PEMETAAN MATAKULIAH Ilmu Pengetahuan Alam IBSPKMKK.pdf

SamsulTIPDIAINMadura 0 views 78 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 78
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78

About This Presentation

test2


Slide Content

KONSEP PEMETAAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN AGAMA
ISLAMIC BOARDING SCHOOL
PADEPOKAN KYAI MUDRIKAH KEMBANG KUNING

No Tema Penerapan Al-Qur’an Hadits Kesimpulan
1 Biologi
Dasar
Masalah:
Munculnya
wabah
penyakit
seperti demam
berdarah di
lingkungan
sekitar.

Keterkaitan:
Memahami
siklus hidup
nyamuk Aedes
aegypti, cara
replikasi virus
Dengue, dan
interaksi antara
vektor
(nyamuk),
patogen
(virus), dan
inang
(manusia)
untuk
menentukan
langkah
pencegahan
yang efektif
1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti melewati 4 tahap:
telur → larva → pupa → dewasa.
• Prinsip Al-Qur’an terkait:
1. Kehidupan yang diciptakan
Allah secara teratur:
“Dan Allah menciptakan segala
makhluk dari air…” (QS. Al-
Anbiya: 30)
▪ Interpretasi: Kehidupan
nyamuk dimulai dari air
(telur menetas di air),
menunjukkan
keteraturan penciptaan.
2. Siklus kehidupan dan
perubahan:
“Segala sesuatu di bumi itu akan
binasa, dan hanya Wajah
Tuhanmu yang kekal” (QS. Al-
Qasas: 88)
1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes
aegypti
Nyamuk melewati 4 tahap: telur →
larva → pupa → dewasa.
• Prinsip Hadits terkait:
1. Kehidupan dari air:
▪ Hadits Nabi ﷺ
menyebutkan
pentingnya air dan
kehidupan yang
muncul dari air.
▪ Analogi: Telur
nyamuk menetas di
air, menunjukkan
aturan alam ciptaan
Allah.
2. Siklus dan keteraturan
alam:
▪ Hadits menekankan
perubahan makhluk
hidup secara teratur
dan berurutan.
▪ Analogi: Siklus
hidup nyamuk
adalah bagian dari
 Siklus hidup nyamuk
→ mencontoh keteraturan
ciptaan Allah (telur-larva-
pupa-dewasa).
 Replikasi virus Dengue
→ mencontoh prinsip
sebab-akibat dan
ketergantungan antar
makhluk hidup.
 Interaksi nyamuk-
virus-manusia →
mencontoh keseimbangan
dan sistem ekologis yang
Allah ciptakan.
 Matematika dan IPA
bisa diterapkan untuk
memodelkan:
• Siklus hidup
nyamuk → diagram
alir, probabilitas
• Replikasi virus →
model pertumbuhan
eksponensial

seperti 3M
Plus.
▪ Interpretasi: Nyamuk
melalui siklus hidup
yang tetap dan teratur,
analog dengan prinsip
biologis: kehidupan
makhluk mengikuti pola
tertentu.
2. Replikasi Virus Dengue
Virus Dengue bereplikasi di dalam sel
manusia setelah ditularkan nyamuk.
• Prinsip Al-Qur’an terkait:
1. Sebab-akibat dan interaksi
makhluk hidup:
“Allah menurunkan hujan
dari langit, lalu Dia
hidupkan bumi dengan air
itu…” (QS. Al-Hijr: 22)
▪ Analogi: Virus
membutuhkan
“media hidup” (sel
manusia) untuk
bereplikasi →
analogi interaksi
sebab-akibat di alam.
2. Keteraturan ciptaan
Allah:
Virus hanya dapat
bereplikasi dalam kondisi
aturan biologis
ciptaan Allah.
2. Replikasi Virus Dengue
Virus hanya bereplikasi di sel manusia
setelah ditularkan nyamuk.
• Prinsip Hadits terkait:
1. Sebab-akibat dan
interaksi makhluk hidup:
▪ Hadits menekankan
bahwa perubahan
atau efek terjadi
karena ada sebab
yang nyata.
▪ Analogi: Virus
membutuhkan
“media hidup” (sel
manusia) → sesuai
prinsip interaksi
sebab-akibat.
2. Keteraturan ciptaan:
▪ Virus hanya
bereplikasi dalam
kondisi tertentu,
menunjukkan
aturan dan
keteraturan
biologis yang Allah
ciptakan.

• Penyebaran penyakit
→ model
epidemiologi (SIR)
dan statistik
 Siklus hidup nyamuk
→ mencontoh keteraturan
ciptaan Allah (telur → larva
→ pupa → dewasa).
 Replikasi virus Dengue
→ mencontoh prinsip
sebab-akibat dan
ketergantungan antar
makhluk hidup.
 Interaksi nyamuk-
virus-manusia →
mencontoh keseimbangan
dan sistem ekologis yang
Allah ciptakan.
 Matematika dan IPA
dapat digunakan untuk:
• Diagram siklus
hidup dan
probabilitas
bertahan hidup
nyamuk.
• Model pertumbuhan
virus secara
eksponensial.

tertentu (tubuh manusia),
menunjukkan aturan dan
keteraturan biologis yang
Allah ciptakan.
3. Interaksi Vektor (Nyamuk) – Patogen
(Virus)
• Nyamuk Aedes aegypti sebagai
vektor menyebarkan virus dari satu
manusia ke manusia lain.
• Prinsip Al-Qur’an terkait:
1. Interaksi makhluk hidup:
“Tidak ada suatu binatang
pun di bumi melainkan
Allah-lah yang memberi
rezekinya…” (QS. Hud: 6)
▪ Interpretasi:
Hubungan nyamuk-
virus-manusia adalah
bagian dari sistem
ekologi ciptaan
Allah.
2. Keseimbangan alam dan
peran masing-masing
makhluk:
“Dia menciptakan segala
sesuatu dengan ukuran”
(QS. Al-Furqan: 2)
3. Interaksi Vektor (Nyamuk) –
Patogen (Virus)
• Nyamuk Aedes aegypti
menyebarkan virus dari satu
manusia ke manusia lain.
• Prinsip Hadits terkait:
1. Interaksi makhluk
hidup:
▪ Hadits
menyatakan
bahwa rezeki
dan kehidupan
makhluk
tergantung
ciptaan Allah.
▪ Analogi:
Hubungan
nyamuk-virus-
manusia adalah
bagian dari
sistem ekologi
ciptaan Allah.
2. Keseimbangan alam:
▪ Hadits
menekankan
keteraturan dan
ukuran dalam
ciptaan.
▪ Analogi: Setiap
makhluk
memiliki peran
dan interaksi
• Model epidemiologi
(SIR) untuk
penyebaran
penyakit.

▪ Analogi: Setiap
makhluk hidup
(nyamuk, virus,
manusia) memiliki
peran dan interaksi
yang terukur dalam
ekosistem.
4. Implementasi dalam IPA dan
Matematika
Ayat-ayat Al-Qur’an bisa dijadikan
landasan filosofis untuk mengajarkan
konsep ilmiah ini:
Konsep
IPA
Ayat Al-
Qur’an /
Prinsip
Implementasi
Matematika/Model
IPA
Siklus
hidup
nyamuk
QS. Al-
Anbiya:
30, QS.
Al-Qasas:
88
Diagram siklus
hidup, probabilitas
bertahan hidup
Replikasi
virus
QS. Al-
Hijr: 22
Model pertumbuhan
virus dalam sel
(eksponensial/logisti
k)
Interaksi
vektor-
patogen
QS. Hud:
6, QS. Al-
Furqan: 2
Model SIR
(Susceptible-
Infected-Recovered),
epidemiologi
matematika
yang seimbang
dalam
ekosistem.
4. Implementasi dalam IPA dan
Matematika
Hadits bisa dijadikan landasan
filosofis untuk mengajarkan konsep
ilmiah:
Konsep IPA
Prinsip
Hadits /
Filosofi
Implementa
si
Matematika
/ Model IPA
Siklus hidup
nyamuk
Kehidu
pan dari
air,
keteratu
ran
alam
Diagram
siklus hidup,
probabilitas
bertahan
hidup
Replikasi
virus
Sebab-
akibat
dan
interaks
i
makhlu
k
Model
pertumbuhan
virus dalam
sel
(eksponensia
l/logistik)
Interaksi
vektor-
patogen
Rezeki
dan
keseimb
angan
Model SIR
(Susceptible-
Infected-
Recovered),

Prediksi
wabah
atau
penyebar
an
Filosofi
keteratura
n alam
Simulasi komputer,
statistik, persamaan
diferensial

makhlu
k
epidemiologi
matematika
Prediksi
penyebaran
penyakit
Keterat
uran
ciptaan
Simulasi
komputer,
persamaan
diferensial,
statistik

2 Fisika
Dasar
Masalah:
Mengapa saat
mengerem
mendadak,
tubuh kita
terdorong ke
depan?

Keterkaitan:
Konsep inersia
atau
kelembaman
dari Hukum I
Newton
menjelaskan
bahwa tubuh
cenderung
mempertahank
an keadaan
geraknya. Saat
kendaraan
berhenti, tubuh
kita masih
"ingin"
bergerak maju.
1. Hukum I Newton (Inersia)
Hukum I Newton berbunyi:
“Setiap benda akan tetap dalam keadaan
diam atau bergerak lurus beraturan kecuali
ada gaya yang bekerja padanya.”
Intinya: benda cenderung
mempertahankan keadaannya sampai
ada pengaruh luar.
2. Ayat yang Menggambarkan
Kelembaman Alam
Beberapa ayat Al-Qur’an menyiratkan
kecenderungan alami benda atau
makhluk:
1. Gerak Matahari dan Benda
Langit
1. Hukum I Newton (Inersia)
“Setiap benda akan tetap dalam
keadaan diam atau bergerak lurus
beraturan kecuali ada gaya yang
bekerja padanya.”
Intinya: benda cenderung
mempertahankan keadaan semula
sampai ada gaya eksternal yang
mempengaruhinya.
2. Hadits yang Menggambarkan
Kelembaman Alam
Beberapa hadits menyiratkan
kecenderungan alam atau benda
untuk tetap pada keadaan awal:
1. Pergerakan Benda Alam
o Hadits menyebutkan
fenomena alam seperti
pergerakan awan,
aliran air, atau
Konsep inersia bisa
diterapkan dengan:
1. Menghubungkan
kecenderungan
alam dalam Al-
Qur’an dengan
gerak alami benda.
2. Menunjukkan
bahwa perubahan
memerlukan
gaya/penyebab,
sesuai Hukum
Newton I.
3. Menggunakan
model matematika
dan fisika untuk
menjelaskan
pergerakan benda
atau fenomena alam
yang disebutkan
dalam Al-Qur’an.
 Hadits dapat dijadikan
panduan filosofis untuk

“Dan matahari berjalan menurut
perhitungan tertentu” (QS. Yasin:
38)
o Interpretasi: Benda langit
bergerak konsisten
menurut hukum alam
sampai ada faktor yang
mengubahnya (gravitasi,
gaya tarik).
o Hubungan dengan inersia:
Matahari dan planet tetap
bergerak di orbitnya tanpa
perubahan tiba-tiba, mirip
prinsip inersia.
2. Kelembaman Alam (Bumi dan
Air)
“Dia yang membentangkan bumi
dan menurunkan air dari langit, lalu
Dia memberi kehidupan dengannya
kepada bumi yang mati” (QS. Al-
Hijr: 19)
o Interpretasi: Air dan tanah
memiliki kondisi alami—
misalnya, air tetap di
permukaan rendah, tanah
tetap di posisinya—sampai
Allah memberi gaya atau
energi (hujan, pergerakan
tektonik).
peredaran benda
langit.
o Interpretasi: Objek
tetap bergerak atau
diam hingga ada
pengaruh (angin,
gravitasi, atau energi
dari Allah).
o Hubungan dengan
inersia: Objek
mempertahankan
keadaan semula sampai
ada gaya yang
mengubahnya.
2. Pertumbuhan dan
Perubahan Alam
o Hadits tentang
pertanian atau pohon
yang tumbuh
menunjukkan bahwa
proses pertumbuhan
alami berjalan secara
konsisten sampai ada
faktor eksternal (air,
cahaya, pupuk).
o Hubungan dengan
inersia: Sistem
cenderung
mempertahankan
keadaan sampai ada
intervensi.
3. Prinsip Sebab-Akibat
memahami inersia: alam
memiliki kecenderungan
mempertahankan keadaan
semula.
 Implementasinya dalam
IPA bisa berupa model
gerak benda, momentum,
atau dinamika sistem,
sesuai Hukum I Newton.

o Hubungan dengan inersia:
Objek cenderung
mempertahankan keadaan
sampai ada gaya eksternal.
3. Perubahan Hanya Dengan Sebab
“Allah tidak mengubah keadaan
suatu kaum sebelum mereka
mengubah apa yang ada pada diri
mereka” (QS. Ar-Ra’d: 11)
o Filosofi: “Benda atau sistem
akan tetap seperti semula
kecuali ada sebab yang
mempengaruhi perubahan.”
o Hubungan dengan inersia:
Konsep bahwa perubahan
memerlukan gaya atau
sebab.
3. Implementasi Konsep Inersia dalam
IPA
Jika kita ingin menjembatani Al-Qur’an
dengan IPA dan matematika:
Konsep Al-
Qur’an
Prinsip
IPA /
Fisika
Implementasi
Matematika /
Model
Matahari
berjalan
menurut
perhitungan
Gerak
benda
langit
Persamaan gerak
lurus, orbit
planet
o Hadits sering
menekankan bahwa
perubahan memerlukan
sebab yang nyata:
Contoh:
“Sesungguhnya Allah
tidak mengubah
keadaan suatu kaum
sebelum mereka
mengubah apa yang ada
pada diri mereka.”
(secara filosofi diambil
dari prinsip sebab-
akibat yang berlaku di
alam)
o Hubungan dengan
inersia: Tidak ada
perubahan tanpa
adanya gaya atau
sebab eksternal.
3. Implementasi dalam IPA
Jika ingin menjembatani hadits dengan
Hukum I Newton:

Air dan bumi
mempertahan
kan posisinya
Inersia &
gravitasi
Hukum Newton
I dan II, gaya =
massa ×
percepatan
Perubahan
hanya dengan
sebab
Prinsip
sebab-
akibat
Model dinamika
sistem,
persamaan
diferensial

4. Analogi Praktis
• Eksperimen sederhana: Bola di
lantai datar akan tetap diam sampai
ditendang → ini adalah inersia.
• Al-Qur’an: “Benda tetap seperti
semula sampai ada intervensi” →
sama filosofi dengan inersia, tapi
dari perspektif alam semesta dan
keseimbangan ciptaan Allah.

Prinsip
Hadits /
Alam
Konsep
IPA /
Fisika
Implementasi
Matematika /
Model
Air tetap
mengalir
di
lembah
sampai
ada
hujan
atau
pengaruh
lain
Inersia /
aliran
fluida
Persamaan gerak
fluida,
momentum
Benda
alam
bergerak
dengan
cara
tertentu
hingga
ada gaya
eksternal
Inersia
Hukum Newton
I:
F=0⇒v=konstan
F = 0 \Rightarrow
v =
\text{konstan}F=
0⇒v=konstan
Perubaha
n hanya
terjadi
dengan
sebab
Prinsip
sebab-
akibat
Model dinamika
sistem,
persamaan
diferensial

4. Analogi Praktis
• Bola di lantai datar: Tetap
diam sampai ditendang →
inersia.
• Hadits tentang air atau
pohon: Tetap dalam keadaan
alami sampai Allah mengirim
hujan atau faktor lain →
filosofi sama dengan inersia.

3 Kimia
Dasar
Masalah:
Bagaimana
cara kerja
sabun dalam
membersihkan
kotoran dan
minyak?

Keterkaitan:
Sabun
memiliki
molekul
dengan dua
ujung:
hidrofilik
(suka air) dan
hidrofobik
(suka minyak).
Ujung
hidrofobik
mengikat
1. Konsep Hidrofilik dan Hidrofobik
• Hidrofilik: Molekul yang mudah
larut atau tertarik oleh air.
Contoh: garam, gula.
• Hidrofobik: Molekul yang
menolak air dan lebih larut di
lemak/minyak. Contoh: minyak,
lilin.

2. Ayat Al-Qur’an yang Bisa Dijadikan
Analogi
1. Perbedaan sifat zat di alam
“Allah menurunkan air dari langit,
lalu dengan itu Dia hidupkan bumi
yang mati…” (QS. Al-Hijr: 22)
1. Konsep Hidrofilik dan Hidrofobik
• Hidrofilik: Molekul yang
mudah larut atau tertarik
oleh air. Contoh: garam, gula.
• Hidrofobik: Molekul yang
menolak air dan lebih larut
di lemak/minyak. Contoh:
minyak, lilin.

2. Hadits yang Bisa Dijadikan Analogi
1. Air dan kehidupan
o Hadits Nabi ﷺ tentang
manfaat air bagi
kehidupan manusia
dan hewan:
 Hidrofilik: Sesuatu
yang “menyukai” air →
bisa larut, menyerap, atau
bereaksi dengan air →
diilustrasikan oleh hadits
tentang air yang memberi
kehidupan dan digunakan
untuk bersuci.
 Hidrofobik: Sesuatu
yang “menolak” air →
minyak, lilin, atau zat non-
polar → diilustrasikan oleh
hadits tentang penggunaan
minyak dan pemisahan
alami zat.
 Matematika dan IPA:
Fenomena ini bisa
dimodelkan melalui
kelarutan, tegangan

kotoran/minya
k, sementara
ujung
hidrofilik larut
dalam air,
sehingga
kotoran dapat
terangkat dan
dibilas.
o Analogi: Air hanya dapat
menembus atau “menyerap”
bahan tertentu (hidrofilik),
sedangkan beberapa benda
menolak air (hidrofobik).
2. Pemisahan zat atau lapisan
“Dia mencampur air tawar dan air
asin, lalu Dia jadikan batas dan
penghalang yang tidak tembus”
(QS. Al-Furqan: 53)
o Analogi: Air dan minyak
tidak bercampur → prinsip
hidrofobik dan hidrofilik.
o Fenomena ini juga bisa
dikaitkan dengan tegangan
permukaan dan polaritas
molekul.
3. Interaksi alami air dan minyak
“Dia menurunkan hujan dari langit,
lalu menjadi sumber kehidupan dan
manfaat bagi manusia” (QS. An-
Nur: 43)
o Analogi: Air dapat
melarutkan beberapa zat dan
tidak melarutkan zat lain →
fenomena hidrofilik dan
hidrofobik.
“Air adalah yang paling
utama untuk
membersihkan diri dan
memberi kehidupan
bagi semua makhluk.”
o Analogi: Air hanya bisa
“menyerap” zat tertentu
(hidrofilik), sementara
zat yang menolak air
tetap terpisah
(hidrofobik).
2. Minyak dan sifatnya
o Hadits menyebutkan
penggunaan minyak
untuk obat atau
pelumas tubuh.
o Analogi: Minyak
menolak air dan tidak
bercampur → konsep
hidrofobik.
3. Pemisahan dan interaksi zat
o Hadits yang
menekankan
keseimbangan dan
keteraturan ciptaan
Allah:
▪ Contoh: air dan
minyak tidak
bercampur,
tetap terpisah.
o Analogi: Hidrofilik dan
hidrofobik adalah
permukaan, polaritas
molekul, dan simulasi
interaksi molekul.

