P2PTM_RAK2017.penyakit tidak menular yang

AggraWardatu 8 views 43 slides Apr 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 43
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43

About This Presentation

Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular


Slide Content

KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK.
INDONESIA

RENCANA AKSI
~ KEGIATAN
PENGENDALIAN
> PENYAKIT
TIDAK MENULAR

= REVISI | - TAHUN 2017

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2017

EEC K EE CER



G € IE € CG EC CCE € CG € € CIC ERAS

KEPUTUSAN DIREKTUR PENGENDALIAN PENYAKTTTIDAK MENULAR,
PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN INGKUNGAN
NOMOR : HK. 02.03/03/v./ 126 /2037
TENTANG

RENCANA AKSI KEGIATAN

PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

TAHUN 2015-2019 REVIS

DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

DIREKTUR PENCEGAHAN PENGENDALIAN PENYAKTT TIDAK MENULAR,

Merimbang:

Mengingat: 1

he sag perboran da Reina Steg Kometen Keston
Thun 20152019, peta un Rercara Alegia Prgeále Pelt
Tek Merl PPT) ahun 20152015 yong tetapkan dengan Keputusan
eu Pengendalan Pena ik Menu,

‘Undang-Undang Nome 25 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan
Permbargunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003. Nomor 47, Tambahan Berita Negara. Republik
Indonesia tomor. 4287);

Undang'Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Oserah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587
pengganti UndargUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemeish
Deer (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2008 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
437;

Undang.Undang Nomor 33 Tabun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4438)
Unde Ung Noor 35 Tahun 208 tt Keston (embaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Lembaran Negar
Republik indonesia Nomor 5063);

Petra Preside Nor 35 ahun 2015 tertrg Keenan Keschatan
{Lembaran-Negar Nomor 59 Tahun 2015);

Peratuan Presiden Nomor 2 Thu 205 tantangRencana Pembanganan
Ang Menergah Nasal ahun 20152019,

Pertuan Prien Nomor SO Tahun 2015 tertang Rencana Kara
Pemertah Tahun 2016;

Keputusan Mente Kesehatan Nomor 374/Menkes/sKV/2009 tentang,
‘Stem Kesehatan Nasional

Keputsan Mente Kesehatan Nomor 375/Menkes/S/V/2009 tentang
encara Pertargunan Jara Para Bang Kesehatan Tan 2005-
205;

Keputucan Menta Kesthatan Nomor HKO202/MENKES/S2/2015
tertang RencaraSrotegsKerertrin Kesehatan Tahun 2015 2019;

Menetapkan =

am:

EDUA

KETIGA

KEEMPAT à

KEunA:

Tembusan Y

AL. Perauan Mente Kata Nomar 6 aha 015 teta Oria
an Tata sp Kerertran Kat;

12. ration Mente Kesehatan Nom 228/Menke</Perf/2014 tentang
Pentston alas Per Mente Ken | Nom
356 Meche Pe/W/208 trag Oras dan Tota Keno san
Pta

13, Porra Mere Keschatan Nomar 234)/ Monk Per OIL eta
Organs dan Tata Key Unt Plana Teles Bing Tek Keehn
Urghangan din Pengenaan Peat;

18 Persuran Mente Kesehatan RI Nomor 71 tahun 2015 tentang
PenanggulanganPenyakit Tidak Menular

15. — Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010
Tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementeron
Negara/Lembaga

MEMUTUSEAN :

KEPUTUSAN DIREKTUR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIOAK
MENULAR TENTANG RENCANA AXSI KEGIATAN PENCEGAMAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (P2PTM) TAHUN 2015-2019
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT IDAK MENULAR
Revit

Rencana Aks Kegaton P2PTM tahun 2015-2019 merupakan Dokumen
perencanaanKegitan PPTM selama ima tahun yang beriskan upaya yang
akan dlakukan Di P2PTM untuk mencapl Indikator kegiatan dan kegatan
Yang telah diotapkan dalam kurun waktu tahun (2015-2019),

Rencana Asi Kegiatan P2PTM tahun 2015-2019 digunakn sebogal salah satu
pedoman bagi sluruh satuan kara peaksana Kegiatn P2PTM dalam
Menyusun Kepatan

Rencana ls Kegiatan PZPTM tahun 2015-2019 igunakan sebaga salah satu
pedoman bagi seluruh satuan kerja pelasana kegiton PPTM dam
Penyusunan prencanaan tahuran (RAK).

Rencana Aki Kegiatan P2PTM Tahun 2015-2019 dgunakan sebagai salah
stu pedoman peniain aporan KineraSatuan Kero Dit. PAPTM.

Keputusan ii mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabi di
Kemucian hariterdapat kekelruan akan dliakukan perblkan sperlunya

1. Diektur Jendera P2P

2. Sesion P2P

KATAPENGANTAR

Pul syukur kami panatkan kepada Allah SWT -Tuhan yang Maha Esa - ats beat dan
Laruns Nya penyusunan buku Rencana ARsi Kegatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakt
Menular (RAK P2PTM) 2015-2019 Revs telah dapat iselesaikn.

RAK-P2PTM 2015-2019 Revi nh merupakan penjabaran da RPIMN 2015-2019 Bang.
Kesehatan dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 dengan mengacy pada Globo! NCO Action
Plan dan South Est Asia Regional Action Plan on NCOS, Dengan demikan, RAK P2PTM 2015-2019
Revisit ini dharapkan dapat menjal acuan ba! Kementerian Kesehatan dan Kementeran/Lembaga
Iain juga bagi pemerimah daerah dalam menyusun kegiatan pencegahan dan pengendalan PTM,
Khususnya PTMutama,

Kami mengucapian terima kash dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang
telah memberitankontibusi dalam penyusunan buku in Oharapkan RAK P2PTM dapat djgikan
cuan dalam menurunkan beban penyakit tidak menular, khususnya trkat dengan fator rito
‘tam, alu konsumsiproduktembakau, diet dk seat, Kurang aktiftasfisk dan konsums alkohol
berbahaya.

‘Semoga dokumen in dapat mendorong perencanaan, pelatsanzan dan penlaian program
pencegahan dan pengendalan penyaki tidak menuar yang lebih berkualtas d tingkat asional dan
(era dalam upaya mewujudkan penurunan angka kesaitan dan kematlan set beban ekonomi
aklbat penyakit tidak menular di ndonesí

DAFTARISI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL..
MEMUTUSKAN :

KATA PENGANTAR -
DAFTAR SL.

BASI. PENDAMULUAN …
ATAR BELAKANG.
KONDISIUMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN …

LUNGKUNGAN STRATEGI.

LUngkungan Srategis Nasional.
LUngkungan Sraegis Regional
Lingkungan Straegis Global

In. KERANGKA REGULAS..
IV. KERANGKA KELEMBAGAAN.,
‘BAB IV TARGET KINERIA DAN KERANGKA PENDANAAN..
{TARGET KINERIA a

i, KERANGKA PENDANAAN..
BABY. PEMANTAUAN, PENIAIAN, PELAPORAN.
AB. PENUTUP.

LAMPIRAN 1. Mari Rencans Kinera dan Pend

>

3

So E E E de: e e dE E e ETS A NAS D FSI sE!

EEE A CC LC CE CLE COE CECE E € CIC K ECKE € CIC IE ECE

{AB PENDAHULUAN

Sebagai es dar pembangunan kesehatan dl Indonesia dalam 3 dekade teak in, umur
harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat dari $44 pada tahun 1980 (SP 1980) menja
698 pada tahun 2012 (BPS 2013). Kondi ni dtambah dengan keberhasan dalam menurunkan
angl kesaktan atau mortis berbagalpenyakt menular membuat Indonesia mengalam transis
(demograft dan transis! epidemiolog. Pada saat ii pola kesakitan menunjukkan bahwa Indonesia
mengalami double burden of disease dimana penyakit menular mash merupakan tantangan
Walzupun telah menurun)tetapipenyakit tidak menuar(PTM) meningkat dengan tjr.

Di Ungkat global, 63 persen penyebab kematla di dunia adalah penyaki tidak menular
(PTM) yang membunuh 36 juta jiva per tahun, 20 persen kematian ini terjadi di negara
berpenghaslan menengah dan rendah Penya tidak menular adalah penyakit soni dengan durasi
yang panjang dengan proses penyembuhan atau pengendalan kondisl Kinisya yang umumnya
lambat Pengaruh industralsai mengalibatkan makin derasnya as urbaisasi penduduk ke kota
besar, yang berdampak pada tumbuhaya gaya hidup yang dak shat sepert det yang ak seat,
Karangnya aktiftas fs, dan merokok. Hal ni berakbat pada meningkatnya prevalens tekanan
(Sarah ing, losa dara gg, lemak drah Ungg), elebihan brat bad dan obests yang pada
lannya meningkathan prevlens penyai antun dan pembuuh darah, penyakt par obstruktif
‘rok, berbaga eis kanker yang menjad penyebab terbesr keratin (WHO, 2013)

Kephatnan terhadap peninglatan prevalensi PTM telah mendorong lahimya berbagal
{niit ltingkat global dan regional. Pertemuan tahunan Word Health Organization (WHO) - World
‘Heath Assembly (WHA) pada tahun 2000 telah melahirkan kesepatatan tentang Strateg Global
dalam pencegahan dan pengendalian PTM, Khususnya dl negara betkernbang trate ini bersandar
‘ada 3 pila tama yatu (1) survelans; (2) pencegahan primer; dan (2) penguatan sistem layanan
Kesehatan.Sejak tu telah dadops! berbogai pendetatan untuk mencegah dan mengurang!fktor
risko bersama (common risk factors) dai PTM utama penyebab kemation terbesar. Berbagal
resolu telah dhaslan seperti WHO Framework Convention on Tobacco Control {WHO FCTC) pad
‘tahun 2003 WHASE 1, the Global Strategy on Diet, Physiol Act and Health pada tahun 2008
{WHAS7.17), dan the Global Strategy to Reduce the Hormful Use of Alcohol pada tahun 2010
{WHA63.13) Pada tahun 2008, WHA meresmikan 2008-2013 Acton Plan for he Global Strategy for
(he Prevention and Control of Noncommunicable Diseoses, dengan perhatian utama pada negara
_sedangberkembong Dokumen serup telah lkembangkan untuk ahun 2013 -2020

Dari beberapa studl dibuktkan terdapat hubungan yang erat antara PTM dengan
Kemistina. Kelompok miskin mengalami exposure [pajana) yang lebih besarterhadap pollutant
‘ermasuk asap rokok dan lingkungan yang tidak higienis. Kemiskinan juga berpengaruh terhadap
akses terhadap layanan balk deteisi ini maupun pengobatan dan upaya promos! Kesehatan.
Karateristk penyakt PTM yang krone membuat mereka lebih sering ski sehinggs menguran!
kesempatan untuk mendapat penghaslan yang layak dan memberian riskofnasil yang besar ba
Jatuh aki Untuk menark perhaian dar para pemimpin dunia terhadap hal nl pada bulan
September 2011 PBB telah menyelenggarakan High-evel Meeting on the Prevention and Control of
Non-communicsble Disecses yang had oleh kepala pererintahan, Pertemuan untuk membahas
Is Kesehatan di PBB baru trjadl dua kl, yang pertama mengenai HIV-ADS. Hal ii menunjukkan
pentingny negara untuk memahami masalah PTM: dampak negatifPTM terhadap kesehatan dan
Status soso-elonoml masyarakat; dan melakukan tindakan nyata yang komprehensf untuk
mengaasinya balk pada tingkat negara masng-masing maupun iternasonl

PIM secara global telah mendapat perhaian serus dengan masuknya PTM sebaga salah
satu target dalm Sustainable Development Goals (50652030 krususnya pada Goal 3: Ensure
healthy Ives ond well-being. SDGs 2030 telah dlsepakatl secara formal oleh 193 pemimpin negara
‘ada UN Summit yang diselenggarakan di New York pada 25-27 September 2015. Hal in didas
Dada falta yang trad di banyak negara bahwa meningkatnya ua harapan hidup dan perubahan

gare bidup juga dking! dengan meningkatrys prevaens obesas kanker, penyakt Jantung,
(abetes dan penyaki rons lainya. Pnanganan PTM memerlkan wakt yang lama dan teinologi
yang mahal dengan demikan PTM memerlukan blaya yang Ugg) dalam pencegahan dan
penanggulangannya. Publkasi World Economic Forum April 2015 menunjukkan bahwa potensi
Keruglan akibat penyakl ak menular di Indonesia pada perlode 2012-2030 dpredls mencapal
US$ 447 rin, atau 51 hal GDP 2012. Masuknya PTM ke dalam SDGs 2030 mengisyaratkan PTM
harus menjadprioitasnasonal yang memeriskan penanganan seca Inas seo.

Indonesia jugs mengalam ekskalasl PTM yang dramati. Has ist Kesehatan Oasar tahun
2007 dan 2013 menunjukkan bahwa telah trjadi peningkatan secara bermakna, dantaranya
prevalens penyakt stroke meningkat dari 8.3 per mil pada 2007 menjad 12.1 per mil pada 2033
Lebh anutdketahul bahwa 61 persen dart total kematian disebabkan oleh penyak kardiovaskuler,
anker, dabetes dan PPOK.

Berbogal upaya telah dakukan untuk pencegahan dan penanggulangen PTM, sejlan
‘dengan pendekatan WMO terhadap penyakt PTM Utama yang tekalt dengan fakor riko bersama
(common Risk Factor) DI Ungka komunltas telah dinisol pombentukan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM dimana cllskukan detekl dn! faktor rito, penyuluhan dan Kegiatan bers
Komunitas untuk menuja Perilaku Hiup Bersih dan Sehat. Di tingkat pelayanan kesehatan juga telah
dllakokan penguatan dari puskesmas selaku kontak pertama masyarakat ke sistem Kesehatan
Disadrl bahw pada saat inl sistem rujukan belum tertata dengan bak dan akan terus
dsempurnakan sejlan dengan penyempurmaan program aminan Kesehatan Nasional (HN) yang
merupalan bentuk implementas dari Universo! Health Coverage (UHC) dan diterapkan sejak 1
Januari 2014. Namun demikian hal datas belum cukup Karena Keteribatan multisektor masth
terbatas. Dikenall aha PTM amat trat kepada Social Determinant or Health, khususya darn
falo isk terkalt erik dan ingkungan.

