Paradigma-Pendekatan-Jenis-Penelitian.pdf

EtinIndrayani1 0 views 16 slides Oct 10, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

Paradigma Pendekatan dan Jenis Penelitian


Slide Content

Paradigma, Pendekatan dan Jenis Penelitian
Paradigma penelitian adalah kerangka filosofis yang mendasari bagaimana kita melihat, memahami, dan
menafsirkan realitas dalam konteks penelitian (Creswell, 2014).
Memahami paradigma penelitian sangat penting bagi mahasiswa Prodi TRIP karena menentukan:
•Metode pengumpulan data yang dipilih
•Teknik analisis yang digunakan
•Interpretasi terhadap temuan penelitian
•Jenis kesimpulan yang dapat ditarik
"Paradigma penelitian membentuk cara pandang peneliti terhadap dunia dan bagaimana mereka
berinteraksi dengan apa yang mereka teliti" (Guba & Lincoln, 1994).
Paradigma Positivistik
Pendekatan kuantitatif, pengujian hipotesis, dan analisis statistik
Menurut Sosiolog Auguste Comte, realitas dapat diukur secara objektif dan hubungan sebab-akibat dapat diverifikasi melalui metode ilmiah terstandar (Babbie, 2015).
Paradigma Interpretif
Pendekatan kualitatif, pemaknaan, dan analisis mendalam
Berakar pada fenomenologi yang dikembangkan oleh Husserl dan Heidegger, menekankan bahwa realitas adalah konstruksi sosial yang kompleks (Denzin & Lincoln, 2011).
Paradigma Pragmatis
Pendekatan campuran, orientasi masalah, dan solusi praktis
Dikembangkan oleh John Dewey, fokus pada "apa yang berhasil" dan menggunakan berbagai metode untuk menyelesaikan masalah penelitian (Morgan, 2014).
Paradigma Kritis
Analisis kekuasaan, transformasi sosial, dan emansipasi
Bersumber dari Teori Kritis Frankfurt School (Horkheimer, Adorno), bertujuan untuk mengungkap struktur kekuasaan dan mendorong perubahan sosial (Kincheloe & McLaren, 2011).

Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan dan menganalisis data untuk menjawab pertanyaan
penelitian (Crotty, 1998).
Pendekatan Kuantitatif
•Berfokus pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel dengan angka
•Menggunakan metode statistik untuk
analisis data
•Cocok untuk penelitian e-government
yang membutuhkan generalisasi
•Contoh: Mengukur tingkat kepuasan
masyarakat terhadap layanan publik
digital (Surabaya, 2018)
Pendekatan Kualitatif
•Menekankan pemahaman mendalam
terhadap fenomena sosial
•Menggunakan metode induktif dalam analisis
•Ideal untuk eksplorasi kebijakan dan
implementasi teknologi pemerintahan
•Contoh: Studi kasus implementasi sistem
informasi desa di Kabupaten Banyuwangi
(Purwanto, 2019)
Pendekatan Campuran (Mixed Methods)
•Menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif
•Memberikan pemahaman komprehensif terhadap masalah penelitian
•Sangat relevan untuk kompleksitas sistem pemerintahan
•Contoh: Evaluasi efektivitas sistem informasi administrasi kependudukan (Winarno &
• Mahadewi, 2020)
"Pendekatan penelitian harus dipilih berdasarkan pertanyaan penelitian, bukan preferensi
peneliti" (Creswell & Creswell, 2018).

Jenis-jenis Penelitian
Beragam jenis penelitian yang dapat diterapkan dalam konteks Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan,
masing-masing dengan karakteristik dan tujuan yang berbeda.
Penelitian Survei
Mengumpulkan data dari sampel populasi melalui kuesioner
atau wawancara terstruktur. Sangat relevan untuk mengukur
persepsi masyarakat terhadap layanan e-government. Menurut
Sugiyono (2017), metode ini efektif untuk mendapatkan data
dari responden dalam jumlah besar.
Studi Kasus
Penyelidikan mendalam tentang suatu fenomena dalam
konteks nyata. Cocok untuk menganalisis implementasi sistem
informasi di institusi pemerintah. Yin (2018) menekankan
bahwa studi kasus memungkinkan pemahaman kontekstual
yang kaya tentang fenomena yang diteliti.
Penelitian Eksperimental
Menguji hubungan sebab-akibat dengan manipulasi variabel.
Dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas inovasi
teknologi dalam pelayanan publik. Kumar (2019)
menyarankan kontrol ketat atas variabel dalam eksperimen
untuk validitas internal yang kuat.
Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Mengembangkan produk atau sistem baru dan menguji
efektivitasnya. Ideal untuk merancang aplikasi atau sistem
informasi pemerintahan. Metodologi ini, menurut Borg & Gall
(dalam Sukmadinata, 2016), melibatkan siklus
pengembangan, pengujian, dan perbaikan.
"Pemilihan jenis penelitian yang tepat harus selaras dengan tujuan penelitian dan dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan
efektif" (Creswell & Poth, 2018).

