Penatalaksanaan Pre Eklamsia dan Perdarahan Post Partum

ennyruslikhawati 0 views 40 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

Penanganan awal Pre Eklamsia dan Perdarahan


Slide Content

On The Job Training Kegawatdaruratan Maternal Neonatal di RS Fathma Medika © 2025 Gresik, 23 Juli 2025

Dr. Akhmad Khof Albar SpOG

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN Hipertensi telah ada sebelum kehamilan Hipe r t ensi kronis Tanpa protein urine Dengan Protein urine/Preeklampsia Ge st asional Hipertensi Hipertensi kronis + Protein urine Gestasional hipertensia prot – ke + Super i mpo s ed Hipertensi

TERMINOLOGI PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA : Diluar 3 kondisi diatas Dahulu : Preeklampsia ringan (PER) Preeklampsia Berat (PEB) Hipertensi kronis Super imposed PER/B Se k a r an g : PRE E KLA M PSIA (PER) Preeklampsia memberat (PEB)

PREEKLAMPSIA Definisi terjadi pada kehamilan ≥ 20 minggu Hipertensi nilai absolut  140/90 mmHg – 159/109 mmHg 🗴 pening k at an  3 / 1 5 mm H g 🗸 TD diastolik ³ 90 mmHg posisi duduk dengan lengan setinggi jantung ukuran cuff sesuai sfigmomanometer air raksa akurat bunyi Korotkoff I dan IV direkam konfirmasi TD dalam  4 jam kecuali bila sangat tinggi

Con’t Proteinuria protein urin  2+ pada dipstick protein urin  300 mg/d pada urin 24 jam proteinuria mengindikasikan disfungsi glomerular Pikirkan pemeriksaan urin 24 jam bila protein urin  1+ pada dipstick edema mungkin akibat dari vasospasme dan penurunan tekanan onkotik namun bukan merupakan bagian definisi

Preeklampsia dengan Pemberatan Hipertensi gestational dengan komplikasi TD diastolik >110 mmHg bukti laboratorium -  platelet,  LFT's,  asam urat efek renal - proteinuria > 3 g/d, oliguria efek SSP - kejang, sakit kepala, gangguan penglihatan keterlibatan organ lain- paru-paru, hati, hematologi gangguan janin sebelumnya dikenal sebagai preeklampsia berat

Preeclampsia: Risk Factors Primigravidity Primi p at e rnity Multiple pre g n a n c y Obesity Ethn i city Sm o k i ng

.Faktor Risiko Pra konsepsional Risk factors Risk % Penyakit Hipertensi Kronis 15-40 Pre gestational DM 10-35 Connective tissue disease (lupus, rheumatoid arthritis) 10-20 Thrombophilia (acquired or congenital) 10-40 Obesity/insulin resistance 10-15 Usia > 40 Tahun 10-20 Limited sperm exposure 10-35 Riw.Keluarga preeclampsia/ cardiovascular disease 10-15 Woman born as SFGA (lahir Kecil) 1.5 fold Adverse outcome in a previous pregnancy: IUGR, ab placentae, IUFD 2-3 fold

MANAGEMENT untuk PREECLAMPSIA Dengan Pemberatan Tergantung Usia Kehamilan, Tingkat Berat ringannya preeklampsia < 34 week → Kondisi Stabil dan kesejahteraan janin baik → expectant management. > 34 week : Terminasi kehamilan adalah pilihan terbaik.

EXPECTANT MANAGEMENT MIDTRISMESTER PREECLAMPSIA dengan Pemberatan ♀ with PE dengan pemberatan yang dirawat secara Konservatif , harus dilakukan terminasi apabila terjadi keadaan seperti dibawah ini: denyut jantung janin tidak Normal Tekanan darah ibu tidak terkontrol Oligohydramnion IUGR Serum Creatinin level at least 1.5 mg/dl Pulmonary edema Nyeri kepala Hebat Right upper tenderness Timbulnya HELLP syndrome