Sebagalmana dikemukakan diatas, PTM merupakan sekelompok penyakt yang bersfat
rons, tidak menular,dimana dlagnosis dan terpina pada umumnya lama dan mahal. PTM send
dapat teens pada semua organ, sehingga Jenis penyakitryaJuga banyak seal. Brkatan dengan
it, pendekatan yang digunakan adalah pandekatan kesehatan masyarakat (publ heah)- Untu tu
perhatan fokustan kepada PTM yang mempunyal dampak besar balk dar sel morbitas mapun
‘moraltasnya sehingga menad su Kesehatan masyaakat (publ heat sue). Dikenall bahwa PTM
‘ersebut yang kemudian dnamakan PTM Utama, mempunyalfltr sk perlaku yang sam yatu
merokok, kurang berolah rag, let dak sehat dan mengkonsumel alkohol Bla prevalensifktor
visto menurun, maka diharapkan prevalnsl PTM utama juga akan menurun. Sedangkan dalam
pendekatan Kins, sep penyakt in akan mempunyal pendekatan yang berbeda bed. Namun
<emikian, tidak semua PTM dengan prevalensi tng memunya faktor sto yang sama misalaya
‘eanker hat dan kankerservks diana peran infeks virus sangat besar, Untuk kandi in eiperluan,
Intervensl pes

Kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusla (HAM), sebagalmana
<isebutkan dalam De aras Hak Asai Manusia Pesentatan Bang Sansa (PB tahun 1948 yang
‘menyatakan bahwa setiap orang berhakatas traf kehldupan yang memadal untuk Kesehatan dan
Kesejaheraan drinya send dan keluarganya. Hak atas Kesehatan Jugo dapat ditemukan di
Instrumen nasional yang diaturdalam UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Sesul dengan
nomma HAM, maka negara berkewaban untuk menghormai,melinungl, dan memenuhi hak-hak
asas kesehatan tersebut. Kewaiban tersebut antara lan diakukan dengan cara menyedakan
pelayanan Kesehatan berkaltas yang akssibel bag) seluruh rakyt (inlusi, upaya pencegahan
menurunnya status kesehatan masyarakat, meakulan langkahrlangkah legis! yang dapat
menjamin perindungan Kesehatan masyarakat, dan mengembanglan Kebljakan kesehata, sera
‘menyedakan anggaran memadal

Rencana AksiKegatan (RAK) Pengendalian Penyakt Tidak Menular Tahun 2015-2019 int
merupolan upaya untuk mengidentfiasi aks! states yang akan dimplementasian dalam
mencapal tujuan yang tercantum dan Rencana Srategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 sera mendukung tercapsinya
sasaranasaran dalam Action Plan for Prevention and Control of NCDs In SouthEast Aso 2013-2020

D #99 9 2 933 3% 332 #59 9 423% 59 3 3 23 333% 339 FS

EREKCRROECREKC Ree LE



€ LC CE EC ETC CIC IC CELE

(dan Globo! Action Plan for the Prevention ond Control of NCDs 2013-2020. Dipaham bahwa
sabenamya PTM juga mencakup banyak sell Kondis/penyaittermasuk gangguan ja, gangguan
Indera, keceakaan, disablitas dan PTM lainnya, RAK P2PTM dimaksudkan untuk memberkan
pemahaman kepada seltor kesehatan maupun sektr lain mengenal:() besaran (magnitude)
permasalahan PTM, (1) dampakterhadap Kesehatan penduduk maupun beban soio-shonom bag
emerintah dan masyarakat, sera (il) strategi pencegahan dan pengendalan PTM yang per
‘implementaskan. Dengan demikan, RAK PPTM akan berungs! sebagal alt advoksl untuk
mencapa kesepakatan tentang peran dan ketrlibtan serta aki yang bisa dikontribusikan oleh
Sektor kesehatan dan non kesehatan seta masyarakt dalam upaya pencegahan dan pengendalan
masalh PTM dl Indonesia.

Dengan adanya perubahan organisa dan tatalaksana Kementerlan Kesehatan melahi
Peraturan Menter Kesehatan Al Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organiasi dan Tata Kerja
Kementeran Kesehatan, Direkorat Pencegahan dan Pengendallan Penyakit Tidak Menular
imelakukan penyesuaian” Rencana Alsi Kegatan Pencegahan dan Pengendalan Penyakit Tidak
‘Menulr Tahun 2015 ~ 7019 yang merupakan Jabaran kebjkan dan pelaksanaankegiatanDireltorat
PAFTM dalam Pencegahan dan Pengendallan Penyaki Tidak Menular sesual dengan tugaspokok dan
uni Direktorat P2PTM.

| KONDISI UMUM, POTENSI DAN PERMASALAHAN

2.1. GAMBARAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PENYAKITTIDAK MENULAR

Kecenderungan peningkatan penyakt tidak menular yang tejaci dalam beberapa dado
rai nl di tngkat global Juga terjad d Indonesia balk angka kesalitan (morbiitas) maupun
angka kematiannya (mortaltas). Perseps! bahwa PTM merupakan masala dl negara majuternyata
{idak bena.Estimes! penyebab kematian trkat PTM yang dkembangkan oleh WHO menunlukkan
bahwa penyakt kardiovaskular merupakan penyebab kematlan trting) dl negara-negara Asia
‘Tenggara, termasuk di Indonesia alt sebesar 37 persan (Tabl 2.1. Lebh dari 80 persen kematan
isebabkan oleh penyakt karovaskuer dan diabetes sert 90 persen dar kematan akbat penyakte
paru obstrukf kronk terjd di negaranegara berpendapatan menengah ke bawah. Disamping tu
dus per tiga dari Kematian karena penyakt Kankar terja dl negaramegara berpendapatan
menengah ke bawah

Tabelza.
Esimasi Propors PTM sebagal enyebabkematia di beberapa Negara SEARO (WHO, 2014)

Pemafasan — PIM

Kardiovatuer — Olabees Kanker Code PO TM

EL] a = Te 56 1%
26% 2 7% DK xo ms
29% # ım 1% mo 1%
25% * us ux % 1x
zu Er % 10% ZX 1%
40% ™ 10% 10% wo
Bangladesh 17% 3% 10% 9% 1% 1%

‘Sumber: WHO, 2018

Has Riset Kesehatan Dasar (Rskesdas) 2007 menunjukkan bahwa dar 10 penyebab
ematian tertingsi, 6 diantaranya disebabkan oleh penyaklt tidak menular (stroke, Mipertens,

voa Oran 201, Nennen coo profes. O: Geneva.
"wot Het rain 201. batterie dites 201. WHO: Geer.

(labetes, tumor ganas, penyakt hati penyakit jatung iskemik) yang menyebabkan 44 persen
Kematin sedangkan hanya terdapat 2 penyakt manular (uberkulsis dan penyaktsakurannatas
‘bawah) yang menjadi penyebab Kematian. Dua kondsi penyebab kematian fain adalah cedera dan
Keainan perinatal Gambaran in jlas menunjukkan bahwa penyaki tak mensa tlah menjad
Penyebab kematlan utama di Indonesia. Analisis awal Sample Registration Survey (SA) 2014 yang.
isotenggarakan oleh Badan Libangkes menunjukkan pola yang serupa. Seara nasional Sepi
penyebab kematan yang tertingg adalah: penyklt pembuluh dar otak (21%), penyakit jantung
Iskemik (12.9%), diabetes melltus (6.7, T8C (5.7%), hipertensi dengan kompllasiya (5.3%),
Penyakt saluran napas bawah kronk (89%), penyakit hat (2.7%), koclakaan transportas (2.6%),
‘pneumonia (2.1%) dan diare (19%) (Utbangkes, 2015). Dengan demilin, penyebab kematian
tertingg!didominasi oleh stroke, penyakitjantung dan pembuluh dara, diabetes melitus dan
hiertens dengan Komplkasinya. Dai penyakt menular hanya tbc dan pneumonia masih menonjl
sebagai penyebab kematian. Hasil Rskesdas 2007 juga menunjukkan bahwa dalam kelompok
penyakit tidak menula, 78 persen kematian akbat PTM disebabkan oleh stroke, hipertensi,
(abetes, tumor ganas, penyakt Jantung Iskemik, penyakit paru krank. Penyebab keratin ini
merupalan penyakit/konds yang disebabkan ole aktor risk bersama (common sk actors),

dach] mn a

Data penyebab kematian dar! 1995 sampal dengan 2007 menunjukkan teranya perubahan
pola ponyebab kematian. Propors penyakitinfek! atau penyakl menuar seta kematlan maternal
‘dan neonatal sebagei penyebab kematian cenderung menurun, sedangkan penyakt tidak menular
mening.

ambar 2.3. Perubahan Pola PenyaktPenyebab Kematian pada 1995 5 d 2007

los E

= En

o m in ll!
manon Comma Nencanmmihle iy

Serigkaliterdapat persepsibahwa penyaki dak menuar adalah penyakt orang Kaya. Data
berkut menunjlkan bah pandangan tersebut tidak benar. Tidak ada perbedaaan bermakna dar
prvalens stoke dan hipertensi anta 25 persen penduduk termisin dan teraya. Sementara itu
enyakit Paru Obstrukti Kronis(PPOK) dan asma cenderungterjad pada kelompok dengan status
ekonomi yang lebih rendah, hl ini mungkin trkait dengan tngkat merokok dan lingkungan udara
‘yang tercemar, perumahan yang dak set di kelompok miskin. Sabalknya, penyaki kanker dan
Giabetes melitus lebih banyak teradi pada Kelompok ekonomi yang lebih tinggi, mungkin
(disebabkan oleh akses ayanan kesehatan yang lebih bak pada Kelompok kaya sahingga penyaki ini
lebih banyak terdeteks sebelum terjdi kematian. (Gambar 2.4 dan 25)

bn 25 ren rn ante ms era
Freins ra tren
» n=
0 — A A u | |
Kanker Stroke of i. =

‘sen tte) we tte) fe en
in itera) a bt teat)

“cat bee topton esto po woman oy gro don jota)

Prevalens PTM utama bervarsl secara bermakna antarprovnssebagalmana tampak dalam Tabel
22

rasiza

patas recalar a nr Pov dee

pri
rra real! nn

Diner Pots PE pr

Monte Ñ tan
We a mon om ue
ts
foe 2 om
rx Fe OR ge
fume sem 45% A mue zum Ser
A A
Sete ss aime OR km De So
Penang

MS soe 0 Me 4 0
des rm GX OX st
Se ies 203

Dar penduduk usa 18 tahun ke atas stu dar empat mengalamNpertens dan satu det
lima orang menderita obesitas, sementara Ru atu dri lima beas penduduk ui 15 tahun ke tas
‘menderta kenalkan gula darah (DM). Berdasarkan Rskesdas 2013, diketahul bahwa 734 persen
ipertens tidak terdiagnosis dan 72, persendabetes juga tidak terdiagnosi.Ketiga Kondi il akan
sangat berpengaruhterhadopledakan penyakt-penyaklt kardovashuersepert stroke dan penyakit
Jantung korone bis tidak dlupayakan pencegahan dan pengendalannys.
Tebelza
isparitas Saban Penyakt PTM Utama anar Provns Indonesia

tons Momo Esta mit Pander 013
To Paren Promi Pg Pro

Moreno aa EM Pond Jo nt
Ds us ma aa mia SOS Joa Tour
PR A ME pet 351 Joint
pomo Me nouer 266 Post 220987 od

Sema so
poner a coo ss |
Me 2060 2e Pad 46717 Jour
pen
une DS Mania 51697 oda
pd
Ci HAN SON Papua 455379 meme
Dun get rue un

PRP TARPS 7 33 À T7 9 3 #5 ET 13 3 9% 93 À ÿ d A à 2

Angka prevalens tidak secara langsung menggambarkan beban PTM di tingkat provinsi
arena jumlah penduduk yang sangat bervarias. Tabel di tas menunjukkan bahwa beban PTM
Utama terdapat dí pulau Jawa Karena kepadatan penduduknya. Ini berarti bahwa dalam
pengembangan program pengendalan dan pencegahan PTM harus memperhitungkan angka
prevalensi dan beban PTIA Kanker merupakan penyakt dengan varias yang palng ebaryaitu 0,2
per mil di Gorontalo dbandingkan 4,1 per mil Yogyakarta. Sebagaimana dikemukakan datas,
{etek kanker merupakan hal yang sult dan memerlukan biaya yang besar. Dengan deman,
sangat mungkin terad “underreporting? penyakit ini sekaligus mengeambarkan varias akses
Hayanan dan pola demografi penduduk antarprovins indonesia

Panyakit yang menjdiperhaton dikarenakan prevlens mulai meningkat adalah penyakit
Kataak. Hal int untuk mewujudkan kualtas hidup masyarakat Indonesia yang berdaya sing,
sehingga perl dperhatikan kesehatan indera maupun fungsitubuh dalam melakukan aktitas.
Keseharan suatu individu pada Kelompok masyarakat Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013,
prexalen kataak pada semua kelompok umur sebesar 1,8%, ika mengacu pada kriteria yang
{itetapkan oleh WHO, hal tesebut menjadi masalah Kesehatan masyaraat don juga masala soll
Kotarak adaah kekeruhan pada lens yang menyebabkan penurunan tajam penglatan (sus), yang
banyak di dei oleh kelompok usa data 50 tahun. Ja tidak diakukan upaya pencegahan, maka
jumlah penderta katarak akan meningkat seing dengan meningkatnya usia harapan hidup
masyarakat Indonesia. sebesar 80% katarak dapat diindar, bak dengan cara pencegahan,
penyembuhan maupun rehaiitas.Prevalens diabitas pada penduduk > 15 tahun sebesar 11%.
‘Tamangan ke depan adalah membawa masyarakatinklusi untuk penyandang disbiltas sehinggs
para penyandang disabiitas dalam hal ini dapat menerima manfaat dari berbagal program
Kesehatan.