3. Implementasi dalam IPA
1. Hidrofilik dan hidrofobik bisa
digunakan untuk menjelaskan
larutan, minyak, dan air, yang
penting dalam kimia dan biologi.
2. Prinsip Al-Qur’an yang relevan:
o Pemisahan alami dan
keteraturan ciptaan →
molekul berinteraksi sesuai
sifatnya.
o Keseimbangan alam →
polaritas molekul menjaga
keseimbangan larutan dan
minyak.
4. Implementasi Matematika / Model IPA
Konsep IPA
Ayat Al-
Qur’an /
Prinsip
Implementas
i
Matematika
/ Model IPA
Hidrofilik
(larut dalam
air)
Air memberi
kehidupan
dan
menyebar
Larutan
polar, hukum
Raoult,
kelarutan
Hidrofobik
(larut dalam
minyak)
Air dan
minyak tidak
bercampur
(batas &
penghalang)
Tegangan
permukaan,
interaksi non-
polar, model
mikroskopik
molekul
contoh keteraturan
interaksi zat di alam.
3. Implementasi dalam IPA
1. Hidrofilik dan hidrofobik
dapat dijelaskan melalui
larutan, minyak, dan air,
yang penting dalam kimia dan
biologi.
2. Prinsip hadits yang relevan:
o Pemisahan alami dan
keteraturan ciptaan →
molekul berinteraksi
sesuai sifatnya.
o Keseimbangan alam →
polaritas molekul
menjaga kestabilan
larutan dan minyak.
4. Implementasi Matematika / Model
IPA
Konse
p IPA
Prinsip
Hadits /
Filosofi
Implementasi
Matematika /
Model IPA
Hidrofi
lik
(larut
dalam
air)
Air
memberi
kehidupan
dan
digunakan
untuk
bersih diri
Larutan polar,
hukum Raoult,
kelarutan

Pemisahan
larutan dan
minyak
Batas antara
air tawar &
asin
Simulasi
polaritas,
difusi, dan
percampuran

Hidrof
obik
(larut
dalam
minyak
)
Minyak
digunakan
untuk
tubuh,
tidak
bercampur
dengan air
Tegangan
permukaan,
interaksi non-
polar, model
mikroskopik
molekul
Pemisa
han
larutan
dan
minyak
Keseimban
gan dan
keteraturan
ciptaan
Allah
Simulasi
polaritas, difusi,
dan
percampuran

4 Matemati
ka Dasar
Masalah:
Menghitung
perkiraan
pengeluaran
bulanan dan
merencanakan
keuangan
pribadi.

Keterkaitan:
Penerapan
konsep
aritmetika
sosial,
persentase, dan
aljabar
sederhana
untuk
membuat
anggaran,
1. Aritmetika Sosial
• Definisi: Menghitung jumlah,
pembagian, dan distribusi uang atau
sumber daya dalam masyarakat.
• Ayat Al-Qur’an terkait:
“Dan orang-orang yang menunaikan
zakat…” (QS. Al-Baqarah: 110)
• Implementasi:
o Menghitung zakat 2,5%
dari harta → contoh
persentase sederhana.
o Membagi harta secara adil
kepada yang berhak →
pembagian atau aljabar
sederhana:

menghitung
diskon, bunga
tabungan, atau
cicilan.
Zakat=0,025×HartaZakat =
0,025 \times
HartaZakat=0,025×Harta
2. Persentase
• Definisi: Menghitung bagian dari
keseluruhan dalam bentuk persen.
• Ayat Al-Qur’an terkait:
“Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka…” (QS. At-Taubah: 103)
• Implementasi:
o Diskon atau potongan
harga: Misal, “Kurangi
20% untuk fakir” →
Harga_akhir=Harga_awal−(
20%×Harga_awal)Harga\_a
khir = Harga\_awal - (20\%
\times
Harga\_awal)Harga_akhir=
Harga_awal−(20%×Harga_a
wal)
o Bunga atau keuntungan
halal (qard hasan atau
mudharabah):
▪ Menghitung
persentase
keuntungan sesuai

kesepakatan, tanpa
riba.

3. Aljabar Sederhana
• Definisi: Menggunakan simbol (x,
y) untuk menyelesaikan masalah
keuangan.
• Ayat Al-Qur’an terkait:
“Dan janganlah kamu memakan
harta di antara kamu dengan jalan
batil…” (QS. Al-Baqarah: 188)
• Implementasi:
o Cicilan atau angsuran:
Misal harga barang = x,
cicilan 3 bulan →
Cicilan_per_bulan=x3Cicila
n\_per\_bulan =
\frac{x}{3}Cicilan_per_bula
n=3x
o Perhitungan pembagian
warisan atau zakat
menggunakan persamaan
linear:

x+y=Total_Hartax + y =
Total\_Hartax+y=Total_Hart
a
di mana x = bagian anak
laki-laki, y = bagian anak
perempuan (sesuai hukum
faraid).
4. Contoh Penerapan Praktis
Aktivitas
Keuangan
Prin
sip
Al-
Qur’
an
Implementasi
Matematika
Menghitung
zakat 2,5%
QS.
Al-
Baqa
rah:
110
Zakat=0,025×HartaZak
at = 0,025 \times
HartaZakat=0,025×Hart
a
Menghitung
diskon
barang
QS.
At-
Taub
ah:
103
Harga_akhir=Harga_aw
al−(Persen×Harga_awa
l)Harga\_akhir =
Harga\_awal - (Persen
\times
Harga\_awal)Harga_ak
hir=Harga_awal−(Perse
n×Harga_awal)
Membagi
harta
warisan
QS.
An-
Nisa:
11
x+y=Total_Hartax + y
=
Total\_Hartax+y=Total
_Harta

Menghitung
cicilan
Prins
ip
keadi
lan
dala
m
trans
aksi
(QS.
Al-
Baqa
rah:
282)
Cicilan=Total/Jumlah_
BulanCicilan = Total /
Jumlah\_BulanCicilan=
Total/Jumlah_Bulan
Menghitung
keuntungan/
tabungan
halal
QS.
Al-
Baqa
rah:
275
(lara
ngan
riba)
Persentase keuntungan
yang disepakati tanpa
riba

5 English
for
Science
Masalah:
Kesulitan
memahami dan
mengikuti
perkembangan
riset atau
teknologi
global.

Keterkaitan:
1. Fenomena Kesulitan Mengikuti Riset/
Teknologi Global
• Di era modern, ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang sangat
cepat.
• Banyak orang atau institusi
mengalami:
o Keterbatasan akses
informasi
1. Fenomena Kesulitan Mengikuti
Riset/Teknologi Global
• Ilmu dan teknologi
berkembang cepat, sehingga
banyak orang mengalami:
o Keterbatasan literasi
sains
o Sulit memahami istilah
atau metode baru
 Masalah: Kesulitan
memahami dan mengikuti
riset/teknologi global.
 Hadits: Menekankan
belajar terus-menerus,
berusaha dengan sabar, dan
memahami sebelum meniru.
 Gabungan: Dengan
usaha ilmiah, pendidikan,

Kemampuan
membaca
jurnal ilmiah
internasional,
mengikuti
seminar
daring, dan
memahami
dokumentasi
teknis yang
mayoritas
menggunakan
Bahasa
Inggris,
membuka
akses terhadap
pengetahuan
global.
o Kurangnya literasi sains
dan teknologi
o Kesulitan mengaplikasikan
temuan global dalam
konteks lokal
2. Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an menekankan ilmu,
pengetahuan, dan usaha untuk
memahami dunia:
1. Perintah menuntut ilmu
“...Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan.”
(QS. Al-‘Alaq: 1)
o Menuntut ilmu termasuk
mempelajari
perkembangan sains dan
teknologi.
2. Berfikir dan merenung
“Sesungguhnya pada penciptaan
langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang
yang berakal.” (QS. Ali ‘Imran:
190)
o Mengajak manusia untuk
mengobservasi, meneliti,
o Tantangan menerapkan
teknologi global sesuai
konteks lokal
2. Perspektif Hadits tentang Ilmu
dan Belajar
Nabi ﷺ sangat menekankan
pentingnya menuntut ilmu, berpikir
kritis, dan bersikap bijak:
1. Menuntut ilmu sepanjang
hayat
“Menuntut ilmu itu wajib bagi
setiap Muslim.” (HR. Ibn
Majah)
o Termasuk mempelajari
riset dan teknologi
terbaru untuk
kemaslahatan umat.
2. Berusaha memahami secara
bertahap
“Barang siapa menempuh
jalan untuk menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.” (HR.
Muslim)
o Menunjukkan bahwa
proses belajar ilmu
dan bimbingan spiritual,
seseorang dapat mengatasi
hambatan dalam
mengikuti perkembangan
ilmu dan teknologi sesuai
ajaran Nabi ﷺ.

dan memahami fenomena
alam, termasuk
perkembangan riset global.
3. Usaha bertahap dan bertanggung
jawab
“Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Isra: 36)
o Memberi prinsip belajar
secara bertahap, hati-hati,
dan kritis saat menghadapi
teknologi baru.
3. Implementasi Praktis
1. Meningkatkan literasi digital dan
sains → mengikuti riset global.
2. Mengadaptasi teknologi sesuai
konteks lokal → menyesuaikan
dengan budaya, etika, dan hukum
agama.
3. Mendorong penelitian dan
kolaborasi → lembaga pendidikan
atau pesantren dapat menyesuaikan
kurikulum agar selaras dengan
perkembangan global.
4. Berdoa dan bertawakal →
memohon bimbingan Allah agar
dapat memahami ilmu dengan
benar.
baru memerlukan
usaha konsisten dan
kesabaran.
3. Tidak meniru tanpa
memahami
“Jangan mengikuti sesuatu
yang kamu tidak tahu.” (HR.
Abu Dawud, selaras dengan
QS. Al-Isra:36)
o Mengajarkan kritik
dan seleksi informasi,
sangat penting saat
menghadapi teknologi
global yang kompleks.
3. Implementasi Praktis
1. Peningkatan literasi ilmiah
dan teknologi → belajar
dengan mentor atau lembaga
terpercaya.
2. Kolaborasi dan diskusi →
meniru praktik global dengan
pemahaman konteks lokal.
3. Pendidikan berkelanjutan →
mengadakan seminar,
workshop, dan pelatihan untuk
memahami riset dan teknologi.
4. Ikhtiar + doa → meminta
petunjuk agar ilmu bisa

dipahami dan bermanfaat,
sesuai prinsip hadits.

6 IPA
Terpadu
Masalah:
Terjadinya
fenomena
hujan asam dan
dampaknya.

Keterkaitan:
Memahami
proses ini
secara
terintegrasi:
dari emisi gas
polutan
(Kimia),
proses fisika di
atmosfer
(Fisika),
hingga
dampaknya
pada ekosistem
dan korosi
benda (Biologi
& Kimia).

7 Mekanik
a
Masalah:
Merancang
jembatan
sederhana atau
katrol untuk
mengangkat
beban berat.

Keterkaitan:
Mengaplikasik
an prinsip
gaya,
kesetimbangan
benda tegar,
dan
keuntungan
mekanis untuk
membangun
struktur yang
stabil dan
efisien dalam
pekerjaan.
Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an tidak menyebut istilah
"mekanika", tetapi mengandung prinsip dan
isyarat hukum-hukum alam:
a. Gerak benda diatur oleh Allah
“Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan
(taqdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Yasin: 38)
• Peredaran matahari adalah contoh
kinematika kosmik → Allah
menetapkan hukum gerak benda
langit.
b. Keseimbangan (statika & dinamika)
“Dan Allah meninggikan langit dan Dia
meletakkan neraca (keseimbangan).
Supaya kamu jangan merusak
keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman: 7–8)
• Prinsip mekanika tentang
keseimbangan gaya →
diisyaratkan dalam ayat tentang
mizan (keseimbangan).
c. Hukum sebab-akibat (kausalitas
gerak)
Prinsip Hadits yang Relevan
Walaupun hadits tidak menyebut
istilah "mekanika", ada banyak hadits
yang mengandung prinsip gerak,
gaya, dan keseimbangan dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Prinsip keseimbangan (statika)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik urusan adalah yang
pertengahan (moderat).” (HR.
Ahmad)
• Dalam mekanika, benda stabil
karena gaya seimbang.
• Dalam kehidupan,
keseimbangan sikap adalah
ajaran Nabi ﷺ.
b. Gerakan teratur (kinematika)
Hadits tentang shalat berjamaah:
“Luruskan dan rapatkan shaf
kalian...” (HR. Bukhari & Muslim)
• Barisan shalat diatur rapi
seperti garis lurus →
 Mekanika adalah ilmu
tentang gerak dan gaya.
 Al-Qur’an menegaskan
keteraturan ciptaan Allah,
keseimbangan, dan hukum
alam yang tetap.
 Implementasi:
memahami mekanika =
membaca “sunnatullah”
agar manusia bisa
bersyukur, mengambil
manfaat, dan tidak merusak
bumi.

• Mekanika: hukum
gerak, gaya, dan
keseimbangan.
• Hadits:
mengajarkan
keseimbangan,
keteraturan,
kekuatan, dan
sebab-akibat dalam
kehidupan.
• Implementasi:
prinsip mekanika
dapat dipraktikkan
dalam keselamatan,
ibadah yang tertib,

“Engkau tidak akan melihat perubahan
pada sunnatullah.” (QS. Al-Fath: 23)
• Hukum mekanika (Hukum Newton,
gravitasi) → bentuk sunnatullah
yang tetap.
3. Implementasi Praktis
1. Transportasi: memahami hukum
mekanika untuk membuat
kendaraan aman → bentuk syukur
atas ilmu.
2. Konstruksi: prinsip statika untuk
membangun jembatan/gedung
kokoh → sesuai dengan tugas
manusia sebagai khalifah.
3. Astronomi & peredaran benda
langit: memahami orbit →
mendukung ibadah (penentuan
waktu shalat, arah kiblat, kalender).

mencerminkan gerakan yang
teratur.
c. Sebab-akibat dalam gerak
(dinamika)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berobatlah kalian, karena Allah
tidak menurunkan penyakit kecuali
menurunkan obatnya.” (HR. Abu
Dawud)
• Menunjukkan hubungan
sebab-akibat: ada penyakit →
ada pengobatan.
• Dalam mekanika: ada gaya →
ada percepatan (Hukum
Newton II).
d. Energi dan kekuatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allah daripada mukmin
yang lemah...” (HR. Muslim)
• Kekuatan fisik (energi
mekanik) dan semangat →
penting untuk kebermanfaatan.

pembangunan, dan
menjaga
keseimbangan
hidup sesuai
tuntunan Rasulullah
ﷺ.

3. Implementasi Praktis
1. Transportasi aman →
menjaga tubuh agar tidak
celaka saat kendaraan
bergerak/berhenti → sejalan
dengan hadits “Janganlah
kamu membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.”
(HR. Ibn Majah).
2. Bangunan & konstruksi →
menerapkan prinsip
keseimbangan dalam teknik
sipil → mendukung perintah
Nabi ﷺ untuk membangun
dengan baik.
3. Gerak teratur dalam ibadah
→ shalat, tawaf, sa’i →
mencerminkan harmoni dan
keteraturan mekanis.

8 Zat dan
Energi
Masalah:
Memilih bahan
wadah terbaik
untuk
menyimpan
minuman
panas agar
tahan lama.

Keterkaitan:
Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an menekankan penciptaan,
perubahan, dan pemanfaatan ciptaan
Allah:
1. Zat diciptakan Allah
Prinsip dalam Hadits
a. Pemanfaatan zat (materi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik makanan yang dimakan
seseorang adalah dari hasil usahanya
sendiri...” (HR. Bukhari)
 Zat dan energi: materi
dan kemampuan melakukan
kerja; selalu berubah bentuk
tapi kekal secara total.
 Al-Qur’an:
menekankan ciptaan Allah,
perubahan yang tertib, dan
tanggung jawab manusia
untuk memanfaatkannya.

Memahami
konsep
perpindahan
kalor
(konduksi,
konveksi,
radiasi) dan
sifat
konduktivitas
termal bahan
untuk memilih
material
isolator yang
baik (seperti
pada termos).
“Allah yang menciptakan segala
yang ada di bumi untuk kamu.”
(QS. Al-Baqarah:29)
o Segala materi yang ada di
alam semesta → ciptaan
Allah yang bisa
dimanfaatkan manusia.
2. Energi dan perubahan ciptaan
“Dia menundukkan bagi kamu apa
yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi semuanya berasal dari-
Nya.” (QS. Al-Jumu’ah: 13)
o Perubahan bentuk zat atau
energi → tanda kebesaran
Allah. Contohnya: air
mengalir → energi kinetik,
tanaman tumbuh → energi
kimia dari cahaya.
3. Pemanfaatan untuk maslahat
“Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi.” (QS. Al-
A’raf:56)
o Energi dan zat harus
digunakan secara bijak →
untuk kesejahteraan
manusia, bukan untuk
merusak.
• Menunjukkan pemanfaatan zat
(sumber daya alam, bahan
makanan) secara halal dan
baik.
b. Energi dan kekuatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allah daripada mukmin
yang lemah...” (HR. Muslim)
• Kekuatan di sini mencakup
kekuatan fisik (energi tubuh)
dan spiritual.
• Hadits ini mengajarkan energi
harus dijaga dan digunakan
untuk kebaikan.
c. Air sebagai zat vital dan energi
kehidupan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jangan boros dalam menggunakan
air meskipun engkau berada di sungai
yang mengalir.” (HR. Ibn Majah)
• Air adalah zat penting yang
menyimpan energi kehidupan.
 Gabungan: Memahami
hukum zat dan energi
adalah cara manusia
bersyukur, mengelola
alam secara bijak, dan
mengamalkan amanah
Allah.
 Zat dan energi adalah
amanah Allah yang harus
dikelola dengan bijak.
 Hadits menekankan:
memanfaatkan sumber daya
secara halal, menjaga
kekuatan (energi), hemat,
dan melestarikan alam.
 Implementasi: manusia
wajib mengelola zat dan
energi untuk kebaikan,
kesejahteraan, dan
keberlanjutan hidup sesuai
tuntunan Rasulullah ﷺ.

