIRIMAN SPESIMEN 1 / 1 345.A

Penegakan Diagnosis TBC Definisi Kasus (1) Pasien TBC yang terkonfirmasi bakteriologis: pasien TBC yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TBC, atau biakan. Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah Pasien TBC paru BTA positif Pasien TBC paru hasil biakan M.tb positif Pasien TBC paru hasil tes cepat M.tb positif Pasien TBC ekstra paru terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena TBC anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.

Definisi Kasus (2) Pasien TBC terdiagnosis secara Klinis : P asien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TBC aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TBC . Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah: Pasien TBC paru BTA negatif , hasil pemeriksaan radiografi toraks mendukung TBC. Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah diberikan antibiotika non OAT dan mempunyai faktor risiko TBC. Pasien TBC ekstra paru yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa konfirmasi bakteriolo g is. TBC anak yang terdiagnosis dengan sistem skoring. Pasien TBC yang terdiagnosis secara klinis dan kemudian terkonfirmasi bakteriologis positif (baik sebelum maupun setelah memulai pengobatan) harus diklasifikasi ulang sebagai pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis.

TERIMAKASIH

ANAK KECIL DUDUK DI PAPAN MEMAKAI DASI DAN JUGA CELANA TRIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA SEMOGA PRESENTASI SAYA INI MEMEBERI MAKNA JALAN JALAN KETEMU BUAYA BUAYA MENERKAM CENDRAWASIH CUKUPLAH SEKIAN DARI SAYA SAYA HATURKAN TRIMAKASIH PANTUN
Tags