0

“A eee Gt 35333

ambar. PrevalensiKatarak Penduduk Semua Umur Menurut Provini (Riskesdas, 2013)

Pada Grafik tas trat bahwa prevalensi Katara erigg dí Suawes Utara (3,7%) dut
oleambi (2,8%) dan Bali (2,7%. Prevaleni katara terenda ditemukan di DK Jakarta (0.9% ika
Sulawesi Bart (1,1%)Sebagian besar penduduk dengan katarak di Indonesabelum menjlan
‘operas atark kareafaktor ktidaktahvan penderta mengenat penyait kaarak yang didertanya
(dan mereka tdaktahu bahwa buta katarak bso dioperas/ direhabias.Alsan Keds terbanyak
penderiakataakbelum diopersi adalah karen tidak dapat membiaya operasinga

no
7 3

*) 2013 menggunakan WHODAS dengan 12 item

Gambar 2. Prevalensi Disabilitas penduduk 2 15 Tahun menurut Provinsi (Riskesdas, 2013)

penduduk Indonesiadengan disabilitas sedang sampai sangat berat sebesar 11
persen, bervariasi dari yang tertinggidi Sulawesi Selatan (23,8%) dan yang terendah di Papua Barat
(4,6%) Kelompok umur >75 tahun merupakan kelompok dengan indikator disabiltas tertinggi.
if hilang kelompok umur 65-74 tahun dapat disebabkan tingginya
8 kelompok umur 75 tahun atau lebih. Perempuan cenderung lebih
rentanmengalami disabilitas daripada laki-aki pada semua indikator disabilitas.
Berdasarkan gambaran masalah morbiditas maupun mortalitas terkait PTM secara nasional
di Indonesia, dapat diperkirakan dampaknya dari perspektif ekonomi. Publikasi World Economic
Forum April 2015 menunjukkan bahwa potensi kerugian akibat penyakit tidak menular di Indonesia
pada periode 2012-2030 diprediksi mencapai US$ 4,47 trliun, atau 5,1 kali GDP 2012. Hal ini sangat
tinggi dibandingkan dengan yang di alami India (US$ 4,32 triliun, 2,3 kali GDP India 2012) dan China
(US$ 29,4 triliun, 3,57 kali GDP China 2012). Di Indonesia kerugian tersebut adalah akibat dari
penyakit kardiovaskuler (39,6%) dikuti oleh penyakit terkait gangguan jiwa (21.9%), penyakit saluran
nafas (18.4%), kanker (15.7%) dan diabetes mellitus (4.5%).

uy EN EAN DP

J

D

)

)

>

rath
Kerogian ekonomi skbst PTM dbandingkan dengan GOP 2012:
Perbandingan Indonesia dengan China dan indi

parents GOP

ban ekonomi penyait dak menular jugs dapat dat doi data BPS yang menunjukkan
‘aim INA-CBGs periode Jan-Juli 2014 mencapal seat Rp. 3,4 lun. untuk asus rawat al dan
seta Ap. 12,6 lun untuk kasus rawat in. Mesipun penyakit Katastopik hanya 8% th total
asus rawat jalan dan 28% asus rawat nap, namun beban biayanya mencapa 30% rawat jalan dan
33% ama nap.

Sein tu beban ekonom di Indonesia pada tahun 2012-2030 berdasarkan stud yang
(lakukan World Economie Forum (WEF) tahun 2014, Ima penyakit PTM utama yaity penyakt
Iardiovaskular, kanker, PPOK, diabetes, dan kejivaan dipradiksi menyebabkan kergian sebesar
'USS4,47 tllun $17,853 per kapita. Beban ekonomi peak tidak menular juga dapat lat dari
data PIS yang menunjukkan Kai INA-CBGS periode an-ul 2014 mencapaisekitar Rp. 3, rn
‘untuk kasusrawat jalan dam sektar Rp. 12.6 tllun untuk kasusrawat inap. Meskipun penyakit
Katasropik hanya 8% thd total kasus rawat jalan dan 28% kasus rawat ap, namun beban blayanya
mencapa 30% rawat jalan dan 33% rawat inap

rata
Kontribusi penyaitPTM terhadapkerugian GOP, Indonesia 2012-2030

Sumber: WEF, 2014

GambaranFaktorRsko Penyakit Tidak Menular
RISKESOAS 2013 mengumpulkan informas tentang beberapa faktor riko perlaku yang
tevtat penyakt tidak menular utama di Indonesia sepert merokok, kurang aktiftas fk sera

Kurang konsumssayur dan buah menggunakan definis operaional sebagimana ditapikan dalam
Box

Ditemukan bahwa prevalens merokok di atera penduduk di aas 15 tahun meningkat dar
347 persen (2007) menjadi 36,3 persen (2013). Dari para perokak inl diketahul juga adanya
penduduk yang terpaan asap rokok di dalam rumah. Tahun 2007, 405 persan penduduk ema
mur (82 Juta)terpajan asap rokok dl dalam rumah, ementara tahun 2020 prevalensperokok pai
dala oleh dua dci lima penduduk dengan jumlah berksar 92 juta penduduk. Tahun 2013, jumiah
ni meningkat menjadi sekitar 96 jtajva. Perempuan lebih tin) (54%) dar pad ak (262%)
(dan anak sl 0- tahun yang terajan adaloh 56 perse, atau satra dengan 12 Juta ana tepajan
asaprokok.

Prevalens atifta fs krang di amara
penduduk di ats 10 tahun membalk menjadi | #1 Dei persona te sto pa
26, persen, (2013) da 48,2 persen pada tahun | sonia. at =
2007. Prevalns prlak kucang konsumsisayur | Iason tenet try Go bln ra nck
an buah masih sangattngg pada penduduk di | proto sep hor ndngdedng
ts 10 tahun dl tahun 2007 dan 2013 (93.5% dan
93.5%). 774 persen mengonsumsl sayur dan | Steg nm caminas nt
ah hanya satu sampa dua pors sear oa same tose tates beet o
Sementara itu, teta faltor rico bologis | mini a menso guar. est menor pete,
Seperú obesitas. menunjukkan angka yang | mercngtel Akte o sedog mime mea,
menoghat dar 194 persen di tahun 2007 | "eE member cbt Jl et
menjadi262 persendtahun 2013 (Tabel 24). | surten oy don bot: tommy to ot
Konsumsi minuman —berakohol diketahui | hurry er span alo str, ets por buch me
bertatan erat engen terjadiya riko | obutotseowon wh ee o ooh tii, str un.
abnormakts llo seper rofl loma ya, | Ara moni 20 fh co loto porn msi,
terganggu, obestas dan peningkatan tekanan | someon at
‚dar sera berpengaruh terhadap_prevalens!
cedera don kematan. Mall RISKESDAS 2007 | Obesta nes Maso Ru 225
rmenunjukkan anpka prevalesi naslonal | ogee sent: ptr pert» 800m tio) do >80 em
konsumsi alkohol adalah 4,5 persen dengan | Geremuon) pu”
ana tering) di Provnsl Sulawes! Utara
(283%. Dari populai terebut, 13,4 persen | Xowwmtaltoolberteyo > sonora per har Sts
mmengonsumsl alkohol dalam jumlah yang ng
‘atau berbahaya 25 standard per ha) nl eran
prevalensnasonal konsumsl alkohol gg adalah sebesar 0,6 persen,

‘abel 26.
Prevalens (1) Faktor Risiko PTM tahun 2007 dan 2013
Wo. Faktor Asko PTA 2007 EX
À Prevalens Konsumsitembakau (aia 15th) 307 363
2 Prevalonsi Merokok (usa 10-18 tahun) td 2
3 PrevalersiMerokok (sla 210 tahun) tad 293
D Perempuan tad 19
D uk tad 567
4 Prevalensi lits sk kurang (uso 22019) 42 261
Prevalens Kurang konsumssayur & buah (si 210th) ns ss
Prevlensikonsumsl minuman beraohol as tad,
Hay AA

o E E E E E E o E Y: JE EE: E DE Eo E E E o E E E: E

CCRCECK Cette cee cecec cet etc cae TC LEE EC

cee

c

3 Prealnskonsumsiminuman berakaholyangberbahaya os tad.
(RS standard per har)

8 Obesta(wat>25, Usia 218th) 14 262

+ Perempuan 18 329

> uit 138 197

9 Obesitas ental Laki2& Perempuanusia2 38 th) 188 266

Sumber: Rskesdas 2007 dan 2013

‘alam upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha tentang git
seimbang, metal Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 pemerintah mewajlkan pencantuman
Informasl kandungan gula, garam, dan lemak untuk pangan olahan dan pangan ia sj sert pesan
Kesehatan Pesan keseñatan yang imaksud adalah konsums ul lebih dar 50 gram, natrum/garam
lebih dar 2000 miligram (mg), ata lemak total lebih dar 67 gram per orang per ar meningkatkan
tak tejadnya bipertens, stoke, diabetes, dan serangan jantng. Stud Diet Total (2014) yang
mengambl sampel yang sama dengan Riskesdas 2013 menunjukkan besaran masaah konsums gua,
atium dan lemak yang sudah lebih dar bates yang dianjuran (abel 25). Konsumsl gua berlbih
canderung meringkat bersamaan dengan meningkatnya usa, dl samping tu ditemutan babwa ll
ki mengkonsumsi qua berlebh sebesar 2 Kal lebih banyak dari pada perempuan. Konsumsl
atm dan lemak berleih_ banyak ditemukan pada usa seolah dan usia produkt. Konsums
‘atium dan lemak juga lebih banyak dtemukan pada aka. Konsumsilemak berlebihditemukan
lebih banyak pada kelompok status ckonomi unge. Analisis lanjut menunjukkan 53,7 persen
penduduk mengonsumsi garam di as bata yang danjrtan yatu 5 gram per orang per har, Hal int
menjai penting untuk egera iaas/Gcegah Karena teralt dengan meningkatya ito terjacinga
em.

Tabei2s
Proporsl (4 penduduk mengonsumsl gula, natum dan lemak per hart
Yang melebihi bata yang lanjrkan, Indonesia 2014

Gus Tatars Ten
hence 2S0gram >2000mg __ 267 gram
Telomeok mar

0-59 bin 13 100 u
s-1ztm 15 246 303
18th 20 2 303
1955 0 57 180 21
>55 tha ss 104 va
"alla 64 199 302
Perempuan a 167 27
Temaat Togzal
Perkotaan 46 208 ma
Perdesaan 37 160 15
Tinka Ekonomi
Terbawah 37 15 27
Menengahbawah 46 150 204
Menengah 52 186 263
Menengah aos 52 206 a
Teratas 3 183 358
Sambar Sa Dt TON 201
eo a]

Dar gambaran mortaltas, morbiits dan faktr risk terjainya PTM, seta dampaknya terhadap
Kerugan ekonomi, cukup els bahwa pencegahan dan penanggulanga PTM har segera dilatan.
PTM dl Indonesia sudah menja masalah Kesehatan masyarakat yang serios karena memberkan
kontribusl terbesar dalam kematian penduduk. PTM juga trihat sudah mull terjad pada usa
muda, yang akan mengganggu produits ker, seingga berdampak terhadap ekonomi keluarga
‘sera perkembangan dan pembengunan ekonom mason.

2. POTENSI KEGIATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penetapan srategi pencegahan dan pengendalan penyakt tidak menular sebagaimana
tercantum pada buku Rencana Pencegahan dan Penanggulangan Penyakt Tidak Menula tahun
2010-2016, melput 1) mempertuataspek legal PP-PTM, 2) meningkatkan surveans epidemiolog
PTM, 3) meningkatkan detes il fktor riko PTM, 4) meningkatkan KI PP-PTM, 5) meningiatan
Kualtaspenanganan kasus PTM, 6) meningatkan emitaan dan peran sera ai masyarakat dalam
P.PTM, dan 7) meningkatken repita program PP-PTM.

State tersebutdlimplementasian melall berbagal kgatan yang dkelompokkan ke dalam 3
la peran stakeholder program, valu: 1) Peran Pemerintah melall pengembangan dan penguatan
Kegiatan pokok pencegahan dan penanggulangan penyakt tidak menulr, 2) Peran masyarakat
melalui pengembangan dan penguatan Jeaing kerja pencegahan dan penanggulangan penyakit
tidak menulr, dan 3) Peran masyarakat melall pengembangan dan penguatan keglatan berbass
masyarakat.

Komitmen pemerintah terhadap pengendalan dan pencegahan PTM meningkat yang
(indaslkan dengan meningkatnya aokasi anggaran secara bertahap. Perkembangan anggaran
kegitan pengendallan dan pencegahan PTM pada Drektorat Pengendalln Penyakt Tidak Menular
KementeianKesehatan tercantum pads tab 26.

abel 26.
Perkembangan Anggaran Kelatan PP-PTM
pada Direktrat PFTM Kementerian Kesehatan

20102015
Tahun ‘Aoki (Rp) eats (Rp) Capalan 1%)
2010, 5737000000 EE 375,
zou 120.083.065.000 74.105, 400.089 25
2012 5272036000 50048 370.565 EN
2013 (68.917-707 00 168.505 438.545 EN
2010 63210361303 57.190 300.606 EN
2015 731.635.768.000" 72351956784 E
‘Ser DEPFT en FER Ens
EF TERR TREO PO

3FEIIFFPTIIFPIEIIITEIIIFEIIFEIII FSD DD

KALK LA ecaeceeeeaene Ce ee UN

Xx

+A AE

eberpa has an tan capa cen progam penceghan an erangsngan pampa

sok men 2010 2014 pa eme aetna in:

roman reza.

N red tai orn sn an port a

ray penetre PA ari

cara Meme Kesehatan Namar 2 tahun 2013 anta pencantanan penn
Vesna dan fora heat pad amos produ terol, Pormenkes rat
Segen Person Poner Noms, 108 hun 2012 trang Pengamanan bata Yang
negada vt beri produ tenia boga.

2. Permuron Venen Keen mor 90 tahun 2013 tomare, penantumen normes
{Snaungn BD era an oma sero pesan ksehatan uk arg aan dan arg
pr

3. Keaton Mere Kesehatan Nomor 3 tahun 2007 tentang Padoman Penendlan
Kana

4 Kepa Mente Keehatn Nomor 796 than 2010 tetra, Poma Teri
Pengenóio ane ays dan Kn sb Rahm

35. Pere Ment Kesehatan Romer 40 un 2013 tentang Pata ala Pengndlan
Samat Kons Rokk tag Kesehatan

6. nv Precio Nomor tahun D rang Progam Dekade A estamatan ln.