3. Implementasi Praktis
1. Energi terbarukan →
memanfaatkan energi matahari, air,
dan angin → sesuai prinsip menjaga
bumi.
2. Efisiensi sumber daya →
mengurangi pemborosan zat dan
energi → menjaga amanah ciptaan
Allah.
3. Pendidikan sains dan teknologi →
memahami zat dan energi sebagai
ciptaan Allah → menumbuhkan
kesadaran spiritual dan ilmiah.

• Hadits ini mengajarkan
efisiensi dalam penggunaan
sumber daya.
d. Konservasi dan keberlanjutan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika kiamat terjadi sedang di tangan
salah seorang dari kalian ada bibit
kurma, maka jika ia mampu
menanamnya, tanamlah.” (HR.
Ahmad)
• Energi manusia digunakan
untuk menjaga kelestarian
zat (alam, tumbuhan)
meskipun dalam kondisi
genting.
3. Implementasi Praktis
1. Pengelolaan sumber daya
(zat): menggunakan makanan,
air, dan bahan alam
secukupnya, tidak berlebihan.
2. Pemanfaatan energi: menjaga
kekuatan fisik dengan
olahraga, makanan halal, dan
istirahat agar bisa bermanfaat.
3. Efisiensi dan keberlanjutan:
menghindari pemborosan

energi listrik, bahan bakar, air,
sesuai prinsip hadits.
4. Pembangunan teknologi:
menggunakan energi
terbarukan agar tidak merusak
bumi, sejalan dengan prinsip
larangan boros.

9 Taksono
mi
Makhluk
Hidup
Masalah:
Mengidentifik
asi jenis
tanaman herbal
di kebun yang
berpotensi
sebagai obat.

Keterkaitan:
Menggunakan
prinsip
klasifikasi dan
identifikasi
berdasarkan
ciri morfologi
untuk
mengenali
spesies
tanaman dan
membedakann
ya dari
tanaman lain
yang mungkin
beracun.
Perspektif Al-Qur’an
Al-Qur’an memang tidak menyebut istilah
"taksonomi", tetapi menyinggung
keragaman, pengelompokan, dan
keteraturan ciptaan Allah:
a. Keragaman ciptaan
“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, pohon kurma
bercabang dan tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama; tetapi Kami
lebihkan sebagian atas sebagian yang lain
tentang rasanya...” (QS. Ar-Ra’d: 4)
• Ayat ini menunjukkan
keanekaragaman spesies
tumbuhan, meskipun dari sumber
yang sama.
b. Pengelompokan makhluk hidup
Prinsip Hadits yang Relevan
Walaupun Rasulullah ﷺ tidak
menyebut istilah “taksonomi”, hadits-
hadits beliau memberi arahan tentang
klasifikasi, pemanfaatan, dan
perlakuan terhadap makhluk hidup:
a. Pengelompokan hewan (halal–
haram)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dihalalkan bagi kita dua bangkai
dan dua darah: bangkai ikan dan
belalang, serta hati dan limpa.” (HR.
Ibn Majah)
• Hadits ini menunjukkan
klasifikasi praktis: sebagian
hewan halal dimakan, sebagian
haram.
• Implementasi → manusia
memerlukan identifikasi
 Taksonomi dalam sains
adalah pengelompokan
makhluk hidup.
 Al-Qur’an mengakui
keragaman makhluk,
memberi contoh
kategorisasi, dan
menekankan keteraturan
ciptaan.
 Implementasi: manusia
mempelajari taksonomi
bukan hanya untuk ilmu,
tetapi juga untuk
bersyukur, menjaga
amanah lingkungan, dan
mengambil manfaat
sesuai syariat.
 Taksonomi dalam
biologi membantu manusia
mengenali dan

“Dan Allah menciptakan semua jenis
hewan dari air. Maka di antara mereka ada
yang berjalan di atas perutnya, ada yang
berjalan dengan dua kaki, dan ada (pula)
yang berjalan dengan empat kaki...” (QS.
An-Nur: 45)
• Ini adalah pengelompokan dasar
(taksonomi alami): hewan melata,
berkaki dua, berkaki empat.
c. Tanda kebesaran Allah melalui
keteraturan
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan
bumi, dan pada pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang
yang berakal.” (QS. Ali Imran: 190)
• Keteraturan hukum alam dan
klasifikasi makhluk hidup →
sunnatullah.
3. Implementasi Praktis
1. Pendidikan biologi Qur’ani:
taksonomi dipelajari sebagai cara
memahami ayat kauniyah (alam).
2. Pelestarian lingkungan: dengan
mengenali spesies, manusia bisa
menjaga keseimbangan ekosistem
(amanah khalifah).
spesies untuk mengetahui
hukum halal-haram.
b. Pelestarian spesies (larangan
membunuh sembarangan)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa membunuh burung
pipit dengan sia-sia, maka burung itu
akan mengadukan orang itu kepada
Allah pada hari kiamat.” (HR. An-
Nasa’i)
• Mengajarkan etika terhadap
makhluk hidup.
• Implementasi → mengenali
jenis hewan agar tidak merusak
ekosistem.
c. Pemanfaatan tumbuhan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam
suatu tanaman atau menabur benih,
lalu dimakan oleh burung, manusia,
atau hewan, kecuali baginya menjadi
sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
mengelompokkan makhluk
hidup.
 Hadits menekankan
klasifikasi praktis (halal–
haram), etika
memperlakukan makhluk
hidup, dan pemanfaatannya
untuk maslahat.
 Implementasi: belajar
taksonomi = bagian dari
ibadah ilmiah, agar manusia
bisa mengelola alam sesuai
syariat, menjaga
kelestarian, dan
bersyukur atas
keanekaragaman ciptaan
Allah.

3. Ilmu kedokteran dan pangan:
klasifikasi tumbuhan/hewan
membantu memilih yang halal,
thayyib, dan bermanfaat.

• Menunjukkan pentingnya
klasifikasi tumbuhan untuk
pertanian dan pangan.
d. Perbedaan ciptaan sebagai tanda
kebesaran Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu indah dan
menyukai keindahan.” (HR. Muslim)
• Keanekaragaman makhluk
hidup (warna, bentuk, jenis)
adalah manifestasi keindahan
ciptaan Allah.
3. Implementasi Praktis
1. Ilmu pangan dan halal–
haram → memahami
klasifikasi hewan/tumbuhan
agar sesuai syariat.
2. Konservasi lingkungan →
menjaga makhluk hidup sesuai
larangan membunuh tanpa
alasan.
3. Pertanian & peternakan →
mengenali jenis
tanaman/hewan untuk
kebutuhan manusia.
4. Etika ilmiah → taksonomi
bukan sekadar sains, tapi juga

amanah dalam menjaga ciptaan
Allah.

10 Fisiologi
Makhluk
Hidup
Masalah:
Mengapa kita
merasa lelah
dan butuh
istirahat
setelah
berolahraga?

Keterkaitan:
Memahami
proses
metabolisme
energi
(respirasi sel),
produksi asam
laktat pada
otot, dan peran
sistem saraf
serta hormon
dalam
mengatur
pemulihan
tubuh.
Implementasi dalam Al-Qur’an
a. Kekuatan dan kelemahan tubuh
manusia
“Allah-lah yang menciptakan kamu dari
keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
kamu kuat sesudah lemah itu, lalu Dia
menjadikan kamu lemah (kembali) dan
beruban...” (QS. Ar-Rum: 54)
• Tubuh memiliki fase kekuatan dan
kelemahan. Sama seperti
metabolisme: ketika energi habis
(kelelahan otot → asam laktat),
tubuh butuh pemulihan.
b. Pergantian siang dan malam untuk
pemulihan tubuh
“Dan Kami jadikan tidurmu untuk
istirahat, dan Kami jadikan malam sebagai
pakaian, dan Kami jadikan siang untuk
mencari penghidupan.” (QS. An-Naba’: 9–
11)
• Tidur adalah mekanisme recovery
fisiologis → sistem saraf dan
hormon bekerja memperbaiki tubuh,
1. Metabolisme Energi (Respirasi Sel)
Respirasi sel menghasilkan energi
untuk aktivitas. Hadits menekankan
makan secukupnya agar metabolisme
seimbang:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah anak Adam memenuhi
wadah yang lebih buruk daripada
perutnya. Cukuplah bagi anak Adam
beberapa suap yang menegakkan
tulang punggungnya. Jika ia harus
(makan lebih), maka sepertiga untuk
makanan, sepertiga untuk minuman,
dan sepertiga untuk napas.” (HR.
Tirmidzi, Ibnu Majah)
Implementasi: keseimbangan energi
tubuh (ATP) akan optimal bila pola
makan sesuai sunnah → tidak
berlebihan, sehingga sistem
metabolisme tidak terbebani.
2. Produksi Asam Laktat pada Otot
(Kelelahan)
Saat otot kelelahan karena aktivitas
berat, tubuh butuh pemulihan.
 Respirasi sel, asam
laktat, dan pemulihan
tubuh adalah mekanisme
fisiologi modern yang
sejalan dengan
sunnatullah.
 Al-Qur’an mengajarkan
bahwa tubuh memiliki fase
energi & kelemahan,
kebutuhan istirahat, serta
keseimbangan.
 Implementasinya:
menjaga kesehatan,
beristirahat cukup, makan
halal-thayyib, dan
menyadari bahwa
pemulihan tubuh adalah
nikmat Allah.
 Respirasi sel & energi:
hadits tentang makan
seimbang → menjaga
metabolisme.
 Asam laktat &
kelelahan otot: hadits
tentang hak tubuh → tidak

membersihkan asam laktat, dan
mengisi energi kembali.
c. Prinsip keseimbangan (homeostasis)
“Dan langit telah Dia tinggikan dan Dia
letakkan neraca (keseimbangan). Supaya
kamu jangan merusak keseimbangan itu.”
(QS. Ar-Rahman: 7–8)
• Homeostasis tubuh (misalnya kadar
glukosa, asam-basa, hormon) adalah
bentuk “mizan” (keseimbangan)
ciptaan Allah.
d. Kekuatan dari Allah
“Dan Dia-lah yang memberikan kekuatan
kepada kamu...” (QS. Al-Anfal: 60, tafsir
lebih luas tentang kekuatan fisik dan
mental).
• Energi otot dan kemampuan pulih
bukan hanya hasil metabolisme, tapi
juga nikmat yang Allah ciptakan
melalui sistem tubuh.
3. Implementasi Kehidupan
1. Olahraga & kerja fisik: manusia
butuh istirahat agar tubuh
memulihkan energi sesuai
sunnatullah.
Rasulullah ﷺ mencontohkan istirahat
dan moderasi dalam ibadah
maupun aktivitas fisik:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak
atasmu...” (HR. Bukhari & Muslim)
Implementasi: tubuh yang lelah
(akumulasi asam laktat di otot) harus
diimbangi dengan istirahat → sunnah
menganjurkan tidur siang (qailulah)
dan tidak berlebihan dalam
bekerja/beribadah hingga melemahkan
tubuh.
3. Peran Sistem Saraf dan Hormon
dalam Pemulihan
Sistem saraf & hormon mengatur
istirahat, stres, serta pemulihan. Nabi
ﷺ menekankan pentingnya tidur
malam:
“Tidurlah kalian di awal malam, dan
janganlah begadang kecuali untuk
shalat.” (HR. Tirmidzi)
Tidur malam → memberi kesempatan
hormon pertumbuhan (GH),
melatonin, dan sistem saraf
berlebihan, beri waktu
istirahat.
 Sistem saraf &
hormon: hadits tentang
tidur malam & qailulah →
pemulihan tubuh,
keseimbangan hormon, dan
perbaikan fungsi saraf.

2. Pola makan seimbang: menjaga
energi sel dan metabolisme sesuai
ajaran Islam tentang makan halal
dan thayyib (QS. Al-Baqarah: 168).
3. Tidur & istirahat malam: sebagai
pemulihan alami → sesuai dengan
ayat tentang tidur.
4. Syukur & tadabbur: memahami
bahwa respirasi sel, sistem saraf,
dan hormon adalah bagian dari
tanda kekuasaan Allah yang halus.

parasimpatik bekerja untuk pemulihan
tubuh.
Juga doa Rasulullah ﷺ ketika bangun
tidur:
“Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkan kami setelah
mematikan kami (tidur), dan kepada-
Nya lah kita kembali.” (HR. Bukhari)
Menunjukkan tidur sebagai fase
fisiologis recovery yang diatur Allah.

11 Kimia
Anorgani
k
Masalah:
Proses
pengkaratan
pada pagar besi
dan cara
mencegahnya.

Keterkaitan:
Memahami
reaksi
oksidasi-
reduksi
(korosi) antara
besi, oksigen,
dan air.
Pengetahuan
ini menjadi
dasar untuk
2. Perspektif Al-Qur’an
a. Semua benda di bumi mengalami
kehancuran
“Setiap yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
(QS. Ar-Rahman: 26–27)
• Korosi adalah bentuk kerusakan
alami logam → bagian dari
sunnatullah bahwa semua makhluk
dan benda akan rusak.
b. Zat besi sebagai nikmat dan ujian
2. Implementasi dalam Hadits
a. Prinsip Pencegahan (dar’ul
mafasid)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak boleh membahayakan diri
sendiri dan tidak boleh
membahayakan orang lain.” (HR.
Ibnu Majah, Ahmad, Malik)
Korosi melemahkan besi → berbahaya
bagi jembatan, bangunan, alat
pertanian. Maka pencegahan dengan
pengecatan/galvanisasi adalah wujud
menghindari bahaya.
 Korosi adalah contoh
nyata hukum oksidasi-
reduksi yang Allah tetapkan
pada logam.
 Al-Qur’an
menyinggung besi sebagai
nikmat, kefanaan benda,
dan larangan merusak bumi.
 Implementasi: manusia
diminta mengelola ilmu ini
untuk pencegahan
kerusakan, pemeliharaan
sumber daya, dan bentuk
syukur atas nikmat Allah.

metode
pencegahan
seperti
pengecatan
atau pelapisan
dengan logam
lain
(galvanisasi).
“Dan Kami turunkan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia…” (QS. Al-Hadid:
25)
• Besi bermanfaat, tapi juga rapuh
(karatan) → manusia diberi akal
untuk menjaga dan
memanfaatkannya.
c. Prinsip pencegahan kerusakan
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi setelah Allah
memperbaikinya…” (QS. Al-A’raf: 56)
• Korosi = bentuk kerusakan alamiah
→ mencegahnya (dengan
galvanisasi/pengecatan) sejalan
dengan perintah menjaga bumi dan
hasil ciptaan Allah.
3. Implementasi dalam Kehidupan
1. Teknologi anti-karat →
pengecatan, galvanisasi, stainless
steel = bentuk ikhtiar menjaga
nikmat Allah.
2. Ekonomi & industri →
melindungi besi agar lebih awet,
mengurangi kerugian.
3. Tadabbur ciptaan Allah →
memahami reaksi oksidasi-reduksi
b. Menjaga Nikmat Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah menyukai
apabila seseorang melakukan suatu
pekerjaan, ia melakukannya dengan
itqan (tepat, profesional, dan
bersungguh-sungguh).” (HR. Baihaqi)
Merawat logam agar tidak cepat rusak
adalah bentuk itqan dalam menjaga
nikmat Allah berupa besi.
c. Pencegahan lebih baik daripada
perbaikan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai Allah daripada mukmin
yang lemah...” (HR. Muslim)
Analogi: logam yang kuat karena
dicegah dari korosi → lebih
bermanfaat. Manusia juga dituntut
menjaga kekuatan (fisik, harta,
infrastruktur) sejak awal.
3. Implementasi Praktis
1. Teknologi
galvanisasi/pengecatan →
 Korosi adalah
sunnatullah pada besi, tetapi
manusia diberi ilmu untuk
mencegahnya.
 Hadits Nabi ﷺ
menekankan:
• Pencegahan bahaya,
• Menjaga nikmat,
• Etos kerja yang
profesional.
 Implementasi: metode
pengecatan & galvanisasi =
aplikasi ilmu modern yang
sejalan dengan pesan Nabi
ﷺ untuk mencegah
kerusakan dan menjaga
kemaslahatan.

sebagai “sunnatullah” yang bisa
diteliti untuk kemaslahatan.

bentuk ikhtiar mencegah
kerusakan sesuai prinsip hadits
“la dharar wa la dhirar”.
2. Pemeliharaan aset publik
(jembatan, rel kereta, masjid,
rumah) → bagian dari amanah
agar tidak membahayakan
orang lain.
3. Etos kerja (itqan) →
merawat, melapisi, dan
melindungi besi =
profesionalisme yang diajarkan
Nabi ﷺ.

12 Gelomba
ng dan
Optik
Masalah:
Penggunaan
kacamata
untuk
membantu
penglihatan
pada penderita
rabun
jauh/dekat.

Keterkaitan:
Memahami
cara kerja lensa
(cekung/cemb
ung) dalam
membelokkan
cahaya
(refraksi)
Isyarat dalam Al-Qur’an
a. Fungsi mata sebagai alat melihat
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati, agar
kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
• Penglihatan (lensa + retina) disebut
sebagai nikmat utama →
menunjukkan pentingnya sistem
optik mata.
b. Cahaya sebagai sarana penglihatan
Isyarat dalam Hadits
a. Mata sebagai nikmat yang sangat
berharga
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah berfirman:
Apabila Aku menguji hamba-Ku
dengan kedua matanya (yakni
penglihatannya), lalu ia bersabar,
maka Aku ganti dengan surga.”
(HR. Bukhari no. 5653)
Hadits ini menegaskan betapa
pentingnya fungsi mata (lensa &
retina). Jika lensa gagal memfokuskan
 Sains: lensa bekerja
dengan refraksi cahaya agar
jatuh tepat di retina.
 Al-Qur’an:
mengingatkan bahwa
penglihatan, cahaya, dan
kebenaran adalah nikmat
Allah.
 Implementasi: manusia
diminta mensyukuri
penglihatan,
mengembangkan teknologi
optik, dan menjadikan
cahaya wahyu sebagai

untuk
memfokuskan
bayangan tepat
di retina mata.
“Dialah yang menjadikan untukmu cahaya,
agar kamu dapat berjalan dengan cahaya
itu...” (QS. Al-Hadid: 9)
• Tanpa cahaya, mata tidak dapat
melihat. Sama seperti lensa, cahaya
harus dibelokkan & difokuskan agar
bayangan jelas.
c. Kebenaran tampak jelas (fokus)
dengan cahaya yang lurus
“Maka sungguh telah datang kepadamu
bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
barang siapa melihat (kebenaran), maka
(manfaatnya) bagi dirinya sendiri...” (QS.
Al-An’am: 104)
• Ayat ini bisa ditafsirkan analogis:
ketika cahaya difokuskan tepat di
retina → penglihatan jelas.
Demikian pula wahyu adalah
cahaya yang membuat pandangan
hidup manusia jelas dan fokus.
3. Implementasi Kehidupan
1. Ilmu optik & teknologi lensa →
kacamata, mikroskop, teleskop →
membantu manusia melihat lebih
baik → bagian dari tadabbur ciptaan
Allah.
cahaya → pandangan kabur → hilang
penglihatan.
b. Keseimbangan dalam tubuh
termasuk penglihatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak
atasmu...”
(HR. Bukhari no. 1968)
Mata (dengan sistem optiknya) harus
dijaga kesehatannya. Seperti lensa
harus bersih dan berfungsi agar cahaya
bisa difokuskan tepat, begitu juga
manusia menjaga mata dari hal yang
merusak.
c. Cahaya sebagai sarana
pandangan
Rasulullah ﷺ berdoa:
“Ya Allah, jadikanlah cahaya pada
hatiku, cahaya pada pendengaranku,
cahaya pada penglihatanku...”
(HR. Muslim no. 763)
Hadits ini menggambarkan bahwa
cahaya (yang difokuskan oleh lensa)
“lensa batin” untuk fokus
dalam hidup.
 Sains: lensa bekerja
dengan refraksi cahaya
hingga fokus di retina.
 Hadits: menekankan
nikmatnya penglihatan,
pentingnya menjaga tubuh
(termasuk mata), serta
cahaya sebagai sarana
hidayah.
 Integrasi: sebagaimana
lensa mengarahkan cahaya
ke retina agar terlihat jelas,
hidayah Allah membimbing
hati manusia agar hidupnya
terarah dengan jelas.

