Penanganan Cedera Kepala Revisi Terbaru.

darkviewer 1 views 131 slides Oct 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 131
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131

About This Presentation

-


Slide Content

d r . HER A PRASETIA , Sp.BS , M.Kes ,. FINPS PENANGANAN CEDERA KEPALA

BEDAH SARAF T rauma : Kepala , Medula Spinalis Kongenital : Hidrocephalus , Encephalocele Degene r ati f : HN P, K ana l S t enosis Infeksi : Spondilitis TB, Abses cerebri Tumor : Otak , Myelum Vaskular : CVA Bleeding, Aneurisma , AVM P ai n & F ungsional : Interventional Pain Management, Epilepsi , Movement Disorders, Stereotactic

BEDAH SYARAF BEDAH ORTHOPEDI SPINE

TERAPI OPERATIF CVA BLEEDING TUMOR CEREBRI DEGENER A TI F : HNP NEUROLOGI PENYAKIT SYARAF NEUROSURGERY BEDAH SYARAF

PENAH Meningkatnya iptek (industri dan transportasi) → jumlah korban kecelakaan makin banyak Penyebab cedera kepala - 45 % KLL - 30 % t erjatuh - 10 % k ecelakaa n k erja - 10 % r ek r easi - 5 % dise r ang Laki-lak i > pe r empua n 1 5 – 3 4 tahun

DATA RSUD JOMBANG

PASIEN BEDAH SARAF YG DIRAWAT INAP DI RS HVA TAHUN 2023-2024 NO DIAGNOSIS JUMLAH MRS JUMLAH OPERASI 2023 2024 2023 2024 1 TRAUMA COR 162 123 16 4 COS 44 23 13 5 COB 7 9 4 1 2 VASCULAR CVA 12 5 5 4 3 TUMOR TU CEREBRI 4 1 STT TUMOR 4 CONGENITAL HYDROCEPHALUS MENINGOCELE 5 INFEKSI HYDROCEPHALUS 6 DEGENERATIF HNP 1 CANAL STENOSIS 7 LAIN SKULL DEFECT 1 1 WOUND DEHISCENSE LAIN-LAIN 40 62 18 9 JUMLAH YG DIRAWAT 269 224     JUMLAH YG DIOPERASI     57 24

Di USA , 1990 : Jumlah penderita meninggal 148.500 karena trauma kepala (8% dari seluruh kematian) Tingkat kematian 14-30 per 100.000 penduduk / tahun Insiden , 200 per 100.000 penduduk/tahun Di RSU Dr.Soetomo, Surabaya,tahun 2002-2004 - Jumla h penderit a r ata- r ata : 179 3 jiwa/tahun - K ematia n : 12,92% -Tingkat keparahan : COR = 62,85%, COS =24,65%, COB =12,5%

P ad a penderit a CO B : > 50% disertai trauma ditempat lain Trauma kepala leher Trauma thoraks Trauma abdomen Trauma pelvis T r aum a spinal : 2-5% Trauma extremitas

Penyebab syok perdarahan pada penderita multi trauma : Perdarahan intraperitoneal atau retroperitoneal Hematothoraks Perdarahan pelvis Perdarahan extremitas tulang Panjang Perdarahan subgaleal pada anak Ruptur aorta traumatik

DEFINISI Istilah cedera kepala = cedera otak, yaitu cedera yang mengenai kepala, fraktur wajah atau kerusakan jaringan lunak pada wajah dan kepala

KLASIFIKASI Berdasarkan 3 cara : Mekanisme trauma cedera tumpul luka tembus Morfologi fraktur kalvaria - ata p : linie r , dep r essed - basi s t eng k o r ak lesi intrakranial - fokal : epidural, subdural , intrakranial hematom - difu s : concussion , difu s a x ona l inju r y

Derajat cedera Ringa n : GC S 14-15 Sedan g : GC S 9-13 Be r a t : GC S 3-8 Pembagian secara tradisional : Comotio serebri Contusio serebri Laserasi serebri

