Pembelajaran Berdiferensiasi dan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka.pptx
ssuserc27385
0 views
41 slides
Oct 09, 2025
Slide 1 of 41
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
About This Presentation
Pembelajaran Berdiferensiasi dan Asesmen dalam Kurikulum Merdek
Size: 7.96 MB
Language: none
Added: Oct 09, 2025
Slides: 41 pages
Slide Content
Pembelajaran Berdiferensiasi dan Asesmen Berpusat pada Murid Berbasis Kurikulum Merdeka DESIMINASI Kombel IKM Spensapa Pacitan , 1 April 2024 Nur Khopsun W, S.Pd ., M.Pd .
Keberagaman Murid dan Pembelajaran Berdiferensiasi
Apa yang Bapak/Ibu lihat dari gambar tersebut ?
Guru dan siswa bekerja sama dalam sebuah komunitas dimana tujuan bersama adalah mendukung semua siswa dalam mencapai tujuan mereka . Siswa termotivasi oleh keinginan mereka untuk belajar dan bukan oleh ketakutan akan hukuman atau janji akan hadiah .
Kurikulum Merdeka dirancang untuk transformasi pembelajaran
“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,kreatif, mandiri, beriman,bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong,dan berkebinekaan global” Visi Pendidikan Indonesia
Apa yang b apak /Ibu lihat dari gambar ini ?
Dalam mendidik yang harus pertama dikenal adalah siapa yang akan dididik dan apa yang merupakan target capaiannya . Pemahaman karakteristik dan capaian pembelajaran yang harus dipenuhi menjadi penting dalam menciptakan pendidikan yang merdeka bagi anak
CIRI-CIRI KEBERAGAMAN MURID
Kesiapan Belajar Adaptasi dari “The Equalizer” (Tomlinson 2001: 47) Guru bisa memberikan asesmen awal untuk menentukan apa yang sudah dipahami dan belum dipahami siswa tentang topik tersebut
Preferensi terhadap lingkungan Pengaruh Budaya Preferensi Gaya belajar Kecerdasan Majemuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Profil Belajar
Profil Belajar Gaya Belajar Visual Gaya Belajar Auditori Gaya Belajar Kinestetik
Kecerdasan majemuk adalah berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Seorang anak bisa memiliki kecerdasan yang berbeda dari anak lain. Kecerdasan Majemuk Dalam teori multiple intelligence yang diusulkan Gardner, semua orang memiliki jenis kecerdasan yang berbeda . Gardner menggarisbawahi bahwa manusia tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual , tapi ada banyak jenis kecerdasan . Kecerdasan yang dimiliki seorang anak pun tidak hanya satu jenis , bisa gabungan dari beberapa jenis kecerdasan . Contohnya , anak yang unggul dalam bermusik mungkin unggul juga dalam kecerdasan verbal- linguistik , tetapi mereka kurang di kecerdasan kinestetik .