2. Kesehatan mata → menjaga fungsi
lensa alami → sesuai syariat
menjaga amanah tubuh.
3. Analogi spiritual → lensa yang
fokus menghasilkan penglihatan
jelas, sebagaimana hati yang lurus
menghasilkan pandangan hidup
yang benar.

adalah kunci penglihatan lahiriah
maupun batiniah.
3. Implementasi Kehidupan
1. Ilmiah → memahami kerja
lensa untuk membuat
kacamata, mikroskop, teleskop,
dan teknologi medis (operasi
katarak, LASIK).
2. Spiritual → menjaga mata
dari maksiat sebagaimana
menjaga lensa agar cahaya
tidak terdistorsi.
3. Syukur nikmat → penglihatan
adalah anugerah yang harus
digunakan untuk kebaikan.

13 Listrik
dan
Magnet
Masalah:
Cara kerja bel
listrik atau
pengeras suara.

Keterkaitan:
Penerapan
prinsip
elektromagneti
sme, di mana
aliran listrik
pada kumparan
menghasilkan
medan magnet
Keterkaitan dengan Al-Qur’an
Al-Qur’an tidak menyebut istilah teknis
"elektromagnetisme", tapi beberapa ayat
menunjukkan:
• Keteraturan hukum alam:
“Sesungguhnya pada penciptaan
langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang yang berakal.”
(QS. Āli ‘Imrān:190)
Landasan dalam Hadits
Meskipun hadits tidak menyebut
langsung "elektromagnetisme", ada
prinsip umum yang relevan:
a. Dorongan mencari ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Menuntut ilmu adalah kewajiban
bagi setiap muslim.”
(HR. Ibnu Mājah no. 224)
• Elektromagnetisme
adalah sunnatullāh:
hukum tetap ciptaan
Allah.
• Al-Qur’an
memerintahkan
manusia merenung,
meneliti, dan
memanfaatkan
hukum-hukum alam
itu untuk
kemaslahatan.
• Implementasinya:
energi, komunikasi,

yang dapat
menggerakkan
komponen
mekanis untuk
menghasilkan
suara.
➝ Elektromagnetisme adalah
bagian dari hukum tetap yang dapat
dipelajari.
• Penciptaan cahaya dan energi:
“Dialah yang menjadikan untukmu
cahaya...” (QS. Al-An‘ām:1)
➝ Cahaya adalah bagian dari
spektrum elektromagnetik.
• Manfaatkan nikmat Allah:
“Dan Dia menundukkan untukmu
apa yang di langit dan di bumi
semuanya...” (QS. Al-Jātsiyah:13)
➝ Termasuk energi listrik dan
magnet yang dapat dimanfaatkan
manusia.
3. Implementasi Elektromagnetisme sesuai
Al-Qur’an
• Teknologi komunikasi: pengeras
suara adzan, radio, televisi,
internet—membawa cahaya, suara,
dan informasi untuk maslahat.
• Transportasi & energi: motor
listrik, kereta listrik, turbin
pembangkit—efisiensi energi sesuai
ajaran untuk tidak berlebih-lebihan
(QS. Al-A‘rāf:31).
Elektromagnetisme adalah ilmu yang
wajib dikaji agar bermanfaat bagi
umat.
b. Pemanfaatan kekuatan alam
untuk maslahat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, Thabrani, Daruquthni)
Pemanfaatan energi listrik dan magnet
(hasil riset ilmiah) harus diarahkan
untuk manfaat, misalnya penerangan
masjid, pengeras suara adzan, alat
kesehatan.
c. Larangan merusak
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak boleh menimbulkan bahaya
dan tidak boleh membalas bahaya
dengan bahaya.”
(HR. Ibnu Mājah no. 2341)
Teknologi berbasis elektromagnetisme
(misalnya senjata elektromagnetik atau
penyalahgunaan radiasi) tidak boleh
digunakan untuk merusak.
kesehatan,
transportasi →
semua harus dengan
tanggung jawab,
tidak berlebih, dan
tidak menimbulkan
kerusakan.
• Hadits
menekankan:
menuntut ilmu,
memanfaatkan
untuk maslahat, dan
menghindari
bahaya.
• Elektromagnetisme
adalah ilmu yang
masuk dalam
cakupan itu →
dipelajari,
dimanfaatkan, dan
dijaga etikanya.
• Dengan demikian,
hadits memberi
kerangka moral
dan etika untuk
pemanfaatan
elektromagnetisme.

• Kesehatan: MRI, terapi
elektromagnetik, alat pacu
jantung—penggunaan ilmu untuk
menjaga kehidupan, sesuai prinsip
hifzh an-nafs (menjaga jiwa).
• Etika pemanfaatan: dilarang
digunakan untuk kerusakan, fitnah,
atau membahayakan orang lain (QS.
Al-Baqarah:11).

3. Implementasi Praktis
1. Komunikasi & dakwah:
pengeras suara untuk adzan,
radio, televisi → memudahkan
penyebaran syiar Islam.
2. Kesehatan: alat pacu jantung,
MRI, X-ray → menjaga
kehidupan, sejalan dengan
maqāṣid syarī‘ah (hifzh an-
nafs).
3. Energi & transportasi: motor
listrik, kereta cepat → efisiensi
energi, sesuai ajaran tidak
boros.
4. Etika penggunaan: teknologi
harus digunakan untuk
kebaikan, bukan untuk
merusak atau menzalimi.

14 Mikrobio
logi
Masalah:
Proses
pembuatan
makanan
fermentasi
seperti yogurt,
tempe, atau
roti.

Keterkaitan:
Memanfaatkan
peran
Isyarat dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an tidak menyebut istilah
“mikroorganisme”, tapi konsepnya tersirat
dalam ayat-ayat tentang makhluk kecil
dan tidak terlihat:
• Makhluk kecil yang tersembunyi:
“Dan Dia menciptakan apa yang
kamu tidak mengetahuinya.” (QS.
An-Naḥl: 8)
Prinsip Umum dalam Hadits
Walau hadits tidak menyebut langsung
“mikroorganisme” (karena baru
diketahui setelah mikroskop
ditemukan), banyak hadits yang
memberi kerangka etika terkait hal-
hal kecil yang tidak terlihat, makanan,
kesehatan, dan pencegahan penyakit.
Al-Qur’an memberikan
landasan teologis bahwa:
• Mikroorganisme
adalah bagian dari
makhluk Allah yang
kecil dan
tersembunyi.
• Diciptakan dengan
tujuan untuk
kemaslahatan dan
keseimbangan.

mikroorganis
me spesifik
(bakteri atau
jamur) yang
melakukan
fermentasi
untuk
mengubah
bahan dasar
(susu, kedelai,
tepung)
menjadi
produk dengan
rasa, tekstur,
dan nutrisi
yang berbeda.
➝ Termasuk mikroorganisme yang
baru bisa dilihat dengan mikroskop
modern.
• Keseimbangan ciptaan:
“Tidaklah Kami ciptakan langit dan
bumi serta apa yang ada di antara
keduanya melainkan dengan haq.”
(QS. Al-Ḥijr: 85)
➝ Mikroorganisme menjaga
keseimbangan ekosistem melalui
dekomposisi dan siklus nutrisi.
• Makanan dan rezeki yang diolah:
“Maka hendaklah manusia
memperhatikan makanannya.” (QS.
‘Abasa: 24)
➝ Proses makanan sering
melibatkan mikroorganisme
(fermentasi, pencernaan).
3. Implementasi Menurut Al-Qur’an
• Fermentasi (ilmu & rezeki):
Menggunakan mikroba untuk
membuat makanan sehat (roti,
tempe, yoghurt). Ini bagian dari
taskhīr (Allah menundukkan
ciptaan-Nya untuk manusia, QS. Al-
Jātsiyah:13).
a. Pencegahan kontaminasi
(mikroba patogen)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tutuplah bejana-bejana, ikatlah
qirbah-qirbah (tempat air), karena
sesungguhnya dalam setahun ada satu
malam turun wabah penyakit, tidaklah
wabah itu melewati bejana yang tidak
ditutup atau qirbah yang tidak diikat
melainkan akan masuk ke dalamnya.”
(HR. Muslim no. 2014)
Implementasi: Hadits ini sejalan
dengan prinsip higienitas, yaitu
mencegah mikroorganisme merugikan
(kontaminasi makanan/minuman).
b. Fermentasi dan makanan sehat
Rasulullah ﷺ menyukai makanan hasil
fermentasi alami yang melibatkan
mikroorganisme, seperti:
• Cuka (khall)
“Sebaik-baik lauk adalah
cuka.”
(HR. Muslim no. 2052)
Cuka dihasilkan oleh mikroba
(Acetobacter) dari fermentasi alkohol
• Manusia
diperintahkan untuk
meneliti,
memanfaatkannya
dengan benar, dan
tidak merusak
keseimbangan.
 Hadits memberi
landasan etika dan praktis
tentang pemanfaatan
mikroorganisme:
• Menutup makanan
(mencegah
kontaminasi
mikroba jahat).
• Mengonsumsi hasil
fermentasi (mikroba
bermanfaat).
• Menjaga kebersihan
dan kesehatan tubuh
(mikrobiota
seimbang).
 Ini menunjukkan Islam
sejak awal sudah menuntun
pada konsep ilmiah
mikrobiologi, meskipun
istilahnya belum dikenal.

• Kesehatan & pengobatan:
Mikroorganisme penghasil
antibiotik/vaksin → sejalan dengan
perintah menjaga jiwa (hifzh an-
nafs).
• Lingkungan: Mikroba pengurai
limbah membantu kebersihan bumi
→ sesuai larangan membuat
kerusakan (QS. Al-Baqarah:11).
• Ilmu pengetahuan: Penemuan
mikroorganisme adalah bukti bahwa
ilmu Allah sangat luas (QS. Al-
Kahfi:109).

→ asam asetat.
Implementasi: Pemanfaatan mikroba
untuk membuat makanan sehat sudah
dicontohkan secara tidak langsung.
c. Kesehatan & keseimbangan
tubuh
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perut adalah rumah penyakit, dan
menjaga pola makan adalah pokok
dari pengobatan.”
(HR. ad-Dailami, hasan li ghairihi)
Hadits ini berhubungan dengan
mikrobiota usus: mikroorganisme baik
membantu pencernaan, keseimbangan
usus, dan imunitas.
d. Larangan merusak
makanan/minuman
Rasulullah ﷺ melarang meniup
makanan/minuman panas (HR. Abu
Dawud no. 3728), yang secara ilmiah
bisa menularkan mikroba dari mulut.

3. Implementasi Modern Berdasarkan
Hadits
1. Keamanan pangan →
menutup wadah makanan agar
tidak terkontaminasi mikroba
berbahaya.
2. Fermentasi halal & sehat →
memanfaatkan
mikroorganisme untuk
menghasilkan produk
bermanfaat (cuka, tempe,
yoghurt, keju).
3. Probiotik alami → menjaga
keseimbangan mikroba dalam
tubuh untuk kesehatan
pencernaan.
4. Kebersihan & higienitas →
sesuai tuntunan Nabi, agar
mikroba berbahaya tidak
menyebar.

15 Genetika Masalah:
Mengapa ada
kemiripan sifat
fisik antara
anak dan orang
tua?

Keterkaitan:
Memahami
konsep
Al-Qur’an dan Pewarisan Sifat
Meskipun Al-Qur’an tidak menyebut kata
“gen” atau “DNA”, banyak ayat yang
mengisyaratkan adanya warisan biologis
dari orang tua kepada anak.
a. Pewarisan dari ayah & ibu
Hadits tentang Pewarisan Sifat
a. Anak menyerupai orang tua atau
leluhur
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya anak itu bisa
menyerupai ayahnya, atau ibunya,
 Al-Qur’an sudah
mengisyaratkan konsep
dasar genetika: sifat
diwariskan dari ayah dan
ibu melalui nutfah (air
mani/sel reproduksi).
 Meski istilah gen, DNA,
kromosom baru ditemukan
modern, prinsipnya telah

pewarisan sifat
melalui gen
yang
diturunkan dari
generasi ke
generasi, serta
prinsip alel
dominan dan
resesif yang
menentukan
munculnya
suatu sifat.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan...”
(QS. Al-Hujurāt: 13)
Menunjukkan bahwa asal manusia (sifat
dasar biologis) berasal dari perpaduan
kedua orang tua.
b. Perpaduan sperma & ovum → zigot
→ janin
“Bukankah Kami menciptakan kamu
dari air yang hina, kemudian Kami
letakkan dalam tempat yang kokoh
sampai waktu yang ditentukan.”
(QS. Al-Mursalat: 20–22)
“Air yang hina” = mani (mengandung
sperma). Proses ini menggambarkan
pewarisan sifat melalui sel reproduksi.
c. Perbedaan sifat anak dalam satu
keluarga
“Dan Allah menjadikan bagi kamu istri-
istri dari jenis kamu sendiri, dan dari
istri-istri itu kamu memperoleh anak-
anak dan cucu-cucu...”
(QS. An-Nahl: 72)
Menunjukkan bahwa anak berasal dari
orang tua, tetapi memiliki keragaman
atau kedua pamannya.”
(HR. Muslim no. 1438)
Ini sesuai dengan prinsip genetika:
sifat anak bisa berasal dari ayah, ibu,
atau leluhur (gen resesif/dominan).
b. Warna kulit & sifat bisa berbeda
karena faktor genetik
Ketika seorang sahabat menuduh
istrinya berzina karena anaknya
berkulit hitam, Nabi ﷺ bertanya:
“Apakah engkau memiliki unta?”
Ia menjawab, “Ya.”
Rasulullah ﷺ bertanya, “Apa
warnanya?”
Ia menjawab, “Merah.”
Rasulullah ﷺ bertanya, “Apakah ada
yang berwarna abu-abu?”
Ia menjawab, “Ya, ada.”
Beliau bersabda, “Mungkin ini
diturunkan dari leluhur.”
(HR. Bukhari no. 5305, Muslim no.
1500)
Ini jelas menggambarkan konsep
pewarisan sifat tersembunyi (gen
resesif) yang bisa muncul pada
keturunan walau tidak tampak pada
orang tua.
dijelaskan dalam bahasa
universal Al-Qur’an.
 Dengan demikian, sains
genetika adalah tafsir ilmiah
dari ayat-ayat kauniyah.
• Hadits Nabi ﷺ sudah
mengisyaratkan
pewarisan sifat
biologis jauh
sebelum genetika
modern ditemukan.
• Konsep dominansi,
resesif, dan variasi
keturunan sudah
dijelaskan lewat
contoh sederhana
(warna kulit,
kemiripan pada
leluhur).
• Hadits menekankan
bahwa pewarisan
tidak hanya fisik,
tetapi juga akhlak &
agama melalui
pendidikan dan
keteladanan orang
tua.

sifat—selaras dengan hukum kombinasi
genetik.
d. Kisah keturunan Nabi
Banyak ayat menyinggung pewarisan
keturunan (nasab) yang mencakup sifat
biologis dan spiritual:
• QS. Maryam: 58 → para nabi
berasal dari keturunan satu sama
lain.
• QS. As-Saffat: 113 → Allah
memberi berkah pada keturunan
Ibrahim.
Isyarat bahwa sifat fisik & spiritual bisa
diwariskan.
3. Konsep Pewarisan Sifat dalam Al-
Qur’an vs Genetika
Aspek Al-Qur’an Ilmu Genetika
Asal-usul
Dari ayah & ibu
(QS. Al-Hujurat: 13)
Dari kombinasi
sperma (DNA ayah)
& ovum (DNA ibu)
Mekanisme
Air mani, nutfah,
‘alaqah, mudhghah
(QS. Al-Mu’minun:
13-14)
Fertilisasi → zigot
→ pembelahan sel
→ janin
Variasi
anak
Anak berbeda meski
orang tua sama (QS.
An-Nahl: 72)
Hukum Mendel:
dominan, resesif,
rekombinasi gen
c. Perbedaan tabiat & sifat
keturunan
Nabi ﷺ juga menegaskan:
“Wanita dinikahi karena empat
perkara... pilihlah yang beragama,
niscaya engkau beruntung.”
(HR. Bukhari no. 5090, Muslim no.
1466)
Meski ini tentang memilih pasangan,
ada isyarat bahwa tabiat dan sifat
orang tua akan memengaruhi
keturunan.
3. Analisis Hadits vs Genetika Modern
Aspek Hadits
Genetika
Modern
Sifat
anak
Bisa
menyeru
pai ayah,
ibu, atau
leluhur
Hukum
dominan
& resesif
Warna
kulit
Bisa
berbeda
dari
orang tua
tapi
mirip
leluhur
Gen
resesif
bisa
muncul
kembali

Pewarisan
sifat
Kisah para nabi &
keturunan
DNA membawa
sifat fisik & potensi
kesehatan

Karakter
& tabiat
Penting
memilih
pasangan
baik
akhlak
Sifat
biologis
diwariska
n, sifat
lingkung
an
membent
uk
karakter
Keragam
an
Anak-
anak
dalam
satu
keluarga
bisa
berbeda
rupa
Variasi
karena
kombinas
i genetik
&
rekombin
asi
kromoso
m

16 Kapita
Selekta
IPA
Masalah:
Menganalisis
isu-isu
kompleks
terkini seperti
perubahan
iklim dari
berbagai sudut
pandang.

