Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
2015
LATAR BELAKANG
•Peningkatan kasus
EID, re EID dll
•Peningkatan kasus
infeksi nosokomial
•Patient safety and
healthcare worker
safety
•Gambaran mutu
layanan RS
•Cost >>
PPI
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS
WHO : terjadi pada 5 – 10 % pasien dirawat
MENGAPA PERLU PPI ?
3
LOS Memanjang dan biaya meningkat
(cost uneffectiveness)
50 % bisa dicegah
dengan perubahan perilaku
4
-Tata Kelola RS
- Tata Kelola Klinis
PPI
Strategi Intervensi
5
REGULASI
PEDOMAN
AKREDITASI
RS MODEL
PPI
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PENGUATAN
PPI RS
RUJUKAN
NASIONAL,
PROVINSI,
REGIONAL
REGIONAL
TRAINER
7
Komitmen pimpinan RS masih rendah utk
menerapkan PPI RS peran Tim PPI RS <<
Reward kepada IPCN ( Infection Prevention
and Control Nurse ) belum jelas
Turn over petugas terlatih PPI tinggi
Dinkes belum memahami pentingnya
program PPI di RS sehingga tidak mampu
memantau
Program PPIRS terkait dg perubahan
perilaku nakes → tdk mudah
KENDALA SAAT INI
KESIMPULAN
Program PPI mrpkn program yg penting untuk
meningkatkan mutu layanan RS dan fasyankes
lainnya.
Dibutuhkan komitmen pimpinan RS untuk
memberi contoh utama perubahan perilaku nakes
RS harus memiliki IPCN purna waktu yang
berkompeten
Penerapan PPI RS harus didukung dg upaya
diklat nakes
Dinkes harus memahami PPI RS