Syair diambil dari buku Evangeliarium
(Komisi Liturgi KWI, 2011)
diedit oleh Fransiskus de Sales Onggo Lukito
UNTUK PADUAN SUARA SEJENIS
SAINT RAPHAEL PUBLISHING, 2016
Kisah Sengsara menurut Yohanes | 1
KATA PENGANTAR
Evangeliarium adalah salah satu kekayaan Liturgi Gereja Katolik yang
pada tahun-tahun belakangan ini diperkenalkan kembali kepada keuskupan-
keuskupan dan paroki-paroki. Penggunaan Evangeliarium seakan memberikan
nuansa baru dalam perayaan Ekaristi yang kita laksanakan setiap hari Minggu.
Nuansa baru yang menyegarkan itu adalah kita disajikan keagungan Injil, baik
kitabnya yang besar dan indah maupun isinya yang dimaklumkan kepada
Umat.
Pada tahun 2011 ketika Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia
(Komlit KWI) menerbitkan Evangeliarium, kami menyadari satu hal penting
yakni bahwa setiap teks bacaan Injil yang dimaklumkan dalam Liturgi Resmi,
seyogyanya juga diambil dari Evangeliarium. Di sana juga terdapat teks bacaan
Injil untuk Jumat Agung sehingga kami pun menyadari perlu dibuat sebuah
teks nyanyian Kisah Sengsara yang baru, yang 100% syairnya diambil dari
Evangeliarium.
Untuk itu kami telah membukukan (dalam format e-book) dan
menawarkan kepada Umat beriman, kh ususnya pegiat paduan suara di
paroki/stasi, teks nyanyian Kisah Sengsara yang syairnya diambil dari
Evangeliarium untuk digunakan pada perayaan Jumat Agung. Kami buatkan
dua buku dalam file terpisah: pertama, dengan notasi tradisional; dan kedua,
dengan notasi tradisional ditambah bagian koor untuk paduan suara gubahan
Domenico Bartolucci (1917-2013).
Kami berharap karya sederhana in i dapat diterima oleh teman-teman
pegiat musik liturgi Gereja Katolik, dan semoga dapat menumbuhkan iman
Umat beriman akan Yesus Kristus yang wafat dan telah bangkit.
Salam,
Fransiskus de Sales Onggo Lukito
Pada Pesta Bertobatnya St. Paulus – 25 Januari 2016
Kisah Sengsara menurut Yohanes | 2
PANDUAN PRAKTIS
Kami sampaikan beberapa poin panduan praktis agar dapat membawakan Kisah
Sengsara ini secara maksimal:
1. Secara tradisi Kisah Sengsara dibawakan oleh tiga orang Diakon (bukan prodiakon)
dan sebuah paduan suara pria. Satu orang memaklumkan sabda Yesus, satu orang
menjadi narator, dan satu orang lainnya membawakan bagian lainnya termasuk
perempuan yang bertanya kepada Petrus. Apabila tidak ada Diakon dapat dibawakan
oleh awam laki-laki yang mahir menyanyi, namun sedapat mungkin yang
menyanyikan bagian Yesus adalah seorang Imam.
2. Kisah Sengsara adalah bacaan Injil sehingga, seperti dalam perayaan Ekaristi, ketika
Injil dimaklumkan semua umat berdiri. Jika di paroki/stasi Anda umat sudah terbiasa
duduk, dan kebiasaan tersebut sulit diubah, paling tidak diusahakan seluruh paduan
suara dan petugas liturgi berdiri.
3. Kisah Sengsara dibawakan tanpa diselingi nyanyian apapun, sebagaimana bacaan
Injil juga dimaklumkan tanpa selingan.
4. Kisah Sengsara dinyanyikan tanpa iringan, termasuk untuk paduan suara. Jika hal ini
sulit dilakukan, paling tidak organis mengiringi bagian paduan suara saja dengan
volume kecil.
5. Idealnya bagian paduan suara hanya dinyanyikan oleh para pria saja dengan
komposisi tiga suara seperti yang disajikan dalam teks ini. Namun sekiranya kondisi
ideal ini tidak dimungkinkan, dapat juga dibawakan oleh paduan suara campuran
SATB dengan pembagian berikut: suara I untuk sopran dan tenor, suara II untuk alto
dan suara III untuk bas. Bisa juga semua suara menyanyikan suara I saja.
6. Mengenai teknik penulisan notasi harap memperhatikan beberapa petunjuk berikut:
- Nada dasar dapat dinaikkan/diturunkan menyesuaikan dengan kemampuan para
penyanyi.
