pendapatan-nasional-indonesia-2019-2023.pdf

pendapatan nasional

1. PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA
NATIONAL INCOME OF INDONESIA
2019 2023
.DWDORJ&DWDORJXH
,661
9ROXPH
BADAN PUSAT STATISTIK
BPS-STATISTICS INDONESIA https://www.bps.go.id

2. https://www.bps.go.id

3. i
PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA
NATIONAL INCOME OF INDONESIA
2019 2023
.DWDORJ&DWDORJXH
,661
9ROXPH
BADAN PUSAT STATISTIK
BPS-STATISTICS INDONESIA https://www.bps.go.id

4. PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA 2019–2023
NATIONAL INCOME OF INDONESIA 2019–2023
Volume 15, 2024Katalog/Catalogue: 9301001
ISSN: 0854-6959
Nomor Publikasi/Publication Number: 07100.24003
Ukuran Buku/Book Size: 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman/Number of Pages: xWJii+144 halaman/pages
Penyusun Naskah/Manuscript Drafter:
Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts
Direktorat Neraca Pengeluaran/Directorate of Expenditure Accounts
Penyunting/Editor:
Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts
Pembuat Kover/Cover Designer:
Direktorat Neraca Produksi/Directorate of Production Accounts
Penerbit/Publisher:
©Badan Pusat Statistik/BPS-Statistics Indonesia
Dicetak oleh/Printed by:
Badan Pusat Statistik/BPS-Statistics Indonesia
Sumber Ilustrasi/ Illustration Source:
www.freepik.com
www.unsplash.com
www.pexels.com
Dilarang mereproduksi dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk
tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
It is prohibited to reproduce and/or copy part of all this book for commercial purpose without permission
from BPS-Statistics Indonesia https://www.bps.go.id

5. Pengarah/Director:
Pennanggung Jawab/Person in Charge:
Penyunting/Editor:
Pengolah Data dan Penulis Naskah/
Data Processor and Writers:
Penata Letak/LayoutFS:
Pembuat Infografis/Infographics Designers:
iv
Tim Penyusun
Compilers
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Volume 15,2024
Moh Edy Mahmud
Puji Agus Kurniawan
Pipit Helly Sorayan
Busminoloan
Widdia Angraini
Masarina Flukeria
Budi Prawoto
Mardiana
Maydita Ayu Nursaskiawati
Nurul Ainun Nisa'
Wahyu Puji Lestari
Sri Murdaningrum
Bagus Rohmad
Bagus Rohmad
Sri Murdaningrum
,661 https://www.bps.go.id

6. iv
iv https://www.bps.go.id

7. v
E
konomi Indonesia berhasil tumbuh tangguh di tengah dinamika
perekonomian dunia yang tidak pasti. Pada tahun 2023, ekonomi
Indonesia tumbuh positif sebesar 5,05 persen bahkan lebih tinggi dibanding
tahun 2019 sebesar 5,02 persen. Laju pertumbuhan pada seluruh lapangan usaha dan
komponen pengeluaran juga mendukung kondisi tersebut. Pendapatan Nasional Indonesia
sebagai salah satu indikator turunan PDB juga terus menunjukkan peningkatan hingga 33,24
persen dari 2019 ke 2023 mencapai Rp 15.178,9  Triliun..
Publikasi Pendapatan Nasional Indonesia Tahun 2019-2023 disusun untuk
menyajikan data dan ulasan secara deskriptif terkait perkembangan ekonomi Indonesia selama
tahun 2019-2023. Perkembangan ekonomi akan disajikan dalam tabel Produk Domestik Bruto
(PDB) beserta indikator turunannya baik atas dasar harga berlaku maupun konstan 2010 serta
dalam nilai dan angka persentase. Tinjauan secara deskriptif merupakan ulasan dari tabel-tabel
yang disajikan serta berisi penjelasan kondisi PDB menurut lapangan usaha dan PDB menurut
pengeluaran selama tahun 2019-2023. Untuk angka tahun 2023 masih bersifat sangat sementara
akibat keterbatasan dan akan disempurnakan pada publikasi selanjutnya.
Tersusunnya publikasi ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan berbagai pihak.
Kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi langsung maupun tidak langsung, diucapkan
terima kasih. Semoga publikasi ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengambilan kebijakan
perekonomian Indonesia serta untuk memenuhi kebutuhan seluruh pembaca.

Jakarta, Juni 2024
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik
Amalia Adininggar Widyasanti
Kata
Pengantar
onomian Indonesia serta untuk memenuhi k https://www.bps.go.id

8. vi
T
he Indonesian economy exhibited impressive growth amidst the uncertain
dynamics of the global economy. In 2023, the Indonesian economy grew by 5.05
percent, slightly faster than the 5.02 percent growth in 2019. This positive trend has
been reflected across all industries and components of expenditure. Indonesia’s National Income,
a derived indicator of GDP, increased by 33.24 percent from 2019 to 2023, reaching Rp 15,178.9 trillion.
This publication presents descriptive data and provides an outlook on the economic
development of Indonesia from 2019 to 2023. The economic performance is depicted through Gross
Domestic Product (GDP) tables and related indicators, both at current and constant 2010 prices,
presented in values and percentages. The descriptive overview offers a glance at the tables and
explains GDP by economic activity and GDP by expenditure during this period. The figures for 2023 are
still preliminary due to data limitations and will be refined in upcoming publications.
The preparation of this publication would not have been possible without the contribution
and support of many individuals. We would like to thank all those who have contributed directly or
indirectly. We hope this publication can be utilized to support Indonesia’s economic policies and meet
the needs of all readers.

Jakarta, Juni 2024
Acting Chief Statistician
Amalia Adininggar Widyasanti
PREFACE https://www.bps.go.id

9. vii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN/INTRODUCTION
3
4
7
12
1.1 Pengertian Pendapatan Nasional/Definition of National
Income
1.2 Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik
Bruto (PDB)/Linkage of National Income and Gross Domestic
Bruto
1.3 Gambaran Umum Perekonomian Indonesia/An Overview
of Indonesia Economy
1.4 Ruang Lingkup dan Sistematika Penulisan Publikasi/
Coverage and Writing Method
RUANG LINGKUP DAN
METODE PENGHITUNGAN/
COVERAGE AND CALCULATION METHOD
1.1 Ruang Lingkup/Coverage
1.2 Metode Penghitungan/Methodology
1.3 Perubahan Tahun Dasar/Change in Base Year
17
29
45
KATA PENGANTAR/PREFACE
DAFTAR ISI/CONTENTS
DAFTAR TABEL/LIST OF TABLES
DAFTAR GAMBAR/LIST OF FIGURES
DAFTAR LAMPIRAN/LIST OF APPENDIX
v
vii
xi
xiii
xv
3
17
BAB 2
Daftar Isi
Contents
Pendapatan Nasional Indonesia
2019–2023
National Income of Indonesia
2019–2023
Volume 15,2024
,661 https://www.bps.go.id

10. viii
BAB 3 PERKEMBANGAN MENURUT
LAPANGAN USAHA/ TREND OF GDP BY
INDUSTRY
3.1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry, and
Fishing
3.2 Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying
3.3 Industri PengolahanManufacturing
3.4 Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
3.5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang/

Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation
Activities
3.6 Konstruksi/Construction
3.7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/ Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
3.8 Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage
3.9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and
Food Service Activities
3.10 Informasi dan Komunikasi/Information and Communication
3.11 Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities
3.12 Real Estat/Real Estate Activities
3.13 Jasa Perusahaan/Business Activities
3.14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib/ Public Administration and Defence; Compulsory Social
Security
3.15 Jasa Pendidikan/Education
3.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work
Activities
3.17 Jasa Lainnya/Other Services Activities
49
51
53
55
56
57
58
59
61
63
64
65
66
68
69
70
71
49 https://www.bps.go.id

11. ix
BAB 4 PERKEMBANGAN MENURUT
PENGELUARAN/ TREND OF GDP BY
EXPENDITURE
4.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/Household Final
Consumption Expenditure
4.2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani
Rumah Tangga/ Non Profit Institution Serving Households
(NPISHs) Final Consumption Expenditure
4.3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/Government Final
Consumption Expenditure
4.4 Pembentukan Modal Tetap Bruto/Gross Fixed Capital Formation
(GFCF)
4.5 Ekspor dan Impor Barang dan Jasa/Export and Import of Goods
and Service
76
77
77
78
79
DAFTAR ISTILAH PENTING/GLOSSARY
DAFTAR PUSTAKA/#*#-*0(3"1):
LAMPIRAN/APPENDICES
83
87
91
75 https://www.bps.go.id

12. x https://www.bps.go.id

13. xi
Daftar Tabel
List of Tables
Tabel/Table

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota ASEAN, 2020–2023 (persen)/
Economic Growth of ASEAN Countries, 2020-2023 (percent) 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota G7, 2020–2023 (persen)/
Economic Growth of G7 Countries, 2020-2023 (percent)
2.1 Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut Lapangan Usaha/
The Calculation Methods for GVA Current Prices and GVA Constant Prices by Industry
11
12
34
Hal/Page https://www.bps.go.id

14. xii https://www.bps.go.id

15. xiii
Daftar Gambar
List of Figures
Gambar/Figure
3.1 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha, 2020–2023/
Growth Rate of GDP by Industry, 2020-2023
4.1 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2020–2023/
Growth Rate of GDP by Expenditure, 2020-2023

49
75
Hal/Page
https://www.bps.go.id

16. xiv https://www.bps.go.id

17. xv
Daftar Lampiran
List of Appendices
Lampiran/Appendices
1 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(miliar rupiah), 2019–2023/
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry (billion rupiahs),
2019–2023
2 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan
Usaha (miliar rupiah), 2019–2023/
Gross Domestic Product at 2010 Constant Prices by Industry (billion rupiahs),
2019–2023
3 Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019–2023/
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Industry (percent),2019–2023
4 Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019–2023/
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Prices by Industry (percent), 2019–2023
5 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, 2019–2023/
Indices of Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry,
2019–2023
6 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha, 2019–2023/
Indices of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Industry, 2019–2023
7 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry
(percent), 2020–2023
8 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Industry (percent), 2020–2023
9 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha
(2010=100), 2019–2023/
Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry (2010=100),
2019–2023
91
95
99
103
107
111
115
119
123
Hal/Page
https://www.bps.go.id

18. xvi
10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut
Lapangan Usaha (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry
(percent), 2020–2023
11 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
(miliar rupiah), 2019–2023/
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure (billion rupiahs),
2019–2023
12 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran (miliar rupiah), 2019–2023/
Gross Domestic Product at Constant Market Prices by Expenditure (billion
rupiahs),2019–2023
13 Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran (persen), 2019–2023/
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Expenditure (percent), 2019–2023
14 Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Pengeluaran (persen), 2019–2023/
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Constant Market Prices by
Expenditure (percent), 2019–2023
15 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Pengeluaran, 2019–2023/
Indices of Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure,
2019–2023
16 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Pengeluaran, 2019–2023/
Indices of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Expenditure, 2019–2023
17 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Pengeluaran (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure
(percent), 2020–2023
Lampiran/Appendices
127
131
132
133
134
135
136
137
Hal/Page
https://www.bps.go.id

19. xvii
18 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Pengeluaran (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Expenditure (percent), 2020–2023
19 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Pengeluaran
(2010=100), 2019–2023/
Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditur (2010=100),
2019–2023
20 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut
Pengeluaran (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditure
(percent), 2020–2023
21 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita
Atas Dasar Harga Berlaku, 2019–2023/
Income Aggregates and Per Capita Income at Current Market Prices, 2019–2023
22 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita
Atas Dasar Harga Konstan, 2019–2023/
Income Aggregates and Per Capita Income at Constant Market Prices, 2019–2023
23 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita
Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Some Income Aggregates and Per Capita Income at Current
Market Prices (percent), 2020–2023
24 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Perkapita
Atas Dasar Harga Konstan (persen), 2020–2023/
Growth Rate of Some Income Aggregates and Per Capita Income at Constant
Market Prices (percent), 2020–2023
Lampiran/Appendices
138
139
140
141
142
143
144
Hal/Page
https://www.bps.go.id

20.
https://www.bps.go.id

21. xix
Pendahuluan
Introduction
BAB 1
PENDAHULUAN
INTRODUCTION
BAB
01
CHAPTER https://www.bps.go.id

22. xx
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Sumber/Source : International Monetary Fund, World
Economic Outlook Database, April 2024
nnnnnnƒƒƒƒƒƒƒƒƒƒƒnƒ
gggggƒƒgƒ
Amidst the uncertain dynamics of the
global economy, the Indonesian economy
exhibited impressive growth
Di tengah ketidakpastian
kondisi perekonomian dunia
â¨Ýâ
Pertumbuhan Ekonomi
Economic Growth