Glasgow Coma Scale (GCS) Jenis Pemeriksaan Nilai Respon Buka mata (eye pening = E) Spontan 4 Terhadap suara 3 Terhadap nyeri 2 Tdk ada 1 Respon Verbal (V) Berorientasi baik 5 Berbicara mengacau / 4 bingung Kata-kata tdk teratur 3 Suara tdk jelas 2 Tdk ada 1 Respon Motorik terbaik ( M ) Iku t perintah 6 Melokalisir nyeri 5 Fleksi normal (menarik anggota yg dirangsang) 4 FleksiAbnormal (dekortikasi) 3 Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2 T ida k ad a ( flacid) 1

GRAFIK KESADARAN 2 Cedara Otak Sekunder t GCS t t t t t GCS GCS GCS Grafik Kesadaran Berdasarkan GCS 1 Membaik GCS 15 15 15 15 15 15 GCS t 15 GCS

MEKANISME Statis - cedera otak timbul secara lambat, < 200 milisekon - ja r an g t erjadi Dinamik - C O timbul seca r a cepat , > 20 milise k on Impulsif Tidak langsung membentur kepala, terjadi pada waktu kepala bergerak atau berhenti mendadak Impak Trauma langsung membentur kepala

IMPAK Kontak /benturan langsung (contact injury). Dapat menimbulkan kelainan : loka l : f r aktu r , pe r da r aha n EDH , coup kontusio jauh : f r aktu r dasa r t eng k o r ak, f r aktur diluar tempat benturan. memar otak kontra coup dan intermediate karena shock wave. Inertia ( acceleration dan deceleration) Perbedaan massa jaringan otak dan tulang menyebabkan perbedaan gerak

2. Inertia

PATOFISIOLOGI Fisiologis : - K ompa r t eme n r ongg a int r ak r anial (dewasa) rigid atau tetap, terisi 3 komponen : Otak Da r ah CSF : 120 gr : 15 gr : 15 gr - TIK normal di dalam ventrikel : Dewasa : < 1 mmhg Ana k k eci l : 3- 7 mmhg Bay i : 1, 5 – 6 mmhg

Penyebab peningkatan TIK 1. Otak - Expandin g mas s : EDH , SDH , ICH ↑ : edem a se r ebri - V olum e air 2. Darah - V asodilatasi - Obstruks i outflo w sis t e m venous 3. CSF - ganggua n absorbs i da n p r oduksi

Doktrin Monro-kellie - Kompensasi : 1 . CSF Komponen darah Otak Isi rongga intrakranial adalah konstan O + D + CSF = C Jika ada penambahan massa → salah satu komponen harus kompensasi

RESPON CSF : - Produksi ↓ - CSF otak → rongga subaraknoid dan kanalis sentralis medula spinalis Klini s : kak u kuduk da n leher CT: gambaran ventrikel dan sisterna basalis menyempit, giru s da n sulcus menghilang T ekana n da r a h : sis toli k da n dias t oli k ↑ F ungs i par u : f r ekuens i napa s ↓ Jaringan otak : bergerak ke lokus minori → herniasi

HERNIASI Subfalcin lobus frontalis terjepit dan terdorong pada sisi berlawanan ACA terjepit Trans Tentorial / Uncal bagian tepi medial lobus temporalis melewati hiatus tentorii

- ACA tertekan → hemianopsia - penekanan formatio reticularis → penurunan kesadaran penekana n N.II I → pupil dilatasi dan ptosis satu sisi penekanan oleh kernohan notch → hemiparese kontralateral Central Herniasi otak tengah dan diencephalon Tonsilar tonsil cerebelum terjepit foramen melalui magnum

EDEMA SEREBRI Definisi : kelebihan air di dalam jaringan otak baik intraselular ataupun extraselular Penyebab tersering TIK ↑ Ada 2 macam : vasogenik sitotoksik

1. Vasogenik oleh karena kerusakan pembuluh darah (BBB) normal BBB tidak dapat ditembus cairan intravaskular cai r a n int r avaskular → k e e xt r aselula r , tek. osmotik > intraselular → cairan intraselular tertarik ke extraselular → edema ekstraselular → sel otak mengkerut

