Pengelolaan
Sumber
Belajar
CPMK-5: Mampu Mengetahui
Syarat, Kriteria, dan langkah-langkah
pengembangan Sumber Belajar
Tujuan Pembelajaran
1.Mahasiswa dapat menjelaskan syarat dan kriteria ideal dalam merancang
sumber belajar.
2.Mahasiswa dapat menguraikan tahapan-tahapan dalam proses pengembangan
sumber belajar.
3.Mahasiswa dapat menganalisis contoh pengembangan sumber belajar yang
baik dan efektif.
Mengapa Sumber Belajar itu Penting?
Peran: Sumber belajar
bukan sekadar
pelengkap, tapi fondasi
dari proses pembelajaran.
Dampak: Sumber belajar
yang baik bisa
meningkatkan pemahaman,
motivasi, dan hasil belajar
siswa.
Tantangan: Bagaimana
kita bisa memastikan
sumber belajar yang kita
gunakan atau buat benar-
benar efektif dan relevan?
Kriteria Sumber Belajar yang
"Ideal"
Relevan: Sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan konteks
peserta didik.
Akurat & Valid: Informasi harus
benar, terkini, dan dapat
diverifikasi.
Mudah Digunakan (User-
Friendly): Desain intuitif,
mudah diakses, dan
navigasinya jelas.
Fleksibel: Dapat disesuaikan
dengan berbagai gaya belajar
dan platform, baik daring
maupun luring.
Menarik: Desain visual dan
konten yang mampu
memancing ketertarikan
peserta didik.
Terjangkau: Biaya produksi
atau pengadaannya realistis
dan efisien.
Studi Kasus (Diskusi)
Sumber Belajar (A) E-Book
interaktif dengan video dan kuis
Sumber belajar (B) Artikel
Wikipedia dengan teks
panjang.
Alur Pengembangan: Dari Ide Menjadi Sumber Belajar
Analisis Kebutuhan dan
analisis Capaian pembelajaran
Desain & Perancangan
Pengembangan
Implementasi
Evaluasi &
Revisi
Analisis kebutuhan
Peserta didik
Langkah praktis untuk melakukan analisis kebutuhan siswa
1. Identifikasi Kesenjangan (Gap Analysis)
Apa yang seharusnya siswa tahu? Tinjau kurikulum, capaian
pembelajaran, atau tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Apa yang siswa tahu saat ini? Lakukan evaluasi awal (pre-test),
kuesioner, atau observasi untuk mengetahui tingkat pemahaman
mereka.
Temukan kesenjangan. Perbedaan antara "seharusnya tahu" dan
"saat ini tahu" adalah kesenjangan yang harus Anda isi dengan
sumber belajar yang akan dibuat.
Analisis kebutuhan
Peserta didik
Langkah praktis untuk melakukan analisis kebutuhan siswa
2. Kumpulkan Data dari Berbagai Sumber
a) Wawancara Langsung: Ajak siswa berdiskusi secara individu atau kelompok.
Tanyakan tentang kesulitan mereka dalam memahami topik tertentu, gaya belajar
favorit, atau jenis sumber belajar yang paling mereka sukai (misalnya: video, infografis,
atau modul).
b) Kuesioner: Buat daftar pertanyaan terstruktur untuk dijawab oleh seluruh siswa. Ini
efektif untuk mendapatkan data kuantitatif dari kelompok besar. Pertanyaan bisa
mencakup:
"Materi apa yang paling sulit dipahami?"
"Bagaimana cara Anda biasanya belajar di luar kelas?"
"Media pembelajaran apa yang paling membantu Anda?"
Analisis kebutuhan
Peserta didik
Langkah praktis untuk melakukan analisis kebutuhan siswa
3. Kenali Karakteristik Siswa
Demografi: Perhatikan usia, latar belakang budaya, dan latar belakang sosial-
ekonomi mereka.
