tuberkulosis atau tb adalah penyakit menular melalui droplet
Size: 18.33 MB
Language: none
Added: Sep 10, 2025
Slides: 64 pages
Slide Content
Konsep PPI dalam program TBC
KONSEP PPI STRATEGI PPI IMPLEMENTASI PPI M A TERI P O KOK:
TUBERKULOSIS Merupakan penyakit menular langsung manusia ke manusia yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis Bukan disebabkan oleh guna-guna atau kutukan . Bukan penyakit keturunan . Dapat disembuhkan dengan berobat teratur sampai selesai , selama 6 bulan . Sebagian besar kuman TBC menyerang paru , tetapi dapat juga mengenai organ atau bagian tubuh lainnya ( misalnya : tulang , kelenjar , kulit , dll ). TBC dapat menyerang siapa saja , terutama usia terhir u p Udara bebas Mycobaterium tuberculosis
Batuk Terus Menerus Kadang dahak bercampur darah Nafsu makan menurun Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan Berat badanmenurun Demam meriang berkepanjangan Sesak nafas dan nyeri dada Gejala Utama Gejala Tambahan
BAGAIMAN A CARA PENULA R A N TB C ?
PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT TBC
TCM Positif Jumlah Bakteri dalam Percikan Dahak Lama Waktu dan Frekuensi Terpapar Bakteri Penyebab TBC Usia dan Jenis Kelamin Daya Tahan Tubuh Perilaku Status Sosial Ekonomi Faktor Individu Kepadatan dan Kekumuhan Lingkungan Sirkulasi Udara dan Pencahayaan Matahari Faktor Lingkungan 100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235 Faktor Risiko TBC
Keadaan yang Meningkatkan Risiko Penularan Batuk produktif BTA + Kavitas Tidak mendapat OAT terutama bagi ODHIV Melakukan Tindakan intervensi ( induksi sputum, bronchoscopy, suction) Orang dengan Risiko > TBC ODHIV dan penyakit imunokompromais lain Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang ; Perokok ; Anak usia <5 tahun dan lansia ; Memiliki kontak erat dengan orang penyakit TBC aktif yang infeksius ; Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi TBC; Petugas kesehatan
Faktor yang mempengaruhi: Frekuensi kontak langsung Masa kerja / lama kontak Kontak dengan pasien yang belum terdiagnosis dan terobati
Pengendalian Bakteri M. TBC Mempertahankan cakupan pengobatan dan keberhasilan pengobatan tetap tinggi Melakukan penatalaksanaan penyakit penyerta yang mempermudah terjangkitnya TBC Pengendalian Faktor Risiko Individu Membudayakan PHBS, makan makanan bergizi , dan tidak merokok Membudayakan perilaku etika berbatuk dan cara membuang dahak bagi pasien TBC Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan kualitas nutrisi bagi populasi terdampak TBC Pencegahan bagi populasi rentan Pengendalian Faktor Lingkungan Mengupayakan lingkungan sehat Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai persyaratan baku rumah sehat Pengendalian Intervensi Daerah Berisiko Penularan Kelompok khusus maupun masyarakat umum yang berisiko tinggi penularan TBC Penemuan aktif dan masif di masyarakat PPI Semua fasyankes yang memberi layanan TBC harus menerapkan PPI TBC untuk memastikan berlangsungnya deteksi segera , tindakan pencegahan dan pengobatan seseorang yang dicurigai atau dipastikan menderita TBC .
