Penatalaksanaan Kegawatdaruratan di Tempat Praktek Gigi Amalia Rahmawati Sholichah 18/436168/KG/11447
Emergensi Dental
Sinkop / fainting Keadaan kesadaran akibat ketidakseimbangan sirkulasi / distribusi darah ke perifer . Gejala Sinkop Faktor kontributor :
Penatalaksanaan Sinkop
Intoksikasi obat anestesi lokal Obat anestesi toksik jika kadar dlm darah tinggi utk memberi efek ke korteks serebri dan sumsum tulang . Konsentrasi tinggi dalam darah : Dosis obat yg berlebihan Penyuntikan trlalu cepat Anestesi diabsorbsi terlalu cepat ( tidak menggunakan vasokonstriktor )
Bila terjadi kejang Obat yang paling efektik Valium (diazepam ) Valium dapat diberikan IV , IM, dg menyuntikkan ke dalam / di bawah lidah dosis 5-10 mg (1-2 ml)
Pencegahan
Intoksikasi Vasokonstriktor Obat anestesi lokal bersifat vasodilator diabsorbsi cepat ke dalam pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan terjadinya intoksikasi . Efek intoksikasi terjadi jika obat sampai di dlm darah dg kadar yg tinggi Reaksi paling sering terjadi 1.Injeksi mengenai pembuluh darah 2.Dosis obat yang digunakan berlebihan . Dosis epinephrine yg tepat tidak boleh lebih dari 0,2 mg (1,8 ml dg adrenalin 1:100.000, maka mengandung adrenalin sebanyak 0.01mg per cc). - Dosis maksimum obat anestesi lokal yang diperkenankan adalah 10 ampul . Gejala intoksikasi vasokonstriktor
Penanganan
Syok Anafilaktik Reaksi efek vasodilator dari histamine mengurangi volume heart stroke & tekanan darah akibat aliran balik vena ke jantung berkurang dpt menyebabkan kematian Gejala yg timbul
Penanganan
Berikan obat-obat sesuai urutan :
Perdarahan Keluarnya darah dari pembuluh darah . Gejala klinis :
Pencegahan Perdarahan Anamnesa riwayat perdarahan & obat-obatan yang digunakan Bila terjadi perdarahan selama tindakan bedah kontrol perdarahan , cari sumber perdarahan , lalu hentikan perdarahan / haemostasis . Bila perdarahan lebih dari 1/10 jumlah cairan tubuh 500 cc perlu replacement berupa cairan fisiologis ( NaCl 0,9%), plasma, whole blood, packed cell. Tindakan transfusi darah dilakukan jika perdarahan > 500 cc, penyakit kronis d g Hb sangat ↓ , kelainan darah tertentu ( trombositopenia & hemophilia )
Evaluasi dan Penatalaksanaan Pasien Medically compromised di T empat Praktek Gigi
Leukemia Kelainan sel darah putih , terjadi proliferasi sel-sel limfoid atau myeloid di dalam sum sum tulang . Keadaan sel darah putih sangat banyak ( ≥ 29.000/mm3 ) Leukemia dapat bersifat akut atau kronis, sering ditemukan pada anak usia 3-4 tahun. Etiologi tidak diketahui Pemeriksaan darah : anemia , disertai dengan retikulositopenia , leukopenia, dan trombositopenia . Adanya blast cell atau sel-sel yang belum matang secara berlebihan menunjukkan adanya leukemia.
Gejala Tanda
Masalah yang sering timbul di rongga mulut Akibat kemoterapi dan radioterapi Muncul : - Infeksi , karena supresi pembentukan leukosit , - Mukositis disertai kemerahan , - H ilangnya barrier epitel , dan ulserasi , mulut kering , - N yeri dan menurunnya sistem kekebalan tubuh . Mukositis biasanya terjadi di palatum molle , orofaring , mukosa bukal dan labial, mukosa dasar mulut , sisi ventral dan lateral lidah . Selain itu dapat terjadi kandidiasis , infeksi HSV-1 serta B erpengaruh terhadap sel-sel odontoblast yang mengakibatkan mikrodonsia , pemendekan akar gigi , hipomineralisasi atau hipoplasia email.