Profil Belajar Kecerdasan Majemuk Verbal Linguistik Logis Matematis Visual- spasial Musik Kinestetik Interpersonal Intrapersonal Naturalis Spiritual- eksistensial Howard Gardner: Frame of mind : The Theory of Multiple Intelligence . 1983, 1998
Minat Belajar Minat Individual Tertarik belajar karena materi /media/ metode sesuai dengan minatnya Minat Situasional Tergantung pada situasi/cara seorang guru menyampaikan sesuatu
Minat Belajar Bagaimana menarik minat siswa untuk belajar ? Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik siswa Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid Mengomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid Menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan , berpikir kritis , kreatif inovatif
BENAR MISKONSEPSI Mari Bermain Q uizizz S ejenak Pernyataan Berikut /
Pernyataan Keadilan dan inklusivitas akan terwujud jika dalam mengajar guru memberikan materi pelajaran dan menilai peserta didik dengan cara yang sama untuk semua peserta didik Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan , apa yang disukai , dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya Dalam pembelajaran berdiferensiasi , guru hanya butuh menerapkan satu cara , metode , strategi dalam mempelajari suatu bahan pelajaran Pembelajaran berdiferensiasi sama dengan pembelajaran individual seperti yang dipakai untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru tidak menghadapi murid secara khusus satu persatu agar ia mengerti apa yang diajarkan , namun murid dapat berada di kelompok besar , kecil atau secara mandiri dalam belajar tergantung kebutuhan belajarnya Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi , guru tidak memerlukan asesmen awal namun cukup dengan intuisi
Pernyataan Keadilan dan inklusivitas akan terwujud jika dalam mengajar guru memberikan materi pelajaran dan menilai peserta didik dengan cara yang sama untuk semua peserta didik Pembelajaran berdiferensiasi merupakan proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan , apa yang disukai , dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya Dalam pembelajaran berdiferensiasi , guru hanya butuh menerapkan satu cara , metode , strategi dalam mempelajari suatu bahan pelajaran Pembelajaran berdiferensiasi sama dengan pembelajaran individual seperti yang dipakai untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru tidak menghadapi murid secara khusus satu persatu agar ia mengerti apa yang diajarkan , namun murid dapat berada di kelompok besar , kecil atau secara mandiri dalam belajar tergantung kebutuhan belajarnya Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi , guru tidak memerlukan asesmen awal namun cukup dengan intuisi
Diferensiasi sebagai keragaman layanan pembelajaran dari perbedaan karakteristik dan kebutuhan murid Sumber : diadaptasi Tomlinson, Carol A. (2017) Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan- keputusan yang dibuat tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran berdiferensiasi
LINGKUNGAN BELAJAR Menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka KURIKULUM BERKUALITAS Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya. Bersifat fleksibel dan tidak mengejar konten/materi PENGAJARAN RESPONSIF Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid nya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. ASESMEN BERKELANJUTAN Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. KEPEMIMPINAN DAN RUTINITAS KELAS Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi
Aspek Pembelajaran Berdiferensiasi Sumber : diadaptasi dari buku Tomlinson, Carol A & Moon, Tonya R (2013) KONTEN materi apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau materi apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas PROSES K egiatan yang dilakukan peserta didik di kelas PRODUK H asil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik LINGKUNGAN BELAJAR Susunan kelas secara personal, sosial , dan fisik
Perpaduan antara Aspek Berdiferensiasi dan Keragaman Peserta Didik Pembelajaran berdiferensiasi menyatukan antara aspek dalam pembelajaran yang dapat didiferensiasikan dan keragaman yang ada dalam peserta didik. Artinya setiap aspek konten, proses, produk, dan lingkungan belajar dapat didiferensiasi berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan/atau profil belajar peserta didik yang berbeda satu dengan lainnya Mari Unjuk Pendapat . Melalui eksplorasi panduan pembelajaran berdiferensiasi , silahkan bapak/ibu berikan contoh praktik penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang memadukan aspek berdiferensiasi dengan keragaman murid
D iferensiasi Produk IPS_Kelompok C_Video_3 Sektor IPS_Kelompok D_PPT_3 Sektor IPS_Kelompok E_Poster_3 Sektor
Asesmen dalam Pembelajaran
Prinsip Asesmen Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran , fasilitasi pembelajaran , dan penyediaan informasi yang holistik , sebagai umpan balik untuk pendidik , peserta didik , dan orang tua / wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya ; asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut , dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran ; asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar , menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya ; laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif , memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai , serta strategi tindak lanjut; hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran .
Asesmen P roses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar , perkembangan , dan pencapaian hasil belajar peserta didik hasilnya digunakan sebagai bahan refleksi dasar untuk meningkatkan mutu pembelajaran
Jenis-Jenis Asesmen Asesmen Asesmen Diagnostik Sebelum pembelajaran Asesmen Formatif Di Awal pembelajaran Selama pembelajaran Asesmen Sumatif Di Akhir pembelajaran Di Akhir lingkup materi Di Akhir fase
Penekanan pada Asesmen Formatif Mengapa Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif penting ? Mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai akhir menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses ( siswa memiliki waktu untuk memperbaiki hasil ) Asesmen Formatif Asesmen Sumatif Proporsi fungsi Assessment as, for, dan of learning.