NV«VÝ 5@ãNãÔ ³ã³VøVÕ üºÝ üôV
5º8NV«Vݏ 5@ãNãÔ 5³ @ºüV8VÝ
ü5Õ V@Ý ³ ݏ5ã8
@ºüV8VÝ ø5º 5ºÕºüV8
grew supported by growth rate
across all business sectors and
almost all expenditure
componentsnnnnnnƒƒƒcccnƒ c
``
nn
````ƒƒƒƒƒƒƒƒƒƒllllll ƒƒƒƒ ƒƒƒƒƒƒ**ƒƒƒƒzzzz‚‚zz{{{{`ƒƒ l ƒƒ* z‚z{
Economic Growth of Several Countries,
2023
AMERIKA SERIKAT
United States of America
ߨâà
Britania Raya
United Kingdom
ݨÞâ
Japan
Jepang
Þ¨äß
Malaysia
Malaysia
à¨
Singapura
Singapore
Þ¨Ý
Thailand
Thailand
Þ¨ã
Pendapatan
Nasional
X³º@㏠Nº8V@
fi?fi????fi?
peningkatan
@ºü Ó NÝV
fiN?fi8????fi8
National Income of
Indonesia has
continued to increase
over the past five years
y×Ó³,³:³ Z³3ò³
BÓ×3ò³
National Income of Indonesia
*Á8ãüãV «V5ãÝ/Trillion Rupiah
ßÝÞä ßÝßÝ ßÝßÞ ßÝßß ßÝßà
ÞÞ«àäߨß
ÞÞ«áÞ¨â
Þß«âãݨ
Þá«àäÞ¨à
Þâ«Þã¨
¨ https://www.bps.go.id

23. 3
Pendahuluan
Introduction
1.1 Pengertian Pendapatan
Nasional

Pendapatan nasional merupakan
salah satu indikator yang berperan penting
untuk menggambarkan keterkaitan antara
kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara
dengan kondisi perekonomiannya. Ukuran
kesejahteraan dan keterkaitan ekonomi
digambarkan melalui kemampuan untuk
menghasilkan berbagai produk, menciptakan
pendapatan, mengkonsumsi, serta
menambah aset yang dimiliki oleh masyarakat
suatu negara pada kurun waktu tertentu.
Pendapatan nasional diartikan
sebagai seluruh pendapatan yang diterima
oleh masyarakat suatu negara pada kurun
waktu tertentu. Penciptaan pendapatan pada
indikator ini berhubungan erat dengan
pendapatan faktor produksi. Pendapatan
faktor produksi merupakan perolehan
pendapatan atau pembayaran dalam wujud
balas jasa tenaga kerja (seperti upah dan gaji)
serta bukan tenaga kerja (bunga, dividen,
royalti, dan kompensasi atas kepemilikan
faktor produksi lainnya). Pendapatan tersebut
merupakan sumber pembiayaan hidup
masyarakat. Apabila produk-produk yang
dihasilkan dalam perekonomian dikaitkan
dengan pola dan perilaku konsumsi
masyarakat, maka pendapatan nasional dapat
menjadi proksi atas ukuran kemakmuran.
Pendapatan nasional juga
menunjukkan pendapatan potensial yang
dapat diterima oleh masyarakat sesuai
dengan sumber pendapatannya. Pada
kenyataannya, pendapatan yang dihasilkan
suatu negara belum tentu sepenuhnya
dinikmati oleh masyarakat negara tersebut.
Ada pendapatan yang mengalir ke luar
wilayah suatu negara, namun ada juga
pendapatan yang diterima dari negara lain.
Oleh karena itu, konsep pendapatan nasional
menjelaskan tentang pendapatan dari seluruh
balas jasa faktor produksi yang diterima oleh
1.1 Definition of National Income
National income is one of the
indicators that plays a significant role in
describing the relationship between the welfare
or prosperity of a country and its economic
conditions. Welfare measures and economic
linkages are depicted by the ability to produce
various products, create income, consume, and
increase the assets owned by the people of a
country over a period of time.
National income is specified as all
income received by the people of a country at a
certain time. Income creation in this indicator is
closely related to production factor income.
Income from production factors is income or
payments in the form of remuneration for labor
(such as wages and salaries) and non-labor
(interest, dividends, royalties, and compensation
for ownership of other factors of production).
This income is a source of financing for people’s
lives. If the products produced in the economy
are linked to people’s consumption patterns and
behavior, then national income can be a proxy
for the measure of prosperity.
National income also reflects the
potential income that can be earned by the
community according to its sources of income.
In reality, the income generated by a country
is not necessarily fully enjoyed by its residents.
Some income flows out of the country’s
territory, while other income is received from
foreign nations. Therefore, the concept of
national income explains the income from all
remuneration for production factors received by
the resident community, both from domestic
and foreign economic activities, minus
payments to nonresident communities. https://www.bps.go.id

24. 4
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
masyarakat residen, baik yang berasal dari
aktivitas ekonomi domestik maupun luar
negeri dikurangi dengan pembayaran atas
masyarakat nonresiden.
1.2 Keterkaitan Pendapatan
Nasional dan Produk
Domestik Bruto
Merujuk pada System of National
Accounts (SNA) 2008, pendapatan nasional
dan PDB memiliki konsep yang berbeda.
Pertama, dari sisi pendekatan, pendapatan
nasional mengacu pada konsep pendekatan
pendapatan, sementara PDB mengacu pada
konsep pendekatan produksi. Kedua, dari sisi
metode penghitungan dalam kerangka kerja
Sectoral Accounts and Balance Sheets (SAB),
PDB diturunkan dari neraca pertama yaitu
Neraca Produksi Barang dan Jasa sementara
Pendapatan Nasional diturunkan dari Neraca
Alokasi Pendapatan Primer.
Meskipun secara konsep berbeda,
PDB menjadi komponen penting untuk
menghasilkan indikator pendapatan nasional.
Tahapan untuk mendapatkan indikator
pendapatan nasional dari PDB adalah sebagai
berikut :
a. Pendapatan Nasional Bruto (PNB)
PNB menjadi indikator awal untuk
memperoleh angka pendapatan nasional
Indikator ini diperoleh dari PDB ditambah
kompensasi tenaga kerja, pendapatan
properti, serta pajak atas produksi neto
yang diterima dari luar negeri dikurangi
kompensasi tenaga kerja, pendapatan
properti, dan pajak atas produksi neto yang
dibayarkan ke luar negeri. Dengan kata lain,
PNB didapatkan dari PDB ditambah
pendapatan primer yang diterima dari
non residen dikurangi pendapatan primer
yang dibayarkan ke nonresiden.
1.2 Linkage of National Income
and Gross Domestic Product
Based on the 2008 SNA, national
income and GDP are two different concepts.
First, from the approach, national income refers
to the income approach concept, whereas GDP
refers to the production approach concept
Second, in terms of the calculation method in
the Full Sequence of Accounts (FSA) framework,
GDP is derived from the goods and services
production accounts whereas national income
derived by the allocation of primary income
accounts.
Despite its distinct concept differences,
GDP plays a prominent role in producing
indicators of national income. The steps for
obtaining an indicator of national income from
GDP are as follows:
a. Gross National Income (GNI)
GNP is the initial indicator for obtaining
national income figures. This indicator is
acquired from GDP plus compensation of
employees, property income, and net taxes on
production received from abroad minus
compensation of employees, property
income, and net taxes on production used
abroad. In other words, GNI is obtained
from GDP plus primary income received
from non residents minus income paid to
nonresidents. https://www.bps.go.id

25. 5
Pendahuluan
Introduction
b. Pendapatan Nasional Neto (PNN)
PNN adalah nilai bersih
(penyeimbang) dari pendapatan primer
yang dijumlahkan untuk seluruh sektor
ekonomi. PNN diperoleh dari pengurangan
antara PNB dengan konsumsi modal tetap.
Pada level agregat ekonomi indikator ini
dideskripsikan sebagai Pendapatan
Nasional.
c. Pendapatan Nasional Disposabel
Neto (PNDN)
PNDN adalah indikator yang
digunakan untuk melihat pengaruh luar
negeri terhadap perekonomian nasional.
Yang dimaksud dari pengaruh ini adalah
mempertimbangkan neraca berjalan yang
diterima dari luar negeri dan dibayarkan ke
luar negeri. PNDN didapatkan dari PNN
ditambah transfer berjalan yang diterima
dari luar negeri dikurang transfer berjalan
yang dibayarkan ke luar negeri.
Indikator pendapatan nasional dan
PDB dapat diturunkan menjadi beberapa
indikator turunan yang berguna untuk
melihat kondisi tertentu dari perekonomian di
suatu negara. Berikut disebutkan indikator
turunan pada pendapatan nasional dan PDB
beserta kegunaannya :
a. PDB menurut lapangan usaha atas
dasar harga berlaku
PDB atas dasar harga berlaku dapat
digunakan untuk mengukur distribusi PDB.
Indikator ini menunjukkan struktur
perekonomian atau peranan setiap kategori
lapangan usaha ekonomi dalam suatu
negara. Kategori lapangan usaha ekonomi
dengan peranan besar menunjukkan basis
perekonomian suatu negara.
b. Net National Income (NNI)
NNI is the net value (balancing) of
primary income added up for all economic
sectors. It is obtained from the reduction
between GNI and fixed capital consumption.
At the total economic level, this indicator is
described as National Income.
c. Net National Disposable Income
(NNDI)
NNDI is an indicator used to see the
influence of foreign countries on the national
economy. This influence meant to consider
the current account received from abroad and
paid out abroad. NNDI is obtained from NNI
plus current transfers received from abroad
minus current transfers paid abroad.
National income and GDP indicators
can be reduced to several derivative indicators
that are useful for observing certain conditions
of the economy in a country. The following lists
derivative indicators of national income and
GDP and their uses:
a. GDP by industry at current prices
GDP at current prices is referred to as
the distribution of GDP. This indicator depicts
the economic structure or the role of each
industry in a country. Industries with
substantial roles will indicate the economic
base of a country. https://www.bps.go.id

26. 6
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
b. PDB menurut lapangan usaha atas
dasar harga konstan
PDB menurut lapangan usaha atas
dasar harga konstan digunakan untuk
mengukur laju pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan atau setiap kategori
lapangan usaha dari tahun ke tahun.
c. PDB menurut pengeluaran atas
dasar harga berlaku
PDB menurut pengeluaran atas dasar
harga berlaku menunjukkan peranan
lembaga dalam menggunakan barang
dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
lapangan usaha ekonomi.
d. PDB pengeluaran atas dasar harga
konstan
PDB pengeluaran atas dasar harga
konstan mengukur laju pertumbuhan
konsumsi, investasi, dan perdagangan luar
negeri.
e. PNB atas dasar harga berlaku
PNB atas dasar harga berlaku
menunjukkan pendapatan yang
memungkinkan untuk dinikmati oleh
penduduk suatu negara.
f. PDB dan PNB per kapita atas dasar
harga berlaku
PDB dan PNB per kapita atas dasar
harga berlaku menunjukkan nilai PDB dan
PNB per satu orang penduduk. Indikator ini
dapat mencerminkan secara kasar
pendapatan setiap penduduk di suatu
negara.
g. PDB dan PNB per kapita atas dasar
harga konstan
PDB dan PNB per kapita atas dasar
harga konstan menunjukkan pertumbuhan
nyata ekonomi per kapita penduduk suatu
negara.

b. GDP by industry at constant prices
GDP by industry at constant prices
shows the overall rate of economic growth
from each industry from year to year.
c. GDP by expenditure at current
prices
GDP by expenditure at current prices
shows the role of institutions in using goods
and services produced by various economic
industries.
d. GDP by Expenditure at constant
prices
GDP by Expenditure at constant prices
measures the growth rate of consumption,
investment and foreign trade.
e. GNI at current prices
GNI at current prices indicates the
income that is possibly enjoyed by residents of
a country.
f. GDP and GNI per capita at current
prices
GDP and GNI per capita at current
prices show the value of GDP and GNI per
person. This indicator could roughly estimate
the income of every resident in a country.
g. GDP and GNI per capita at constant
prices
GDP and GNI per capita at constant
prices indicate the real economic growth per
capita of the population of a country. https://www.bps.go.id

27. 7
Pendahuluan
Introduction
Produk Domestik Bruto (PDB)
merupakan indikator ekonomi yang lebih
umum digunakan oleh berbagai negara
dibandingkan dengan Pendapatan Nasional
Bruto. Di Indonesia, PDB berperan penting
dalam pengambilan kebijakan misalnya
berperan sebagai alat proyeksi pertumbuhan
ekonomi untuk menentukan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN).
Selain itu, PDB juga digunakan oleh berbagai
organisasi internasional untuk melihat tingkat
kesehatan perekonomian suatu negara. PDB
per kapita pun juga sering digunakan untuk
melihat perkembangan kondisi kesejahteraan
masyarakat suatu negara. Meskipun
pendapatan nasional merupakan indikator
yang lebih tepat untuk menggambarkan
tingkat kesejahteraan suatu negara, PDB
masih lebih banyak digunakan sebab
keterbandingan dan proses penghitungan
yang lebih mudah. Melihat kondisi tersebut,
publikasi ini akan lebih mengulas metode
penghitungan serta analisis struktur
perekonomian berdasar indikator PDB.
1.3 Gambaran Umum
Perekonomian Indonesia
Kondisi perekonomian Indonesia
dapat digambarkan melalui dua aspek yaitu
struktur dan laju pertumbuhan ekonominya.
PDB merupakan indikator ekonomi makro
yang dapat menunjukkan kedua aspek
penting tersebut. Indikator PDB dapat
menunjukkan struktur dan laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada suatu periode waktu
tertentu serta perbandingannya antarwaktu.
Struktur ekonomi Indonesia menunjukkan
kontribusi dari masing-masing lapangan
usaha serta komponen pengeluaran dalam
pembentukan PDB. Sementara itu, laju
pertumbuhan ekonomi menunjukkan
bagaimana performa perekonomian
Indonesia dari tahun ketahun.
Gross Domestic Product (GDP) is an
economic indicator commonly used by many
countries for various purposes compared to
Gross National Income. In Indonesia, GDP plays
a pivotal role in policy-making, for example, as
an economic growth projection tool to
determine the Medium-Term Development Plan
(RPJMN). In addition, GDP is also used by many
international organizations to see the health
of economic level of a country. GDP per capita
could also be used to portray the development
and prosperity of the people of a country.
Although national income is a more accurate
indicator for describing a country’s level of
well-being, Gross Domestic Product (GDP) is still
more widely used due to its comparability and
simpler calculation process Given these
conditions, this publication will further discuss
the calculation method and analysis of the
economic structure based on the GDP indicator.
1.3 An Overview of Indonesia
Economy
The circumstances of the Indonesian
economy can be observed through the state of
its structure and its growth rate. GDP is the
macroeconomic indicator that provides these
key aspects. GDP Indicator shows Indonesia’s
economic structure and growth rate in a certain
period as well as comparison overtime. The
economic structure of Indonesia reveals the roles
of each industry and expenditure components in
generating GDP. Meanwhile, the economic
growth rate reflects Indonesia’s economic
performance over time. https://www.bps.go.id

28. 8
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Dari sisi lapangan usaha, struktur
perekonomian Indonesia cenderung tidak
mengalami perubahan selama periode tahun
2019-2023. Secara konsisten, perekonomian
Indonesia didominasi oleh Industri
Pengolahan. Lapangan usaha lain yang
berkontribusi besar terhadap perekonomian
Indonesia secara berurutan adalah
Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan
Eceran-Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
serta Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan. Pada tahun 2023, kontribusi
ketiga lapangan usaha tersebut terhadap
perekonomian Indonesia secara berurutan
sebesar 18,67 persen; 12,94 persen; dan
12,53 persen.
Kondisi yang sama juga terjadi
pada sisi pengeluaran dimana struktur
perekonomian Indonesia tidak mengalami
perubahan yang berarti selama periode tahun
2019-2023. Selama periode lima tahun
tersebut, Komponen Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga (PK-RT) menjadi kontributor
terbesar untuk perekonomian Indonesia. Pada
tahun 2023, komponen PK-RT berkontribusi
sebesar 53,18 persen yang mencakup
lebih dari separuh PDB Indonesia dari sisi
pengeluaran. Setelah itu, terdapat Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) serta
Ekspor Barang dan Jasa yang masing-masing
berkontribusi terhadap perekonomian
Indonesia sebesar 29,33 persen serta 21,75
persen.
Pada tahun 2023, kondisi
perekonomian Indonesia tumbuh tangguh
sebesar 5,05 persen. Ditengah dinamika
perekonomian dunia yang tidak pasti,
Indonesia masih tumbuh positif dan hanya
mengalami perlambatan pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,26 persen poin. Laju
pertumbuhan pada masing-masing lapangan
usaha dan komponen pengeluaran juga
mendukung kondisi tersebut.
From the industry side, the structure of
the Indonesian economy shows insignificant
changes from 2019 to 2023. Manufacturing has
consistently dominated the Indonesian
economy. Other industries that have immensely
contributed to the Indonesian economy,
respectively, are the Wholesale and Retail
Trade-Repair of Cars and Motorcycles industry
as well as Agriculture, Forestry, and Fisheries
industry. In 2023, the contribution of each of
these industries to the Indonesian economy
will be 18.67 percent; 12.94 percent; and
12.53 percent.
A similar condition also occurred on the
expenditure side, where the structure of the
Indonesian economy showed insignificant
changes from 2019 to 2023. throughout these
five years, the Household Final Consumption
Expenditure (HFCE) has consistently been the
greatest contributor to the Indonesian economy.
In 2023, the HFCE component contributed 53,18
percent, accounting for more than half of
Indonesia’s GDP. Subsequently, the Gross Fixed
Capital Formation (GFCF) and Exports of Goods
and Services each contributed to the Indonesian
economy by 29.33 percent and 21.75 percent,
respectively, to the Indonesian economy.
In 2023, the Indonesian economy
exhibited impressive growth amounting to 5.05
percent. Amidst the uncertain dynamics of the
global economy, Indonesia continued to show
positive growth, experiencing only a slight
slowdown of 0.26 percentage points. This
resilient performance has been observed across
allindustries and components of expenditure. https://www.bps.go.id

29. 9
Pendahuluan
Introduction
Dari sisi lapangan usaha, Transportasi
dan Pergudangan, Jasa Lainnya, serta
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
merupakan lapangan usaha yang
menunjukkan laju pertumbuhan impresif.
Pada tahun 2023, Transportasi dan
Pergudangan menjadi lapangan usaha
dengan laju pertumbuhan tertinggi mencapai
13,96 persen. Laju pertumbuhan yang tinggi
diikuti oleh Lapangan Usaha Jasa Lainnya
yang tumbuh mencapai 10,52 persen.
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
mengikuti dengan laju pertumbuhan 10,01
persen. Faktor pendorong pertumbuhan pada
ketiga lapangan usaha jasa ini adalah adanya
peningkatan mobilitas masyarakat dan
peningkatan volume pengiriman barang.
Peningkatan aktivitas kesenian, hiburan, dan
rekreasi juga menjadi faktor pendorong
pertumbuhan. Adanya persiapan
penyelenggaraan Pemilu 2024 ikut
mendorong percepatan laju pertumbuhan
pada kategori jasa.
Meskipun 17 kategori lapangan
usaha berhasil mencatatkan pertumbuhan
positif, akan tetapi terdapat beberapa
lapangan usaha yang tumbuh melambat.
Lapangan usaha dengan kondisi tersebut
diantaranya adalah Pengadaan Listrik dan
Gas serta Pertanian, Peternakan, dan
Kehutanan. Pengadaan Listrik dan Gas
mengalami perlambatan sebesar 1,70 persen
poin sementara Pertanian, Peternakan, dan
Kehutanan melambat sebesar 0,95 persen
poin.
Dari sisi pengeluaran, laju
pertumbuhan tertinggi didominasi oleh
komponen Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah
Tangga (PK-LNPRT), PK-RT dan PMTB.
Komponen PK-LNPRT tumbuh dari 5,66
persen pada 2022 menjadi 9,83 persen pada
2023. Laju pertumbuhan tertinggi kemudian
diikuti oleh komponen PK-RT dan PMTB yang
tumbuh 4,82 persen dan 4,40 persen. Laju
From the industry side, Transportation
and Storage, Other Service Activities, as well as
Accommodation and Food Service Activities are
experiencing impressive growth rates. In 2023,
Transportation and Storage became the
industry with the most rapid growth rate at
13.96 percent. This formidable growth was
followed by Other Services Activities which
grew by 10.52 percent. The Accommodation and
Food Services Activities also experienced rapid
growth at 10.01 percent. One of the driving
factors accelerating growth in these industries is
the increase in people’s mobility and volume of
goods delivered. The increase in arts,
entertainment, and recreation activities has also
become one of the driving factors. Additionally,
the preparation for the 2024 General Election
has accelerated the growth rate in the services
category.
Although 17 business sectors have
recorded positive growth, there are some sectors
that are growing at a slower pace. Among the
sectors with such conditions are Electricity and
Gas Supply, which experienced a slowdown of
1.70 percentage points, and Agriculture,
Livestock, and Forestry, which slowed down by
0.95 percentage points
In terms of expenditure, the highest
growth is dominated by the components of
Nonprofit Institutions Serving Households’
Consumption Expenditure (PK-LNPRT),
Household Consumption Expenditure (PK-RT),
and Gross Fixed Capital Formation (PMTB). The
PK-LNPRT component grew from 5.66 percent in
2022 to 9.83 percent in 2023. The highest growth
rate was then followed by the PK-RT and PMTB
components, which grew by 4.82 percent and https://www.bps.go.id

30. 10
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa juga
masih tumbuh positif sebesar 1,32 persen.
Sementara itu, Impor Barang dan Jasa
mengalami kontraksi 1,65 persen. Faktor
pendorong tingginya laju pertumbuhan
beberapa komponen pengeluaran ini sejalan
dengan meningkatnya mobilitas masyarakat,
pulihnya sektor pariwisata, dan peningkatan
realisasi investasi.
Kawasan ASEAN mengalami
perlambatan pertumbuhan ekonomi di
tengah ketidakpastian kondisi perekonomian
global. Berdasarkan laporan International
Monetary Fund (IMF), perekonomian ASEAN-5
yang terdiri dari Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, dan Filipina tumbuh
melambat dari 5,45 persen pada 2022
menjadi 4,07 pada tahun 2023. Hal ini
disebabkan kelima negara mengalami
perlambatan pertumbuhan ekonomi, dimana
perlambatan terdalam dialami oleh Malaysia
yang tumbuh melambat dari 8,65 persen pada
2022 menjadi 3,68 persen pada 2023.
Meskipun begitu, terdapat beberapa negara
ASEAN yang mampu mencatatkan percepatan
laju pertumbuhan ekonomi. Negara tersebut
adalah Brunei Darussalam yang mampu
tumbuh 1,41 persen pada 2023 setelah
sebelumnya terkontraksi sebesar 1,63 persen.
Selain itu, Myanmar juga mencatatkan
percepatan laju pertumbuhan sebesar 2,55
persen setelah terkontraksi sebesar 3,97
persen pada 2022. Pertumbuhan ekonomi
negara-negara ASEAN dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
4.40 percent, respectively. The growth rate of
exports of goods and services is still positively
growing at 1.32 percent. Meanwhile, imports of
goods and services have contracted by 1.65
percent. The driving factors behind the high
growth rate of these expenditure components
are in line with increased mobility of the
population, the recovery of the tourism sector,
and an increased the mobility of the
population, the recovery of the tourism sector,
and an increase in investment realization.
In the midst of global economic
uncertainty, the ASEAN region is experiencing a
slowdown in economic growth. Based on the
International Monetary Fund (IMF) report, the
economic growth of the ASEAN-5, which consists
of Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand,
and Philippines, decelerated from 5.45 percent in
2022 to 4.07 percent in 2023. This condition is
driven by the downward trend in economic
growth in all five of those countries. Malaysia
experienced the deepest downward from 8.65
percent in 2022 to 3.68 percent in 2023.
Nonetheless, some ASEAN members outside
ASEAN-5 managed to maintain the acceleration
of their economic growth. Brunei Darussalam
became the country that managed to grow by
1,41 percent in 2023 after contracting by 1.63
percent. Similarly, Myanmar experienced a
growth rebound of 2.55 percent after
contracting by 3.97 percent in 2022. The
economic growth rate of ASEAN countries is
shown in Table 1.1. https://www.bps.go.id

31. 11
Negara/Country 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Indonesia/Indonesia -2,07 3,70 5,31 5,05
2. Malaysia/Malaysia -5,46 3,30 8,65 3,68
3. Singapura/Singapore -3,87 9,69 3,84 1,08
4. Thailand/Thailand -6,05 1,55 2,51 1,87
5. Filipina/Philippines -9,52 5,72 7,57 5,57
ASEAN-5 -4,37 4,05 5,45 4,07
6. Brunei Darussalam/Brunei Darussalam 1,13 -1,59 -1,63 1,41
7. Kamboja/Cambodia -3,56 3,09 5,10 5,00
8. Myanmar/Myanmar -1,20 -1,05 -3,97 2,55
9. Laos PDR/Lao PDR -0,44 2,06 2,25 3,70
10. Vietnam/Vietnam 2,87 2,55 8,12 5,05
Sejalan dengan pola pertumbuhan
ekonomi yang dialami oleh ASEAN,
perekonomian dunia juga mengalami
pertumbuhan yang melambat namun masih
resilien. Kondisi perekonomian dunia yang
resilien terlihat dari pertumbuhan ekonomi
dunia yang tumbuh positif sebesar 3,21
persen pada 2023. Perlambatan kondisi
perekonomian juga dialami oleh Kawasan
Eropa yang tumbuh melambat sebesar 0,42
persen atau turun 2,98 persen poin. Negara
dengan perekonomian maju seperti
kelompok G7 juga mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi menyentuh 1,70
persen atau turun 0,54 persen poin. Negara
dengan perlambatan ekonomi paling dalam
adalah Inggris yang tumbuh melambat
sebesar 0,15 persen atau turun 4,20 persen
poin. Laju pertumbuhan ekonomi terendah
dialami oleh Jerman yang terkontraksi sebesar
0,31 persen. Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi paling tinggi dialami oleh Amerika
Serikat dengan laju pertumbuhan sebesar
2,53 persen. Pertumbuhan ekonomi
negara-negara G7 dapat dilihat pada Tabel
1.2.
In line with the ASEAN economic
growth trend, the global economy’s growth rate
has decelerated yet remains remarkably
resilient. This resilience is evident in the global
economy’s growth rate of 3.21 percent in 2023.
Economic growth also decelerated in the
Eurozone shrinking by 0.42 percent or declining
by 2.98 percentage points. The G7, a group of
advanced economies, experienced a decline in
growth of 1.70 percent or declined by 0.54
percentage points. The country with the deepest
deceleration in economic growth was the United
Kingdom, which experienced a growth rate of
0.15 percentrepresenting a decline of 4.20
percentage points compared to 2022. The lowest
economic growth rate was experienced by
Germany, with economic growth contracted by
0.31 percent. Meanwhile, the United States had
the highest economic growth among the G7
countries at 2.53 percent. The economic growth
rate of the G7 countries is shown in Table 1.2.
Sumber/Source : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2024
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara ASEAN (persen), 2020–2023
Table 1.1 Economic Growth of ASEAN Countries (percent), 2020–2023
Introduction
Pendahuluan https://www.bps.go.id

32. 12
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
1.4 Ruang Lingkup dan Sistematika
Penulisan Publikasi
Publikasi Pendapatan Nasional
Indonesia 2019-2023 disusun untuk
menggambarkan kondisi perekonomian
Indonesia berdasar beberapa indikator makro
ekonomi. Publikasi ini memuat pengertian
umum pendapatan nasional beserta
kaitannya dengan PDB, metode
penghitungan, serta analisis struktur ekonomi
Indonesia berdasarkan PDB menurut
lapangan usaha dan pengeluaran. Cakupan
wilayah pada publikasi ini terbatas hanya
untuk level nasional. Sementara itu, periode
waktu yang akan diulas terbatas untuk tahun
2019 hingga tahun 2023.
Secara umum, lingkup penyajian
publikasi ini adalah:
1. Pengertian pendapatan nasional,
kaitan pendapatan nasional dengan
PDB sebagai indikator ekonomi makro,
serta gambaran umum perekonomian
Indonesia;
2. Ruang lingkup dan metode
penghitungan PDB menurut lapangan
usaha dan pengeluaran;
1.4 Coverage and Writing Method
The 2019-2023 National Income of
Indonesia publication provides an overview of
the Indonesian economy based on the results of
calculations from several macroeconomic
indicators. This publication will contain a
general notion of national income and its
correspondence with GDP, calculation methods,
and an analysis of the Indonesian economic
structure based on GDP by industry and
expenditure. The area of coverage in this
publication is limited to the national level.
Meanwhile, the period to be discussed is limited
from 2019 to 2023.
In general, the coverage and writing
methods of this publication are:
1. To present a general definition of national
income, the relation of national income
to GDP as macroeconomic indicator, and
portray the general figure of Indonesian
economy;
2. To present the scope and methods used
in calculating GDP by industries and
expenditures;
Negara/Country 2020 2021 2022 2023
(1) (2) (3) (4) (5)
Amerika Serikat/United States -2,21 5,80 1,94 2,53
Jepang/Japan -4,15 2,56 0,96 1,92
Kanada/Canada -5,04 5,29 3,82 1,07
Britania Raya/United Kingdom -10,36 8,68 4,35 0,15
Jerman/Germany -3,83 3,17 1,80 -0,31
Perancis/France -7,54 6,32 2,53 0,87
Italia/Italy -8,97 8,31 3,99 0,92
G7 -4,14 5,49 2,24 1,70
Eropa/Euro Area -6,07 5,93 3,40 0,42
World -2,69 6,47 3,46 3,21
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara G7 (persen), 2020–2023
Table 1.2 Economic Growth of G7 Countries (percent), 2020–2023
Sumber/Source : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2024 https://www.bps.go.id

33. 13
Pendahuluan
Introduction
3. Gambaran umum struktur
perekonomian Indonesia berdasar
PDB menurut lapangan usaha dan
pengeluaran; serta
4. Tabel-tabel data yang berkaitan
dengan indikator pendapatan nasional
dan PDB.
Sementara itu, Publikasi Pendapatan
Nasional Indonesia 2019-2023 akan
diterbitkan dalam empat bab dengan
pembabakan sebagai berikut:
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat penjelasan singkat
mengenai pendapatan nasional beserta
kaitannya dengan PDB, gambaran umum
perekonomian Indonesia beserta
perbandingannya dengan negara lain, serta
ruang lingkup dan sistematika penulian.
b. Bab II Ruang Lingkup dan Metode
Penghitungan
Bab ini mencakup ruang lingkup
serta metode penghitungan yang
digunakan untuk menyusun PDB menurut
lapangan usaha dan pengeluaran.
c. Bab III Perkembangan PDB
Menurut Lapangan Usaha
Pada bab ini akan dijelaskan analisis
umum struktur perekonomian Indonesia
beserta perkembangannya berdasarkan
hasil penghitungan PDB menurut lapangan
usaha.
d. Bab IV Perkembangan PDB
Menurut Pengeluaran
Pada bab ini akan dijelaskan analisis
umum struktur perekonomian Indonesia
beserta perkembangannya berdasarkan
hasil penghitungan PDB menurut
pengeluaran.
3. To present an overview of the
structure of the Indonesian economy
according to GDP by industry and GDP by
expenditures; and
4. To present tables related to indicators of
national income and GDP.
Meanwhile, the 2019-2023 National
Income of Indonesia Publication is presented in
four chapters as the following:
a. Chapter I Preliminary
This chapter contains a brief
explanation of national income and its
relation to GDP, an overview of the
Indonesian economy and its comparisons
with other countries, and the scope as well as
writing methods.
b. Chapter II Coverage and
Methodology
This chapter covers the scope for each
industry as well as the components of
economic expenditure and the calculation
method used to organize GDP by industry
and expenditure.
c. Chapter III Analysis of GDP by
Industry
This chapter will explain a general
analysis of the structure of the Indonesian
economy and its development based on the
calculation of GDP by industry.
d. Chapter IV Analysis of GDP by
Expenditure
This chapter will explain a general
analysis of the structure of the Indonesian
economy and its development based on the
results of calculating GDP by expenditure. https://www.bps.go.id

34. 14
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023 https://www.bps.go.id

35. 15
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
BAB 2
RUANGLINGKUPDAN
METODEPENGHITUNGAN
COVERAGEAND
CALCULATIONMETHOD
BAB
02
CHAPTER https://www.bps.go.id

36. 16
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
PENDEKATAN

PDB PRODUKSI
GDP by Production
Sum of gross value added of all industries at
basic prices plus net taxes on products
PDB PENDAPATAN
GDP by Income
Sum of primary incomes distributed by
resident producer units
PRODUK
NASIONAL
BRUTO
PENYUSUNAN
PDB
3 Approaches to GDP
Calculation
Jumlah nilai tambah seluruh lapangan
usaha atas dasar harga dasar ditambah
Pajak Neto Atas Produk
PDB PENGELUARAN
GDP by Expenditure
Sum of the final uses of goods and services at
purchasers’ prices less imports of good and
services
Jumlah konsumsi akhir atas barang dan
jasa diukur pada harga pembeli dikurang
impor barang dan jasa
Jumlah pendapatan primer yang
didistribusikan oleh unit produsen
residen
Pendekatan Produksi, Pengeluaran,
dan Pendapatan akanꍩ‚ݬ¾»‚Å
Ŭ¾‚¬ S û‚Ť Ý‚Ä‚
The Production, Expenditure, and Income
approaches will generate the same value for
GDP
BPS mempublikasikan PDB berdasar
•é‚ ֙ŕ™»‚ä‚Åyaitu Pendekatan
SÙË•é»Ý¬danS™Å¤™¾é‚Ù‚Å
BPS publishes GDP based on two approaches
that are Production and Expenditure
Approach
PDBdigunakan untuk menghasilkan
GDP is used to generate National Income
Pendapatan Neto
Terhadap Luar Negeri
Atas Faktor Produksi
PDB
GDP
Pajak Atas
Produksi &
Impor Netto
Konsumsi
BarangModal
Tetap
Gross National
Product
Net Taxes on
Production &
Import
PENDAPATAN NASIONAL
PENDAPATAN NASIONAL
NATIONAL INCOME
Net Income
Production Factor
from Abroad
Fixed Capital
Consumption https://www.bps.go.id

37. 17
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
2.1 Coverage

This section will describe the coverage
used in the compilation of GDP by industry
and expenditures. It contains the technical
explanation of the kind of economic activity
which covered for each industry or component
of GDP. In establishing the coverage for
industries and other components of GDP, it is
all according to the 2008 System of National
Accounts (SNA) with several adjustments based
on economic conditions in Indonesia.
2.1.1 Coverage of GDP by Industry
The industries included in the
compilation of GDP are classified into 17
industries of industries. The following section
explains the coverage for each industry.
A. Agruculture, Forestry, and Fishing
This industry includes any cultivation
obtained from nature and constitutes biological
(living) objects or goods whose results can be
used for own consumption or to be sold to
others. The cultivation includes activities whose
main objective is to meet their own needs
(subsistence), such as food crop activities. This
industry includes several subindustries, namely:
1. Crop, Animal Production, Hunting, and
Related Service Activities
2. Forestry and Logging
3. Fishing2.1 Ruang Lingkup

Pada sub bab ini diuraikan ruang
lingkup dalam penyusunan PDB menurut
lapangan usaha dan pengeluaran. Ruang
lingkup berisi penjelasan jenis kegiatan
ekonomi yang tercakup untuk setiap lapangan
usaha atau komponen PDB. Penentuan ruang
lingkup lapangan usaha dan komponen PDB
mengacu pada System of National Accounts
(SNA) 2008 dengan beberapa penyesuaian
berdasarkan kondisi perekonomian di
Indonesia.
2.1.1 Ruang Lingkup PDB Menurut
Lapangan Usaha
Lapangan usaha yang dicakup dalam
penghitungan PDB dapat dikelompokkan ke
dalam 17 kategori lapangan usaha. Berikut
uraian ruang lingkup untuk masing-masing
lapangan usaha.

A. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
Lapangan usaha ini mencakup segala
pengusahaan yang didapatkan dari alam dan
merupakan benda-benda atau barang-barang
biologis (hidup) yang hasilnya dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri
atau untuk dijual kepada pihak lain.
Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang
tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri (subsisten) seperti pada kegiatan
usaha tanaman pangan. Lapangan usaha ini
mencakup beberapa sublapangan usaha, yaitu:
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan, dan
Jasa Pertanian
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu
3. Perikanan https://www.bps.go.id

38. 18
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
B. Mining and Quarrying
The coverage of this industry includes
a kind of activity for mining and quarrying
Some of the activities covered are excavation,
drilling, filtering, washing, sorting, and
extracting all kinds of mining goods, minerals,
and minerals available in nature, whether in the
form of solid, liquid, or gas. The nature of these
activities is to create use value from mined or
excavated goods, so that they can be used, sold,
or further processed. The Mining and Quarrying
industry is divided into four subindustries
namely:
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural
Gas, and Geothermal
2. Mining of Coal and Lignite
3. Mining of Iron Ores
4. Other Mining and Quarrying
C. Manufacturing
This industry encompasses economic
activities involving the chemical or physical
transformation of inputs materials, elements, or
components into new products. The inputs
materials for manufacturing come from
agricultural, forestry, fisheries, mining, or
quarrying products. The manufacturing also
includes changing materials into new products
by hand, printing activities, or selling products
made at the same place where the product is sold
and units that process materials from other
parties on a contract basis. This industry
includes several subindustries, namely:
1. Manufacture of Coal Products, Oil and
Gas Refineries
2. Manufacture of Food Products and
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products
B. Pertambangan dan Penggalian
Ruang lingkup pada lapangan usaha
ini mencakup serangkaian kegiatan untuk
aktivitas pertambangan dan penggalian.
Beberapa kegiatan yang dicakup adalah
penggalian, pemboran, penyaringan,
pencucian, pemilihan, dan pengambilan
segala macam barang tambang, mineral, dan
barang galian yang tersedia di alam.
Barang-barang tersebut dapat berupa benda
padat, cair, maupun gas. Sifat dari kegiatan-
kegiatan yang tercakup adalah untuk
menciptakan nilai guna dari barang tambang
dan galian sehingga memungkinkan untuk
dimanfaatkan, dijual, atau diproses lebih
lanjut. Lapangan usaha Pertambangan dan
Penggalian dapat dikelompokkan ke dalam
empat sublapangan usaha, yaitu:
1. Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit
3. Pertambangan Bijih Logam
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
C. Industri Pengolahan
Lapangan usaha ini meliputi
kegiatan ekonomi di bidang perubahan
secara kimia atau fisik dari bahan, unsur, atau
komponen menjadi produk baru. Bahan baku
Industri Pengolahan berasal dari produk
pertanian, kehutanan, perikanan,
pertambangan, atau penggalian. Industri
Pengolahan juga mencakup perubahan
bahan menjadi produk baru dengan
menggunakan tangan, kegiatan maklon, atau
kegiatan penjualan produk yang dibuat di
tempat yang sama dimana produk tersebut
dijual dan unit yang melakukan pengolahan
bahan-bahan dari pihak lain atas dasar
kontrak. Lapangan usaha ini mencakup
beberapa sublapangan usaha, yaitu:
1. Industri Pengolahan Batubara dan
Pengilangan Minyak dan Gas Bumi https://www.bps.go.id

39. 19
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
4. Manufacture of Textiles and Wearing
Apparel
5. Manufacture of Leather and Related
Product
6. Manufacture of Wood and of Products
of Wood and Cork, Except Furniture;
Manufacture of Articles of Straw and
Plaiting Materials
7. Manufacture of Paper and Paper
Products; Printing and Reproduction of
Recorded Media
8. Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and Plastic
Products
10. Manufacture of Other Non-Metallic
Mineral Products
11. Manufacture of Basic Metals
12. Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except Machinery and
Equipment; Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical Equipment
13. Manufacture of Machinery and
Equipment
14. Manufacture of Transport Equipment
15. Manufacture of Furniture
16. Other Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and Equipment
D. Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
This industry includes activities related
to electricity, gas procurement, and ice
production. The activities covered by the
electricity sector are the generation,
transmission, and distribution of electrical
energy to the final consumers. Meanwhile, the
activities related to gas procurement and
production include of the production of natural
and artificial gas, steam/hot water, cold air,
and ice. This industry are divided into two
subindustries, namely:
2. Industri Makanan dan Minuman
3. Industri Pengolahan Tembakau
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas
Kaki
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus, dan Barang Anyaman dari
Bambu, Rotan dan Sejenisnya
7. Industri Kertas dan Barang dari
Kertas, Percetakan, dan Reproduksi
Media Rekam
8. Industri Kimia, Farmasi, dan Obat
Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari Karet, dan
Plastik
10. Industri Barang Galian Bukan Logam
11. Industri Logam Dasar
12. Industri Barang Logam, Komputer,
Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan
Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan
14. Industri Alat Angkutan
15. Industri Furnitur
16. Industri Pengolahan Lainnya, Jasa
Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan
Peralatan
D. Pengadaan Listrik dan Gas
Lapangan usaha ini mencakup
kegiatan yang berhubungan dengan
ketenagalistrikan serta pengadaan gas dan
produksi es. Kegiatan yang dicakup untuk
ketenagalistrikan adalah pembangkitan,
transmisi, dan pendistribusian energi listrik
kepada konsumen akhir. Sementara itu,
kegiatan untuk pengadaan gas dan produksi
es terdiri dari kegiatan gas alam dan buatan,
pengadaan uap/ air panas, udara dingin, serta
produksi es. Lapangan usaha ini dapat
dikelompokkan ke dalam dua sublapangan,
usaha yaitu: https://www.bps.go.id

40. 20
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
1. Electricity
2. Gas Supply and Production of Ice
E. Water Supply, Sewerage, Waste
Management and Remediation
Activities
This industry involves the management
and disposal of various forms of waste and
garbage that may pollute the environment. The
outputs from this process can either be
eliminated entirely or repurposed as inputs for
other production cycles. Water supply activities
are included in this industry because they are
often carried out in activities or by units involved
in waste/sewage management.
F. Construction
The activities covered by the
construction industry include general and
specific-purpose construction, whether dwelling
or other uses. It includes construction of new
buildings, as well as repairs, additions and
renovations, construction of buildings or
structures on site, and temporary construction.
G. Wholesale and Retail Trade; Repair
of Motor Vehicles and Motorcycles
This industry includes all activities
related to the wholesale and retail trade of cars
and motorbikes (including lorries and trucks),
as well as their maintenance and repair. It also
covers the wholesale and retail trade of various
types of goods, without technical alteration, and
the provision of services related to the sale of
these goods. Both wholesale and retail trade are
the final stages in the distribution of goods. In
general, this activity is divided into two
subindustries as follows:
1. Ketenagalistrikan
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
Lapangan usaha ini berhubungan
dengan pengelolaan berbagai bentuk limbah/
sampah yang dapat mencemari lingkungan.
Hasil dari proses pengelolaan limbah/sampah
ini akan dibuang atau menjadi input dalam
proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan
air termasuk lapangan usaha ini, karena
sering kali dilakukan dalam hubungannya
dengan atau oleh unit yang terlibat dalam
pengelolaan limbah/sampah.
F. Konstruksi
Kegiatan yang tercakup dalam
Lapangan Usaha Konstruksi adalah kegiatan
usaha di bidang konstruksi umum serta
konstruksi khusus. Tujuan dari kegiatan
konstruksi tersebut dapat digunakan baik
sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan
lainnya. Aktivitas dalam lapangan usaha ini
mencakup pekerjaan baru, perbaikan,
penambahan dan perubahan, pendirian
prefabrikasi bangunan atau struktur di lokasi
proyek, serta konstruksi yang bersifat
sementara.
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Lapangan usaha ini meliputi semua
kegiatan berhubungan dengan mobil
dan motor (termasuk lori dan truk), baik
perdagangan besar maupun eceran,
perawatan, serta pemeliharaan mobil dan
motor. Lapangan usaha ini juga mencakup
kegiatan ekonomi di bidang perdagangan
besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa
perubahan teknis) dari berbagai jenis barang,
dan memberikan imbalan jasa yang
mengiringi penjualan barang-barang https://www.bps.go.id

41. 21
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
1. Wholesale and Retail Trade and Repair of
Motor Vehicle and Motorcycle.
2. Wholesale and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and Motorcycles
H. Transportation and Storage
This industry includes the movement of
people and goods (freight) using various modes
of transportation, including railways, pipelines,
roads, water (both sea and inland waterways),
and air. Additionally, it covers activities related
to transportation, such as the rental of vehicles
with drivers and postal and courier services. The
industry is further divided into the following
subindustries:
1. Railways Transport
2. Land Transport
3. Sea and Coastal Water Transport
4. Inland Water Transport
5. Air Transport
6. Warehousing and Support Activities
for Transportation; Postal and Courier
Activities
I. Accommodation and Food Service
Activities
This industry includes the provision of
accommodation services and the preparation of
food and beverages. Accommodation services
include activities providing short-term
accommodation for visitors as well longer-term
accommodation for students, workers, and so
on. Meanwhile, food service activities includes
preparing food and beverages for immediate
consumption. However, it does not include the
tersebut. Baik penjualan secara grosir
(perdagangan besar) maupun eceran
merupakan tahap akhir dalam pendistribusian
barang dagangan. Secara garis besar,
lapangan usaha ini dibagi ke dalam dua
sublapangan usaha sebagai berikut :
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor, dan
Reparasinya
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan
Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan
Lapangan usaha ini mencakup
penyediaan angkutan penumpang atau
barang dengan menggunakan rel, saluran
pipa, jalan darat, air atau udara, dan kegiatan
yang berhubungan dengan pengangkutan.
Termasuk dalam lapangan usaha ini adalah
penyewaan alat angkutan dengan
pengemudi atau operator, serta kegiatan
pos dan kurir. Lapangan usaha ini dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa
sublapangan usaha, yaitu :
1. Angkutan Rel
2. Angkutan Darat
3. Angkutan Laut
4. Angkutan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan
5. Angkutan Udara
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang
Angkutan; Pos dan Kurir
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
Lapangan usaha ini mencakup
kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan
akomodasi, pelayanan, serta penyediaan
makan dan minum. Kegiatan penyediaan
akomodasi mencakup kegiatan penyediaan
akomodasi jangka pendek untuk pengunjung
termasuk penyediaan akomodasi yang lebih
lama untuk pelajar, pekerja, dan sejenisnya.
Sementara itu, penyediaan makan dan minum https://www.bps.go.id

42. 22
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
provision of long-term accommodation, such as
dwelling, or the food service activities not for
immediate consumption or through wholesale
and retail trade activities.
The industry for accommodation
and food service activities is divided into two
subindustries, namely:
1. Accommodation
2. Food and Beverage Service Activities
J. Information and Communication
This industry includes all activities
in providing information as well as
communication activities. Some of the activities
involved in providing information are the
publishing industry activities (including software
publishing); motion picture production, video,
sound recording, and music publishing
industrial activities; as well as broadcasting and
programming (radio and television) industry
activities. Meanwhile, the activities included in
the provision of telecommunications are the
activities of providing telecommunications and
service activities; programming industry
activities; computer consulting; as well as
activities to provide expert services in the field of
information technology.
K. Finance and Insurance Activities
This industry includes service activities
or the provision of financial services as well as
insurance services. Some activities covered by
financial services include central banks,
banking, savings and loan cooperatives,
pawnshops, venture capital, money markets
(stock exchange), clearing and guarantee
institutions, and currency exchange services.
Meanwhile, insurance activities include
insurance, reinsurance, and pension fund
activities.
mencakup kegiatan pelayanan makan minum
yang menyediakan makanan atau minuman
untuk dikonsumsi segera. Tidak termasuk
penyediaan akomodasi jangka panjang
seperti tempat tinggal utama, serta
penyediaan makan atau minum bukan untuk
dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan
perdagangan besar dan eceran.
Lapangan Usaha Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum dikelompokkan
ke dalam dua sublapangan usaha, yaitu:
1. Penyediaan Akomodasi
2. Penyediaan Makan dan Minum
J. Informasi dan Komunikasi
Lapangan usaha ini mencakup
seluruh kegiatan dalam penyediaan informasi
serta aktivitas komunikasi. Beberapa kegiatan
yang dicakup dalam penyediaan informasi
adalah kegiatan industri penerbitan (termasuk
penerbitan piranti lunak); kegiatan industri
produksi gambar bergerak, video, perekaman
suara dan penerbitan musik; serta kegiatan
industri penyiaran dan pemrograman (radio
dan televisi). Sementara kegiatan yang
termasuk dalam penyediaan telekomunikasi
adalah kegiatan penyediaan telekomunikasi
dan kegiatan jasa; kegiatan industri
pemrograman; konsultasi komputer; serta
kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang
teknologi informasi.
K. Jasa Keuangan dan Asuransi
Lapangan usaha ini mencakup
aktivitas pelayanan atau penyediaan jasa
keuangan serta penyediaan jasa asuransi.
Beberapa aktivitas yang tercakup dalam jasa
keuangan seperti bank sentral, perbankan,
koperasi simpan-pinjam, pegadaian, modal
ventura, pasar uang (bursa efek), lembaga
kliring dan penjaminan, serta jasa penukaran
mata uang. Sementara itu, kegiatan asuransi
mencakup aktivitas asuransi, reasuransi, dan
dana pensiun. https://www.bps.go.id

43. 23
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
The Finance and Insurance Activities
industry can be grouped into several
subindustries, namely:
1. Financial Intermediary Services
2. Insurance and Pension Fund
3. Other Financial Services
4. Financial Support Services
L. Real Estate Activities
The activities covered by this industry
include rental activities, real estate agents and
or brokers, leasing, and the provision of other
real estate services. The activity of providing real
estate services may be performed on an
own-account, fee, or contract basis. This
industry also includes construction activities
associated with the maintenance or rental of the
building. This industry also includes owner-
occupied and rented property and property
management activities.
M,N. Business Activities
Business Activities is a combination of 2
(two) categories, namely the Professional,
Scientific, and Technical Services (M) category
as well as the category of Business Leasing and
Leasing Services without Option Rights,
Employment, Travel Agencies, and Other
Business Supports (N). Category M includes
activities that require a high level of training and
result in specific knowledge and skills available
to users. Activities that fall into the M category
include legal and accounting services,
architectural and civil engineering services,
advertising and market research, as well as
other professional, scientific, and technical
services. Category N includes various activities
that support business operations in general.
Activities included in category N include leasing
Lapangan Usaha Jasa Keuangan
dan Asuransi dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa sublapangan usaha, yaitu :
1. Jasa Perantara Keuangan
2. Asuransi dan Dana Pensiun
3. Jasa Keuangan Lainnya
4. Jasa Penunjang Keuangan
L. Real Estat
Kegiatan yang dicakup dalam
lapangan usaha ini meliputi kegiatan
persewaan, agen dan/atau perantara dalam
penjualan atau pembelian, penyewaan, serta
penyediaan jasa real estat lainnya. Kegiatan
penyediaan jasa real estat bisa dilakukan atas
milik sendiri atau milik orang lain yang
dilakukan atas dasar balas jasa atau kontrak.
Lapangan usaha ini juga mencakup kegiatan
pembangunan gedung yang disatukan
dengan pemeliharaan atau penyewaan
bangunan tersebut. Lapangan usaha ini juga
mencakup real estat yang dimiliki dan
ditempati sendiri (owner occupied dwelling)
serta kegiatan pengelolaan bangunan real
estat.
M,N. Jasa Perusahaan
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan
merupakan gabungan dari 2 (dua) kategori,
yakni kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan
Teknis (M) serta kategori Jasa Persewaan
dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,
Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan, dan
Penunjang Usaha Lainnya (N). Kategori M
mencakup kegiatan yang membutuhkan
tingkat pelatihan tinggi dan menghasilkan
ilmu pengetahuan serta keterampilan khusus
yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang
termasuk kategori M seperti jasa hukum dan
akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil,
periklanan dan penelitian pasar, serta jasa
profesional, ilmiah, dan teknis lainnya.
Kategori N mencakup berbagai kegiatan yang
mendukung operasional usaha secara umum. https://www.bps.go.id

44. 24
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
and leasing services without option rights,
employment services, travel agency services,
tour, and other reservation services, security and
investigation services, services for buildings and
landscaping, office administration services,
office support services, and other business
support services.
O. Public Administration and Defence,
Compulsory Social Security
This industry includes all ministries
and non-ministries, high state agencies/
institutions, offices, and agencies related to
government administration and defense. It
includes administrative activities in schools,
universities, and government hospitals. This
industrycovers all levels of government, both
central and local.
P. Education
This industry includes educational
activities at various levels and a variety of
occupations, whether spoken or written and
through various means of communication. This
industry also includes teaching primarily
focused on sports, entertainment, and
educational support activities.
Q. Human Health and Social Work
Activities
This industry includes all services
related to healthcare and social work activities,
ranging from health services provided by trained
professionals in hospitals and other health
facilities to home care activities at the level of
health services to social work activities not
involving professional health personnel. This
industry also includes social work services such
as orphanages, nursing homes, and others
Kegiatan yang termasuk kategori N antara
lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha
tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa
agen perjalanan, penyelenggaraan tur dan
jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan
penyelidikan, jasa untuk gedung dan
pertamanan, jasa administrasi kantor, serta
jasa penunjang kantor dan jasa penunjang
usaha lainnya.
O. Administrasi Pemerintah,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib
Lapangan usaha ini mencakup semua
kementerian dan non kementerian, badan/
lembaga tinggi negara, kantor-kantor, dan
badan-badan yang berhubungan dengan
administrasi pemerintah dan pertahanan.
Termasuk kegiatan yang bersifat administrasi
di sekolah, universitas, dan rumah sakit
pemerintah. Lapangan usaha ini meliputi
semua tingkat pemerintah baik pusat
maupun daerah.
P. Jasa Pendidikan
Lapangan usaha ini mencakup
kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan
dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara
lisan atau tertulis seperti halnya dengan
berbagai cara komunikasi. Lapangan usaha ini
juga mencakup pengajaran utamanya
mengenai kegiatan olahraga, hiburan, dan
penunjang pendidikan.
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
Lapangan usaha ini mencakup
kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan social. Aktivitas yang dicakup berupa
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lain. Termasuk juga
kegiatan perawatan di rumah yang
melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan
kesehatan serta kegiatan sosial yang tidak https://www.bps.go.id

45. 25
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
identified as Non-Profit Institutions Serving
Households (NPISHs) with nonmarket output.
R, S, T, U. Other Service Activities
Other service activities cover a
wide range of activities, including arts,
entertainment, and recreation; repair of
computers and personal and household
equipment; individual services serving
households; activities that produce goods and
services used by households to fulfill their
own needs; Other private services include the
activities of international agencies, such as the
United Nations and UN agencies, Regional
Bodies, IMF, OECD, and others.
2.1.2 Coverage of GDP by Expenditure
By definition, GDP by expenditure
represents the use of goods and services for
final consumption, investment, and net exports
(exports minus imports). Specifically, GDP by
expenditure is realized in six components. The
following will explain the description and
coverage for each component.
1. Household Final Consumption
Expenditure (HFCE)
Households are defined as individuals
or groups of individuals who live together in
a residential building. They collect income, have
assets and liabilities, and consume goods and
services collectively, especially for food and
melibatkan tenaga kesehatan profesional.
Lapangan usaha ini juga mencakup jasa
kegiatan sosial seperti panti asuhan, panti
jompo, dan lain-lain yang diidentifikasi
sebagai Lembaga Nonprofit yang Melayani
Rumah Tangga (LNPRT) dengan output
nonpasar.
R, S, T, U. Jasa Lainnya
Lapangan Usaha Jasa Lainnya
mempunyai cakupan kegiatan terkait jasa-jasa
yang jauh lebih luas. Beberapa kegiatan yang
tercakup seperti kesenian, hiburan, dan
rekreasi; jasa reparasi komputer dan barang
keperluan pribadi dan perlengkapan rumah
tangga; jasa perorangan yang melayani
rumah tangga; serta kegiatan yang
menghasilkan barang dan jasa oleh rumah
tangga yang digunakan sendiri untuk
memenuhi kebutuhan. Jasa swasta lainnya
termasuk kegiatan badan internasional (PBB
dan perwakilan PBB; Badan Regional; IMF;
OECD; dan lain-lain) juga tercakup dalam
lapangan usaha ini.
2.1.2 Ruang Lingkup PDB Menurut
Pengeluaran

Sesuai pengertiannya, PDB menurut
pengeluaran menunjukkan penggunaan
barang dan jasa untuk konsumsi akhir,
investasi (fisik), serta ekspor neto (ekspor
dikurang impor). Secara spesifik, PDB
Pengeluaran direalisasikan dalam enam
komponen pengeluaran. Berikut uraian ruang
lingkup untuk masing-masing komponen.
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga (PK-RT)
Rumah tangga didefinisikan sebagai
individu atau sekelompok individu yang
tinggal bersama dalam suatu bangunan
tempat tinggal, mengumpulkan sebagian
atau seluruh pendapatan dan kekayaannya, https://www.bps.go.id

46. 26
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
housing groups. Household Final Consumption
Expenditure is expenditure on goods and
services by resident households for the purpose
of final consumption.
Meanwhile, final consumption meant
is the consumption of goods and services to
meet household needs. Household final
consumption includes:
• The value of goods and services derived
from purchases;
• The estimated value of the barter
transaction;
• The estimated value of goods and
services provided by the employers as
part of compensation for the employees;
• The estimated value of goods and services
produced for own consumption.
2. Nonprofit Institutions Serving
Households (NPISHs) Final
Consumption Expenditure
NPISHs is a Nonprofit Institution (NPI)
that provides goods and services for free or at an
economically insignificant price level to its
member or households and uncontrolled by the
government. NPISHs are divided into six types of
institutions, namely:
• Community organizations
• Social organizations
• Professional organizations and trade
unions
• Cultural, sports and recreation
organizations
• Political parties
• Religious institutions
NPISH’s final consumption equals to
the value of nonmarket output or production
costs incurred minus the sales of goods/
services in carrying out service activities to the
community, members of the organization, or
specific community groups. NPISH production
serta mengonsumsi barang dan jasa secara
kolektif, utamanya makanan dan perumahan.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah
pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah
tangga residen untuk tujuan konsumsi akhir.
Konsumsi akhir yang dimaksud
adalah konsumsi barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Konsumsi akhir rumah tangga mencakup:
• Nilai barang dan jasa yang berasal dari
pembelian;
• Perkiraan nilai barang dan jasa yang
berasal dari transaksi barter;
• Perkiraan nilai barang dan jasa yang
berasal dari pemberi kerja sebagai
bagian dari kompensasi tenaga kerja;
• Perkiraan nilai barang dan jasa yang
diproduksi untuk dikonsumsi sendiri.
2. Pengeluaran Lembaga Nonprofit
yang Melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT)
LNPRT merupakan lembaga yang
menyediakan barang dan jasa secara gratis
atau pada tingkat harga yang tidak berarti
secara ekonomi bagi anggota atau rumah
tangga, serta tidak dikontrol oleh pemerintah.
LNPRT dibedakan atas 6 jenis lembaga, yaitu:
• Organisasi kemasyarakatan
• Organisasi sosial
• Organisasi profesi dan serikat buruh
• Organisasi kebudayaan, olah raga, dan
rekreasi
• Partai Politik
• Lembaga keagamaan
Besarnya PK-LNPRT sama dengan
output atau biaya produksi yang dikeluarkan
dalam rangka melakukan aktivitas pelayanan
pada masyarakat, anggota organisasi, atau
kelompok masyarakat tertentu. Biaya produksi
LNPRT adalah nilai konsumsi antara ditambah
biaya primer (kompensasi pegawai, konsumsi https://www.bps.go.id

47. 27
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
costs are the value of intermediate consumption
plus primary costs (employee compensation,
consumption of fixed capital, and other taxes
less subsidies on production). Production costs
are costs incurred by institutions for the use of
goods and services and factors of production,
plus the value of goods and services originating
from their own production or gifts from other
parties.
3. General Government Final
Consumption Expenditure (GFCE)
Government is an institutional unit
constituted by the political process and has the
authority of legislative, judicial, and executive
institutions over other institutional units within
a country/region. Within an economy,
government units act as consumers, producers,
and regulators who enact various fiscal and
monetary policies. As a consumer, government
fulfills consumption activities for final goods and
services. Meanwhile, as a producer, the
government provides goods and services to
individuals or society for free or at economically
insignificant prices.
General Government Consumption
Expenditures are expenses on goods and
services incurred by the government for final
consumption that consists of collective and
individual consumption expenditures. The
collective consumption expenditures are all
costs incurred by the government to produce
goods and services that are not limited in
number and accessible to the communities, for
example, defense and security services by
the Army/Police. Meanwhile, individual
consumption expenditures are all costs incurred
by the government to produce goods and
services that are limited in numbers and could
only be consumed if certain conditions are met
(in terms of prices), for example, health services
in hospitals/health centers and educational
services at schools/universities.
barang modal tetap, dan pajak atas produksi
lainnya). Biaya produksi adalah biaya yang
dikeluarkan lembaga atas penggunaan
barang dan jasa (antara) dan faktor produksi,
ditambah nilai barang dan jasa yang berasal
dari produksi sendiri atau pemberian pihak
lain.
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
(PK-P)
Pemerintah merupakan unit institusi
yang dibentuk melalui proses politik dan
punya otoritas di bidang lembaga legislatif,
yudikatif, dan eksekutif atas unit institusi lain
di dalam suatu negara/wilayah. Dalam suatu
perekonomian, unit pemerintah berperan
baik sebagai konsumen, produsen, dan
sebagai regulator yang menetapkan berbagai
kebijakan di bidang fiskal maupun moneter.
Sebagai konsumen, pemerintah akan
melakukan aktivitas konsumsi atas barang
dan jasa akhir. Sementara itu, sebagai
produsen, pemerintah menyediakan barang
dan jasa pada individu atau masyarakat secara
gratis atau pada harga yang tidak signifikan
secara ekonomi.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
merupakan pengeluaran atas barang dan
jasa yang dilakukan oleh pemerintah untuk
konsumsi akhir, terdiri dari pengeluaran
konsumsi kolektif dan pengeluaran konsumsi
individu. Pengeluaran konsumsi kolektif
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menghasilkan barang dan
jasa yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa
diakses seluruh masyarakat, contoh jasa
pertahanan dan keamanan oleh TNI/Polri.
Sementara itu, Pengeluaran Konsumsi
Individu adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh pemerintah untuk
menghasilkan barang dan jasa yang terbatas
jumlahnya dan hanya dapat dikonsumsi
apabila memenuhi syarattertentu (biasanya https://www.bps.go.id

48. 28
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
4. Gross Fixed Capital Formation
(GFCF)
Gross Fixed Capital Formation is
defined as the addition and reduction of fixed
assets in a production unit. The addition of
capital goods includes procurement,
manufacture, and purchase (new capital goods
from within the country as new and used capital
goods from abroad), including major repairs,
transfer or barter of capital goods, financial
leasing, and growth of cultivated biological
resource assets. Meanwhile, the reduction of
capital goods includes sales, transfers, or barters
of capital goods to other parties and financial
leasing. As an exception, losses caused by
natural disasters are excluded from the
recording (as reduction).
5. Changes in Inventories
Inventories are defined as assets in the
form of goods and services that are stored for
sales, use in production activities, or other uses
in the future. Inventories are grouped into five
types:
1. Raw and auxiliary materials;
2. Work in progress;
3. Finished goods;
4. Items for re-sale;
5. Military inventories.
Changes in inventories show
transactions that occurred within the inventory.
Changes in inventories explain changes in the
position of inventory items which means an
increase (positive sign) or a decrease (negative
sign). Changes in inventories are measured by
subtracting the value of goods entering the
inventory from those leaving the inventory, and
harga), contoh pelayanan kesehatan di rumah
sakit/puskesmas dan jasa pendidikan di
sekolah/universitas.
4. Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTB)
PMTB didefinisikan sebagai
penambahan dan pengurangan aset tetap
pada suatu unit produksi. Penambahan
barang modal mencakup pengadaan,
pembuatan, pembelian (barang modal baru
dari dalam negeri serta barang modal baru
dan bekas dari luar negeri), termasuk
perbaikan besar, transfer atau barter barang
modal, sewa beli (financial leasing), serta
pertumbuhan aset sumber daya hayati yang
dibudidaya. Sedangkan pengurangan barang
modal mencakup penjualan, transfer atau
barter barang modal pada pihak lain, serta
sewa beli (financial leasing). Pengecualian
kehilangan yang disebabkan oleh bencana
alam tidak dicatat sebagai pengurangan.
5. Perubahan Inventori
Inventori didefinisikan sebagai aset
berupa barang dan jasa yang disimpan untuk
kemudian dijual, digunakan dalam kegiatan
produksi atau penggunaan lainnya di waktu
mendatang. Inventori dapat dikelompokkan
menjadi lima jenis, yaitu:
1. Bahan baku dan penolong;
2. Barang dalam penyelesaian;
3. Barang jadi;
4. Barang/jasa untuk dijual kembali;
5. Inventori militer.
Perubahan inventori menunjukkan
transaksi yang terjadi dalam inventori.
Perubahan inventori menjelaskan tentang
perubahan posisi barang inventori yang bisa
bermakna pertambahan (tanda positif) atau
pengurangan (bertanda negatif). Perubahan
inventori diukur dengan nilai barang yang
masuk ke dalam inventori dikurangi nilai https://www.bps.go.id

49. 29
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
also deduct the value of losses from inventory
items that come regularly. However, it does
not include extraordinary losses of an irregular
nature such as fire, theft, and pest attacks.
6. Exports and Imports of Goods and
Services
Exports-imports are defined as the
ownership transfer (economically) of goods and
services between residents and non-residents of
an economy. An institutional unit is defined as a
resident of the economic area of a country when
the institutional unit has predominant economic
interests within the economic area, and this
institutional unit is involved in economic
activities or transactions over a period of time,
generally set at least one year. Exports-imports
use the principle of recording on an accrual basis
where goods are recorded when there is a
transfer of ownership whose approach is to use
the time of recording on customs documents
while services are recorded when provided or
rendered.
2.2 Methodology
Conceptually, GDP is calculated by the
three approach, namely:
a. Production Approach
GDP is the total value added by all
production units within an economy during a
specific period (usually one year) plus nett taxes
on products.
barang yang keluar dari inventori dan
dikurangi nilai kerugian dari barang inventori
yang terjadi secara regular. Tidak termasuk
kerugian yang luar biasa yang bersifat
irregular seperti kebakaran, kecurian, dan
