PD Anak Berkebutuhan Khusus dan Pend Inklusi[1].pptx

KarimAbdulJabbar4 0 views 22 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

Inklusi education program


Slide Content

Profil Belajar Siswa (PBS) Penyandang Disabilitas , Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), dan Pendidikan Inklusif

PBS Apa dan Mengapa ?

Apa itu PBS? PBS - Profil Belajar Siswa merupakan tools /aplikasi yang dikembangkan untuk mengidentifikasi keragaman dan tingkat hambatan/kesulitan fungsional belajar peserta didik seperti, hambatan/kesulitan fungsional penglihatan, pendengaran, perilaku, membaca, dan lainnya guna memudahkan guru , sekolah dan pemangku kebijakan dalam memberikan dukungan dan layanan yang sesuai dengan keragaman kebutuhan peserta didik.

Mengapa PBS? Tidak tersedianya data yang memadai peserta didik yang memiliki hambatan fungsional tertentu Belum optimalnya capaian literasi Numerasi diperkirakan ada kontribusi dari siswa yang memiliki hambatan fungsional belajar tertentu Anak yang memiliki hambatan fungsional tertentu diperkirakan ikut menyumbang angka tingginya ATS

Tujuan PBS Meningkatkan akurasi data peserta didik, termasuk identifikasi hambatan fungsional dan ATS. Memastikan layanan pendidikan inklusif berbasis kebutuhan nyata di satuan pendidikan. Menyusun intervensi pendidikan yang lebih tepat sasaran. Memenuhi amanat regulasi nasional terkait SPM Pendidikan dan Pendidikan Inklusif. Membantu perencanaan daerah yang berbasis data.

Mengenal lebih dalam Penyandang Disabilitas , Anak Berkebutuhan Khusus , & Pendidikan inklusif

DISABILITAS UN-CRPD “ United Nations - Convention on the Rights of Person With Disabilities 2006” Sebuah konsep , hasil interaksi individu yang memiliki hambatan / kesulitan fungsional dan keragaman kemampuan bertemu dengan hambatan sikap dan lingkungan yang menyebabkan individu tersebut tidak dapat berpartisipasi penuh dan efektif dimasyarakat berdasarkan kesetaraan dengan orang lain. Penyandang Disabilitas UUD No.8 tahun 2016 Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik , intelektual , mental dan/ atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungannya dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dalam berbagai aspek kehidupan . *diratifikasi oleh pemerintah indonesia menjadi UU No.19 Tahun 2011

Ragam Penyandang Disabilitas UU No.8 tahun 2016

Ruang Lingkup ABK Anak Berkebutuhan Khusus Anak dengan disabilitas Anak dengan hambatan sosial dan khusus lain : Anak jalanan , Anak korban kekerasan atau trauma, Anak dengan penyakit kronis ( misalnya epilepsi , kanker ), Anak yang mengalami hambatan karena faktor lingkungan ( kemiskinan ekstrem , pengungsian , bencana ) Anak Berbakat Istimewa (Gifted and Talented) ABK Anak Berkebutuhan Khusus Anak yang membutuhkan layanan dan dukungan khusus karena memiliki perbedaan atau hambatan dalam perkembangan , baik bersifat permanen maupun sementara

Semua anak penyandang disabilitas termasuk ABK , tetapi tidak semua ABK adalah penyandang disabilitas

Mengapa Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif bukan sekadar pilihan , tetapi kewajiban moral, sosial , dan hukum . Tanpa inklusifitas , banyak anak akan kehilangan haknya , berpotensi tertinggal .

“ Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan ” Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (1) Memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan/ atau potensi kecerdasan dan/ atau bakat Istimewa Permendikbud Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif

www.inovasi.or.id Kebijakan tentang Pendidikan Inklusif Permendikbud No. 48 Tahun 2023 (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan , Riset, & Teknologi ): Pendidikan inklusif wajib menyediakan Akomodasi yang Layak (AYL) bagi peserta didik penyandang disabilitas , mencakup dukungan anggaran , sarana prasarana , penyesuaian kurikulum , serta pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) untuk memastikan akses pendidikan yang setara di semua jenjang pendidikan formal. PMA No. 1 Tahun 2024 (Kementerian Agama): Sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik , termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus , untuk belajar bersama dalam lingkungan pendidikan umum dengan penyesuaian kurikulum , fasilitas , dan tenaga pendidik yang mendukung keberagaman kebutuhan .

Mengenal hambatan fungsional , ragam dan tingkatannya

NO Ragam Hambatan Gambaran Hambatan Fungsional 1 Penglihatan Melihat wajah orang, objek, tulisan atau gambar di papan tulis atau buku baik ketika menggunakan kacamata/lensa kotak atau tidak. 2 Pendengaran Mendengarkan percakapan dari jauh, mengandalkan bahasa isyarat, dan mendeteksi teriakan yang paling keras 3 Motorik Kasar Berjalan, Menaiki Tangga, duduk dan berdiri 4 Gerak dan Koordinasi Jari Menulis, menggambar, memegang pensil, mengambil benda kecil atau mengancing baju. 5 Berbicara Berusaha keras mengeluarkan kata-kata, gagap, tidak berbicara sama sekali 6 Fungsi Intelektual Melakukan tugas-tugas sederhana seperti membuka tas sekolah, meletakkan buku dan pensil di atas meja, mengerjakan pekerjaan rumah, merawat diri sendiri (toilet, berpakaian, makan) dibandingkan dengan siswa/i lain yang seusia. 7 Membaca Kesadaran dan kemampuan menggunakan fonemik, mengeja, menulis, mengucapkan kata-kata dan pemahaman 8 Perilaku/Sosialisasi/Atensi Memperlihatkan perilaku agresif, destruktif atau melukai diri sendiri, kesulitan melakukan penyesuaian dengan perubahan rutinitas, kontak mata dengan guru ketika berbicara, menantang, melawan 9 Emosi Mudahnya seseorang untuk marah, kehilangan minat, kelelahan, susah atau terlalu banyak tidur, keinginan untuk bunuh diri, perasaan tidak berharga dan rasa bersalah.