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang digunakan peneliti untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam menjawab pertanyaan penelitian
(Sekaran & Bougie, 2016).
Kuesioner
Alat pengumpulan data berupa daftar pertanyaan tertulis untuk dijawab
responden. Efektif untuk penelitian kuantitatif dengan responden dalam
jumlah besar.
Menurut penelitian Rahmat (2019), tingkat respons kuesioner online dalam
penelitian e-government di Indonesia mencapai 65-70% jika didistribusikan
melalui platform yang tepat.
Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan informan.
Ideal untuk mendapatkan informasi mendalam dari stakeholders pemerintah.
Neuman (2014) menyarankan wawancara semi-terstruktur untuk penelitian
kebijakan publik karena memberikan fleksibilitas dan fokus secara
bersamaan.
Observasi
Pengamatan langsung terhadap fenomena yang diteliti. Cocok untuk
mengamati interaksi pengguna dengan sistem informasi pemerintahan.
Studi Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumen, arsip, dan catatan resmi. Penting untuk
penelitian kebijakan dan regulasi teknologi informasi pemerintahan.
"Dokumentasi kebijakan publik dan regulasi teknologi adalah sumber data
primer yang kaya untuk penelitian e-government" (Putra & Damanik, 2018).

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah cara untuk mengolah dan menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan agar dapat
menjawab pertanyaan penelitian (Miles, Huberman, & Saldaña, 2014).
Analisis Data Kuantitatif
Statistik Deskriptif
Menggambarkan karakteristik data melalui frekuensi, rata-rata, dan standar
deviasi. Supranto (2016) merekomendasikan penggunaan teknik ini untuk
memberikan gambaran umum tentang dataset.
Statistik Inferensial
Menguji hipotesis dan membuat generalisasi dari sampel ke populasi.
Santoso (2018) menyatakan bahwa pemilihan uji statistik harus disesuaikan
dengan jenis data dan tujuan penelitian.
Analisis Korelasi & Regresi
Mengukur hubungan antar variabel dan memprediksi nilai variabel
berdasarkan variabel lain. "Teknik ini sangat berguna untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang memengaruhi adopsi teknologi di sektor publik" (Ghozali,
2017).
Analisis Data Kualitatif
Analisis Konten
Mengidentifikasi pola dan tema dalam data tekstual. Bungin (2015)
menjelaskan bahwa teknik ini efektif untuk menganalisis dokumen
kebijakan publik dan transkrip wawancara.
Analisis Tematik
Mengidentifikasi, menganalisis, dan melaporkan pola dalam data. Menurut
Braun & Clarke (2006), analisis tematik memungkinkan fleksibilitas dalam
menginterpretasi data kualitatif.
Grounded Theory
Mengembangkan teori berdasarkan data empiris. Strauss & Corbin (dalam
Creswell, 2018) menekankan pentingnya coding sistematis dalam metode
ini untuk menghasilkan teori yang valid.
Triangulasi: Penggunaan beberapa metode analisis untuk meningkatkan validitas temuan penelitian.
"Triangulasi metodologis meningkatkan kredibilitas penelitian dalam bidang e-government" (Denzin &
Lincoln, 2011).