EXPECTANT MANAGEMENT MIDTRISMESTER PREECLAMPSIA dengan Pemberatan Ob a t ANTI H YPERTENSI V E Hydralazine Labetalol Nifedipine Methyl Dopha Glucocort icoi d untu k matu r a s i Paru FLUID TERA P Y PE N CEGAH A N ECLAMPSIA Ma g nesi u m su l fate

Magnesium Sulfat Sediaan : 20% (untuk pemakaian IV) dan 40% standar obstetri namun tidak digunakan pada keadaan lain superior terhadap fenitoin untuk profilaksis superior terhadap fenitoin atau diazepam dalam mencegah rekurensi Dosis: Banyak dosis dan cara pemberian MgSO4 : Alarms: 2 - 4 g IV diikuti dengan 1 - 2 g/jam IV 18

Magnesium Sulfat 19 O V E R DOSIS observasi efek samping lemas, paralisis pernapasan, somnolen Perasaan panas, double vision, blured speech Hilangnya reflek tendon Depresi nafas, henti nafas Cardiac arrest, pada konsentrasi yang sangat tinggi risiko tinggi terutama pada pasien dengan oliguria atau mendapat penyekat kanal Ca 2+ ANTIDOT hentikan infus magnesium Kalsium glukonas 10% 10 mL IV selama 3 menit

Persalinan Terminasi kehamilan dilakukan dengan memperhatikan kondisi ibu dan janin. Indikasi terminasi bisa oleh karena faktor ibu (misal eklamsi, Hellp syndrome, udema paru) dan atau faktor janin (misal fetal distress) Pilihan cara persalinan tergantung oleh kematangan servik, faktor kondisi ibu dan janin  vaginal atau SC Pada PE induksi persalinan dilakukan setelah 37 minggu 20

Prosedur rujukan Preeklampsia membutuhkan rumah sakit dengan fasilitas laboratorium, perawatan perinatal yang baik, fasilitas ICU dan Ruang operasi Stabilkan kondisi ibu sebelum pasien dirujuk, dengan pemberian antihipertensi bila T ≥160/110, pemberian oksigen, pemberian SM Pasang infus kristaloid untuk tujuan pemberian obat- obatan, perhatikan tetesan infus Ibu dirujuk disertai oleh tenaga kesehatan dengan membawa peralatan dan obat- obatan untuk persiapan terjadinya kejang dijalan

Penanganan Kejang Jika ibu tidak sadar atau kejang, MINTALAH PERTOLONGAN, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat Lakukan penilaian keadaan umum, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari tahu riwayat penyakit dahulu dari pasien atau keluarga Jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal - periksa dan bebaskan jalan nafas mel a lui Ji k a tidak be r n a f as mulai v e n tilasi den g an mas k er dan balon Jika pasien bernafas beri oksigen 4-6 l/menit masker atau kanul nasal 22

SM DIAZEPAM DIAZEPAM Dosis Awal : diazepam 10 mg iv pelan selama 2 menit Jika kejang berulang ulangi dosis awal Dosis pemeliharaan : Diazepam 40 mg dalam 500cc RL infus Perectal : 20 mg dalam spuit 10cc tanpa jarum M A G N E SIUM SULFAS 4 g/iv MgSO4 20% diikuti MgSO4 40% 10 g BOKA-KI IM

Manajemen Perdarahan PASCA SALIN Dr. Akhmad Khof Albar SpOG

E tiologi 4T T one T issue T r au m a Atoni uterus Sisa plasenta/bekuan laserasi, ruptur,inversio T hrombin - koagulopati

HPP/Perdarahan post partum DINI (<24 jam Post partum) Lambat (>24 jam post partum) ☺ A t oni a u t eri ☺ l as e r asi ja l an lah i r ☺ t ert i n g g al n y a s e gmen plas e n t a ☺ ru p tur u t eri ☺ k oa g ulop a ti sisa plasenta sub involusi endometritis koagulopati Penampakan : Perdarahan post partum >500cc , perdarahan menetap , mendadak & berfluktuatip, syok haemoragic