PPI TBC SO dan TBC RO di Fasyankes
Mengurangi risiko paparan kuman TBC, dengan aturan terkait 1. ADMINISTRATIF Mengurangi jumlah kuman TBC di area yg umumnya terjadi penularan 2. LINGKUNGAN Mengurangi penularan pada petugas ditempat yang berisiko 3. ALAT PELINDUNG DIRI 3 STRATEGI PENGENDALIAN INFEKSI ~ KOMITMEN PIMPINAN Semua strategi membutuhkan manajerial yang tepat
Pengendalian Administratif 100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235 Triase Menempatkan petugas untuk menyaring pasien dengan batuk lama segera pada saat datang di fasilitas . Penyuluhan Menginstruksikan kepada pasien tersaring untuk : melakukan etika batuk yaitu menutup hidung dan mulut ketika batuk atau bersin . Jika perlu , berikan masker atau tisu untuk menutup mulut dan mencegah terjadinya aerosol Pemisahan Pasien yang suspek atau kasus TBC SO dan TBC RO melalui pertanyaan penyaringan harus dipisahkan dari pasien lain, dan diminta menunggu di ruang terpisah dengan ventilasi baik serta diberi masker bedah atau tisu untuk menutup mulut dan hidung pada saat menunggu . Rujuk/ Investigasi Pengobatan Untuk mempercepat pelayanan , pemeriksaan diagnostik TBC sebaiknya dilakukan di tempat pelayanan itu , bila layanan ini tidak tersedia , fasilitas perlu membina kerja sama dengan sentra diagnostik TBC untuk merujuk / melayani pasien dengan gejala TBC secepat mungkin . Selain itu , fasilitas perlu mempunyai kerja sama dengan sentra pengobatan . Pemberian Pelayanan Segera Pasien dengan gejala batuk harus segera mendapatkan pelayanan untuk mengurangi waktu tunggu sehingga orang lain tidak terpajan lebih lama. Di tempat pelayanan terpadu TBC HIV, usahakan agar jadwal pelayanan HIV dibedakan jam atau harinya dengan pelayanan TBC atau TBC HIV. 1. Pengendalian Administratif
100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235 2. Pengendalian Lingkungan Dilakukan dengan menyalurkan percik renik ke arah tertentu (directional airflow) dan/atau ditambah dengan radiasi ultraviolet sebagai germisida Berkaitan dengan desain bangunan dan konstruksi. → upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara/ventilasi menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan mengurangi/menurunkan kadar percik renik di udara Ruangan untuk kewaspadaan berdasarkan transmisi airborne Langkah Pengendalian Lingkungan Kebersihan dan disinfeksi ( Cleaning and disinfection ). Ruangan dengan ventilasi pergantian udara (12 ACH) dengan sistem pembuangan udara keluar atau penggunaan Filter HEPA sebelum masuk ke sirkulasi udara area lain di Faskes . Upper Room Germicide Ultra Violet (UV) Pergantian udara minimal 12 ACH, pemilihan sistem ventilasi perlu memperhatikan kondisi lokal Pemakaian sinar UV secara terus menerus dengan memancarkan sinar UV hanya di permukaan atas ruangan tanpa mengenai petugas atau pasien di ruangan tersebut dengan tujuan disinfeksi udara
100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235 Pemanfaatan Sistem Ventilasi → menjamin pertukaran udara di dalam gedung dan luar gedung yang memadai Ventilasi Alamiah mengandalkan pintu dan jendela terbuka, serta skylight Ventilasi Mekanik menggunakan peralatan mekanik untuk mengalirkan dan melakukan sirkulasi udara di dalam ruangan Ventilasi Campuran ventilasi alamiah ditambah penggunaan peralatan mekanik untuk menambah efektifitas penyaluran udara Unsur Dasar Pemantauan Sistem Ventilasi Airflow Pattern 3 Udara luar terdistribusi ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan udara yang terkontaminasi dialirkan keluar Airflow Direction 2 Arah aliran udara dalam gedung dari area bersih ke area terkontaminasi Arah aliran udara keluar diarahkan ke area yang bebas dari akses pasien dan pengunjung Ventilation Rate 1 Jumlah udara luar gedung yang masuk ke dalam ruangan pada waktu tertentu
Contoh penghitungan ACH : Bila suatu ruangan dengan volume 45m3 dan luas jendela 0.25m2, sedangkan hasil pengukuran kecepatan udara adalah 0.5 m/ detik .
ACH Pada Ventilasi Mekanik
Ventilasi alamiah berupa jendela terbuka lebar di ruang rawat jalan
Pembersihan dan Perawatan Gunakan lap lembab untuk membersihkan debu dan kotoran dari kipas angin . Perlu ditunjuk staf yang ditugaskan dan bertanggung jawab terhadap kondisi kipas yang masih baik , bersih , dll . Periksa ventilasi alamiah secara teratur (minimal sekali dalam sebulan ) atau dirasakan ventilasi sudah kurang baik . Catat setiap waktu pembersihan yang dilakukan dan simpan pencatatan dengan baik . 1 2 3 4
100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235 3. Alat Pelindung Diri (APD) saat melakukan prosedur yang berisiko tinggi menghasilkan aerosol atau percik renik memberikan perawatan pasien atau tersangka pasien TBC SO dan TBC RO → melindungi petugas kesehatan di tempat di mana kadar percik renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya pengendalian administratif dan lingkungan Petugas kesehatan dan pengunjung perlu mengenakan respirator jika berada bersama pasien TBC SO dan TBC RO di ruangan tertutup Tenaga Kesehatan → Respirator Partikulat N95 atau FFP2 Pasien / Terduga TBC → Masker Bedah Atas : Masker Bedah Bawah : Respirator N-95
Fit Test Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah Memastikan tali masker tersambung dan menempel dengan baik Memastikan klip hidung dapat disesuaikan bentuk hidung Kual i ta t if Kuantitat if Metode gagal ji ka o r ang yang m e nggunakan N95 dapat mencium bau bahan yang diuji atau batuk sebagai reaksi bau asap menggunakan instrumen untuk m e n gukur secara nu m erik ef e k t ivitas N95 Fungsi m ask e r akan m e n jadi kurang efektif dan kurang aman bila tidak menempel erat pada wajah. Adanya janggut. Adanya gagang kacam a ta. Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi yang dapat mempengaruhi perlekatan bagian wajah masker.