8. Pengembangan Pedoman
‘Untuk menjamin kegatan pencegahan dan pengendalan TM yang terstandar di semua fails
Hesahatantalah dtesbithan selumlah pedoman, sebaga brut:

Pedoman Pos Pembinaan Terpadu Penyakt Tidak Menular Posbindu PTM)

Pedoman Survelans PenyaktTidak Menular

Pedoman Pengendalan Kanker

Pedoman Deteisi Din Kanker Payudara dan Kanker Lehr Rahn

Pedoman Pengendalian Cedera

Pedoman Pengendallan Diabetes Melitus

Pedoman Pengendalian Obestas

Pedoman Pengendalan Penyait Jantung dan Pembuluh Darah

3. Pedoman Pengendalin Hpertens

10.Pedoman Pengencallan PPOK

11.Pedoman Pengendallan Asma

12.Pedoman Kavasan Tanpa Rokok

13.Pedoman Teis Penyelenggaraan PengendalanPenyak Tak Menular di Puskesmas

4 Pedoman Teknis DetekiDiniKanker Pads Anak

15.Pedoman Posbindu PTM/deteks ini Faktor Ro PTM pada clon jemaah hoj

16.Pedoman Detels Dini Faktor iso PTM di Kementera,/Lembaga dan TempatKerjo

17.Petunfk Tenis Penegakan Hukum Penerapan KTR

18.Petunj Tes Upaya Berhenti Merokok (UBM) di Fasyankes Primer, di Sekolah dan
‘Madrasah

19.Petunju Teknis Kaki DM Berbasis Masyarakat

20.PetunlukTeknis DM gestasional

21.Pedoman Pengendalan Thalsemla

22.Pedoman Pengendalan Cesteophorosls

Puanspnn

©. Pengembangan Modul Peltihan
1. Modul pebtian Kanker
2. Modulpelatihan PPOK-Asma
3. Modulpelatihan Posbindu PTM dan modul eJeaming Posbind TM
4. Modul pelatihan Upaya Berhenti Merokok

D. Penguatan Pelayanan Kesehatan PTM pada Puskesmas
Penguatan fasts pelayanan kesehatan melaulpenerapan PANOU PTM telah dilaksanan
‘pada 2.057 puskesmas pada 298 kabupaten/kota di 34 provinsl. Upaya ni dperkuat dengan
Pelathan tenagakesehaton, dalam bidang Manajemen dan bidang tek.

2. Peningkatan upaya deteks din) PTM

Penguatan upaya detek dni tanker leer ram dan payudara dengan metode Inspeki
Visual dengan Asam Asetat (VA) dan pererksaan payudara Mins (Sadan teh ilksenakan
i 2057 Puskesmas di 298 kabupaten/tota dl 34 provinsi..Sampal dengan akhi 2034, telah
terdeteksl secara din sebanyak 904,099 perempuan, IVA post pada 45.092 perempuan
(433%) suspekkanker eher rahim pada 1.038 perempuan (1,2 per 1000) tumor payudara pada
2487 perempuan (2,7 per 1000). Kegatan trsebut daksanalan oleh petugaspelaksana detekst
ini (provider) sebanyak 4.130 orang ted dar 1.5 dokter dan 2.675 bidan, Peat (trainer)
vangtersecia hingg satin sebanyak 430 orang tenaga kesehatan yang tdi dar 13 onkolog
obgsi, 22 dokter bedah, 67 obigin, 226 dekter umum, dan 102 biden. Kegatan In telah
(Üperkuat dengan tersedianyakrioterap sebanyak 428 bua.

ba Pengembangan Posbindu PTM

Saat il tecatat sebanyak 7.225 posbindu telah dikembangkan oleh masyorakat dan telah
mendapatkan dukungan Posbindu Kt Sementara iu, Posbindu PTM yang tela ak melakukan
input data secara elektronik menggunakan sistem informasi survlans PTM_sebanyak 3.723
Posbindu PTM pada 2512 desa/kelurahan yang dina oleh 1338 puskesmas di 1058
Kecamatan pada 272 kabupaten/kota di 23 pros.

€. Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

Sampal dengan akhlr 2018, KTR telah dikembangkan di 34 provns, melti 160
kabupaten/kotaanara lain: () 2 Peraturan Daerah Provnl (I) 12 Peraturan Gubernur, (I) $3
Peraturan Daerah Kabupaten/xota , dan (1) 92 Peraturan Bupati/ Walkot, Sementar Ru,
ampanye berhent merokok telah dselengarakan oleh 36 Puskesmas pada 36 kabupaten/kota
Gi 18 proves

4. Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera

‘Dengan adanya perubahan organisasi dan tatalaksana Kementerlan Kesehatan meal
Peraturan Menter Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kea
Kementerian Kesehatan. Pencegahan dan pengendallan gangguan indera merupakan salah atu
program dalam pencegohan dan pengendalan PTM. Indikator dalam mengukur Keberhason
Fineria ini adalah Puskesmas yang melkutan detes dni ktarak dengan pemeriisaan Kins dan
meruuk kasus katarak Berdssarkan data Riskesdas Tahun 2013, prevalenskatarak pada semua
Kelompok umur sebesar 1,8%, ja da dlakukan upaya pencegahan, maka jumiah penderie
katarak akan meningkat serng dengan meningkatnya usia harapan idup masyarakat Indonesia.
Sebesar 80% katarak dapat dihindar, balk dengan cara pencegahan, penyembuhan maupun
rehabilitas.

2, PERMASALAHAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT IDAK MENULAR

Beberapa provns dan kabupaten maslh belum sapenuhnya dapat menerapkan kebjakan
dan srateg nasionlKarena Keterbatasan dalam aspek sumber day, Kebjakan daerah dan peran
masraraat, Secars umum, sumber daya manusia,infrastruktur, struktur organisasi dan Ainansal
masi relatifterbatas di daerah. Dukungan kebljakan di Ungkat provins dan kabupaten kurang
optimal karena mas femahnya advokasi dan Hoordiaslantara sektor kesehatan dan sektor non
Kesehatan, termasuk dengan pemerintahdaerah setempat. Sebagai dampak dari penerapan sistem
pemerintahan desentralsas, pemerintah daerah mempunyal kewenangan untuk dapat menetapkan
Droritas pembangunan daerehnya, termasuk pembangunan kesehatan. Konsekuensinya, dins
Kesehatan Kabupaten mempunyal struktur orgnisasi yang berbeda antara Kabupaten, sehingge

FIDA 11991115

Cc ceectecaccr ce ceccaeccce

Ceae LEE € CIE SE ere

program PPTM bisa berada dibawah sek PTM, pengendalan penyakt, promos kesehatan,
‘Survllen atau tidak ada di seksi manapun.
ebjakan terkalt PTM yang sudah dlterapkan secaa nasinal adalah kebijskan Kawasan
“Tanpa Rokok (KTR). Mestipundemikianbelum semua kabupaten/kota mempunya peraturandaerah
KTR, dan penerapannya juga belum optimal di kabupaten/kota yang sudah mem Perda KTR.
Disamping lu, mash ada beberapa keblakan yang mash tetendala dalam proses pembuatan
peraturan prundang-undangannya teat eran dan kontribusilntas sektor. Kebijkan yang mash
merupalan tantangen dlantaranya kejakan tekalt pengaturan pemberan Informa kesehatan
‘Seta kandungen untuk gua, garam dan lemak pada produk makanan dalam kemasan dan sap sa.
‘Strateg nasional pencegahan dan pengendalan PTM pada dasarya telah sejlan dengan
strate) global. Stateg national pencegahan dan pengendalian PTM mencakup tiga dimensi.Sepert!
pendekatan berbasis masyarakat, sistem survllen dan penanganan kasus. Mesipur demkian,
Keblatan dan strategi nasional mash belum dapat itrapkan secara optimal di semua provis dan
Kabupaten di Indonesia, Sementara u, Puskesmas dan kantor kepala desa atau kelurahan setempat
‘mash ada yang belum mempunyal pemahaman, apasitas dan sumber daya yang memadal untuk
‘Benecegahan dan pengendalan PTM Khususnya dalam merjalankanintervesiberbass masyarakat
‚Yang lebih efekt dan berkelajuta. Secara umum, untuk pelayanan kesehatan di rumah sake
staupun di puskesmas mash terkendala aspekaksesibltas balk secara geogrfi, finansal maupun
Kualtas íboberapa Kabupaten.
Secara umum, beberapa permaselehan yang muncul dalam upaya pengendalln penyait
tidaemenular mencakup aspek-aspek belkin:
‘A. Belum optimalnya dukungan terhadap program P2PTM
+ Komitmen pemerintoh bolk di tingkat pusat don doereh masih belum optimal. Mestipun
program pengendalan dan pencegahan di tingkat pusattelah melakukan berbagal upaya
vols dan sois: ke daerah seara inten, masi dtemulan beberapa daerah yang.
belum mempunyal Komitment nyata untuk menjaikan program PP-PTM sebogal salah satu
program prior. Hal ini merupakan salah satu kendala dalam pengembangan dan
penerapankeblalantrkatPP-PTM
+ Kemitroon/kerjasame tnt program dan Into setor belum optimal. Kurangnya dukungan
lintasseltor di tingkat pusat merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Kerjasama
lntassektor yang kurang efekti di daerah.Kepentingan dan Intervensi poltik berpengaruh
erhadap pola kepemimpinan yang selanjutnya mengarah pada kurang optimanya program
PPTM dl daerah yang sangat memerlukan komitman dan kontbus! nata Intas Seto.
+ Health in al Poles (MAP) belum terimplemantasl dengan balk. HAP sesungauhnya
(üperluka oleh karena adanya kenyataan bahwa keschatan masyarakat banyak itetukan
‘oleh kebjakan di har sektorkesehatan, seperti pertanan, pendlkan, ekonom) Ingkungan
hidup dan sektor tertaltllnnya. MAP merupakan pendelatan yang memperhtungkan
aspek keschatan masyarala dl setiap pengembangankebjakan ole sektor trkalt trsebut,
dl semua tngatan administra. HAP juga harus dpandang sebagai bentokperindungan
pemerintah kepada masyaraat. Salah satu contoh keblakan yang mendukung peningkatan
kesehatan masyarakat antar ain: Peraturan Menterl Kevangan Nomor 62/PMK.04/2024
tentang Perdagangan Barang Kena Cukal Yang Pelunasan Cukalnya dengan Cara Pelekatan
Pa Cul tau Pembubuhan Tanda Plunasan Cull Lannyz.

1. Peau manraat bebo er
Keterbatasan media dan metode edutos, Media edutai yang tersedia untuk mendukung
pembudayaan Perloku Hidup Berih dan Sehat (PHOS) masihterbatas pada media cetak
‘Sementaa, astas hesehatan maupun di saran publ dan sekolah membutubkan media
‘edutas kesehatan tea pengendallan dan pencegahan PTM yang lebih banyak mela
media elektronik yang dapat lebih mencapal populas! sasaran sesual dengan kemajuan
teknologl. Dsamping itu, metode edukasi Kesehatan Juga terbatas pada ceramah dan
penyulutan. Metode yang lebih bervariai sesual dengan populasisasaran dapat lebih
‘meringkatkan keberhaslan edukas keschatan.

+ Cakupan Posbindu PTM yong masih belum optima. Sampal sat in belum semua desa
‘mempunyai Posbindu. Disamping It, peseta Posbindu di Ingkungan perumahan masih
terbatas pada kelompok perempuan us 50 tahun ke atas. Mash perl upaya dan
pendekatan yang lebih felt untuk dapat meringkatkan partspas penduduk kaki sorta
Kelompok umur lebih muda dalam mengikuti kegatan Posbindu PTM. Tantangan ini
Aiperberat dengan mas erbatasya jumlah dan altas kader sera kesinambungan peran
seta masyarakat dalam pelaksanaan Intervensl berbasis masyaraat.

+ Banyakfaktor risk PTM dipengaruhl oleh hal-hal dar Bidang Kesehatan antaa lal,
Keterseiaan makanan yang tidak sehat,kurangnyaketersedaan saraa olahaga, budaya
hidup modern, termasuk akses terhadap rokok dan minuman beralkobol sera tigginya
Poli ara. Semus hal ini memerukan pengembangan kebjakan yang mendukung Iki
Yang lebih kondusi bag program PP-PTM. Pada sa ini kebjakantersebut masih baum
memadal dan belum seluruhnya mendukung pelaksanaan program PP-FTM.

(©. Kapasitaspelayanan untuk PIM belum optima!

+" Masth terbatasnya sumber doya pendukung program PP-PTM. Priritas program mash

idommasi cleh program pencegahan penyakkt menular dan Kesehatan bu dan anak,

sehingga mempengaruh esiaan faltas kesehatan dalam upaya pelayanan pasien PTM.

Hal ini menurjukkan pentingnya untuk Investasi yang lebih significan untuk peningatan

Kapssas sumber daya (man, money, materia) untuk pelayanan PTM Khususnya di fasitas
pelayanan primer.

‘+ Alses masyarkatterhodop yankes yang mempurya pelayanan PTM. Blum semua fsltas
Kesehatan primer sudah mampu melayani PTM dengan optimal, sehingga masin banyak
mMmasyaraat yang tidak mempunya akses untuk mendapatkan peayanan PTM di pelayanan
kesehatan primer. Hal lol menjadikan masyarakat mempunyal pitan ataca rumah st,
ink swastaataupun tidak berobat.

