Opening Program
Kolaborasi Agnie & Teh Ifi
Perempuan & Emosi
Hello, Aku Agnie!
Seorang Ibu dari 1 anak yang menjalani 5 tahun pernikahan
dan 2 tahun menjadi couple therapy & Relationship Coach
Aku benar-benar excited untuk mendukung
perempuan menyiapkan pernikahan dengan
mindset yang lebih realistis dan penuh kesadaran,
supaya bahagia dan kuat menjalani rumah tanggaHalloagnie
Latar Belakang Program:Penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa
regulasi emosi negatif oleh istri sangat
mempengaruhi kepuasan pernikahan bagi kedua
pasangan”.
Studi fMRI menunjukkan bahwa wanita
melaporkan intensitas emosi negatif secara
lebih intens dibanding positif, diperkuat oleh
reaktivitas amygdala yang lebih tinggi”.
Ferrer, E., & Helm, J. L. (2013). Emotion regulation predicts marital satisfaction: More than a wives’ tale. Emotion, 13(1), 151–163.
Gao, J., Becker, B., Luo, L., Zheng, H., & Kendrick, K. M. (2023). Sex differences in neural correlates of emotional intensity and regulation: Evidence from an
fMRI study. Brain Topography, 36, 373–389.
Latar Belakang Program:
Sifat mudah marah atau emosi yang tidak terkelola pada ibu bisa
menular ke anak lewat tiga jalur utama:
Genetik – penelitian menunjukkan sekitar Lebih dari 50% dari sifat mudah marah pada anak
bisa dipengaruhi faktor bawaan dari seorang Ibu.
Pengaruh saat hamil – stres dan emosi negatif ibu ketika mengandung bisa memengaruhi
perkembangan otak janin, khususnya bagian yang mengatur emosi.
Pola asuh & contoh sehari-hari – anak belajar mengelola emosi dari cara orang tuanya
bereaksi. Jika anak sering melihat marah atau bentakan, pola itu lebih mudah ia tiru.
Dengan pengelolaan emosi yang baik, pola ini bisa diputus.
Miles, D. R., & Carey, G. (1997). Genetic and environmental architecture of human aggression. Psychological Bulletin, 122(1), 3–66. https://doi.org/10.1037/0033-2909.122.1.3
Rifkin-Graboi, A. et al. (2015). Antenatal maternal anxiety associates with differences in white matter tract microstructure in 1-month-old neonates. Translational Psychiatry, 5(1), e532. https://doi.org/10.1038/tp.2014.143
Van den Bergh, B. R. H. et al. (2020). Prenatal developmental origins of behavior and mental health: The influence of maternal stress in pregnancy. Neuroscience & Biobehavioral Reviews, 117, 26–64. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2017.07.003
Morris, A. S., Silk, J. S., et al. (2007). The role of the family context in the development of emotion regulation. Developmental Psychology, 43(2), 333–346. https://doi.org/10.1037/0012-1649.43.2.333
Yap, M. B. H. et al. (2014). Parenting strategies and parent–child relationship: Links to adolescent emotion regulation and depressive symptoms. Development and Psychopathology, 26(2), 395–409. https://doi.org/10.1017/S0954579413001003
Kenapa Perempuan Butuh
Mengelola Emosi yg sehat?
Karena perempuan secara
biologis lebih sensitif
terhadap stres dan emosi
Bagian otak kita yang bernama amygdala yang
tugasnya memproses emosi seperti takut, marah,
atau sedih, lebih sensitif pada perempuan.
Ditambah lagi, hormon perempuan (seperti
estrogen dan progesteron) terus berubah-
ubah setiap bulan, misalnya saat haid, ovulasi,
atau menjelang PMS.
Kenapa Perempuan Butuh
Mengelola Emosi yg sehat?
Perempuan cenderung dibentuk
sebagai makhluk relasional
Secara sosial, perempuan sering diajarkan untuk
memedulikan perasaan orang lain, menjadi
penolong, pendamai, atau pengasuh.
Namun, tanpa batas sosial dan emosional yang
sehat, perempuan bisa menjadi “people pleaser”
dan kehilangan diri sendiri.
Deborah Tannen (1990) dalam bukunya You Just Don’t Understand
menunjukkan bahwa perempuan menggunakan komunikasi untuk
membangun kedekatan dan validasi, bukan sekadar menyampaikan fakta.