serangan hama.
6. Ekspor/Impor Barang dan Jasa
Ekspor-impor didefinisikan sebagai
transaksi alih kepemilikan (ekonomi) atas
barang dan jasa antara residen suatu
perekonomian dengan nonresiden. Suatu
unit institusi didefinisikan sebagai residen
dari wilayah ekonomi sebuah negara, jika unit
institusi tersebut memiliki pusat kepentingan
ekonomi yang utama di dalam wilayah
ekonomi dan unit institusi ini terlibat dalam
aktivitas atau transaksi ekonomi untuk
periode waktu yang lama, umumnya
ditetapkan minimal satu tahun. Ekspor impor
menggunakan prinsip pencatatan dengan
basis akrual di mana untuk barang dicatat saat
terjadi alih kepemilikan yang pendekatannya
menggunakan waktu pencatatan pada
dokumen kepabeanan, sedangkan untuk jasa
dicatat saat jasa tersebut disediakan atau
diberikan.
2.2 Metode Penghitungan
Secara konsep, PDB dapat dihitung
dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah
atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh
berbagai unit produksi di suatu negara pada
periode waktu tertentu (biasanya satu tahun)
ditambah pajak atas produk neto (pajak
kurang subsidi atas produk). https://www.bps.go.id

50. 30
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
b. Income Approach
GDP is the amount of compensation
received by the factors of production that
participate in the production process in a
country during a specific period (usually in one
year). The components include employee’s
compensation, gross operating surplus, gross
mixed-income, and taxes less subsidies on
production and imports.
c. Expenditure Approach
GDP is an estimate of the sum of all
components of final demand, investment, and
net exports, which consist of:
(1) Household Final Consumption
Expenditure;
(2) Non-Profit Institution Serving
Households (NPISHs) Final Consumption
Expenditure;
(3) General Government Final Consumption
Expenditure;
(4) Gross Fixed Capital Formation;
(5) Changes in Inventories; and
(6) Net Exports (Exports minus Imports).
The calculation of GDP using these
approaches involves different methodologies,
coverage, and data sources. These differences
ensure consistency and completeness, not only
in producing and controlling the feasibility of
the estimate but also in providing more benefits
for GDP analysis.
Regardless of the approach used
production, income, or expenditure GDP will
yield the same value. This is because what an
economy produces is equal to what is
consumed. In Indonesia, GDP is compiled based
on two approaches: production and
expenditure. The income approach is still under
development using the Supply and Use Tables
(SUT) framework to achieve consistency across
all three approaches.
b. Pendekatan Pendapatan
PDB adalah jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu negara
pada periode waktu tertentu (biasanya dalam
satu tahun). Komponen balas jasa yang
diterima berupa kompensasi pekerja, surplus
usaha bruto, pendapatan campuran bruto,
dan pajak kurang subsidi atas produksi impor.
c. Pendekatan Pengeluaran
PDB merupakan perkiraan dari
jumlah seluruh komponen permintaan akhir,
investasi (fisik), serta ekspor neto yang terdiri
dari:
(1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga;
(2) Pengeluaran konsumsi lembaga
nonprofit yang melayani rumah tangga
(LNPRT);
(3) Pengeluaran konsumsi pemerintah;
(4) Pembentukan modal tetap bruto;
(5) Perubahan inventori; dan
(6) Ekspor neto (ekspor dikurang impor).
Penghitungan PDB dari sisi yang
berbeda ini mencakup perbedaan metode,
ruang lingkup, hingga sumber data yang
digunakan. Perbedaan ini dimaksudkan untuk
memastikan konsistensi dan kelengkapan
dalam membuat estimasi, mengontrol
kelayakan estimasi, dan dapat memberikan
manfaat lebih dalam melakukan analisis PDB.
Baik dengan pendekatan produksi,
pendapatan, ataupun pengeluaran akan
menghasilkan nilai yang sama. Hal ini
disebabkan apa yang diproduksi oleh suatu
ekonomi sama dengan apa yang digunakan
dalam perekonomian tersebut. Untuk
Indonesia, PDB dihitung menurut dua
pendekatan yaitu produksi dan pengeluaran.
Sementara itu, penghitungan menurut
pendekatan pendapatan masih dalam tahap
eksperimental menggunakan kerangka kerja https://www.bps.go.id

51. 31
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
The calculation of GDP, both by
industry and expenditure, is divided into GDP at
current prices and GDP at constant prices. GDP
at current prices is calculated based on the price
prevailing at the year. The resulting GDP is
called Nominal GDP. On the other hand, GDP
at constant (price from a base year) (base year
prices) and is referred to as Real GDP. The base
year used for calculation of real GDP is 2010.
2.2.1 GDP by Industry
A. GDP at Current Prices
GDP at current prices is calculated
using the production approach, that sums the
value added of good and services produced by
various production units in the region/country
within a specific period.
GDP = GVA
i
Where as:
GVA is defined as the value of output less the
value of intermediate consumption, which
will be written in the following formula:
GVA
b,t
= Output
b,t
- Intermediet Consumption
b,t
Output
b,t
= Production
t
x Price
t
Output
b,t
: Output or gross production value at
current price year t
GVA
b,t
: Gross added value based at current
price year t
Production
t
: Production quantum or production
indicator of year t
Price
t
: Production price of price indicator of year t
Supply and Use Tables (SUT). Melalui kerangka
kerja ini akan didapatkan PDB yang konsisten
untuk ketiga pendekatan.
Penghitungan PDB baik menurut
lapangan usaha maupun pengeluaran, terbagi
menjadi PDB atas dasar harga berlaku (ADHB)
dan PDB atas dasar harga konstan (ADHK).
PDB ADHB dihitung berdasar harga yang
berlaku pada saat tahun berjalan. PDB yang
dihasilkan disebut PDB Nominal. Sementara
itu, PDB ADHK dihitung pada harga tetap
(harga pada tahun dasar). PDB yang dihasilkan
disebut PDB Riil. Tahun dasar yang digunakan
dalam penghitungan ADHK adalah tahun
2010.
2.2.1 PDB Menurut Lapangan Usaha
A. PDB Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB)
PDB ADHB dihitung menggunakan
pendekatan produksi, yaitu penjumlahan nilai
tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu.
PDB = NTB
i
dimana:
NTB adalah nilai tambah bruto yang
didapatkan dari output dikurangi dengan
konsumsi antara, yang akan dituliskan dalam
rumus berikut:
NTB
b,t
= Output
b,t
- Konsumsi Antara
b,t
Output
b,t
= Produksi
t
x Harga
t
Output
b,t
: Output atau nilai produksi bruto atas
dasar harga berlaku tahun t
NTB
b,t
: Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku tahun ke t
Produksi
t
: Kuantum produksi atau indikator
produksi tahun ke t
Harga
t
: Harga produksi atau indikator harga
tahun ke t
= GGG
= https://www.bps.go.id

52. 32
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
According to the SNA 2008 manual,
GDP by industry is measured as the sum of gross
value added plus taxes on products less
subsidies on products. Tax on a product is a tax
that is payable per unit of some good or service.
The tax may be a specific amount of money per
unit of quantity of a good or service, or it may
be calculated as a specified percentage of the
price per unit or value of the goods or services
transacted. A subsidy on a product is a subsidy
payable per unit of a good or service. The
subsidy may be a specific amount of money per
unit of quantity of a good or service, or it may be
calculated as a specified percentage of the price
per unit. A subsidy may also be calculated as the
difference between a specified target price and
the market price actually paid by a buyer. Based
on the information above, the formula for
calculating GDP by industry can be written as
follows:
GDP= GVA
i
+ (Taxes - Subsidies) on Product
B. GDP at Constant Prices
GDP at constant prices is essentially
the same as GDP at current prices, representing
the sum of value-added for goods and services
produced by various production units in the
region/country within a certain period. However,
the method of calculating Gross Value Added
(GVA) for GDP at constant prices differs from
that for GDP at current prices.
Several approaches can be used to
calculate it, including:
1. Revaluation Method
Constant price output is calculated
based on the price in the base year which can be
written as follows:
Constant Output
t
= Production
t
x Price
0
Constant GVA
t
= Constant Output
t
- Intermediate Consumption
kt
Berdasar buku pedoman SNA 2008,
PDB menurut lapangan usaha diartikan
sebagai penjumlahan nilai tambah bruto
terhadap pajak atas produk dikurangi subsidi
atas produk. Pajak atas produk adalah pajak
yang dibayar per unit barang atau jasa. Pajak
ini dapat berupa sejumlah uang per kuantitas
barang atau jasa, atau pajak yang nilainya
dihitung sebagai persentase dari harga per
unit atau total nilai barang dan jasa yang
ditransaksikan. Subsidi atas produk adalah
subsidi yang dibayar per unit barang atau jasa.
Subsidi atas produk juga dapat berbentuk
nilai spesifik atau persentase nilai dari barang
dan jasa yang dihasilkan. Selain itu, subsidi
atas produk juga dapat dihitung sebagai
selisih antara harga tertentu dan harga pasar
aktual yang dibayar pembeli. Berdasarkan
keterangan di atas, rumus penghitungan PDB
menurut lapangan usaha dapat dituliskan
sebagai berikut :
PDB = NTB
i
+ (Pajak - Subsidi) atas Produk
B. PDB Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK)
PDB ADHK pada prinsipnya sama
dengan PDB ADHB yang merupakan
penjumlahan nilai tambah atas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah regional/negara dalam
jangka waktu tertentu. Akan tetapi, metode
penghitungan NTB pada PDB ADHK berbeda
dengan NTB ADHB.
Terdapat beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk menghitung NTB
ADHK, yaitu :
1. Metode Revaluasi
Output harga konstan dihitung
berdasar harga pada tahun dasar atau dapat
dituliskan sebagai berikut :
Output Konstan
t
= Produksi
t
x Harga
0
NTB Konstan
t
= Output Konstan
t
- Konsumsi Antara
kt
=
= GGGGGGG https://www.bps.go.id

53. 33
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
2. Extrapolation Method
Constant price output is calculated
based on the production index which can be
written as follows:
Constant Output
t
= Current Output
0
x Production Index
t
Constant GVA
t
= Constant Output
t
- Intermediate Consumption
kt
3. Deflation Method
Constant price output is calculated by
dividing the current price output against the
production index which can be written as
follows:
Constant Output
t
= Current Output
t
/ Price Index
t
Constant GVA
t
= Constant Output
t
- Intermediate Consumption
kt
4. Double Deflation Method
Constant price output is calculated by
dividing the current price output against the
production index. In addition, consumption
between constant prices is obtained from
dividing consumption between current prices
and the price index. So, which can be written as
follows:
Constant Price Output
t
= Current Price Output
t
/ Price Index
t
Constant Intermediate Cost
t
= Current Intermediate Consumption
t
/
Price Index
t
Constant GVA
t
= Constant Output
t
- Intermediate Consumption
kt
C. Calculation Method for GVA Current
Prices and GVA Constant Prices by
Industry
The following table presents the
calculation method of NTB ADHB and NTB ADHK
for 17 industry as the basis for compiling
GDP by industry approach.



2. Metode Ekstrapolasi
Output harga konstan dihitung
berdasar indeks produksi atau dapat
dituliskan sebagai berikut :
Output Konstan
t
= Output Berlaku
0
x Indeks Produksi
t
NTB Konstan
t
= Output Konstan
t
- Konsumsi Antara
kt
3. Metode Deflasi
Output harga konstan dihitung
dengan membagi output harga berlaku
terhadap indeks produksi atau dapat
dituliskan sebagai berikut :
Output Konstan
t
= Output Berlaku
t
/ Indeks Harga
t
NTB Konstan
t
= Output Konstan
t
- Konsumsi Antara
kt
4. Metode Double Deflasi
Output harga konstan dihitung
dengan membagi output harga berlaku
terhadap indeks produksi. Selain itu, konsumsi
antara harga konstan didapat dari hasil
pembagian antara konsumsi antara harga
berlaku dengan indeks harga. Sehingga,
dapat dituliskan sebagai berikut:
Output Konstan
t
= Output Berlaku
t
/ Indeks Harga
t
Biaya Antara Konstan
t
= Konsumsi Antara Berlaku
t
/ Indeks Harga
t
NTB Konstan
t
= Output Konstan
t
- Konsumsi Antara
kt
C. Metode Penghitungan NTB ADHB
dan NTB ADHK Menurut Lapangan
Usaha
Berikut disajikan tabel metode
penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK
untuk 17 lapangan usaha beserta
subkategorinya sebagai dasar penyusun PDB
menurut pendekatan lapangan usaha. https://www.bps.go.id

54. 34
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lapangan Usaha/
Industry
NTB ADHB /
GVA Current Prices
NTB ADHK/
GVA Constant
(1)  (2) (3)
A
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan/
Agriculture, Forestry, and Fishing
1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal Production, Hunting and
Related Service Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
a. a.    Tanaman Pangan/Food Crops
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
b. b.    Tanaman Holtikultura/Horticultural Crops
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
c. c.     Tanaman Perkebunan/Plantation Crops
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
d. d.    Peternakan/Animal Production
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
e.
e.     Jasa Pertanian dan Perburuan/
Agriculture and Hunting Related Service Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu/
Forestry and Logging
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
3. Perikanan/Fishing
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi/
Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas and
Geothermal
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
2. Pertambangan Batubara dan Lignit/
Mining of Coal and Lignite
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
3. Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya/
Other Mining and Quarrying
Diestimasi berdasar hasil
Survei Khusus/
Estimated based on
Special Survey Results
Diestimasi berdasar hasil
Survei Khusus/
Estimated based on
Special Survey Results
C Industri Pengolahan/ Manufacturing
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal Products, Oil and Gas Refineries
a. Industri Pengolahan Batubara/
Manufacture of Coal Products
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
b. Industri Pengilangan Minyak/
Oil and Gas Refineries
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
Tabel 2.1 Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut Lapangan Usaha
Table 2.1 Calculation Method for GVA Current P rices and GVA Constant Prices by Industry https://www.bps.go.id

55. 35
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method

Lapangan Usaha/
Industry
NTB ADHB /
GVA Current Prices
NTB ADHK/
GVA Constant
(1)  (2) (3)
 
2.     Industri Makanan dan Minuman/
Manufacture of Food Products and Beverages
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
3.     Industri Pengolahan Tembakau/
Manufacture of Tobacco Products
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
4.     Industri Tekstil dan Pakaian Jadi/
Manufacture of Textiles and Wearing Apparel
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
5.     Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and Related Product
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
6.     Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork, Except Furniture;
Manufacture of Articles of Straw and Plaiting
Materials
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
7.      Industri Kertas dan Barang dari Kertas;
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman/
Manufacture of Paper and Paper Products; Printing
and Reproduction of Recorded Media
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
8.    Industri Kimia, Farmasi dan Obat
Tradisional/Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and Botanical Products
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
9.      Industri Karet, Barang dari Karet dan
Plastik/Manufacture of Rubber and Plastic Products
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
10. Industri Barang Galian Bukan Logam/
Manufacture of Other Non-Metallic Mineral Products
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
11.   Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
12.  Industri Barang Logam; Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated Metal Products, Except
Machinery and Equipment; Computer, Electronic,
Optical Products and Electrical Equipment
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
13.   Industri Mesin dan Perlengkapan/
Manufacture of Machinery and Equipment
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
14.  Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport Equipment
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
15.   Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
16.  Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan Peralatan/
Other Manufacturing; Repair and Installation of
Machinery and Equipment
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
Lanjutan Tabel 2.1/Continued Table 2.1 https://www.bps.go.id

56. 36
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023

Lapangan Usaha/
Industry
NTB ADHB /
GVA Current Prices
NTB ADHK/
GVA Constant
(1)  (2) (3)
      
D
Pengadaan Listrik dan Gas/ Electricity, Gas,
Steam and Air Conditioning Supply
  
  1.  Ketenagalistrikan/Electricity
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
 
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es/
Gas Supply and Production of Ice
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
      
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang/Water Supply, Sewerage, Waste
Management and Remediation Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
      
F Konstruksi/ Construction
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
Metode Deflasi/
Deflation Method
      
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and Motorcycles
  
 
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya/Wholesale and Retail Trade and Repair
of Motor Vehicle and Motorcycle
Perdagangan/Trade :
Metode Deflasi/
Deflation Method
Marjin Perdagangan x
Rasio Nilai Tambah/
Trade Margun x Value
Added Ratio
  
Reparasi/ Repair:
Metode Deflasi/
Deflation MethodPendekatan Produksi/
Production Approach
 
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil
dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail Trade,
Except of Motor Vehicles and Motorcycles
 
Metode Deflasi/
Deflation Method
      
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
  
  1.     Angkutan Rel/Railways Transport
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
  2.    Angkutan Darat/Land Transport
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
  3.     Angkutan Laut/Sea and Coastal Water Transport
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
 
4.     Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan/Inland Water Transport
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
  5.     Angkutan Udara/Air Transport
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
Lanjutan Tabel 2.1/Continued Table 2.1 https://www.bps.go.id

57. 37
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method

Lapangan Usaha/
Industry
NTB ADHB /
GVA Current Prices
NTB ADHK/
GVA Constant
(1)  (2) (3)
 
6.     Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan;
Pos dan Kurir/Warehousing and Support Activities
for Transportation; Postal and Courier Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
      
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/
Accomodation and Food Service Activities
  
  1. Penyediaan Akomodasi/ Accomodation
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
 
2. Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
      
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
      
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance Activities
  
 
1.     Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary Services
Bank Komersial/
Commercial Bank:
Metode Deflasi/
Deflation Method
Pendekatan Produksi/
Production Approach
  
Bank Sentral/
Central Bank:
Metode Deflasi/
Deflation MethodPendekatan
Pengeluaran/
Expenditure Approach
 
2.     Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
 
3.     Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
 
4.     Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
      
L Real Estat/ Real Estate Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
      
M,N Jasa Perusahaan/ Business Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
      
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib/Public
Administration and Defence, Compulsory Social
Security
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Ektrapolasi/
Extrapolation Method
      
Lanjutan Tabel 2.1/Continued Table 2.1 https://www.bps.go.id

58. 38
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lapangan Usaha/
Industry
NTB ADHB /
GVA Current Prices
NTB ADHK/
GVA Constant
(1)  (2) (3)
P Jasa Pendidikan/ Education
Pemerintah/
Government:
Pemerintah/
Government:
Pendekatan
Pengeluaran/
Expenditure Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
  
Swasta/Private: Swasta/ Private:
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
      
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/
Human Health and Social Work Activities
Pemerintah/
Government:
Pemerintah/
Government:
Pendekatan
Pengeluaran/
Expenditure Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method
  
Swasta/Private: Swasta/ Private:
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Revaluasi/
Revaluation Method
      
RSTU Jasa lainnya/Other Service Activities
Pendekatan Produksi/
Production Approach
Metode Deflasi/
Deflation Method

2.2.2 GDP by Expenditure
GDP by expenditure describes the use
of goods and services produced by various
economic activities to meet final consumption
expenditures, investment, and net exports.
Final consumption consists of goods and
services used to meet individual and collective
needs but does not include goods and services
consumed or used as inputs in the production
process. The final consumption is carried out
by households, LNPRT, and the government.
Meanwhile, investment consisting of Gross
Fixed Capital Formation (GFCF) and inventory
changes. In addition to final consumption and
investment, GDP by expenditure also includes
the difference between exports and imports of
goods and services. In general, the formula for
2.2.2 PDB Menurut Pengeluaran
PDB menurut pengeluaran
menjelaskan penggunaan barang dan jasa
yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi untuk memenuhi pengeluaran
konsumsi akhir, investasi (fisik), dan ekspor
neto. Konsumsi akhir terdiri dari barang dan
jasa yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan individu maupun kolektif tetapi
tidak termasuk barang dan jasa yang
dikonsumsi atau digunakan sebagai input
dalam proses produksi. Konsumsi akhir
dilakukan oleh rumah tangga, LNPRT, dan
pemerintah. Sementara itu, investasi (fisik)
terdiri dari Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) dan perubahan inventori. dilakukan
oleh perusahaan, rumah tangga, LNPRT, dan
pemerintah. Selain konsumsi akhir dan
Lanjutan Tabel 2.1/Continued Table 2.1 https://www.bps.go.id

59. 39
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
GDP according to expenditure can be written:
GDP = Final Consumption Expenditure + Gross Fixed Capital
Formation + Exports - Imports
The following describes the calculation
method for each component of GDP by
expenditure for both current prices and constant
prices.
1. Household Final Consumption
Expenditure (HFCE)
HFCE estimation at current prices is
based on per capita consumption expenditure
data from the National Socio-Economic Survey
(Susenas). Subsequently, generated figures were
categorized into 12 COICOP divisions. These
results are preliminary estimations for further
adjustments or corrections. In producing
adjustments, the HFCE ratio results from Supply
and Use Tables (SUT), Cost of Living Survey (SBH)
are used, as well as secondary data from various
sources. The resulting numbers indicate the
estimated value of the HFCE at current prices. To
obtain HFCE at constant prices, it is deflated by
the corresponding Consumer Price Index (CPI).
2. Nonprofit Institutions Serving
Households Final Consumption
Expenditure (NPISHs FCE)
NPISHs FCE at current prices is
estimated using the results of a Special Survey
for Nonprofit Institutions (SKLNP) by calculating
the average expenditure by type of institution
and input. These are obtained from the SKLNP’s
result which is carried out every year. Then
multiply the average value of expenditure by
institution type by the population of NPISHs to
investasi (fisik), PDB menurut pengeluaran
juga melibatkan selisih antara ekspor dengan
impor barang dan jasa. Secara umum, rumus
PDB menurut pengeluaran dapat ditulis:
PDB = Pengeluaran Konsumsi Akhir + Pembentukan Modal
Bruto + Ekspor - Impor
Berikut dijelaskan metode
penghitungan untuk masing-masing
komponen PDB menurut pengeluaran baik
untuk harga berlaku (ADHB) maupun harga
konstan (ADHK).
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga (PK-RT)
Estimasi PK-RT untuk harga berlaku
didasarkan pada data pengeluaran konsumsi
per kapita hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas). Angka yang dihasilkan
kemudian dikelompokkan ke dalam 12 divisi
COICOP. Hasil tersebut merupakan estimasi
awal untuk selanjutnya dilakukan
penyesuaian atau koreksi. Dalam melakukan
penyesuaian, digunakan rasio PK-RT hasil
Supply and Use Tables (SUT), Survei Biaya
Hidup (SBH), serta data sekunder dari
berbagai sumber. Angka yang dihasilkan
menunjukkan estimasi nilai PK-RT atas dasar
harga berlaku. Untuk memperoleh PK-RT atas
dasar harga konstan, maka PK-RT atas dasar
harga berlaku dideflasi dengan Indeks Harga
Konsumen (IHK) yang bersesuaian.
2. Pengeluaran Lembaga Nonprofit
yang Melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT)
PK-LNPRT atas dasar harga berlaku
diestimasi dengan menggunakan hasil Survei
Khusus Lembaga Nonprofit (SKLNP) dengan
menghitung rata-rata pengeluaran menurut
jenis lembaga dan input. Rata-rata
pengeluaran diperoleh dari hasil SKLNP yang
dilaksanakan setiap tahun. Kemudian
mengalikan nilai rata-rata pengeluaran https://www.bps.go.id

60. 40
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
achieve the NPISHs FCE value. Meanwhile,
NPISHs at constant prices is calculated by
dividing NPISHs FCE at the current price by the
average general CPI.
3. General Government Final
Consumption Expenditure (GGFCE)
GGFCE is expenditures on goods and
services incurred by the government for final
consumption. The value of GGFCE is the sum of
all nonmarket output, plus the nonmarket
output of the Central Bank less the revenue
from sales of goods and services.
Nonmarket output is calculated by
a cost-expenditure approach, incurred by the
government to provide goods and services
to individuals or communities, including
intermediate consumption, compensation of
employees, and consumption of fixed capital
goods.
GGFCE at constant prices is calculated
by the deflation method. Compensation of
employees is deflated using the wage index;
Expenditure on goods and services, and social
assistance spending is deflated using the general
Wholesale Price Index (WPI) without exports;
Consumption of fixed capital goods is deflated
using the implicit Gross Fixed Capital Formation
index (GFCF); lastly, Revenues from the sale of
goods and services is deflated using the general
Consumers Price Index (CPI).
4. Gross Fixed Capital Formation
(GFCF)
Based on available data sources, GFCF
generally calculated by the flow of goods
method. This method allows information on
goods from the provider side (i.e. exports
and imports) as data sources. In addition,
administrative data from related agencies (i.e.
ministries) also used as supporting data sources.
menurut jenis lembaga, dengan populasi
LNPRT sehingga diperoleh nilai PK-LNPRT.
Sementara itu, untuk PK-LNPRT atas dasar
harga konstan dihitung dengan membagi
nilai PK-LNPRT adh berlaku dengan rata-rata
IHK umum.
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
(PK-P)
PK-P merupakan pengeluaran atas
barang dan jasa yang dilakukan oleh
pemerintah untuk konsumsi akhir. Besarnya
PK-P merupakan nilai seluruh jenis output
nonpasar pemerintah ditambah output
nonpasar Bank Indonesia dikurangi dengan
penerimaan dari penjualan barang dan jasa.
Output nonpasar pemerintah
diestimasi melalui pendekatan biaya-biaya
yang dikeluarkan pemerintah untuk
menyediakan barang dan jasa pada individu
atau masyarakat, diantaranya: konsumsi
antara, kompensasi pekerja, serta perkiraan
konsumsi barang modal tetap.
PK-P adh konstan dihitung dengan
cara deflasi. Untuk belanja pegawai dideflasi
menggunakan indeks upah, belanja barang
dan jasa, belanja bantuan sosial dideflasi
menggunakan Indeks Harga Perdagangan
Besar (IHPB) umum tanpa ekspor, konsumsi
barang modal tetap dideflasi menggunakan
implisit Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB), penerimaan dari penjualan barang
dan jasa dideflasi menggunakan Indeks Harga
Konsumen (IHK) Umum.
4. Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTB)
Berdasarkan sumber data yang
tersedia secara umum penghitungan PMTB
menggunakan metode arus barang. Pada
metode ini sumber data yg digunakan
merupakan informasi barang dari sisi
penyedia seperti produksi dan impor. Selain
itu juga digunakan data administratif yang
berasal dari kementerian. https://www.bps.go.id

61. 41
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
The computation of the commodity
flow method is carried out by calculating the
value of the supply of the products produced by
various domestic industries also supplies from
imports. Some data were obtained from the
BPS-subject matter: Statistics of Large Medium
Industries and Statistics of Imports. Data on the
type of goods from the supply side is presented
in great detail; some of them were allocated as
capital goods. These capital goods are assessed
based on the purchased price that includes costs
incurred, such as transportation costs, installa
tion costs, taxes, and other costs related to the
procurement of these capital goods. For capital
goods originating from imports, it includes
import duties and taxes related to the
procurement or transfer of ownership of the said
capital goods. Types of capital goods calculated
by this method include machines, vehicles, and
other types of capital goods.
In addition to those calculations,
information on the production of capital goods,
like intellectual property products (IPP), such as
software and mineral exploration, was derived
from financial statements of public companies.
Other type of capital goods is Cultivated
Biological Resources (CBR). For this type, the
calculation used administrative data from
relevant ministries including data of annual
plant/plant commodities that produce repeated
harvests and are not yet productive or are still in
their infancy. These data are inflated by using
data on annual maintenance costs. Another
type of capital goods is Cultivated Biological
Resources (CBR). For this type, the calculation
used administrative data from relevant
ministries that include data on annual plant/
plant commodities that produce repeated
harvests and are not yet productive or are still in
their infancy. These data were revaluated by
annual maintenance costs data.
Penghitungan metode arus barang
dilakukan dengan cara menghitung nilai
penyediaan produk yang dihasilkan oleh
berbagai industri domestik serta penyediaan
dari impor. Sebagian sumber data ini
diperoleh dari subject matter BPS yaitu
Statistik Industri Besar Sedang dan Statistik
Impor. Data jenis barang dari sisi penyediaan
ini dirinci sangat detail, kemudian sebagian
diantaranya dialokasikan menjadi barang
modal. Barang modal tersebut dinilai atas
dasar harga (adh) pembelian, di dalamnya
sudah termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan,
seperti biaya transportasi, biaya instalasi,
pajak-pajak, serta biaya lain yang terkait
dengan pengadaan barang modal tersebut.
Bagi barang modal yang berasal dari impor
di dalamnya termasuk bea masuk dan
pajak-pajak yang terkait dengan pengadaan
atau alih kepemilikan barang modal tersebut.
Jenis barang modal yang dihitung dengan
metode ini antara lain mesin, kendaraan, dan
jenis barang modal lainnya.
Selain penghitungan berdasarkan
data dari subject matter BPS, informasi
produksi barang modal juga diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan terbuka untuk
jenis Produk Kekayaan Intelektual (IPP)
seperti software dan eksplorasi mineral. Untuk
barang modal jenis Sumber Daya Hayati
(Cultivated Biological Resources) atau yang
dikenal sebagai CBR menggunakan data
administratif dari Kementerian terkait.
Berdasarkan konsep definisi PMTB untuk
jenis barang CBR ini, data yang digunakan
dalam penghitungan adalah komoditas
tanaman/tumbuhan tahunan yang
menghasilkan panen berulang serta
komoditas tersebut belum produktif atau
masih dalam masa pertumbuhan. Dari data
tersebut dilakukan revaluasi dengan
menggunakan data biaya perawatan
per tahun. https://www.bps.go.id

62. 42
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Deflators for GFCF at constant price
calculation are varied for every type of capital
goods. GFCF for machines, vehicles, and other
types of goods is obtained by deflating GFCF at
the current price with the corresponding WPI.
For IPP, it used the consumer price index.
Meanwhile, for CBR, the farmer’s capital goods
price index is used as the deflator.
5. Changes in Inventory
There are two approaches for
calculating changes in inventories: a direct
approach from the perspective of the
corporation or businesses and an indirect
approach from the perspective of commodities
or types of goods. These approaches were
applied to consider the data availability
A. The Corporate Side Approach
This approach is used to calculate
changes in inventories based on the
companies’ financial statements and annual
reports resulting from large and medium
manufacturing statistics (IBS Survey).
a. Calculating the value of the inventory
positions at constant prices by dividing
the book values of inventories by the price
deflator (WPI) for the last month of the
current year.
b. Calculating the value of changes
in inventories at constant prices by
measuring the difference between the
value of inventories positions at
constant prices in the current year and the
previous year. The resulting figure presents
estimated changes in inventories at
base-year prices.
c. Calculating the value of changes in
inventories at current prices by
multiplying the value of changes in
inventories at constant prices by the
corresponding average price index of the
current year.
Untuk memperoleh nilai adh konstan
pada PMTB jenis mesin, kendaraan, dan jenis
barang lainnya adalah dengan mendeflasi
PMTB (adh berlaku) dengan IHPB yang sesuai
dengan jenis barang modal, untuk IPP
menggunakan indeks harga konsumen, dan
untuk CBR menggunakan indeks harga
barang modal petani.
5. Perubahan Inventori
Penghitungan perubahan inventori
terdiri dari dua pendekatan yaitu pendekatan
langsung dari sisi korporasi atau unit usaha
dan pendekatan tidak langsung dari sisi
komoditas atau jenis barang. Pendekatan
tersebut dengan mempertimbangkan
ketersediaan data dasar.
A. Pendekatan dari Sisi Korporasi
