MPI 3.Manajemen P2TBC di FKTP _Final.ppt

senaarifin1 0 views 70 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 70
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70

About This Presentation

Penanggulangan TBC


Slide Content

MATERI INTI 3
MANAJEMEN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TBC)
DI FASYANKES TINGKAT PERTAMA
•PELATIHAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TBC)
•BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASYANKES TINGKAT PERTAMA ( FKTP )

CV

HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta
mampu melakukan manajemen penanggulangan
TBC di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP)

INDIKATOR
HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
1.Menjelaskan pemetaan wilayah;
2.Melakukan perencanaan program penanggulangan
TBC
3.Melakukan pencatatan dan pelaporan P2TBC
4.Melakukan pemantauan dan penilaian program
pengendalian TBC
5.Menjelaskan jejaring penanggulangan TBC
6.Melakukan kegiatan pencegahan dan pengendalian
Infeksi TBC di Fasyankes

MATERI
POKOK
1.Pemetaan Wilayah;
2.Perencanaan Program Penanggulangan TBC;
3.Pencatatan dan Pelaporan P2TB;
4.Pemantauan dan Penilaian Program Pengendalian TBC;
5.Jejaring Penanggulangan TBC;
6.Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TBC Di
Fasyankes

1.Peta Wilayah
2.Data Demografi
3.Kasus TBC
4.Jumlah Kader TBC
5.Akses Pelayanan Kesehatan dari FKTP
Pemetaa
n
Wilayah
MP. 1

1.Peta Wilayah
Menggambarkan situasi epidemiologi TBC di suatu area tertentu dapat berupa wilayah kerja puskesmas atau wilayah
kerja kabupaten/kota.
Peta wilayah secara umum dapat dilakukan oleh fasyankes tingkat pertama (Puskesmas) sedangkan klinik pratama dan
fasyankes tingkat lanjut tidak mempunyai wilayah kerja sehingga tidak mempunyai kewajiban untuk membuat peta
wilayah.
2.Data Demografi
Informasi yang bersifat dinamis tentang konfigurasi kependudukan di dalam suatu wilayah kerja yang memuat
karakteristik jumlah penduduk, jenis kelamin, usia penduduk, pendidikan, dan pekerjaan.
3.Kasus TBC
Jumlah kasus TBC dewasa dan anak dapat diperoleh dari hasil kegiatan selama satu tahun sebelumnya yang memuat
jumlah terduga TBC, jumlah pasien TBC yang terkonfirmasi bakteriologis, jumlah pasien TBC yang terdiagnosis secara
klinis, jumlah kasus TBC yang diketahui status HIV, jumlah kasus TBC dengan HIV positif dalam pengobatan ART,
jumlah kasus TBC dengan komorbid DM/penyandang DM, jumlah kasus TBC melalui pendekatan PAL (Practical
Approach to Lung Health), dan jumlah pasien TBC ekstra paru.
4.Jumlah Kader TBC
komunitas yang berasal dari masyarakat dalam wilayah kerja tertentu yang telah mendapatkan pelatihan dan masih
aktif, baik yang dilakukan oleh Puskemas, UKBM, LSM (Aisyiyah, PPTI, LKNU, dan lain-lain)

5.Akses Pelayanan Kesehatan dari FKTP
Jarak tempuh adalah suatu jarak yang akan ditempuh dan dapat dilakukan dalam kegiatan penemuan
secara aktif masif/PISPK dari FKTP ke sasaran tiap desa/kelurahaan.