Rekomendasi Penggunaan Ulang Terbatas ( Limited Reuse ) Masker Respirator Partikulat (N95 Respirators) h a r us di b u a ng R espira tor N95 p ada k ondisi : dipakai untuk melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol telah terkontaminasi darah, sekret hidung atau saluran napas, atau cairan tubuh lain dari pasien. setelah kontak dengan pasien yang mengalami ko-infeksi dengan penyakit yang memerlukan kewaspadaan kontak. sudah tampak ada kerusakan, atau saat digunakan petugas sudah mengalami kesulitan untuk bernapas. di g un a k an u l a n g ol eh p etugas yan g s ama R espira tor N 95 h a r us . Sedapat mungkin hindari menyentuh respirator N95 selama dipakai. Jika terpaksa dilakukan, bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan handrub berbasis alkohol sebelum dan sesudah menyentuh respirator atau jika ingin memperbaiki posisi respirator. ● Gunakan face shield atau masker bedah di atas respirator N95 dan atau strategi lain untuk mengurangi kontaminasi pada memasukkan ke dalam wadah sekali pakai yang berlubang respirator. Simpan respirator N95 yang akan dipakai ulang dengan cara . Untuk meminimalkan potensi kontaminasi silang, simpan masker respirator dengan cara tergantu ng , tuliskan dengan jelas tanggal dan jam mu l ai p emak ai a n, s erta n a ma p etugas . Hindari menyentuh bagian dalam respirator. Jika tidak sengaja menyentuh bagian dalam respirator maka lakukan kebersihan tangan. ● Gunakan sarung tangan bersih Bua ng s a r u ng tangan saat memakai respirator N95 yang telah dipakai sebelumnya. setelah selesai memak ai res p ir a tor N 95. ● Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah penggunaan respirator N95 berikutnya dengan air dan sabun atau handrub be rbas is a l k o h o l.
Tata Cara Penggunaan Ulang Terbatas ( Limited Reuse ) Masker Respirator Partikulat (N95 Respirators) ● Kondisi setempat → Menggunakan respirator yang sama pada beberapa kali kontak dengan beberapa pasien TBC SO dan TBC RO, tetapi ada saat di mana petugas melepas respirator tersebut di sela-sela kontak . → Terdapat batas jumlah pengulangan penggunaan , dengan mempertimbangkan : Karakteristik pathogen. (sekitar 8 jam). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya disimpulkan bahwa penggunaan ulang terbatas respirator N95 tidak boleh lebih dari 5 kali pemakaian ulang . Penelitian lain menunjukkan bahwa selama kondisi respirator N95 masih baik ( tidak kotor atau rusak ), respirator tersebut dapat digunakan maksimal selama 1 shift tugas jaga ( sekitar 8 jam).