2. Sitotoksik edema otak → hipoksia → reaksi anae r ob → A TP ↓ → ganggua n pompa Na- K → Na tidak dapat dipompa keluar sel → Na menarik air → edema intraselular T r aum a → k erusaka n BB B → pe ↑ TI K → CPP ↓ → reaksi anaerob → edema sitotoksik

PATOLOGI CEDERA PRIMER Cedera yang terjadi akibat langsung dari trauma a. SCALP K uli t : vulnus apper tum , e x coriasi subgaleal hematom : pengumpulan darah diantara galea dan pericranium pd loose connective tissue. subperios t ea l hema t o m : dianta r a periosteal layer dan tulang

b. Tulang 1. Pola 2. Lokasi 3. Tipe : - f r aktu r linier fraktur diastase fraktur impresi : - Kalvaria Basis cranii : - T erbuka Tertutup

c. Otak : - Robekan duramater - Contusi o : difus, lokal - Lase r as i ( r obekan ) ce r ebri 2. CEDERA SEKUNDER cede r a yang disebabka n k omplikas i atau cedera sekunder - oede m otak - hipoksi a otak - k elaina n metabolik - k elaina n pernafasan - hipo t ens i / syok

3. KOMPLIKASI hematom intrakranial - EDH - SD H : akut , k r onis - ICH - SAH - Subdu r al hygroma pneumosefalus LCS leakage Infeksi

FRAKTUR LINIER

FRAKTUR IMPRESI

FRAKTUR DIASTASIS

FOTO CERVICAL LATERAL

EDH

SDH

ICH

DIAGNOSTIK F o t o polos k epal a / skull fo t o - AP - La t e r al - tangensial CT scan kepala - tanp a k ont r a s : pe r da r aha n (t r auma & stroke), kongenital - k ont r a s : tumo r , vaskular MRI - K epala - spinal

DIAGNOSTIK A. Indikasi Foto Polos ( X Kepala AP / Lateral) Jeja s > 5 c m (hema t o m ata u vulnus) Luk a tusu k / cluri t ata u luk a t embak Corpus alienum (peluru, dll) Fraktur terbuka Deformitas kepala (inspeksi atau palpasi) Nyeri kepala menetap Gejala fokal neurologis Ganggua n k esada r a n (GC S < 15)

B. Indikasi CT Scan Kepala Nyeri kepala atau muntah-muntah menetap Kejang-kejang Luka tusuk atau luka tembak kepala (corpus alienum) P enuruna n GC S ( > 1 point) Lateralisasi : - Pupil anisokor - Hemiparese GC S < 1 5 da n selama t e r ap i k onse r vatif tidak membaik Bradikardi yang menyertai salah satu gejala diatas. Cedera kepala yang tidak sadar disertai cedera multipel.

PENATALAKSANAAN T indaka n awa l : Resusitas i ABC Penanganan TIK Elevas i k epal a 3 de r aja t : venous r eturn meningkat → CBV menurun → TIK menurun Hiperventilasi ringan bila perlu dengan ventilator pertahankan PaCO2 30-45 mmHg → vasokonstriksi → CBV menurun → TIK menurun

P e r tahanka n CP P > 7 mmHg - CPP menurun → oedema sitotoksik → TIK meningkat Pertahankan normovolemia - tidak dilakukan dehidrasi - cai r a n iso t onis Pertahankan normotermia - suhu tubuh meningkat → metabolisme meningkat - setiap k enaika n 1 C → k ebutuha n cai r a n ditambah 10 % dari k ebutuha n normal - hipe r t ermi a → vasodilatasi → CB V meningkat → TIK meningkat

f. Mencegah kejang - k ejan g → TI K menuru n → herniasi ce r ebri -anti kejang : dipheniilhidantoin dosis awal 13-18 mg/kg/BB bolus diikuti 6-8 mg/kg/BB g. Manitol Efek utama : Dehidrasi jaringan otak yang edema memperbaiki fungsi reologi darah

h. Diuretik non osmotik - Furosemid loop diuretik, merupakan adjuvant karena sedikit mempengaruhi penurunan produksi CSF - kombinasi manitol dan furosemid □ efek sinergik Kortikosteroid tidak digunakan pada TIK oleh karena cedera kepala menurunkan TIK pada tumor serebri yang disertai oedema