1.Strategi Penemuan kasus
TBC :
a.Penemuan Pasif Intensif dan Aktif Masif
b.Kerjasama multisektor
c.Penguatan monitoring dan evaluasi secara
berjenjang
MP. 2
Perencanaan P2
TBC
Referensi/ Rujukan
1.PerPres 67 tahun 2021 tentang Program Penanggulangan TBC
2.Strategi Nasional P2TBC edisi terakhir
3.Rencana Strategis P2TBC edisi terakhir
4.Rencana Aksi Daerah P2TBC terkini

2. Target
Keberhasilan program penanggulangan TBC ditandai dengan
tercapainya sasaran yang telah direncanakan berdasarkan
evidence based data (data epidemiologi).
Dalam menentukan beban TBC saat ini menggunakan metode
modeling dan selanjutnya ditentukan target penemuan kasus
TBC yang secara nasional telah diturunkan sampai ke
kabupaten/kota. Sedangkan target untuk fasyankes yang
mempunyai wilayah kerja (puskesmas) akan diberikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat secara
proporsional berdasarkan jumlah penduduk.
Penentuan target TBC menggunakan tools “SUBSET”, yaitu
Metode estimasi insidensi kasus TBC.
Tools ini sudah memperhatikan faktor risiko dan karakteristik
penduduk

3. Logistik
Logistik sebagai bahan pendukung dalam
tatalaksana pasien TBC di fasyankes.
Terjaminnya ketersediaan logistik mulai dari
pencegahan, penemuan, pengobatan, dan
pemantauan setelah selesai pengobatan.

Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan Penanggulangan TBC di fasyankes
adalah:
1.Obat Anti Tuberkulosis (OAT) (TBC SO dan TBC RO)
OAT untuk TBC sensitif obat disediakan dalam bentuk paket Kombinasi Dosis
Tetap (KDT) dan obat lepasan (kombipak).
OAT untuk TBC resistan obat disediakan dalam bentuk obat lepas.
2.Logistik non OAT antara lain reagen Ziehl Nielsen (ZN), kaca sediaan, mikroskop,
pot dahak, minyak imersi, ether alkohol, tisu, ose/aplikator bambu, lampu spiritus/
bunsen, rak pengering, lysol, kertas lensa, dan lain lain.
3.Obat untuk pencegahan TBC dan IPT TBC HIV.
4.Larutan tuberkulin untuk tuberkulin tes.
5.Sarana dan bahan-bahan Laboratorium.
6.Formulir, kartu, dan buku register

1. Perhitungan Kebutuhan Obat TBC Sensitif Obat
Menggunakan rumus sebagai berikut:
OAT yang dibutuhkan = (Kb x Pp) + Bs – (Ss + Sp)
Keterangan:
•Kb= Perkiraan kebutuhan OAT perbulan (dalam satuan paket).
Menghitung Kb adalah rata rata konsumsi perbulan tahun lalu, atau target
yang akan dicapai pada tahun perencanaan.
•Pp= Periode perencanaan (dalam satuan bulan), mulai saat perencanaan sampai
OAT diterima
•Bs= Buffer stok (dalam satuan paket) = ...% x (Kb x Pp)
•Ss= Stok sekarang (dalam satuan paket)
•Sp= Stok dalam pesanan yang sudah pasti (dalam Paket)

Berat
badan
Tahap
awal
2 bln
Kebutuhan
2 X 28 dosis
Tahap
lanjutan
4 bulan
Kebutuhan obat
4 X 4 X 3=48 dosis
30 -37 2 tab 56 X 2= 112 tab
112/28= 4 blister
2 tab 48 x 2 = 96 tab 96/28
= 3 blister + 12 tab
4 blister – 16 tab
38 - 54 3 tab 56 x 3 = 168 tab3 tab 48 X 3= 144 tab
55 - 70 4 tab 56 X 4= 224 tab 4 tab 48 X 4 = 192 tab

2.Perhitungan Kebutuhan Obat TBC RO  Kab/kota
3.Perhitungan Kebutuhan Obat Pencegahan TBC PP INH untuk Anak
Perkiraan jumlah INH yang dibutuhkan = perkiraan anak < 5 tahun yang
terinfeksi (b) x 180 hari (6 bulan) x 1 tablet
Keterangan:
•Rumus perkiraan jumlah anak < 5 tahun (a) = 30-40% x jumlah pasien TBC
dewasa BTA (+) x 1 anak
•Rumus perkiraan jumlah anak < 5 tahun yang terinfeksi (b) = 90% x
perkiraan jumlah anak < 5 tahun (a)