+ Sstemrujukan don peran Puskesmos don RS. Sistem rjukan dal Puskesmas ke Rumah Salt
‘dah berjlan dengan bak, ttapibelum didukung oleh sistem rujukan bak dari Rumah
Saktke Pases

D. Masih lemabnya ketersediaan data untuk mansjemen program (perencansan dan evaluas)

+ Sistem survellons mas lemah. Program PPTM dl tinkat pusat barubaru in telah
mengembangkan sistem survolns terait penyakt tidak menular dan faktr riskonya
secara onlne. Sstem suvellas Ii belum dapat beralan dengan efektlapablla mash
‘banyak daerah-daerah yang mempunyalKeterbatasa akses intenet dan str

+ Keterbotason deta den menajemen peloporan.Pencatatan dan pelaporan mash mempunyal
banyak keterbatasan di sap Ungkatan program pengendalan penyakit tidak menu
termasuk dar Ungkat Posbindu, Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Hal In berkatan erat
dengan kapastas tenaga pendukungnya terutama dl Ungkat Pasbindu, dimana sebagain
besar tenagekader yang belum memahami pentingrya data yang akurat dort pencatatan di
Posbindu, Sementara sumber days manusla yang menänganl data dl faslits pelayanan
primer mash belum tersedia secara khusus, sehinggs menyebabkan pencatatan dan
pelaporan kasus PIM yang belum optimal Pencatatan mash dlakukansecara manual tanga
mmenggunakan sarana komputer dan pelaporan yang masih belum secar ruin dlaporkan
topa waktu.

Perkembangan Penduduk, Pertumbuhan penduduk Indonesia dtandal dengan adanya
window opportunity di mana rasio ketergantungannys post, yatu jumlah penduduk sia
Produkt eb banyak dar pada yang usa non-produk, yang puncakaya trad seta tahun
2030. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah 256.61.700 orang. Dengan la

pertumbuhan sebesar 119% pertahun, maka Jumlah penduduk pada tahun 2019 naik mer

VEITIJIINPIITEIIETILITEIIFIIITF III II 3 DD

CECECECORECC ee



EEE EC CECE E ECK ET

268.074600 orang. Jumah wanita usa subur akan meningkat dari tahun 2015 yang
“lerkirakan sebanyak 68,1 uta menja 7,2 jta pada tahun 2019, Penduduk sl kej yang
‘meninghat dari 120, juta pada tahun 2015 menjadi 127,3 juta pada tahun 2019. Penduduk
berusa oi tas 60 tahun meningkat, yong pada tahun 2015 sebesar 21.6 jua nak menjadi 25,9
[uta pada tahun 2019. Jumla ansia Indonesia sat ni eh besar dibancing penduduk benua
Australa yakoi seta 19 jua. Implkasi kenaikan penduduk lanla il terhadap sistem
Kesehatan’ adalah (3) meningkatnya kebutuhan pelayanan sekunder dan tester, (2)
meningkatnya kebutuhan pelayanan home care dan (3) meningkatnya iaya kesehatan.

‘Masalah penduduk misin yang sult berkurang akan masih menjadl masalah penting.
‘Secara kuanttas Jumlah penduduk miskn bertambah, dan ini menyebabkan permasalahan
baya yang haros dianggung pemerintah bagl mereka. Tahun 2014 pemerintah haras
memberkan ang premium jaminan keseñatansebanyak 86,4 uta orang mii dan mendekat
misión. Data OPS menunjukkan bahwa temyata selama tahun 2013 telah ter kenalkan
Indes kedalaman kemisknan dal 1,5% menjad 1,9% dan Indeks keparahankemiskinan dar
‘042% menjad 0.48%. Hal ini berarttngkatkemskinan penduduk Indonesia semain parah,
‘sebab semalin menjauhl gars kemistinan, dan etimpangan pengelvaran penduduk antara
Yang miskin dan yang tidak misin pun semakin melebar.

“Tingkat pendläikan penduduk merupakan salah satu Indikator yang menentukan Indeks
Pembanguran Manusia. Di samping kesehatan,pendidkan memegang pors yang besar bag
terwojudnya kualtas SOM Indonesia, Namun deman, wlaupun raa-ata lama Sekolah dar
tahun ke tahun semakin meninglat, tetaplangka int belum memenuhl tjuan program wally
beljr 9 tahun. Menurutperhitungan Susenas Tiwulan 1 tahun 2013, rataata lama sekolah
penduduk usa 15 tahun ke tas di Indonesia adalah 8,14 tahun. Keadaan tersebut ert
Kaiannya dengan Angka Partspas Sekolah (APS), aki persentae Jumiah mur sekolah di
‘berbagaljenang pendidian terhadap penduduk kelompok si sekolah yang ses
Dispatas Status Kesehatan, Meskpun secara nasionalhvaitas Kesehatan masyarakt telah
meningkat alan tetapi dsparkas status kesehatanantrtngktsosal ekonoml, antarkawasan,
(San antarperkotaan-pedesaan mash cukup tinggl Angka kematian bay! dan angka kematian
alta pads golongan termisin hamplr empat Kal lebih tinggi dari golonganterkaya. Slain itu,
‘angka kematian bay! dan angka kematian bu melahirkan lebih tnge dl daerah podesaan, di
Kawatan imur Indonesia, sera pada penduduk dengan Ungkat pendidkan rendoh Persentse
‘anak bla yang berstatus ge Kurang dan buruk dl daerah pedeszan lebih ige ibandingkan
daerah perktaa.

Olberakukannya Sistem Jaminan Soslal Naslonal(SISN). Menurut peta jalan menujy
Jaminan Kesehatan Nasional dtargetkan pada tahun 2019 semua penduduk Indonesia telah
tercakup dalam EN (Universal Health Coverage - UHC). Dberakukannya JK il jlas menuntut
<lakutannya peningkatan akses dan mtu pelayanan kesehatan, bok pada faltas Kesehatan
ing pertama maupun fasts Kesehatan Hngkat Iran, sera perbaltan sistem rujukan
pelayanan kesehatan. Untuk mengendaltan beban anggaran negara yang diperukan dalam
KN memerlukan dukungan dari upaya kesehatan masyarakat yang bessifat promotf dan
prevent agar masyaraattetap seat dan tidak mudah jtuh sat. Perkembangan kepesertaan
M tarıyata eukup bai. Sampai awal September 2014, Jah peserta telah mencapai
127.763.851 orang (105% dal target. Penambahan pesert yang cepat ini tidak dimbangi
‘dengan peningkatanJumiahfsita Kesehatan, sehingga terjdlantrian parang yang bila dak
seger data) ualtaspelayanan bisa trun,

Kesetaraan Gender. Kualas SOM perempuan harus tetap peru dingkattan terutama
dalam hal (2) perempuan akan menjdl mita Kerja akt agi Itiki dalam mengatas
masaah-masalah ssa, ekonomi, dan polit; dan (2) perempuan urut mempengaruh alas
generas penerus arena fungi reprodutsi perempuan berperan dalam mengembangkan SDM
mass mandatang. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Indonesia telah meningkat dar 63,94
‘ada tahun 2004 menjadi 68,52 pada tahun 2012, Peningkatan IP tersebut pada hakkatıya
ebabkan oleh peningkatan dar beberapa Indikator Komponen IPG, ya Kesehatan,
pendiikan, dan kelayakan hidup.

Berakunya Undang-Undang Tentang Desa. Pada ban anwar 201 telah isahkan UU Nomor 6
tahun 2016 tentang Desa. Sejak hu, maka setap desa dar 77.548 desa yang ada, akan
mendapat dana alokasi yang cukup besar sata tahun. Dengan simula APBN 2015 mialya,
ka desa akan mengal rata-ata Rp 1 Millar. Kucuran dana sebesa ini akan sangat besa artinya
bag) pemberdayaan masyarakat deso. Perlaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
pengembangan

"Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UBM) akan lebih mungkin dupayalan di
tinghat rumah tangga di des, arena cukup tersedanya sarana-sarane yang menjacifator
pemungkinya (enabling factors)

‘Menguatnya Peran Provns. Dengan dibelakukannya UU Nomor 23 tahun 2014 sebagal
Pengganti UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintzhan Daerah, Provins slain bersttus
sebagai daerah Juga merupakan wilayah administra yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur
sebagai wakl Pemerntah Pusat. Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang.
telah latr leh Menter Kesehatan, maka UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerinthan
Daerah yang baru ini telah memberkan peran yang cukup kuat bagi provini unt
mengendalkan daerah daerah kabupaten dan kota di ilayahnya. Pengawasan pelaksanaan,
SPM bidang Kesehatan dapat diserahan sepenuhnya kepada provsl oleh Kementeian
Kesehatan, karena provisl telah bert kewenangan untuk memberkan sanisl bagi
abupaten/kotaberaitan dengan pelaksanaan SPM.

Berakunya Peraturan Tentang Sistem Informasi Kesehatan, Pads tahun 2014 Jugs
ibertakukan Peraturan Pemerntah (PP) Nomor 46 tentang Sistem Informa Kesehatan (SI.
PP ini mensyaratkan agar data Kesehatan terbuka untuk diakses oleh unit kero Instan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang mengelola SW sesual dengan kewenangan masing-
masia,

Unghungan tratg Reina!

Saat mulalberlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secaa eek pada tanggal 1
Januar 2016, Pemberakukan ASEAN Community yang mencakup total popuas Ibi dar 560
Juta wo, alan memberian peluang (akses paso) sekalgus tantangan tersendirbagi
Indonesia. Implementasi ASEAN Economic Community, ang mencakup salsas perdagangan
barang dan jasa sert invests! sektor kesehata. erly dakukan upaya meningtatian daya
saing (competivenes) dari fsitas astas pelayanan kesehatan dalam neger. Pembenahan
fasitasfastaspelayanan kesehatan yang ada, balk dar seg sumber daya manusi,perlatan,
sarana dan prasarananya, maupun dar seg manalemennya perl dilatan. Areditas faltas
pelayanan kesehatan (Rumah Sait, Puskesmas, dan lala) hacus dakukan secar serv,
terencana, dan dalam tempo yang tidak teil ama,

Malin beraitan dengan perjaan pengakuan bersama (Mutual Recognition Agreement -
MAA) tentang Jensjenis profes! yang menjadi cakupan dar motits. Dalam MRA tersebut,
Selan isinyur,akuntan, dan linia, juga tecakup tenaga medis/dokte, doktr ge, dan
perawat. Tidak tettup kemungklnan di masa mendatang, aka dicakupi pla jenisjenstenage
Kesehatan lan. Betaps pun, daya sang tenagakesehatan dalam nege uga har diingatkan.
Insttustinsttusi pendishkan tenaga kesehatan harus dlingkatkan kualasnya. meal
pembenahan dan akredias

nungen strates loba

Dengan akan berakhenys agenda Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun
2015, banyak negara mengakul Keberhasln dari MOGs sebagn pendorong Undakr-tndakan
‘untuk mengurang kemlsknan dan meningkatkan pembangunan masyarakat. Khususnya dalam
bentuk dukungen polit. Kelanjutan program in disebut Sustainable Development Goals
(S0Gs) yang meliputi 17 goals Dalam bidang kesehatan fakta menunjukkan bah indivi
Yang sehat memilki kemampuan fisk dan daya plie yang lebih kuat, sehingga dapat
"erkontribusseara produkt dalam pembangunan masjarakatıya..

#29 595 9239 2%) 1395979733 TS) 3) 53 3 2 À 3 3 À 3 9

CCRC 222. 3727237123279 CCR eC eC Ce CoC 27 22:

Aksesi Konvens! Kerangka Kero Pengendalan Tembakau. Framework Convention on
‘Tobacco Control ÍFCTC) merupakan respon global yang paling kuat terhadap tembakau dan
produk tembakau (rokok, yang merupakan penyebab berbagal penyakt Fatal, Samp sat In
ah ada sebanyak 179 negara di dunia yang meratifks!FCTCtersebut. Indonesia merupakan.
salah satu negara penggagas dan bahkan turut merumuskan FTC. Alan teta sampal Kini
Justru Indonesia belum mengaksesinya. Sudah banyak desakan dar berbagl phak kepada
Pemerintah untuk segera mengaksesi FTC. Selaln alasan manfaatnya bagi Kesehatan
‘masyarakat, juga der menjaga nama balk Indonesia di mata dunia

"Uberalsas perdagangan barang dan asa dalam konteks WTO - Khususnya General

Agreement on Trade in Service, Trade Related Aspects on Intelectual Property Rights sera
‘Genetic Resource, Traditional Knowledge and Folores (GRTKF) merupakan bentuk-bentuk
kommen global yang Jug peru dskapl dengan penuh kehat-hatian, Protas yang dlakukan
adalah mempercepat penyelsalan MoU ke aah peranan yang opeasionalsifatya, singes
has kerjasama antar negara tersebut bisa drasakansegera,
‘Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Securty Agendo/GHSA) dieanangkan di
Washington DC dan Gedung P8B Genewa secara bersamaan pada tangga 13 Februar! 2014.
PertemuanGHSA pertama diaksanakan pada tanggal 5-6 Mei 2014 del, Finlandia. Pada
wala, inisiaif GMSA dgagas oleh Amerika Serkat dan negara-egara maju dengan
melbathon mult-stakeholders dan muli-ektoral Sein tu juga dukung badan-badan dunia
(ibawah P88 dlantaranya World Health Organisation (WHO), Food and Agriculture Organisation
(FAO), dan World Organisation for Animal HeakOIE).

Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action Packagesand Commitments yang
(äiharapkan dapat disdian rujukan bersama di tngkat global dalam mengaasi ancaman
penyebaran penyaktIfeksl. Komitmen inl antara lain juga dimaksudkan untuk memperkuat
Implementas international Health Regulaio.IHR yang telah ceanangkan WHO sebelumnya
‘Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Heath SecurtyAgenda/GHSA) juga sebaga bentuk
omiten dunla yang telah mengalami dan belajar banyak dalam menghadapimusibah wabah
penyakit menular berbahaya seperti wabah Ebola yang telah melanda beberapa negara Afi,
Middle East Respiratory Smdrome (MERS-Cov) di beberapa negara Timur Tengah, fu H7HS
khsusunya dl Tongo, Nu bab dl Mekik, fu burung yang melanda di berbagal negara, dan
wabah fu Spanyo tahun 1918. Rangkalo kejadin trsebutseakan menegaskan bahwa wabah
penyakit menular berbahaya tak hanya mengancam negara yang bersanghutan, namun juga
mengancam kesehatan masyarakat negar aia termasuk dampak sosa dan ekonom yang
ltimbultannja.