Kajian Literatur dalam Penelitian TRIP
Kajian literatur adalah tinjauan komprehensif terhadap penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian
kita. Proses ini penting untuk membangun landasan teoretis yang kuat dan mengidentifikasi kesenjangan penelitian
(Hart, 2018).
Identifikasi Sumber
Menentukan database akademik dan jurnal yang relevan dengan
TRIP, seperti Government Information Quarterly, Electronic
Government, dan Jurnal Sistem Informasi Indonesia. Ridley (2012)
menyarankan penggunaan minimal 2-3 database untuk memastikan
cakupan yang komprehensif.
Pencarian Sistematis
Menggunakan kata kunci dan Boolean operators untuk menemukan
literatur yang relevan. Menurut Okoli & Schabram (2010), strategi
pencarian yang jelas dan terstruktur adalah kunci kajian literatur
yang baik. Misalnya: "e-government" AND "Indonesia" AND
"implementasi".
Evaluasi Kritis
Menilai kualitas, relevansi, dan kredibilitas sumber. "Penting untuk
mempertimbangkan metodologi, temuan, dan implikasi dari setiap
studi yang dikaji" (Fink, 2014). Prioritaskan artikel dari jurnal
bereputasi dan yang telah melalui peer-review.
Sintesis Informasi
Mengintegrasikan temuan dari berbagai sumber untuk
mengidentifikasi pola, tren, dan kesenjangan. Booth, Sutton, &
Papaioannou (2016) menekankan pentingnya sintesis yang tidak
hanya meringkas tetapi juga menginterpretasikan literatur yang ada.
"Kajian literatur yang baik tidak hanya merangkum apa yang telah diketahui, tetapi juga mengidentifikasi apa yang belum diketahui"
(Webster & Watson, 2002).

Pengembangan Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah struktur yang menjelaskan hubungan antar konsep atau variabel dalam penelitian. Ini memberikan
landasan teoretis untuk hipotesis atau pertanyaan penelitian (Maxwell, 2013).
Contoh kerangka konseptual penelitian e-government
(Diadaptasi dari Heeks, 2018)
Langkah Pengembangan Kerangka Konseptual:
1.Identifikasi konsep dan variabel utama berdasarkan kajian literatur
2.Tentukan hubungan antar konsep/variabel berdasarkan teori yang ada
3.Visualisasikan hubungan tersebut dalam bentuk diagram
4.Jelaskan alasan teoretis di balik hubungan yang diproposisikan
Manfaat Kerangka Konseptual:
•Memberikan struktur untuk penelitian
•Membantu dalam pengembangan instrumen penelitian
•Mempermudah analisis dan interpretasi data
•Memfasilitasi komunikasi ide penelitian
"Kerangka konseptual yang kuat dalam penelitian TRIP harus
mempertimbangkan aspek teknologi, organisasi, dan lingkungan
sebagai faktor yang saling terkait dalam implementasi sistem
informasi pemerintahan" (Tornatzky & Fleischer dalam Weerakkody, et
al., 2017).
Menurut Jabareen (2009), kerangka konseptual harus dibangun dari
konstruk multidisiplin yang mencerminkan kompleksitas fenomena
yang diteliti, sangat relevan untuk bidang TRIP yang merupakan
perpaduan teknologi, administrasi publik, dan kebijakan.

Perumusan Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian
Hipotesis dan pertanyaan penelitian adalah elemen kunci yang
mengarahkan seluruh proses penelitian. Keduanya menentukan metode
pengumpulan data dan teknik analisis yang akan digunakan (Kumar, 2019).
Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian. Biasanya digunakan dalam
penelitian kualitatif atau eksploratori.
Kriteria FINER (Hulley et al., 2013):
•Feasible (Dapat dilaksanakan)
•Interesting (Menarik)
•Novel (Baru)
•Ethical (Etis)
•Relevant (Relevan)
Hipotesis Penelitian
Pernyataan tentatif tentang hubungan antar variabel yang akan diuji.
Karakteristik hipotesis yang baik (Sekaran & Bougie, 2016):
•Jelas dan tidak ambigu
•Menyatakan hubungan yang dapat diuji
•Konsisten dengan teori yang ada
•Sederhana dan spesifik
Contoh: "H1: Terdapat pengaruh positif signifikan antara kualitas sistem terhadap kepuasan pengguna
aplikasi layanan publik online."
"Pertanyaan penelitian atau hipotesis yang baik harus cukup spesifik untuk
mengarahkan penelitian, tetapi cukup fleksibel untuk memungkinkan eksplorasi"
(Maxwell, 2013).
Menurut Creswell & Creswell (2018), dalam pendekatan mixed methods, peneliti
dapat menggunakan baik hipotesis maupun pertanyaan penelitian untuk
mengarahkan bagian kuantitatif dan kualitatif dari studi mereka.