Pendekatan ini dilakukan untuk
menghitung perubahan inventori dari
laporan keuangan perusahaan dan laporan
tahunan hasil survei industri besar dan
sedang.
a. Menghitung nilai posisi inventori
atas dasar harga konstan dengan
membagi nilai buku inventori dengan
deflator harga (IHPB) bulan terakhir di
tahun berjalan yang bersesuaian;
b. Menghitung nilai perubahan
inventori atas dasar harga konstan
dengan mengambil selisih antara
nilai posisi inventori atas dasar harga
konstan pada tahun berjalan dan tahun
sebelumnya. Angka yang dihasilkan
menunjukkan estimasi perubahan
inventori pada harga tahun dasar;
c. Menghitung nilai perubahan inventori
atas dasar harga berlaku dengan
mengalikan nilai perubahan inventori
atas dasar harga konstan dengan indeks
harga (IHPB) rata-rata pada tahun
berjalan yang bersesuaian. https://www.bps.go.id

63. 43
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
B. Pendekatan dari Sisi Komoditas
Perubahan inventori dihitung
dengan cara mengalikan harga dan
perubahan volume komoditas. Metode
estimasi ini membutuhkan informasi seluruh
barang masuk dan keluar dari inventori yang
dinilai menggunakan harga saat transaksi
dilakukan.
Langkah-langkah mengestimasi nilai
perubahan inventori :
1. Menghitung jumlah komoditas inventori
dengan kriteria sesuai dengan jenisnya;
2. Menghitung nilai posisi inventori
setiap jenis komoditas dengan
mengalikan jumlah/kuantitas komoditas
yang menjadi inventori dengan harga
komoditas tersebut pada tahun berjalan
dalam satuan unit yang ditentukan;
3. Menghitung nilai perubahan
inventori atas dasar harga berlaku
dengan mengambil selisih antara nilai
posisi inventori pada tahun berjalan dan
tahun sebelumnya;
4. Menghitung nilai posisi inventori
atas dasar harga konstan dengan
mengalikan jumlah/kuantitas komoditas
yang menjadi inventori dengan harga
komoditas tersebut pada tahun dasar
dalam satuan unit yang ditentukan;
5. Menghitung nilai perubahan
inventori atas dasar harga konstan
dengan mengambil selisih antara
nilai posisi inventori atas dasar harga
konstan pada tahun berjalan dan tahun
sebelumnya.
6. Ekspor dan Impor Barang dan Jasa
Ekspor impor barang mencakup
seluruh komoditas yang ditransaksikan baik
melalui perdagangan, barter, maupun hibah.
Ekspor dan impor barang dinilai menurut
harga Free on Board (FOB) dan dalam
B. The Commodities Side Approach
In this approach, changes in
inventories are calculated by multiplying prices
by changes in commodities volume. This
estimation method requires information about
all goods entering and exiting inventories. The
entry and exit of goods from inventories are
assessed using the price at the transaction.
The following are the steps to
estimating the value of changes in inventory:
1. Counting the number of inventory
commodities by category;
2. Calculating the value of each
commodity inventory position by
multiplying the quantity of the commodity
in inventory by the current year price in the
specified units;
3. Calculating the value of changes in
inventories at current prices by subtracting
the value of the inventory positions in the
current year and the previous year;
4. Calculating the value of the inventory
position at constant prices by multiplying
the quantity of the commodity in inventory
by the base year price in the specified units;
5. Calculating the value of changes in
inventory at constant prices by subtracting
the value of inventory positions at constant
prices in the current year to the previous
year.
6. Export and Import of Goods and
Services
Exports and imports of goods include
all commodities that are transacted either
through trade, barter, or grants. Exports and
imports of goods are assessed according to Free
on Board (FOB) prices and in rupiah, then added https://www.bps.go.id

64. 44
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
satuan rupiah, kemudian ditambahkan
dengan estimasi transaksi undocumented
sehingga didapatkan ekspor dan impor
barang adh berlaku.
Penghitungan ekspor impor jasa
mencakup dua belas jenis jasa yang
ditransaksikan (jasa pengolahan input fisik
yang dimiliki pihak lain; jasa pemeliharaan
dan perbaikan; jasa transportasi; jasa
perjalanan; jasa konstruksi; jasa asuransi dan
pensiun; jasa keuangan; biaya atas
penggunaan kekayaan intelektual; jasa
telekomunikasi, komputer dan informasi; jasa
perusahaan lain; jasa personal, budaya, dan
rekreasi; dan barang dan jasa pemerintah).
Data ekspor impor jasa dari Statistik Pariwisata
yang dihasilkan oleh BPS dan lalu lintas devisa
yang dihasilkan Bank Indonesia (BI) dikonversi
dengan kurs transaksi rata-rata tertimbang
sehingga diperoleh estimasi ekspor impor jasa
adh berlaku.
Penghitungan estimasi ekspor dan
impor adh konstan diperoleh dengan metode
deflasi, yaitu membagi ekspor atau impor
atas dasar harga berlaku dengan indeks harga
(deflator) yang bersesuaian. Deflator ekspor
impor barang adalah Indeks Harga
Perdagangan Internasional ekspor dan impor
menurut HS 2 digit, sedangkan deflator
ekspor impor jasa adalah Indeks Harga
Konsumen global.
7. Diskrepansi Statistik
Penghitungan PDB di Indonesia
dilakukan berdasarkan dua pendekatan yaitu
sisi produksi (lapangan usaha) dan sisi
pengeluaran. Secara teori perbedaan ini
dimaksudkan agar dapat dipastikannya
konsistensi dan kelengkapan estimasi,
mengontrol kelayakan hasil estimasi, dan
dapat memberi manfaat lebih dalam
with the estimated undocumented transactions
to obtain exports and imports of goods at the
current price.
The calculation of the exports and
imports of services includes 12 types of services
transaction (Physical input processing services
owned by other parties; Maintenance and repair
services; Transportation services; Travel services;
Construction services; Insurance and pension
services; Financial services; Fees for the use of
intellectual property; Telecommunication
services e-commerce, computers, and
information; other business services; personal,
cultural and recreational services; and
government services). Service exports and
imports data from Tourism Statistics produced
by BPS and International Transactions Reporting
System (ITRS) produced by Bank Indonesia (BI)
are converted to the weighted average
transaction exchange rate until an estimation of
exports and imports of services at the current
price is obtained.
Furthermore, the calculation of
estimated exports and imports at constant
prices is carried out using the deflation method,
namely dividing exports or imports at current
prices by the corresponding price index
(deflator). The goods exports and imports
deflator is the International Trade Price Index
(IHPI) for exports and imports based on the
2-digit HS. Meanwhile, the deflator for the
services exports and imports is the domestic and
international CPI.
7. Statistical Discrepancies
The calculation of GDP in Indonesia is
carried out based on two approaches, which
are the production side (industry) and the
expenditure side. In theory, these differences are
intended to ensure consistency and entirety of
estimation, control the adequacy of the
estimation results, and can provide more
benefits in carrying out GDP analysis. However, https://www.bps.go.id

65. 45
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Coverage and Calculation Method
melakukan analisis PDB. Akan tetapi,
adanya perbedaan dalam pendekatan
estimasi, sumber data, maupun metode
pengukuran menimbulkan hasil yang berbeda
antara kedua pendekatan tersebut. Selisih
yang muncul disebut dengan diskrepansi
statistik dandiletakkan pada sisi PDB menurut
pengeluaran.
2.3 Perubahan Tahun Dasar
BPS telah melakukan perubahan
tahun dasar dalam penyusunan PDB dari
tahun 2000 menjadi 2010. Perubahan tahun
dasar dilakukan karena selama sepuluh tahun
terakhir telah terjadi banyak perubahan baik
pada tatanan global maupun lokal yang
berpengaruh pada perekonomian nasional.
Perubahan tahun dasar dalam penghitungan
PDB sudah berpedoman pada System of
National Accounts (SNA) 2008. SNA 2008
adalah rekomendasi internasional tentang
bagaimana menyusun ukuran aktivitas
ekonomi yang sesuai dengan standar neraca
baku berdasar prinsip-prinsip ekonomi.
differences in the estimation approach, data
source, and calculation method lead to different
results between the two approaches. The
difference that appears is called a statistical
discrepancy and is placed on the GDP side by
expenditure.
2.3 Change in Base Year
BPS has made changes to the base year
in the calculation of GDP from 2000 to 2010.
Changes to the base year have been made as
there have been many changes in both global
and local structures over the last decade that
have impacted on the national economy. The
base year change in the calculation of GDP is
based on the 2008 System of National Accounts
(SNA). The 2008 SNA is an international
recommendation on how to compile a measure
of economic activity according to balance sheet
standards based on economic principles.
https://www.bps.go.id

66. 46
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023 https://www.bps.go.id

67. 47
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
BAB 3
PERKEMBANGANMENURUT
LAPANGANUSAHA
TRENDOFGDPBYINDUSTRY
BAB
03
CHAPTER https://www.bps.go.id

68. 48
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
GDP by Industry
Kontributor Tertinggi Perekonomian Indonesia
Menurut Lapangan Usaha, 2023
Top Contributors to Indonesia’s Economy by Industry, 2023
Áº8³5N Ó ü5Õ V@Ý ³ºÕ øN8ã«V@ã
üº«ãÝ ³8ã @ºNºÕÝ ãüã 5º8ºø㏠X³º@ã
There were 5 industries that contributed to more than half of
Indonesia's economic value á¨âã

INDUSTRI
PENGOLAHAN
Manufacturing
Þ¨ã
!l à«äÝÝ¨Þ $
PERDAGANGAN
Trade
Þߨäá
!l ß«ãÝߨá $
PERTANIAN
Agriculture
Þߨâà
!l ß«Þã¨ã $
PERTAMBANGAN
Mining
Þݨâß
!l ß«Þä¨Ý $
KONSTRUKSI
Construction
ä¨äß
!l ß«Ýãߨá $
‚Ù¬ »‚䙤ËÙ¬ ¾‚ւŤ‚Å éÝ‚©‚¤
Ý™¾éÙé©Åû‚ ꍂ¾‚Ĭ¾‚¸é
Ö™ÙäéÄŽé©‚Åû‚ŤÖËݬ䬣
Héä Ë£ ¬Å•éÝäÙû ‚䙤ËÙ¬™Ý¤ ‚¾¾ Ë£ ä©™Ä
™úÖ™Ù¬™Å™• ÖËݬä¬ô™ ¤ÙËõä© Ù‚ä™Ý£
;‚¸é Ö™ÙäéÄŽé©‚Åä™Ùä¬Å¤¤¬
a‚©éÅ •¬‚¾‚Ĭ ˾™©
¾‚ւŤ‚Å fÝ‚©‚
aÙ‚ÅÝÖËÙä‚ݬ •‚Å
S™Ù¤é•‚Ť‚Å
,Å ¤ ä©™ £‚Ýä™Ýä ¤ÙËõä© Ù‚ä™ ™úÖ™Ù¬™Å™•
Žû aÙ‚ÅÝÖËÙä‚ä¬ËÅ ‚Å• ZäËÙ‚¤™ ,Å•éÝäÙû
Þà¨ä
!"
S™Ù鎂©‚Å ¾‚¸é Ö™ÙäéÄŽé©‚Å
ä™Ùä¬Å¤¤¬Ý™Ö‚Ÿ‚Ť ä‚©éÅ
•¬‚¾‚Ĭ ˾™© ;‚ւŤ‚Å
fÝ‚©‚9ËÅÝäÙé»Ý¬
,Å ¤ ä©™ ¤Ù™‚ä™Ýä ©‚Ť™ ¬Å ™ËÅËĬ ¤ÙËõä© Ù‚ä™
™úÖ™Ù¬™Å™• Žû ËÅÝäÙéä¬ËÅ ,Å•éÝäÙû
ߨäÝ
!" https://www.bps.go.id

69. 49
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
-2,93%
-3,79%
1,77%
-1,95%
-3,26%
-15,05%
10,61%
3,25%
-2,25%
3,39%
4,63%
1,87%
4,00%
2,81%
3,24%
6,82%
1,56%
4,01%
4,89% 5,53%
2,25%
4,38%
2,01%
19,87%
7,7…
1,93%
5,37%
4,64 % 4,85 %
1,30 %
6,12 %
4,91 %
13,96 %
7,59 %
4,77 %
5,07 %
PDB menurut lapangan usaha
menunjukkan besaran nilai yang diciptakan
dari aktivitas produksi berbagai lapangan
usaha di dalam perekonomian. Dalam
penghitungan PDB Indonesia, lapangan usaha
dikelompokkan ke dalam 17 kategori
lapangan usaha. Dari 17 kategori tersebut,
terdapat beberapa kategori yang dirinci ke
dalam subkategori yang lebih rinci. Sampai
saat ini, pedoman yang digunakan untuk
menentukan kategori lapangan usaha PDB
Indonesia adalah Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Perkembangan
setiap kategori lapangan usaha diuraikan
di bawah ini.
3.1 Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
menjadi salah satu lapangan usaha yang
secara konsisten menyumbang nilai tambah
cukup besar bagi perekonomian Indonesia.
Secara nominal, total NTB lapangan
usaha ini mengalami peningkatan dari
Rp 2.012.742,8 miliar pada tahun 2019
3.1 Agriculture, Forestry, and
Fishing
Agriculture, Forestry, and Fisheries
consistently contribute significant added value
to the Indonesian economy. In nominal terms,
the Gross Value Added (GVA) of this industry
increased from IDR 2,012,742.8 billion in 2019
to IDR 2,617,670.0 billion in 2023. In real terms,
the GVA of this industry also rose from
GDP by industry indicates the value
generated from production activities across
various sectors within the economy. In
Indonesia’s GDP calculation, these industries are
organized into 17 industries, some of which
are further subdivided into more detailed
subindustries. The classification of industry in
Indonesia’s GDP is currently based on the 2009
standard classification of Indonesian industry
fields called Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI). Below, we outline the
development process for each industry category.
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha, 2020–2023
Figure 3.1 Growth Rate of GDP by Industry, 2020–2023
Industri
Pengolahan/
Manufacturing
Perdagangan
Besar dan
Eceran; Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor/
Trade, Repair of
Motor Vehicle
and Motorcycles
Pertanian,
Kehutanan, dan
Perikanan/
Agriculture,
Forestry, and
Fishing
Pertambangan
dan Penggalian/
Mining and
Quarrying
Konstruksi/
Construction
Transportasi dan
Pergudangan/
Transportation
and Storage
Informasi dan
Komunikasi/
Information and
Communication
Jasa Keuangan
dan Asuransi/
Financial and
Insurance
Activities
Lainnya/
Other https://www.bps.go.id

70. 50
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
IDR 1,354,399.1 billion in 2019 to IDR 1,454,586.9
billion in 2023.

Throughout the 2019-2023 period, this
industry consistently ranked among the top
three highest contributors to Indonesia’s GDP. In
2019-2020, it held the third position,
contributing 12.71 percent in 2019 and 13.70
percent in 2020. Despite a slightly lower
percentage, this industry rose to second place in
2021-2022, with contributions of 13.28 percent
in 2021 and 12.40 percent in 2022. Notably, the
contribution in 2022 marked the lowest figure
during the 2019-2022 period. However, the trend
shifted in the subsequent year, with the
contribution increasing to 12.53 percent in 2023,
albeit returning to the third position in rankings.
Within the Agriculture, Forestry, and
Fisheries sector, three subindustries exist. The
Agriculture, Livestock, Hunting, and Agricultural
Services Subindustries emerge as the largest
contributors to the value-added of this industry
during the 2019-2023 period, accounting for
percentages ranging between 73 to 74 percent.
Notably, Plantation Crops within this
subindustries make the most significant
contribution, with its percentage steadily
increasing from 34.76 percent in 2019 to 41.98
percent in 2023. Following closely, the Fisheries
subindustries stands as the second-largest
contributor, with a contribution of around 20 to
21 percent over the same period.
In contrast, Forestry and Logging
represent the smallest contributor, accounting
for approximately 5 percent. The growth rate of
menjadi Rp2.617.670,0 miliar pada tahun
2023. Secara riil, total NTB lapangan usaha
ini pun mengalami peningkatan dari
Rp 1.354.399,1 miliar pada 2019 menjadi
Rp 1.454.586,9 miliar pada 2023.
Selama periode tahun 2019-2023,
lapangan usaha ini selalu masuk dalam
peringkat tiga besar kontributor tertinggi
terhadap PDB Indonesia. Pada tahun 2019-
2020, lapangan usaha ini menempati
urutan ketiga dengan kontribusi sebesar
12,71 persen di tahun 2019 dan 13,70 persen
di tahun 2020. Meskipun memiliki persentase
kontribusi lebih rendah, namun pada tahun
2021-2022 lapangan usaha ini justru berhasil
menempati peringkat kedua dengan besaran
kontribusi sebesar 13,28 persen di tahun 2021
dan 12,40 di tahun 2022. Kontribusi lapangan
usaha ini pada tahun 2022 merupakan angka
kontribusi terendah selama periode tahun
2019-2022. Kondisi ini mulai berubah ketika
kontribusi lapangan usaha ini mengalami
peningkatan di tahun selanjutnya yaitu
menjadi 12,53 persen pada tahun 2023,
meskipun peringkatnya harus kembali ke
urutan tiga.
Lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan terbagi ke dalam
3 sublapangan usaha. Sublapangan usaha
Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian merupakan penyumbang terbesar
nilai tambah lapangan usaha ini selama kurun
waktu 2019-2023 dengan persentase yang
bervariasi antara 73 hingga 74 persen. Dalam
sublapangan usaha ini, Tanaman Perkebunan
menyumbang kontribusi terbesar dengan
persentase yang terus meningkat, dari 34,76
persen di tahun 2019 menjadi 41,98 persen di
tahun 2023. Sublapangan usaha dengan
kontribusi terbesar kedua adalah Perikanan
dengan kontribusi sekitar 20 hingga 21
persen pada periode yang sama.
Kontributor terkecil adalah
Kehutanan dan Penebangan Kayu dengan
kontribusi sekitar 5 persen. Laju pertumbuhan https://www.bps.go.id

71. 51
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
the Agriculture, Forestry, and Fisheries sector
experienced fluctuations from 2019 to 2023. In
2021, the growth rate was recorded at 3.61
percent. This growth rate significantly slowed
to 1.77 percent in 2020 due to the Covid-19
pandemic. However, the industry showed
improvement in 2022 with a growth rate of 2.25
percent. Unfortunately, in 2023, the growth rate
declined again, reaching 1.30 percent. This
slowdown in growth was primarily triggered by
contractions in the production of Food Crops
and Horticultural Crops Subindustries
throughout 2023, which fell below optimal
levels.
3.2 Mining and Quarrying
During the period from 2019 to 2023,
the Mining and Quarrying industry in GVA
experienced fluctuations both in nominal and
real terms. In nominal terms, the value added
by this industry initially declined from
IDR 1,149,913.5 billion in 2019 to IDR 993,541.9
billion in 2020. However, it began to show
improvement in 2021, reaching a value added of
IDR 2,393,390.9 billion in 2022. Even so, in 2023,
it declined again to IDR 2,198,018.1 billion. In
real terms, the value added of this industry
experienced a decline in 2020. However, in the
following years, it continued to increase until in
2023, it showed a value of IDR 910,679.4 billion.
In 2023, Mining and Quarrying is
projected to be ranked fourth as the largest
contributor to Indonesia’s GDP, a rise from its
fifth position held for four consecutive years. The
sector’s anticipated contribution to Indonesia’s
GDP was 10.52 percent, slightly lower than the
lapangan usaha ini mengalami fluktuasi
sepanjang tahun 2019 hingga 2023. Pada
tahun 2021, laju pertumbuhan lapangan
usaha ini tercatat sebesar 3,61 persen. Sempat
melambat signifikan menjadi 1,77 persen di
tahun 2020 sebagai efek Pandemi Covid-19,
laju pertumbuhan Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan mampu menunjukkan perbaikan di
tahun 2022 dengan persentase sebesar 2,25
persen. Namun, pada tahun 2023 ternyata
kembali tumbuh melambat sebesar 1,30
persen. Perlambatan ini dipicu oleh
pertumbuhan Sublapangan usaha Tanaman
Pangan dan Tanaman Hortikultura yang
mengalami kontraksi karena produksinya
sepanjang tahun 2023 kurang optimal.
3.2 Pertambangan dan
Penggalian
Selama periode tahun 2019-2023,
NTB Lapangan Usaha Pertambangan dan
Penggalian baik secara nominal maupun riil
relatif berfluktuasi. Secara nominal, nilai
tambah lapangan usaha ini sempat
mengalami penurunan dari Rp 1.149.913,5
miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 993.541,9
miliar pada tahun 2020. Namun, pada tahun
2021 mulai menunjukkan perbaikan hingga
pada tahun 2022 mencapai nilai tambah
sebesar Rp 2.393.390,9 miliar. Meski begitu,
pada tahun 2023 sempat menurun kembali
menjadi Rp 2.198.018,1 miliar. Secara riil, nilai
tambah lapangan usaha ini sempat
mengalami penurunan pada tahun 2020.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya terus
meningkat hingga pada tahun 2023
menunjukkan nilai sebesar Rp 910.679,4
miliar.
Pada tahun 2023, Pertambangan dan
Penggalian menduduki peringkat keempat
sebagai kontributor terbesar bagi PDB
Indonesia setelah selama 4 tahun berturut-
turut menduduki peringkat kelima. Pada
tahun 2023, lapangan usaha ini berkontribusi https://www.bps.go.id

72. 52
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
previous year’s 12.22 percent. However, despite
this decrease, the contribution in 2023 surpasses
that of the years 2019 to 2021.
Mining and Quarrying encompasses
four subindustries that contribute to the
formation of value added in this industry.
Consistently, the Coal and Lignite Mining
Subindustry has been the largest contributor
since 2021. Although its percentage contribution
decreased from 54.19 percent in 2022 to 50.80
percent in 2023, this subindustry remained the
leading contributor. Following closely is the Oil,
Gas, and Geothermal Mining Subindustry,
whose percentage contribution has steadily
declined from 38.23 percent in 2019 to 23.71
percent in 2023.
The growth rate of Mining and
Quarrying exhibited an overall increase from
2019 to 2023, despite experiencing a contraction
in 2020 due to the Covid-19 pandemic. In 2023,
this industry was projected to grow by 6.12
percent, compared to the previous year’s growth
of 4.38 percent. All subindustries have
contributed to accelerating the growth rate of
Mining and Quarrying. The Coal and Lignite
Mining Subindustry saw a growth rate of 10.02
percent in 2023, up from 8.11 percent the
previous year. Mining and Other Excavations
also experienced growth, reaching 5.37 percent
in 2023 compared to 2.33 percent in 2022.
Similarly, the Oil, Gas, and Geothermal Mining
sector rebounded with a growth rate of 0.73
percent in 2023, following a contraction of 4.82
percent in 2022. While the Metal Ore Mining
Subindustry achieved positive growth of 8.50
percent in 2023, it has displayed a slowing trend
since 2021.
sebesar 10,52 persen terhadap PDB Indonesia.
Meski turun dari persentase tahun
sebelumnya sebesar 12,22 persen, tetapi
kontribusi di tahun 2023 lebih tinggi
dibanding besaran kontribusi tahun 2019
hingga 2021.
Pertambangan dan Penggalian
memiliki empat sublapangan usaha yang
berkontribusi terhadap pembentukan nilai
tambah lapangan usaha ini. Secara konsisten
Sublapangan usaha Pertambangan Batubara
dan Lignit menjadi penyumbang terbesar nilai
tambah lapangan usaha ini sejak tahun 2021.
Meski sempat mengalami penurunan
persentase kontribusi dari 54,19 persen pada
tahun 2022 menjadi 50,80 persen pada tahun
2023, tetapi sublapangan usaha ini mampu
mengungguli sublapangan usaha lainnya
secara signifikan. Kontributor terbesar
selanjutnya adalah Sublapangan usaha
Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi
dengan persentase yang setiap tahun terus
mengalami penurunan dari 38,23 persen di
tahun 2019 menjadi 23,71 persen di tahun
2023.
Laju pertumbuhan Pertambangan
dan Penggalian menunjukkan peningkatan
sepanjang 2019 hingga 2023, meskipun pada
tahun 2020 sempat mengalami kontraksi
karena efek Pandemi Covid-19. Pada tahun
2023, lapangan usaha ini tumbuh sebesar
6,12 persen dibanding tahun sebelumnya
yang tumbuh 4,38 persen. Seluruh
sublapangan usaha mampu mendorong
percepatan laju pertumbuhan Pertambangan
dan Penggalian. Laju pertumbuhan
Sublapangan usaha Pertambangan Batubara
dan Lignit yang tumbuh sebesar 10,02 persen
pada tahun 2023 dibandingkan tahun
sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,11
persen. Pertambangan dan Penggalian
Lainnya juga mampu tumbuh sebesar 5,37
persen pada tahun 2023 dari 2,33 persen
pada tahun 2022. Begitu juga dengan
Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi https://www.bps.go.id

73. 53
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry

3.3 Manufacturing
Manufacturing is one of the main
industries driving the economy in Indonesia.
Both nominally and in real terms,
Manufacturing has always been the industry
that contributes the largest value added to the
economy. In nominal terms, the value added of
the Manufacturing Industry was recorded at IDR
3,900,061.7 billion in 2023, where this value
increased significantly compared to 2019 with a
value of IDR 3,119,593.8 billion. In real terms,
the value added of the Manufacturing Industry
increased from IDR 2,276,667.8 billion in 2019 to
IDR 2,507,799.8 billion in 2023.
Despite being a key driver of the
economy, the contribution of the Manufacturing
industry to Indonesia’s GDP experienced a
decline during the period from 2019 to 2022. In
2019, the Manufacturing industry contributed
19.70 percent to Indonesia’s GDP. However, this
contribution exhibited a downward trend,
reaching 18.34 percent by 2022. This decline was
attributed to reduced contributions from all
subindustries within the Manufacturing
industry, including both the Oil and Gas
Processing Industry and the Non-Oil and Gas
Processing Industry. Nevertheless, there was a
notable improvement in the contribution of the
Manufacturing industry in 2023, with its share
increasing to 18.67 percent compared to the
previous year’s 18.34 percent. This upward trend
suggests a potential recovery or revitalization of
the industry.
yang mampu tumbuh sebesar 0,73 persen
pada tahun 2023 setelah sebelumnya
mengalami kontraksi sebesar 4,82 persen
pada tahun 2022. Sublapangan usaha
Pertambangan Bijih Logam juga mengalami
pertumbuhan positif sebesar 8,50 persen
pada tahun 2023, namun sublapangan usaha
ini menunjukkan tren perlambatan sejak
tahun 2021.
3.3 Industri Pengolahan
Industri Pengolahan menjadi salah
satu lapangan usaha utama penggerak
perekonomian di Indonesia. Baik secara
nominal maupun riil, Industri Pengolahan
selalu menjadi lapangan usaha penyumbang
nilai tambah terbesar dalam perekonomian.
Secara nominal, nilai tambah Industri
Pengolahan tercatat Rp 3.900.061,7 miliar
pada tahun 2023 dimana nilai ini meningkat
secara signifikan dibanding tahun 2019
dengan nilai sebesar RP 3.119.593,8 miliar.
Secara riil, nilai tambah Industri Pengolahan
meningkat dari Rp 2.276.667,8 miliar pada
tahun 2019 menjadi Rp 2.507.799,8 miliar
pada tahun 2023.
Meskipun menjadi penyokong utama
perekonomian, besaran kontribusi lapangan
usaha ini cenderung menunjukkan
penurunan selama periode tahun 2019-2022.
Pada tahun 2019, Industri Pengolahan
berkontribusi sebesar 19,70 persen terhadap
PDB Indonesia. Selanjutnya, kontribusi
lapangan usaha ini terus menunjukkan tren
penurunan hingga persentasenya pada tahun
2022 sebesar 18,34 persen. Penurunan ini
disebabkan oleh penurunan kontribusi dari
seluruh sublapangan usaha dalam lapangan
usaha ini, baik Industri Pengolahan Migas
maupun Industri Pengolahan Non Migas.
Namun, kontribusi lapangan usaha Industri
Pengolahan menunjukkan peningkatan pada
tahun 2023 yaitu sebesar 18,67 persen
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
18,34 persen. https://www.bps.go.id

74. 54
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Over the years, the Food and Beverage
Industry subcategory has consistently been the
largest contributor to the formation of value
added in the Manufacturing Industry industry
. In 2023, the contribution of the Food and
Beverage Industry is expected to reach 35.09
percent of the total value added in the
Manufacturing Industry. Following closely is the
Coal Industry and Oil and Gas Refineries,
accounting for 10.27 percent. The Chemical,
Pharmaceutical, and Traditional Medicine
industries rank third with a contribution of 9.39
percent.
After experiencing a contraction in
2020, the Manufacturing Industry has begun
to recover, consistently demonstrating positive
growth in value added. Despite a slight
slowdown, the industry managed a growth
rate of 4.64 percent in 2023, following 4.89
percent the previous year. Most subindustries
within this industry are experiencing accelerated
growth. In 2023, the subcategory with the
highest growth rate will be the Basic Metal
Industry, expanding by 14.17 percent, followed
by the Metal Goods Industry with a growth rate
of 13.67 percent. However, some subindustries
experienced contractions, including the Textile
and Apparel Industry (-1.98 percent), Leather,
Leather Goods, and Footwear Industry (-0.34
percent), Rubber Industry, Rubber and Plastic
Products (-3.63 percent), Machinery and
Equipment Industry (-0.03 percent), Furniture
Industry (-2.04 percent), as well as other
processing industries such as Machinery and
Equipment Repair and Installation Services
(-2.10 percent).
Selama bertahun-tahun, Sublapangan
usaha Industri Makanan dan Minuman selalu
menjadi kontributor terbesar pembentukan
nilai tambah lapangan usaha Industri
Pengolahan. Pada tahun 2023, kontribusi
Industri Makanan dan Minuman mencapai
35,09 persen terhadap total nilai tambah
lapangan usaha Industri Pengolahan.
Selanjutnya diikuti oleh Industri Batubara dan
Pengilangan Migas sebesar 10,27 persen.
Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional
berada pada posisi ketiga dengan kontribusi
sebesar 9,39 persen.
Setelah mengalami kontraksi
pertumbuhan pada tahun 2020, Industri
Pengolahan mulai pulih dan menunjukkan
laju pertumbuhan yang selalu positif.
Meskipun mengalami sedikit perlambatan,
namun lapangan usaha ini secara konsisten
mampu tumbuh dengan persentase sebesar
4,64 persen pada tahun 2023 setelah pada
tahun sebelumnya sebesar 4,89 persen.
Sebagian besar sublapangan usaha pada
lapangan usaha ini mengalami percepatan
laju pertumbuhan. Pada tahun 2023,
sublapangan usaha dengan laju
pertumbuhan tertinggi adalah Industri Logam
Dasar sebesar 14,17 persen, diikuti oleh
Industri Barang Logam yang tumbuh sebesar
13,67 persen. Namun, ada beberapa
sublapangan usaha yang mengalami
kontraksi, diantaranya Industri Tekstil dan
Pakaian Jadi (-1,98 persen); Industri Kulit,
Barang dari Kulit dan Alas Kaki (-0,34 persen);
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
(-3,63 persen); Industri Industri Mesin dan
Perlengkapan (-0,03 persen); Industri Furnitur
(-2,04 persen); serta Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin
dan Peralatan (-2,10 persen). https://www.bps.go.id

75. 55
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
3.4 Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
During the 2019-2023 period, the value
added of the Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply Industry tended to increase
both nominally and in real terms. In nominal
terms, the GVA increased from IDR 185.115,3
billion in 2019 to IDR 218.250,9 billion in 2023.
Meanwhile, in real terms, the GVA of this
industry increased from IDR 111.436,7 billion in
2019 to IDR 128.460,5 billion in 2023.
The contribution of Electricity, Gas,
Steam, and Air Conditioning Supply to
Indonesia’s GDP exhibited a declining trend
during the 2019-2023 period. In 2019, this
industry contributed 1.17 percent to the GVA,
steadily decreasing to 1.04 percent by 2023. This
decrease was primarily driven by declines in the
contribution percentages of its subindustries,
Electricity and Gas, Steam and Air Conditioning
Supply. Despite its diminishing contribution, this
sector remains vital in supporting economic
activities. Its outputs serve as essential inputs for
production activities and final consumption
across various sectors, including communities,
non-profit institutions, and the government.
In contrast to the persistent decline in
contribution, the growth rate of Electricity and
Gas Procurement exhibits a fluctuating trend
over the past five years. Following improvements
post the Covid-19 pandemic with a growth rate
of 5.55 percent in 2021, this sector continued to
expand, reaching 6.61 percent in 2022. However,
in 2023, growth slowed to 4.91 percent due to
deceleration in the Electricity Subindustry.
3.4 Pengadaan Listrik dan Gas
Selama periode tahun 2019-2023,
nilai tambah Lapangan Usaha Pengadaan
Listrik dan Gas cenderung meningkat baik
secara nominal maupun riil. Secara nominal,
NTB Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan
Gas meningkat dari Rp 185.115,3 miliar pada
tahun 2019 menjadi Rp 218.250,9 miliar pada
tahun 2023. Sementara secara riil, NTB
lapangan usaha ini meningkat dari
Rp 111.436,7 miliar pada tahun 2019 menjadi
Rp 128.460,5 miliar pada tahun 2023.
Kontribusi Pengadaan Listrik dan Gas
terhadap PDB Indonesia cenderung menurun
selama periode tahun 2019-2023. Pada tahun
2019, kontribusi lapangan usaha ini sebesar
1,17 persen dan terus menunjukkan
penurunan hingga menyentuh 1,04 persen
untuk tahun 2023. Hal ini disebabkan oleh
penurunan persentase kontribusi
Sublapangan usaha Ketenagalistrikan dan
Sublapangan Usaha Pengadaan Gas dan
Produksi Es. Meski kontribusinya cukup
rendah dan terus mengalami penurunan,
lapangan usaha ini berperan penting untuk
menunjang kegiatan perekonomian. Output
dari lapangan usaha ini banyak digunakan
sebagai input pada kegiatan produksi serta
konsumsi akhir untuk masyarakat, lembaga
nonprofit, danpemerintah.
Berbeda dengan penurunan kontribusi yang terus berlangsung, laju pertumbuhan Pengadaan Listrik dan Gas menunjukkan tren fluktuatif selama lima tahun terakhir. Setelah mengalami perbaikan pasca pandemi Covid-19 dengan pertumbuhan sebesar 5,55 persen pada tahun 2021, lapangan usaha ini terus berkembang hingga mencapai 6,61 persen pada tahun 2022. Namun, pada tahun 2023, pertumbuhannya melambat menjadi 4,91 persen karena perlambatan pertumbuhan sublapangan usaha Ketenagalistrikan.
https://www.bps.go.id

76. 56
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
3.5 Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
The value added of Water Supply,
Sewerage, Waste Management and
Remediation Activities to the Indonesian
economy displayed a consistent increase during
the 2019-2023 period. In nominal terms, the
Gross Value Added (GVA) of this industry
rose from IDR 10.7 trillion in 2019 to IDR 13.3
trillion in 2023. Similarly, in real terms, GVA also
experienced growth from IDR 9.0 trillion in 2019
to IDR 10.7 trillion in 2023.
The contribution of the Water Supply,
Sewerage, Waste Management, and
Remediation Activities to the Indonesian
economy remained relatively stable over the
observed period. From 2019 to 2021, this sector
contributed 0.07 percent, and this figure slightly
decreased to 0.06 percent in 2022 and 2023.
Despite this marginal decrease, it’s noteworthy
that the value added of this industry has
increased, indicating overall growth despite the
slight shift in percentage contribution.
In contrast to the stability in
contribution percentages, the growth rate of this
industry has shown fluctuations. In 2021, the
growth rate reached 4.97 percent, slightly
surpassing the previous year’s figure of 4.94
percent. However, there was a noticeable
slowdown in 2022, with growth dipping to 3.23
percent. The pace picked up again in 2023, with
the industry experiencing an acceleration in
growth to 4.90 percent.
3.5 Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Nilai tambah Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang terhadap perekonomian Indonesia
menunjukkan peningkatan yang konsisten
selama periode tahun 2019-2023. Secara
nominal, NTB lapangan usaha ini meningkat
dari Rp 10.736,1 miliar pada tahun 2019
menjadi Rp 13.285,3 miliar pada tahun 2023.
Sementara secara riil, NTB juga menunjukkan
peningkatan dari Rp 9.004,9 miliar pada tahun
2019 menjadi Rp 10.741,4 miliar pada tahun
2023.
Kontribusi Lapangan Usaha
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang terhadap perekonomian
Indonesia relatif stabil. Kontribusi lapangan
usaha ini pada tahun 2019 hingga 2021
sebesar 0,07 persen, sedangkan pada tahun
2022 dan 2023 sebesar 0,06 persen.
Penurunan dari 0,07 persen menjadi 0,06
persen tidak terlalu signifikan karena secara
nilai, NTB lapangan usaha ini mengalami
peningkatan.
Berbeda dengan pergerakan
kontribusi, laju pertumbuhan lapangan usaha
ini mengalami fluktuasi. Pada tahun 2021, laju
pertumbuhan lapangan usaha ini mencapai
4,97 persen sedikit lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya (4,94 persen). Namun,
pada tahun 2022 justru mengalami
perlambatan dengan tumbuh sebesar 3,23
persen. Percepatan laju pertumbuhan terjadi
pada tahun 2023, dimana lapangan usaha ini
mampu tumbuh sebesar 4,90 persen. https://www.bps.go.id

77. 57
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
3.6 Construction
Throughout the period from 2019 to
2023, the value added of this industry
demonstrated a consistent upward trend.
Despite facing a decline in 2020 attributable
to the COVID-19 pandemic, subsequent years
witnessed a gradual recovery, culminating in
notable improvement by 2023. In nominal
terms, the contribution of Construction to
GVA increased from IDR 1,701,741.2 billion in
2019 to IDR 2,072,384.8 billion in 2023. Similarly,
in real terms, GVA Construction rose from IDR
1,108,425.0 billion in 2019 to IDR 1,179,989.3
billion in 2023.
The contribution of Construction value
added to Indonesia’s GDP has shown a declining
trend. This industry’s contribution decreased
from 10.75 percent in 2019 to 9.77 percent in
2022. However, there was a slight improvement
in 2023, with a contribution of 9.92 percent.
Nevertheless, Construction consistently
maintains its position among the top 5
industries contributing the most to Indonesia’s
GDP from 2019 to 2023.
Over the last five years, the growth rate
of the Construction industry has exhibited
fluctuations. In 2020, there was a contraction in
growth, declining by 3.26 percent. However, in
2021, signs of recovery emerged with a positive
growth rate of 2.81 percent. Despite continued
positive growth at 2.01 percent in 2022, the pace
slowed down. Notably, in 2023, construction
growth experienced a significant acceleration,
reaching 4.91 percent.
3.6 Konstruksi
Selama periode tahun 2019-2023,
nilai tambah lapangan usaha ini cenderung
meningkat. Meskipun nilai tambah lapangan
usaha ini sempat mengalami penurunan
akibat Pandemi COVID-19 pada tahun 2020,
namun pada tahun-tahun berikutnya
berangsur mulai membaik hingga tahun 2023.
Secara nominal, Konstruksi menyumbang NTB
sebesar Rp 1.701.741,2 miliar pada tahun 2019
kemudian meningkat hingga mencapai
Rp 2.072.384,8 miliar pada tahun 2023. Secara
riil, NTB Konstruksi meningkat dari
Rp 1.108.425,0 miliar pada tahun 2019
menjadi Rp 1.179.989,3 miliar pada tahun
2023.
Kontribusi nilai tambah Konstruksi
terhadap PDB Indonesia cenderung
mengalami penurunan. Kontribusi lapangan
usaha ini terus mengalami penurunan dari
tahun 2019 sebesar 10,75 persen menjadi 9,77
persen di tahun 2022. Meski begitu, pada
tahun 2023 menunjukkan sedikit perbaikan
dengan kontribusi sebesar 9,92 persen. Meski
demikian, Konstruksi tetap berhasil konsisten
masuk ke dalam 5 besar lapangan usaha
penyumbang PDB Indonesia tertinggi dari
tahun 2019 hingga 2023.
Selama periode waktu lima tahun
terakhir, laju pertumbuhan Konstruksi
cenderung fluktuatif. Pada tahun 2020, laju
pertumbuhan lapangan usaha ini sempat
terkontraksi sebesar 3,26 persen. Namun pada
tahun 2021 mulai menunjukkan pemulihan
dengan laju pertumbuhan positif sebesar 2,81
persen. Akan tetapi, laju pertumbuhan
lapangan usaha ini menunjukkan
perlambatan meskipun masih tumbuh positif
sebesar 2,01 persen. Secara mengejutkan
pada tahun 2023, pertumbuhan Konstruksi
melaju secara signifikan sebesar 4,91 persen. https://www.bps.go.id

78. 58
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
3.7 Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
Wholesale and Retail Trade; Repair of
Car and Motor Vehicles is a pivotal sector
contributing significantly to the value added in
the Indonesian economy. It serves as a crucial
link in the distribution chain of goods and
services, facilitating both the production process
and final consumption. Additionally, it plays a
vital role in connecting producers with domestic
and international consumers. In nominal terms,
the GVA of this industry surged from IDR
2,060,268.9 billion in 2019 to IDR 2,702,445.6
billion in 2023. This growth pattern is mirrored
in real terms, with the GVA increasing from IDR
1,440,185.7 billion in 2019 to IDR 1,604,114.0
billion in 2023.
This industry consistently ranks among
the top three contributors to the Indonesian
economy, holding the second position since
2022 and projected to maintain it until 2023.
Over the past five years, it has demonstrated
a stable contribution, averaging around 12.9
percent of Indonesia’s GDP. Despite a slight
decrease from 12.96 percent in 2021 to 12.85
percent in 2022, the contribution rebounded to
12.94 percent in 2023. This increase was driven
by a rise in the percentage contribution of the
Wholesale and Retail Trade, Except of Motor
Vehicles and Motorcycles sub-industry, reaching
10.70 percent compared to 10.61 percent in
2022.
3.7 Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor merupakan
salah satu lapangan usaha dengan
penciptaan nilai tambah yang cukup tinggi
dalam perekonomian Indonesia. Lapangan
usaha ini memiliki peran penting sebagai
penyambung rantai distribusi barang dan jasa
yang digunakan untuk proses produksi
ataupun penggunaan akhir untuk konsumsi.
Selain itu, lapangan usaha ini berperan untuk
menghubungkan produsen dengan
konsumen domestik maupun luar negeri.
Secara nominal, NTB lapangan usaha ini
meningkat dari Rp 2.060.268,9 miliar pada
tahun 2019 menjadi Rp 2.702.445,6 miliar
pada tahun 2023. Pola yang sama juga terjadi
pada kondisi riil. Secara riil, NTB lapangan
usaha ini meningkat dari Rp 1.440.185,7 miliar
pada tahun 2019 menjadi Rp 1.604.114,0
miliar pada tahun 2023.
Lapangan usaha ini selalu masuk ke
dalam tiga lapangan usaha dengan kontribusi
tertinggi dalam perekonomian Indonesia,
bahkan sejak tahun 2022 menempati
peringkat kedua dan tetap bertahan hingga
tahun 2023. Selama lima tahun terakhir,
lapangan usaha ini memiliki kontribusi yang
relatif stabil, yaitu sekitar 12,9 persen
terhadap PDB Indonesia. Meskipun sempat
mengalami penurunan dari 12,96 persen pada
tahun 2021 menjadi 12,85 persen di tahun
2022, kontribusi lapangan usaha ini kembali
meningkat menjadi 12,94 persen pada tahun
2023. Kenaikan kontribusi ini didukung oleh
kenaikan persentase kontribusi sub lapangan
usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan
Mobil dan Sepeda Motor, yaitu sebesar 10,70
persen dibandingkan dengan 10,61 persen
pada tahun 2022. https://www.bps.go.id

79. 59
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
In 2023, Wholesale and Retail Trade;
Repair of Car and Motor Vehicles exhibit a
fluctuating pattern of economic growth. This is
evident from the contraction in growth rate in
2020, with a percentage of -3.79 percent,
following the previous year’s growth of 4.60
percent. However, it rebounded with a growth
rate of 4.63 percent in 2021 and continued to
progress, reaching 5.53 percent in 2022.
Nevertheless, in 2023, this industry
experienced a slowdown with a growth rate of
4.85 percent. This deceleration affected both sub
industries. The Wholesale and Retail Trade and
Repair of Motor Vehicle and Motorcycle sub
industries saw a growth rate of 4.50 percent,
down from the previous 5.92 percent. Similarly,
the Wholesale and Retail Trade, Except of Motor
Vehicles and Motorcycles sub industries
experienced a slowdown, with a growth rate of
4.92 percent in 2023 compared to 5.44 percent
in 2022.
3.8 Transportation and Storage
As a vital support for various economic
activities, the transportation and warehousing
sector is profoundly influenced by the dynamics
of community mobilization and economic
activity. Amidst the challenges posed by the
COVID-19 pandemic in 2020, the GVA of this
industry experienced a significant decline.
Nevertheless, the GVA of this industry has
demonstrated resilience, showing continuous
growth in the subsequent years. In 2023, the
nominal GVA reached IDR 1,231,241.9 billion,
surpassing the GVA of IDR 881,505.4 billion in
2019. Similarly, in real terms, the GVA created
amounted to IDR 554,854.9 billion in 2023,
higher than the IDR 463,125.9 billion recorded
in 2019.
Pada tahun 2023, Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi
yang berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari
kontraksi laju pertumbuhan pada 2020
dengan persentase sebesar -3,79 persen
setelah tahun sebelumnya tumbuh sebesar
4,60 persen, tetapi kembali menunjukkan
perbaikan dengan laju pertumbuhan sebesar
4,63 persen pada tahun 2021 dan terus melaju
hingga mencapai 5,53 persen pada tahun
2022. Namun, pada tahun 2023 lapangan
usaha ini mengalami perlambatan dengan
persentase sebesar 4,85 persen. Perlambatan
ini dialami oleh kedua sublapangan usaha,
dimana Sublapangan usaha Perdagangan
Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya
memiliki persentase sebesar 4,50 persen dari
yang sebelumnya adalah 5,92 persen.
Sedangkan Sublapangan usahaPerdagangan
Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda
Motor memiliki persentase sebesar 4,92
persen pada tahun 2023, melambat
dibandingkan persentase tahun 2022 sebesar
5,44 persen.
3.8 Transportasi dan Pergudangan
Sebagai penunjang berbagai
aktivitas ekonomi, Transportasi dan
Pergudangan merupakan salah satu lapangan
usaha yang dipengaruhi oleh dinamika
mobilisasi masyarakat dan aktivitas ekonomi.
Selama masa Pandemi COVID-19 pada tahun
2020, NTB lapangan usaha ini mengalami
penurunan yang cukup dalam. Namun, NTB
lapangan usaha ini terus mengalami
peningkatan di tahun-tahun setelahnya.
Pada tahun 2023, NTB yang tercipta secara
nominal sebesar Rp 1.231.241,9 miliar lebih
tinggi dibanding NTB yang tercipta pada
tahun 2019 sebesar Rp 881.505,4 miliar.
Sementara secara riil, NTB yang tercipta
sebesar Rp 554.854,9 miliar pada tahun 2023
lebih tinggi dibanding tahun 2019 dengan
NTB sebesar Rp 463.125,9 miliar. https://www.bps.go.id

80. 60
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
The contribution of Transportation and
Storage to Indonesia’s GDP has shown a
consistent increase over the past two years.
Although there was a decrease in the percentage
contribution from 2019 to 2021, from 2022 to
2023, there was a notable increase. In 2023,
Transportation and Storage are expected to
contribute 5.89 percent, surpassing the
contributions of 5.02 percent in 2022 and 4.24
percent in 2021. This upward trend is evident
across all subindustries within transportation
and warehousing. The Railways Transport
Subindustry contribution increased from 0.07
percent in 2022 to 0.09 percent in 2023, while
Land Transport rose from 2.41 percent to 2.70
percent. Sea and Coastal Water Transport
increased from 0.28 percent to 0.33 percent, and
Lake, River, and Ferry Transport increased from
0.15 percent to 0.16 percent. Additionally, Air
Transport increased from 1.05 percent to 1.38
percent, and Warehousing and Support
Activities for Transportation; Postal and Courier
Activities rose from 1.06 percent to 1.23 percent.
In examining the contribution composition
within the subindustries involved in
generating value added for Transportation and
Storage, it’s evident that little has changed.
Land Transportation remains the primary
contributor to the formation of value added
within this industry. Notably, Air Transport has
exhibited an increase in its contribution, rising
from third place to second place with a
percentage of 23.47 percent. This signifies a
notable shift in the dynamics of the industry,
with air transport playing an increasingly
significant role in the sector’s value creation.
In 2022, the Transportation and
Storage sector experienced a notable recovery,
marked by a substantial growth rate compared
to 2020. However, in 2023, this industry
exhibited a slowdown from the previous year’s
growth of 19.87 percent to 13.96 percent. This
deceleration was evident across almost all
subindustries of the Transportation and Storage
Kontribusi Transportasi dan
Pergudangan dalam pembentukan PDB
Indonesia selalu meningkat selama dua tahun
terakhir. Pada tahun 2019 hingga 2021
memang sempat mengalami penurunan
tetapi sejak tahun 2022 hingga 2023 mampu
menunjukkan kenaikan. Pada tahun 2023,
Transportasi dan Pergudangan berkontribusi
sebesar 5,89 persen, lebih tinggi
dibandingkan tahun 2022 dengan persentase
sebesar 5,02 persen dan tahun 2021 sebesar
4,24 persen. Peningkatan kontribusi ini
didukung oleh seluruh sublapangan usaha di
dalam Transportasi dan Pergudangan.
Kontribusi Sublapangan usaha Angkutan Rel
meningkat dari 0,07 persen pada 2022
menjadi 0,09 persen pada 2023; Angkutan
Darat dari 2,41 persen menjadi 2,70 persen;
Angkutan Laut dari 0,28 persen menjadi 0,33
persen; Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan dari 0,15 persen menjadi 0,16
persen; Angkutan Udara dari 1,05 menjadi
1,38 persen; serta Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan, Pos, dan Kurir dari 1,06
persen menjadi 1,23 persen. Tidak ada
perubahan komposisi kontribusi sublapangan
usaha lapangan usaha yang berperan dalam
penyusunan nilai tambah Transportasi dan
Pergudangan. Sublapangan usaha Angkutan
Darat masih menjadi penyumbang utama
pembentukan nilai tambah untuk
Transportasi dan Pergudangan. Sementara
Angkutan Udara menunjukkan peningkatan
kontribusi terhadap lapangan usaha
Transportasi dan Pergudangan dari
peringkat ketiga menjadi peringkat kedua
dengan persentase sebesar 23,47 persen.
Pada tahun 2022, Transportasi dan
Pergudangan menjadi lapangan usaha yang
berhasil pulih dengan pertumbuhan yang
cukup tinggi dibanding tahun 2020. Namun,
pada tahun 2023 lapangan usaha ini
menunjukkan perlambatan dari yang tahun
sebelumnya tumbuh sebesar 19,87 persen
menjadi 13,96 persen. Perlambatan ini https://www.bps.go.id

81. 61
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
3.9 Accomodation and Food
Service Activities
Throughout the span from 2019 to
2023, the GVA of the Accommodation and Food
Service Activities experienced a tumultuous
journey, primarily influenced by the
unprecedented disruptions caused by the
COVID-19 pandemic. Initially, the industry faced
a significant setback in 2020, marked by a
notable decline in GVA. However, as the years
progressed, this industry exhibited signs of
resilience, embarking on a path of gradual
recovery.
Despite the initial downturn, both
current and real GVAs exhibited an upward
trajectory from 2020 onwards, reflecting the
industry’s capacity to adapt and rebound.
Current GVA surged from IDR 440,207.7 billion in
2019 to IDR 526,263.5 billion in 2023, while real
GVA showed a similar trend, increasing from IDR
382,674.5 billion to IDR 333,304.6 billion over the
same period.

3.9 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Antara tahun 2019 dan 2023, NTB
Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum menunjukkan pergerakan yang
cukup fluktuatif yang disebabkan oleh
pandemi COVID-19. Nilai tambah lapangan
usaha ini sempat mengalami penurunan NTB
yang signifikan. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu, Lapangan Usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
mampu berangsur-angsur pulih.
Meskipun sempat mengalami
penurunan, NTB Lapangan Usaha Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum menunjukkan
adanya peningkatan NTB setelah tahun 2020,
menunjukkan kemampuan lapangan usaha
ini untuk beradaptasi dan bangkil kembali.
Secara nominal, Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum menyumbang NTB sebesar Rp
440.207,7 miliar pada tahun 2019 kemudian
meningkat hingga mencapai Rp 526.263,5
miliar pada tahun 2023. Secara riil, NTB
lapangan usaha ini meningkat dari
Rp 382.674,5 miliar pada tahun 2019 menjadi
Rp 333.304,6 miliar pada tahun 2023.
disebabkan oleh hampir seluruh subsektor
lapangan usaha Transportasi dan
Pergudangan. Subsektor Angkutan Udara
yang menempati urutan kedua kontribusi
terbesar mengalami perlambatan laju yang
signifikan, yaitu dari 66,90 persen di tahun
2022 menjadi 28,96 persen di tahun 2023.
Selain itu, Pergudangan dan Jasa Penunjang
Angkutan, Pos, dan Kurir yang menempati
urutan ketiga juga mengalami perlambatan
laju yang cukup signifikan, yaitu dari 40,54
persen di tahun 2022 menjadi 17,91 persen di
tahun 2023.
industry. Specifically, the Air Transport subsector,
which ranks second in terms of contribution,
experienced a significant slowdown, dropping
from 66.90 percent growth in 2022 to 28.96
percent in 2023. Similarly, Warehousing and
Support Activities for Transportation; Postal and
Courier Activities, ranking third in contribution,
also encountered a notable slowdown,
decreasing from 40.54 percent growth in 2022 to
17.91 percent in 2023. https://www.bps.go.id

82. 62
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Moreover, The Accommodation and
Food Service Activities contribution to the
overall economy underwent fluctuations during
2019-2023. The contribution of the
Accommodation and Food Service Activities
underwent a decrement from 2019 to 2022 yet
saw a resurgence in 2023. Initially constituting
2.78 percent of the economy in 2019, this
contribution steadily dwindled to 2.41 percent
by 2022. Despite this preceding downturn, the
contribution rebounded in 2023, ascending to
2.52 percent. Both Accommodation Activities
and Food and Beverage Service Activities
subindustries played pivotal roles in the
increased contribution. Remarkably, the
Accommodation Activities Subindustry
accounted for 0.58 percent of the contribution in
2023, compared to 0.54 percent in 2022.
Similarly, the Food and Beverage Service
Activities Subindustry increased contribution
from 1.87 percent in 2022 to 1.94 percent in
2023.
The performance of the Accommodation
and Food Service Activities demonstrated
resilience, evidenced by its increasingly robust
growth rate. Following a period of contraction
(-10.26 percent) in 2020, this industry rebounded
with positive growth rates from 2021 to 2022. In
2021, the industry experienced growth of 3.88
percent, followed by a substantial surge to 11.94
percent in 2022. However, by 2023, the growth
rate tapered to 10.01 percent. This deceleration
can be attributed to a decline in the growth rate
of the Accommodation Activities Subindustry,
which plummeted from 30.96 percent in 2022 to
13.06 percent in 2023. In contrast, the Food and
Beverage Service Activities Subindustry
witnessed an uptick in growth from 8.21 percent
in 2022 to 9.29 percent in 2023.
Selain itu, kontribusi Lapangan Usaha
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
terhadap ekonomi secara keseluruhan juga
mengalami fluktuasi selama periode 2019
hingga 2023. Awalnya, lapangan usaha ini
menyumbang 2,78 persen dari ekonomi pada
tahun 2019, kontribusi dari Kegiatan
Akomodasi dan Layanan Makanan mengalami
penurunan bertahap, mencapai 2,41 persen
pada tahun 2022. Namun, terjadi pemulihan
yang signifikan pada tahun 2023, dengan
kontribusi meningkat menjadi 2,52 persen.
Sublapangan usaha Penyediaan Akomodasi
dan Sublapangan usaha Penyediaan Makan
Minum memiliki peran penting dalam
peningkatan kontribusi tersebut.
Sublapangan usaha Penyediaan Akomodasi
berkontribusi sebesar 0,58 persen pada tahun
2023. Kontribusi tersebut mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2022
(0,54 persen). Sementara ini, Sublapangan
usaha Penyediaan Makan Minum mengalami
peningkatan kontribusi dari 1,87 persen
(2022) menjadi sebesar 1,94 persen (2023).
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum semakin menguat ditunjukkan
dengan semakin cepatnya laju pertumbuhan
pada lapangan usaha ini. Setelah mengalami
pertumbuhan negatif (10,26 persen) pada
tahun 2020, mulai tahun 2021 hingga tahun
2022 Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum menunjukkan laju
pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2021,
laju pertumbuhan lapangan usaha ini
sebesar 3,88 persen. Pada tahun 2022,
Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum mengalami kenaikan
pertumbuhan yang signifikan sebesar 11,94
persen. Namun, pada tahun 2023, laju
pertumbuhan lapangan usaha ini kembali
mengalami penurunan menjadi 10,01 persen.
Penurunan ini disebabkan oleh penurunan
laju pertumbuhan Sublapangan usaha
Penyediaan Akomodasi yang sebelumnya
tumbuh sebesar 30,96 persen kemudian https://www.bps.go.id

83. 63
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
3.10 Information and
Communication
The Information and Communication
Industry plays a critical role in modern
economies by facilitating the flow of
information, communication, and technology.
It provides the infrastructure and platforms for
efficient communication, enables the exchange
of data and knowledge, and drives
technological innovation across various
industries. This industry contributes to economic
growth by creating jobs, fostering innovation,
and promotes digital transformation.
The Gross Value Added (GVA)
generated by the Information and
Communication Industry demonstrated
continuous growth from 2019 to 2023. The
current GVA of this industry increased from
IDR 626,532.6 billion in 2019 to IDR 883,637.0
billion in 2023. Similarly, the real GVA rose from
IDR 589,536.1 billion in 2019 to IDR 807,304.6
billion by 2023.
In 2019, the contribution of the
Information and Communication Industry was
3.96 percent, marking the start of a fluctuating
trend in subsequent years. Notably, during the
COVID-19 pandemic, the contribution surged to
4.51 percent in 2020. However, in 2021, it
experienced a decline to 4.41 percent. The trend
continued in 2022 with a further decrease to
4.15 percent. Finally, in 2023, the contribution
of the Information and Communication Industry
showed a slight increase to 4.23 percent.
mengalami penurunan yang signifikan menjadi 13,06 persen pada tahun 2023. Sementara itu, Sublapangan usaha Penyediaan Makan Minum yang sebelumnya tumbuh sebesar 8,21 persen mengalami kenaikan pertumbuhan menjadi sebesar 9,29 persen pada tahun 2023.
3.10 Informasi dan Komunikasi
Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi memainkan peran penting dalam perekonomian modern dengan memfasilitasi arus informasi, komunikasi, dan teknologi.
Lapangan Usaha ini menyediakan
infrastruktur dan platform untuk komunikasi
yang efisien, memungkinkan pertukaran data
dan pengetahuan, dan mendorong inovasi
teknologi di berbagai industri. Sektor ini
berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi dengan menciptakan lapangan
kerja, mendorong inovasi dan transformasi
digital.
NTB yang tercipta dari Lapangan
Usaha Informasi dan Komunikasi terus
mengalami peningkatan selama periode
tahun 2019-2023. Secara nominal, NTB
lapangan usaha ini tercipta sebesar
Rp 626.532,6 miliar pada tahun 2019 dan terus
meningkat mencapai Rp 883.637,0 miliar pada
tahun 2023. Secara riil, NTB lapangan usaha
ini sebesar Rp 589.536,1 miliar pada tahun 2019
menjadi Rp 807 304,6 miliar pada tahun 2023.
Pada tahun 2019, kontribusi
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi
sebesar 3,96 persen. Kontribusi dari Lapangan
Usaha ini menunjukkan fluktuasi pada
periode berikutnya. Pada masa Pandemi
COVID-19, kontribusi lapangan usaha
Informasi dan Komunikasi sempat meningkat
menjadi 4,51 persen tahun 2020. Namun,
pada tahun 2021, kontribusi lapangan usaha
ini mengalami penurunan menjadi 4,41
persen. Penurunan kontribusi tersebut terus https://www.bps.go.id

84. 64
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
The growth rate of the Information and
Communication Industry exhibited fluctuations
between 2020 and 2023, with directional
changes opposite to those of its contribution. In
2020, the growth rate stood at 10.61 percent,
marking a significant increase. However, this
growth rate decreased to 6.82 percent in 2021.
Subsequently, it rebounded to 7.73 percent in
2022. Nevertheless, in 2023, the growth rate of
this industry once again decreased,
reaching 7.59 percent.
3.11 Financial and Insurance
Activities
Financial and Insurance Activities are
essential components of the economy, serving
crucial roles in managing assets, mitigating
risks, and facilitating transactions. From 2019 to
2023, the GVA from Financial and Insurance
Activities in Indonesia exhibited notable growth.
In 2019, the sector contributed IDR 671,433.8
billion in current terms and IDR 443,093.1 billion
in real terms. As the years progressed, this value
steadily increased, reaching IDR 869,167.8
billion in current terms and IDR 496,236.8 billion
in real terms by the end of 2023.
During the 2019-2023 period, the
Financial and Insurance Activities experienced
fluctuations. In 2020, it saw a rise in its
contribution to the economy, reaching 4.51
berlanjut hingga tahun 2022 dengan penurunan lebih dalam menjadi 4,15 persen. Pada tahun 2023, kontribusi Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi menunjukkan sedikit peningkatan menjadi sebesar 4,23 persen.
Pergerakan laju pertumbuhan
Informasi dan Komunikasi juga berfluktuatif
antara tahun 2020 dan 2023. Meskipun, pada
tahun 2022 dan 2023, arah laju pertumbuhan
lapangan usaha ini berlawanan arah dengan
perubahan kontribusinya. Pada tahun 2020,
laju pertumbuhan Lapangan Usaha Informasi
dan Komunikasi sebesar 10,61 persen. Akan
tetapi, laju pertumbuhan tersebut mengalami
penurunan pada tahun 2021 menjadi sebesar
6,82 persen. Setelah itu, laju pertumbuhan
lapangan usaha Informasi dan Komunikasi
kembali mengalami peningkatan menjadi
7,73 persen pada tahun 2022. Namun
demikian, pada tahun 2023, laju
pertumbuhan lapangan usaha ini kembali
mengalami penurunan menjadi 7,59 persen.
3.11 Jasa Keuangan dan Asuransi
Jasa Keuangan dan Asuransi
merupakan salah satu komponen penting
dalam perekonomian, yang mempunyai peran
penting dalam mengelola aset, memitigasi
risiko, dan memfasilitasi transaksi keuangan.
Selama periode tahun 2019-2023, NTB yang
tercipta dari Lapangan Usaha Jasa Keuangan
dan Asuransi terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2019, NTB yang tercipta secara
nominal mencapai Rp 671.433,8 miliar,
dengan nilai riil sebesar Rp 443 093,1 miliar.
Pada tahun 2023, NTB meningkat menjadi
Rp 869 167,8 miliar secara nominal, dan secara
riil sebesar Rp 496 236,8 miliar.
Selama periode 2019-2023,
kontribusi Lapangan Usaha Jasa Keuangan
dan Asuransi mengalami fluktuasi. Pada tahun
2020, lapangan usaha ini meningkatkan https://www.bps.go.id

85. 65
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
percent, increasing from 4.24 percent in the
previous year. However, in 2021, this
contribution declined to 4.34 percent, followed
by a further decrease to 4.13 percent in 2022.
Despite these declines, there was a slight uptick
in the contribution of the Financi
al and
Insurance Activities sector in 2023, reaching 4.16
percent.
The growth rate of Financial and
Insurance Activities has experienced significant
fluctuations in recent years. In 2020, its growth
rate sharply declined to 1.56 percent, compared
to the previous period which recorded growth
of 3.25 percent. However, in 2022, there was a
slight increase with a growth rate reaching
1.93 percent. In 2023, this sector further
demonstrated recovery with a growth rate
of 4.77 percent. The recovery of this industry
is supported by positive growth in the
Financial Intermediation subindustry at 7.01
percent.
3.12 Real Estate Activities
Over the past five years, the Real Estate
Activities had consistently increased in its
contribution to GVA, in current and real terms.
The current GVA of Real Estate Activities
surged from IDR 439,455.9 billion in 2019 to
IDR 505,457.4 billion in 2023. The current GVA of
Real Estate Activities surged from IDR 439,455.9
billion in 2019 to IDR 505,457.4 billion in 2023.
During the period from 2020 to 2023,,
the contribution of Real Estate Activities to the
Indonesian economy demonstrated fluctuations
that were not overly significant. In 2019, this
sector contributed 2.78 percent to the economy,
kontribusinya terhadap perekonomian
menjadi 4,51 persen dari tahun sebelumnya
yang mencatat 4,24 persen. Namun, pada
tahun 2021, kontribusinya turun menjadi 4,34
persen, yang kemudian terus mengalami
penurunan menjadi 4,13 persen pada tahun
2022. Meskipun demikian, pada tahun 2023,
terjadi sedikit peningkatan kontribusi dari
Lapangan Usaha Keuangan dan Asuransi
menjadi 4,16 persen.
Laju pertumbuhan Jasa Keuangan
dan Asuransi mengalami fluktuasi yang cukup
signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2020, laju pertumbuhannya turun
tajam menjadi 1,56 persen, dibandingkan
dengan periode sebelumnya yang
mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,25
persen. Namun demikian, pada tahun 2022,
terjadi sedikit peningkatan dengan laju
pertumbuhan mencapai 1,93 persen. Pada
tahun 2023, sektor ini semakin menunjukkan
pemulihan dengan laju pertumbuhan
mencapai 4,77 persen. Pemulihan lapangan
usaha ini didukung oleh pertumbuhan positif
dari Sublapangan usaha Jasa Perantara
keuangan sebesar 7,01 persen.
3.12 Real Estat
Selama lima tahun terakhir,
kontribusi Lapangan Usaha Real Estat
terhadap NTB terus meningkat, baik secara
nominal maupun riil. Secara nominal, NTB
Lapangan Usaha Real Estat meningkat dari
Rp 439.455,9 miliar pada tahun 2019 menjadi
Rp 505.457,4 miliar pada tahun 2023.
Sementara itu, secara riil, lapangan usaha ini
juga mengalami peningkatan dari
Rp 316.901,1 miliar pada tahun 2019 menjadi
Rp 343.864,8 miliar pada tahun 2023.
Antara tahun 2019 dan 2023,
pergerakan kontribusi Lapangan Usaha Real
Estat terhadap perekonomian Indonesia
menunjukkan fluktuasi yang tidak terlalu
signifikan. Pada tahun 2019, lapangan usaha https://www.bps.go.id

86. 66
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
which slightly increased to 2.94 percent in 2020.
However, the contribution of the Real Estate
Activities experienced a decline from 2021 to
2023. In 2021, the contribution dropped to 2.76
percent, and this downward trend persisted,
with further declines to 2.49 percent in 2022 and
2.42 percent in 2023.

The growth rate of real estate activities
in Indonesia was aligned with its economic
contribution. In 2020 and 2021, the sector
experienced growth rates of 2.32 percent and
2.78 percent, respectively. However, in 2022, the
growth rate notably decelerated to 1.72 percent.
This deceleration persisted into 2023, with the
growth rate further slowing to 1.43 percent.
3.13 Business Activities
In 2019, the current GVA generated by
Business Activities in Indonesia reached
IDR 304,285.5 billion. However, there was a
slight decrease in 2020, with the GVA declining
to IDR 294,255.5 billion. Nevertheless, from 2021
to 2023, the GVA of Business Activities exhibited
steady improvement. In 2021, the GVA rose to
IDR 301,085.2 billion, marking a positive
trajectory. This growth trend continued in the
subsequent years, with the GVA reaching
IDR 341,427.3 billion in 2022 and further
increasing to IDR 383,091.9 billion in 2023.
ini berkontribusi sebesar 2,78 persen terhadap
ekonomi. Kontribusi tersebut mengalami
peningkatan menjadi 2,94 persen pada tahun
2020. Namun, besaran kontribusi Lapangan
Usaha Real Estate terus menurun dalam
periode tahun 2021 hingga 2023. Pada tahun
2021, kontribusi Real Estat turun menjadi 2,76
persen dan terus menurun hingga
mencapai 2,49 persen pada tahun 2022, dan
2,42 persen pada tahun 2023. Fluktuasi ini
mencerminkan dinamika perubahan dalam
sektor Real Estat yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor ekonomi dan kebijakan yang
ada.
Pergerakan laju pertumbuhan
Lapangan Usaha Real Estat sejalan dengan
kontribusinya terhadap perekonomian. Pada
tahun 2020 dan 2021, Lapangan Usaha Real
Estat tumbuh masing-masing sebesar 2,32
persen dan 2,78 persen. Namun, pada tahun
2022, laju pertumbuhan Lapangan Usaha Real
Estat mengalami perlambatan yang cukup
signifikan menjadi sebesar 1,72 persen.
Perlambatan ini berlanjut hingga tahun 2023,
di mana lapangan usaha ini mengalami
pertumbuhan yang lebih lambat mencapai
1,43 persen.
3.13 Jasa Perusahaan
Pada tahun 2019, Nilai Tambah Bruto
(NTB) secara nominal dari Lapangan Usaha
Jasa Perusahaan mencapai Rp 304.285,5
miliar. Namun, terjadi penurunan pada tahun
2020 menjadi Rp 294.255,5 miliar. Mulai tahun
2021 hingga 2023, NTB pada Lapangan Usaha
Jasa Perusahaan terus menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2021, NTB yang
tercipta mencapai Rp 301.085,2 miliar,
menandai awal tren positif dari lapangan
usaha ini. Peningkatan tersebut berlanjut
pada periode berikutnya, dimana NTB secara
nominal yang tercipta dari lapangan usaha ini
sebesar Rp 341.427,3 miliar pada tahun 2022
dan terus meningkat menjadi Rp 383.091,9
miliar pada tahun 2023. https://www.bps.go.id

87. 67
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
The movement of real GVA generated
by Business Activities was consistent with the
movement of current GVA. In 2019, the real GVA
from this industry reached IDR 206,936.2
billion. However, in 2020, the real GVA of
Business Activities fell to IDR 195,671.1 billion.
Nevertheless, from 2021 to 2023, the GVA of this
industry displayed an increasing trend each
year. By 2023, the real GVA generated by
Business Activities reached IDR 232,076.1 billion.
In 2019, the contribution of Business
Activities to the total economy was 1.92 percent.
However, in 2020, there was a slight decrease to
1.91 percent. In the following years, the
contribution of this industry continued to
decline, reaching 1.77 percent in 2021 and
further decreasing to 1.74 percent in 2022.
However, there was an increase in 2023, with the
contribution rising to 1.83 percent.

In 2021, Business Activities were able to
rebound with a growth of 0.73 percent,
following a significant contraction of 5.44
percent in the previous period. Then, in 2022,
there was a notable increase in the growth rate
of Business Activities, reaching 8.77 percent.
However, in the following period, the growth
rate of this industry slowed to 8.24 percent.
Pergerakan NTB secara riil yang
dihasilkan oleh Lapangan Usaha Jasa
Perusahaan sejalan dengan pergerakan nilai
NTB secara nominal. Pada tahun 2019, nilai
NTB secara riil dari lapangan usaha ini
mencapai Rp 206.936,2 miliar. Pada tahun
2020, NTB secara riil Lapangan Usaha Jasa
Perusahaan turun menjadi Rp 195.671,1 miliar.
Namun, dari tahun 2021 hingga 2023, NTB
dari lapangan usaha ini menunjukkan tren
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun
2023, NTB secara riil yang dihasilkan oleh
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan mencapai
Rp 232.076,1 miliar.
Pada tahun 2019, kontribusi
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 1,92
persen dari total perekonomian. Namun, pada
tahun 2020, terjadi sedikit penurunan menjadi
1,91 persen. Periode berikutnya, kontribusi
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan terus
mengalami penurunan, mencapai 1,77 persen
pada tahun 2021 dan 1,74 persen pada tahun
2022. Pada tahun 2023, terjadi peningkatan
kontribusi menjadi 1,83 persen.
Pada tahun 2021, laju pertumbuhan
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan mampu
tumbuh sebesar 0,73 persen, setelah
mengalami kontraksi yang cukup dalam
sebesar 5,44 persen pada periode
sebelumnya. Kemudian, pada tahun 2022,
terjadi kenaikan yang signifikan dalam laju
pertumbuhan Lapangan Usaha Jasa
Perusahaan yang mencapai 8,77 persen.
Namun, pada periode berikutnya, laju
pertumbuhan lapangan usaha ini mengalami
perlambatan menjadi sebesar 8,24 persen. https://www.bps.go.id

88. 68
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
3.14 Public Administration and
Defence, Compulsory Social
Security
The development of GVA in the Public
Administration and Defence, Compulsory Social
Security Industry showed different trends
between current and real values from 2019 to
2023. Current GVA consistently increased from
IDR 571,584.1 billion in 2019 to IDR 616,444.4
billion in 2023. However, real GVA showed a
different pattern. In 2019, real GVA reached IDR
365,538.8 billion and continued to decline to
IDR 364,246.6 billion in 2021. Nevertheless, in
the 2022-2023 period, real GVA showed
an increase to IDR 373,404.0 billion and
IDR 378,989.1 billion.
The contribution of Public Administration
and Defence, Compulsory Social Security to the
Indonesian economy tends to decline in 2019-
2023. In 2019, this industry contributed 3.61
percent and then experienced a slight increase
to 3.79 percent in 2020. during the 2021 - 2023
period, contribution continues to depleted to
2.95 percent in 2023.
During the period from 2020 to 2023,
the Public Administration and Defence,
Compulsory Social Security Industry exhibited
fluctuations. In 2020, this industry experienced a
slight contraction of 0.03 percent. This
contraction persisted and deepened, reaching
0.33 percent in 2021. However, there was a
reversal in 2022, as the Public Administration
and Defence, Compulsory Social Security
Industry underwent a recovery and achieved
positive growth of 2.52 percent. Nevertheless,
this industry’s growth decelerated to 1.50
percent in 2023.
3.14 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Perkembangan NTB dari Lapangan
Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib menunjukkan
perbedaan antara nilai nominal dan nilai riil
selama periode tahun 2019-2023. Secara
nominal, NTB terus mengalami peningkatan
konsisten dari Rp 571.584,1 miliar pada tahun
2019 menjadi Rp 616.444,4 miliar pada tahun
2023. Namun, secara riil, NTB mengalami pola
yang berbeda. Pada tahun 2019, NTB riil
mencapai Rp 365.538,8 miliar dan terus
menurun menjadi Rp 364.246,6 miliar pada
tahun 2021. Namun, pada tahun 2022 dan
2023, NTB riil menunjukkan peningkatan
berturut-turut menjadi Rp 373.404,0 miliar
dan Rp 378.989,1 miliar.
Kontribusi sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib terhadap perekonomian
Indonesia menunjukkan pola penurunan
selama periode tahun 2019-2023, kecuali
pada tahun 2020. Pada tahun 2019, lapangan
usaha ini berkontribusi sebesar 3,61 persen,
yang kemudian mengalami sedikit
peningkatan menjadi 3,79 persen pada tahun
2020. Namun, selama periode 2021-2023,
kontribusinya terus menurun, mencapai
2,95 persen pada tahun 2023.
Pada rentang waktu antara 2020
hingga 2023, tren dari laju pertumbuhan
Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
cenderung mengalami fluktuasi. Pada tahun
2020, lapangan usaha ini mengalami kontraksi
sebesar 0,03 persen. Kontraksi laju
pertumbuhan lapangan usaha ini terus
berlanjut dan semakin dalam, mencapai
0,33 persen pada tahun 2021. Namun, pada
tahun 2022, pertumbuhan Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib mulai pulih dan menunjukkan https://www.bps.go.id

89. 69
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
3.15 Education
The Education Industry holds
significant importance for economic
development, catalyzing growth and progress.
Through the development of human capital,
Education equips individuals with the
knowledge, skills, and abilities essential for
innovation and productivity, driving economic
advancement.
In the last five years, there has been
a consistent increase in the value added of the
Education Services, both in current and in real
terms. The current GVA generated by this
industry rose from IDR 522,354.2 billion in 2019
to IDR 583,612.4 billion in 2023. Meanwhile, the
real GVA created by this industry increased from
IDR 341,349.9 billion in 2019 to IDR 358,952.1
billion in 2023.
During the 2019-2023 period, the
Education Services underwent significant
fluctuations in both its contribution to the
economy and its growth rate. Initially, this
industry contributed 3.30% to the economy in
2019, with this figure increasing notably to
3.57% in 2020. This surge in contribution
coincided with a substantial growth rate of
2.61% in 2020. However, following this peak,
Education Services encountered challenges as its
contribution gradually declined, reaching 2.79%
by 2023, reflecting potential shifts or obstacles
within its operating environment.
In terms of growth rate, the Education
also demonstrated volatility during the same
period. Notably, in 2020, it experienced
significant growth of 2.61%. However, this
pertumbuhan positif sebesar 2,52 persen.
Meskipun demikian, lapangan usaha ini
mengalami perlambatan pertumbuhan
menjadi 1,50 persen pada tahun 2023.
3.15 Jasa Pendidikan
Lapangan Usaha Jasa Pendidikan
memiliki peran yang signifikan bagi
pembangunan ekonomi. Jasa Pendidikan
menjadi pendorong pertumbuhan dan
kemajuan. Dengan adanya Jasa Pendidikan,
individu dapat menambah pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang penting
untuk inovasi dan produktivitas, sehingga
dapat mendorong kemajuan ekonomi.
Selama lima tahun terakhir, terdapat
peningkatan yang konsisten dalam nilai
tambah Lapangan Usaha Jasa Pendidikan, baik
secara nominal maupun riil. Secara nominal,
NTB yang diciptakan oleh lapangan usaha ini
meningkat dari Rp 522.354,2 miliar pada
tahun 2019 menjadi Rp 583.612,4 miliar pada
tahun 2023. Sementara itu, secara riil, NTB
yang diciptakan meningkat dari Rp 341.349,9
miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 358.952,1
miliar pada tahun 2023.
Selama periode 2019-2023, kontribusi
sektor Jasa Pendidikan menunjukkan
kecenderungan penurunan, baik dari segi
kontribusi dan laju pertumbuhan. Pada tahun
2019, lapangan usaha ini menyumbang
sebesar 3,30 persen terhadap perekonomian,
meningkat menjadi 3,57 persen pada tahun
2020. Namun, Lapangan Usaha Jasa
Pendidikan ini menghadapi tantangan
sehingga kontribusinya menurun, mencapai
2,79% pada tahun 2023.
Dari sisi laju pertumbuhan, Lapangan
Usaha Jasa Pendidikan menunjukkan fluktuasi
dalam periode yang sama. Pada tahun 2020,
sektor ini mencatat pertumbuhan yang https://www.bps.go.id

90. 70
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
growth sharply decelerated to 0.11% in 2021.
Despite this setback, there was a modest
recovery in growth rates in 2022 and 2023, with
rates of 0.57% and 1.78%, respectively.
3.16 Human Health and Social
Work Activities
Over the period spanning 2019 to 2023,
there was a consistent upward trajectory in the
GVA generated from the Human Health and
Social Work Activities sector, evident in both in
current and real terms. The current GVA rose
from IDR 174,689.0 billion in 2019 to
IDR 251,998.5 billion in 2023. Similarly, the real
GVA increased from IDR 127,487.9 billion in 2019
to IDR 168,926.2 billion by 2023.
Between 2019 and 2023, there were
marked fluctuations in the contribution of the
Human Health and Social Work Activities to the
economy. In 2019, the Human Health and Social
Work Activities contributed 1.10 percent to the
economy. Its contribution steadily rose to 3.46
percent by 2021. However, by 2023, the
contribution of the Health Services and Social
Activities Industry is expected to decrease
once again to 1.21 percent.
Throughout the 2020 to 2023 period,
the growth rate of the Human Health and Social
Work Activities diverged from its contribution to
the economy. Despite experiencing substantial
growth of 11.56 percent in 2020, this rate
decelerated to 10.45 percent in the subsequent
period. Notably, there was a significant
slowdown in the Human Health and Social Work
signifikan sebesar 2,61 persen. Namun,
lapangan usaha ini mengalami perlambatan
signifikan menjadi 0,11 persen pada tahun
2021. Selanjutnya, pada tahun 2022 dan 2023,
Lapangan Usaha Jasa Pendidikan kembali
menunjukkan peningkatan pertumbuhan
masing-masing sebesar 0,57 persen dan 1,78
persen.
3.16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
Selama rentang waktu 2019-2023,
NTB yang diciptakan dari Lapangan Usaha
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
menunjukkan tren peningkatan yang stabil,
baik dalam nilai nominal maupun riil. Secara
nominal, NTB meningkat dari Rp 174.689,0
miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 251.998,5
miliar pada tahun 2023. Sementara itu, secara
riil, NTB yang dihasilkan juga mengalami
peningkatan dari Rp 127.487,9 miliar pada
tahun 2019 menjadi Rp 168.926,2 miliar pada
tahun 2023.
Antara tahun 2019 dan 2023, terjadi
fluktuasi dalam kontribusi Lapangan Usaha
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial terhadap
perekonomian. Pada tahun 2019, Lapangan
Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
berkontribusi sebesar 1,10 persen terhadap
perekonomian. Kontribusinya terus
meningkat menjadi 3,46 persen pada tahun
2021. Namun, pada tahun 2023, kontribusi
Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial kembali mengalami penurunan
menjadi 1,21 persen.
Selama periode 2020 – 2023,
pergerakan laju pertumbuhan Lapangan
Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
tidak sejalan dengan kontribusinya terhadap
perekonomian. Meskipun pada tahun 2020
lapangan usaha ini mencatat pertumbuhan
yang cukup tinggi yaitu sebesar 11,56 persen,
tetapi pertumbuhan tersebut mengalami https://www.bps.go.id

91. 71
Perkembangan Menurut Lapangan Usaha
Trade of GDP by Industry
Activities in 2022, with growth at 2.75 percent.
However, the industry regained momentum in
2023, with growth reaching 4.66 percent.
3.17 Other Service Activities
In general, over the 2019-2023 period,
there was an upward trend in the current value
of GVA generated by the Other Services
Activities, despite experiencing a decrease in
2020. In 2019, this industry generated a GVA of
IDR 309,002.0 billion, which decreased to
IDR 302,588.1 billion in 2020. However, GVA from
the Other Services Industry continued to rise
thereafter, reaching IDR 405,191.5 billion by
2023.
During the period from 2020 to 2023,
both in real and nominal terms, GVA from Other
Service Activities showed a similar pattern. In
2019, the real GVA for this industry reached
IDR 205,011. llion, then fell to IDR 196,608.9
billion in 2020. The real GVA from this industry
continued to increase, reaching IDR 242,891.7
billion in 2023.
The contribution of Other Service
Activities to the economy displayed fluctuations
during the 2019-2023 period. Starting at 1.95
percent in 2019, this sector saw a slight increase
to 1.96 percent the following year. However, in
2021, the contribution slightly decreased to 1.84
percent and further declined to 1.81 percent in
2022. Nevertheless, in 2023, this industry
managed to augment its contribution to
1.94 percent.
perlambatan menjadi 10,45 persen pada
periode berikutnya. Pada tahun 2022, terjadi
perlambatan yang signifikan pada Lapangan
Usaha Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan
pertumbuhan sebesar 2,75 persen. Namun,
lapangan usaha ini kembali menguat pada
tahun 2023 dengan pertumbuhan mencapai
4,66 persen.
3.17 Jasa Lainnya
Secara umum, selama periode 2019-
2023, terjadi peningkatan nilai NTB secara
nominal dari Lapangan Usaha Jasa Lainnya,
meskipun pada tahun 2020 terdapat
penurunan nilai NTB secara nominal dari
lapangan usaha ini. Pada tahun 2019,
Lapangan Usaha Jasa Lainnya mampu
menghasilkan NTB sebesar Rp 309.002,0
miliar. Akan tetapi, pada tahun 2020, NTB
lapangan usaha ini mengalami penurunan
menjadi Rp 302.588,1 miliar. NTB yang tercipta
dari Lapangan Usaha Jasa Lainnya terus
mengalami peningkatan hingga mencapai
Rp 405.191,5 miliar pada tahun 2023.
Antara tahun 2019 dan 2023, baik
secara riil maupun nominal, NTB dari
Lapangan Usaha Jasa Lainnya menunjukkan
pola yang serupa. Pada tahun 2019, NTB
secara riil untuk lapangan usaha ini mencapai
Rp 205.011,4 miliar, kemudian turun menjadi
Rp 196.608,9 miliar pada tahun 2020. NTB
secara riil dari lapangan usaha ini terus
meningkat mencapai Rp 242 891,7 miliar pada
tahun 2023.
Kontribusi Lapangan Usaha Jasa
Lainnya terhadap perekonomian
menunjukkan fluktuasi selama periode 2019-
2023. Pada tahun 2019, kontribusi lapangan
usaha ini sebesar 1,95 persen, kemudian
mengalami sedikit kenaikan menjadi 1,96
persen pada tahun berikutnya. Namun, pada
tahun 2021, kontribusi ini mengalami sedikit
penurunan menjadi 1,84 persen, dan terus
menurun menjadi 1,81 persen pada tahun https://www.bps.go.id

92. 72
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Meanwhile, throughout the 2020-2023
period, the growth rate of the Other Services
Industry depicted an ascending trend
despite experiencing a notable contraction in
2020, dropping to 4.10 percent. In 2021, signs
of recovery emerged with positive growth of
2.12 percent, followed by a substantial increase,
peaking in 2023 with growth of 10.52 percent.
2022. Meskipun demikian, pada tahun 2023,
lapangan usaha ini berhasil meningkatkan
kontribusinya menjadi sebesar 1,94 persen.
Selama periode 2020-2023, laju
pertumbuhan Lapangan Usaha Jasa Lainnya
menunjukkan tren yang meningkat meskipun
mengalami kontraksi signifikan pada tahun
2020, mencapai 4,10 persen. Pada tahun
2021, lapangan usaha ini menunjukkan
tanda-tanda pemulihan dengan
pertumbuhan positif sebesar 2,12 persen.
Kemudian, laju pertumbuhan terus
meningkat secara signifikan, mencapai
puncaknya pada tahun 2023 dengan
pertumbuhan sebesar 10,52 persen. https://www.bps.go.id

93. 73
Perkembangan Menurut Pengeluaran
Trade of GDP by Expenditure
BAB 4
PERKEMBANGANMENURUT
PENGELUARAN
TRENDOFGDPBYEXPENDITURE
BAB
04
CHAPTER https://www.bps.go.id

94. 74
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
GDP by Expenditure
Kontributor Tertinggi Perekonomian Indonesia
Menurut Komponen Pengeluaran, 2023
Top Contributors to Indonesia’s Economy by Expenditure, 2023
(8ã Õ ø5º 5ºÕºüV8K øN8ã«VN88 Nº8NãÕÕã
¨º8ºø㏠X³º@㏠³üÝ ¨ºÕºüV8
k@V@ã «VÝ ÁÕՏ í ¨xÁ
Of the 7 final consumption components, the highest contributors
to Indonesia's economy were HFCE and GFCF) ߨâÞ

KONSUMSI
RUMAH TANGGA
Household Final
Consumption
Expenditure
âà¨Þ
!l ÞÞ«ÞÝä¨ $
PMTB
GFCF
ßä¨àà
!l «Þßã¨ã $
EKSPOR
Exports
ßÞ¨ãâ
!l á«âáà¨á $
IMPOR
Imports
Þä¨âã
!l á«Ý¨á $
KONSUMSI
PEMERINTAH
Government Final
Consumption
Expenditure
ã¨áâ
!l Þ«âââ¨â $
LAINNYA
Others
ã¨
!l Þ«áᨠ$
)‚ÄÖ¬Ù Ý™¾éÙé© »ËÄÖËřŠ֙Ť™¾é‚Ù‚Å
ꍂ¾‚Ĭ ¾‚¸éÖ™ÙäéÄŽé©‚Å ÖËݬ䬣
»™é‚¾¬ »ËÄÖËÅ™Å,ÄÖËÙ ‚قŤ •‚Å
7‚Ý‚
AËÝäË£™ú֙ŕ¬äéÙ™ËÄÖËÅ™ÅäÝ™úÖ™Ù¬™Å™•
ÖËݬä¬ô™¤ÙËõä©Ù‚ä™Ý¤™ú™Öä£ËÙä©™,ÄÖËÙäÝË£
$ËË•Ý‚Å•Z™Ùô¬™ÝËÄÖËÅ™Åä
FAKTA
PENTING
TERKAIT
PDB
PENGELUARAN
The Important Facts
About GDP by
Expenditure
;‚¸é Ö™ÙäéÄŽé©‚Åä™Ùä¬Å¤¤¬a‚©éÅ
•¬‚¾‚Ĭ ˾™© »ËÄÖËÅ™Å
S™Å¤™¾é‚Ù‚Å 9ËÅÝéÄݬ ;™ÄŽ‚¤‚
BËÅÖÙË£¬ä û‚Ť A™¾‚û‚Ŭ VéÄ‚©
a‚Ť¤‚ ¹S9´ ;BSVaº
,Ť䩙£‚Ýä™Ýä¤ÙËõä©Ù‚ä™™úÖ™Ù¬™Å™•Žû
BS,Z)Ý#¬Å‚¾ËÅÝéÄÖä¬ËÅú֙ŕ¬äéÙ™
ä¨à
!"
S™Ù鎂©‚Å ¾‚¸é Ö™ÙäéÄŽé©‚Å
ä™Ùä¬Å¤¤¬Ý™Ö‚Ÿ‚Ť ä‚©éÅ
•¬‚¾‚Ĭ ˾™© »ËÄÖËÅ™Å
S™Å¤™¾é‚Ù‚Å 9ËÅÝéÄݬ
S™Ä™Ù¬Åä‚©
,Ť䩙©¬¤©™Ý䏩‚Ť™¬Å™ËÅËĬ¤ÙËõä©Ù‚ä™
™úÖ™Ù¬™Å™•Žû$Ëô™ÙÅÄ™Åä#¬Å‚¾ËÅÝéÄÖä¬ËÅ
ú֙ŕ¬äéÙ™
ã¨áß
!" https://www.bps.go.id

95. 75
Perkembangan Menurut Pengeluaran
Trade of GDP by Expenditure
-2,63%
-4,21%
2,12%
-4,96%
-8,42%
-17,60%
2,01% 1,62%
4,25% 3,80%
17,99%
24,86%
4,94%
5,66%
-4,47%
3,87%
16,23%
15,00%
4,82 %
9,83 %
2,95 %
4,40 %
1,32 %
-1,65%
Selain dari sisi produksi (lapangan
usaha), PDB dapat pula dilihat dari sisi
pengeluaran. PDB menurut pengeluaran
menggambarkan struktur pengeluaran untuk
permintaan akhir berupa konsumsi akhir dan
investasi. Permintaan akhir yang dimaksud
dapat berupa permintaan dari dalam negeri
(domestik) maupun luar negeri. Permintaan
domestik terdiri dari konsumsi rumah tangga,
konsumsi lembaga nonprofit yang melayani
rumah tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto (PMTB),
serta perubahan inventori. Sementara itu,
permintaan dari luar negeri dicerminkan oleh
kegiatan ekspor. Untuk memenuhi
permintaan akhir domestik, barang dan jasa
tidak hanya berasal dari produksi dalam
negeri tetapi juga bergantung pada produk
impor. Dalam penghitungan besaran PDB,
impor harus dikeluarkan dari hasil
penghitungan permintaan akhir. Oleh karena
itu, impor dihitung sebagai komponen
pengurang untuk ekspor dimana selisih yang
dihasilkan disebut sebagai ekspor neto.
Perkembangan dari masing-masing
komponen PDB menurut pengeluaran
diuraikan sebagai berikut.
Besides the production approach
(industry), GDP can also be observed by the
expenditure approach. This approach portrays
the expenditure structure for final demand.
Where in the final demand referred to might be
from within the country (domestic) or abroad. In
detail, domestic final demand consists of
household consumption, nonprofit institutions
serving households (NPISHs) consumption,
government consumption, gross fixed capital
formation (GFCF), and changes in inventories.
Meanwhile, final demand from abroad emerges
from export activities. To fulfill domestic final
demand, all goods and services come not only
from domestic production but also from
imported products. In the estimation of GDP,
imports must be excluded from the final
demand calculation. Therefore, imports are
counted as a subtraction component for exports
where the difference is referred to as net exports.
The growth of each GDP by expenditure
components described as follows.
Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2020–2023
Figure 4.1 Growth Rate of GDP by Expenditure, 2020–2023
Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga /
Household Final
Consumption
Expenditure
Pengeluaran Konsumsi
LNPRT/
NPISHs Final
Consumption
Expenditure
Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah/
Government Final
Consumption
Expenditure
Pembentukan Modal
Tetap Bruto/
Gross Fixed
Capital Formation
Ekspor Barang
dan Jasa/
Exports of Goods
and Service
Impor Barang
dan Jasa/
Imports of Goods
and Services https://www.bps.go.id

96. 76
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
4.1 Household Final Consumption
Expenditure
From 2019 to 2023, the Household
Final Consumption Expenditure (HFCE)
component has increased considerably.
Nominally, the total value of HFCE in 2019
equals 8,965,837 billion rupiahs before rising to
11,109,566 billion rupiahs in 2023. In real terms,
the total value of HFCE in 2019 equals 5,936,399
billion rupiahs increased further to 6,486,254
billion in 2023.
Based on its contribution to GDP, HFCE
has always been the key factor to the GDP by
expenditure in 2019-2023. In 2019, HFCE
contributed 56.63 percent of the total GDP.
The contribution of HFCE decreasing to 53.18
percent of the total GDP in 2023. This major
HFCE contribution indicates that most of the
domestic products produced in Indonesia, as
well as imported products imported from
abroad, are mostly used to meet household
needs.
The growth rate of the HFCE contracted
by 2.63 percent in 2020 which was the impact of
implementing social restrictions during the
COVID-19. In 2021, 2022 and 2023, the HFCE
growth rate has increased again by 2.01 percent,
4,94 percent, and 4,82 percent.
4.1 Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga (PK-RT)
Dalam kurun waktu 2019-2023,
konsumsi akhir rumah tangga mengalami
peningkatan yangcukup signifikan. Secara
nominal, total nilai konsumsi rumah tangga
pada tahun 2019 sebesar Rp 8.965.837 miliar
kemudian meningkat sampai mencapai
Rp 11.109.566 miliar pada tahun 2023. Secara
riil, total nilai konsumsi rumah tangga pada
2019 sebesar Rp 5.936.399 miliar selanjutnya
meningkat hingga menjadi Rp 6.486.254
miliar pada tahun 2023.
Kontribusi komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) terhadap
PDB terbesar pada periode tahun 2019-2023.
Pada tahun 2019, kontribusi PK-RT sebesar
56,63 persen terhadap total PDB. Kontribusi
PK-RT terhadap total PDB pada tahun 2023
mengalami penurunan yaitu berkontribusi
menjadi sebesar 53,18 persen. Kontribusi
PK-RT yang tinggi ini menggambarkan bahwa
sebagian besar dari produk domestik yang
dihasilkan di Indonesia dan produk impor
yang didatangkan dari luar negeri lebih
banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga.
Laju pertumbuhan PK-RT pada tahun
2020 terkontraksi sebesar 2,63 persen yang
merupakan dampak dari pemberlakukan
kegiatan pembatasan sosial selama pandemi
COVID-19. Pada tahun 2021, 2022, dan 2023
laju pertumbuhan PK-RT mengalami
peningkatan kembali sebesar 2,01 persen,
4,94 persen, dan 4,82 persen. https://www.bps.go.id

97. 77
Perkembangan Menurut Pengeluaran
Trade of GDP by Expenditure
4.2 Nonprofit Institutions Serving
Households Final
Consumption Expenditure
(NPISHs FCE)
The final consumption conducted by
NPISHs has increased considerably from 2019 to
2023. In nominal terms, the total value of
NPISH’s final consumption in 2019 was 206,094
billion rupiahs, which subsequently increased to
260,731 billion rupiahs in 2023. In real terms, the
total value of NPISHs final consumption in 2019
was 136,027 billion rupiahs, rising further to
153,657 billion rupiahs in 2023.
From 2019 to 2023, the contribution of
the NPISHs final Consumption Expenditure
component to total GDP by expenditure was
minor. In 2019, NPISHs contributed 1.30 percent
to the total GDP. The contribution of NPISHs
decreased by 1.25 percent in 2023.
The growth rate of NPISHs final
consumption expenditure in 2020 contracted
4.21 percent. However, its growth increased by
1,62 percent in 2021. The growth rate of NPISHs
continues to increase until 5,66 percent and 9,83
percent in 2022 and 2023.
4.3 General Government Final
Consumption Expenditure
(GGFCE)
From 2019 to 2023, General
Government Final Consumption Expenditure
(GGFCE) has increased remarkably. In nominal
terms, the total value of GGFCE in 2019
amounted to 1,394,615 billion rupiahs,
subsequently increased to 1,555,520 billion
rupiahs in 2023. In real terms, its value in 2019
was 855,963 billion rupiahs, then increased
further to 896,196 billion rupiahs in 2023.
4.2 Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Nonprofit yang
Melayani Rumah Tangga
(PK-LNPRT)
Konsumsi akhir yang dilakukan oleh
LNPRT mengalami peningkatan yang cukup
signifikan dari tahun 2019-2023. Secara
nominal, total nilai konsumsi akhir LNPRT
pada tahun 2019 sebesar Rp 206.094 miliar,
kemudian meningkat hingga mencapai
Rp 260.731 miliar pada tahun 2023. Secara
riil, total nilai konsumsi akhir LNPRT pada
2019 sebesar Rp 136.027 miliar selanjutnya
meningkat hingga menjadi Rp 153.657 miliar
pada tahun 2023.
Pada periode tahun 2019-2023,
kontribusi komponen Pengeluaran Konsumsi
LNPRT (PK-LNPRT) terhadap total PDB relatif
kecil. Pada tahun 2019 kontribusi PK-LNPRT
sebesar 1,30 persen terhadap total PDB.
Kontribusi PK-LNPRT mengalami penurunan,
hingga pada tahun 2023 kontribusi PK-LNPRT
sebesar 1,25 persen.
Laju pertumbuhan komponen
PK-LNPRT pada tahun 2020 terkontraksi
sebesar 4,21 persen, kemudian meningkat
pada tahun 2021 sebesar 1,62 persen.
Pertumbuhan PK-LNPRT terus tumbuh
sebesar 5,66 persen dan 9,83 persen pada
tahun 2022 dan 2023.
4.3 Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah (PK-P)
Pada kurun waktu 2019-2023,
konsumsi akhir pemerintah mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Secara
nominal, total nilai konsumsi akhir
pemerintah pada tahun 2019 sebesar
Rp 1.394.615 miliar kemudian meningkat
hingga mencapai Rp 1.555.520 miliar pada
tahun 2023. Secara riil, total nilai konsumsi
akhir pemerintah pada 2019 sebesar https://www.bps.go.id

98. 78
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
In 2019, the general government
final consumption expenditure component
contributed 8.81 percent to the total GDP. The
contribution of GGFCE increased to 9.66 percent
and 9.25 percent in 2020 and 2021 impact due
to increased government expenditure for
COVID-19 mitigation. In 2022 and 2023, the
contribution of GGFCE has decreased by 7.68
percent and 7.45 percent.
The growth rate for the GGFCE in 2020
was 2.12 percent, then it grew positively in 2021
by 4.25 percent. In 2023, the growth rate for
GGFCE has increased again by 2.95 percent,
after previously experiencing a contraction of
4.47 percent in 2022 due to a decrease in
expenditure goods and services and social
assistance.
4.4 Gross Fixed Capital Formation
(GFCF)
The GFCF component of GDP by
expenditure shows a description of the goods
and services used for physical investment (as
capital goods). Capital goods are equipment
used for production and usually have a service
life of more than one year. In the calculation,
GFCF is classified in the form of buildings,
machinery and equipment, vehicles, other
equipment, Cultivated Biological Resources
(CBR), and intellectual property products.
From 2019 to 2023, GFCF has increased
significantly. In nominal terms, the total value of
GFCF in 2019 amounted to 5,121,371 billion
rupiahs, subsequently increased to 6,127,704
Rp 855.963 miliar selanjutnya meningkat
hingga Rp 896.196 miliar pada tahun 2023.
Pada tahun 2019, komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)
berkontribusi sebesar 8,81 persen terhadap
total PDB. Kontribusi PK-P terhadap total PDB
mengalami peningkatan pada tahun 2020
sebesar 9,66 persen, dan 9,25 persen pada
tahun 2021 karena kenaikan realisasi belanja
pemerintah dalam rangka penanganan
COVID-19. Pada tahun 2022 dan 2023
kontribusi PK-P mengalami penurunan,
masing-masing kontribusinya sebesar
7,68 persen dan 7,45 persen.
Laju pertumbuhan PK-P pada tahun
2020 sebesar 2,12 persen, kemudian tumbuh
menguat pada tahun 2021 sebesar 4,25
persen. Pada tahun 2023 laju pertumbuhan
PK-P meningkat kembali sebesar 2,95 persen,
setelah sebelumnya mengalami kontraksi
sebesar 4,47 persen pada tahun 2022 akibat
penurunan realisasi belanja barang dan jasa,
serta belanja sosial.
4.4 Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTB)
Komponen PMTB pada PDB menurut
pengeluaran menunjukkan gambaran produk
barang dan jasa yang digunakan untuk
investasi fisik (sebagai barang modal). Barang
modal tersebut merupakan peralatan yang
digunakan untuk proses produksi dan
biasanya mempunyai umur pemakaian lebih
dari satu tahun. Dalam penghitungannya,
PMTB digolongkan dalam bentuk bangunan,
mesin dan perlengkapan, kendaraan,
peralatan lainnya, Cultivated Biological
Resources (CBR), serta produk kekayaan
intelektual.
Dalam kurun waktu 2019-2023,
PMTB mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Secara nominal, total nilai PMTB
pada tahun 2019 sebesar Rp 5.121.371 miliar https://www.bps.go.id

99. 79
Perkembangan Menurut Pengeluaran
Trade of GDP by Expenditure
billion rupiahs in 2023. In real terms, the total
value of GFCF in 2019 was 3,597,664 billion
rupiahs, then rising further to 3,848,716 billion
rupiahs in 2023.
In 2019, the GFCF component
contributed 32.35 percent to the total GDP. The
contribution of GFCF to total GDP continue
decreased to 31.71 percent in 2020 and 29,33
percent in 2023.

The growth rate of the GFCF contracted
by 4.96 percent in 2020. The GFCF growth rate
continues to increased by 3.80 percent, 3,87
percent, and 4.40 percent in 2021 to 2023.
4.5 Exports and Imports of Goods
and Services
One of the components of GDP from
the demand side is the exports of goods and
services, and from the supply side is the imports
of goods and services. This component has an
important role in the creation of added value,
where import value is a deduction for export
value to obtain net exports.
From 2019 to 2023, both the total
value of exports and imports has increased
significantly. Nominally, the total export value
in 2019 was 2,943,533 billion rupiahs then
increased to 4,543,378 billion rupiahs in 2023.
Meanwhile, the total nominal value of imports
was 3,013,944 billion rupiahs in 2019 and
4,088,447 billion rupiahs in 2023. In real terms,
the total value of exports in 2019 amounted
to 2,275,488 billion rupiahs, which increased
further to 2,895,835 billion rupiahs in 2023. For
imports, the total real value in 2019 was
2,046,244 billion rupiahs then increased to
2,380,949 billion rupiahs in 2023.
kemudian meningkat hingga mencapai
Rp 6.127.704 miliar pada tahun 2023. Secara
riil, total nilai PMTB pada 2019 sebesar
Rp 3.597.664 miliar selanjutnya meningkat
hingga menjadi Rp 3.848.716 miliar pada
tahun 2023.
Pada tahun 2019, komponen PMTB
berkontribusi sebesar 32,35 persen terhadap
total PDB. Kontribusi PMTB terhadap total
PDB terus mengalami penurunan menjadi
sebesar 31,71 persen pada tahun 2020 dan
29,33 persen pada tahun 2023.
Laju pertumbuhan komponen PMTB
terkontraksi sebesar 4,96 persen pada
tahun 2020. Pada tahun berikutnya, laju
pertumbuhan PMTB terus meningkat yaitu
sebesar 3,80 persen, 3,87 persen, dan 4,40
persen pada tahun 2021, 2022, dan 2023.
4.5 Ekspor dan Impor Barang
dan Jasa
Salah satu komponen PDB dari sisi
permintaan adalah Ekspor Barang dan Jasa,
dan dari sisi penyediaan adalah Impor Barang
dan Jasa. Komponen ini memiliki peran
penting dalam penciptaan nilai tambah, di
mana nilai impor merupakan pengurang bagi
nilai ekspor untuk memperoleh ekspor neto.
Pada tahun 2019-2023, baik
untuk total nilai ekspor maupun impor
menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Secara nominal, total nilai Ekspor
pada tahun 2019 sebesar Rp 2.943.533 miliar
kemudian meningkat hingga mencapai
Rp 4.543.378 miliar pada tahun 2023.
Sementara itu, total nilai nominal Impor
sebesar Rp 3.013.944 miliar pada tahun 2019
dan Rp 4.088.447 miliar pada tahun 2023.
Secara riil, total nilai Ekspor pada 2019 sebesar
Rp 2.275.488 miliar selanjutnya meningkat
hingga Rp 2.895.835 miliar pada tahun 2023.
Untuk komponen Impor, total nilai riil pada
tahun 2019 sebesar Rp 2.046.244 miliar https://www.bps.go.id

100. 80
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
The contribution of goods and services
exports to GDP has increased from 18.59 percent
in 2019 to 21.75 percent in 2023, likewise, the
contribution of goods and services imports also
increased from 19.04 percent in 2019 to 19.57
percent in 2023.
The growth rate in exports of goods
and services has increased significantly in 2021
by 17.99 percent after contracted by 8.42 percent
in 2020. The growth rate in exports grew slower
by 1.32 percent in 2023. As well as the growth
rate of imports of goods and services increased
significantly in 2021 by 24.86 percent after
contracted by 17.60 percent in 2020. The growth
rate in imports contracted again by 1.65 percent
in 2023.
kemudian meningkat menjadi Rp 2.380.949
miliar pada tahun 2023.
Kontribusi Ekspor Barang dan Jasa
terhadap PDB mengalami peningkatan dari
18,59 persen pada tahun 2019 menjadi
21,75 persen pada tahun 2023, sedangkan
kontribusi Impor Barang dan Jasa juga
meningkat dari 19,04 persen pada tahun
2019 menjadi 19,57 persen pada tahun 2023.
Laju Pertumbuhan Ekspor Barang
dan Jasa mengalami pertumbuhan signifikan
pada tahun 2021 sebesar 17,99 persen setelah
terkontraksi sebesar 8,42 persen pada tahun
2020. Pertumbuhan ekspor melambat
menjadi 1,32 persen pada tahun 2023. Begitu
pula laju pertumbuhan Impor Barang dan Jasa
tumbuh signifikan pada tahun 2021 sebesar
24,86 persen setelah terkontraksi sebesar
17,60 persen pada tahun 2020. Pertumbuhan
impor mengalami kontraksi kembali sebesar
1,65 persen di tahun 2023.
https://www.bps.go.id

101. 81
Daftar Istilah Penting
Glossary
DAFTAR ISTILAH PENTING
GLOSSARY
DAFTAR
ISTILAHPENTING https://www.bps.go.id

102. 82
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023 https://www.bps.go.id

103. 83
Daftar Istilah Penting
Glossary
Asset it is ownership of all tangible and
intangible objects by individual, establishment,
or government. In practice, usually it shows in
monetary value.
Intermediate consumption
refers
to inputs that are used up in the production
process
consist of nondurable goods and
services purchased from other party or own
production.
Export of Goods and Services includes
all transfers and selling goods and services from
residents to others conducted in domestic area
or in overseas. In practice, the export consists
of merchandise and other goods cross to
custom area or domestic territory of a country,
including direct purchased by other countries
representative and by nonresident in the
domestic area. Export of merchandise
is valued at free on board, it excludes cost of
transport and insurance to the country’s
destination.
Production Factors includes factors
which involved in production process either
direct or indirectly, such as: land, labor, capital,
and entrepreneurship.
Income Factor from Overseas it is
an income or a compensation received by
production factors due to their involving in
production process outside the domestic
territory.
Current Prices it is valuation for goods
and services produced or consumed at the year
being concerned.
Aset (Harta)
adalah pemilikan atas
berbagai macam harta baik berwujud
maupun tidak yang dimiliki oleh perorangan,
perusahaan, ataupun pemerintah. Secara
praktis biasanya dinilai dalam bentuk
moneter.

Konsumsi Antara adalah input yang
dipergunakan habis dalam proses produksi
dan terdiri dari barang tidak tahan lama dan
jasa baik yang dibeli dari pihak lain ataupun
yang diproduksi sendiri.
Ekspor Barang dan Jasa meliputi
seluruh transfer dan penjualan barang dan
jasa dari residen (penduduk) suatu negara ke
residen negara lainnya dilakukan baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam
prakteknya, ekspor terdiri dari barang
dagangan dan barang lainnya yang keluar
melalui daerah batas pabean atau wilayah
domestik suatu negara, termasuk pembelian
langsung di negara tersebut oleh perwakilan
negara asing dan orang-orang nonresiden
(staf diplomat dan keluarganya). Dikarenakan
ekspor barang dagangan suatu negara dinilai
atas dasar FOB, maka nilai ekspor tidak
termasuk biaya angkut dan asuransi sampai
pada negara tujuan.
Faktor Produksi mencakup faktor-
faktor yang terlibat dalam suatu proses
produksi baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti: tanah, tenaga kerja, modal,
dan keahlian.
Faktor Pendapatan dari Luar Negeri
adalah pendapatan/kompensasi yang
diterima oleh faktor produksi atas
keterlibatannya dalam suatu proses produksi
di luar batas wilayah domestik.
Harga berlaku adalah penilaian yang
dilakukan terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada
harga tahun berjalan. https://www.bps.go.id

104. 84
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Constant Prices it is valuation for goods
and services produced or consumed at the
specific base year.
Import of Goods and Services covering
all transfers and purchases of goods and services
from the resident of a country to the other
resident of the country is performed both in
domestic and overseas areas. In practice,
imports consist of merchandise and other
goods that cross the customs boundary or
domestic territory of a country, including direct
purchases by the government, residents and
representatives of the country abroad. Because
the import of merchandise is assessed with CIF,
then the value of the goods including the cost of
carriage and insurance.
Primary Input it is also called as a
value added, consists of compensation of
employee, operating surplus, depreciation, and
net indirect tax.
Gross Value Added at Basic Prices
it is gross value added (GVA) received by
producer before taxes and subsidies on products.
Investment it is funds are set aside to be
implanted as capital in an effort to gain profit
in the hopes that the capital will return in a few
years.
Capital Goods it is production factor
produced by human skill, originally from nature
and they are used to generate income, for
example : machines, appliances, plants, and the
like.
Harga Konstan adalah penilaian yang
dilakukan terhadap barang dan jasa yang
dihasilkan atau dikonsumsi pada harga tetap
di tahun dasar.
Impor Barang dan Jasa meliputi
seluruh transfer dan pembelian barang dan
jasa dari residen suatu negara ke residen
negara lainnya dilakukan baik dalam wilayah
domestik maupun di luar negeri. Pada
praktiknya impor terdiri dari barang
dagangan dan barang lainnya yang melewati
batas pabean atau wilayah domestik suatu
negara, termasuk pembelian langsung oleh
