NEMATODA USUS adalah cacing yang masuk dalam kelas nematode

abighofur1 7 views 35 slides Sep 23, 2025
Slide 1
Slide 1 of 35
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35

About This Presentation

nematoda usus berisi ttg cacing yang masuk dalam kelas nematoda usus


Slide Content

NEMATODA

KLASIFIKASI Kerajaan : Animalia Subkerajaan : Eumetazoa Klad : ParaHoxozoa Klad : Bilateria Klad : Nephrozoa ( tanpa takson ): Protostomia Superfilum : Ecdysozoa Klad : Nematoida Filum : Nematoda (Nemathelminthes)

Nemathelminthes Cacing berbentuk gilig atau bulat panjang seperti benang dengan ujung yang meruncing disebut hewan pseudoselomata karena memiliki rongga tubuh semu . Nemathelminthes biasanya kecil , tetapi ada yang bisa panjang hingga satu meter.

PEMBAGIAN NEMATODA Dibagi menjadi dua kategori cacing berdasarkan tempat hidupnya : Nematoda usus ( cacing yang tinggal di dalam usus), Antara lain: Necator americanus ( cacing tambang ), Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale ( cacing tambang ), Trichuris trichiura ( cacing cambuk ), dan Oxyuris vermicularis/Enterobius vermicularis ( cacing kremi ). Nematoda darah dan jaringan ( Cacing yang tinggal di darah dan jaringan tubuh ). Antara lain: Cacing seperti Wuchereria bancrofti (Filariasis bancrofti ), Brugia malayi (Filariasis malayi ), dan Brugia timori .

Cacing Ascaris lumbricoides ( Cacing Gelang )

Taxonomi Ascaris lumbricoides Phylum : Nemathelminthes Kelas : Nematoda Sub kelas : Secernantea Ordo : Ascaridida Super famili : Ascaridoidea Famili : Ascaridae Genus : Ascaris Spesies : Ascaris lumbricoides ( Lineus )

Morfologi Cacing dewasa Cacing jantan berukuran 15-25 cm x 3 mm disertai ujung posteriornya yang melengkung ke arah ventral dan diikuti adanya penonjolan spikula yang berukuran sekitar 2 mm. Selain itu , di bagian ujung posterior cacing juga terdapat banyak papilpapil kecil . Cacing betina berukuran 25-35 cm x 4 mm dengan ujung posteriornya yang lurus . Cacing ini memiliki 3 buah bibir , masing-masing satu dibagian dorsal dan dua lagi dibagian ventrolateral

Morfologi Telur Cacing betina mampu bertahan hidup selama 1- 2 tahun dan memproduksi 26 juta telur selama hidupnya dengan 100.000 – 200.000 butir telur per hari . Ascaris lumbricoides memiliki 4 jenis telur yaitu telur fertil , infertil , decorticated dan inaktif . Telur Ascaris lumbricoides fertil b) Telur Ascaris lumbricoides infertil c) Telur Ascaris lumbricoides infektif . d) Telur Ascaris lumbricoides decorticated

Gambar Kiri : Telur   A. lumbricoides  yang telah dibuahi dalam tinja basah . Gambar Tengah: Telur   A. lumbricoides  yang telah dibuahi dalam sediaan feses basah tanpa pewarna , perbesaran 200x. Larva terlihat di dalam telur .   Gambar Kanan: Telur   A. lumbricoides  yang telah dibersihkan , dibuahi dan mengalami dikortifikasi / didekortikasi

Gambar K iri : Telur   A. lumbricoides  yang tidak dibuahi dalam tinja basah yang tidak ternoda . Gambar Kanan: Telur   Ascaris lumbricoides  yang infertil dan terdekortikasi .

Cara Penularan Cara penularan dapat melalui beberapa jalan yakni telur infektif A.lumbricoides yang masuk ke dalam mulut bersamaan dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi , melalui tangan yang kotor tercemar terutama pada anak , atau telur infektif yang terhirup udara bersamaan dengan debu . Pada keadaan telur infektif yang terhirup oleh pernapasan , telur tersebut akan menetas di mukosa alat pernapasan bagian atas dan larva akan segera menembus pembuluh darah dan beredar bersama aliran darah . Cara penularan Ascariasis juga dapat terjadi melalui sayuran dan buah karena tinja yang dijadikan pupuk untuk tanaman sayur-mayur maupun buah-buahan .