Pengambilan Sampel dalam Penelitian TRIP
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen dari populasi untuk mewakili keseluruhan populasi (Sekaran & Bougie, 2016).
Teknik sampling yang tepat sangat penting untuk validitas dan generalisasi hasil penelitian.
Teknik Sampling Probabilitas
Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
•Simple Random Sampling: Setiap elemen memiliki peluang sama untuk dipilih
•Stratified Sampling: Populasi dibagi ke dalam subkelompok (strata) terlebih dahulu
•Cluster Sampling: Populasi dibagi ke dalam kelompok geografis
Menurut Neuman (2014), teknik ini ideal untuk penelitian e-government yang bertujuan untuk generalisasi ke populasi yang lebih luas.
2
Teknik Sampling Non-Probabilitas
Elemen populasi dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, bukan peluang.
•Purposive Sampling: Sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu
•Snowball Sampling: Responden merekomendasikan responden lain
•Convenience Sampling: Sampel dipilih berdasarkan kemudahan akses
"Dalam studi kasus implementasi teknologi pemerintahan, purposive sampling
sering lebih tepat karena memungkinkan fokus pada informan kunci" (Yin, 2018).
Purposive Simple Random StratifiedCluster Snowball Convenience
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Dalam Negeri (2022), purposive sampling adalah teknik yang paling
sering digunakan dalam penelitian TRIP di Indonesia, terutama untuk studi kasus
implementasi sistem informasi pemerintahan.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek krusial yang menentukan kualitas instrumen penelitian.
Instrumen yang valid dan reliabel menghasilkan data yang akurat dan konsisten (Kimberlin &
Winterstein, 2008).
Validitas
Sejauh mana instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur.
Jenis Validitas:
•Validitas Isi: Sejauh mana item mewakili konsep yang diukur
•Validitas Konstruk: Sejauh mana instrumen mengukur konstruk teoretis
•Validitas Kriteria: Sejauh mana hasil pengukuran sesuai dengan kriteria lain
"Pengujian validitas instrumen e-government harus mempertimbangkan konteks
budaya dan organisasi" (Shareef et al., 2016).
Reliabilitas
Konsistensi dan stabilitas hasil pengukuran dari waktu ke waktu.
Metode Pengujian Reliabilitas:
•Test-Retest: Stabilitas pengukuran dari waktu ke waktu
•Internal Consistency: Homogenitas item (Cronbach's Alpha)
•Inter-rater: Konsistensi antar penilai
Menurut Hair et al. (2017), nilai Cronbach's Alpha minimal 0,7 diperlukan untuk
menunjukkan reliabilitas yang baik dalam penelitian sistem informasi.
Instrumen yang dikembangkan di negara lain perlu melalui proses adaptasi dan validasi ulang sebelum
digunakan dalam konteks Indonesia. Proses ini meliputi penerjemahan, validasi konten oleh pakar, dan
pengujian psikometrik (Beaton et al., 2000).
Wibowo (2019) menyarankan penggunaan pendekatan triangulasi untuk meningkatkan validitas
dalam penelitian TRIP, terutama dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk
memverifikasi temuan.

Etika Penelitian dalam Konteks TRIP
Etika penelitian adalah prinsip-prinsip moral dan standar perilaku yang membimbing peneliti dalam melakukan penelitian (Israel
& Hay, 2006). Dalam konteks TRIP, aspek etika menjadi semakin kompleks karena melibatkan data pemerintah dan informasi
publik.
Informed Consent
Memastikan partisipan memahami tujuan penelitian dan
memberikan persetujuan sukarela. Persetujuan harus
didokumentasikan secara tertulis dan ditandatangani oleh
partisipan (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,
2017).
Kerahasiaan dan Privasi
Melindungi identitas partisipan dan kerahasiaan data. Menurut UU
No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
peneliti wajib menjaga kerahasiaan data pribadi dan hanya
menggunakan data sesuai tujuan yang disetujui.
Objektivitas dan Integritas
Menjaga objektivitas dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
melaporkan data. "Peneliti harus menghindari konflik kepentingan
yang dapat memengaruhi objektivitas penelitian" (LIPI, 2018).
Izin dan Legalitas
Memperoleh izin resmi dari instansi terkait sebelum melakukan
penelitian. Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2011, penelitian
yang melibatkan instansi pemerintah memerlukan rekomendasi dari
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.
Komisi Etik Penelitian Nasional (2017) menekankan pentingnya penilaian risiko dan manfaat sebelum melakukan penelitian,
terutama yang melibatkan data sensitif atau kelompok rentan.
"Etika penelitian bukan sekadar prosedur administratif, tetapi fondasi integritas ilmiah dan tanggung jawab sosial peneliti" (Resnik, 2015).
Pelanggaran etika penelitian dapat berakibat pada pencabutan izin penelitian, sanksi akademik, hingga tuntutan hukum.
Pastikan untuk mematuhi kode etik institusi dan regulasi nasional yang berlaku.