2. TERAPI Operasi Evaluasi penyebab peningkatan TIK sehingga terjadi perbaikan terhadap BBB Drainase CSF ventrikel Ventrikulo s tomi

PENANGANAN DINI Di tempat kejadian - Pemindahan pasien dari tengah jalan ke tepi, dari jepitan badan kendaraan dekat mengakibatkan cedera yang lebih berat → perlu peralatan yang memadai dan pengetahuan penanganan - Pengangkutan dari TKP ke RS dengan amblance P r oblem Ambulan tidak memenuhi syarat Resiko selama transportasi

SISTEM RUJUKAN RAWAT JALAN

SISTEM RUJUKAN EMERGENCY

RUJUKAN Sistem Rujukan : Bila mudah dijangkau tanpa memperberat kondisi penderita sebaiknya langsung dirujukan ke RS yang ada fasilitas bedah saraf. Bila A-B-C tidak stabil dirujuk ke RS terdekat Kontra indikasi transportasi : Pasien dengan shock

Sebelum merujuk, dianjurkan untuk komunikasi dengan tempat rujukan untuk : Mendiskusikan indikasi rujukan Menginformasikan kondisi penderita Memastikan kesiapan alat/tempat/ahli bedah ditempat rujukan Mendiskusikan terapi dan advis lain pada saat transportasi

KOMUNIKASI Antara petugas kesehatan di lapangan dengan pusat kesehatan Sa r an a yang pentin g : t elpon , H P, P age r , Email, F ax radio medik Kegunaan : Mengatasi keraguan : Dx, tindakan, memilih RS rujukan Persiapan di tempat rujukan Sarana pembedahan, ICU, ventilator, tenaga ahli siap di tempat ?

SURAT RUJUKAN Merupakan suatu keharusan Penting untuk bahan pertimbangan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan pada keadaan gawat darurat Surat pengantar berisi : Nama, umur, alamat Proses kejadian Kondisi terakhir (GCS, Pupil, motorik, vital sign) Terapi yang sudah diberikan Penyakit lain yang diketahui RS rujukan wajib membalas surat rujukan

STANDART TRANSPORTASI Selama didalam transportasi, ABC pasien harus dijamin stabil Selama transportasi bisa terjadi : shock, kejang, apnea, obstruksi napas, gelisah Persyaratan : Tenaga medis/paramedis yang mampu menangani masalah A-B-C Alat dan obat gawat darurat : Ambubag - Manitol 20 % Mayo – Diazepam Injeksi Alat Penghisap ( suction ) – Adrenalin Injeksi Oksigen – CPZ Injeksi Infus Set dan Cairan 3. Surat Rujukan

Perbedaan MOBIL AMBULANCE dan MOBIL JENAZAH

PROGNOSA Faktor yang memperburuk : Terlambat dibawa ke RS / terlambat resusitasi RS yang tidak adekuat Pengangkutan yang tidak standar Terlambat dilakukan tindakan bedah Cedera multiple

No pain reaction Apnea ( ACCIDENT SPOT O F ACCIDENT) BRAIN SHOCK : ( Seconds-minutes ) Bila t e r al pupi l dilatation, negative light + corneal reflex P uls e i s no t clear unpredictable A 1 B 1 C

Penderita Cedera Kepala Primar y Surve y : Resusitas i A – B – C Secondar y Surve y : Anamnesa , Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnostik Diagnosa Penatalaksanaan MRS Operasi Konservatif KRS Di Rumah Sakit ALUR PENANGANAN PENDERITA CEDERA KEPALA DI IGD