Keterkaitan:
Mengintegrasi
kan berbagai
konsep IPA
Implementasi Kapita Selekta IPA dalam
Al-Qur’an
1. Fisika (Cahaya, Gerak, dan Energi)
• Cahaya & Penglihatan:
Allah berfirman:
“Allah adalah cahaya langit dan
bumi...” (QS. An-Nur: 35)
Mengisyaratkan konsep cahaya
sebagai sumber kehidupan &
pengetahuan.
Implementasi Kapita Selekta IPA
dalam Hadits
1. Fisika (Cahaya, Gerak, Energi)
• Cahaya sebagai simbol
hidayah dan ilmu:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah
menciptakan makhluk, lalu
menempatkan mereka dalam
kegelapan, kemudian Allah
menurunkan cahaya-Nya,
Al-Qur’an bukan kitab
sains, tetapi sumber
inspirasi ilmu
pengetahuan. Setiap topik
Kapita Selekta IPA—fisika,
kimia, biologi, hingga
astronomi—punya landasan
dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Ayat-ayat tersebut
mendorong manusia untuk
berpikir, meneliti, dan
mengembangkan ilmu
sebagai bagian dari ibadah.

(Fisika, Kimia,
Biologi, IPBA)
untuk
memahami
penyebab,
dampak, dan
solusi
potensial dari
isu-isu
multidisiplin
yang relevan di
masyarakat.
• Gerak & Gravitasi:
“Dialah yang menahan langit agar
tidak jatuh ke bumi kecuali dengan
izin-Nya...” (QS. Al-Hajj: 65)
Selaras dengan prinsip gravitasi &
gaya tarik bumi.
2. Kimia (Zat dan Reaksi)
• Air sebagai pelarut universal:
“Dan Kami jadikan dari air segala
sesuatu yang hidup...” (QS. Al-
Anbiya: 30)
Menunjukkan peran air dalam
reaksi biokimia kehidupan.
• Logam dan material:
“Kami turunkan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat...”
(QS. Al-Hadid: 25)
Menunjukkan fungsi logam dalam
teknologi dan kehidupan.
3. Biologi (Makhluk Hidup dan
Pewarisan)
• Penciptaan manusia dari sel &
nutfah:
(QS. Al-Mu’minun: 12–14)
menjelaskan tahapan embrio.
maka barang siapa mendapat
cahaya itu, ia mendapat
petunjuk...” (HR. Ahmad,
Tirmidzi).
Bisa dihubungkan dengan
konsep cahaya sebagai sumber
penglihatan dan kehidupan,
juga refleksi energi dalam
fisika.
• Gerak & keseimbangan
tubuh:
Hadits tentang shalat:
“Shalatlah kalian sebagaimana
kalian melihat aku shalat...”
(HR. Bukhari).
Gerakan shalat dapat dilihat
dari sisi biomekanika tubuh,
keseimbangan, dan energi yang
dikeluarkan.
2. Kimia (Zat dan Reaksi)
• Air sebagai pembersih:
Nabi ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya air itu suci dan
mensucikan.” (HR. Abu
Dawud, Tirmidzi).
Air dipahami dalam kimia
sebagai pelarut universal, bisa
Hadits-hadits Nabi ﷺ
memberikan isyarat ilmiah
yang bisa dipahami melalui
pendekatan sains modern.
Implementasi Kapita
Selekta IPA dalam hadits
meliputi:
• Fisika: cahaya,
energi, dan gerak
dalam ibadah.
• Kimia: peran air,
fermentasi, dan
kebersihan.
• Biologi: embriologi,
pewarisan sifat,
kesehatan.
• Astronomi &
Geologi: gerhana,
fenomena langit,
dan gunung.

• Keragaman tumbuhan & hewan:
“Dan di bumi terdapat bagian-
bagian yang berdampingan...
anggur, tanaman-tanaman, pohon
kurma bercabang dan tidak
bercabang, disirami dengan air yang
sama, tetapi Kami melebihkan
sebagian atas sebagian yang lain...”
(QS. Ar-Ra’d: 4)
Prinsip biodiversitas dan variasi
genetik.
4. Bumi dan Antariksa (Astronomi dan
Geologi)
• Rotasi & revolusi bumi:
“Dan Dia-lah yang menciptakan
malam dan siang, matahari dan
bulan; masing-masing beredar pada
garis edarnya.” (QS. Al-Anbiya: 33)
• Gunung sebagai penyeimbang
bumi:
“Dan Kami jadikan di bumi ini
gunung-gunung yang kokoh agar
bumi itu tidak guncang bersama
mereka...” (QS. Al-Anbiya: 31).
Mengarah pada konsep kestabilan geologi.
melarutkan kotoran dan
mikroorganisme.
• Fermentasi (reaksi
biokimia):
Nabi ﷺ melarang khamr
(minuman memabukkan) hasil
fermentasi berlebihan (HR.
Muslim).
Menunjukkan pemahaman dini
tentang reaksi kimia
(fermentasi etanol).
3. Biologi (Makhluk Hidup dan
Pewarisan)
• Tahapan penciptaan
manusia:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya salah seorang
dari kalian dikumpulkan
penciptaannya dalam rahim
ibunya selama 40 hari berupa
nutfah, kemudian menjadi
segumpal darah selama 40 hari,
kemudian segumpal daging
selama 40 hari...” (HR.
Bukhari, Muslim).
Selaras dengan embriologi
modern (perkembangan embrio
tahap demi tahap).

• Pewarisan sifat:
Rasulullah ﷺ bersabda tentang
anak:
“Jika air mani lelaki
mendominasi maka anak
menyerupai ayah, jika air mani
perempuan mendominasi maka
anak menyerupai ibu...” (HR.
Bukhari, Muslim).
Isyarat adanya faktor biologis
(genetik) dalam pewarisan
sifat.
4. Bumi dan Antariksa (Astronomi
dan Geologi)
• Fenomena gerhana:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua tanda dari
tanda-tanda Allah. Keduanya
tidak gerhana karena kematian
atau kelahiran seseorang...”
(HR. Bukhari, Muslim).
Mengajarkan bahwa gerhana
adalah fenomena astronomi,
bukan tanda mistis.
• Gunung dan bumi:
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa menaiki gunung
kemudian berkata: Lā ilāha
illallāhu wallāhu akbar maka
Allah berfirman: Hamba-Ku
benar, tiada tuhan selain Aku
dan Aku Mahabesar...” (HR.
Ahmad).
Gunung disebut sebagai bagian
dari ciptaan yang kokoh,
selaras dengan peran
geologinya.

17 Ilmu
Pengetah
uan
Bumi &
Antariks
a
Masalah:
Terjadinya
pergantian
siang dan
malam serta
perubahan
musim.

Keterkaitan:
Memahami
rotasi Bumi
pada porosnya
yang
menyebabkan
siang-malam
dan revolusi
Bumi
mengelilingi
Matahari
dengan sumbu
Rotasi Bumi dalam Al-Qur’an
1. Pergantian siang dan malam
akibat perputaran bumi
Allah ﷻ berfirman:
“Dia menutupkan malam atas siang
dan menutupkan siang atas malam
dengan cepat.”
(QS. Al-A’raf: 54)
Kata “yukawwiru” ( ُرِّ وَكُي) artinya
menggulung atau memutar, seperti
bola yang digulirkan. Ini
menunjukkan adanya proses
perputaran terus-menerus sehingga
siang dan malam silih berganti.

Rotasi Bumi dalam Hadits
1. Hadits tentang terbit dan
terbenamnya matahari
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila matahari terbenam, ia pergi
hingga bersujud di bawah ‘Arsy,
kemudian meminta izin untuk terbit
kembali...” (HR. Bukhari, Muslim).
Ulama menjelaskan bahwa hadits ini
adalah bahasa simbolis sesuai
pemahaman sahabat kala itu. Dari sisi
sains modern, yang sebenarnya
bergerak adalah bumi berotasi, bukan
matahari berputar mengelilingi bumi.
Hadits ini mengandung makna
Jadi, implementasi rotasi
bumi dalam Al-Qur’an
adalah pada isyarat
pergantian siang-malam,
pergerakan bumi, dan
keteraturan kosmos, yang
mendorong manusia untuk
memahami fenomena alam
sebagai bukti kebesaran
Allah ﷻ.

Hadits tidak membahas
rotasi bumi dengan istilah
fisika, tetapi melalui
pergantian siang-malam,
posisi matahari untuk
waktu ibadah, dan
fenomena kosmik yang
dapat dipahami dalam
konteks rotasi bumi.

miring yang
menyebabkan
pergantian
musim.
2. Bumi yang “bergerak”
“Dan kamu lihat gunung-gunung
itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan
seperti jalannya awan...”
(QS. An-Naml: 88)
Gunung dianggap kokoh, tetapi
sebenarnya ikut bergerak bersama
bumi. Ini sesuai dengan fakta rotasi
(perputaran bumi pada porosnya)
dan revolusi (perputaran bumi
mengelilingi matahari).
3. Sistem keteraturan kosmos
“Tidaklah mungkin bagi matahari
mendapatkan bulan dan malam pun
tidak mendahului siang. Masing-
masing beredar pada garis
edarnya.”
(QS. Yasin: 40)
Ayat ini menegaskan bahwa semua
benda langit termasuk bumi
memiliki orbit atau peredaran yang
teratur. Rotasi bumi adalah bagian
dari sistem itu.

keteraturan kosmos di bawah izin
Allah ﷻ.
2. Hadits tentang panjang
pendeknya siang-malam
Nabi ﷺ bersabda:
“Bersegeralah beramal sebelum datang
enam perkara: ... (di antaranya)
munculnya asap, Dajjal, dan terbitnya
matahari dari tempat terbenamnya...”
(HR. Muslim).
Hadits ini mengisyaratkan fenomena
astronomi, di mana pergantian siang
dan malam dikaitkan dengan
peredaran kosmik. Secara ilmiah, ini
terkait dengan rotasi bumi yang suatu
saat bisa mengalami perubahan
fenomena luar biasa (misalnya
simbolik tentang ketidaknormalan
rotasi).
3. Hadits tentang waktu shalat
Rasulullah ﷺ menetapkan waktu shalat
berdasarkan posisi matahari:
“Waktu Zuhur apabila matahari
tergelincir...” (HR. Muslim).

Implementasi Ilmiah
• Rotasi bumi menyebabkan
pergantian siang dan malam
setiap ±24 jam.
• Perputaran ini juga memengaruhi
arah angin, arus laut, dan iklim
global.
• Ayat-ayat Al-Qur’an mengajak
manusia merenungi keteraturan
alam sebagai tanda kekuasaan
Allah.

Pergeseran posisi matahari yang
menjadi patokan waktu shalat
sebenarnya akibat rotasi bumi pada
porosnya. Dengan demikian, hadits ini
tidak menyebut rotasi bumi secara
eksplisit, tetapi
mengimplementasikannya dalam
penentuan waktu ibadah.
Implementasi Ilmiah
• Rotasi bumi menyebabkan
siang dan malam yang
digunakan untuk ibadah
(shalat, puasa, dll.).
• Hadits menekankan bahwa
fenomena astronomi selalu di
bawah kehendak Allah,
meskipun manusia bisa
memahaminya dengan ilmu
sains.
• Jadi, rotasi bumi dalam hadits
hadir dalam bentuk isyarat
pergantian waktu, fenomena
kosmik, dan keteraturan
alam.

18 Biokimia Masalah:
Pentingnya
mengonsumsi
makanan
bergizi
Implementasi Biokimia dalam Al-Qur’an
1. Penciptaan manusia dari unsur kimia
(tanah, air, sari pati)
Implementasi Biokimia dalam Hadits
1. Metabolisme Makanan dan
Energi
Implementasi Biokimia
dalam Al-Qur’an
mencakup:

seimbang
untuk
kesehatan.

Keterkaitan:
Mempelajari
bagaimana
tubuh
memproses
karbohidrat,
protein, dan
lemak menjadi
energi dan
bahan
pembangun
sel, serta peran
vitamin dan
mineral
sebagai
kofaktor dalam
reaksi
metabolisme.
Allah ﷻ berfirman:
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan
manusia dari saripati (berasal) dari
tanah.”
(QS. Al-Mu’minun: 12)
Biokimia melihat bahwa tubuh manusia
tersusun dari unsur-unsur kimia seperti
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen,
kalsium, fosfor—semua terdapat dalam
tanah.
2. Proses pencernaan & metabolisme
makanan
Allah ﷻ berfirman:
“Maka hendaklah manusia memperhatikan
makanannya. Sesungguhnya Kami benar-
benar telah mencurahkan air melimpah.
Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-
baiknya. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian
di bumi itu, anggur, sayur-sayuran, zaitun
dan pohon kurma...”
(QS. ‘Abasa: 24–29)
Ini mengisyaratkan rantai biokimia:
makanan → dicerna → dipecah menjadi
glukosa, asam amino, asam lemak →
diproses dalam sel untuk menghasilkan
energi (ATP).
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada bejana yang diisi oleh
anak Adam yang lebih buruk daripada
perutnya. Cukuplah bagi anak Adam
beberapa suap makanan untuk
menegakkan tulang punggungnya...”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah).
Hadits ini mengingatkan agar sistem
metabolisme tidak dibebani
berlebihan. Dalam biokimia, makanan
yang berlebih → disimpan sebagai
lemak → bisa menyebabkan gangguan
metabolik (obesitas, diabetes).
2. Air sebagai Zat Vital
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Air itu suci dan mensucikan...” (HR.
Abu Dawud, Tirmidzi).
Dalam biokimia, air adalah pelarut
universal. Ia melarutkan elektrolit,
mineral, dan molekul organik agar
reaksi metabolisme bisa berlangsung.
3. Susu dan Proses Biologis dalam
Tubuh
Rasulullah ﷺ bersabda:
• Struktur tubuh
manusia dari unsur
kimia tanah.
• Metabolisme
makanan dan energi.
• Air sebagai dasar
kehidupan.
• Peran darah dan
sistem transportasi
zat gizi.
• Genetik dan
pewarisan sifat.
Semua ini menunjukkan
bahwa ayat-ayat Al-Qur’an
memberi isyarat
biokimiawi yang kemudian
dijelaskan oleh sains
modern.
Implementasi Biokimia
dalam Hadits meliputi:
• Metabolisme
energi → anjuran
makan secukupnya.
• Air → zat penting
dalam reaksi
biokimia.
• Susu → produk
biologis dari darah
dengan nilai gizi
tinggi.

3. Air sebagai pelarut universal dan
dasar kehidupan
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup.”
(QS. Al-Anbiya: 30)
Dalam biokimia, air adalah medium reaksi,
pelarut molekul, pengatur suhu, dan vital
dalam metabolisme.
4. Peran darah sebagai transportasi zat
gizi
Allah ﷻ berfirman:
“Dan sesungguhnya pada hewan ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberi minum kamu dari apa yang
berada dalam perutnya, (berupa) susu yang
bersih, antara kotoran dan darah...”
(QS. An-Nahl: 66)
Biokimia menjelaskan bahwa susu
terbentuk melalui proses filtrasi dari darah:
nutrisi disaring dari aliran darah dan diubah
oleh enzim serta hormon menjadi susu.
5. Proses reproduksi & DNA sebagai
pewarisan sifat
Allah ﷻ berfirman:
“Barang siapa diberi Allah susu,
hendaklah ia mengucapkan:
‘Allahumma barik lana fihi wa zidna
minhu...’ (Ya Allah berkahilah kami
dalam susu ini dan tambahkanlah
untuk kami darinya).” (HR. Ahmad,
Tirmidzi).
Susu mengandung laktosa, kasein,
lemak, vitamin, mineral—hasil proses
biokimia kompleks dalam tubuh
hewan dari darah ke kelenjar susu.
4. Darah dan Sistem Sirkulasi
Rasulullah ﷺ menganjurkan hijamah
(bekam):
“Sebaik-baik pengobatan yang kalian
lakukan adalah hijamah (bekam).”
(HR. Bukhari, Muslim).
Dalam biokimia, darah mengandung
sel darah merah, putih, plasma,
hormon, enzim, dan zat sisa
metabolisme. Bekam terkait dengan
sirkulasi darah dan pembuangan racun
metabolik.
5. Reproduksi dan Genetik
Rasulullah ﷺ bersabda:
• Darah → sistem
transportasi
metabolik
(terhubung dengan
bekam).
• Reproduksi →
pewarisan sifat
melalui sperma dan
ovum.
Hadits-hadits ini
menunjukkan bagaimana
Rasulullah ﷺ memberi
tuntunan yang sesuai
dengan pengetahuan
biokimia modern.

“Dialah yang menciptakan pasangan laki-
laki dan perempuan, dari air mani, apabila
dipancarkan.”
(QS. An-Najm: 45–46)
Air mani mengandung sperma yang
membawa DNA, berisi kode genetik untuk
pewarisan sifat—ini adalah inti biokimia
dalam genetika.

“Jika air mani laki-laki mendominasi,
maka anak menyerupai ayahnya, dan
jika air mani perempuan
mendominasi, maka anak menyerupai
ibunya.” (HR. Bukhari, Muslim).
Isyarat biokimia tentang DNA/gen
dalam sperma dan ovum yang
menentukan sifat keturunan.