4. Sarana dan Prasarana
Dalam memberikan tatalaksana TBC yang baik diperlukan:
a. Ruangan yang sesuai standar PPI
b. Sistem pembuangan limbah/K3
c. Tempat mendahak (sputum booth)
d. Sistem ventilasi
e. Hands rub (cuci tangan dengan antiseptik)

TIM FASNAS 022024 MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 17
Untuk membantu dalam perhitungan logistik, ada tools yang digunakan
untuk merencanakan kebutuhan dalam satu tahun

5. Sumber Daya Manusia
•Setiap FKTP yang melakukan tatalaksana TBC harus mempunyai tenaga
terlatih TBC sbb:
–Dokter
–Paramedis (Perawat/Bidan)
–Petugas laboratorium
–Tenaga non kesehatan
•Meningkatkan kualitas layanantingkatkan kompetensi pelaksananya:
pelatihan,on the job training (OJT), workshop, studi banding, dan lain-lain
•Penentuan petugas yang perlu ditingkatkan kompetensinya perencanaan
SDM: swadana/ koordinasi dengan puskesmas setempat/ dinas kesehatan
kabupaten/kota.

6. Rencana Kerja ( Plan Of Action)
Jenis dan jadwal kegiatan:
1) Luar gedung dengan melakukan active massive case finding dengan sasaran sebagai
berikut:


Kontak dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis


Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV)


Penyandang DM


Gizi buruk


Daerah kumuh


Populasi padat (pengungsi, imigran, lapas)


Daerah perbatasan

2) Dalam gedung dengan melakukan passive intensive case finding dilakukan dengan
promotif aktif dan kolaborasi rutin program TBC yang terintegrasi dengan HIV, PTM,
PAL, dan MTBS.
3) Menyusun jadwal kegiatan:


Di dalam gedung


Di luar gedung

4). Penanggung jawab
5). Sumber dana
6). Evaluasi dengan menggunakan indikator program
7).Rencana Tindak Lanjut sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Rencana Kerja FKTP ………… bulan……. tahun ……
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 20TIM FASNAS 092024
No Tujuan Jenis
Kegiatan
SasaranTargetJadwalPenanggu
ng jawab
Sumber
dana
Instansi
terkait
Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Meningkatkan
penemuan
terduga TBC
Penyuluhan
kelompok
Masyaraka
t
10 Desa10 Agst-9
Sept 2014
Kabid P2
dan
Promkes
APBD,
LSM
Infokom,
Depag,
LSM, dll
Pemeriksaan
Kontak
serumah
Mantan
Pasien TB
dewasa &
Anak
60
mantan
pasien TB
dewasa
& Anak
25 Sept-
24 Okt
2014
Kabit P2APBD,
LSM
Camat,
Kades,
PKK,
Bidides,
Kader, dll
Sumber
data
dari
TB.03
Kab

SITBSITB
WIFI TBWIFI TB
MP.3
Pencatatan dan Pelaporan P2TBCP2TBC
Juli tahun 2019 software SITB telah tersedi dan Oktober
tahun 2019 telah dilakukan pilot implementasi di dua daerah
yaitu Kabupaten Deli Serdang dan Kota Jakarta Barat.

Pencatatan dan pelaporan
•Pencatatan dan pelaporan merupakan proses mendokumentasikan
aktivitas atau kegiatan dalam bentuk tulisan, grafik, dan gambar.
• Pencatatan dan pelaporan TBC dilakukan pada Sistem Informasi
Tuberkulosis (SITB) dan secara manual menggunakan formulir baku.
•Pencatatan dan pelaporan TBC dilakukan dengan memperhatikan
kevalidan data, kelengkapan, dan ketepatan waktu
TIM FASNAS 092024 MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 22

Pencatatan
•Pencatatan kasus TBC dilakukan pada tingkat fasilitas pelayanan
•kesehatan. Pencatatan dilakukan secara real time, valid, dan lengkap
•melalui formulir pencatatan TBC dan Sistem Informasi Tuberkulosis
•(SITB).
TIM FASNAS 092024 MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 23
Pelaporan
•Pelaporan h lanjutan dari hasil pencatatan yang telah diolah dan
dianalisis.
•Di dalam SITB sudah terakomodir laporan secara real time dari hasil
pencatatan yang dilakukan fasyankes dan dapat diunduh digunakan
sebagai dasar penentuan kebijakan atau keperluan program lainnya.
•Dapat disampaikan dalam bentuk surat resmi setiap bulan