- Not tanpa garis atas dapat disamakan dengan satu hitungan sementara not dengan
garis atas bernilai setengahnya.
- Kata-kata dengan not datar hendaknya dapat dinyanyikan dengan lancar dan
relatif lebih cepat.
- Tanda petik ( ‘ ) merupakan tanda jeda untuk mengambil nafas tanpa
memperpanjang nada. Bila tanda petik diletakkan pada akhir kalimat syair,
ditandakan dengan tanda titik ( . ), penyanyi dapat memperpanjang nada.
- Tanda koma pada kalimat ( , ) bukanlah tanda jeda nyanyian, karena lebih terkait
dengan kaedah penulisan bahasa, sehingga dapat diabaikan. Akan tetapi dapat
juga dinyanyikan dengan memperpanjang nada pada suku kata sebelum koma
tanpa mengambil nafas.
- Tanda garis tegak lurus tunggal ( | ) merupakan tanda jeda panjang biasanya
diletakkan pada akhir kalimat. Penyanyi sebaiknya memperpanjang nada sebelum
tanda ini untuk mempertegas akhir kalimat.
- Tanda garis tegak lurus ganda (||) berfungsi sama dengan garis tunggal
diletakkan pada akhir bagian penyanyi.
__ ___ __ ___ __ _______
III 4 2.. 5 ‘ 5 2.. 5 5 2 2 ‘
C Ka- mi mempunyai hukum, dan menurut hukum itu Ia ha- rus ma- ti,
__ ___ _______
I 2
.
4
.
.. 2
.
3
.
1
.
__ ___ _______
II 6 6.. \7 5 5
__ ___ _______
III 4 2.. 5 1 1
se- bab ia menganggap diri-Nya sebagai Pu- tra Al- lah.
__ ___ _______
6 1
.
.. 5 6 4
E Ke- tika Pilatus mendengar perkataan itu ia ma- kin ta- kut.
__ ___ __ _______ __ ___ _______
6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘ 6 1
.
.. 5 6 4
La- lu ia masuk lagi ke dalam ista- na gu- ber- nur, dan berkata kepa- da Ye- sus:
__ ___ __ ___ __ _______
6 1
.
.. 6 ‘ 6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘
La- lu datanglah prajurit-prajurit, dan mematahkan kaki orang yang per- ta- ma
__ ___ ___ _______
6 1
.
.. 1
.
‘ 1
.
.. 5 6 4
dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama de- ngan Ye- sus.
__ ___ __ _______ __ ___
6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘ 6 1
.
.. 1
.
‘
Te- tapi ketika mereka sampai kepada Ye- sus dan melihat bahwa Ia telah mati,
___ __ ___ __ _______
1
.
.. 6 ‘ 6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘
mereka tidak mematahkan kaki-Nya, te- tapi seorang dari antara praju- rit i- tu
__ ___ ___ _______
6 1
.
.. 1
.
‘ 1
.
.. 5 6 4
me- nikam lambung Yesus dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan a- ir.
__ ___ __ _______ __ ___ _______
6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘ 6 1
.
.. 5 6 4
O- rang yang melihat sendiri hal i- tu ber- sak- si, dan benarlah kesak- si- an- nya.
__ ___ __ _______ __ ___ _______
6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘ 6 1
.
.. 5 6 4
Ia pun tahu bahwa ia mengatakan ke- be- nar- an, su- paya kamu juga per- ca- ya.
__ ___ _ __ ___ __ ______
6 1
.
.. 6 ‘ 6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘
Se- bab hal itu terjadi, su- paya digenapi yang ada tertulis dalam Ki- tab Su- ci:
__ ___ _______
6 1
.
.. 5 6 4
“Tidak ada tulang-Nya yang akan dipa- tah- kan.”
__ ___ __ _______
6 1
.
.. 7 6 1
.
1
.
‘
A- da pula nas lain yang menga- ta- kan:
__ ___ ___ _______
6 1
.
.. 1
.
‘ 1
.
.. 5 6 4
“Mereka akan memandang Dia, yang telah mere- ka ti- kam.”
__ ___ __ ___
6 1
.
.. 6 ‘ 6 1
.
.. 1
.
‘
Se- sudah itu Yusuf dari Arimate- a me- minta kepada Pilatus,
___ _______
1
.
.. 5 6 4
supaya ia diperbolehkan menurunkan jena- zah Ye- sus.
__ ___
6 1
.
.. 6 ‘
Yu- suf menjadi murid Yesus secara sembunyi-sembunyi
__ ___ _______
6 1
.
.. 5 6 4
ka- rena ia takut kepada para pemuka Ya- hu- di.