Perangkat Lunak untuk Analisis Data
Perangkat lunak analisis data membantu peneliti dalam mengolah, menganalisis, dan memvisualisasikan data penelitian.
Pemilihan perangkat lunak yang tepat tergantung pada jenis data, metode analisis, dan keahlian peneliti (Levesque, 2016).
Perangkat Lunak untuk Analisis Kuantitatif
SPSS
Perangkat lunak statistik komersial yang populer dengan antarmuka yang
ramah pengguna. "SPSS ideal untuk analisis statistik dasar hingga menengah
dalam penelitian e-government" (Pallant, 2020).
Fitur utama: Statistik deskriptif, uji hipotesis, analisis regresi, dan visualisasi data.
R
Perangkat lunak open-source yang kuat untuk analisis statistik dan visualisasi
data. Menurut Field et al. (2012), R menawarkan fleksibilitas tinggi dan
kemampuan untuk analisis kompleks.
Fitur utama: Pemrograman statistik, analisis lanjutan, dan visualisasi data interaktif.
SmartPLS
Perangkat lunak khusus untuk analisis Partial Least Squares Structural
Equation Modeling (PLS-SEM). "SmartPLS sangat sesuai untuk penelitian TRIP
yang melibatkan konstruk laten dan ukuran sampel kecil" (Hair et al., 2017).
Fitur utama: Model pengukuran, model struktural, dan efek mediasi.
Perangkat Lunak untuk Analisis Kualitatif
NVivo
Perangkat lunak komersial untuk analisis data kualitatif. Menurut Bazeley &
Jackson (2013), NVivo memfasilitasi pengorganisasian dan analisis data tidak
terstruktur.
Fitur utama: Coding, analisis tematik, dan visualisasi jaringan.
ATLAS.ti
Perangkat lunak untuk analisis data kualitatif dengan kemampuan visual yang
kuat. "ATLAS.ti efektif untuk menganalisis dokumen kebijakan dan transkrip
wawancara dalam penelitian kebijakan publik" (Friese, 2019).
Fitur utama: Coding, memo, dan pemetaan konseptual.
MAXQDA
Perangkat lunak untuk analisis data mixed methods. Menurut Kuckartz (2014),
MAXQDA memungkinkan integrasi data kualitatif dan kuantitatif dalam satu
platform.
Fitur utama: Analisis teks, integrasi data, dan visualisasi hasil.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyediakan akses berlangganan ke beberapa perangkat lunak analisis data untuk peneliti dan mahasiswa Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui perpustakaan universitas (LIPI, 2020).

Teknik Penulisan dan Gaya Selingkung
Teknik penulisan dan gaya selingkung (writing style) adalah aspek penting dalam penyusunan
skripsi yang profesional dan akademis. Gaya penulisan yang konsisten meningkatkan keterbacaan
dan kredibilitas karya ilmiah (Zinsser, 2016).
Penggunaan Bahasa Ilmiah
•Gunakan bahasa formal dan objektif
•Hindari kalimat yang terlalu panjang dan kompleks
•Gunakan istilah teknis dengan tepat dan konsisten
•Jelaskan singkatan saat pertama kali digunakan
"Bahasa ilmiah harus jelas, presisi, dan bebas dari ambiguitas" (Soelistyo, 2018).
Format Referensi
•Gunakan format APA Style edisi ke-7 secara konsisten
•Setiap kutipan dalam teks harus muncul di daftar pustaka
•Hindari penggunaan referensi sekunder (kutipan dari kutipan)
•Prioritaskan sumber primer dan publikasi peer-reviewed
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016), penulisan daftar pustaka harus memenuhi kaidah ejaan yang disempurnakan.
Tabel dan Gambar
•Berikan nomor dan judul yang informatif
•Pastikan tabel dan gambar dapat dipahami secara mandiri
•Cantumkan sumber jika diadaptasi dari referensi lain
•Rujuk setiap tabel dan gambar dalam teks utama
"Visualisasi data yang efektif dapat menyampaikan informasi kompleks dengan lebih jelas daripada deskripsi tekstual" (Tufte, 2001).
Penulisan Angka dan Satuan
•Gunakan digit untuk angka 10 ke atas dan untuk satuan pengukuran
•Tulis angka satu sampai sembilan dalam kata-kata, kecuali untuk pengukuran
•Gunakan satuan metrik internasional (SI)
•Berikan spasi antara angka dan satuan (contoh: 15 kg, bukan 15kg)
Badan Standardisasi Nasional (2015) merekomendasikan penggunaan standar penulisan satuan yang konsisten dalam karya ilmiah.
Perhatikan pedoman penulisan spesifik dari institusi Anda. Beberapa perguruan
tinggi memiliki gaya selingkung khusus yang mungkin berbeda dari standar umum.