19 Elektrodi
namika
Masalah:
Bagaimana
Pembangkit
Listrik Tenaga
Air (PLTA)
menghasilkan
listrik?

Keterkaitan:
Mengaplikasik
an prinsip
induksi
elektromagneti
k Faraday, di
mana
pergerakan
turbin oleh air
memutar
generator
(magnet dalam
kumparan),
sehingga
Implementasi Induksi Elektromagnetik
Faraday dalam Al-Qur’an
1. Keteraturan hukum alam (sebab-
akibat energi)
Allah ﷻ berfirman:
“Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan
(taqdir) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.”
(QS. Yasin: 38)
Ayat ini menegaskan bahwa benda langit
bergerak sesuai hukum tetap. Prinsip fisika
modern, termasuk induksi elektromagnetik,
adalah bagian dari hukum Allah yang
teratur dan dapat dipelajari manusia.
Implementasi Induksi Elektromagnetik
Faraday dalam Hadits
1. Fenomena Petir (Listrik Alam)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Petir adalah cambuk dari cambuk-
cambuk Allah, yang dengannya Dia
menakuti hamba-hamba-Nya.” (HR.
Ahmad, al-Hakim).
Dalam sains, petir adalah akibat
perbedaan muatan listrik di awan
dan bumi. Prinsipnya sama dengan
induksi Faraday: perubahan medan
listrik/magnet dapat menimbulkan
arus. Hadits ini mengingatkan bahwa
fenomena energi besar itu adalah tanda
kekuasaan Allah.
Implementasi Induksi
Elektromagnetik Faraday
dalam Al-Qur’an terlihat
dalam:
• Prinsip hukum alam
yang teratur (QS.
Yasin: 38).
• Pergantian siang dan
malam sebagai
contoh perubahan
medan energi (QS.
Az-Zumar: 5).
• Besi sebagai sarana
teknologi
elektromagnetik
(QS. Al-Hadid: 25).
• Petir sebagai
fenomena induksi
listrik alami (QS.
Ar-Ra’d: 12).

menghasilkan
arus listrik.
2. Fenomena pergantian siang dan
malam karena rotasi bumi
“Dia menutupkan malam atas siang dan
menutupkan siang atas malam, dan
menundukkan matahari dan bulan; masing-
masing beredar menurut waktu yang
ditentukan.”
(QS. Az-Zumar: 5)
Perputaran bumi dan peredaran benda
langit menghasilkan perubahan energi
(gravitasi, elektromagnetik, cahaya).
Konsep ini selaras dengan induksi:
perubahan medan → menimbulkan efek
baru (arus/energi).
3. Penciptaan besi sebagai sumber
teknologi
“...Dan Kami turunkan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia...”
(QS. Al-Hadid: 25)
Besi adalah logam utama dalam pembuatan
kumparan, inti elektromagnet, motor, dan
generator. Induksi elektromagnetik tidak
mungkin dimanfaatkan tanpa peran besi.
4. Arah angin, awan, dan listrik (petir)
2. Manfaat Besi dan Logam
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa masuk masjid, maka
janganlah ia duduk hingga ia shalat
dua rakaat tahiyyatul masjid...” (HR.
Bukhari, Muslim).
Sekilas bukan tentang logam, tapi
konteks masjid zaman Nabi sering
menggunakan besi atau logam
sederhana dalam konstruksi. Logam
dalam hadits lain juga disebut dalam
konteks senjata, alat kerja, dan
kehidupan sehari-hari. Besi inilah
yang menjadi bahan dasar kumparan
elektromagnetik dalam hukum
Faraday.
3. Energi dan Kekuatan Alam
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Api kalian ini hanyalah satu bagian
dari tujuh puluh bagian dari panasnya
api neraka.” (HR. Bukhari, Muslim).
Api adalah energi panas hasil reaksi
kimia. Dalam elektromagnetisme,
energi panas dapat dihasilkan dari arus
listrik (efek Joule). Ini mengajarkan
bahwa fenomena energi di dunia
Artinya, Al-Qur’an
memberi isyarat bahwa
energi, logam, dan
fenomena alam dapat
dimanfaatkan manusia—
dan induksi
elektromagnetik adalah
salah satu bentuk
aplikasinya.
Implementasi Induksi
Elektromagnetik Faraday
dalam Hadits tampak
dalam:
• Petir sebagai contoh
fenomena listrik
alam.
• Logam/besi yang
dimanfaatkan
manusia dan
menjadi dasar
teknologi
elektromagnetik.
• Energi panas (api)
sebagai bentuk
energi yang bisa
muncul juga dari
arus listrik.
• Keteraturan alam
(siang-malam, posisi
matahari) yang
berkaitan dengan

“Dialah yang memperlihatkan kilat
kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan
dan harapan, dan Dia menumbuhkan awan
yang berat.”
(QS. Ar-Ra’d: 12)
Petir adalah contoh nyata fenomena
induksi listrik alami akibat pergeseran
muatan di awan. Prinsip yang sama
dimanfaatkan manusia dalam teknologi
listrik.

hanyalah sedikit dibanding kekuasaan
Allah, namun dapat diteliti dan
dimanfaatkan manusia.
4. Keteraturan Alam untuk Ibadah
Waktu shalat ditentukan berdasarkan
posisi matahari:
“Waktu Zuhur apabila matahari
tergelincir...” (HR. Muslim).
Pergantian posisi matahari dilihat dari
bumi sebenarnya akibat rotasi bumi,
yang juga memengaruhi medan
magnet bumi. Perubahan medan
magnet bumi inilah salah satu bentuk
induksi elektromagnetik alami yang
memengaruhi navigasi, cuaca, bahkan
arus listrik di alam.

energi dan gaya
kosmik.
Dengan demikian, hadits
memberikan isyarat
fenomena energi dan
logam, yang dalam ilmu
modern dijelaskan lewat
induksi elektromagnetik
sebagai dasar teknologi.

20 Energi
Terbaruk
an
Masalah:
Ketergantunga
n pada bahan
bakar fosil
yang semakin
menipis dan
tidak ramah
lingkungan.

Keterkaitan:
Mempelajari
Implementasi Energi Terbarukan dalam Al-
Qur’an
1. Energi Matahari (Surya)
Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan pelita (matahari) yang
amat terang benderang.”
(QS. An-Naba’ 78:13)
Implementasi Energi Terbarukan
dalam Hadits
1. Pemanfaatan Cahaya Matahari
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya matahari dan bulan
adalah dua tanda di antara tanda-
Al-Qur’an mengisyaratkan
energi terbarukan lewat:
• Matahari → energi
surya.
• Angin → tenaga
angin.
• Air → tenaga air.
• Tumbuhan →
bioenergi.

prinsip kerja
sumber energi
alternatif
seperti panel
surya (efek
fotovoltaik),
kincir angin
(energi
kinetik), atau
biogas
(dekomposisi
anaerobik)
sebagai solusi
energi bersih.
Matahari adalah sumber energi terbesar.
Dalam konteks modern, ini menginspirasi
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS),
pengeringan hasil panen, dan pemanas
alami.
2. Energi Angin
Allah berfirman:
“Dan Dialah yang mengirimkan angin
sebagai pembawa kabar gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya...”
(QS. Al-A’raf 7:57)
Angin sebagai rahmat Allah dapat
dimanfaatkan untuk kincir angin,
pengairan sawah, hingga pembangkit
listrik tenaga angin (PLTB).
3. Energi Air (Hydro)
Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan dari langit air yang
penuh berkah, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu pepohonan dan biji-bijian
yang dipanen.”
(QS. Qaf 50:9)
Air hujan dan aliran sungai tidak hanya
untuk kehidupan biologis, tapi juga bisa
tanda kebesaran Allah...”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini mengingatkan manusia
bahwa matahari bukan sekadar
penerang, tapi tanda kebesaran Allah
yang bisa dimanfaatkan. Dalam
konteks modern, kita diarahkan untuk
menggunakan energi surya sebagai
sumber daya berkelanjutan.
2. Air sebagai Sumber Kehidupan
dan Energi
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Manusia berserikat dalam tiga
perkara: air, padang rumput, dan
api.”
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah)
Air adalah hak bersama yang tak boleh
dimonopoli. Selain untuk minum dan
irigasi, prinsip ini mendukung
penggunaan tenaga air (hydropower)
sebagai sumber energi untuk
kepentingan umum, bukan untuk
segelintir orang.
3. Angin sebagai Rahmat Allah
• Prinsip hemat energi
& keberlanjutan.
Jadi, implementasi energi
terbarukan dalam Al-
Qur’an adalah ajakan untuk
memanfaatkan sumber
daya alam berulang yang
Allah sediakan tanpa
merusak bumi.
Hadits-hadits Nabi ﷺ
mengajarkan bahwa:
• Matahari →
sumber cahaya &
energi.
• Air → milik
bersama, sumber
kehidupan & energi.
• Angin → rahmat
yang bisa
dimanfaatkan.
• Tumbuhan →
sumber pangan &
energi
berkelanjutan.
• Hemat energi →
larangan boros
sebagai prinsip
keberlanjutan.

dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
tenaga air (PLTA).
4. Biomassa & Tumbuhan
Allah berfirman:
“Dialah yang menumbuhkan bagi kamu
tanaman hijau, lalu dari tanaman itu Kami
keluarkan butir yang banyak...”
(QS. Al-An’am 6:99)
Tumbuhan menghasilkan energi melalui
fotosintesis. Dalam teknologi modern, ini
melahirkan bioenergi: biogas, biofuel, dan
biomassa.
5. Prinsip Keberlanjutan (Tidak Boros)
Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang boros
itu adalah saudara setan.”
(QS. Al-Isra’ 17:27)
Prinsip ini sejalan dengan konsep energi
terbarukan: memanfaatkan sumber daya
berkelanjutan, bukan menguras sumber
daya terbatas (seperti minyak bumi).

Dalam doa ketika angin berhembus,
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ya Allah, jadikanlah ia rahmat dan
jangan Engkau jadikan ia azab...”
(HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan angin bisa
membawa manfaat besar. Dalam
teknologi sekarang, ini relevan dengan
pembangkit listrik tenaga angin
(wind power).
4. Tumbuhan & Biomassa
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam
pohon atau menabur benih, lalu
sebagian darinya dimakan oleh
burung, manusia, atau binatang,
melainkan itu menjadi sedekah
baginya.”
(HR. Bukhari, Muslim)
Hadits ini menekankan nilai ekologis
tanaman. Modernnya, tumbuhan juga
bisa dimanfaatkan untuk bioenergi
(biogas, biomassa, biofuel) dengan
tetap menjaga keberlangsungan alam.
Jadi, implementasi energi
terbarukan dalam hadits
adalah ajakan untuk
menggunakan sumber
daya berkelanjutan secara
adil, hemat, dan
bermanfaat bagi umat
manusia.

5. Larangan Boros & Prinsip Hemat
Energi
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah engkau berlebih-lebihan
dalam menggunakan air, sekalipun
engkau berada di sungai yang
mengalir.”
(HR. Ahmad)
Prinsip ini sangat relevan dengan
efisiensi energi: jangan boros listrik,
air, atau sumber daya lain. Energi
terbarukan sejatinya hadir untuk
mengurangi pemborosan energi fosil.

21 Termodi
namika
Masalah: Cara
kerja
pendingin
ruangan (AC)
atau kulkas.

Keterkaitan:
Memahami
siklus
kompresi-
ekspansi
refrigeran
berdasarkan
Hukum
Termodinamik
Implementasi Termodinamika dalam Al-
Qur’an
1. Prinsip Kekekalan Energi (Hukum I
Termodinamika)
Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu
yang hidup...”
(QS. Al-Anbiya’ 21:30)
Air di sini berperan dalam siklus energi
(mengalir, menguap, mengembun). Energi
tidak hilang, hanya berubah bentuk. Hal ini
Implementasi Termodinamika dalam
Hadits
1. Efisiensi dan Larangan
Pemborosan Energi (Hukum
Kekekalan Energi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kamu berlebih-lebihan
dalam menggunakan air, meskipun
kamu berada di sungai yang
mengalir.”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah)
Implementasi
termodinamika dalam Al-
Qur’an dapat dilihat pada:
• Kekekalan energi
→ energi berubah
bentuk tapi tidak
hilang.
• Perpindahan panas
& siklus air →
evaporasi, konveksi,
kondensasi, hujan.
• Keseimbangan
energi bumi →

a, di mana
kalor
dipindahkan
dari dalam
ruangan
(sistem) ke luar
ruangan
(lingkungan).
sejalan dengan hukum I termodinamika:
energi tidak diciptakan atau dimusnahkan,
hanya berubah bentuk.
2. Perpindahan Panas & Siklus Air
(Konduksi, Konveksi, Radiasi)
Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan air dari langit
menurut suatu ukuran, lalu Kami jadikan ia
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa melenyapkannya.”
(QS. Al-Mu’minun 23:18)
Proses hujan adalah contoh nyata sistem
termodinamika:
• Radiasi matahari menguapkan air
laut.
• Konveksi udara membawa uap ke
atmosfer.
• Kondensasi membentuk awan.
• Presipitasi menghasilkan hujan.
3. Keseimbangan Energi (Hukum II
Termodinamika – Entropi)
Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan malam dan siang
sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan
tanda malam dan Kami jadikan tanda siang
Prinsip ini sejalan dengan efisiensi
energi dalam termodinamika: energi
atau sumber daya terbatas dan harus
digunakan sebijak mungkin, tidak
boleh sia-sia.
2. Perubahan Energi dalam Tubuh
(Metabolisme & Panas Tubuh)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Panas demam itu berasal dari
hembusan api neraka, maka
redakanlah dengan air.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan pemahaman
sederhana tentang transfer energi
panas dalam tubuh:
• Demam = peningkatan energi
panas.
• Pendinginan dengan air =
mengurangi suhu tubuh.
Ini berkaitan dengan hukum
perpindahan panas
(konduksi & konveksi) dalam
termodinamika.
3. Siklus Termal Alam (Siang –
Malam)
pergantian siang dan
malam.
• Perubahan wujud
zat → air, es, uap.
• Kesetimbangan
kosmik → sistem
alam semesta
berjalan harmonis.
Dengan demikian, Al-
Qur’an mengajarkan bahwa
energi, panas, dan
perubahan dalam alam
adalah tanda kekuasaan
Allah sekaligus amanah
bagi manusia untuk
menjaga keseimbangannya.
Hadits Nabi ﷺ mengajarkan
prinsip-prinsip yang sejalan
dengan termodinamika:
• Efisiensi energi &
larangan
pemborosan.
• Transfer panas
dalam tubuh
(demam –
pendinginan).
• Siklus energi alam
(siang – malam,
matahari sebagai
sumber energi).

itu terang, agar kamu mencari karunia dari
Tuhanmu...”
(QS. Al-Isra’ 17:12)
Malam dan siang adalah contoh
keseimbangan energi termal bumi:
• Siang → bumi menerima energi dari
radiasi matahari.
• Malam → bumi melepas energi ke
atmosfer/angkasa.
Inilah wujud keseimbangan
termodinamika agar kehidupan
dapat berlangsung.
4. Perubahan Wujud Zat (Padat – Cair –
Gas)
Allah berfirman:
“Tidakkah engkau melihat bahwa Allah
menurunkan air dari langit, lalu Kami
hasilkan dengan itu buah-buahan yang
beraneka macam jenisnya.”
(QS. Fathir 35:27)
Hujan yang turun adalah hasil perubahan
wujud air:
• Cair → gas (evaporasi)
• Gas → cair (kondensasi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian menahan shalat
(Asar) hingga matahari hampir
tenggelam, karena sesungguhnya
matahari tenggelam di antara dua
tanduk setan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menyinggung perubahan
energi radiasi matahari dalam siklus
siang–malam. Radiasi matahari adalah
sumber energi utama di bumi, sejalan
dengan hukum termodinamika tentang
energi masuk & keluar dalam
sistem terbuka (bumi–atmosfer).
4. Api dan Energi
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Api kalian ini hanyalah satu bagian
dari tujuh puluh bagian panasnya api
neraka.”
(HR. Muslim)
Api adalah simbol energi panas yang
bisa dimanfaatkan manusia (memasak,
menghangatkan). Hadits ini
menegaskan intensitas energi panas
dan mengingatkan bahwa api dunia
hanyalah sedikit dibanding api neraka.
Secara ilmiah, api adalah reaksi
• Api sebagai simbol
energi panas.
• Keseimbangan
energi tubuh (hak
tubuh atas
makanan, istirahat,
dan aktivitas).
Jadi, implementasi
termodinamika dalam
hadits mengarah pada
penggunaan energi secara
efisien, menjaga
keseimbangan tubuh &
alam, serta mengambil
pelajaran dari fenomena
panas & energi sebagai
tanda kekuasaan Allah.

• Cair → padat (es/salju di daerah
dingin)
Ini merupakan prinsip dasar termodinamika
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Sistem Tertutup & Keseimbangan
Alam
Allah berfirman:
“Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia
letakkan neraca (keseimbangan), supaya
kamu jangan merusak keseimbangan itu.”
(QS. Ar-Rahman 55:7–8)
Alam semesta adalah sistem
termodinamika raksasa. Semua energi
diatur dalam keseimbangan: panas bumi,
atmosfer, siklus air, fotosintesis, hingga
metabolisme makhluk hidup. Al-Qur’an
menekankan pentingnya menjaga
keseimbangan energi ini.

eksotermis oksidasi → konversi
energi kimia menjadi panas & cahaya.
5. Keseimbangan Energi Tubuh dan
Istirahat
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu mempunyai
hak atasmu.”
(HR. Bukhari)
Tubuh manusia adalah sistem
termodinamika terbuka: menerima
energi (makanan), mengubahnya
(metabolisme), lalu melepaskan energi
(panas, gerakan). Hadits ini
menunjukkan perlunya keseimbangan
energi masuk dan keluar agar tubuh
tidak rusak.

22 Biota
Alam
Madura
Masalah:
Pemanfaatan
sumber daya
alam lokal
yang
berkelanjutan.

Implementasi Potensi Flora dan Fauna
Khas Madura dalam Al-Qur’an
1. Flora sebagai Sumber Kehidupan
Allah berfirman:
Implementasi Potensi Flora dan Fauna
Khas Madura dalam Hadits
1. Hewan Ternak (Sapi Madura,
Kambing, Domba)
Rasulullah ﷺ bersabda:
Implementasi potensi flora
dan fauna khas Madura
dalam Al-Qur’an adalah:
• Flora (tembakau,
jagung, lontar,
kelapa) → sumber
pangan & ekonomi.

Keterkaitan:
Mengidentifik
asi potensi
flora dan fauna
khas Madura
(misalnya,
rumput laut
atau tanaman
obat lokal)
untuk
dikembangkan
menjadi
produk bernilai
ekonomi
dengan tetap
menjaga
kelestarian
ekosistemnya.
“Dialah yang menurunkan air dari langit,
lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuhan, maka Kami keluarkan
dari tumbuhan itu tanaman yang
menghijau...”
(QS. Al-An’am 6:99)
Potensi flora khas Madura (seperti
tembakau, siwalan/lontar, jagung,
kacang tanah, kelapa) bisa dipandang
sebagai bentuk nyata ayat ini. Semuanya
menjadi sumber pangan, bahan industri,
dan penggerak ekonomi rakyat.
2. Fauna sebagai Hewan Ternak dan
Sumber Tenaga
Allah berfirman:
“Dan Dia menciptakan binatang ternak
untuk kamu; padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat, dan
sebagiannya kamu makan.”
(QS. An-Nahl 16:5)
Fauna khas Madura, seperti sapi Madura
yang terkenal untuk karapan sapi, daging,
dan tenaga, sesuai dengan ayat ini. Hewan
ternak bukan hanya untuk konsumsi, tapi
juga bagian dari budaya dan ekonomi
masyarakat.
“Hewan ternak itu ada tiga: untuk
tunggangan, untuk dimakan
dagingnya, dan untuk diambil manfaat
susunya.”
(HR. Ahmad)
Ini selaras dengan keberadaan sapi
Madura, yang tidak hanya untuk
daging, tapi juga punya nilai budaya
(karapan sapi) dan sosial-ekonomi.
Hadits ini menunjukkan hewan ternak
adalah sumber energi, pangan, dan
ekonomi.
2. Flora sebagai Sumber Pangan
dan Rezeki
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim menanam
tanaman atau menabur benih, lalu
sebagian darinya dimakan oleh
burung, manusia, atau binatang,
melainkan itu menjadi sedekah
baginya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini dapat dihubungkan dengan
flora khas Madura (jagung, kacang
tanah, kelapa, lontar, tembakau).
Menanam dan memeliharanya bukan
hanya untuk ekonomi, tapi juga
• Fauna (sapi
Madura, kambing)
→ sumber tenaga,
daging, budaya.
• Hasil laut (ikan,
rumput laut, kerang)
→ rezeki halal.
• Garam → anugerah
dari laut asin.
• Prinsip syukur &
menjaga → tidak
merusak, tapi
mengelola dengan
bijak.
Dengan demikian, kekayaan
khas Madura bisa
dipandang sebagai ayat
kauniyah (tanda kekuasaan
Allah) yang wajib
dimanfaatkan secara halal,
adil, dan berkelanjutan.
Implementasi potensi flora
dan fauna khas Madura
dalam hadits:
• Sapi Madura &
hewan ternak →
untuk pangan,
tenaga, budaya, tapi
harus diperlakukan
baik.