Merupakan alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu lingkup materi atau periode tertentu, misalnya satu lingkup materi, akhir semester, atau akhir tahun ajaran; Capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan Digunakan pendidik atau satuan pendidikan untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran. Kedua memiliki kesamaan yaitu adanya umpan balik untuk pemberian intervensi kepada peserta didik maupun perbaikan proses pembelajaran berikutnya; Karakteristik Asesmen Formatif dan Sumatif Formatif Sumatif Terpadu dengan proses pembelajaran , sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. Perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran; Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya); Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah , meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga dibutuhkan metode/strategi pembelajaran dan teknik/instrumen. “Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengatur pelaksanaan asesmen formatif maupun sumatif melalui berbagai teknik guna mengukur dan mengintervensi capaian yang dilakukan dalam pembelajaran”
Dilakukan secara terus menerus bersamaan dengan proses pembelajaran menggunakan berbagai teknik asesmen sesuai dengan target pada tujuan pembelajaran memberikan umpan balik baik untuk peserta didik maupun pendidik berorientasi pada perubahan, bukan sekadar memenuhi kuantitas nilai yang termuat dalam rapor bersifat informatif Dilakukan untuk mengonfirmasi capaian pembelajaran peserta didik pada periode tertentu ( akhir lingkup materi , semester atau akhir jenjang ) Hasilnya akan digunakan sebagai bahan pengolah laporan hasil belajar Pemberian umpan balik tetap dilakukan walaupun data hasil pengukuran capaian telah didapat Menggunakan berbagai teknik asesmen Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Formatif Perlu diketahui Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif Hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan Sumatif
Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif DISKUSI KELAS Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi antar siswa. Belajar berdemokrasi, menghargai pendapat orang lain serta berani berpendapat. DRAMA Melatih kepercayaan diri dan jiwa seni. Belajar bekerjasama, komunikasi serta berfikiri kritis. PRESENTASI Mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Belajar memahami topik secara mendalam, berfikir dan bernalar kritis. PRODUK Mengembangkan kreatifitas Meningkatkan ketelitian dan jiwa seni . TES LISAN Meningkatkan kemampuan berbicara mengkonfirmasi pemahaman. Menerapkan umpan balik Tes Tertulis Bukan lagi menjadi satu-satunya bentuk asessmen
Teknik Asesmen
Bentuk Instrumen Asesmen
Hasil Penelitian tentang Asesmen Kemampuan guru untuk memberikan umpan balik berpengaruh pada peningkatan pemahaman dan kompetensi peserta didik (Marzano, 2006) Umpan balik dari asesmen harus informatif menjelaskan kemajuan siswa terhadap tujuan pembelajaran dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kemampuan/pemahamannya mengenai tujuan pembelajaran Umpan balik bersifat netral seperti GPS yang memberi informasi mengenai posisi kita terhadap tujuan. Maka umpan balik dan seluruh kegiatan asesmen seharusnya mengacu pada Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran yang digunakan. Asesmen harusnya secara alami dilakukan dalam bentuk formatif dan harus sering dilakukan
Umpan Balik ( feedback ) Perjalanan belajar dapat diibaratkan seperti menyiapkan sebuah pertandingan bola (sumatif). Pendidik bertindak sebagai pelatih/ coach yang akan mempersiapkan segala pengetahuan, keterampilan, dan membangun sikap yang diperlukan agar pesertanya mampu bertanding, sesuai dengan kemampuan awal masing-masing peserta didiknya (formatif). Caranya adalah dengan memperbanyak latihan dan memberikan umpan balik yang jujur, spesifik, tepat, dan seketika saat itu juga ketika peserta didik menunjukkan performanya. Semakin sering berlatih dan semakin tajam feedback , akan meningkatkan kemungkinan berhasil/menang.