Patologi dan Gejala Klinis Penderita Ascariasis tidak akan merasakan gejala dari infeksi ini ( asimptomatik ) apabila jumlah cacing sekitar 10-20 ekor didalam tubuh manusia sehingga baru dapat diketahui jika ada pemeriksaan tinja rutin ataupun keluarnya cacing dewasa bersama dengan tinja . Gejala klinis yang timbul bervariasi , bisa dimulai dari gejala yang ringan seperti batuk sampai dengan yang berat seperti sesak nafas dan perdarahan . Gejala yang timbul pada penderita Ascariasis berdasarkan migrasi larva dan perkembangbiakan cacing dewasa , yaitu : Fase migrasi , larva di paru penderita akan membuat perdarahan kecil di dinding alveolus dan timbul gangguan batuk dan demam . Fase didalam saluran pencernaan , gejala utamanya berasal dari dalam usus atau migrasi ke dalam lumen usus yang lain atau perforasi ke dalam peritoneum. Cacing dewasa yang tinggal dilipatan mukosa usus halus dapat menyebabkan iritasi dengan gejala mual , muntah , dan sakit perut .

Diagnosis Cara menegakkan diagnosis Ascariasis biasanya melalui pemeriksaan laboratorium karena gejala klinis dari penyakit ini tidak spesifik . Secara garis besar Ascariasis dapat ditegakkan berdasarkan kriteria sebagai berikut : Ditemukannya telur A. lumbricoides fertilized, unfertilized, maupun dekortikasi di tinja seseorang . Ditemukannya larva A. lumbricoides di dalam sputum seseorang . Ditemukannya cacing dewasa keluar melalui anus ataupun bersama dengan muntahan

Cacing Trichuris trichiura Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum : Nemathelminthes Kelas : Nematoda Ordo : Enoplida Famili : Trichuridae Genus : Trichuris Spesies : Trichuris trichiura (Irianto, 2009).

Epidemiologi Telur cacing cambuk merupakan tahap infektif , dan kondisi yang mendukung pematangannya adalah iklim yang hangat dan lembap . Inilah sebabnya sebagian besar beban penyakit ini terlihat di daerah beriklim tropis , khususnya di Asia dan lebih jarang , di Afrika dan Amerika Selatan. Cacing cambuk juga ditemukan di daerah pedesaan di Amerika Serikat bagian tenggara . Diperkirakan terdapat antara 450 juta hingga 1 miliar kasus aktif di seluruh dunia, dengan sebagian besar terdiagnosis pada anak-anak

Siklus hidup Trichuris trichiura ( cacing cambuk )

Patologis Cacing ini ditularkan melalui fekal -oral. Inang manusia mengonsumsi telur yang terinfeksi , biasanya saat makan dan minum makanan atau air yang terkontaminasi . Setelah telur berembrio tertelan , larva menetas di usus halus . Dari sana, larva bermigrasi ke usus besar , tempat ujung anteriornya bersarang di dalam mukosa . Hal ini menyebabkan kerusakan sel dan aktivasi sistem imun inang , yang kemudian merekrut eosinofil , limfosit , dan sel plasma. Hal ini menyebabkan gejala khas berupa perdarahan rektum dan nyeri perut . Parasit ini biasanya bermukim di ileum terminal dan sekum .

Morfologi Telur Telur cacing T. trichiura berbentuk seperti guci atau tempayan berukuran 50x25 mikron, kulit luar berwarna kuning , kulit dalam transparan dan kedua kutubnya terdapat operculum, yaitu semacam penutup yang jernih dan menonjol yang dindingnya terdiri atas dua lapis disebut dengan mukoid plug (polar plug)

Gambar Kiri :Telur  T. trichiura  pada sediaan basah yang tidak diwarnai . Gambar Kanan: Telur atipikal  T. trichiura  

Morfologi cacing T. trichiura Morfologi cacing T. trichiura terdiri dari 3/5 bagian anterior tubuh halus seperti benang , pada ujungnya terdapat kepala , esophagus sempit berdinding tipis terdiri dari satu sel , tidak memiliki bulbus esophagus . Bagian anterior yang halus akan menancapkan diri pada mukosa usus. 2/5 bagian posterior lebih tebal , berisi usus, dan perangkat alat kelamin . Cacing jantan memiliki ukuran lebih pendek (3- 4 cm) dari pada betina dengan ujung posterior yang melengkung ke ventral. Cacing betina memiliki ukuran 4-5 cm dengan ujung posterior yang membulat .