Termasuk elemen penting dal GHSA adalah zoonosis. Sebaga bentuk dar perd
“ata elemen penting (1omitmen) trsebut, Pemerntah Indonesia, yang dalam hal In lak
‘leh Kementerian Koordinator Bidang Keseahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, dan
Kementeian Pertanian membahas lebih jauh berbagal aspek dar penyait zoonosis dalam
atan pencegahan, pendetlslanleih din, dan upaya merespon atas munculnya ancaman
dar penyaittersebut.

au
TUJUAN DAN SASARAN STATEGIS DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKTTTIDAK MENULAR

isi dan mis Oiektrat Pengendalan PTM mendukung pelaksanzan Renstra Kementes yang

melksanalan visi dan mi Presiden Republik Indonesia yal “Terwuludnya Indonesia Yong

Berdault, Mandi dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-oyong”. Upaya untuk mewujuckan

‘shin adalah mella 7 mis pembangunan yt:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga Kedauatan wilayah, menopang.
kemandiian ekonomi dengan mengamankan sumber daya martin dan mencerminkan
Kepribedian Indonesia sebaga negara kepulauan.

2. Mende manprkat mat, bekesnumbungen don demelzatsberindskan nous

»

Mewuludkan polti luar neger bebas dan ak sera memperkuat Jai di sebagai negara
marti,

Mewudlan kualtas hidup manusia Indonesia yang tng, maja dan sejaters.

Meuujudkan bangs yang berdaya sang.

‘Mewujudkan Indonesia menjai negara martin yang mandi, maj, kuat dan berbasskan
Kepentingan nasona, sera

‘Mewujudkan masyarakat ang berkepribadian dalam kebudayaa.

an»

Selanlutny terdapat 9 agenda proritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang Ing divwujudkan

pad Kabine Keri, ya

1. Menghadirian kemball negara untuk meindung segensp bangsa dan memberkan rasa aman
pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata keola pemerintahan yang ber,
fet, emokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dar pinggian dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam
erangka negara kesatua.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformas sistem dan penegakan hukum yang bebas
Korups, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualtashidup manusla Indonesia.

5. Meningkatkan produktiftas akyat dan daya sang di pasar Internasional.

7. Mewvjudkan Kemandian ekonomi dengan menggerakkan sektorsektor strates ekonomi
demestk.

8. Melakukanrevoluskarakter bangs.

9... Memperteguh ke-Bhinea-an dan memperkut restora sosial Indonesia

Kegiatan Pengendallan PTM mempunyal peran dan berkonstibus dalam tercapainya seluroh
"Naw Cia terutama terutama dalam meningkatkan kualtashidup manusa Indonesia melalui upaya
prevent dan promi.

Pencegahan dan pengendalian penyaitidak menular (PTM) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dal program pembangunan kesehatan yang eftujukan untuk meningkatkan kualtas
Hidup manusla, sehinga setlp Indhidu menjadl produkt, berdaya sing dan bermanfest bag
pembangunan nasional. Dengan demiklan, tan pencegahan don pengendalian PTM ya
meningkatnya upaya pencegahan dan pengendalan pensait tidak menular secara berhasli qua
ddan berdaya-guna dalam mandukung pencapalan deraat Kesehatan masyarakat yang stings
tingznya (100%).

9 3 5:23 5 5 5: 3 5 5 3: 2 2 PII D 3: 2 3 9 9 5 D 9 55 © à à © 5 5.

EEE TRAE RAE ECT ECT ETC ET CE ECKL Ee Cee

IL SASARANSTRATEGIS
Jasran Stel Deltora PTA dalam meiga engen dan pret art

‘dak menular pada athe tahun 2019 yang ditandal dengan Indikator pencapalan sasar
pada ahun 2019 adalah:

1

2
3

Persentase kabupaten/kota Yang melaksanakan Koblakan Kawasan Tanga
kok (KR) minimal 50% ekolahsebesar 50%.
Persentase Puskesmas yang melaisanakan pengendalin PTM terpadu sebesar 50%.
Persentase _desa/kelurahanyang melaksanakan kegatan Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) PTM sebesar 50%.
persentase puskesmas yang melaksanakan kegatan deteks din kanker payudara dan Icher
‘aim pada perempuan sia 3050 sbesar SOX.
Pessentase Puskesmas yang melaksanakan deteti ii dan rujukankasus ktarak sebesar
30%
Tabelzı
‘Sasaran Kerja Utama Pencegahan dan Pengendalian Penyakt Tidak Menuar Tahun 2019

TRRATOR NERA

2015 | 2016] 2017 | 2018 | 2019
en [oo | 09 | om | 00

TndiatorKnera Program

Persentase Kabupatenkata yang] 10 | 20 | 30 | 40 | 50
melaksanakan kebljakan Kawasan Tanpa Rokok
TR) minimal 50% sekolah

Indikator Kiera Kegiaan

Persentase Puskesmas yang melaksanakan | 10

| pengendalan PTM trpadu.

Persentase Desa/Keurahon yang malaksanakan | 10
kaplatan Pos Pembinaan Terpadu [Posbindo)
Er

EJ

persentase pustasmas yong melicanalan =
egatan deteksl in ankerpayudara dan leher
able pada perempuan usa 30:50

El

Persentase Puskesmas yang melaksanakan =
etes in da rujukan Kasus Katara sebesar
30%

ET

EJ

ap
ARAN KEBUAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

L ARAN KEBUAKAN DAN STRATEGINASIONAL

Untuk menjamin tercapaina target yang telah ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPIMN] 2015-2019 dan Rencana Strates (RENSTRA) Kementerian Kesehatan
tahun 2015-2019, diperukan strateginasional pencegahan dan pengendallan PTM di Indonesia.
State! tersebut peru mengacu pada strateg global dan sraegi regional Aa Tenggara, yang telah
isesuakan dengan tantangan dan permasalahan sert kapasitas yang imilibangsa Indonesia,

Mengacu pada strate yang siajurkan oleh WHO, makasratginasional PP-PTM teri dar 4
pir, yite: 1) Advokası dan Kemitran; 2) Promos Keseñatan dan Penurunan Faktor Riso; 3)
Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan; dan 4) Penguatan Survellans, Monev dan Rise. Kerangka
iki State Nasional Pencegahan dan Pengendalan PTM (SH-PP-PTH) di Indonesia dapat dat
ada Gambar 4.4.

Implementas Sratel Nasional Pencegahan dan Pengendalln PTM akan dipengaruh ole:
1) arah kebjakan dan state pembangunan national, 2) aah kebjakan pembangunan nasional, 3)
kerangka regulal, 4) kerangka kelembagaan, dan 5) Kerangka pendanaan, seta 6) lngkungan
steategis global, regional dan nasioal.

‘Gambar 3.1. Kerangka Pik State Pencegahan dan Pengendalian PIM Indonesia

Si 72 zz 2222327225222 522222 272 2 22 2%:

1. Advokas! dan Kemitraan

Kegiatan dalam area strateps inl meliputi advokasi dan kemitran lintas sektor untuk
peningkatan dan percepatan penonegulangan penyakt tidak menular. Fokus kegatan pad area
Ho adalah: () peningkatan itenstas advokasl, i) penguatan Kemitraan dengan masyarakat dan
lintassektorserta ementeran/lembaga, dan (i) upaya peninglatan kapastas keperimpinan
semua tingkatan administre. Has yang diharapkan pada area strategs ini adalah
meningkatnys komitmen poltik dan berfungsinya mekanlsme Kooréinasi Intas kementerian
Yang secara eff dapat menjamin tersedianya sumber daya yang cukup bag pelaksanaan.
program secara berkesinambungan.

‘Advokasldiperikan untuk menjamin adanya pemahaman peran masing-masingsekor dan
embaga teralt dalam mendukung terwujudnya masyarakat hat. Intraks yang Kompleks
antara faktor ssl budaya,Ingkungan dan ekonoml yang mempengaruh status kesehatan
masyarakat menuntut adanya kesadaran dad seluruh lembaga pemerintah untuk
mempertmbengkan kesehatan dalam setiap pengembangan kebjakannya. Dengan kata lain
Implementas “health in ll policies” dan kesamzan pemahaman aas pentingnya PP-PTM secara
lots sektor menjadi kunci keberhaslan program Ini. OÙ samping itu, kemitraan antara
pemarintah dan LSM/CSO dapat memberikan kontribusl besar dalam peningkatan kesehatan
mmasyarakat. Kampanye dalam bideng Kesehatan dapat diakukan bersama antara pemerintah
dan LSM/CSO. CSO dapat mengorgansir dan memberdayakan masyarakat dengan edukasi
sehinggs masyarakat dapat membuat plan yang tepat.

"Kemitraan dengan Intas sektor peru diawali dengan penyusunan dokumen perencansan
úterintegrasi ints sektor yang akan menjadl pet alan dan acuan penetapan kegatan atau aks
nat dari sei setor/lembaga trkalt dalam periode tertentu. Untuk memfaslts upay in,
Sperlukan revtalsasi teradap Tim Jejaring Kerja Naslonal Pengendalan Penyakt Tidak
Ménlar (Tin IKN PPTM] yan telah cibentuk meall Kepmenkes Nomor 53 tahun 2009,

2. Promos Kesehatan dan Penurunan Faktor Risk

Stuas saat ini memberkantantangan yang lebih berat dalam menciptakan kehidupan
Yang sehat. Beberapa seitor Indust menjadlkan masyarakatrentanterhadap pembentukan,
erik tidak seat, yang berakibat meningkatnya keterpaparan masyarakat pada. faktor-
faktorrsko penyakit tidak menular, sepert rokok, makanan tinggi lemak,gula dan garam,
rminuman beralKoho! srta makanan tidak seat innya

Masyarakat mempunyal peran penting dalam pencegahan PTM, antara lain dalam
menumbuhkan budaya perlaku hidup bersh dan sehat (PHBS) pada komunita. PHOS pada
pencegahan PTM diakukan melalul penerapan perlaku "CERDIK” yang merupakan akronim
ar “Cek Kesehatan secara berkla, Enyahkan asap rokok, Rain akifts fi, Diet sehat
(dengan kalor selmbang, Istiraat van cukup dan Keola tres.

Upaya-upaya keschatan berbasis masyarakatsepert Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
PTM sangat penting untuk mengendalkan faktorfaktorrisko PTM, Masyarakat harus
didorong untuk bertanggung jawab ats perlakunya,termasuk penerapan perlaku CERDIK.
Ungkungan seharusnya dlbangun untuk memberian ruang bagi publik untuk membuat phan
Yang sehat dan menghindertfaktorfktor penyebab timbulnya masala kesehatan,termasuk
penyalit dak menular.

‘| samping tu, pengendalan faktr so penyakl dak menulr seharusya dterapkan
berbass sus tahapan kehidupan (life-course approach). Oleh karena ku, upaya tersebut
diajarkan untuk dllakukan sak sia din, usa remaja, usa kera hinge sia laju. Dengan
demikian, sekolah merupakan lembaga yang pening dalam pencegahan PTM pada usa anak
dan remaja. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang antara lain menumbuhkan budaya PHBS
atau penerapan perllaku CERDIK pada komunitassekolah termasuk guru, administrator dan
Deserta dk. Tenaga-tenaga Pembina UKS di sekolh, Puskesmas dan pemerintah daerah
Setempat mempunyal peran besar terhadap kegatan I, termasuk menjad role model

Dlusukan agar Komponen upaya pencegahan dan pengendallan PTM pada program UKS
‘menjadi program wajlb Puskesmas agar pengendalian faktor rio dan deteks ni dapat
dilakukan sejak usia din. Sementara untuk target sasaran usla produktif dan usa lanjt,
pencegahan dan pengendaian PTM dapat dlakukan mellu program "Posbindu PTM di
tempat kerja dan di kelompok-kelompok masyaraka, srt Integral Hegatan Posbindu PTM
ddan Posyandu Lans

Kekurangan gl pada saat hamil akan berpengaruh pada pertumbuhan janin dan
rmelahirkan bay dengan beat badan ah rendah (BBLR) yang berpotens! menjadi bala yang
stunting dan slanjutnya menjdi dewasa yang bersko mengalami obestas, diabetes dan
Penyakit kardivaskuler

3. PenguatanSitem Pelayanan Kesehatan

Pencegahan dan pengendalian PTM yang efekif membutuhkan Interaksi efekif antar
{asitas pelayanan Kesehatan dari ungkat primer hingga tingkat rjukan, yang melput
pelayanan promouf, prevent, kurt dan palltif terhadap kasus-kasus PTM. Pelayanan
Kesehatan primer yang efektif_merupakan kunci keberhaslan pengendalan penyakt krank.
Dengan deman, sluru fsitaspelayanan kesehatantnghat primer secara bertahap harus
lupayakan mampu melakukan peleyanan Kesehatan bagi kasus-katus PTM secaa terntegras
Mengingat beragamnya penyaki tidak menular dan proritas yang har dkerjakan, WHO telah
mengembangkan panduan untuk penguatan layanan di FKTP yang dikenatsebagal Package
FEssentiol for Nomcommunicable Disease Interventions (PEN) for Primary HealthCare In low
resource setting (2010). Panduan ini mengidentiiasl jens layanan yang diharapkan dapat
“layni KP secar cost effective da standar sarana prasarana yang dbutuhkan, khususnya
Letesediasonobat dan perlatan minimal agar layanantersebut dapat llaksanakan. Mengacu
kepada pedoman ii Kementeran Kesehatan telah mengembangkan Pelayanan Terpadu PTM
‘untuk fasiitaskesehatan igkat primer, khususnya dl Puskesmas. Penguatan ayanan kesehatan
primer akan menjarin diakukanınya detels din, dlagnosa din srta pengobatan din, termas:
penguatan tatajalsanafatoe ko. Pada area states in sistem rujuka juga peru diperkuat
Untuk menamin penanganan kegawat-daruratan dan kaos asus yang peru drujok. Agar upaya
penguatan menjadl lebih optimal, diperukan sinkronisasi dengan pola pelayanan Jaminan
Kesehatan National UKM)

Secara heseluruhan dperlukan reorientasi sistem pelayanan kesehatan untuk
meningkatian outcome pelayanan kesehatan bag kasuskasus kronis yang dapat dlakukan
“ntara lain melalui: () peningkatan kompetensi tenaga kesehatan; (1) peningkatan eiiensi
dan efektitas operasinal fallas yankes primer, (i) penguatan sistem rujukan; m)
mendorong masyarakat, keluarga dan paslen untuk upaya pencegahan dan perawatan
mandir dan (M) pemanfaatanteknologlInformasl.