INS T ALAS I G A W A T DARUR A T PERMENKES RI NOMER 47 TAHUN 2018 STANDAR PELAYANAN IGD RS

I PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI Pemeriksaan cepat, kelainan A → B → C →, lalu segera lakukan tindakan resusitasi A = Air Way = Saluran Nafas Bebaskan (posisi, buka mulut bersihkan muntahan, lendir, benda asing) Perhatikan tulang leher, immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi, hiperfleksi, rotasi. Semua penderita tidak sadar harus dianggap ada cidera tulang leher. B = Breathing = Pernafasan Suara nafas bersih, hembusan nafas baik, (gerakan nafas dada baik) bila tidak baik, lakukan nafas buatan (mulut ke mulut atau pakai alat) Beri masker oksigen/nasal

C = Circulation = Peredaran Darah Denyut jantung (-) cardiac arrest, lakukan resusitasi jantung. Bila shock (tensi < 90, dan ndi > 100) atasi dengan infus cairan RL (ringan laktat, cari sumber perdarahan (tulang, thorak, abdomen, pelvis) ingat : luka di kepala pada orang dewasa hampir tidak pernah menyebabkan shok. Bila tensi < 90 tetapi nadi juga < 90, pikirkan kemungkinan spinal shock, batasi cairan Hentikan perdarahan dari luka terbuka D = Disability = Kelainan neurologis dan lain-lain Periksa kesadaran : memakai skor dari Glasgow Coma Scale (lihat halaman berikutnya Pupil, bentuk/besarnya, reaksi cahaya Periksa bagian tubuh lain secara cepat : Nyeri/jelas di dada, perut, tungkai, panggul, leher.

KONDISI DIAGNOSIS TERAPI 1 Tensi turun , Nadi naik Syok Hipovolemik Resusitasi Cairan 2 Tensi turun , Nadi turun Syok spinal / Neurogenik Batasi Cairan , SA 3 Tensi naik , Nadi turun Cushing Respon Penanganan TIK

Perhatian : Kelainan A B C sangat menentukan nasib penderita, bila tidak diatasi dapat dengan cepat memperjelek cidera otak yang sudah ada. Posisi Tidur Cegah head down (kepala lebih rendah dari tubuh) karena dapat menyebabkan bendungan vena di kepala dan menaikkan tekanan intrakranial. Posisi yang baik ialah : miring (badan menumpu pada bahu, panggul dan lutut pada satu sisi), kecuali bila ada fraktur cervical.

II. SECONDARY SURVEY - Pemeriksaan ulang secara teliti seluruh tubuh mulai dari ujung rambut kepala sampai ujung kaki. - Menentukan kelainan bedah saraf : Anamnesa, mencari informasi tentang : Kejadian sadar segera sesudah kejadian Pernah sadar segera sesudah kejadian Mabuk, minum alkohol, penggunaan narkotik Penyakit lain (epilepsi, DM, kelainan darah, penyakit jantung, kelainan mata, gagal ginjal, pernah jatuh) Pemeriksaan neurologis Tingkat kesadaran : GCS Pupil (bentuk, ukuran, reaksi cahaya) Motorik (paresa/ plegi ekstremitas)

KRITERIA DIAGNOSA 1. Berdasarkan tingkat kesadaran yang diukur dengan skala GCS (pasca resusitasi) - GCS 14 – 15 - GCS 9 – 13 - GCS ≤ 8 : Cedera Otak Ringan (COR) : Cedera Otak Sedang (COS) : Cedera Otak Berat (COB) 2. Berdasarkan morfologi (Pemeriksaan foto kepala dan CT scan). Fraktur kepala Lesi intrakranial : Linier, impresi, basis kranii : Epidural hematom (EDH), subdural hematom (SDH), intraserebral hematom (ICH), diffuse axonal injury (DAI)

PENATALAKSANAAN Kriteria MRS 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gangguan kesadaran (GCS < 15) Ada gejala fokal neurologis (hemiparesa, anisokor, kejang) Nyeri kepala atau muntah yang menetap Fraktur tulang kepala, fraktur tulang dasar tengkorak Luka tusuk atau luka tembak (Corpus alienum) Tidak ada yang mengawasi dirumah Tempat tinggal diluar kota. Disertai mabuk atau epilepsi Disertai kelainan darah Gangguan pembekuan darah DM, gagal ginjal Pasca trepanasi karena sebab lain. 10. Umur diatas 50 tahun.