KLAS Jumlah (cc) %-Lost Respons 1 900 15 asimtomatik 2 1200-1500 20-25 Takikardi,takipneu, pulse menyempit, ortostatik hipotensi 3 1800-2100 30-35 Takikardi, takipnea, hipotensi, extr.dingin 4 >2400 40 Syok, oligo-uria/anuria KLASIFIKASI HPP dan RESPON YANG TERJADI

PENANGANAN HPP KENALI FAKTOR RISIKO PREVENSI INFUS PROFILAKSIS MANAGEMENT AKTIF KALA III - Pl previa/accreta - Anticoagulation Rx - Coagulopathy - Overdistended uterus - Grand multiparity - Abn labor pattern - Chorioamnionitis - Large myomas - Previous history of PPH Langkah inti Diskripsi & Keterangan Jepit & g unting T l Pst sedini mungkin Penje p itan dini m e m ulai proses pele p asan M e m ber i kan Oksit o sin M eran g sang kontraksi ut e rus  m e m perc e p a t pele p as a n plasenta, diberikan 2 menit setelah by lahir (tunggal) dpt diulang 15 m enit bi l a plst blm la h i r , 10 U IM, dpt ju g a r a n g san g an p u tting susu Pene g a nga n tl Pst t e rkendali ( P TT ) PTT mempercepat kelahiran Plst bila telah lepas PTT dilakukan selama uterus berkontraksi, ulangi setiap kontraksi sampai lepas, bila sdh keluar putar 2 plasenta searah jam guna mengeluarka selaput nya M assase Fu n dus Segera setelah plasenta & selaput keluar, pada fundus spy kontraksi timbul  mengurangi perdarahan

PARTUS PERVAGINAM Perbaikan KU Masase ut Cari kausa A T O N IA UTERI 90% Kompresi bimanual KONDOM KATETER OPERATIF Konservasi ut Histerektomi gagal gagal Uterotonika Robekan jalan lahir Sisa plasenta/retensio plst Ruptur uteri, inversio uteri k oagulop a ti Berhasil 87,5 % Berhasil 90 % S Y OK STABILISASI Multidisiplin protokol perdarahan

Penanganan HPP dengan Kondom Tahun2003 : Sayeba akhter dkk Kondom untuk HPP , terutama : Atonia uteri/ Plasaenta acreta Hasil 100% kasus berhasil Tehnik : @ Kondom diikat pada ujung kateter @ dimasukkann ke uterus + Isi dng NaCL 250 – 500CC Keuntungan : Mudah,murah,aman,cepat,kurang traumatik ,dapat dila- Kukan oleh siapapun Hanya sbg penanganan sementara Selanjutnya harus dirujuk ke tempat rujukan/RS

APA SAJA YANG DIBUTUHKAN ?

Pasien wanita 25 th, HPP Tensi 60, nadi lemah teraba 160 / menit Telapak tangan dingin basah, Hb 6 #2 : RL #3 : RL #4 : HES #5 : Transfusi #1 Posisi Syok

Jika infusi cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100) ternyata Hb < 7- 8 g/dl, maka disiapkan transfusi. Jika ternyata Hb ≤ 5 g/dl, maka harus segera transfusi

1. Segera atasi sumber perdarahan 2. Bila perlu anestesia, gunakan ketamine (bila tidak ada kontraindikasi)

45 Efek Perdarahan terhadap Sirkulasi dan Oksigenasi Sel hipotensi S y o k G a g a l J a nt u n g

Penderita perdarahan Pasang infus jarum besar Catat perfusi,nadi,tekanan darah dan Prod.urine Ambil contoh darah , siap donor 500 – 1000cc Infus RL atau NaCl 0,9% 1000 – 2000 cc cepat ,30-60 menit Ulangi dosis sampai 2-4x lost volume ( k/p 2 inf ) Haemodinamik Baik Bolus cairan 1000 cc 2-4 x lost vol Teruskan cairan dng tetes lambat Haemodinamik buruk Haemodinamik baik Haemodinamik buruk Transfusi segera Cari smbr perd/ k/p transf

THANK YOU FOR YOUR KIND ATTENTION
Tags