Pancasila sebagai Filsafat - Tugas Psikologi UNJ - Pancasila

citrayunianti1 8 views 16 slides Apr 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

Tugas Psikologi UNJ - Pancasila


Slide Content

MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
Dosen:
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A.
Disusun oleh Kelompok 6:
1.Citra Yunianti (1801617129/FPPsi/Psikologi)
2.Muhammad Emirzaki (1512617055/FT/PTIK)
3.Gavin Ilham Ramadhan (1801617302/FPPsi/Psikologi)
4.Virlu Amelia Sari (140951707/FIS/Pariwisata)
5.Naufal Yuvan Sahar Abung (1505517024/FT/Teknik Mesin)
PENDIDIKAN PANCASILA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Jl. Rawamangun Muka, RT.11/RW.14, Rawamangun, Jakarta Timur, Kode Pos: 13220
Telepon:(021) 4898486
-2017-

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Pancasila Sebagai Sistem Filsafat". Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ibu Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas
ini kepada kami, sehingga kami dapat memahami arti Pancasila sebagai sistem Pancasila. Tak
lupa juga kepada semua pihak yang terkait pada pembuatan makalah ini, kami ucapkan
terimakasih telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Jakarta, 12 September 2017
Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB 2 Kajian Pustaka 3
BAB 3 ISI & PEMBAHASAN 6
BAB 4 PENUTUPAN 12
DAFTAR PUSTAKA 13

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang
menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang diyakini
kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami negara
tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa.
Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa. Nilai adalah suatu
konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang atau
masyarakat. Pada konsep tersembunyi bahwa pilihan nilai merupakan suatu ukuran atau
standar yang memiliki kelestarian yang secara umum digunakan untuk mengorganisasikan
sistem tingkah laku suatu masyarakat (Prayitno, 1989:1).
Sistem nilai ( filsafat) yang dianut suatu bangsa merupakan filsafat masyarakat budaya
bangsa. Bagi suatu bangsa, filsafat merupakan sumber dari segala sumber hukum yang
berlaku dalam suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, filsafat berfungsi
dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah,
hakikat dan sifat hidup, hakikat kerja, hakikat kedudukan manusia, etika dan tata krama
pergaulan dalam ruang dan waktu, serta hakikat hubungan manusia dengan manusia lainnya
(Prayitno, 1989:2).
Indonesia adalah salah satu negara yang juga memiliki filsafat seperti bangsa-bangsa lain.
Filsafat ini tak lain adalah yang kita kenal dengan nama Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia.
B.Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila,
1.2.2 Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia,
1.2.3 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat ,
1.2.4 Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia .

C.Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui arti Pancasila dalam kedudukannya sebagai filsafat bangsa Indonesia.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem
filsafat.
3. Untuk mengetahui dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa
Indonesia.
4. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memahami
Pancasila sebagai sistem filsafat.
5. Bagi penulis, sebagai sarana untuk memperoleh keterampilan dalam melakukan penulisan
dan pengetahuan tentang pancasila sebagai sistem filsafat

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pancasila
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pancasila diartikan sebagai dasar negara serta
falsafah bangsa dan Negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan
yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, (5)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila mempunyai lambang garuda dengan membawa pita bertuliskan Bhineka
Tunggal Ika di cengkraman kakinya serta kalung perisai yang terdapat gambar bintang, rantai,
pohon beringin, kepala banteng, padi dan kapas yang mencerminkan setiap arti dari 5 sila
pancasila.
Selain itu para ahli juga berpendapat diantaranya:
1. Menurut Ir Sukarno:
“Bahwa pancasila adalah isi jiwa Bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, pancasila bukan hanya falsafah
negara, melainkan lebih luas lagi yakni falsafah Bangsa Indonesia.”
2. Menurut Muhammad Yamin:
“Pancasila berasal dari kata Panca yang artinya Lima dan Sila yang artinya Sendi, Atas, Dasar
atau peraturan tingkah laku yang baik dan penting. Berarti pancasila merupakan lima dasar yang
mengandung pedoman atau aturan mengenai tingkah laku yang baik dan penting.”
3. Menurut Notonegoro:
“Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup
Bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta pertahanan
Bangsa dan Negara Indonesia.”
B. Filsafat
Pengertian filsafat secara umum adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia)
untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas

pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah. Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan
karena memiliki logika, metode dan sistem. Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan
kehidupan lainnya oleh karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas.
Sebagai contoh, dalam ilmu psikologi mempelajari tingkah laku kehidupan manusia,
namun dalam ilmu filsafat tidak terbatas pada salah satu bidang kehidupan saja, melainkan
memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh yaitu tentang hakiki hidup yang
sebenarnya. Pandangan hidup tersebut merupakan hasil pemikiran yang disusun secara sistematis
menurut hukum-hukum logika.
Seorang yang berfilsafat (filsuf) akan mengambil apa yang telah ditangkap dalam
pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah kemudiaan memandangnya di bawah suatu
horizon yang lebih luas, yakni sebagai unsur kehidupan manusia yang menyeluruh.
a. Arti filsafat menurut para ahli
· Harold H. Titus
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yg
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yg dijunjung tinggi;
· Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
· Prof. Dr.Mumahamd Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam
kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.
· Prof. Dr. Ismaun, M.Pd
Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya
secara sungguh-sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan
radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau
kebenaran yang sejati).
· Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. & Mustakim, S.Pd.,MM

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring perkembangan
zaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: ”philosophic” dalam kebudayaan
bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam
bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.
· Plato
Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
· Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
· Cicero
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “ (the mother of all the arts). Ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ).
· Johann Gotlich Fickte
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yg jadi
dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat
memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh
kenyataan.
· Paul Nartorp
Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan
pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yg sama, yg memikul sekaliannya .
· Imanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan, yakni : Apakah yang dapat kita
kerjakan? (jawabannya metafisika); Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika );
Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya Agama ); Apakah yang dinamakan manusia?
(jawabannya Antropologi).
· Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang
tetap tidak berubah, yang disebut hakikat.

BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Tujuan Pancasila
•Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan
kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya
tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil
pemilihan umum.
•Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional.  Dalam ilmu hukum istilah sumber
hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi
dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada
Pancasila.
•Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Pandangan
•Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan
bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena
Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
•Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa
kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
•Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia
bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah
sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud
pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia.
•Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan
tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional
yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual

berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,
tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
•Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah
Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila
dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum
dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua perikehidupan yang
berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
B. Filsafat Pancasila
Makna dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam
berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas, tentunya dengan saling mengaitkan
antara sila yang satu dengan lainnya. Misal: ketika kita mengkaji sila kelima yang intinya
tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai sila-sila yang lain artinya:
•Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)
•Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)
•Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)
•Keadilan yang Demokratis
Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan
kenyataan objektif yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila memberi
petunjuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan suku
atau ras.
Filsafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Negara adalah bahwa
semua aturan kehidupan hukum kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berpedoman pada pancasila. Karena pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum bangsa dan negara republik indonesia.
Orang yang berfikir kefilsafatan ialah orang yang tidak meremehkan terhadap
orang yang lebih rendah derajatnya dan tidak menyepelekan masalah yang kecil, dan
selalu berfikiran positif, kritis, dan bersifat arif, bijaksana, universal dan selalu optimis.
Sebagai contoh, seorang ilmuan tidak puas mengenal ilmu hanya dari segi/sudut pandang
ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dari konstelasi lainnya.
Sumber pengetahuan pancasila pada dasarnya adalah bangsa indonesia itu sendiri
yang memiliki nilai adat istiadat serta kebudayaan dan nilai religius. Tentang kebenaran
pengetahuan pancasila berdasarkan tingkatnya, maka pancasila mengakui kebenaran
yang bersumber pada akal manusia. Potensi yang terdapat dalam diri manusia untuk

mendapatkan kebenaran dalam kaitannya dengan pengetahuan positif. Pancasia juga
mengakui kebenaran pengetahuan manusia yang bersumber pada intuisi/perasaan.
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang
berbeda dengan filsafat lainnya, yaitu : (1) Karakteristik filsafat pancasila yang pertama
yaitu sila-sila dalam pancasila merupakan satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh
(sebagai suatu totalitas). Dalam hal ini, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan
sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan merupakan pancasila. (2) Karakteristik
filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila dengan suatu sistem yang
bulat dan utuh sebagai berikut:
– Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5.
– Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4 dan 5.
– Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4 dan 5.
– Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.
– Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.
(3) Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu substansi
artinya unsur asli atau permanen atau primer pancasila sebagai suatu yang mandiri,
dimana unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri. (4) Karakteriktik filsafat pancasila
yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu realita artinya ada dalam diri manusia
Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh, hidup
dan berkembang di dalam kehidupan sehari-hari.
Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan
sebagai berikut:
(1) Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal
ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia
sendiri.
(2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam
pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
(3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
(4) Kausa Finalis ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya
pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi dari nilai Pancasila itu sendiri adalah Tuhan yang berarti bahwa
sebagai kausa prima, manusia berarti bahwa makhluk individu dan makhluk social, satu
berarti bahwa kesatuan memiliki kepribadian sendiri, rakyat yang berarti bahwa unsur

mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong, adil yang berarti bahwa
memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
C. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu masing-masing silanya
saling kait mengkait merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup
filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang hubunagan manusia dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya. Menurut
Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari
keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat tentang kodrat manusia. Dalam
pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena itu, pokok-pokok Pancasila
bersifat universal. Berdasarkan hal tersebut, dapat diperoleh unsur inti yang tetap dari Pancasila,
yang tidak mengalami perubahan dalam dunia yang selalu berubah ini. Sifatnya yang abstrak,
umum dan universal ini mengemukakan Pancasila dalam isi dan artinya sama dan mutlak bagi
seluruh bangsa, diseluruh tumpah darah dan sepanjang waktu sebagai cita-cita bangsa dalam
Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis), yang merupakan persatuan dan kesatuan dari sila-
silanya. Akan tetapi bukan manusia yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan dari sila-sila
Pancasila itu, melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu terletak pada hakikat manusia. Secara
hakiki, susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan badan, sifat kodratnya adalah sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial, dan kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan
dan makhluk yang berdiri sendiri (otonom). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam
realitasnya saling berhubungan erat, saling brkaitan, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang
lain. Jadi bersifat monopluralis, dan hakiikat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi
dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat Negara Indonesia.
Pancasila yang bulat dan utuh yang bersifat majemuk tunggal itu menjadi dasar hidup
bersama bangsa Indonesia yang bersifat majemuk tunggal pula. Dalam kenyataannya, bangsa
Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan agama yang
berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada sebenarnya juga terdapat kesamaan. Secara hakiki,
bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa
Indonesia berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat dikatakan memiliki
kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu
juga mempunyai kesamaan sejarah dan nasib kehidupan. Secara bersama bangsa Indonesia

pernah dijajah, berjuang melawan penjajahan, merdeka dari penjajahan. Dan yang lebih penting
lagi adalah bahwa setelah merdek, bangsa Indonesia mempunyai kesamaan tekad yaitu mengurus
kepentingannya sendiri dalam bentuk Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Kesadaran akan perbedaan dan kesamaan inilah yang menumbuhkan niat, kehendak
(karsa dan Wollen) untuk selalu menuju kepada persatuan dan kesatuan bangsa atau yang lebih
dikenal dengan wawasan “ bhineka tunggal ika “.
Pernyataan lebih lanjut adalah bagaimana bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan
bersama berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai asas persatuan dan kesatuan
sebagai perwujudan hakikat kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara Indonesia, para
pendiri sepakat untuk mendirikan Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan
corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee)
negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh
golongan dalam bidang apapun.
Jadi negara sebagai susunan dari seluruh masyarakat dimana segala golongan, segala
bagian dan seluruh anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya dan merupakan persatuan
dan kesatuan yang organis. Kepentingan individu dan kepentingan bersama harus diserasikan
dan diseimbangkan antara satu dengan lainnya. Hidup kenegaraan diatur dalam prinsip
solidaritas, menuntut bahwa kebersamaan dan individu tidak dapat dipertentangkan satu dengan
lainnya. Negara harus dipandang sebagai institusi seluruh rakyat yang memberi tempat bagi
semua golongan dan lapisan masyarakat dalam bidang apapun. Sebaliknya negara juga
bertanggung jawab atas kemerdekaan dan kesejahteraan semua warga negara. Tujuan Negara
adalah kesejahteraan umum. Oleh karena itu negara tidak mempersatukan diri dengan golongan
terbesar, juga tidak mempersatukan diri dengan golongan yang paling kuat, melainkan Negara
mengusahakan tujuannya dengan memperhatikan semuua golongan dan semua perseorangan.
Negara mempersatukan diri dengan seluruh lapisan masyarakat.
D.Dasar Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Negara kita Indonesia dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegaranya dilandasi
oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta
tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah
eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau
lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

Alasan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
1.Secara prktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai
Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan.
2.Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar negara
(filsafat negara) RI.
3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan
budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain
(Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah
filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.
4.Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat
Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara
kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang
ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.

BAB IV
PENUTUPAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta akan kebijakan.
Sedangkan Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama antara sila yang satu dengan sila yang lain untuk tujuan
tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh yang mempunyai beberapa
inti sila, nilai dan landasan yang mendasar.
B.Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut peduli
dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila, dan pancasila
sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat menambah cakrawala
ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.yuksinau.id/pengertian-fungsi-dan-tujuan-pancasila/
https://www.kanalinfo.web.id/2016/08/pengertian-filsafat-filosofi.html
http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html
Tags