Bangunan dan Prasarana
Tata Letak Bangunan Ruang-Ruang Pelayanan Pasien TBC SO dan RO dalam Site Plan Jarak antar bangunan untuk fungsi pelayanan pasien TBC RO dengan pelayanan fungsi lain harus cukup untuk kepentingan penghawaan , pencahayaan , dan dilusi udara . Ruang pelayanan rawat jalan pasien penyakit TBC SO dan TBC RO memiliki zona/area yang terpisah dengan penyakit lainnya . Kondisi sekitar bangunan ruang-ruang pelayanan pasien TBC SO dan TBC RO harus terbuka / tidak terhalang . Sekitar bukaan pada bangunan ruang pelayanan pasien TBC SO dan TBC RO harus aman dari lalu lalang pengunjung RS. Bentuk bangunan tidak gemuk dan orientasi bangunan harus utara-selatan , dalam hal ini posisi bukaan jendela pada sisi utara-selatan . Vegetasi juga mempengaruhi pergerakan udara di sekitar bangunan . 100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235
Desain Arsitektur Ruang yang relatif “kotor” harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga aliran udara balik yang tercemar dan bau tidak mengkontaminasi ruang lain. Jarak antar massa bangunan ruang infeksi (yang menggunakan ventilasi alami) dengan massa bangunan lain tidak boleh berdekatan. TATA RUANG Diharapkan desain lubang ventilasi alami dapat memenuhi terjadinya ventilasi silang. Kualitas ventilasi alami dipengaruhi oleh posisi bukaan, ukuran bukaan dan cara membuka DESAIN LUBANG VENTILASI Posisi Bukaan harus dapat memungkinkan terkena sinar matahari langsung yang aman mendukung pertukaran udara silang Ukuran Bukaan Nilai/kualitas ventilasi pada bukaan dinding di sisi yang berlawanan ditentukan oleh bukaan dengan ukuran yang terkecil Cara Membuka harus didesain dapat terbuka dengan maksimal (100%)
Desain Arsitektur PENGATURAN TATA LETAK FURNITUR/PERABOT Tidak boleh menghalangi/membatasi bukaan jendela/pintu untuk aliran udara. Tidak boleh memungkinkan terjadinya aliran udara dari pasien ke petugas. PENEDUH MATAHARI Dirancang dengan mempertimbangkan fungsinya sebagai alat untuk kenyamanan termal Disediakan pada permukaan fasad timur dan barat untuk secara parsial meneduhi bangunan dari cahaya matahari langsung untuk meminimalisir kelebihan kalor matahari. ORIENTASI BANGUNAN Rancangan fasad memanjang ( slope ) dengan orientasi jendela-jendela menghadap utara-selatan. Luas permukaan selubung bangunan berbahan kaca seminimal mungkin dan jendela-jendela pada fasad timur-barat dihindari. Penggunaan warna finishing permukaan selubung bangunan juga penting untuk dipertimbangkan, karena warna terang memantulkan radiasi sinar matahari lebih baik. Aliran udara yang tidak diharapkan dikaitkan dengan tata letak furnitur dalam Aliran udara yang diharapkan dikaitkan dengan tata letak furnitur dalam
Implementasi PPI di Fasyankes
Rekomendasi 1 Fo rmuli r skrin i ng b a tu k Rekomendasi 2 P em i sa h a n pasien T B (p o l i k lini k p a r u ) Pengendalian Administratif
Pengendalian Infeksi di Fa s yank e s
Pengendalian Infeksi di Fa s yank e s Ruang Tunggu Pasien Dengan Batuk Ruang Tunggu Pasien Non Batuk
Pengendalian Infeksi di Fa s yank e s Ruang Poli Paru Ruang Periksa dan Farmasi Rawat Jalan Ruang Tindakan
Pengendalian administratif R eko m e nd a s i 3 P e m b e ri an OA T d e ng an se g er a p a d a pasien TB direkomendasikan untuk m e ngu r a n g i tr a n s m i s i M . T b k e p e t u g a s kese h ata n a t au oran g l a i n yang d a t a n g k e fa s y an k e s a t a u lingkungan dengan risiko tinggi penularan 30
Pengendalian administratif Rekomendasi 4 Kebersihan/higiene respirasi (termasu k eti k e t batuk ) pad a pas i e n suspek TB atau terbukti TB direkomendasikan untuk mengurangi t r ansm i s i M.T b k e petuga s k esehata n a t a u o r an g lain yang da t an g k e f as y a n ke s a t a u lin g k un g a n denga n risiko tinggi penularan 12
13
Pengendalian Lingkungan Re k o m e ndas i 5 Penggunaan sistem upper-room germicidal ultraviolet (GUV) direkomendasikan untuk me n g ur a n g i tr a ns m is i M .T b ke p e tu ga s kese h a t a n a t au o r a n g la i n y a n g d a t a n g k e f a s y a n ke s a t au lin g k un ga n d e n ga n ri s i k o tinggi penularan 14
Pengendalian Lingkungan Rekomendasi 6 S i s t e m ven t i la s i ( a l a m i ah , ca m pu r an , me k an i s ata u a lir a n udara resirkulasi melalui HEPA filter ) direkomendasikan untuk mengu r ang i transmisi M.T b k e pe t uga s k e s e h a t a n a t a u o r an g lain yang da t an g k e f as y a n ke s a t a u lin g k un g a n denga n r isi k o t i n gg i penularan 15
Salah satu ciri khas dari semua ruangan adalah tekanan negatif relatif terhadap bagian lain dari fasilitas. Tekanan negatif memungkinkan udara mengalir dari koridor ke semua ruangan.