Aspek Kehidupan Dampak Regulasi Emosi yang Buruk
Pernikahan Mudah tersinggung, konflik tidak selesai, menyalahkan pasangan
Karier Tidak bisa mengelola tekanan kerja, burnout, merasa tidak cukup
Persahabatan Gampang overthinking, menghindari konflik, tidak bisa bicara jujur
Kesehatan mental Risiko tinggi untuk depresi dan anxiety (WHO, 2022)
Kenapa Perempuan Butuh
Mengelola Emosi yg sehat?
Regulasi emosi memengaruhi semua
aspek kehidupan perempuan
Kenapa Perempuan Butuh
Mengelola Emosi yg sehat?
Efek Domino: Ketika Emosi Perempuan Tidak Sehat
Anak-anak belajar dari regulasi emosi ibunya →
perempuan yang tidak stabil emosinya berpotensi
menurunkan pola reaktif yang sama pada anak.
Perempuan yang emosinya tidak stabil cenderung
menjalin relasi yang tidak sehat, baik dengan
pasangan, orang tua, maupun diri sendiri.
Perempuan yang tidak mengenali batas sosial
rentan terjebak dalam hubungan toksik,
eksploitasi emosional, dan mental load berlebih.
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah
mencintai orang yang berbuat kebaikan.”
(QS. Ali Imran: 134)
Mari kita stop Normalisasi
Memaksa orang lain
harus mengerti
kondisi kita.
Prangat-prengut
tanpa alasan! Berharap pasangan bisa selalu
MEMAHAMI & MENERIMA
EMOSI NEGATIF KITA
“kamu tuh harusnya
ngertiin aku”
“Ya wajar dong,
aku kan cewek!
Harusnya kamu paham”
“Ternyata suamiku udah
gak cinta aku lagi”
Ayat ini adalah landasan kita semua!
ْمِهِس
ُف
ن
َأ
ِب اَم اوُرِّي
َغُي ٰى
َّتَح ٍمْو
َق
ِب اَم ُرِّي
َغُي
لَا
اللَّهَ َّن
ِإ "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." (Ar-Rad: 11)Pengen Pasangan ngerti? Diri Bahagia? Pernikahan Bahagia?
Semuanya HARUS DIMULAI DARI DIRI SENDIRI
Tentang
Program Perempuan & Emosi
Perempuan & Emosi lahir dari
alasan tersebut dan..
Fitria Selmiansyah, S.Pd., CCP., CTRP., CCHPMentor Program: 8x Pertemuan bersama
Sistem Pembelajaran
Topik Setiap Pertemuan No Topik Tanggal
1. Psikoedukasi Emosi Perempuan Kamis, 21 Agustus 2025 (19.30 WIB - Selesai)
2. Self-Awareness: Peta Emosional Diri Kamis, 28 Agustus 2025 (19.30 WIB - Selesai)
3. Inner Child & Luka Emosional Kamis, 04 September 2025 (19.30 WIB - Selesai)
4. Regulasi Emosi: Teknik & Praktik Kamis, 11 September 2025 (19.30 WIB - Selesai)
No Topik Tanggal
5 Emosi dalam Relasi: Red Flag dan Tanda Bahaya Kamis, 18 September 2025 (19.30 WIB - Selesai)
6 Komunikasi Emosional yang Dewasa Kamis, 25 September 2025 (19.30 WIB - Selesai)
7 Spiritualitas & Regulasi Emosi kamis, 02 Oktober 2025 (19.30 WIB - Selesai)
8 Siap Diri: Emosi yang Stabil, Relasi yang Aman Kamis, 08 Oktober 2025 (16.30-17.30 WIB)
9 Graduation/ Penutupan Program Kamis, 16 Oktober 2025 (16.30-17.30 WIB) Topik Setiap Pertemuan
Peraturan Selama Program
1.Empati, Sopan! Karen kamu adalah
Perempuan berValue.
2.Program ini sudah dirancang sedemikian rupa
melalui proses diskusi, pembelajaran, dan
pengalaman yang panjang. Tapi yang
menentukan berhasil/tidaknya adalah
“kemauan diri sendiri” untuk take action dan
keberanian untuk mau berubah.
Terima Kasih
Semoga hari ini membawa
kita pada diri yang lebih
tenang & bahagia.