4. Survellns, Monitoring dan Evaluas srta set bidang PIM

Pada prnspnya, hasil yang diharapkan pada pla ini adalah untuk meningkatkan
ketersediaan dan pemanfastan data untuk pengembangan kebiakan dan program serta
pemlihan kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dl tngkat nasional
an daerah.

Penguatan surveilans untuk peningkatan ketersedaan data faktorrsko dan determinan
lain PTM, angka morbidtas dan mortaltas, serta_ penguatan sistem monitoring untuk
mengevaulasikemaluan program dan kegatan PPTM

Pengustan melalui upaya integras suvelans PTM ke dalam Sistem Informasi Kesehatan
ddan melakukan pengumpulan sacara periodik data mencakup fakor iso parlaku maupun
Faktor ko metabol seperti konsums alkohol, olah rag, pengunsan tembakau, diet tidak
sehat, obeshas, tekanan darah Une, gula deah. Data melputi pula determinan kesehatan
sepert pemasaran rota, alkohol. Data terkumpul melpu gender, umur, status ekonomi untuk
memonior kecenderungan penyaki dan kemajuan program.

SEEIIREIIELISFTEIIEEITITEIFEEIFE5IFFS

E KE LES CRA CHAAR OM RE CE 22 237 27 CECA eC Ce EES

set kebijakan dan Kesehatan masyarakat dalam bidang PTM amat dibutuhkan untuk
mena bagaimana dampak dar berbagal kegiatan yang dirancang, musi dari advokas,
Kemirsaan, promosi Kesehatan dan penguatan sistem layanan kesehatan primer terhadap
berbagal indtator anara seblum mengukur outcome seperti penurunan prevalens merokok dt
Kalanganı penduduk usia 15-18 tahun. Mengingat pencegañan dan pengendalan FTM
membutuhkan dukungan lintas sektr yang sangatkuat, maka dlbutuhkan jejaring survellans,
monev dan rset PIM yang dapat member masukan bagi kebjakan pencegahan dan
pengendalan PTM.

Ma ERANGKA REGULASL

Agar pelakzanaan program dan keglatan dapat beralan dengan balk maka perlu didukung
dengan regula yang memada, Perubahan dan penyusunan regulas diesualkan dengan tantangan
global, regional dan nasona. Kerangka reglas darahkan untuk: 1) penyediaan regulasi dai
turnan Undang-Undang yang trait dengan kesehatan; 2) meningkatan pemerataan sumberdaya
manusia Kesehatan; 3) pengendalian penyakit dan Kesehatan Ingkungan; 4) peningkatan
pemberdayaan masyaratat dan pembangunan berwawasasn kesehatan; 5) penguatan kemandirian
‘bat dan ales: 6) penylenggaraunJaminan Kesehatan nasoral yang lebih bermut 7) penguatan
peran pemerintah di era desentralsas; dan 8) peringatan pembiayaankesehatan.

Kerangka regula yang akan diusun antara lain adlah perumusan peraturan pemerintah,
peraturan preside, dan peraturan menter yang terkat, termasuk dalam rangka mencptakan
Jinkronsasl Interas penyelenggarzan pembangunan kesahatan antara pusat dan da

N. KERANGKA KELEMBAGAAN

Desaln organsasl yang dibentuk memperhatkan mandat konsttusi dan berbagat peraturan
perundang-undangon,perkembangan dan tantangan Ingkungan srtegs dl bidang pembangunan
Keseñatan, Sistem Kesehatan Nasional, pergeseran dalam wacana pengelolaan kepemerntahan
(governance issues}, keblakan desenratsas dan otonom daerah, dan prinsipreformasi Brokrasl
(Genataankelembagaan yang efekti dan eisen),

pemerintahan yang palng mendasar adalah melayanl kepentingan rakyat. Kementerian
Kesehatan akan membentuk pemerintahan yang efekti mellu desain organisa’ yang tepat fangs
dan tet ukuran (ight sling), menghlangkan tumpang tin tugas dan fungs! dengan adanya
Kejelaan peran, tanggung Jawab dan mekanlsme koordinai(scara horizontal dan vertikal) dalam
‘menjalankan program-program Renstra 2015-2019.

Kerangka kelembagaan terri dar: 1) siktonsas nomenkltur klembagaan dengan program
Kementeron Kesehatan; 2) penguatan ebjakan kesehatan untuk mendukung NSPK dan
‘Bengarusutamaan pembangunan berwawasan Kesehatan; 3) penguatan pemartauan, pengendalln,
pengawasan dan evalua pembangunan kesehatan; 4) penguatan bins internal Kementrian
Kesehatan yang meliuti pembenahan SOM Kesehatan, pembenahan manajemen, reguasi dan
informa! kesehatan; 5) penguatan peningkatan akses dan mutupelayanankesehatan; 6) penguatan
Jinergtas pembangunan kesehatan; 7) penguatan program proritas pembangunan kesehatan ; dan
8) penapisan teknologkesehatan.

Kerangía kelembagaan untuk mendukung Penngendallen Penyakit Tidak Menular dsusun
sesuai dengan Kebijakan Pemerintah dan Kementeian Kesehatan, dimana Den PPTM akan
berperan aki terhadap upaya upaya perbalkon yang akan diakukan untuk memastikan kerangka
Kelembagaan sesual dengan tatangan dan kebutuhan Pengendallan PTM.

EN
TARGET KINERUA DAN KERANGKA PENDANAAN

Memperhatitan Rencana Swategs Kementeian Kesehatan, tujuan, rah kebjakan dan
trates DILPPTM sebagaimana dluraitan dalam bab-bab sebelumnye, maka disusunlah target

nera dan kerangka pendanaan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalan Penyakt Tidak Menular
2015-2018,

TARGET NERA

‘Target knera merupakan penllian dari pencapalan program yang dikur secaraberkala dan
(ievlusl pada akhir tahun 2039. Sasaran knera ihitung secara Kumuls slam lima tahun di
berakhir pada tahun 2019.

Sasaran Kegiatan Pengendolan Penyakit Tidak Menular dalam Rencana Ali Keiatan
dietaphan dengan merujuk pada sasaran yang ditetapkan dalam RPIMN dan Renstra sera
memperhatkantugas pokok dan fungs DI P2PTM sebagalmana dditribusitanpada Sub Direktorat,
dan UP. Sasarn yang yang ditetapkan tersebut adalah:

Indikator pembagunan kesehatan dalam RPIMN 2010-2019

Indikator ‘Status Awal |] Target
2019,

‘Prevalensiteanan darah BE 24
ing (persen)

5. Prevalensiobestas pada BA 54
penduduk usa 184 tahun (pers)

©. Prevalensimerokak TRS 34
penduduk usa <28tahun

$asaran Kegiatan ini adalah menurunnya angka Kesaktan dan kematian akbat penyakt ak

menular; srta meningkatrya pencegahan dan peranggulangen penyait tidak menuar. Indikator

pencapalan sasaran tersebut pada tahun 2019 adalah:

1. Persentase penurunan prevalens merokok pada sia 18 tahun sebesar 54%

2. PersentasePuskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu sebesar 50%.

3. Persentasekabupaten/kota Yang. melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
‘minimal 50% sekolh sebesar 50%.

a. Persentasedesa/kelurahanyang melaksonakan keglatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
PTM sebesa 50%.

5. Persentase perempuan us, 30:50 tahun yang didetesi din kanker serviks dan payudara
sebesar 50%.

6, Persentsse Puskesmas yang melaksanakan deeks dnl dan ruutan kasuskataraksebesar 30%.

Indikator Kiera Program 2015-2019 dlam Renstra Kementeran Kesehatan adalah sb:
TARGET

INDIKATOR KINERIA 2015 | 2016] 2037 | 2018 | 2019
vs [00 | co | 00 | 60
Fersamase Wabupaten/kata yang melksanakın | 10 | 20 | 30 | 40 | 50
kebjakan Kawasan Tanga Rokok (KTR) minimal 50%

sell

PERE A A III II

CCH € CCE OC CEE ECELEECCHEEEEEECECECCCECC CK

Indikator Kiera Keglatan pada tahun 2015-2019 Diektora Pengendalan PTM sb:

TARGET

INDIKATOR KINERIA 015 | 2016] 2017 | 2010 | 2019
09 | 00] oo | om | 00

Persentase —Pustesmas yang melaksanakan | 10 | 20 | 30 | 40 | $0

pengendalanPTM terpadu

Persentase Desa/kelurahan yang melaksanakan | 10 | 20 | 30 | 40 | 50

Kegatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbind) PTM

Persentase Puskesmas yang melisanalankegatan | - | 15 | 25 | 35 | 50

‘etes din kanker payudara dan leher ram pada

perempuan usa 3050 tahun

ersentase Puskesmas yang melakanatandeteist | >| 5 | 10] 20 | 30

ni dan rjukan asus katarak sebesar 30%

Kerangka pendansan Kementerlan Kesehatan meus peningkatan pendansan dan
elfettas pendansan. Peninglatan pendanaan kesehatan diakukan melaul peningkatan proporsi
anggaran kesehatan secara signitkan sehingga mencapal 5% dari APON pada tahun 2019.
Peningkatan pendanaan kesehatan juga melalui dukungan dana dar Pemerintah Daerah, swasta dan
masyaralat seta sumber dar tarf/paak maupun cukal. Guna meningatian efektifts pendanaan
Pembangunan Kesehatan maka perlu mengefetikan peran dan kewenangan Pusat-Daerah,
Energies pelaksandan pembangunan Kesehatan Pusat-Oaerah dan pengelolaan DAK yang lebih
tepat sasaran,

‘Untuk mendukung upaya kesehatan di daerah, Kementeran Kesehatan membertan por
“anggaran lebih besar bag daerah melall DAK, TP, Dekonsentrasl, Bansos dan kegiatan lain yang
iperuntukkan bagi daerah.

Pendansan Kegitan Pengendallan PTM diarahkan untuk memenuhl kebutuhan pembiayasn
anggaran) untuk mencapal target Indikator keglatan Pengendalan PTM yang ditetaptan.
Pengalokasian anggaran program dilakukan pada Ungkat pusat, daerah dan UPT dengan
memperhatkan kewalban dan kewenangan masing masing sera memperhaikan asas efektfitas
ddan eins penganggara.

‘Sesual dengan kebjakan pemernta, loka! anggaran untuk dinaskesehatan provinsi dan
Kabupaten/tota yang dlakukan melalui mekanisme Dekon TP secara bertahap akan diskukan
rmelalu metanisme OAK dan dakukansesvai dengan peraturan perundangan yang beraku dengan
‘etap memperhatlan target prorkas nasonal pengendallan PTM.

‘Sumber pendanaan kegatan pengendalan PTM dalam kurun waktu 5 tahun mendatang
masi tertumpu pada APBN (upiah mural, dan Pendanzan bersumber PHLN akan dakukan cara
saekif dan dlakukan hanya untuk mencapal target indikatorkneja egiata yang ela ietaphan.

av
PEMANTAUAN, PENILAIAN, PELAPORAN

Gimalsudkan untuk mensinkronkan kemball heselruñan proses kegitan agar si
‘dengan rencana yang dtetapkan dengan perbakan segera agar dapat dcegah kemungklnan adanja
Penyimpangan ataupun ketaksesualn yang berpotensi mengurangl bahan menlmbulkan
Kegagalan pencapalan tujua dan sasaran. Untuk u, pemantauan dirahkan guna mengidentfkas,
Jangkauan pelayanan, kualtas pengelolaan, permasalahan yang tea sera dampak yang
‘dmbulkanny.

Penlkian rencana aka keglatan pengandalan pemyakt tidak menuiar bertujuan untuk
‘menial keberhasln penyelenggarsan pengendalan penyakt ik menular di Indonesia. Penllan
(dmaksudkan untuk memberkan bobot atau nll terhadap has yang deapal dalam kaseluhan.
pentahapan keiatan, untuk proses pengambllan keputusan apakah suatu program atau kegatan
Aiterusan, ikurang), dikembanglan atau dlperkuat Untuk tu penlaln darahkan guna mental
sfelutiaas dan efseni pengeolan program. Peniblan Knera kegatan pengendalian penyaki
‘dak menulardiaksanakan berdasarkan Indikator knerja Yang tela ditetapkan.

PID TRIS À IT 33D RY

3

33923 93 93 92 3 333%)

CEERECE

C EC CE CCC € CE: € CIE € © CIC CE E CIC EC CEC

BAD v.PenUTUr

Rencana Aksl Kegatan Pengendalan PTM In dsusun untuk djadikan acuan dalam
perencansan, pelaksanaan, dan penilsian upaya DILPPTM dalam kurun wakt ima tahun ke depan.
Dengan demikan,DILPPTM mempunyal target Kneja yang telah ditetapkan dan akan dievalasi
‘ada pertengahan (2017) dan aki erode 5 tahun (2015) sesua etentuan yang erik.

Ja di kemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Rencana Aksl Kegiatan
Pengendalian PTM 2015-2019, maka akan dlakukan penyempurnaan sebagalmana mestinya

LAMPIRAN 1. Matrik Rencana Kinerja dan Pendanaan

To] ET ran Ter Ta EU TTC var apa Tour
WIS [3018 | 2017 [3018 ] 2009 | 2005] 2006 | 2017 | 2018 | 2005 | la

oi.