3. Hasil Laut sebagai Rezeki
Allah berfirman:
“Dihalalkan bagi kamu binatang buruan
laut dan makanan yang berasal dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu...”
(QS. Al-Maidah 5:96)
Madura dikenal dengan hasil lautnya
(ikan, rumput laut, kerang). Ayat ini
memberi legitimasi bahwa hasil laut adalah
rezeki halal yang bisa dimanfaatkan untuk
pangan dan ekonomi.
4. Garam sebagai Anugerah Alam
Allah berfirman:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut
mengalir (berdampingan); yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit...”
(QS. Al-Furqan 25:53)
Madura terkenal dengan tambak garam.
Ayat ini menunjukkan bahwa adanya air
tawar dan asin adalah ketetapan Allah, dan
hasilnya (seperti garam) menjadi potensi
khas daerah yang bernilai tinggi.
5. Tanggung Jawab untuk Menjaga
bernilai ibadah bila memberi manfaat
pada makhluk lain.
3. Hasil Laut (Ikan, Rumput Laut,
Kerang)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Laut itu suci airnya dan halal
bangkainya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu
Majah)
Hadits ini sangat relevan dengan
potensi laut Madura: nelayan bisa
memanfaatkan hasil laut dengan
tenang karena hukumnya halal.
Rumput laut, ikan, dan kerang adalah
sumber pangan dan ekonomi halal
bagi masyarakat.
4. Garam dan Bumbu Makanan
Ada riwayat bahwa Nabi ﷺ pernah
bersabda:
“Sebaik-baik lauk kalian adalah
garam.”
(HR. Ibnu Majah – sebagian ulama
menilai sanadnya lemah, tetapi
digunakan dalam adab makanan)
• Flora (jagung,
kelapa, lontar,
tembakau) →
bernilai ibadah bila
bermanfaat bagi
manusia & hewan.
• Hasil laut (ikan,
rumput laut,
kerang) → halal
dan menjadi rezeki
masyarakat.
• Garam → anugerah
sederhana tapi
penting dalam
kehidupan sehari-
hari.
• Prinsip kelestarian
→ larangan merusak
alam, anjuran
menjaga
keseimbangan.
Dengan demikian, hadits
Nabi ﷺ mengajarkan bahwa
potensi lokal seperti flora
dan fauna Madura bukan
hanya aset ekonomi, tapi
juga amanah dari Allah
yang harus dimanfaatkan
halal, adil, dan
berkelanjutan.

Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi setelah (Allah)
memperbaikinya...”
(QS. Al-A’raf 7:56)
Potensi flora dan fauna Madura harus
dikelola dengan berkelanjutan. Eksploitasi
berlebihan (misalnya penebangan liar
pohon lontar atau penangkapan ikan
berlebih) dilarang karena merusak
keseimbangan alam.

Madura dikenal sebagai pulau garam.
Walaupun hadits ini lemah, secara
budaya ia menunjukkan bahwa garam
adalah nikmat Allah yang
sederhana tetapi sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Prinsip Kelestarian & Larangan
Merusak
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah kalian menyiksa hewan.”
(HR. Bukhari & Muslim)
dan
“Barang siapa menebang pohon sidr
(tanpa manfaat), Allah akan
menjatuhkan kepalanya ke neraka.”
(HR. Abu Dawud)
Hadits-hadits ini menjadi prinsip
penting:
• Fauna Madura (sapi,
kambing, kerbau) → harus
diperlakukan baik, tidak boleh
disiksa.
• Flora Madura (pohon
siwalan/lontar, kelapa) → tidak
boleh ditebang sembarangan,
harus dimanfaatkan dengan
bijak.

23 Biotekno
logi
Masalah:
Mengembangk
an tanaman
padi yang
tahan hama
atau
kekeringan.
Keterkaitan:
Menggunakan
teknik
rekayasa
genetika untuk
menyisipkan
gen dengan
sifat unggul ke
dalam tanaman
atau teknik
kultur jaringan
untuk
perbanyakan
bibit unggul
secara massal.
Implementasi Rekayasa Genetika
Tumbuhan dan Hewan dalam Al-Qur’an
1. Keragaman Genetik adalah
Sunnatullah
Allah berfirman:
“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang
berdampingan, kebun anggur, tanaman-
tanaman, pohon kurma bercabang dan
tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama; Kami lebihkan sebagian atas
sebagian yang lain dalam hal rasanya...”
(QS. Ar-Ra‘d: 4)
Menunjukkan variasi genetik alami pada
tumbuhan. Hal yang sama juga pada
hewan: ada jenis, warna, dan sifat berbeda.
Inilah dasar ilmiah yang kemudian
dipahami manusia untuk memilih,
mengawinkan, atau memodifikasi gen.
2. Pewarisan Sifat pada Hewan dan
Manusia
Allah berfirman:
“Allah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian Dia
Implementasi Rekayasa Genetika
Tumbuhan & Hewan dalam Hadits
1. Pemuliaan Tanaman (Hibridisasi
& Penyerbukan Buatan)
Rasulullah ﷺ pernah memberikan
kebebasan kepada petani kurma untuk
melakukan penyerbukan buatan
(tashrīb atau pollination):
Rasulullah bersabda: “Kalian lebih
mengetahui urusan dunia kalian.”
(HR. Muslim no. 2363)
Prinsipnya: manusia diberi kebebasan
berinovasi dalam bidang pertanian,
termasuk penyilangan varietas,
rekayasa genetika, atau modifikasi
tanaman selama membawa manfaat.
2. Pemuliaan Hewan
Ada hadits yang menyinggung
pemeliharaan dan pengembangbiakan
hewan ternak:
Rasulullah ﷺ pernah memerintahkan
agar unta dan kambing dipelihara,
dikawinkan, dan dimanfaatkan
Implementasi rekayasa
genetika tumbuhan dan
hewan dalam Al-Qur’an:
1. Variasi alami (QS.
Ar-Ra‘d: 4) →
dasar keragaman
genetik.
2. Pewarisan sifat
(QS. Fāthir: 11) →
landasan prinsip
genetika.
3. Pasangan dan
penyilangan (QS.
Ar-Ra‘d: 3) →
dasar hibridisasi &
modifikasi.
4. Ilmu sebagai
anugerah (QS. Al-
Jāthiyah: 13) →
mendorong inovasi
bioteknologi.
5. Etika jangan
merusak (QS. Al-
A‘rāf: 56) → batas
penggunaan
rekayasa genetika.
6. Manusia khalifah
berilmu (QS. Al-
Baqarah: 31) →
tanggung jawab

menjadikan kamu berpasangan...”
(QS. Fāthir: 11)
Menegaskan adanya proses pewarisan
sifat melalui keturunan. Prinsip genetika
pada manusia dan hewan sama-sama
berlaku. Rekayasa genetika hanyalah upaya
memahami dan mengatur pewarisan sifat
ini secara lebih cepat dan terarah.
3. Penyilangan & Variasi dalam
Makhluk Hidup
Allah berfirman:
“Dan dari tiap-tiap buah-buahan Dia
jadikan berpasang-pasangan...”
(QS. Ar-Ra‘d: 3)
Menunjukkan mekanisme pasangan
(jantan–betina, gen dominan–resesif) yang
menjadi kunci dalam penyilangan hewan
maupun tumbuhan. Teknik modern seperti
hibridisasi atau transgenik adalah
kelanjutan dari prinsip ini.
4. Ilmu Pengetahuan sebagai Anugerah
untuk Mengolah Alam
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang
di langit dan di bumi semuanya...”
(QS. Al-Jāthiyah: 13)
susu/dagingnya untuk kesejahteraan
umat (HR. Bukhari & Muslim).
Dalam konteks modern: membolehkan
perkawinan silang hewan ternak,
bahkan pengembangan melalui
rekayasa genetik (misalnya sapi perah
dengan produksi susu tinggi) selama
memberi manfaat.
3. Manfaat & Kemaslahatan Ilmiah
Hadits Nabi ﷺ:
“Sebaik-baik manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad, Thabrani, Daruquthni –
hasan)
Rekayasa genetika boleh dilakukan
jika manfaatnya nyata: misalnya
tanaman tahan kekeringan, padi
berproduksi tinggi, hewan ternak sehat
dan produktif.
4. Larangan Merusak atau
Menyiksa Makhluk Hidup
Rasulullah ﷺ bersabda:
moral dalam inovasi
ilmiah.
Jadi, Al-Qur’an
mengarahkan agar rekayasa
genetika tumbuhan dan
hewan digunakan untuk
kebaikan umat manusia
(pangan, obat,
kesejahteraan), dengan
syarat tetap menjaga
ekosistem dan etika.
Hadits memberikan
kerangka etis untuk
implementasi rekayasa
genetika tumbuhan dan
hewan:
1. Kebebasan
berinovasi dalam
pertanian &
peternakan (HR.
Muslim no. 2363).
2. Boleh melakukan
penyilangan/penge
mbangan hewan &
tanaman untuk
manfaat (HR.
Bukhari & Muslim).
3. Harus membawa
manfaat bagi

Ilmu genetika adalah salah satu bentuk
“penundukan” alam untuk manusia.
Rekayasa genetika bisa digunakan untuk:
• Tumbuhan: padi tahan kekeringan,
jagung tahan hama.
• Hewan: sapi penghasil susu lebih
banyak, ikan lebih cepat tumbuh.
5. Batas Etika: Jangan Merusak Alam
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi setelah (Allah)
memperbaikinya...”
(QS. Al-A‘rāf: 56)
Rekayasa genetika diperbolehkan selama
memberi manfaat (pangan, kesehatan,
kesejahteraan), tetapi dilarang jika
menimbulkan kerusakan, seperti:
• Menghilangkan keanekaragaman
hayati.
• Mengganggu ekosistem.
• Membahayakan manusia.
6. Manusia Sebagai Khalifah dan
Ilmuwan
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda) seluruhnya...”
(QS. Al-Baqarah: 31)
“Janganlah kamu menyiksa hewan.”
(HR. Bukhari no. 2365, Muslim no.
2244)
Artinya, modifikasi genetik tidak
boleh menyebabkan penderitaan
bagi hewan (misalnya cacat genetik,
gangguan kesehatan) atau merusak
ekosistem.
5. Etika & Amanah dalam Ilmu
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa menipu kami, maka ia
bukan dari golongan kami.”
(HR. Muslim no. 102)
Implementasi: rekayasa genetika tidak
boleh menyesatkan konsumen
(misalnya menyembunyikan risiko
GMO, atau menyalahgunakan untuk
hal berbahaya). Ilmu harus dijalankan
dengan amanah.

manusia (HR.
Ahmad).
4. Dilarang menyiksa
atau merusak
makhluk hidup
(HR. Muslim).
5. Ilmu harus
digunakan dengan
amanah, tidak
menipu (HR.
Muslim).
Jadi, rekayasa genetika
dibolehkan menurut spirit
hadits, asal diarahkan
pada kemaslahatan umat
dan tidak menimbulkan
kerusakan atau kezaliman
terhadap makhluk hidup.

Allah memberi manusia pengetahuan
ilmiah untuk meneliti, mengklasifikasi, dan
mengembangkan ciptaan-Nya. Rekayasa
genetika adalah amanah keilmuan yang
harus dijalankan dengan penuh tanggung
jawab.

24 Etnosain
s
Masalah:
Mengapa
petani
tradisional
menggunakan
rasi bintang
untuk
menentukan
musim tanam?

Keterkaitan:
Mempelajari
pengetahuan
lokal (kearifan
lokal) yang
didasarkan
pada
pengamatan
alam secara
turun-temurun
dan
mengaitkanny
a dengan
konsep ilmiah
formal
Implementasi Astronomi & Ekologi (Rasi
Bintang) dalam Al-Qur’an
1. Rasi Bintang sebagai Petunjuk Arah
(Navigasi)
Allah berfirman:
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-
bintang bagimu, agar kamu menjadikannya
petunjuk dalam kegelapan di darat dan di
laut...”
(QS. Al-An‘ām: 97)
Implementasi:
• Astronomi digunakan untuk
navigasi (dulu dalam pelayaran dan
perjalanan darat).
• Rasi bintang berperan seperti “GPS
alami” yang ditundukkan Allah bagi
manusia.
Implementasi Astronomi & Ekologi
(Rasi Bintang) dalam Hadits
1. Rasi Bintang sebagai Penunjuk
Arah & Navigasi
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya bintang-bintang itu
adalah sebagai tanda-tanda (petunjuk
arah). Dengan bintang-bintang itulah
mereka mendapat petunjuk dalam
kegelapan darat dan laut.
Barangsiapa beranggapan selain itu,
maka ia telah keliru...”
(HR. Ahmad, Hakim, dan Baihaqi –
hasan)
Implementasi:
• Bintang boleh digunakan untuk
menentukan arah
perjalanan.
Implementasi astronomi &
ekologi (rasi bintang) dalam
Al-Qur’an:
1. Navigasi →
petunjuk arah di
darat & laut (QS.
Al-An‘ām: 97).
2. Kalender & waktu
→ penentuan tahun,
bulan, musim (QS.
Yūnus: 5).
3. Tanda kekuasaan
Allah → tadabbur
ciptaan-Nya (QS.
Al-Furqān: 61).
4. Ekologi kosmik →
keteraturan langit-
bumi sebagai sistem
terintegrasi (QS. Al-
Hijr: 16).
5. Etika penggunaan
→ boleh untuk ilmu

(astronomi,
ekologi).
2. Bintang sebagai Penunjuk Waktu dan
Kalender
“Dia-lah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia
menetapkan bagi bulan manzilah-manzilah,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (waktu)...”
(QS. Yūnus: 5)
Implementasi:
• Peredaran bulan dan posisi bintang
digunakan sebagai sistem kalender
hijriyah.
• Menjadi dasar ilmu falak untuk
menentukan waktu shalat, awal
Ramadhan, Idul Fitri, dan musim.
3. Rasi Bintang sebagai Tanda
Kekuasaan Allah
“Maha Suci Allah yang menjadikan di
langit gugusan bintang (burūj) dan Dia
menjadikan padanya pelita (matahari) dan
bulan yang bercahaya.”
(QS. Al-Furqān: 61)
Implementasi:
• “Burūj” (rasi bintang) adalah tanda
kebesaran Allah dalam penciptaan.
• Sama seperti fungsi GPS alami
di masa kini.
2. Bintang & Bulan untuk
Menentukan Kalender Hijriyah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berpuasalah karena melihat hilal
dan berbukalah karena melihat
hilal...”
(HR. Bukhari no. 1909, Muslim no.
1080)
Implementasi:
• Peredaran bulan dan posisi
bintang digunakan untuk
menentukan awal
Ramadhan, Idul Fitri, Idul
Adha.
• Ilmu falak berkembang dari
dasar ini.
3. Bintang sebagai Hiasan &
Penjaga Langit
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya bintang-bintang
adalah penjaga langit. Jika bintang
hilang, maka akan datang kepada
falak, haram untuk
ramalan nasib.
Jadi, Al-Qur’an
mengarahkan astronomi dan
ekologi bintang untuk
fungsi ilmiah (ilmu falak,
navigasi, kalender)
sekaligus fungsi spiritual
(penguatan iman dan
tauhid).
Implementasi astronomi &
ekologi (rasi bintang) dalam
hadits:
1. Navigasi → bintang
sebagai petunjuk
arah (HR. Ahmad).
2. Kalender & ibadah
→ hilal untuk puasa
& hari raya (HR.
Bukhari & Muslim).
3. Ekologi kosmik →
bintang sebagai
penjaga langit (HR.
Muslim).
4. Etika ilmiah →
haram menjadikan
bintang sebagai
ramalan nasib (HR.
Abu Dawud).

• Astronomi bukan sekadar sains,
tetapi juga tadabbur yang
menguatkan iman.

4. Ekologi Langit–Bumi: Keteraturan
Sistem Alam
“Dan Kami jadikan di langit gugusan
bintang dan Kami hiasi ia bagi orang-
orang yang melihat.”
(QS. Al-Hijr: 16)
Implementasi:
• Langit bukan ruang kosong,
melainkan ekosistem kosmik yang
teratur.
• Rasi bintang bagian dari “arsitektur
alam semesta” yang memiliki fungsi
ekologis dalam keseimbangan bumi
(misalnya pengaruh gravitasi bulan
pada pasang surut laut).
5. Larangan Menyalahgunakan Bintang
untuk Ramalan
Nabi menegaskan bahwa bintang boleh
dipelajari untuk petunjuk arah dan
waktu, tapi tidak boleh untuk ramalan
nasib/zodiak. Hal ini sejalan dengan
prinsip Al-Qur’an bahwa bintang adalah
langit apa yang dijanjikan.”
(HR. Muslim no. 2531)
Implementasi:
• Bintang bukan hanya benda
fisik, tapi bagian dari ekologi
kosmik yang menjaga
keteraturan alam.
• Memberikan kesadaran
kosmologis: semesta berjalan
dalam sistem teratur yang
dijaga Allah.
4. Larangan Menghubungkan Nasib
dengan Bintang (Astrologi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa mempelajari satu
cabang ilmu nujum (perbintangan)
maka ia telah mempelajari satu
cabang dari sihir...”
(HR. Abu Dawud no. 3905, Ibnu
Majah no. 3726, hasan)
Implementasi:
• Astronomi boleh dipelajari
untuk ilmu dan ibadah (arah
kiblat, waktu shalat, kalender,
navigasi).
5. Spirit tauhid →
bintang sebagai
tanda kebesaran
Allah (HR. Bukhari
& Muslim).
Jadi, hadits menekankan
bahwa astronomi boleh
dipelajari untuk fungsi
praktis (waktu, arah,
musim) dan fungsi iman
(tadabbur kebesaran
Allah), tapi tidak boleh
diselewengkan ke
astrologi/ramalan.

tanda kebesaran Allah, bukan alat
perdukunan.