TIM FASNAS 092024 MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 24

Pengenalan Sistem Informasi Tuberkulosis
(SITB)
•Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) merupakan sistem informasi yang
dikembangkan dari penggabungan dua sistem tuberkulosis yang
terdahulu yaitu SITT (Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu) untuk
pencatatan Tuberkulosis Sensitif Obat dengan eTB Manager untuk
pencatatan Tuberkulosis Resistan Obat.
•Digunakan secara online melalui web browser untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis Sensitif Obat dan
Tuberkulosis Resistan Obat, data pengelolaan logistik, data
laboratorium, data Investigasi Kontak, data pengobatan pencegahan
tuberkulosis, skrining TBC, modul keuangan dan terintegrasi dengan
sistem informasi kesehatan lainnya. S
TIM FASNAS 092024 MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 25

Standar Prosedur Operasional (SOP) Permohonan Unit
dan Akun Pada SITB
•Dinas kesehatan kabupaten/kota dan/atau provinsi mengidentifikasi unit fasyankes
yang potensial untuk dilibatkan sebagai pengguna pencatatan data TBC melalui SITB
•Dinas kesehatan kabupaten/kota dan/atau provinsi mengkolektifkan unit TBC yang
belum pernah diajukan kedalam SITB dengan bersurat melalui email
[email protected]
• Tim IT Tim Kerja TBC menambahkan unit berdasarkan binwil
• Jika unit TBC telah tersedia, Dinas kesehatan kabupaten/kota dan/atau provinsi
dapat langsung menambahkan akun admin fasyankes untuk melakukan pencatatan
dan pelaporan
•Akun lainnya seperti Lab dan Farmasi dapat ditambahkan oleh Dinas kesehatan atau
oleh masing-masing admin fasyankes
TIM FASNAS 092024 MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 26

MP. 4
Pemantauan dan Penilaian P2TBCP2TBC

PEMANTAUAN vs PENILAIAN
PENILAIAN
Dilakukan
secara rutin
tribulan,
semester
Dasar membuat

kesimpulan/per
encanaan
PEMANTAUAN
Kegiatan sedang
berjalan
Pengumpulan data
rutin Menilai hasil
kegiatan
Pemantauan yang dilakukan
secara berkala dengan baik
dan benar, membantu
Menilai apakah kegiatan
berjalan dengan dan benar
dan berhasil dengan baik
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 28TIM FASNAS 092024

Pemantauan dan Evaluasi
Merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan program TBC.
Dilakukan secara rutin dan berkala.
Mendeteksi awal bila ada masalah dalam
pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan perbaikan.

•Pemantauan juga dapat dilakukan dengan
membaca dan menilai laporan rutin dan
tidak rutin, kunjungan lapangan.
•Evaluasi, untuk menilai sejauh mana
pencapaian tujuan, indikator, dan target
yang telah ditetapkan, biasanya setiap 6
bulan s/d 1 tahun.

31
1.Cakupan Penemuan Kasus Tuberkulosis (Treatment
Coverage)
2.Persentase Pasien Tuberkulosis Sensitif Obat yang
Memulai Pengobatan (Enrollment TBC SO)
3.Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (Treatment
Success Rate)
4.Cakupan Penemuan Tuberkulosis Resistan Obat
5.Persentase Pasien Tuberkulosis Resistan Obat yang
memulai Pengobatan (Enrollment TBC RO)
6.Angka Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Resistan
Obat
7.Cakupan Penemuan Tuberkulosis pada Anak
8.Persentase Pasien Tuberkulosis Mengetahui Status HIV
9.Persentase ODHIV Baru Memulai ART yang di Skrining TBC
10.Cakupan Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
pada Kontak Serumah
10 INDIKATOR UTAMA PROGRAM
TUBERKULOSIS

CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS
(Treatment Coverage)
➔Menggambarkan
seberapa banyak kasus
TBC yang terjangkau
oleh program baik
tingkat kabupaten,
provinsi, maupun pusat.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap
triwulan dan tahunan.
1
Rumus :
Numerator
: Jumlah semua kasus terkonfirmasi TBC
yang ditemukan yang dilaporkan.
Denominator
: Perkiraan jumlah semua kasus TBC
(estimasi insiden)
Sumber Data : 1) TBC.06
2) Perkiraan jumlah semua kasus TBC
(estimasi insiden)
Konstanta : 100%
Jumlah semua kasus TBC ditemukan yang dilaporkan
Perkiraan jumlah semua kasus TBC (insiden)
x 100%

PERSENTASE PASIEN TUBERKULOSIS SENSITIF OBAT YANG
MEMULAI PENGOBATAN (Enrollment TBC SO)
➔Menggambarkan seberapa
banyak kasus TBC Sensitif
Obat (SO) yang terkonfirmasi
dan memulai pengobatan.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
2
Numerator
: Jumlah semua kasus TBC SO yang
memulai pengobatan.
Denominator
: Jumlah kasus TBC SO ditemukan yang
dilaporkan
Sumber Data : TBC.06
Konstanta : 100%
Rumus :
Jumlah semua kasus TBC SO yang memulai pengobatan
x 100%
Jumlah kasus TBC SO yang ditemukan

ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS
SENSITIF OBAT (Treatment Success Rate)
➔Menggambarkan kualitas
pengobatan TBC sensitif
obat (TBC SO) dalam kohort
1 tahun pengobatan.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
Numerator
: Jumlah semua kasus TBC SO diobati yang
memiliki hasil akhir pengobatan sembuh
dan pengobatan lengkap.
Denominator
: Jumlah semua kasus TBC SO yang diobati
dan dilaporkan
Sumber Data : TBC.03 SO
Konstanta : 100%
3
Rumus :

CAKUPAN PENEMUAN TUBERKULOSIS
RESISTAN OBAT
➔Menggambarkan seberapa
banyak kasus TBC Resistan
Obat (RO) yang terjangkau
oleh program baik tingkat
kabupaten, provinsi,
maupun pusat.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
4
Numerator
: Jumlah semua kasus TBC RO yang
ditemukan dan dilaporkan,
Denominator
: Perkiraan jumlah semua kasus TBC RR
dan/atau MDR
Sumber Data : 1) TBC.06 RO
2) Perkiraan kasus TBC RR
Konstanta : 100%
Rumus :

PERSENTASE PASIEN TUBERKULOSIS RESISTAN OBAT YANG
MEMULAI PENGOBATAN (Enrollment TBC RO)
➔Menggambarkan kasus TBC
Resistan Obat (RO) yang
terkonfirmasi dan memulai
pengobatan.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
5
Numerator
: Jumlah kasus TBC RO yang memulai
pengobatan lini kedua.
Denominator
: Seluruh kasus TBC RO yang
terkonfirmasi berdasarkan hasil
pemeriksaan tes cepat molekuler maupun
konvensional.
Sumber Data : TBC.06
Konstanta : 100%
Rumus :

ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS
RESISTAN OBAT
➔Menggambarkan kualitas
pengobatan TBC resistan
obat (RO) dalam kohort 2
tahun pengobatan.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
Numerator
: Jumlah kasus TBC RO yang dinyatakan
sembuh dan pengobatan lengkap.
Denominator
: Seluruh kasus TBC RO yang diobati pada
periode waktu yang sama.
Sumber Data : TBC.03 RO
Konstanta : 100%
6
Rumus :

CAKUPAN PENEMUAN TUBERKULOSIS
PADA ANAK
➔Menggambarkan berapa
banyak kasus TBC anak yang
berhasil dijangkau oleh
program dari total perkiraan
kasus TBC anak.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan dan
tahunan.
7
Numerator
: Jumlah seluruh kasus TBC anak (<15
tahun) ditemukan yang dilaporkan
Denominator
: Perkiraan jumlah kasus TBC anak (<15
tahun) yang ada di suatu wilayah dalam
periode tertentu.
Sumber Data : 1) TBC.06
2) Perkiraan jumlah kasus TBC anak
Konstanta : 100%
Rumus :