Kriteria Tidak Perlu MRS Orientasi (waktu dan tempat) baik Tidak ada gejala fokal neurologis Tidak muntah atau nyeri kepala Tidak ada fraktur tulang kepala Ada yang bisa mengawasi dengan baik di rumah Tempat tinggal dalam kota.

PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK

INDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR / RESPIRATOR - Respirator y rat e ( F r ekuens i napas ) > 3 5 ata u < 10 (Norma l : 1 – 2 x / menit). Pa O 2 : < 6 mmH g (Norma l : 7 5 – 100mmHg) PaC O 2 : > 6 mmH g (Norma l : 3 5 – 4 5 mmHg)

- Kebutuhan cairan = 30-40 cc/kg bb/hari - kebutuhan kalori = 30-40 kal/kgbb/hari 3. Hipotonis Cairan infus Hipe r t oni s : albumin, D 40% Isotonis : NaCl , D5% , D5 1 / 2 NS, D 5 1 / 4 NS, RL : H 2 O

- Infus D5 ½ NS = D5% + normal saline = 5 gr glukosa per 100 cc = 25 gr glukosa per 500 cc (1flash) - 1 gr glukosa ~ 4 kalori 25 gr glukosa ~ 100 kalori (1 flash D5 ½ NS) - kebutuhan kalori = 50 x 40 kal/hr = 2000 kal / hr pemberian cairan D51/2 NS = 1500-2000 cc → 300-400 kal/hr

Kekurangan ? glikogen glukosa Asam lemak protein glikogenesis glikogenolisis glikoneogenesis glikoneogenolisis

TERAPI MANITOL Diberikan pada penderita kritis : Gejala herniasi ( T ↑ , N ↓ , pupil anisokor, hemiparesa). Menunggu foto rontgen atau acara operasi Harus ditransport ke rumah sakit lain. Cara pemberian : Dosi s awa l : 5 c c / Kg B B / dosis diberikan cepat dalam 20 menit selanjutnya 2 c c / Kg B B / dosi s setiap 4 – 6 ja m / hari. Kontr a indikas i : hipo t ensi, dehid r asi, gangguan faal ginjal, dekompensasi jantung.

TERAPI ANTI KEJANG Indikasi : Penderita tidak sadar (COB) Pada CT Scan didapatkan lesi intrakranial ( EDH, SDH,ICH, Fraktur impresi terutama pada anak ) Cara pemberian : Pada saat kejang diberikan Diazepam (dewasa 10 mg i. v pelan, ana k 0, 2 m g / k g B B / dosi s i. v pelan). - Pencegahan atau pemeliharaan : diberikan Phenytoin dosis 10 – 16 mg / KgBB (diencerkan dengan aqua 20 cc) pelan-pelan dilanjutkan dosis pemeliharaan 6 – 8 mg / kg BB / hari.

Penanganan Luka Kulit Kepala Cukur rambut 3 cm di sekitarnya Desinfeksi kulit di sekitarnya. Lokal anastesi (dewasa, lidokain 1%, adrenalin 1 :100.000) Cara membuatnya: 1 cc adrenalin (1/1000) tambahkan 9cc aqua → buang 9 cc sisanya yang 1 cc ditambahkan 5 cc lidokain dan 4 cc aqua.

Eksplorasi, cari adanya liquor, jaringan otak, deformitas tulang (bila ini ada maka dicuci dengan Na Cl 0,9% steril secukupnya tanpa merangsang perdarahan baru, tutup kasa steril, bebat lalu rujuk). Bersihkan dengan perhidrol kemudian cuci dengan NaCl 0,9% steril sebersih-bersihnya Rawat perdarahan Jahit luka 2 lapis : - galea dijahit dengan chromik/vikril/dexon - kuti s da n subkutis denga n silk/nilon Jahitan diagkat hari ke-7

TINDAKAN OPERASI Pertimbangan untuk operasi Klinis, tergantung : Umur Penyakit sekunder GCS awal (GCS jelek tidak operasi). Defisit neu r ologi s : pupi l aniso k o r , hemipa r es a (pupil midriasis, refleks cahaya negatif tidak operasi).