No  Peraturan Pemerintah 13/2020 Permendikbud 70/2009  PBS  1  Disabilitas Fisik  1. Tuna Daksa Ringan  Motorik Kasar  Gerak dan Koordinasi Jari  2. Tuna Daksa Sedang  2  Disabilitas Intelektual  1. Tunagrahita Ringan  Fungsi intelektual  2. Tunagrahita Sedang  3. Kesulitan belajar  Membaca/Disleksia  4. Sindrom Down  Fungsi intelektual  Motorik kasar  Gerak dan Koodinasi Jari  Berbicara  Perilaku / sosialisasi  3  Disabilitas Mental  1. Tuna laras  Emosi  2. Hiperaktif  Atensi  3. Narkoba  n/a  4. Autism  Perilaku / sosialisasi /Atensi  Fungsi intelektual  Berbicara  4  Disabilitas Sensorik  1. Tuna netra/Low Vision  Penglihatan  2. Tuna rungu  Pendengaran  3. Tuna wicara  Pembicaraan  Ragam Penyandang Disabilitas & PBS

Indikator Tingkatan Kesulitan Fungsional Tingkat Kesulitan/ Hambatan Indikator Tingkatan Kesulitan 0. Tidak Ada Kesulitan Anak mampu memiliki kemampuan melakukan aktivitas tanpa hambatan secara Mandiri . Misalnya, dapat melihat, mendengar, berjalan, menggerakkan tangan, berbicara, belajar, membaca, bersosialisasi, dan mengelola emosi seusai dengan perkembangan anak-anak lain seusianya. 1. Sedikit Kesulitan Anak mengalami hambatan dalam melakukan aktifitas dapat diatasi secara mandiri dan sangat jarang membutuhkan bantuan baik dari orang dewasa, dapat terbantu dengan alat bantu atau penyesuaian sederhana . Misalnya, membutuhkan duduk lebih dekat, tambahan waktu, mampu berjalan dengan alat bantu dalam jarak terbatas , menunjukan sedikit kesulitan dalam membaca, menulis, memahami dan berhitung. Namun anak memperlihatkan perkembangan pada area-area tersebut dibandingkan anak-anak lain seusianya 2. Banyak Kesulitan Anak mengalami hambatan dalam melakukan aktifitas dan sering memerlukan bantuan pendampingan dari orang dewasa lain , namum anak masih memliki sisa kemampuan seperti membedakan gelap dan terang, sulit berjalan dengan kursi roda, alat bantu khusus untuk gerak jari, mengurus diri, memiliki kesulitan dalam hubungan pertemanan dan interpersonal, kesulitan bertahan dalam mengerjakan tugas; sangat bergantung pada rutinitas , terkadang tidak dapat diatas dengan alat bantu atau kesulitan, Kodisi anak yang kesulitan mendapatkan akses alat bantu 3. Tidak Bisa Sama Sekali Anak sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas tertentu dan sangat bergantung pada pendampingan orang dewasa atau alat bantu khusus . Ini termasuk, misalnya, kebutaan total, ketulian total/tanpa respon terhadap suara, ketidakmampuan bergerak tanpa bantuan penuh, ketidakmampuan intelektual yang parah, dan ketidakmampuan fungsi dalam interaksi sosial, membangun hubungan dan kondisi emosional yang sangat berlebihan.

Bedah Kasus Kasus 1 Bagus adalah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dengan kemampuan membaca yang baik. Ia bercita-cita menjadi seorang polisi. Di kelas, ia kesulitan untuk melakukan kontak mata dengan guru, sedikit menunjukkan perilaku melukai diri dan marah. Namun, Bagus sesekali terlihat membantu temannya yang memerlukan bantuan dan tetap mampu berinteraksi dengan teman-temannya.

Kasus 2 Niki adalah seorang anak perempuan berusia 11 tahun. Ia selalu mengalami kesulitan memahami percakapan, sehingga perlu menggunakan Bahasa Isyarat. Niki juga mengalami kesulitan tidak bisa berbicara sama sekali. Di sekolah guru-guru Niki berusaha memberi perhatian khusus agar Niki bisa belajar dengan baik dan dibimbing untuk menggunakan Bahasa isyarat sederhana. Niki juga memiliki rasa percaya diri dan kemampuan berolahraga yang baik sehingga mendapatkan prestasi dibidang olahraga.

Kasus 3 Dika adalah anak laki-laki berusia 9 tahun . Ia memiliki banyak kesulitan terkait belajar , keterampilan akademik dan kesulitan memahami beberapa instruksi dalam mengerjakan tugas . Dika juga membutuhkan waktu lama untuk mempelajari tugas baru . Namun Dika tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan tugas sederhana , seperti meletakkan buku dan pensil di atas meja . Keterampilan social Dika sangat baik di sekolah.

Kasus 4 Ana adalah anak laki-laki berusia 12 tahun . Ia memiliki kemampuan membaca pada level memahami kata. Kerap kali di dalam kelas tidak fokus , wajahnya terlihat cemas dan ketakutan , Ana juga membutuhkan waktu lama untuk mempelajari tugas baru . Namun Ana tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan tugas sederhana , seperti meletakkan buku dan pensil di atas meja .
Tags