Topik Penelitian Terkini dalam Bidang TRIP
Perkembangan teknologi dan kebijakan pemerintahan terus membuka peluang baru untuk penelitian dalam bidang Teknologi Rekayasa Informasi Pemerintahan.
Berikut adalah beberapa topik penelitian yang sedang berkembang dan relevan (Kementerian PANRB, 2021; Kominfo, 2022).
Big Data dan Analitik Pemerintahan
Pemanfaatan data besar untuk pengambilan keputusan dan
perumusan kebijakan publik. Studi oleh Fadillah et al.
(2020) menunjukkan potensi analisis data besar untuk
meningkatkan efisiensi layanan publik di Indonesia.
Blockchain untuk Transparansi
Aplikasi teknologi blockchain untuk meningkatkan
transparansi dan mengurangi korupsi dalam pengelolaan
dana publik. Penelitian Widodo & Jati (2019)
mengeksplorasi potensi blockchain dalam pengadaan
barang dan jasa pemerintah.
Kecerdasan Buatan di Sektor Publik
Implementasi AI untuk otomatisasi proses administratif
dan layanan masyarakat. Menurut Putra (2021), chatbot
berbasis AI dapat mengurangi beban kerja pelayanan
publik hingga 40%.
Keamanan Siber Pemerintahan
Strategi dan kebijakan untuk melindungi infrastruktur
informasi pemerintah dari ancaman siber. BSSN (2022)
melaporkan peningkatan 300% serangan siber terhadap
institusi pemerintah, menunjukkan urgensi penelitian di
area ini.
Inklusi Digital
Upaya menjembatani kesenjangan digital dan memastikan
akses layanan e-government yang merata. Studi oleh
Ramadhan & Putri (2020) mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi adopsi teknologi di daerah rural
Indonesia.
Regulasi Teknologi
Analisis dan pengembangan kerangka regulasi untuk
teknologi baru dalam pemerintahan. Hermawan (2021)
menekankan pentingnya keseimbangan antara inovasi dan
perlindungan dalam regulasi teknologi pemerintahan.
Menurut laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (2022), penelitian interdisipliner yang menggabungkan perspektif teknologi,
kebijakan publik, dan ilmu sosial memiliki dampak paling signifikan dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan digital di Indonesia.
"Masa depan e-government di Indonesia tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada kemampuan untuk
mengintegrasikan solusi teknologi dengan konteks sosial, budaya, dan administratif yang kompleks" (Dwiyanto, 2020).

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya
Rangkuman Kunci
•Pilih paradigma dan pendekatan penelitian yang sesuai
dengan masalah penelitian
•Kembangkan kerangka konseptual yang kuat
berdasarkan kajian literatur
•Gunakan metode pengumpulan dan analisis data yang tepat
•Patuhi standar etika penelitian dan hindari plagiarisme
•Manfaatkan perangkat lunak dan sumber daya yang tersedia
Langkah Selanjutnya
1.Identifikasi topik penelitian yang diminati dalam bidang TRIP
2.Konsultasikan ide awal dengan dosen potensial pembimbing
3.Lakukan kajian literatur pendahuluan
4.Susun proposal penelitian
5.Daftar seminar proposal sesuai jadwal akademik
"Penelitian yang baik bukan hanya tentang menemukan jawaban, tetapi juga tentang mengajukan
pertanyaan yang tepat dan menggunakan metodologi yang sesuai untuk menjawabnya" (Creswell, 2018).
Semoga sukses dalam penelitian Anda!

TERIMAKASIH
Tags