2019,

T | Pengendatan Pi | Werarunnyaangia | Persentase — Kabupatenfota yang | 30 [79 [5 [%0 130 ma fes fus fau | 26830

sata, Leman, | melaksanakan keblakan Kawasan Tanpa
an hacacoan abat | Rotok (CTA) minimal 80% sea

penvakt dak Persentase — Pusiesmas yang [20 120 [30 |% [5 as | 10396 | 1239 | 23986 | 47545
manu mellsanaion pengeadolan — PTA

torpedo

Persenaso _ Denpkelrahan png] 10 [20 [30 |40 30 E E EE

melisanatan Kegitan Pos Pembinzan
“Terpadu (Poshnds) PTA
ersentasepuskesmas yang E E E I» Toss [8035 (309 | 10035 | 30881
melalsanakankegatan dete! dnt

kankerpayudara dan ehe rahi pada
perempuan ula 30-50 tahun
Persenase Puskesmasyang » |» ES ma [som [07 | (mer
meltsanatan ete nl dan tan

asus kaarak sebesar 30%

Bw RENCANA AKSIKEGIATAN DIT. PAT =

SEN PE E E e 2 à

CCECCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC

LAMPIRAN 2. Komponen Rencana Kerja

No] Kegiatan | Sasaran Indikator Komponen.
Priortas 2015 2015 2017 2018 2019
1 [Parma | menarunnya | Persentase NSPRIPANDO, DM, | NSPK (palatifanker, | NSPK (olorekal, SE,
angka Puskesmas yang | PIPD, Asma, PPOK) | kanker anak) Thalasmia
Kesakitan dan | melaksanakan TOT/Pelatinan | TOT/Pelatihan TOT/PelauihanPandu | PeiauhanPandurtMm | Pelathan Pandu PIM
PTM | PanduPTM Pandu PTM pra
“Sostallasi dan Soslalasi dan SosialastdanAdvokası | Soslallas' dan Advekasl
‘Advokas! Program | AdvokasiProgram — | Program TM Program PT
menular; FT em.
sena ‘Valdasi data PTM | Validasi data PTA] Validas data PT Validas data FN ‘Valdas data PIM
meningkatnya Konsulta program | Konsultas program _| Konsultas program Konsulta program — | Konsultas program
pencegahan P2PTM ke Pusat | P2PTM ke Pusat P2PTM ke Pusat PAPTM ke Pusat P2PTM ke Pusat
an BintekP2PTM Bintek P2PTM Bintek PZT Bintek P2PTM Bintek P2PTM
perennes: Pertemuan Monev | Pertemuan Monev — | Pertemuan Money Pertemuan Money | Peremuan Money
mimar PAPTM P2PTM PAPTM PAPTM P2eTM
sags mins Media KE Media KE Media KE ‘Media KE Media KE
Alkes PANDU Alkes PANDU Alkes PANDU Alkes PANOU ‘Ales PANOU
TOT Pengendalan | TOT/Pelatitan TOT/ Pelatinan TOT/ Pelatnan
Penyakl Paru Pengendallan Penyaklt | Pengendallan Penyaktt | Pengendaian Penyakit
‘ObstruksiKronis | ParuObstruksikronis | Paruobstruksikronis | Paru Obstruts! kronis
{PPOK) Asma (PPOK) Asma PPOK) Asma {PPOK) Asma
TOT/ Pelatihan ‘TOT? Pelathan ‘TOT/Pelathan
engendaliankanker | pengendalantanker | pengendalian kanker
pada anak pada anak pada anak
TOT Palau ‘TOT /pelaihan Palau | TOT / pelatihan Palau

U RENCANA AKSI KEDIATAN DIT, PZPTM HE

a] I< RE
eat Eu wat EU zur am
A O E DL TO
angka yang Melaksanakan | CERDIK POSBINDU khusus, ‘kerja, Sekolah)
sance lr =
Kamatan | Teması (Posting)
si a LL] ian Prins Fain Ponds | Pano esha PA | Pasa EL Posing
eva ne | bagiptugs | bnatgısksehtn | Pratagipengas | baglpetuasasettan
Pe Kesehatan kesehatan Kesehatan
meningkatnya
ie aan Suvalars EE ELLE
tn Falorfeko TM | fakorhlikopm | raktormsioetm | forera | Faker so Pr
penanasing
pana da Dard aR] Baa Far Tako | Bia kor | Deal da For
‘dak menular Risiko PTM Risiko PTM FM Risiko PTM Risiko PTM
EE Kader EE ET
postnduorw robert ema Fi Pra Posbinda PT
O | Baan Ha ata an Has Pal | Ban ais aa
Re CEE a | CDR | Kampanıe CROW
imenjudiantear | damen | dalam mewjdkn
sar Ketan Sedat | karen HAT
Tanga Reinga RF LT FT Fear
ky ENGAGER PPT

32239 329 9 23 3 33 329%92 32 32 3 232 233 3 9 3 > 2 IDO D

CCCCCCCCCCCCCCCCECCCCCCCCCCCCCCCCC

Priors Ena ET ET TE ms
3 [PTY O LA REP Regan

ange melakukan Deteki | rahm dan payudars | rahim dan payudors

esaktan dan | On! Kanker Payudara pe =

nation cm Kanker Leher [077 Pelatinen TOT/ Pelatihan TOT/Pelatinan deteks! | TOT/Pelatihan deteksi | TOT/ Pelatihan deteksi

ot | an wine | detest anker | a anter | Kant pura dan | dnikanker Poudre | uniKanarPaydara

Drau Etes Payudara dan Payudara dan Cervks | Cervks bagi dokter atau | dan Cerviks bag dokter | dan Cervks bag! dokter

sena Cervks bagldotter | bagidokteratau | bidan Puskesmas ataubidan Puskesmas | ataubidan Puskesmas

meningkatnya atu bid dan Puskesmas

Pencegahan Puskesmas

dan

penanggulang, “Aes detest int | Aksıdeieksidinn A E

N kankerieherrahlm | kankerleherrahim | leher rahim dan kanker | ieher rahim dan kanker | leher rahim dan kanker
dan kanker dankanker papudara | payudar dalam rangka | payudara dalam rangka | payudara dalam rangka
payudara dalam | dalamrangka memperinga! hari Kanker mamperingati hal
rango memperingatihari | Sedunia KankerSedunla
memperingatiharl | Kanker Sedunia
Kanker Sedunia
Evahinsıkegiatan — | valunsikegatan | Evalasikegatan dete | Evaluat keglatan Evalassikegitan
deteksicinikanker | deteksidinikanker | dinikankerpayudaradan | deteksi inl kanker | deteks dint kanker
ayudara dan payudara dankanker | ankerleher rahim payudara dan tanker | payudara dan kanker
kankerleherrahim | teher him kabupaten/kota Ieher rahim Ieherrahlm
kabupaten/kota | Kabupaten kota kabupaten/kota kabupaten/kota
Ukompetensi | Ufkompetanst Ulkompetens Unkompetens! Ukomperena]
PoklaKanker Poa Kanker Poe Kanker Pokfa Kanker Paka Fanta

‘kes deteksi din! | Alkes deteksi dint dan | Alkes detetsl dni dan | Alkesdetaksidiniden | Alkes detetai dint dan
dantindaklanlut | tindaklanjut kanker | tndaklanjutkankerleher | undak anjut kanker | tindak anjutkanker
kankerteherrahim | ieherrahlm ahim leer cabin ter rahim

Regist Kanker Regist kanker

ROA KE

‘dak menular

No | Regata | Son Indikator Komponen

Pres TE TE ET Bory 2”

Faria [manne | Persensse E | REPRE, MT
ange Kabupaten/Kota yang
era dan | melaksanakan, Fengustan dan] Penguatan dan Penguatandan Penguatan den Penguatan dan
Kematan | kebieken Kawasan | pembentukan | pembentukanjejaing | pembentukanlejring | pembentutanjejaring | pembentukan jejaring
what, Tanpa Rokok (KTR) | Jejaring KTR di KTR di provinsl, KTR dl provinsl, KTR di provins, KTR di provins,
penyakit tidak | minimal 50% sekolah
menular; Provinsl, kabupaten/kota kabupaten/kote kabupaten/kota ‘kabupaten/kota
ts Kabupaten/kota
lahat Palanan Felunan pengendalian — | Pelathan pengendalan | Fekihan pengendalan
aa pengendaian dampak | dempak okokterhadap | dampak rotokterhadop | dampakokok terhadap
penanggulang rotokterhadap | kesehatan Keseñatan kesehatan
‘an penyaklt Kesehatan,

Pelatnan Konseling
UBM dl sekalah bagi
tenaga kesehatan den.
guru

Pelatinan Konseling UBM
di sekolah bagi tenaga
kesehatan dan guru

Pelatihan Konseling
UBM di sekolah bag!
tenaga kesehatan dan
an

Pelatñan Konseling
UBM dlsekolah ba
tenaga kesehatan dan
gue

‘elathan Konseling

Pelatñan Konseling UBM

Palatian Konseling

Pelsthan Konseling

UBM dlsekolah bag! | dlsokolah bagi tenaga | UBM dlsekolah bag! — | UBM di sekolah bagi
tanaga kesehatan dan | kesehatan dan guru tenaga kesehatandan | tenaga kesehatan dan
aus guru guru

ET Pelstinan implementasi | Pelatihan implerentasi | Pelaihan implementasl
ImplementasiKTR | KTR bagi petugas KTR bag petugas ATR bag petugas

bagi petugas Kesehatan dan guru kesehatan dan guru | kesehatan dan guru
Kesehatan dan guru

Trevalası TEvaluaslimplernentasi | 1.Evaluasimplementast | 1. EvaluaslImplamentas
Implementasi 100% | 100%KTAdisekolah | 100% KTRalsekolah | 100% KTR disekolah
KTR di sekolah Kabjkota Kab/kota Kab/kota

abyota

ey
3 D 9: 9: 2 2 FPAAPDA 3 32 2 FD

9 9

RENCANA AKSI KEGIATAN DIT. PZPTM =

2 92 32 3 FD 3D 92RD D

CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCC

screening faltos — | y. Screening faktor ro | € Screening aktor | @ Screening fabor rio
sto PTM dalam | PTM dalam UBM di iso PTM dalam UBM | PTM dalam UBM di
UBM dl sekolah sekolah dalam disekolah dalam sekolah dalam
dalam mendukung | mendukung Keluarga | mendukung Keluarga | mendukung Kelunrgo
Keluarga Sehat Sehat Sehat Sehat

Alkes Vom Takes UBM Alles UEM les UEM “kes Vom

ENE AECA OPA Ss

No San Indikator Komponen
205 IE 2017 2018 ET]
T menarannya | Persentase Penyusunan RSPR Penyusıman RSPR
angle
Kesaitan dan | Puskesmas yang TOY Pelatnan | TOT? Pelathan | 1017 Pelathan | O7 Palathan
kematian | melaksanakan ncegahan dan | pencegshan dan | pencegahan dan | pencegahan dan
aklbat. deteksi dini dan pengendalian gangguan | pengendalian gangguan | pengendalian gangguan | pengendallan gangguan
nvakit tidak | rujukan kasus indera dan fungsional_| indera dan fungsional | indera dan fungsional _ | Indera dan fungsional
menular; | katarak sebesar Deteksl Oin! Gangguan | Deteksi Dini Gangguan | Oeteksi Dini Gangguan | Deteksi Din] Gangguan
sera 30% nélihaton dan | Pengihatan dan | Penglhatan dan dan
meningkatnya Kebutaan Kebutaan butaan
pencegahan Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan Melaksanakan
dan Pertemuan Kelompok | Pertemuan Kelompok | Pertemuan Kelompok | Pertemuan — Kelompok:
penanggulang Kerja Kara Kara Kerja
an penyakit Alsesibitas Alsesibitas ses Alsesitas
{dak menular PenyandangOlsablitas | PenyandangDisabiltas_| Penyandang Disabiitas | Penyandang Disabiltes
Penanggulangan Penanggulangan Penanggulangan ranggulengan
Sangguan Fungslonal | Gangguan Fungsional | Gangguan Fumgsional | Gangguan — Fungslonal
dengan Pendekatan CF | dengan PendekatanicF_| dengan PendekatanICF_| dengan Pendekatan CF

‘rogram Rehabiltast
Berbasis Masyarakat

Program. Rehabiltas)
Berbasis Masyarakat

Program — Rehabiltas
Berbasis — Masyarakat

Program — Rehablitad
basis — Masyarakat

(Rem) (Rom) (nem) (Rem)
HIE tentang IE tentang IE tentang KE tentang pencegahan
pencegahan dan pencegahan dan pencegahan dan dan pengendallan
pengendalian pengendalan pengendalian Gangguan Fungslonal
Gamgguan Fungslonal | Gangguan Fungsional | Gangguan Fungslonal

“Savana dan prasarana | Sarana dan prasarana | Sarana dan prasarana | Sarana dan prasarana
pencegahan dan pencegahan dan pencegahan dan pencegahan dan
ppengendalian gangguan pengendallan gangguan | pengerdalian gangguan
Indera dan fungsional | indera dan fungsional | Indera dan fungsional | indera dan fungsional

RENCANA ARSIKEGIATAN DIT. PZPTH I

D 32 2 2:2:9:9 II: 2 9 2 9 2 3 2 2 9 3 2 32 2 ID D 2 2 2 3 2

>

D

CECECELCEFCCECECECLETEL EC ELLE ECECKE EC

LAMPIRAN 2. Tim Peryusun

KONTRBUTOR:
Ar. Mohamad Subuh, MPPM; dr. Desak Made Wismail, MEM; Dr. Ekowat Rahajeng, KM, ME
Li S.Susowat, MM, r. Lily Banonah Rial, M pl Tl Sal Renowat, SKM, MSCPH; dr. Mike
Wastu Palup, MK; dr. Prima Yosephine, MKM; drg. Dyah Eri Mustikawati, MPH, dr. Teresa
Sandra Diah Rah, MHA, dr. H Zari Setiawan, M.pid, Si Purwat, SKM, M.kes

eprror:
Edi Kusnadl, SE; Wim Tan, SKp: dr. Chita Septiawat, MKM; Robert M. Saraglh, M.Kes dr. Artes
Hamzah; de. Syhiana Andinisar, MSc; dr. Esti Wilastutl, MSCPH; dr. Sedya Dwisonga; dr. Fara
“Andayani, MSc; dr Tifany Tira Pakas, MA; dr. Sorta sul, MSc; Setyal, ST, Mes; dr. Jai
Dellanna, M Ep dr. Amelia Vanda Siagian

SEKRETARIAT:
Mu, KM, M.Epi; Li Lusiana, SKM; Sti Asya, SS; M.Sugeng Hidaya, SKM, MHP: Si Lestarl,
‘SKM, M Epi, Mir Meïlan, KM, M Ep Dwi Priya, Amé; Tommy Ramadhana, AM

KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA