MANAJEMEN PENGENDALIAN COVID-19 DI PESANTREN (MITIGASI DAN SURVEILANS) drg . R. Vensya Sitohang , M.Epid DIREKTUR SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
BAHASAN
4 Sumber : EPI WIN,WHO Demam Batuk Lemah / kelelahan Sakit kepala Mata merah / radang Hilan g perasa / pembau Tenggorokan nyeri Badan terasa sakit Diare 80% PADA UMUMNYA GEJALA RINGAN-SEDANG 15% GEJALA BERAT Kasus berat dan kematian meningkat pada orang yang dengan kondisi penyerta : P. Jantung , DM Penyakit Paru Kronis , Hipertensi , Kanker , usia >60 tahun SARS-CoV-2 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia dan menyebabkan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) 5% MEMBUTUHKAN PERAWATAN ICU (KRITIS) GAMBARAN UMUM
GAMBARAN UMUM 5 PENEGAKAN DIAGNOSIS Metode deteksi molekuler /NAAT ( Nucleic Acid Amplification Test ) seperti pemeriksaan RT-PCR ( termasuk TCM dan Viral Load). PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN Dilakukan di masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan belum ada vaksin dan obat yang spesifik . Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan suportif . Vaksin masih dalam tahap pengembangan PENULARAN Utamanya ditularkan dari orang yang bergejala ( simptomatik ) melalui droplet saluran napas ( batuk , bersin , bicara ) kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi 1-2 m
SITUASI GLOBAL DAN INDONESIA (UPDATE 5 OKTOBER 2020) 6 https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
BAHASAN
8 TUJUAN SURVEILANS 8
PERUBAHAN ISTILAH PDP DAN ODP KONTAK ERAT OTG KONFIRMASI KONTAK ERAT SUSPEK KONFIRMASI TIDAK BERGEJALA (ASIMPTOMATIK) BERGEJALA (SIMPTOMATIK) ISTILAH BARU KASUS PROBABLE DISCARDED
KASUS SUSPEK Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut : O rang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi loka l **. O rang dengan salah satu gejala / tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi /probable COVID-19. O rang dengan ISPA berat /pneumonia berat *** yang membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan . KASUS PROBABLE Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS *** / meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR . Ket : termasuk yang tidak ada hasil pemeriksaan lab. RT-PCR dengan alasan apapun . KASUS KONFIRMASI Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2: Kasus konfirmasi dengan gejala ( simptomatik ) Kasus konfirmasi tanpa gejala ( asimptomatik ) DEFINISI OPERASIONAL (1) 10 https://infeksiemerging.kemkes.go.id/ SAAT INI PROSES PERUBAHAN DO KASUS
KONTAK ERAT Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain: Kontak tatap muka / berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih . Sentuhan fisik langsung dengan pasien kasus probable atau konfirmasi ( seperti bersalaman , berpegangan tangan , dll ). Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar . Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat ( penjelasan dilihat pada lampiran 5). Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala ( simptomatik ), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala . Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala ( asimptomatik ), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi . PELAKU PERJALANAN Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri ( domestik ) maupun luar negeri pada 14 hari terakhir . DISCARDED Discarded apabila memenuhi salah satu kriteria berikut: Seseorang dengan status suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari . KEMATIAN Kematian COVID-19 untuk kepentingan surveilans adalah kasus konfirmasi / probable COVID-19 yang meninggal . 11 DEFINISI OPERASIONAL (2)
DEFINISI OPERASIONAL (3) SELESAI ISOLASI Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut : Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria selesai isolasi pada kasus probable/ kasus konfirmasi dapat dilihat dalam Bab Manajemen Klinis . Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) Kasus probable/ kasus konfirmasi dengan gejala ringan/ sedang / berat / kritis Kasus probable/ kasus konfirmasi dengan gejala berat / kritis T idak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dengan ditambah 10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi. T idak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan. Dilakukan pemeriksaan f ollow up RT-PCR 1 kali negatif , dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan Pasien konfirmasi tanpa gejala , gejala ringan , gejala sedang , dan gejala berat / kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan , berdasarkan penilaian dokter di fasyankes tempat dilakukan pemantauan atau oleh DPJP. 12
BAB III: SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Manajemen kesehatan masyarakat merupakan serangkaian kegiatan kesehatan masyarakat yang dilakukan terhadap kasus . Kegiatan ini meliputi kegiatan : karantina / isolasi , pemantauan , pemeriksaan spesimen , penyelidikan epidemiologi , serta komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat . Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19 melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal . Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas . 13 MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
14 GEJALA RINGAN: isolasi mandiri SEDANG: rawat di RS darurat BERAT: rawat di RS rujukan Dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan RT-PCR hari ke-1 dan ke-2. SAAT MENUNGGU HASIL, WAJIB ISOLASI KASUS SUSPEK Konfirmasi Bukan COVID-19 RINGKASAN ALUR MANAJEMEN KESMAS
15 D ilakukan karantina mandiri pemantauan terhadap munculnya gejala selama 14 hari KONTAK ERAT Jika muncul gejala , segera lapor kepada petugas Kesehatan dan akan dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan RT-PCR hari ke-1 dan ke-2 Konfirmasi Bukan COVID-19 Bukan COVID-19 Tidak muncul gejala dalam 14 hari RINGKASAN ALUR MANAJEMEN KESMAS
16 Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. KASUS KONFIRMASI ISOLASI DIRI DI RUMAH ISOLASI DIRI DI RUMAH RUJUK KE RS DARURAT RUJUK KE RS RUJUKAN TANPA GEJALA (ASIMPTOMATIK) GEJALA RINGAN GEJALA SEDANG GEJALA BERAT SESUAI DENGAN BERAT-RINGAN SAKIT, RISIKO PENULARAN, DAN KEMAMPUAN FASILITAS PELAYANAN MASING-MASING DAERAH Selesai Isolasi Kematian Sembuh Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS *** / meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Ket : termasuk yang tidak ada hasil pemeriksaan lab. RT-PCR dengan alasan apapun . Rawat di RS Rujukan KASUS PROBABLE Kematian Selesai Isolasi Sembuh Tanpa follow up RT-PCR Tanpa follow up RT-PCR Tanpa follow up RT-PCR Follow up RT-PCR 1 kali Kematian Sembuh
PELACAKAN KONTAK “ kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19” ELEMEN UTAMA: pelibatan dan dukungan masyarakat ; perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan situasi wilayah; masyarakat dan budaya ; dukungan logistik ; pelatihan dan supervisi ; sistem manajemen data pelacakan kontak 17 indikator
ALUR PELACAKAN KONTAK ERAT * jika pasien meninggal , wawancara dapat dilakukan dengan keluarga / kerabat dekat **pada kontak erat tenaga kesehatan , dilakukan tes swab meskipun tidak bergejala
Buku Saku Contact Tracing
Gunakan masker Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir / hand sanitizer Jaga jarak , hindari kerumunan meningkatkan Daya tahan tubuh , Penerapkan PHBS: gizi seimbang , istirahat cukup , olah raga, kelola stress dan Keola penyakit penyerta /comorbid Etika batuk dan bersin Segera mandi dan berganti pakaian setelah berpergian ADAPTASI KEBIASAAN BARU , kelola stress dan Kelola penyakit penyerta /comorbid 3 PESAN KUNCI (MASKER, MENCUCI TANGAN, MENJAGA JARAK) Pencegahan penularan di masyarakat
BAHASAN
P ERAN PESANTREN DALAM PENCEGAHAN DAN PE NGENDALIAN CO V ID-19 27.722 Pesantren * 4.173. 543 Santri * Tempat berisiko terjadinya penularan CO V ID-19 Adanya komitmen dari Pimpinan Pesantren Adanya Peran Aktif Santri Melakukan Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 . Strategi Pemberdayaan Masy -> BerPHBS Sumber: *Pangkalan Data Pesantren Kemenag, 2020
Add Text A Pesantren yang telah membentuk Gugus Tugas Survei Pelaksanaan Protokol Kesehatan Pesantren yang telah memilii Surat Kesehatan Aman COVID-19 Seluruh pimpinan, pengelola, pendidik, dan peserta didik dalamkondisi sehat yang dibuktikan dengan surat keterangansehat yang diterbitkan oleh fasilitas pelayanan kesehatansetempat Pesantren telah berkoordinasi dengan gugus tugas percepatanpenanganan COVID- 19 daerah dan fasilitas pelayanan kesehatan atau dinas kesehatan setempat 6,8%
Menerbitkan Kebijakan di Pesantren Melakukan Pengorganisasian Menggalang Kemitraan untuk optimalisasi kegiatan Meningkatkan literasi kesehatan Pelaporan dan Penilaian Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pesantren Pemberdayaan Masyarakat Pesantren P roses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat pesantren untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan C OVID -19 yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat . Melalui KEGIATAN-KEGIATAN: Analisis Situasi Pesantren
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN DALAM PENINGKATAN PERAN PESANTREN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 Peningkatan kapasitas pesantren dalam pemberdayaan masyarakat pesantren yang sudah dilakukan di 96 pesantren Draft Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberdayaan Masyarakat Pesantren dalam Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Peningkatan Peran Organisasi Kemasyarakatan (PBNU, MPKU PP Muhammadiyah, Muslimat NU dan Jannur ) dalam Pembinaan 25 Pesantren Talkshow di Metro TV menampilkan testimony pesantren Walisonongo Ngabar Ponorogo yang telah menerapkan protokol kesehatan Rangkaian Web Binar dengan sasaran Pesantren , Kementerian Agama, Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kab ./Kota, Organisasi Kemasyarakatan dan Asosiasi Pesantren dan seluruh Ponpes Se Indonesia Rencana Kampanye 3 M di Pesantren yang akan dilaksanakan pada Hari Santri
UPAYA PENANGANAN KASUS CO V ID-19 DI PESANTREN Melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan Penelusuran Kontak / Contact Tracing. Jika ada laporan kasus konfirmasi / suspect Covid 19, maka segera dilakukan PE dan melakukan pencarian terhadap semua kontak kasus tersebut . Melakukan deteksi dini dengan pengambilan dan Pemeriksaan swab terhadap Santri Melakukan pemisahan segera terhadap santri yang positif Covid 19 dengan cara Isolasi Melakukan Karantina terhadap santri yang tidak sakit / sehat Karantina wilayah di wilayah terdampak sekitar lokasi pesantren Pengobatan dan Tatalaksana terhadap santri yang positif Covid 19 di rumah sakit lapangan / mini hospital Merujuk santri positif Covid 19 dengan gejala berat ke rumah sakit rujukan Upaya Kesehatan Lingkungan dengan melakukan Desinfeksi di Lingkungan Pesantren Berkoordinasi dengan puskesmas dan dinas Kesehatan setempat , serta berjejaring dengan RS
SARANA/PRASARANA/BAHAN YANG HARUS ADA DI PONDOK PESANTREN Tempat untuk isolasi bagi penghuni ponpes yang sakit / terkonfirmasi Covid-19 Fasilitas cuci tangan yang mencukupi Hand Sanitizer Masker Thermo gun Media KIE Alat dan bahan disinfeksi