Tatalaksana Sebelum terapi Minimal 1 bulan sebelum terapi awal leukemia, pasien dievaluasi untuk mencegah komplikasi pasca kemoterap i . Gigi d g infeksi akut atau kronik , goyang atau karies yg dalam diekstraksi . Tind . perawatan saluran akar bila prognosisnya meragukan tidak boleh dilakukan . Tind . ekstraksi min . 14 hari sebelum terapi awal leukemia dan 21 hari setelah kemoterapi . Bila akan dilakukan tind . pembedahan atau ekstraksi , diberi antibiotik sebelum dan sesudah tindakan dan dilakukan penjahitan . Piranti ortodontik , gigi tiruan lepasan dan space maintainer harus dilepas .
Selama terapi leukemia, Kebersihan mulut dijaga dengan berkumur air s teril dingin , atau larutan salin dingin minimal 6 kali sehari untuk menjaga mukosa mu l ut tetap bersih dan basah , membantu menghilangkan debris dan mengurangi resiko infeksi oportunistik . Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi yg lembut setiap selesai makan di bawah pengawasan staf rumah sakit . Jika jumlah platelet ≤ 20.000/mm3 atau bila jumlah netrofil ≤ 500/mm3 tidak boleh sikat gigi . Pasien menggunakan lip balm supaya bibir tetap basah . Jika ada infeksi jamur seperti Candida, diberikan fluconazole. Semua lesi mucositis harus dibiopsi , Jika ada infeksi virus herpes simpleks , diberikan acyclovir . Hindari pemakaian obat kumur yang mengandung peroksida atau alcohol karena dapat menyebabkan gangguan pada penyembuhan luka dan kekeringan mukosa mulut .
Gangguan Koagulasi darah Evaluasi hasil lab darah u/ mencegah komplikasi perdarahan selama dan setelah prosedur perawatan gigi yang bersifat invasif , khususnya pasien yang menggunakan obat antikoagulan dan penderita gangguan / penyakit hati kronik yang disebabkan oleh infeksi virus atau karena alcohol. Obat antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah . Terdapat 3 macam obat anti koagulan : heparin, anti koagulan oral (dikumarol, warfarin, obat anti trombolitik (aspirin, sulfinpirazone, dipiridamol, tiklopidin)
Tatalaksana Protokol untuk perawatan gigi bagi pasien yang menerima obat-obat antikoagulan , belum ada standar perawatan yang definitif . Penganjuran penghentian obat antikoagulan tidak dianjurkan . Perawatan gigi pada pasien dengan koagulopati lebih terbatas yaitu Tindakan skaling hanya bisa dilakukan pada satu sekstan atau kuadran gigi pada setiap kunjungan , atau ekstraksi hanya satu gigi dari beberapa gigi yang telah direncanakan untuk diekstraksi dan dilakukan penjahitan .
Resiko perdarahan pengguna obat antikoagulan Resiko perdarahan dilihat dari prothrombin time (PT) = rasio INR. Nilai normal INR adalah 1,2-3,5. Adanya peningkatan nilai INR menunjukkan potensi adanya penyakit ha t i . Gejala klinis pykit hati : ascites, ikterus , atau ensefalopati dikaitkan dengan peningkatan INR. P asien dg gejala di atas pemeriksaan lab : uji fungsi hati (SGOT/SGPT), prothrombine time (PT), partial thromboplastin time (PTT), jumlah trombosit , albumin dan kadar bilirubin.
Diabetes Mellitus Penyakit kronik akibat gangguan metabolism karbohidrat kekurangan insulin absolut atau relative kadar gula darah > normal ( hiperglikemia ). Gejala Klinis : Manifestasi DM di rongga mulut
Tatalaksana Dental Pasien DM Lakukan anamnesis & riwayat keluarga . M engetahui nilai hemoglobin yang terikat dengan glukosa (HbA1C). Jika nilai HbA1c > 10% menunjukkan kadar gula darah tidak terkontrol . Pasien tidak terkon t rol rentan infeksi berat butuh penggunaan antibiotic u t k atasi infeksi akut tindakan profilaktik saat akan dilakukan tindakan bedah . Periodontitis pada pasien DM terkontrol respon positif t h d ter a pi non- bedah , operasi periodontal, dan maintanence yg sama dengan orang tanpa DM. DM yg tidak terkontrol respon kurang baik , perbaikan kesehatan jaringan periodontal jangka pendek sering diikuti denga n proses regresi dan kambuhnya penyakit .