PERSENTASE PASIEN TUBERKULOSIS MENGETAHUI
STATUS HIV
➔Menggambarkan
kemampuan program TBC
dan HIV dalam menemukan
pasien TBC HIV sedini
mungkin.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan
dan tahunan.
8
Numerator
: Jumlah pasien TBC yang di tes HIV atau
status HIV sudah diketahui pada saat
penegakan diagnosis TBC
Denominator
: Seluruh pasien tuberkulosis yang
ditemukan dan dilaporkan pada periode
waktu yang sama
Sumber Data : 1) TBC.06 (klasifikasi kasus HIV)
2) TBC.03 (hasil tes HIV)
Konstanta : 100%
Rumus :

PERSENTASE ODHIV BARU MEMULAI ART YANG DI
SKRINING TBC
➔Menggambarkan cakupan
ODHIV baru memulai ART
yang di skrining TBC sebagai
deteksi dini kasus TBC HIV
maupun identifikasi ODHIV
yang memenuhi syarat
diberikan TPT.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan dan
tahunan.
9
Numerator
: Jumlah ODHIV baru memulai ART yang
diskrining TBC
Denominator
: Jumlah seluruh ODHIV baru memulai
ART
Sumber Data : Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA)
Konstanta : 100%
Rumus : Jumlah ODHIV baru memulai ART yang diskrining TBC
x 100%
Seluruh ODHIV baru memulai ART

CAKUPAN PEMBERIAN TERAPI PENCEGAHAN
TUBERKULOSIS (TPT) PADA KONTAK SERUMAH
➔Menggambarkan berapa
orang yang mendapatkan
terapi pencegahan TBC di
antara kontak serumah yang
memenuhi syarat (eligible)
mendapatkan TPT.
➔Pelaporan indikator ini
dilakukan setiap triwulan dan
tahunan.
10
Rumus :
Numerator
: Jumlah kontak serumah yang diberikan
terapi pencegahan TBC (TPT) yang dan
dilaporkan.
Denominator
: Perkiraan jumlah total kontak serumah
yang memenuhi syarat (eligible) diberikan
TPT.
Sumber Data : 1) TBC.15
2) Perkiraan kontak serumah yang
memenuhi syarat diberikan terapi
pencegahan TBC (TPT)
Konstanta : 100%
x 100%Perkiraan jumlah kontak serumah
yang memenuhi syarat diberikan TPT
Jumlah kontak serumah yang diberikan TPT

Evaluasi Program Penanggulangan TBC
Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana pencapaian
tujuan, indikator, dan target yang telah ditetapkan
Luaran : Laporan tahunan program penanggulangan TBC
Langkah melaksanakan evaluasi program
penanggulangan TBC adalah sebagai berikut :
1.Mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menghitung indikator
2.Menghitung 3 indikator yang ditetapkan
3.Membandingkan capaian dengan target yang
ditetapkan
4.Menyajikan data dalam bentuk laporan
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 42TIM FASNAS 092024

MPI 5. JEJARING P2TBC
Penggerakan program penanggulangan TBC dilakukan
bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
Jejaring layanan tuberkulosis terdiri dari
1. Jejaring Penyedia Layanan
2. Jejaring Layanan
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 43TIM FASNAS 092024

Jejaring Penyedia Layanan Internal di FKTP
Alur jejaring Internal penanganan pasien TBC di FKTP
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 44TIM FASNAS 092024

Jejaring Layanan Eksternal di FKTP
Jejaring eksternal TBC dilakukan oleh semua fasyankes, baik
FKTP ataupun FKRTL, di suatu kabupaten/kota yang
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Jejaring ekternal bertujuan untuk memastikan seluruh
fasyankes memiliki akses untuk memberikan layanan
TBC yang sesuai standar agar semua pasien TBCC
ternotifikasi, diobati dan terlaporkan ke sistem informasi
TBC
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 45TIM FASNAS 092024

PENGATURAN JEJARING RUJUKAN
DIAGNOSTIK TBC
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 46TIM FASNAS 092024

Jejaring laboratorium mikroskopis TBC terdiri dari:
a.Laboratorium mikroskopis TBC di faskes
b.Laboratorium Rujukan Uji Silang Pertama/RUS tingkat
kabupaten/ kota (labintermediate)
c.Laboratorium Rujukan Uji Silang Kedua / RUS tingkat
provinsi (LRP)
d.Laboratorium Rujukan TBCC nasional untuk
pemeriksaan mikroskopis.
PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM
MIKROSKOPIS
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 47TIM FASNAS 092024

Tujuan pemantapan mutu laboratorium mikroskopis
TBC adalah:
1.Menjamin bahwa hasil pemeriksaan laboratorium mikroskopis
yang dilaporkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan,
karena hasil pemeriksaan mikroskopis berperan sebagai
penentu diagnosis (untuk wilayah tertentu yang memiliki
kesulitan untuk mengakses TCM) dan pemantauan
pengobatan pasien TBC.
2.Mengidentifikasi berbagai tindakan yang berpotensi
menimbulkan kesalahan.
3.Menjamin bahwa tindakan-tindakan perbaikan yang tepat telah
dilakukan.
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 48TIM FASNAS 092024

Alur uji silang mikroskopis TBC sesuai gambar berikut:
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 49TIM FASNAS 092024

JEJARING RUJUKAN PENGOBATAN PASIEN
TBC
Alur Rujukan/Pindah Pasien TBC
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 50TIM FASNAS 092024

JEJARING PELACAKAN PASIEN
MANGKIR
Alur Pelacakan Pasien TBC Mangkir dari Fasyankes
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 51TIM FASNAS 092024

JEJARING INVESTIGASI KONTAK DAN PEMBERIAN TPT
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 52TIM FASNAS 092024

ALUR INVESTIGASI KONTAK
Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam
Pelaksanaan IK dan Pemberian TPT
* Faktor risiko :
•Remaja usia 10-18 tahun
•Dewasa muda 19-25
tahun
•Lansia
•Daya tahan tubuh rendah
(HIV, DM, ibu hamil,
malnutrisi, th/ kanker,
imunosupresan, dialisis,
kortikosteroid, persiapan
transplan)
** Gejala TBC ekstra paru
Usia ≥ 5 tahun
 
Usia <5 tahun
Mendapatkan data Kasus Indeks dari Petugas Kesehatan
Pembuatan Jadwal
Mengunjungi Rumah Kasus Indeks
Minimal 8 Kontak
 
Skrining pada Kontak
Rujuk ke Fasyankes
Rujuk ke
Fasyankes
Diagnosis sesuai
standar
TPT
Kontak Serumah
tanpa Gejala TBC
BatukTidak Batuk tetapi ada
faktor risiko* dan gejala
lain**
Ada Gejala
Skrining gejala TBC
oleh Petugas Kesehatan
Tidak ada Gejala
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 53TIM FASNAS 092024

JEJARING LOGISTIK TBC
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 54TIM FASNAS 092024

1.Kegiatan ini untuk mencegah penularan TBC pada semua orang yang
terlibat dalam pemberian pelayanan pada pasien TBC.
2.Semua fasyankes yang memberi layanan TBC harus
menerapkan PPI TBCC untuk memastikan berlangsungnya
deteksi segera, tindakan pencegahan dan pengobatan
seseorang yang dicurigai atau dipastikan menderita TBC.
26
MPI 6. PPI - TBC
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 55TIM FASNAS 092024

Rekomendasi PPI
TBC WHO 2019
27
Pengendalian Administratif
Pengendalian Lingkungan
Pengendalian Respirasi
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 56TIM FASNAS 092024