Gaya Belajar: Apakah mereka lebih suka belajar dengan cara visual, auditori, atau
kinestetik?
Keterbatasan: Identifikasi apakah ada siswa dengan kebutuhan khusus atau
keterbatasan akses (misalnya, tidak memiliki koneksi internet yang stabil).
Minat dan Hobi: Mengetahui minat mereka bisa membantu Anda memilih topik
atau contoh yang relevan dan menarik.
Contoh secara singkat:
Analisis: Mahasiswa semester 3 kesulitan memahami topik "Sistem
Pembayaran Digital."
Desain: Diputuskan membuat modul digital yang berisi infografis dan
simulasi interaktif.
Pengembangan: Tim pengembang membuat konten, merekam simulasi, dan
mengunggahnya ke platform LMS.
Implementasi: Modul tersebut digunakan sebagai bahan ajar mandiri.
Evaluasi: Kuesioner dan hasil tes menunjukkan pemahaman mahasiswa
meningkat signifikan, lalu modul direvisi berdasarkan masukan.
Salah satu cara Analisis Kebutuhan
Contoh Tes diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik
Bagian 1: Saat Belajar
1.Ketika saya belajar, saya lebih suka:
a. Membaca buku atau melihat gambar/diagram.
b. Mendengarkan penjelasan guru atau rekaman audio.
c. Melakukan praktik langsung atau bergerak sambil belajar.
2. Saat mengingat informasi, saya biasanya:
a. Membayangkan gambarnya di kepala.
b. Mengulang-ulang informasi dengan suara keras.
c. Menggerakkan tangan atau tubuh untuk membantu mengingat.
3. Ketika mengerjakan tugas, saya lebih nyaman:
a. Menulis atau menggambar catatan.
b. Berdiskusi dengan teman atau guru.
c. Mencoba langsung atau melakukan eksperimen.
Contoh Tes diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik
Bagian 2: Saat di Kelas
4. Saat guru menjelaskan, saya lebih mudah memahami jika:
a. Ada gambar, diagram, atau tulisan di papan tulis.
b. Guru menjelaskan dengan suara yang jelas dan detail.
c. Saya bisa mencoba atau mempraktikkan langsung.
5.Ketika saya tidak mengerti sesuatu, saya biasanya:
a. Mencari gambar atau video penjelas.
b. Bertanya kepada guru atau teman.
c. Mencoba sendiri sampai paham.
6.Saat presentasi, saya lebih suka:
a. Menggunakan poster, slide, atau gambar.
b. Menjelaskan dengan suara dan cerita.
c. Memperagakan atau menunjukkan contoh langsung.
Contoh Tes diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik
Bagian 3: Aktivitas Favorit
7. Di waktu luang, saya lebih suka:
a. Membaca buku, menggambar, atau menonton video.
b. Mendengarkan musik, podcast, atau berbicara dengan teman.
c. Bermain olahraga, menari, atau membuat kerajinan tangan.
8. Saat belajar hal baru, saya lebih suka:
a. Membaca petunjuk atau melihat contoh.
b. Mendengarkan penjelasan dari orang lain.
c. Langsung mencoba dan melakukan sendiri.
9. Ketika mengingat arah, saya biasanya:
a. Membayangkan peta atau tanda visual.
b. Mengingat penjelasan lisan dari orang lain.
c. Mengingat berdasarkan gerakan atau perasaan saat melewati jalan.
Contoh Tes diagnostik untuk mengetahui karakteristik peserta didik
Cara Menilai Hasil Tes:
Hitung jumlah jawaban a, b, dan c yang dipilih peserta didik.
Jika a paling banyak: Gaya belajar Visual (belajar melalui gambar, diagram, dan tulisan).
Jika b paling banyak: Gaya belajar Auditori (belajar melalui suara, diskusi, dan penjelasan lisan).
Jika c paling banyak: Gaya belajar Kinestetik (belajar melalui gerakan, praktik, dan pengalaman langsung).