Pencegahan dan pengendalian demam chikungunya.pptx

raniarifda11 2 views 24 slides Oct 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

Pencegahan penyakit Chikungunya


Slide Content

Pencegahan dan pengendalian demam chikungunya Puskesmas Bonorowo DISAMPAKAN PADA PERTEMUAN KADER P2PM/PTM agustus 2025

Sejarah dan besaran masalah Dari sejarah diduga KLB Chikungunya pernah terjadi pada tahun 1779 di Batavia dan Kairo; tahun 1823 di Zanzibar ; tahun1824 di India ; tahun 1870 di Zanzibar ; tahun 1871 di India; tahun 1901 di Hongkong, Burma, dan Madras serta tahun1923 di Calcuta . Pada tahun 1928 di Cuba pertama kali digunakan istilah “Dengue”, ini dapat diartikan bahwa infeksi Chikungunya sangat mirip dengan Dengue. Istilah “Chikungunya” berasal dari bahasa suku Swahili yang berarti “Orang yang jalannya membungkuk dan menekuk lututnya ”, suku ini bermukim di dataran tinggi Makonde Provinsi Newala , Tanzania (yang sebelumnya bernama Tanganyika).

Chikungunya di indonesia Dari tahun 2007 sampai tahun 2012 di Indonesia terjadi KLB Chikungunya pada beberapa provinsi dengan 149.526 kasus tanpa kematian . Sedangkan tahun 2012-2015 dilaporkan total kasus chikungunya sebesar 29.162 kasus dimana secara berturut-turut jumlah kasus adalah sebanyak 2.602 kasus ( tahun 2012), 15.324 kasus ( tahun 2013), 8.981 kasus ( tahun 2014) dan 2.255 kasus ( tahun 2015). Pada tahun 2016 dilaporkan sebanyak 807 kasus chikungunya yang terjadi di Jawa Timur (594 kasus ), Sulawesi Tengah (103 kasus ) dan Bali (80 kasus ) dan beberapa wilayah lain. Secara epidemiologis , saat ini hampir seluruh wilayah di Indonesia berpotensial untuk timbulnya KLB Chikungunya, namun diperkirakan masih ada kasus yang belum terlaporkan .

Lanjutan …… Penyebaran penyakit Chikungunya biasanya terjadi pada daerah endemis Demam Berdarah Dengue. Banyaknya tempat perindukan nyamuk sering berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit Chikungunya. Saat ini hampir seluruh provinsi di Indonesia potensial untuk terjadinya KLB Chikungunya. KLB sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan . Penyakit Chikungunya sering terjadi di daerah sub urban.

etiologi Virus Chikungunya adalah Arthopod borne yang ditransmisikan oleh beberapa spesies nyamuk . Hasil uji Hemaglutinasi Inhibisi dan uji Komplemen Fiksasi , virus ini termasuk genus alphavirus ( “Group A” Arthropod-borne viruses) dan famili Togaviridae . Sedangkan DBD disebabkan oleh “Group B” arthrophod -borne viruses (flavivirus).

VEKTOR PENULAR CHIKUNGUNYA Vektor Chikungunya adalah nyamuk yang dapat menularkan , memindahkan dan atau menjadi sumber penular Chikungunya. Vektor utama penyakit ini sama dengan DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia ada 3 jenis nyamuk yang bisa menularkan virus Chikungunya yaitu : Aedes aegypti, Aedes albopictus dan Aedes scutellaris . Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus Chikungunya merupakan sumber penular . Virus Chik berada dalam darahselama 2-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam .

morfologi Telur Telur berwarna hitam dengan ukuran ± 0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih , atau menempel pada dinding tempat penampung air. Telur dapat bertahan sampai ± 6 bulan di tempat kering .

Lanjutan ……… Jentik (larva) Ada 4 tingkat (instar) jentik /larva sesuai dengan pertumbuhan larva, yaitu : 1) Instar I : berukuran paling kecil , yaitu 1-2 mm 2) Instar II : 2,5-3,8 mm 3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II 4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm

Lanjutan ……… Pupa Pupa berbentuk seperti ’ koma ’. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibanding larva ( jentik ) nya . Pupa Aedes spp. berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

Lanjutan ……….. Nyamuk Dewasa Berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan bitnik-bitnik putih pada bagian badan dan kaki Sebenarnya yang dimaksud Vektor Chikungunya adalah nyamuk Aedes spp. betina . Perbedaan morfologi antara nyamuk Aedes aegyptiyang betina dengan yang jantan terletak pada perbedaan morfologiantenanya , Aedes aegypti jantan memiliki antena berbulu lebat sedangkan yang betina berbulu agak jarang / tidak lebat .

Siklus hidup Nyamuk Aedes aegypti seperti juga jenis nyamuk lainnya mengalami metamorfosis sempurna , yaitu : telur - jentik (larva) - pupa - nyamuk . Stadium telur , jentik dan pupa hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik /larva dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik /larva biasanya berlangsung 6-8 hari , dan stadium kepompong (Pupa) berlangsung antara 2–4 hari . Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari . Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan .

Habitat perkembangbiakan Habitat perkembangbiakan Aedes sp. ialah tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam , di luar atau sekitar rumah serta tempat-tempat umum . Habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut : Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari , seperti : drum, tangki reservoir, tempayan , bak mandi/ wc , dan ember. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti : tempat minum burung , vas bunga , perangkap semut , bak kontrol pembuangan air, tempat pembuangan air kulkas / dispenser, barang-barang bekas ( contoh : ban, kaleng , botol , plastik , dll ). Tempat penampungan air alamiah seperti : lubang pohon , lubang batu, pelepah daun , tempurung kelapa , pelepah pisang dan potongan bambu dan tempurung coklat / karet , dll .

Perilaku Nyamuk Dewasa Setelah keluar dari pupa, nyamuk istirahat di permukaan air untuksementara waktu . Beberapa saat setelah itu , sayap meregang menjadi kaku , sehingga nyamuk mampu terbang mencari makanan . Nyamuk Aedes sp jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah . Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia daripada hewan ( bersifat antropofilik ). Darah diperlukan untuk pematangan sel telur , agar dapat menetas . Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah sampai telur dikeluarkan , waktunya bervariasi antara 3-4 hari . Jangka waktu tersebut disebut dengan siklus gonotropik .

Aktivitas menggigit Aktivitas menggigit nyamuk Aedes sp biasanya mulai pagi dan petang hari , dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Aedes aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik , untuk memenuhi lambungnya dengan darah . Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit . Setelah mengisap darah , nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam atau di luar rumah , berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya . Pada tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telurnya .

Lanjutan ……….. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai , nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya . Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik /larva dalam waktu ±2 hari . Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak ±100 butir . Telur itu di tempat yang kering ( tanpa air) dapat bertahan ±6 bulan , jika tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat .

penyebaran Kemampuan terbang nyamuk Aedes sp betina rata-rata 40 meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh . Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub- tropis , di Indonesia nyamuk ini tersebar luas baik di rumah maupun di tempat umum . Nyamuk Aedes aegypti dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah ± 1.000 m dpl . Pada ketinggian diatas ± 1.000 m dpl , suhu udara terlalu rendah , sehingga tidak memungkinkan nyamuk berkembangbiak . Pada musim hujan populasi Aedes sp akan meningkat karena telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas Ketika habitat perkembangbiakannya (TPA bukan keperluan sehari-hari dan alamiah ) mulai terisi air hujan . Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Chikungunya.

Faktor risiko Terdapat tiga faktor yang memegang peranan dalam penularan penyakit Chikungunya, yaitu : manusia , virus dan vektor perantara . Beberapa factor penyebab timbulnya KLB demam Chikungunya adalah : 1. Perpindahan penduduk dari daerah terinfeksi 2. Sanitasi lingkungan yang buruk . 3. Berkembangnya penyebaran dan kepadatan nyamuk ( sanitasi lingkungan yang buruk ) Ada gelombang epidemi 20 tahunan mungkin terkait perubahan iklim dan cuaca . Anti bodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan virus chikungunya selanjutnya . Oleh karena itu perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk dapat merebak kembali pada wilayah yang sama karena telah adanya imunitas atau kekebalan pada orang yang pernah terinfeksi virus Chikungunya.

Penularan Virus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti/Albopictus. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul . Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya . Di tubuh manusia , virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit . Masa inkubasi intrinsic Chikungunya rata-rata antara 3-7 hari (range 1-12 hari ) Masa inkubasi ekstrinsik berkisar 10 hari . (WHO PAHO, 2011).

gejala Demam Pada fase akut selama 2-3 hari selanjutnya dilanjutkan dengan penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari kemudian naik lagi membentuk kurva “ Sadle back fever” ( Bifasik ). Bisa disertai menggigil dan muka kemerahan (flushed face). Pada beberapa penderita mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa terlihat mata kemerahan (conjunctival injection) .

gejala Sakit persendian Nyeri persendian ini sering merupakan keluhan yang pertama muncul sebelum timbul demam . Nyeri sendi dapat ringan (arthralgia) sampai berat menyerupai artritis rheumathoid , terutama di sendi – sendi pergelangan kaki ( dapat juga nyeri sendi tangan ) sering dikeluhkan penderita . Nyeri sendi ini merupakan gejala paling dominan , pada kasus berat terdapat tanda - tanda radang sendi , yaitu kemerahan , kaku , dan bengkak . Sendi yang sering dikeluhkan adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan , siku , jari , lutut , dan pinggul . Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan . Artritis ini dapat bertahan selama beberapa minggu , bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai Rheumatoid Arthritis.

gejala Nyeri otot Nyeri otot (fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada ototpenyangga berat badan seperti pada otot bagian leher , daerah bahu, dan anggota gerak . Kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar sendi pergelangan kaki ( achilles ) atau sekitar mata kaki. Bercak kemerahan (rash) pada kulit Kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk makulo-papular (viral rash), sentrifugal ( mengarah ke bagian anggota gerak , telapak tangan dan telapak kaki). Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam , tetapi lebih sering muncul pada hari ke 4 - 5 demam . Lokasi kemerahan di daerah muka , badan, tangan , dan kaki.

gejala Kejang , biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi , jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya . Kadang-kadang kejang disertai penurunan kesadaran . Pemeriksaan cairan spinal (liquor cerebro spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumlah sel. Manifestasi perdarahan Tidak ditemukan perdarahan pada saat awal perjalanan penyakit . Gejala lain, gejala lain yang kadang-kadang dapat timbul adalah kolaps pembuluh darah kapiler dan pembesaran kelenjar getah bening .

Perbedaan DBD dengan chikungunya

Pengobatan dan pencegahan