Kondisi patofisiologi pasien HIV, Infeksi Oportunistik (IO) , dan Diabetes Melitus (DM) dengan komplikasi yang membutuhkan perawatan paliatif
Pendahuluan Penyakit seperti Penurunan fungsi kekebalan tubuh (pada HIV) yang memicu infeksi berat / Infeksi Oportunistik Gangguan gula darah kronis (pada DM) yang menyebabkan kerusakan organ, Kondisi penyakit diatas menimbulkan komplikasi terkait seperti nyeri , kelemahan , dan malnutrisi yang mengancam kualitas hidup dan fungsi tubuh pasien secara keseluruhan .
Konsep Palliative, End-of-Life, dan Terminal Care Palliative care : bisa dimulai kapan saja sepanjang perjalanan penyakit ; bertujuan mengurangi penderitaan , mempertahankan fungsi & kemandirian . End-of-life care : diberikan saat pasien diperkirakan meninggal dalam 12 bulan . Fokus pada gejala & perencanaan akhir hayat . Terminal care : diberikan pada hari atau jam terakhir kehidupan .
Prinsip Utama Palliative Care
HIV/ AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) Patofisiologi : HIV menyerang sel T ( sel CD4 ) yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh . Virus bereplikasi dalam sel-sel ini , menyebabkan kerusakan dan penurunan jumlahnya secara drastis . Kondisi ini membuat tubuh sangat rentan terhadap berbagai infeksi ( Infeksi Oportunistik ) dan keganasan , yang dikenal sebagai AIDS. Mengapa Membutuhkan Perawatan Paliatif : Pasien HIV dengan stadium lanjut sering kali mengalami gejala kronis seperti nyeri , kelelahan berat , dan penurunan fungsi tubuh akibat komplikasi infeksi . Perawatan paliatif berfokus pada manajemen gejala ini untuk meningkatkan kualitas hidup , meskipun penyakit dasarnya tidak dapat disembuhkan .
Infeksi Oportunistik (IO) Patofisiologi : Karena sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah akibat HIV, patogen yang umumnya tidak berbahaya bagi orang sehat ( misalnya , jamur , bakteri , virus lain) dapat menyebabkan infeksi yang parah , mengancam jiwa , dan bersifat kronis , seperti pneumonia, TBC, dan infeksi jamur pada saluran pencernaan . Mengapa Membutuhkan Perawatan Paliatif : IO dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat , sesak napas, diare kronis , dan penurunan berat badan drastis . Perawatan paliatif diperlukan untuk mengelola gejala-gejala fisik ini dan memberikan dukungan psikologis , spiritual, dan sosial bagi pasien dan keluarganya .
Penatalaksanaan Palliatif Pada Pasien Kondisi HIV/AIDS
Kebutuhan Palliative Care pada Pasien HIV/AIDS HIV adalah penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan . Tingginya angka morbiditas dan mortalitas terutama pada pasien yang: Tidak atau berhenti ART Mengalami gagal terapi (viral load tetap tinggi ) Tahun pertama setelah memulai ART Pasien HIV sering mengalami nyeri kronis , sesak napas, fatigue, depresi , dan penyakit komorbid (TB, kanker , penyakit kardiovaskular ).
Model Palliative Care HIV
Manfaat Palliative Care pada HIV/AIDS Kontrol gejala : nyeri , dyspnea , kelelahan , gangguan nafsu makan , depresi . Meningkatkan kualitas hidup : pasien lebih nyaman , mampu melakukan aktivitas . Dukungan psikososial : mengurangi rasa takut , meningkatkan dukungan sosial & spiritual. Efisiensi biaya : mengurangi biaya rawat inap , memperpendek lama perawatan di rumah sakit . Mendukung keluarga : edukasi , pendampingan , dan dukungan duka cita .
Palliative Home Care (PHC) Definisi : perawatan pasien di rumah yang meliputi aspek fisik , psikologis , sosial , spiritual untuk mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup . Efektivitas berdasarkan systematic review (4 studi ) : Efektif mengontrol nyeri , sesak , mual , kecemasan , depresi Meningkatkan kualitas hidup pasien Tingkat kepuasan pasien & keluarga sangat tinggi (93–96%) Lebih cost-effective dibanding hospital-based palliative care ( biaya per hari lebih rendah : $17,99 vs $21,30) Pasien lebih banyak yang meninggal di rumah (47%) Menurunkan beban rumah sakit , sesuai konteks negara dengan sumber daya terbatas ( termasuk Indonesia).
Diabetes Melitus (DM) dengan Komplikasi Patofisiologi : DM menyebabkan kadar gula darah yang tinggi secara kronis . Kelebihan gula darah ini dapat merusak berbagai organ dan sistem tubuh , seperti : Neuropati Diabetik : Kerusakan saraf , terutama di ekstremitas , yang menyebabkan nyeri , kesemutan , dan mati rasa. Penyakit Ginjal Kronis ( Nefropati Diabetik ): Kerusakan ginjal yang berujung pada gagal ginjal stadium akhir . Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (DM vaskular ): Peningkatan risiko penyakit jantung , stroke, dan masalah peredaran darah di kaki. Ketoasidosis Diabetik (KAD) / Hiperosmolar Hiperglikemik : Komplikasi akut yang mengancam jiwa .
DM continue…. Mengapa Membutuhkan Perawatan Paliatif : Pasien DM dengan komplikasi sering mengalami nyeri kronis yang melemahkan , gangguan fungsi organ, dan penurunan kemampuan untuk menjaga diri . Perawatan paliatif membantu mengelola nyeri , mual , sesak napas, dan masalah fisik lainnya , serta memberikan dukungan emosional dan spiritual untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan .
Fokus Utama Perawatan Paliatif Diabetes dengan komplikasi 1. Manajemen Gejala : Membantu pasien mengatasi gejala fisik yang menyakitkan , seperti nyeri neuropati , sesak napas, kelelahan , atau infeksi . 2. Kesejahteraan Holistik : Menangani aspek emosional , sosial , dan spiritual pasien , termasuk memberikan dukungan bagi pasien dan keluarga . 3. Fleksibilitas Penyesuaian Glikemik : Mengubah tujuan pengendalian gula darah dari pencegahan komplikasi jangka panjang menjadi mempertahankan kualitas hidup , yang mungkin berarti menyesuaikan terapi insulin atau obat lain untuk mencegah hipoglikemia atau hiperglikemia . 4. Perencanaan Perawatan Akhir Hayat: Membantu pasien dan keluarga mendokumentasikan preferensi perawatan , membuat keputusan tentang tempat kematian yang diinginkan , dan memastikan perencanaan perawatan yang nyaman dan bermartabat .
Pasien diabetes terutama usia lanjut Palliative care menjadi penting karena mereka sering mengalami Durasi penyakit lama Komplikasi multipel ( kardiovaskular , ginjal , neuropati , kanker ) Frailty & gangguan kognitif Tantangan : polifarmasi , hipoglikemia , hiperglikemia , beban perawatan mandiri
Perubahan Fokus Perawatan Diabetes pada Lansia Awalnya : fokus pada kontrol ketat glukosa darah . Seiring usia & komplikasi : fokus bergeser ke kenyamanan , keamanan , dan kualitas hidup . Target glukosa yang direkomendasikan : 6–11 mmol/L (108–198 mg/dL) atau lebih longgar pada kondisi tertentu . Tujuan utama : mencegah hipoglikemia / hiperglikemia yang menimbulkan gejala tidak nyaman .
Strategi Implementasi
Perspektif Pasien dan Keluarga lansia dengan diabetes