PARASETAMOL Mahasiswa : Dashinnie Narasimhanaidu (190261142) Pembimbing: dr. Pontisomaya Parami, Sp.An, MARS
Parasetamol ? Asetaminofen Senyawa metabolit aktif fenasetin, namun tidak memiliki sifat karsinogenik (menyebabkan kanker) seperti fenasetin. Memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para. Senyawa ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfat dan natrium nitrat.
Nama Generik & Nama Dagang Nama Generik : Parasetamol Nama Dagang : Sanmol, Procet, Panadol, Progesic, Tempra, Nalgesik, Paracetol, Xepamol, dll
Penyimpanan Tertutup rapat (closed sealed) Letak jauh dari jangkauan anak-anak Suhu kamar (15 - 30 derajat celsius) Jauh dari kelebihan panas dan kelembapaan Melindungi dari cahaya dan sedian suspensi atau larutan tidak boleh dibekukan.
Farmakologi Paracetamol adalah suatu analgesik antipiretik terpilih yang cepat diabsorbsitanpa menimbulkan iritasi pada lambungm dan bebas dari sifat-sifat toksis seperti methemoglobinemia dan anemia. Paracetamol relatif lebih aman dibandingdengan obat-obat analgesik-antipiretik yang lain. Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /analgesik.
Paracetamol utamanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh karena infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, paracetamol juga dapat digunakan untuk meringankan gejala nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang. Ia aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Sifat antipiretik yang dimiliki parasetamol disebabkan oleh gugus aminobenzendan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
Sifat analgesik dari parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampaisedang. Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama sepertiaspirin atau obat-obat Non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti pegel linu dan anti-inflammatory.
Farmakodinamik Mekanisme utama : P enghambatan siklooksigenase (COX). Meskipun memiliki sifat analgesik dan antipiretik seperti NSAID lainnya, perangkat anti-inflamasi aktivitas biasanya dibatasi oleh tingginya tingkat kadar peroksida dalam lesi inflamasi. M ekanisme analgesik acetaminophen (parasetamol), yaitu metabolit dari asetaminofen misalnya NAPQI, bekerja pada TRPA1-reseptor di sumsum tulang belakang untuk menekan transduksi sinyal dari lapisan luar dari cornu dorsalis, untuk mengurangi rasa sakit. Parasetamol diperkirakan selektif untuk COX-2 sehingga tidak signifikan menghambat produksi pro- pembekuan thromboxanes.
Farmakokinetik Metabolisme di hati : S ekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam satu hari pertama . S ebagian dihidroksilasi menjadi N asetil Benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. D osis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi substansinontoksik. D iabsorbsi cepat dan semprna melalui saluran cerna. Konsentras tertinggi dalam plasma dicapai dal a m waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25% parasetamol terikat protein plasma.
Indikasi Mengurangi demam . Meredakan nyeri pada arthritis ringan . Ini tidak berpengaruh pada peradangan yang mendasarinya, kemerahan, dan pembengkaan sendi. Parasetamol memiliki relatif sedikit aktivitas anti-inflamasi, dibandingkan analgesik umum lainnya seperti aspirin dan ibuprofen NSAID.
Kontraindikasi terhadap: Penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal Penderita dengan hipersentivitas/alergi terhadap parasetamol Penderita dengan defisiensi enzim Glukosa 6 fosfat dehidroginase
Efek Samping Reaksi alergi terhadap deriavate para-aminofenol (jarang terjadi). Anemia hipokromik dapat terjadi terutama pada pemakaian kronik. Anemia hemolitik dapat terjadi (mekanisme autoimun), defisiensi enzim G6PD dan metabolit yang abnormal. Mual muntah, Nafsu makan menurun. Pemberian dosis yang tinggi pada anak umur bawah 1 tahun boleh menyebabkan asma dan eksem.
Pemberian Obat 4-6 kali sehari tablet per oral. Penting memberikan penjelasan kepada pasien bahwa parasetamol merupakan obat simptomatis yang penggunaannya hanya bila ada gejala nyeri atau demam saja. Lama pemberian yang dianjurkan adalah 3-5hari.
Dosis Dewasa : Oral 2-3 x 0.5-1g/kali (maksimal 4mg) Anak : oral 4-6 x 10-15mg/KgBB rectal : 20mg/KgBB/kali tidak dianjurkan untuk anak dibawah 3 bulan anak usia 3-12 bulan : 2-3 x120 mg anak usia 1-4 tahun : 2-3 x 240 mg anak usia 4-6 tahun : 4 x 240 mg anak usia 7-12 tahun 2-3 x 0.5 mg
Interaksi Obat Pemberian pada pasien dengan alkoholik kronik dapat mengingkatkan resiko hepatotoksisitas. Pemberian bersama dengan obat antikejang dan isoniazid akan meningkatkan resiko hepatotoksisitas. Pemberian terhadap antikoagulan oral dapat meningkatkan efek dari warfarin. Pemberian bersama dengan fenotiazin dapt menyebabkan hipotermia yang parah.
Over dosis/Kerancunan Gambaran Klinis Stadium 1 (0-24jam) Asimptomatis/ gangguan sistem pencernaan berupa mual, muntah, pucat, berkeringat. Pada anak sering terjadi muntah-muntah tanpa berkeringat. Stadium 2 (24-48jam) Peningkatan SGOT-SGPT. Gejala sistem percernaan menghilang dan muncul ikterus, nyeri perut kanan atas, meningkatnya bilirubin dan waktu protombin. Terjadi pula gangguan faal ginjal berupa oliguria, disuria, hematuria atau proteinuria.
Stadium 3 (72-96 jam) Merupakanpuncak gangguan faal hati, mual dan muntah muncul kembali, ikterus dan terjadi penurunan kesadaran, ensefalopati hepatikum. Stadium 4 (7-10 days) Terjadi proses penyembuhan, tetapi jika kerusakan hati luas dan progreesif dapat terjadi sepsis. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dan kematian.
Penanganan Dekontaminasi Sebelum RS Dapat diberikan karbon aktif atau sirup ipekak untuk menginduksi muntah pada anak-anak dengan waktu paparan 30 menit. RS Pemberian karbon aktif, jika terjadi penurunan kesadaran karbon aktif diberikan melalui pipa nasogastrik. Jika dipilih pemberian metionin sebagai antidotum untuk menstimulasi glutation, karbon aktif tidak boleh diberikan karena akan mengikat dan menghambat metionin.
Antidotum Intravena N-acetylcysteine (Metode Khas) Oral/Nasogatrik tube Bolus 150mg/KgBB dalam dextrose 5% Pemercepatkan Eliminasi Injeksi Fenobarbital Dialisi Penghambatan Absorbsi Pemberian karbon aktif Suportif Oksigenasi Pemberian cairan elektrolit Penghambatan Distribusi Injeksi natrium bikarbonate Infus albumin