Gagal Ginjal Kronik Penyakit yg bersifat progresif dan irreversible, T erjadi ↓ laju filtrasi glomerular ↑ kreatinin serum & kadar nitrogen ureum darah (uremia). Penyebab GGK paling sering : hipertensi , DM , glomerulonephritis kronis , uropati dan penyakit otoimun . Pada GGK dijumpai kelainan hematopoietik anemia & masalah hemostasis .
Manifestasi klinis GGK di mulut
Tata laksana Pasien GGK Kondisi hematologi paling sering : perdarahan berlebih dan anemia . Untuk menghindari keadaan tersebut, perlu dilakukan : - evaluasi kadar Hb, kadar serum potasium, CO2 dan glukosa, glomerular filtration rate (GFR ), nitrogen urea darah, serum kreatinin serta pemeriksaan elektrolit dan asam basa; - monitor tekanan darah dan frekuensi denyut jantung; - evaluasi volume intravaskuler; - penggunaan obat antifibrinolitik, plasma segar beku, vitamin K dan trombosit dapat diberikan sebagai terapi pengganti atau dapat digunakan elektrokauterisasi untuk mengatasi perdarahan selama prosedur invasive; Perawatan gigi akan lebih aman jika dilakukan 1 hari setelah hemodialisis Perawatan gigi pada pasien ini sebaiknya dilakukan sebelum transplantasi
Pasien yg akan transplantasi ginjal, perlu evaluasi sebelum transplantasi, untuk mencegah terjadinya fokal infeksi dari rongga mulut. Gigi dg kerusakan mencapai bifurkasi, abses periodontal, karies luas, gigi impaksi indikasi ekstraksi atau odontektomi. Pasien dg penurunan fungsi ginjal tanpa tanda dan gejala dirawat normal . Obat y g dimetabolisme di ginjal t d k b l h diresepkan intoksikasi / nefrotoksik Evaluasi awal kondisi kesehatan mulut pasien GGK : U tk menghilangkan infeksi fokal dari rongga mulut . Untuk mencegah infeksi maka diperlukan profilaksis antibiotic.
Penyakit kardiovaskuler Sebelum melakukan tindakan, perlu dilakukan evaluasi dan pemeriksaan EKG, enzim creatine kinase (CK), pemeriksaan darah lengkap termasuk masa perdarahan dan pembekuan, prothrombin time (PT) dan partial thromboplastin time (PTT), foto ronsen dada. Behrman dan Wright menganjur rumah sakit,
P erawatan gigi pada pasien ini membutuhkan profilaksis antibiotic, diberikan amoksisilin secara peroral sebanyak 3 gram 1 jam sebelum tindakan . Jika alergi terhadap penisilin, dapat diberikan klindamisin peroral 600 mg 1 jam sebelum tindakan . Sedangkan jika menggunakan anestesi umum , diberikan amoksisilin iv + amoksisilin peroral sebanyak 1 gram pada saat induksi dan 0,5 gram 6 jam kemudian. Jika alergi terhadap penisilin dapat diberikan vankomisin iv (1 gram 1 jam sebelum tindakan) + gentamisin iv ( 120 mg ) Perawatan gigi pada pasien ini jika aritmianya terkontrol, maka tidak dibutuhkan penanganan khusus, yang terpenting adalah hindari pemakaian vasokonstriktor yang berlebihan. Pemberian vasokonstriktor maksimal sampai 0,04 mg. Jika pasien mengalami aritmia, maka perawatan gigi harus ditunda sampai kondisi pasien stabil kembali dan tindakan dilakukan di rumah sakit
Penyakit Kardiovaskuler Kelainan jantung coroner, kelainan katup jantung , hipertensi serta disritmia . Penghentian obat anti koagulan perlu didiskusikan kepada dokter ahli jantung . Perawatan gigi yang invasive dapat mengakibatkan komplikasi berupa perdarahan . Penghentian oba t dapat berakibat fatal yaitu terjadinya tromboemboli . Komplikasi yang mungkin tejadi: Endocarditis : infeksi pada jantung akibat bakterimia pada saat perawatan gigi . Bakteri penyebabnya : Staphylococcus dan Enterococcus. Endocarditis dapat membahayakan jiwa pasien . Tanda-tanda endocarditis yaitu demam , menggigil , fatigue, malaise, sakit kepala , keringat malam , nyeri otot dan sendi , murmur, berat badan turun , nafas pendek , pembengkakan di lengan , kaki dan abdomen, serta terjadi hematuria. Pemeriksaan yang perlu dilakukan Kultur darah , pemeriksaan C-reactive protein dan EKG.