Radiologis Foto polos kepala : fraktur impresi (terbuka → cito, tertutup → urgent). CT Scan kepala : ED H tebal ≥ 1 c m da n ata u efe k mass a ≥ 0, 5 cm. SD H tebal ≥ 1 c m da n ata u efe k mass a ≥ 0, 5 cm. IC H volum e ≥ 2 5 – 3 cc , lokas i superfisia l ser t a tidak pad a daera h vita l da n ata u efe k mass a ≥ 0, 5 cm. IVH yang disertai Hidrocefalus.

TERIMA KASIH

PERAWATAN/ OBSERVASI DI RUANG RAWAT INAP dr. HERA PRASETIA, Sp.BS., M.Kes ., FINPS 12 MACAM PERAWATAN

1. OBSERVATION OF CONSCIOUSNESS 2 Cedara Otak Sekunder t GCS t t t t t GCS GCS GCS Grafik Kesadaran Berdasarkan GCS 1 Membaik GCS 15 15 15 15 15 15 GCS t 15 GCS

2, OBSERVASI DEFISIT NEUROLOGI Lateralisasi (-) Pupil : Isokor Motorik : Normal Lateralisasi (+) Pupi l : Anisokor Motorik : Hemi/ Tetra Paresa/ Paralisa Disebabkan oleh : - Intrakranial - ekstrakranial : proses : Hipoksemia

Simulasi 1 S : Pasien KLL Di IGD : Pingsan /amnesia retrograde O : St. Generalis : Vital sign stabil St. Lokalis : Hematom Subgaleal parietal dekstra 5 cm St. Neurologis : GCS 456, pupil isokhor , hemiparese (-) Penunjang : Foto Skull → fraktur linier parietal (D) A : Cedera Otak Ringan + fr. linier parietal (D) subgaleal parietal D P : - MRS - Observasi ruangan

Simulasi 1 Di Ruangan S : Kesadaran O : St. Generalis : T: 140/90 N: 60 RR: 28 St. neurologis : GCS 335, pupil aniisokhor 5/3mm, slight , hemiparese. A : COR + Fr. linier parietal (D) + hematom subgaleal parietal (D) memburuk P : ? Proses intrakranial Proses extrakranial CT scan

Simulasi 2 S : Pasien KLL Di IGD : Tidak sadar O : St. Generalis : T:120/90, N: 65, RR:24x tax: 37 c. St. Lokalis : Hematom Subgaleal parietal dekstra 5 cm St. neurologis : GCS 235, pupil isokhor , hemiparese (-) Penunjang : CT Scan kepala → edema cerebri A : Cedera Otak Sedang + odem cerebri + hematom subgaleal parietal (D) P : - MRS - Terapi konservatif

Simulasi 2 Di Ruangan / ICU S : Kesadaran O : St. Generalis : T: 135/95 N: 60 RR: 28x t: 37,5 c. St. neurologis : GCS 125, pupil isokhor, hemiparese (-). A : COS + Odem cerebri memburuk. P : ? Proses intrakranial Proses extrakranial CT scan Cek : vital sign laboratorik AbN N GCS membaik Konservatif GCS tetap Koreksi

3. OBSERVASI JALAN NAPAS DAN PERNAPASAN 1 . Menjag a “ Ai r way + B r eathing” Menjaga PaO2 Hipoksemia Hiperoksemia : 80-12 mmHg : Metaboli k Anae r ob : Repe r fusio n Inju r y

4. OBSERVASI SIRKULASI Menjaga agar perfusi darah otak tetap baik T ekana n Sis t oli k : 10 – 12 mmHg T ekana n dias t oli k : 6 – 8 mmHg Keadaan : Urgen Terapi segera Hiper t ensi Hipotensi Shock Anemia

5. KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKTROLIT DAN NUTRISI Har i 1 – 2 - P emberia n cai r a n iso t onis - C ai r a n yang mengandun g elekt r olit Hari 3 Pemberian cairan/ nutrisi personde (Px yang tidak sadar), syarat : - Tidak ada retensi cairan lambung ( 100 cc/hari ) - P eristalti k usu s baik - T ida k ad a dis t ens i abdomen - T ida k ad a mua l da n muntah -“ Start low go slow “

Pertimbangan pada pemberian cairan Kenaikan suhu tubuh 1 C : perlu ekstra cairan 10 – 15 % dari kebutuhan cairan tubuh/ hari. Jangan diberikan cairan glukosa 5% per infus, karena glukosa akan dimetabolisme secara cepat → keadaan hipotonis

6. OBSERVASI SUHU TUBUH Temperatur Rectal Hiperthermia menyebabkan hipermetabolisme Penyebab hiperthermia : Intrakranial 2 . Ekstrakranial : - Infeksi Reaksi obat Transfusi darah Terapi : Kenaikan 1 C → berikan ekstra cairan 10-15%

HIPERTHERMIA 1. Anamnesa : - waktu - sifa t panas <24jam tetap > hr 2 fluktuatif 2. Penyebab intrakranial -dehidrasi -infeksi -reaksi tranfusi -reaksi obat 3. Fisik Kulit kering -plebitis Kulit basah PRIMER SEKUNDER

4. Laboratorium Leukosit LED N N ↑ ↑ - CRP N ↑ 5. Terapi - Antibiotika - + - Antipiretika - + - Kompres + + - Ruangan + +

7. KEADAAN GELISAH Faktor : Intrakranial 2. Ekstrakranial : - Mula i sadar - TIK Meningkat - Nyer i : f r aktu r t u : lang , kandun g k encing penuh - T empa t tidu r k o t or - P enderit a diikat - Hiper thermia - Ganggua n napas Terapi : Cari faktor penyebab dan hindarkan Oba t : - Clorp r omazi n 2 5 mg - Diazepam 5-10 mg

8. KEADAAN KEJANG Terjadi karena iritasi otak Terapi : Diazepam 10-40 mg intra vena selama serangan Bila serangan berhenti, berikan Phenytoin 3-5 mg/Kg/BB, atau Phenobarbital 3-5 mg/Kg/BB Terapi kejang dihentikan bila : - EE G Normal - 2 T ahu n beba s k ejang

9. MIKSI Pemasangan Dauer Kateter dengan tujuan : Monitor produksi urin Menghitung keseimbangan cairan Menjaga tempat tidur bersih dan kering Mencegah gelisah karena kandung kencing penuh

10. DEFAEKASI Konstipasi perlu diberikan obat laksan atau dengan cara manual

11. PERAWATAN KULIT Daerah kulit dengan penekanan yang terus menerus menimbulkan Dekubitus Bahaya Dekubitus : Infeksi → sepsis Hipoalbumin Terapi : Merubah posisi tidur secara periodic Pemberian bantal lunak / bantal air pada tempat dekubitus

Logroll Manuver

12. PERAWATAN MATA P emberia n t e t e s mat a / salep untuk mencegah keratitis Penderita Lagopthalmus → Resiko keratitis

PERAWATAN DI ICU (Pasca Operasi) 1. Dengan ventilator / respirator -1 – 4 jam pasca operasi, evaluasi : - Cushin g respon (T ↑, N ↓ , RR ↑ ) - Defisi t neurologis ( Pupi l anisoko r , Hemiparese) Bila ada : CT Scan kontrol -4 jam Pasca Operasi : CT Scan Kepala kontrol

2. Tanpa ventilator -1 – 6jam evaluasi : GCS Defisit neurologis Cushing respon GCS ↑, Defisit (-), Cushing (-) → Tanpa CT scan GCS ↓, Defisit (-), Cushing(-), → CT scan GCS Tetap, Defisit (+), Cushing (+) → CT scan GCS Tetap, Defisit (-), Cushing (-) → Evaluasi Ekstrakranial N CT scan AbN Koreksi
Tags