• Haram digunakan untuk
astrologi/ramalan nasib.

5. Bintang sebagai Tanda
Kekuasaan Allah
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa saat
melihat langit:
“Ya Allah, Rabb kami, Engkaulah
yang menciptakan ini tanpa sia-sia...”
(HR. Bukhari no. 7443, Muslim no.
763)
Implementasi:
• Rasi bintang menjadi objek
tadabbur agar manusia
semakin tunduk kepada Allah,
bukan sekadar pengetahuan
ilmiah.

25 Biomole
kuler
Masalah:
Penggunaan
tes DNA untuk
identifikasi
forensik atau
tes
kekerabatan.

Implementasi Biomolekuler dalam Al-
Qur’an
1. Penciptaan Manusia dari Unsur Dasar
(Sel & Molekul)
Allah berfirman:
Implementasi Biomolekuler dalam
Hadits
1. Konsep Genetik (DNA &
Pewarisan Sifat)
Rasulullah ﷺ bersabda:
Implementasi biomolekuler
dalam Al-Qur’an:
1. Unsur dasar
kehidupan (QS. Al-
Hijr: 26).
2. Air sebagai
medium

Keterkaitan:
Memahami
struktur unik
DNA setiap
individu dan
menggunakan
teknik seperti
PCR
(Polymerase
Chain
Reaction)
untuk
memperbanya
k sampel DNA
dan
mencocokkan
polanya.
“Dia menciptakan manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk.”
(QS. Al-Hijr: 26)
Tanah mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N),
fosfor (P), dan sulfur (S) yang juga
merupakan unsur utama biomolekul
(DNA, protein, lemak, karbohidrat).
2. Air sebagai Medium Kehidupan
Molekuler
“Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu
yang hidup...”
(QS. Al-Anbiyā’: 30)
Air adalah pelarut utama dalam reaksi
biomolekuler: metabolisme, transportasi
ion, reaksi enzimatik, dan penyusun utama
sel (±70%).
3. Proses Reproduksi: DNA & Informasi
Genetik
“Kemudian Kami jadikan air mani itu
segumpal darah (‘alaqah), lalu segumpal
darah itu menjadi segumpal daging
(mudghah)...”
(QS. Al-Mu’minūn: 14)
“Tidaklah seorang anak itu dilahirkan
melainkan dalam keadaan fitrah.
Maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi...”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini secara spiritual berbicara
tentang fitrah, tetapi dari sisi ilmiah
bisa dikaitkan dengan perpaduan
genetik (DNA ayah dan ibu) serta
faktor lingkungan. Anak lahir
membawa kode biomolekul (genetik)
yang kemudian dipengaruhi oleh pola
asuh.
2. Proses Penciptaan Embrio
(Biologi Molekuler Reproduksi)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya penciptaan salah
seorang dari kalian dikumpulkan
dalam rahim ibunya selama 40 hari
dalam bentuk nutfah, kemudian
menjadi ‘alaqah seperti itu (40 hari),
kemudian menjadi mudghah seperti
itu...”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini menggambarkan tahapan
perkembangan embrio, yang kini
dipahami terjadi melalui pembelahan
biomolekul (QS.
Al-Anbiyā’: 30).
3. DNA &
perkembangan
embrio (QS. Al-
Mu’minūn: 14).
4. Protein & nutrisi
dari makanan (QS.
‘Abasa: 24–27).
5. Mikrokosmos
tubuh sebagai
tanda kebesaran
Allah (QS. Adz-
Dzāriyāt: 21).
6. Etika sains:
pemanfaatan
biomolekuler harus
untuk kebaikan (QS.
Al-A‘rāf: 56).
Jadi, Al-Qur’an bukan
hanya mengisyaratkan
adanya unsur dan proses
biomolekuler, tetapi juga
mengajarkan arah etis
pemanfaatan sains ini:
untuk kehidupan,
kesehatan, dan
kemaslahatan umat
manusia.

Menunjukkan adanya proses bertahap
dalam perkembangan embrio, yang kini
dipahami sebagai ekspresi DNA,
pembelahan sel, diferensiasi jaringan, dan
regulasi biomolekuler.
4. Protein & Enzim: Kekuatan dari
Makanan
“Maka hendaklah manusia itu
memperhatikan makanannya.
Sesungguhnya Kami benar-benar telah
mencurahkan air, kemudian Kami belah
bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami
tumbuhkan biji-bijian di bumi itu...”
(QS. ‘Abasa: 24–27)
Ayat ini menunjukkan makanan (biji-bijian,
tumbuhan) sebagai sumber biomolekul
(karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
enzim) yang menopang metabolisme tubuh
manusia.
5. Biomolekul sebagai Tanda Kebesaran
Allah
“Dan pada dirimu sendiri, apakah kamu
tidak memperhatikan?”
(QS. Adz-Dzāriyāt: 21)
Al-Qur’an mendorong manusia untuk
meneliti mekanisme tubuh—termasuk
sel, diferensiasi jaringan, dan
ekspresi genetik — inti dari biologi
molekuler reproduksi.
3. Makanan sebagai Sumber
Biomolekul
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perut adalah rumah penyakit, dan
menjaga pola makan adalah pokok
pengobatan...”
(HR. Thabrani)
Hadits ini selaras dengan konsep
biomolekuler bahwa nutrisi (protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, enzim)
sangat menentukan kesehatan sel dan
metabolisme tubuh.
4. Madu sebagai Zat Bioaktif
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Kesembuhan itu ada pada tiga hal:
minum madu, sayatan alat bekam, dan
kay (terapi besi panas)...”
(HR. Bukhari)
Madu mengandung enzim, asam
amino, antioksidan, dan senyawa
bioaktif yang mendukung kesehatan,
Implementasi biomolekuler
dalam hadits tampak
dalam:
1. Genetik &
pewarisan sifat
(fitrah dan faktor
orang tua).
2. Embrio & tahapan
sel dalam rahim.
3. Pentingnya nutrisi
bagi kesehatan
molekuler tubuh.
4. Bioaktif alami
(madu,
habbatussauda,
dsb.) sebagai terapi
biomolekuler.
5. Air Zamzam
sebagai sumber
mineral & energi
seluler.
6. Etika ilmiah dalam
penggunaan
pengetahuan
biomolekuler.

biomolekul di dalam sel—sebagai tanda
kebesaran Allah.
6. Etika dalam Pemanfaatan
Biomolekuler
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi setelah Allah
memperbaikinya...”
(QS. Al-A‘rāf: 56)
Pengetahuan biomolekuler (misalnya
rekayasa genetik, terapi DNA,
bioteknologi) harus digunakan untuk
kemaslahatan manusia, bukan untuk
merusak ekosistem atau menciptakan
bahaya.

sesuai penelitian biomolekuler
modern.
5. Air Zamzam dan Biomolekul
Kesehatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Air Zamzam sesuai dengan niat
orang yang meminumnya. Jika engkau
meminumnya untuk kesembuhan,
maka Allah akan
menyembuhkanmu...”
(HR. Ibnu Majah)
Secara biomolekuler, air Zamzam
terbukti kaya mineral penting (Ca, Mg,
Na, K) yang menunjang fungsi
biomolekul tubuh dan metabolisme
sel.
6. Etika dalam Sains & Kesehatan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak boleh menimbulkan bahaya
bagi diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan orang lain.”
(HR. Ibnu Majah)
Ini menjadi dasar etika bioteknologi
dan biomolekuler: rekayasa genetik,
obat-obatan, dan penelitian sel tidak

boleh menimbulkan kerusakan atau
bahaya bagi manusia dan alam.

26 Kimia
Rumah
Tangga
Masalah:
Memilih
produk
pembersih
yang efektif
dan aman
untuk berbagai
permukaan di
rumah.

Keterkaitan:
Memahami
komposisi
bahan aktif
dalam produk
pembersih
(misalnya,
asam, basa,
surfaktan,
disinfektan)
dan reaksinya
terhadap jenis
noda atau
kuman
tertentu.
Implementasi Asam, Basa, Surfaktan, dan
Disinfektan dalam Al-Qur’an
1. Asam dan Basa (Sifat Zat &
Keseimbangan)
Al-Qur’an mengisyaratkan adanya
perbedaan sifat cairan:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut
mengalir berdampingan; yang ini tawar
lagi segar dan yang lain asin lagi pahit;
dan Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang menghalangi.”
(QS. Al-Furqan: 53)
Ayat ini menunjukkan adanya perbedaan
sifat kimia air (tawar vs asin/korosif →
sifat asam-basa). Dalam kimia, perbedaan
pH sangat menentukan reaksi biologis,
termasuk kehidupan organisme di
dalamnya.
2. Surfaktan (Pembersih & Daya Larut)
Surfaktan berfungsi menurunkan tegangan
permukaan air sehingga mampu
1. Asam (Acidic)
Rasulullah ﷺ menyebutkan cuka
(asam asetat) sebagai makanan yang
baik:
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik lauk pauk adalah
cuka.”
(HR. Muslim no. 2052)
Cuka (bersifat asam) berfungsi:
• Pengawet alami (mencegah
pembusukan mikroba).
• Memberi cita rasa.
• Antimikroba alami (efek
disinfektan makanan).
2. Basa (Alkaline)
Sabun tradisional pada masa dahulu
dibuat dari alkali (basa) yang berasal
dari abu kayu atau soda. Hadits tidak
menyebut langsung, tapi ada riwayat
tentang sabun/wasilah pembersih:
Dalam Al-Qur’an, konsep
asam, basa, surfaktan,
dan disinfektan tersirat
dalam:
1. Asam-Basa:
perbedaan sifat air
laut & tawar (pH &
kimiawi).
2. Surfaktan alami:
air hujan
membersihkan
kotoran &
menyuburkan bumi.
3. Disinfektan alami:
air menyucikan
tubuh & lingkungan
dari najis/mikroba.
4. Asam & Basa
dalam makanan:
cuka, garam, dan
mineral sebagai zat
bermanfaat.
Dalam hadits, konsep asam,
basa, surfaktan, dan
disinfektan terlihat melalui:

membersihkan kotoran/minyak.
Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan dari langit air yang
sangat bersih (thahuran).”
(QS. Al-Furqan: 48)
Air hujan diibaratkan surfaktan alami:
mampu melarutkan debu, menyuburkan
tanah, membersihkan tubuh, dan menjadi
sarana penyucian (wudhu, mandi janabah).
3. Disinfektan (Penyucian &
Penghilangan Najis)
Konsep disinfeksi (membunuh mikroba
atau menghilangkan kotoran) tersirat dalam
perintah thaharah:
“... Dan Allah menurunkan kepadamu air
dari langit untuk menyucikan kamu dengan
air itu dan menghilangkan gangguan
syaitan dari kamu...”
(QS. Al-Anfal: 11)
Air dalam ayat ini berfungsi
membersihkan jasmani dan rohani.
Dalam ilmu modern, air, garam, dan bahan
alami lain (misalnya cuka/acidic vinegar,
garam, atau abu) berfungsi sebagai agen
disinfektan tradisional.
Dalam riwayat, Rasulullah ﷺ pernah
mandi dengan air bercampur daun
bidara (sidr) untuk membersihkan
diri dari janabah.
(HR. Abu Dawud no. 354)
Daun bidara (sidr) bersifat basa lemah
& berperan seperti sabun alami
(surfaktan tradisional).
3. Surfaktan (Pembersih)
Surfaktan adalah zat yang bisa
mengikat minyak/kotoran lalu larut
dalam air.
• Nabi ﷺ menganjurkan
penggunaan daun bidara
(sidr) untuk membersihkan
mayat sebelum dikafani:
“Mandikanlah dia dengan air
dan daun bidara (sidr)...”
(HR. Bukhari no. 1253,
Muslim no. 939)
Sidr berfungsi seperti sabun alami
(surfaktan) karena busanya
membantu mengangkat kotoran &
minyak.
1. Asam: penggunaan
cuka sebagai
makanan sehat &
pengawet alami.
2. Basa: alkali alami
dari sidr atau abu
untuk pembersih.
3. Surfaktan: daun
bidara sebagai sabun
alami untuk mandi
& memandikan
jenazah.
4. Disinfektan: air
sebagai penyuci
utama, ditambah
penggunaan
wewangian alami
untuk mencegah bau
& mikroba.

4. Penggunaan Bahan Bersifat
Asam/Basa dalam Kehidupan
• Cuka (asam asetat): disebut dalam
sunnah sebagai campuran makanan
(QS. Al-Baqarah: 266 → isyarat
buah anggur/kurma yang bisa
difermentasi).
• Garam laut (basa lemah &
mineral): digunakan untuk
makanan & kesehatan (QS. An-
Nahl: 14 → laut menghasilkan
garam & perhiasan).

4. Disinfektan (Penghilang Najis &
Mikroba)
• Air adalah agen disinfektan
utama yang disebut dalam
hadits:
“Air itu suci dan mensucikan,
tidak ada yang menajiskannya
kecuali jika berubah bau, rasa,
atau warnanya karena najis.”
(HR. Abu Dawud no. 66,
Tirmidzi no. 66)
Air digunakan untuk:
• Membersihkan najis.
• Menyucikan dari hadats
(wudhu & mandi).
• Menghilangkan kotoran
mikrobiologis (fungsi
disinfektan alami).
• Penggunaan wewangian &
kayu gaharu (ud) dalam
prosesi jenazah juga punya
efek antimikroba dan pengawet
alami.

27 Ekologi Masalah:
Dampak
membuang
sampah plastik
Implementasi Ekologi dalam Al-Qur’an
1. Keseimbangan Ekosistem (Mīzān)
Implementasi Ekologi dalam Hadits
1. Menanam Pohon = Amal Jariyah
Implementasi ekologi
dalam Al-Qur’an
mencakup:

sembarangan
ke sungai atau
laut.

Keterkaitan:
Memahami
konsep rantai
makanan dan
aliran energi.
Plastik yang
terurai menjadi
mikroplastik
dapat masuk ke
dalam rantai
makanan,
merusak
ekosistem, dan
membahayaka
n organisme
hingga
manusia.
Allah menciptakan segala sesuatu dengan
ukuran dan keseimbangan.
“Dan Allah telah meninggikan langit dan
Dia meletakkan neraca (keseimbangan).
Supaya kamu jangan merusak
keseimbangan itu.”
(QS. Ar-Rahman: 7–8)
Prinsip ini selaras dengan konsep ekologi:
setiap spesies dan unsur lingkungan
memiliki peran menjaga keseimbangan
ekosistem.
2. Air sebagai Sumber Kehidupan
“Dan Kami jadikan dari air segala
sesuatu yang hidup...”
(QS. Al-Anbiya: 30)
Air adalah faktor utama dalam ekologi,
menopang kehidupan tumbuhan, hewan,
dan manusia. Tanpa air, ekosistem hancur.
3. Larangan Merusak Lingkungan
“Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi setelah Allah
memperbaikinya...”
(QS. Al-A’raf: 56)
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam
pohon atau menabur benih, lalu
burung, manusia, atau hewan
memakannya, kecuali itu menjadi
sedekah baginya.”
(HR. Bukhari no. 2320, Muslim no.
1553)
Hadits ini menekankan peran vegetasi
dalam ekologi: memberi oksigen,
makanan, dan menjaga keseimbangan
alam, sekaligus berpahala.
2. Larangan Menebang Pohon
Sembarangan
Dalam riwayat, Nabi ﷺ melarang
merusak pohon bahkan dalam kondisi
perang:
“Janganlah kalian membunuh anak
kecil, orang tua, wanita; jangan
merusak bangunan, dan jangan
menebang pohon kurma.”
(HR. Ath-Thabrani)
Ini adalah prinsip konservasi
lingkungan, bahkan di situasi ekstrem
(perang).
1. Menjaga
keseimbangan
alam (mīzān).
2. Mengakui air
sebagai inti
ekosistem.
3. Melarang
perusakan
lingkungan.
4. Menghormati flora
dan fauna sebagai
bagian rantai
ekologi.
5. Mengakui
keanekaragaman
hayati sebagai
rahmat Allah.
Dalam hadits, implementasi
ekologi tampak dalam
bentuk praktik nyata:
1. Menanam pohon
dan melestarikan
tumbuhan ??????.
2. Melarang
penebangan pohon
sembarangan ??????.
3. Menghemat air dan
sumber daya .
4. Memperlakukan
hewan dengan adil
??????.

Ini adalah peringatan ekologis: deforestasi,
pencemaran, eksploitasi berlebihan dapat
merusak ekosistem yang sudah Allah atur.
4. Flora & Fauna dalam Rantai Ekologi
Al-Qur’an sering menyebut hewan &
tumbuhan sebagai tanda kekuasaan Allah:
• Hewan ternak untuk pangan (QS.
An-Nahl: 5–8).
• Tumbuhan sebagai sumber oksigen,
pangan, dan obat (QS. Yasin: 33–
35).
Menunjukkan interaksi produsen
(tumbuhan), konsumen
(hewan/manusia), dan decomposer dalam
ekosistem.
5. Keanekaragaman Hayati
“Dan di bumi terdapat bagian-bagian
yang berdampingan, kebun-kebun
anggur, tanaman-tanaman, pohon
kurma yang bercabang dan tidak
bercabang, semuanya disiram dengan air
yang sama, tetapi Kami lebihkan
sebagian tanaman atas yang lain dalam
hal rasanya...”
(QS. Ar-Ra’d: 4)
3. Pengelolaan Air dan Larangan
Pemborosan
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Janganlah berlebih-lebihan dalam
menggunakan air, meskipun kamu
berada di sungai yang mengalir.”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah)
Konsep efisiensi sumber daya air,
kunci dalam ekologi, agar tidak terjadi
kelangkaan dan kerusakan ekosistem
air.
4. Perlakuan terhadap Hewan
Nabi ﷺ bersabda:
“Ada seorang wanita diazab karena
mengurung seekor kucing hingga mati
kelaparan...”
(HR. Bukhari no. 3318, Muslim no.
2242)
Hewan adalah bagian ekosistem.
Hadits ini menegaskan pentingnya
kesejahteraan satwa (animal
welfare).
5. Kebersihan dan Pencegahan
Penyakit
5. Menjaga kebersihan
lingkungan ??????.
Semua itu menunjukkan
bahwa Islam melalui hadits
Rasulullah ﷺ mengajarkan
ekologi berbasis ibadah,
yaitu menjaga bumi sebagai
amanah Allah.

Al-Qur’an mengakui adanya biodiversitas
meskipun sumber kehidupannya sama (air,
tanah, sinar matahari).

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Kebersihan adalah sebagian dari
iman.”
(HR. Muslim no. 223)
Kebersihan (lingkungan, air, udara,
tanah) adalah prinsip dasar ekologi
agar ekosistem sehat dan manusia
tidak terancam penyakit.
Tags