1. Pengendalian administratif
Rekomendasi 1
•Pemilahan (triage) orang dengan gejala dan
tanda TBC atau pasien TBC
direkomendasikan untuk mengurangi
transmisi atau penularan M.TBC ke petugas
kesehatan (termasuk petugas kesehatan
komunitas), pengunjung RS atau orang lain
dalam lingkungan risiko tinggi penularan
28
Rekomendasi 2
•Pemisahan/isolasi respirasi
pasien terduga atau terbukti
TBC direkomendasikan untuk
mengurangi
penularan/transmisi M.TBC ke
petugas kesehatan atau orang
lain yang datang ke fasyankes
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 57TIM FASNAS 092024

Formulir skrining batuk
Pemisahan pasien TBC (poliklinik
paru)
1. Pengendalian administratif
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 58TIM FASNAS 092024

1. Pengendalian administratif
Rekomendasi
3
•Pemberian OAT dengan segera
pada pasien TBC
direkomendasikan untuk
mengurangi transmisi M.TBC ke
petugas kesehatan atau orang lain
yang datang ke fasyankes atau
lingkungan dengan risiko tinggi
penularan
30MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 59TIM FASNAS 092024

1. Pengendalian administratif
Rekomendasi 4
•Kebersihan/higiene respirasi
(termasuk etiket batuk) pada pasien
suspek TBC atau terbukti TBC
direkomendasikan untuk mengurangi
transmisi M.TBC ke petugas kesehatan
atau orang lain yang datang ke
fasyankes atau lingkungan dengan
risiko tinggi penularan
12MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 60TIM FASNAS 092024

ETIKA
13MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 61TIM FASNAS 092024

2. Pengendalian Lingkungan
Rekomendasi 5
•Penggunaan sistem upper-room
germicidal ultraviolet (GUV)
direkomendasikan untuk
mengurangi transmisi M.TBC ke
petugas kesehatan atau orang lain
yang datang ke fasyankes atau
lingkungan dengan risiko tinggi
penularan
14MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 62TIM FASNAS 092024

2. Pengendalian Lingkungan
Rekomendasi 6
•Sistem ventilasi (alamiah,
campuran, mekanis atau aliran
udara resirkulasi melalui HEPA filter)
direkomendasikan untuk
mengurangi transmisi M.TBC ke
petugas kesehatan atau orang lain
yang datang ke fasyankes atau
lingkungan dengan risiko tinggi
penularan
15MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 63TIM FASNAS 092024

RUANG DAHAK (SPUTUM
BOOTH)
35
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 64TIM FASNAS 092024

3. Perlindungan Respirasi
Rekomendasi 7
•Respirator partikulat dalam
kerangka program perlindungan
respirasi direkomendasikan untuk
mengurangi transmisi M.TBC ke
petugas kesehatan atau orang lain
yang datang ke fasyankes atau
lingkungan dengan risiko tinggi
penularan
36
Respirator partikulat
sebagai APD
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 65TIM FASNAS 092024

3. Perlindungan Respirasi
Respirator partikulat sebagai APD
Fit Test – meyakinkan pemakaian
Respirator partikulat sudah benar
18MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 66TIM FASNAS 092024

Direkomendasikan untuk mengurangi transmisi M.TBC
ke petugas kesehatan atau orang lain yang datang ke
fasyankes atau lingkungan dengan risiko tinggi
penularan
1.Pemilahan suspek/pasien TBC
2.Pemisahan suspek/pasien TBC
3.Pemberian OAT secepat mungkin
4.Kebersihan respirasi (etiket batuk)
5.Penggunaan GUV
6.Sistem ventilasi
7.Penggunaan respirator partikulat
19MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 67TIM FASNAS 092024

Pelaksanaan PPI TBC di FKTP
Melaksanakan Strategi Temukan pasiensecepatnya,Pisahkan
secara aman, Obati secara tepat (TemPO) di semua
ruangan
pelayanan.
39
TEMukan pasien secepatnya
Pisahkan secara aman
Obati secara tepat
MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 68TIM FASNAS 092024

40MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 69TIM FASNAS 092024

MI 3 - MANAJEMEN P2TBC FKTP 70TIM FASNAS 092024
Tags