RUANG DAHA K ( S P U T U M BOO T H ) 35
Klinik TB DOTS RSU Medika Lestari
Pojok dahak
Ruang Tekanan Negatif
Perlindungan Respirasi 36 R e s p i r at o r p a r tik u la t s eb aga i AP D Rekomendasi 7 Re s pi r a t o r pa rt i k ula t dala m kerangka program perlindungan respirasi direkomendasikan untuk m engu r a ng i tr an s m i s i M. T b k e petugas kesehatan atau orang lai n y an g da t an g k e f a sy an k e s atau lingkungan dengan risiko tinggi penularan
P e r lindunga n R e s p i r a si Re s pi ra t o r p a rti k ul a t se b aga i AP D Fit T e s t – meyak in ka n p ema k a i a n Res pir a t o r p a rti k ul a t su d ah b e n a r 18
Prosedur Pencegahan Infeksi untuk TBC SO dan TBC RO
60 Transportasi Pasien di Dalam Fasyankes Batasi transportasi pasien hanya untuk kepentingan pemeriksaan klinis saja . Beri tahu ruangan , unit/ departemen , atau mobil transport tempat pasien di mana pasien akan dikonsulkan untuk mempersiapkan pelayanan dan alat yang diperlukan . Pasien menggunakan masker bedah saat akan keluar ruang perawatan kecuali jika ada kontra indikasi . Tempatkan pasien di kursi roda / tempat tidur yang sesuai dan tutupi dengan kain penutup . Bawa pasien melalui area yang minimal lalu lalang manusia . Batasi dan minimalkan pasien berada di luar ruangan ( segera pasien dibawa kembali ke ruangan jika pemeriksaan sudah selesai ). Bersihkan dan disinfeksi alat transportasi yang sudah digunakan . 100 31 46 8 75 0 45 0 69 0 68 0 74 0 21 0 3 52 100 0 17 11 100 0 20 0 100 0 244 247 194 191 191 191 45 38 39 3 58 50 51 19 192 0 0 199 237 235 Pemindahan Pasien Keluar Fasyankes Pasien TBC yang berpotensi menularkan bakteri lewat udara tidak boleh dipindahkan dengan mobil yang sama dengan pasien lain atau yang mungkin sangat rentan terhadap infeksi TBC. Kendaraan yang digunakan dengan spesifikasi khusus jika tidak tersedia maka kaca jendela kendaraan harus terbuka jika cuaca memungkinkan . Pengemudi harus mengenakan respiratori partikulat , jika mungkin , gunakan kendaraan yang memiliki kompartemen pengemudi dan pasien yang terpisah . Pasien yang berpotensi menular harus memakai masker bedah . Pot sputum yang digunakan oleh pasien harus dibuang dengan benar dalam kantong tertutup . Informasikan kepada fasyankes penerima pasien sebelum kedatangan .
Penempatan Pasien di Rawat Jalan Adanya sistem triase untuk deteksi pasien terduga TBC SO dan TBC RO atau kewaspadaan airborne di rawat jalan Pasien diberikan masker bedah sesegera mungkin dan diberikan edukasi tentang etika batuk saat menunggu pelayanan rawat jalan , tempatkan pasien di ruangan khusus dan jika memungkinkan segera lakukan pelayanan kesehatan . Pada saat di ruang pemeriksaan , tempatkan pasien searah sirkulasi udara keluar . Batasi jumlah petugas yang berada di ruangan pemeriksaan . Petugas menggunakan respirator particulat jika ada risiko pemeriksaan atau berada di ruangan pemeriksaan .
Pelaksanaan PPI TBC di Fasyankes M e l a k s a n a k a n St r a t e g i T em u k a n p a s i e n secep a t n y a , P i s a h k an secara aman, O bati secara tepat (TemPO) di semua ruangan pelayanan. TE M u k an pa s ien s e c e patnya P isahkan secara aman O bati secara tepat
40
Makan ikan bersama Aura Kasih Cukup sekian dan terimakasih