MORFOLOGI CACING DEWASA Gambar Kiri : Ujung anterior Gambar kanan : Cacing dewasa Trichuris trichiura

Pencegahan Pencegahan yang utama dapat dilakukan secara personal dengan cara a. Membuang tinja pada tempatnya sehingga tidak membuat pencemaran lingkungan oleh telur cacing . b. Mencuci tangan sebelum makan menggunakan sabun . c. Mencuci bersih sayur-sayuran atau memasaknya sebelum dikonsumsi

Cacing Tambang ( Ancylostoma duodenale / Necator americanus )

Klasifikasi Cacing Tambang Sp Kingdom : Animalia Phylum : Nematoda Kelas : Secernentea Ordo : Strongiloidae Family : Ancylostomatidae Genus : Ancyloatoma / Necator Spesies : Ancylostoma duodenale / Necator americanus

Siklus hidup Cacing Tambang Sp

Morfologi Telur Telur cacing dengan dinding tipis dan transparan yang disebut hialin yang tersusun atas protein. Telur yang baru keluar belum mempunyai segmen atau berisi 2-8 blastomere, bahkan telur berisi morula atau larva (FKUB, 2010). Telur cacing tambang memiliki ukuran 56-60 × 36-40 mikron berbentuk bulat lonjong . Telur yang tidak memiliki warna ini tembus sinar dan memiliki dinding yang tipis.

Gambar Telur cacing tambang Sp Spesimen feses pekat menunjukkan telur cacing tambang dengan cangkang tipis tak berwarna , berisi ovum tersegmentasi (4 blastomer );

Larva Cacing Tambang Morfologi larva cacing tambang dibagi menjadi dua bentuk utama : larva rhabditiform (L1) dan larva filariform (L3) yang infektif . Larva rhabditiform, yang menetas dari telur , berukuran 250-300 µm, langsing , dan memiliki saluran bukal yang panjang serta alat reproduksi yang belum jelas .  Setelah berkembang di tanah , larva akan berubah menjadi bentuk filariform yang lebih panjang ( sekitar 500-600 µm), memiliki ekor yang runcing , dan sudah bisa menginfeksi inang manusia melalui penetrasi kulit . 

Morfologi Cacing Dewasa Morfologi larva cacing tambang dibagi menjadi dua bentuk utama : larva rhabditiform (L1) dan larva filariform (L3) yang infektif . Larva rhabditiform, yang menetas dari telur , berukuran 250-300 µm, langsing , dan memiliki saluran bukal yang panjang serta alat reproduksi yang belum jelas .  Setelah berkembang di tanah , larva akan berubah menjadi bentuk filariform yang lebih panjang ( sekitar 500-600 µm), memiliki ekor yang runcing , dan sudah bisa menginfeksi inang manusia melalui penetrasi kulit . 

Cacing dewasa Cacing tambang berwarna putih kecokelatan sepanjang 1,3 cm diangkat melalui kolonoskopi , dan mikroskopi menunjukkan potongan-potongan   N. americanus

Ancycloctoma duodenale   jantan   diambil secara endoskopi dari usus halus . Mikroskopi ujung posterior ( ekor tumpul ) menunjukkan adanya beberapa spikula

Perbandingan Morfologi

Epidemiologi Di indonesia kejadian Ancylostomiasis dan Necatoriasis terbilang cukup tinggi , dengan kejadian ini banyak ditemukan di daerah pedesaan , ladang, khususnya pada pekerja perkebunan yang kontak langsung dengan tanah apabila tidak menggunakan alas kaki. Habitat yang sesuai untuk pertumbuhan larva yaitu pada tanah yang gembur , tanah humus, dan berpasir . Karena banyak mengandung zat-zat organik , pH yang ideal adalah 6,0- 7,5. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan larva yaitu 22 - 25C, dengan waktu normalitas 7 hari untuk Ancylostoma duodenale , sedangkan Necator americanus pada suhu 28 -32oC dengan waktu pertumbuhan yang sama

Faktor – faktor Pertumbuhan Cacing Tambang Perkembangan cacing tambang di tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu , kelembaban , pH, paparan sinar matahari dan tekstur tanah . Hal tersebut bisa mempercepat pertumbuhan dan kelangsungan hidup untuk larva cacing tambang . Larva cacing tambang membutuhkan lingkungan yang lembab untuk berkembang karena sensitif terhadap paparan sinar matahari dan kondisi yang kekeringan .
Tags