pemerintah, penduduk dan perwakilan
negara tersebut di luar negeri. Dikarenakan
impor barang-barang dagangan dinilai
dengan CIF, maka nilai barang termasuk biaya
pengangkutan dan asuransi.
Input Primer disebut juga nilai
tambah bruto, terdiri dari balas jasa tenaga
kerja, surplus usaha, penyusutan, dan pajak
tidak langsung neto.
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar adalah nilai tambah bruto (NTB)
ditingkat produsen sebelum dikenakan pajak
dan subsidi atas produk.
Investasi adalah dana yang disisihkan
untuk ditanamkan sebagai modal dalam
usaha untuk memperoleh keuntungan
dengan harapan modal tersebut akan kembali
dalam beberapa tahun.
Kapital (Barang Modal) adalah faktor
produksi yang diciptakan oleh keahlian
manusia dari sumber alam yang tersedia dan
digunakan untuk menciptakan pendapatan,
seperti: mesin, peralatan, pabrik, dan
sebagainya. https://www.bps.go.id

105. 85
Daftar Istilah Penting
Glossary
Trade and Transport Margin (TTM)
it is the difference between the value of sales to
the value of purchases, and transport costs
existed from distributing goods from producers
to purchasers.
Domestic Output refers to the value of
goods and services produced by economic
sectors without distinguishing the producers
within a specific domestic region.
Net Taxes on Production and Import
refer to taxes on production and imports minus
subsidies on production and imports.
Fix Capital Formation it covers
constructing and purchasing new capital goods
produced by domestic economy and import,
including used capital goods from import.
The fixed formation covered is only the one
conducted by economic sectors in domestic
territory.
Consumption of Fixed Capital that is
a decreasing value of fixed capital formation
used in production process.
Intermediate Consumption
refers to
the demand for goods and services required to
support the production process.
Final Demand refers to the demand
for goods and services to fulfill final
consumption, capital formation, and
exports.

Base Year is the selected year as for
a statistical reference, which is used for an
estimation in other years. With this base year,
series of data, detailed indicators and real
changes can be derived.


Margin Perdagangan dan Biaya
Transpor adalah selisih antara nilai penjualan
dengan nilai pembelian, dan biaya transpor
yang timbul dalam menyalurkan barang dari
produsen kepada pembeli.
Output Domestik adalah nilai dari
barang dan jasa yang dihasilkan oleh
sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan
pelaku produksinya di wilayah domestik
tertentu.
Pajak atas Produksi dan Impor Neto
adalah pajak atas produksi dan impor
dikurangi subsidi atas produksi dan impor.
Pembentukan Modal Tetap meliputi
pembuatan dan pembelian barang modal
baru baik dari dalam negeri maupun impor,
termasuk barang modal bekas dari luar
negeri. Pembentukan modal tetap yang
dicakup hanyalah yang dilakukan oleh
sektor-sektor ekonomi di dalam negeri
(domestik).
Konsumsi Barang Modal Tetap
adalah nilai susutnya barang-barang modal
tetap yang digunakan dalam proses produksi.
Permintaan Antara merupakan
permintaan barang dan jasa untuk memenuhi
proses produksi.
Permintaan Akhir merupakan
permintaan barang dan jasa untuk memenuhi
konsumsi akhir, pembentukan modal dan
ekspor.
Tahun Dasar, tahun terpilih sebagai
referensi statistik, yang digunakan sebagai
dasar penghitungan tahun yang lain. Dengan
tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri
data dengan indikator rinci mengenai
perubahan/pergerakan yang terjadi. https://www.bps.go.id

106. 86
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Basic Prices it is economic value
of product (good and services) recieved by
producer before taxes and subsidieries on
products.
Taxes and Subsidies on Product
refer to the taxes and subsidies paid per unit of
goods or services. Taxes/subsidies can take the
form of a specific amount of money per quantity
of goods or services, or they can be calculated as
a specific percentage of the price per unit or the
value of the traded goods and services
Harga Dasar merupakan nilai
ekonomi barang dan jasa di tingkat
produsen sebelum adanya intervensi
pemerintah seperti pajak dan subsidi atas
produk.
Pajak dan Subsidi Atas Produk
adalah pajak dan subsidi yang dibayar per
unit barang atau jasa. Pajak/subsidi dapat
berupa sejumlah uang per kuantitas barang
atau jasa yang dapat dihitung berdasarkan
nilai presentase spesifik dari harga per unit
atau nilai barang dan jasa yang ditransaksikan. https://www.bps.go.id

107. 87
Daftar Pustaka
Blibliography
United Nations. 2009. “System of National Accounts 2008 (2008 SNA)”. Diakses pada 15 Februari 2024.
https://unstats.un.org/unsd/nationalaccount/docs/sna2008.pdf
European Communities, International Monetary Fund, Organisation for Economic Co-operation and
Development, United Nations and World Bank. 2008. Sistem Neraca Nasional (SNN) 2008.
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia.
Daftar Pustaka
Bibliography
#BEBO1VTBU4UBUJTUJL4JTUFN/FSBDB/BTJPOBM+BLBSUB#BEBO1VTBU4UBUJTUJL https://www.bps.go.id

108. 88
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023 https://www.bps.go.id

109. 89
Lampiran
Appendices
LAMPIRAN
APPENDICES
LAMPIRAN https://www.bps.go.id

110. 90
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023 https://www.bps.go.id

111. 91
Lampiran
Appendices

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2019–2023
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry
(billion rupiahs), 2019–2023
Lampiran
Appendix
1
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
2 012 742,8 2 115 494,5 2 254 541,3 2 428 900,5 2 617 670,0
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
1 488 985,7 1 575 380,0 1 672 938,4 1 805 453,6 1 932 512,3
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
446 497,3 474 270,5 441 364,6 454 735,2 471 637,8
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
238 830,5 250 457,8 262 471,3 281 504,6 286 674,4
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
517 507,8 560 225,6 668 379,8 735 907,4 811 301,8
  d.
Peternakan/Animal
Production
256 849,6 260 238,2 268 198,7 298 013,5 325 452,0
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
29 300,5 30 187,9 32 524,0 35 292,9 37 446,3
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
104 121,9 108 645,6 112 008,5 118 386,1 130 116,5
  3 Perikanan/ Fishing 419 635,2 431 468,9 469 594,4 505 060,8 555 041,2
              
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
1 149 913,5 993 541,9 1 523 650,1 2 393 390,9 2 198 018,1
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
439 602,8 332 559,6 461 703,0 587 597,3 521 070,0
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
368 890,5 283 194,7 603 138,0 1 296 911,9 1 116 570,5
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
96 824,6 130 956,9 204 590,1 242 717,1 272 022,0
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
244 595,6 246 830,7 254 219,0 266 164,6 288 355,6
              
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
3 119 593,8 3 068 041,7 3 266 905,5 3 591 774,7 3 900 061,7
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
336 672,6 307 606,4 320 008,5 363 619,5 400 446,7
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
1 012 959,8 1 057 000,7 1 121 362,0 1 238 099,1 1 368 428,4
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
140 966,5 135 935,1 135 145,8 135 754,0 147 826,1 https://www.bps.go.id

112. 92
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 1/Continued Appendix 1
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
200 019,4 186 626,8 180 216,9 201 642,5 203 949,7
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
42 499,0 39 204,0 42 508,7 48 125,3 49 241,0
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
80 319,9 78 689,2 76 689,4 80 134,9 81 980,9
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
109 892,2 110 562,3 113 201,5 128 957,7 141 009,4
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
265 925,1 296 710,3 339 183,4 357 326,3 366 319,8
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
87 975,4 82 856,6 88 607,7 87 798,0 83 864,2
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
93 362,6 85 860,2 89 016,8 91 078,0 98 386,2
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
116 068,6 120 956,8 137 599,0 168 012,8 196 315,2
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
265 384,3 252 142,8 257 365,6 284 559,3 327 987,0
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
46 982,5 43 230,6 48 900,0 55 327,3 56 489,1
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
258 287,3 208 886,0 251 892,9 284 619,9 310 892,5
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
39 239,0 38 653,1 42 173,1 41 970,5 42 184,2 https://www.bps.go.id

113. 93
Lampiran
Appendices
Lanjutan Lampiran 1/Continued Appendix 1
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
23 039,6 23 120,8 23 034,2 24 749,6 24 741,3
              
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
185 115,3 179 741,6 190 047,2 204 673,7 218 250,9
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity 151 975,9 150 541,1 159 078,6 172 281,4 184 460,0
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
33 139,4 29 200,5 30 968,6 32 392,3 33 790,9
              
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
10 736,1 11 305,4 12 026,4 12 536,9 13 285,3
              
F Konstruksi/ Construction 1 701 741,2 1 652 659,6 1 771 726,7 1 912 978,7 2 072 384,8
              
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
2 060 268,9 1 993 988,7 2 199 934,9 2 516 696,7 2 702 445,6
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
416 437,3 360 030,1 407 988,2 439 271,6 467 184,9
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
1 643 831,6 1 633 958,6 1 791 946,7 2 077 425,1 2 235 260,7
              
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
881 505,4 689 552,4 719 610,3 983 519,5 1 231 241,9
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
12 092,1 7 789,8 7 847,9 13 870,7 18 755,4
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
390 604,4 380 884,3 407 336,3 471 125,3 564 759,2
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
50 534,2 48 574,2 50 331,7 55 027,7 68 728,4
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
17 416,2 15 722,0 16 500,8 28 579,8 34 127,4
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
257 735,6 104 950,4 96 060,2 206 376,2 288 918,9 https://www.bps.go.id

114. 94
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 1/Continued Appendix 1
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
153 122,9 131 631,7 141 533,4 208 539,8 255 952,6
              
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
440 207,7 394 055,0 412 233,8 471 938,7 526 263,5
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
99 204,0 74 611,3 79 143,5 105 015,3 120 463,6
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
341 003,7 319 443,7 333 090,3 366 923,4 405 799,9
              
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
626 532,6 695 963,3 748 802,9 812 737,3 883 637,0
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance Activities
671 433,8 696 072,9 736 187,2 809 370,7 869 167,8
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
405 183,7 418 860,0 455 258,9 513 276,4 558 681,8
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
149 880,9 159 064,7 162 703,2 167 882,5 173 161,8
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
102 631,9 104 095,8 103 212,4 112 466,0 121 248,8
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
13 737,3 14 052,4 15 012,7 15 745,8 16 075,4
              
L Real Estat/ Real Estate Activities 439 455,9 453 780,9 468 221,7 488 311,2 505 457,4
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
304 285,5 294 255,5 301 085,2 341 427,3 383 091,9
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
571 584,1 585 960,1 586 757,0 604 938,5 616 444,4
P Jasa Pendidikan/ Education 522 354,2 551 227,1 557 666,7 566 535,9 583 612,4
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
174 689,0 201 480,4 227 235,1 236 171,6 251 998,5
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
309 002,0 302 588,1 312 189,0 354 181,2 405 191,5
            
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
15 181 161,8 14 879 709,1 16 288 821,0 18 730 084,0 19 978 222,7
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
651 495,4 563 644,1 687 930,4 858 005,9 914 154,0
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
15 832 657,2 15 443 353,2 16 976 751,4 19 588 089,9 20 892 376,7
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

115. 95
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2019–2023
Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Industry (billion rupiahs), 2019–2023
2
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
1 354 399,1 1 378 398,9 1 404 190,9 1 435 853,2 1 454 586,9
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
1 038 902,9 1 061 087,3 1 072 977,7 1 097 952,2 1 099 935,3
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
292 883,0 303 453,7 299 203,3 299 436,6 287 809,2
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
153 157,8 159 539,3 160 385,3 167 155,1 166 636,9
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
405 147,5 410 570,4 425 042,6 432 011,5 439 499,0
  d.
Peternakan/Animal
Production
167 637,9 167 116,4 167 647,3 178 100,6 184 704,9
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
20 076,7 20 407,5 20 699,2 21 248,4 21 285,3
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
63 217,6 63 199,3 63 246,6 62 448,6 64 076,2
  3 Perikanan/ Fishing 252 278,6 254 112,3 267 966,6 275 452,4 290 575,4
              
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
806 206,2 790 475,2 822 099,5 858 146,6 910 679,4
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
289 980,1 272 583,2 260 546,1 247 985,8 249 801,4
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
259 598,5 245 498,6 261 709,8 282 943,8 311 291,2
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
88 003,4 105 829,4 129 999,6 153 412,8 166 453,2
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
168 624,2 166 564,0 169 844,0 173 804,2 183 133,6
              
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
2 276 667,8 2 209 920,3 2 284 821,7 2 396 603,0 2 507 799,8
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
217 402,2 202 603,7 203 766,9 211 339,8 220 139,6
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
744 170,5 755 914,9 775 098,4 813 062,4 849 395,7
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
90 486,7 85 257,5 84 133,3 82 167,7 86 111,6 https://www.bps.go.id

116. 96
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 2/Continued Appendix 2
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
145 804,6 132 851,0 127 429,1 139 326,5 136 568,7
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
28 654,1 26 142,6 28 169,3 30 805,0 30 701,1
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
59 498,3 58 212,1 56 050,9 56 381,8 57 056,0
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
80 211,0 80 385,3 78 061,2 80 974,5 84 637,1
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
195 040,9 213 360,5 233 866,0 235 475,3 235 723,2
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
72 398,8 68 337,7 69 072,8 66 242,6 63 837,6
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
70 690,7 64 239,2 64 812,0 63 514,7 66 125,6
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
91 716,9 97 099,5 108 267,3 124 289,7 141 896,0
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
204 172,5 193 026,6 189 890,0 202 637,9 230 332,3
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
32 881,0 29 536,4 32 911,1 36 652,3 36 639,9
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
198 853,9 159 359,0 187 750,7 207 792,8 223 644,3
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
28 113,0 27 167,5 29 385,7 28 800,7 28 212,3 https://www.bps.go.id

117. 97
Lampiran
Appendices
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
16 572,7 16 426,8 16 157,0 17 139,3 16 778,8
              
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
111 436,7 108 826,4 114 861,1 122 451,9 128 460,5
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity 97 623,8 96 663,1 102 083,9 109 290,2 114 833,5
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
13 812,9 12 163,3 12 777,2 13 161,7 13 627,0
              
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
9 004,9 9 449,3 9 919,3 10 240,1 10 741,4
              
F Konstruksi/ Construction 1 108 425,0 1 072 334,8 1 102 517,7 1 124 725,2 1 179 989,3
              
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
1 440 185,7 1 385 651,2 1 449 831,4 1 529 951,8 1 604 114,0
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
272 349,7 233 920,3 262 292,9 277 812,3 290 311,4
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
1 167 836,0 1 151 730,9 1 187 538,5 1 252 139,5 1 313 802,6
              
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
463 125,9 393 418,9 406 169,3 486 873,8 554 854,9
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
4 200,3 2 422,0 2 340,4 3 972,8 4 915,9
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
262 208,1 248 208,0 259 493,2 282 147,8 309 401,2
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
37 865,4 36 134,2 37 177,0 39 080,0 45 126,3
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
12 212,2 10 624,6 10 580,0 17 979,5 20 413,6
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
69 926,9 32 826,9 30 198,9 50 402,8 64 997,7
Lanjutan Lampiran 2/Continued Appendix 2 https://www.bps.go.id

118. 98
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 2/Continued Appendix 2
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
76 713,0 63 203,2 66 379,8 93 290,9 110 000,2
              
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
333 304,6 299 122,4 310 737,6 347 854,6 382 674,5
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
63 867,4 48 227,9 51 010,0 66 802,8 75 524,8
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
269 437,2 250 894,5 259 727,6 281 051,8 307 149,7
              
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
589 536,1 652 062,9 696 506,1 750 319,0 807 304,6
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance Activities
443 093,1 457 486,5 464 637,7 473 623,8 496 236,8
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
267 387,0 278 028,3 285 571,6 292 549,7 313 055,7
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
98 453,6 102 419,0 103 146,3 102 120,6 101 607,3
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
67 894,7 67 507,6 65 894,2 68 864,3 71 638,6
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
9 357,8 9 531,6 10 025,6 10 089,2 9 935,2
              
L Real Estat/ Real Estate Activities 316 901,1 324 259,4 333 282,9 339 014,9 343 864,8
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
206 936,2 195 671,1 197 106,7 214 399,0 232 076,1
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
365 538,8 365 446,0 364 246,6 373 404,0 378 989,1
P Jasa Pendidikan/ Education 341 349,9 350 272,8 350 660,0 352 673,5 358 952,1
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
127 487,9 142 227,3 157 085,5 161 397,8 168 926,2
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
205 011,4 196 608,9 200 773,2 219 778,4 242 891,7
            
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
10 498 610,4 10 331 632,3 10 669 447,2 11 197 310,6 11 763 142,1
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
450 545,0 391 367,0 450 612,5 512 937,3 538 251,5
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
10 949 155,4 10 722 999,3 11 120 059,7 11 710 247,9 12 301 393,6 https://www.bps.go.id

119. 99
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019–2023
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current
Market Prices by Industry (percent), 2019–2023
3
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
12,71 13,70 13,28 12,40 12,53
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
9,40 10,20 9,85 9,22 9,25
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
2,82 3,07 2,60 2,32 2,26
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
1,51 1,62 1,55 1,44 1,37
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
3,27 3,63 3,94 3,76 3,88
  d.
Peternakan/Animal
Production
1,62 1,69 1,58 1,52 1,56
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
0,19 0,20 0,19 0,18 0,18
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
0,66 0,70 0,66 0,60 0,62
  3 Perikanan/ Fishing 2,65 2,79 2,77 2,58 2,66
              
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
7,26 6,43 8,97 12,22 10,52
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
2,78 2,15 2,72 3,00 2,49
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
2,33 1,83 3,55 6,62 5,34
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
0,61 0,85 1,21 1,24 1,30
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
1,54 1,60 1,50 1,36 1,38
              
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
19,70 19,87 19,24 18,34 18,67
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
2,13 1,99 1,88 1,86 1,92
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
6,40 6,84 6,61 6,32 6,55
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
0,89 0,88 0,80 0,69 0,71 https://www.bps.go.id

120. 100
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 3/Continued Appendix 3
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
1,26 1,21 1,06 1,03 0,98
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
0,27 0,25 0,25 0,25 0,24
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
0,51 0,51 0,45 0,41 0,39
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
0,69 0,72 0,67 0,66 0,67
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
1,68 1,92 2,00 1,82 1,75
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
0,56 0,54 0,52 0,45 0,40
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
0,59 0,56 0,52 0,46 0,47
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
0,73 0,78 0,81 0,86 0,94
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
1,68 1,63 1,52 1,45 1,57
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
0,30 0,28 0,29 0,28 0,27
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
1,63 1,35 1,48 1,45 1,49
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
0,25 0,25 0,25 0,21 0,20 https://www.bps.go.id

121. 101
Lampiran
Appendices
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
0,15 0,15 0,14 0,13 0,12
              
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
1,17 1,16 1,12 1,04 1,04
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity 0,96 0,97 0,94 0,88 0,88
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
0,21 0,19 0,18 0,17 0,16
              
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
0,07 0,07 0,07 0,06 0,06
              
F Konstruksi/ Construction 10,75 10,70 10,44 9,77 9,92
              
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
13,01 12,91 12,96 12,85 12,94
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
2,63 2,33 2,40 2,24 2,24
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
10,38 10,58 10,56 10,61 10,70
              
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
5,57 4,47 4,24 5,02 5,89
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
0,08 0,05 0,05 0,07 0,09
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
2,47 2,47 2,40 2,41 2,70
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
0,32 0,31 0,30 0,28 0,33
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
0,11 0,10 0,10 0,15 0,16
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
1,63 0,68 0,57 1,05 1,38
Lanjutan Lampiran 3/Continued Appendix 3 https://www.bps.go.id

122. 102
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 3/Continued Appendix 3
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
0,97 0,85 0,83 1,06 1,23
              
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
2,78 2,55 2,43 2,41 2,52
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
0,63 0,48 0,47 0,54 0,58
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
2,15 2,07 1,96 1,87 1,94
              
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
3,96 4,51 4,41 4,15 4,23
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance
Activities
4,24 4,51 4,34 4,13 4,16
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
2,56 2,71 2,68 2,62 2,67
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
0,95 1,03 0,96 0,86 0,83
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
0,65 0,67 0,61 0,57 0,58
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
0,09 0,09 0,09 0,08 0,08
              
L Real Estat/ Real Estate Activities 2,78 2,94 2,76 2,49 2,42
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
1,92 1,91 1,77 1,74 1,83
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
3,61 3,79 3,46 3,09 2,95
P Jasa Pendidikan/ Education 3,30 3,57 3,28 2,89 2,79
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
1,10 1,30 1,34 1,21 1,21
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
1,95 1,96 1,84 1,81 1,94
            
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
95,89 96,35 95,95 95,62 95,62
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
4,11 3,65 4,05 4,38 4,38
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 https://www.bps.go.id

123. 103
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2019–2023
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at 2010
Constant Market Prices by Industry (percent), 2019–2023
4
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
12,37 12,85 12,63 12,26 11,82
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
9,49 9,90 9,65 9,38 8,94
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
2,67 2,83 2,69 2,56 2,34
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
1,40 1,49 1,44 1,43 1,35
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
3,70 3,83 3,82 3,69 3,57
  d.
Peternakan/Animal
Production
1,53 1,56 1,51 1,52 1,50
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
0,18 0,19 0,19 0,18 0,17
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
0,58 0,59 0,57 0,53 0,52
  3 Perikanan/ Fishing 2,30 2,37 2,41 2,35 2,36
              
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
7,36 7,37 7,39 7,33 7,40
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
2,65 2,54 2,34 2,12 2,03
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
2,37 2,29 2,35 2,42 2,53
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
0,80 0,99 1,17 1,31 1,35
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
1,54 1,55 1,53 1,48 1,49
              
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
20,79 20,61 20,55 20,47 20,39
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
1,99 1,89 1,83 1,80 1,79
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
6,80 7,05 6,97 6,94 6,90
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
0,83 0,80 0,76 0,70 0,70 https://www.bps.go.id

124. 104
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 4/Continued Appendix 4
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
1,33 1,24 1,15 1,19 1,11
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
0,26 0,24 0,25 0,26 0,25
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
0,54 0,54 0,50 0,48 0,46
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
0,73 0,75 0,70 0,69 0,69
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
1,78 1,99 2,10 2,01 1,92
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
0,66 0,64 0,62 0,57 0,52
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
0,65 0,60 0,58 0,54 0,54
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
0,84 0,91 0,97 1,06 1,15
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
1,86 1,80 1,71 1,73 1,87
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
0,30 0,28 0,30 0,31 0,30
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
1,82 1,49 1,69 1,77 1,82
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
0,26 0,25 0,26 0,25 0,23 https://www.bps.go.id

125. 105
Lampiran
Appendices
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
0,15 0,15 0,15 0,15 0,14
              
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
1,02 1,01 1,03 1,05 1,04
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity 0,89 0,90 0,92 0,93 0,93
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
0,13 0,11 0,11 0,11 0,11
              
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
0,08 0,09 0,09 0,09 0,09
              
F Konstruksi/ Construction 10,12 10,00 9,91 9,60 9,59
              
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
13,15 12,92 13,04 13,07 13,04
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
2,49 2,18 2,36 2,37 2,36
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
10,67 10,74 10,68 10,69 10,68
              
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
4,23 3,67 3,65 4,16 4,51
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
0,04 0,02 0,02 0,03 0,04
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
2,39 2,31 2,33 2,41 2,52
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
0,35 0,34 0,33 0,33 0,37
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
0,11 0,10 0,10 0,15 0,17
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
0,64 0,31 0,27 0,43 0,53
Lanjutan Lampiran 4/Continued Appendix 4 https://www.bps.go.id

126. 106
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 4/Continued Appendix 4
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
0,70 0,59 0,60 0,80 0,89
              
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
3,04 2,79 2,79 2,97 3,11
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
0,58 0,45 0,46 0,57 0,61
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
2,46 2,34 2,34 2,40 2,50
              
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
5,38 6,08 6,26 6,41 6,56
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance
Activities
4,05 4,27 4,18 4,04 4,03
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
2,44 2,59 2,57 2,50 2,54
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
0,90 0,96 0,93 0,87 0,83
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
0,62 0,63 0,59 0,59 0,58
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
0,09 0,09 0,09 0,09 0,08
              
L Real Estat/ Real Estate Activities 2,89 3,02 3,00 2,90 2,80
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
1,89 1,82 1,77 1,83 1,89
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
3,34 3,41 3,28 3,19 3,08
P Jasa Pendidikan/ Education 3,12 3,27 3,15 3,01 2,92
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
1,16 1,33 1,41 1,38 1,37
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
1,87 1,83 1,81 1,88 1,97
            
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
95,89 96,35 95,95 95,62 95,62
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
4,11 3,65 4,05 4,38 4,38
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 https://www.bps.go.id

127. 107
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2019–2023
Indices of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Industry, 2019–2023
5
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
210,51 221,26 235,80 254,04 273,78
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
197,36 208,82 221,75 239,31 256,15
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
176,25 187,22 174,23 179,51 186,18
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
216,34 226,87 237,76 255,00 259,68
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
192,95 208,88 249,20 274,38 302,49
  d.
Peternakan/Animal
Production
236,95 240,07 247,42 274,92 300,23
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
207,73 214,02 230,58 250,21 265,48
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
179,13 186,91 192,70 203,67 223,85
  3 Perikanan/ Fishing 292,31 300,55 327,11 351,81 386,63
              
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
160,13 138,35 212,17 333,28 306,08
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
130,77 98,93 137,34 174,79 155,00
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
229,51 176,19 375,24 806,88 694,68
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
88,63 119,88 187,28 222,18 249,00
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
218,42 220,42 227,02 237,68 257,50
              
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
206,22 202,81 215,96 237,43 257,81
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
143,99 131,56 136,86 155,51 171,26
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
281,03 293,25 311,11 343,49 379,65
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
209,62 202,14 200,96 201,87 219,82 https://www.bps.go.id

128. 108
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 5/Continued Appendix 5
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
207,69 193,78 187,13 209,37 211,77
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
215,76 199,03 215,81 244,33 249,99
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
141,47 138,60 135,08 141,14 144,40
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
161,64 162,63 166,51 189,69 207,41
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
232,59 259,52 296,66 312,53 320,40
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
131,77 124,11 132,72 131,51 125,61
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
183,25 168,52 174,72 178,77 193,11
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
213,08 222,06 252,61 308,44 360,40
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
202,97 192,84 196,84 217,64 250,85
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
197,68 181,89 205,75 232,79 237,68
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
192,38 155,58 187,62 211,99 231,56
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
195,52 192,60 210,14 209,13 210,19 https://www.bps.go.id

129. 109
Lampiran
Appendices
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
152,38 152,92 152,35 163,69 163,64
              
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
255,16 247,75 261,96 282,12 300,83
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity258,17 255,73 270,24 292,66 313,35
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
242,20 213,41 226,34 236,74 246,96
              
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
183,57 193,30 205,63 214,36 227,16
              
F Konstruksi/ Construction 271,45 263,62 282,61 305,15 330,57
              
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
222,99 215,82 238,11 272,39 292,50
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
228,64 197,67 224,00 241,17 256,50
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
221,61 220,27 241,57 280,06 301,34
              
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
359,25 281,02 293,27 400,82 501,78
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
509,21 328,03 330,48 584,10 789,80
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
288,30 281,13 300,65 347,73 416,84
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
232,71 223,69 231,78 253,41 316,50
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
214,67 193,79 203,38 352,27 420,65
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
672,87 273,99 250,78 538,78 754,27
Lanjutan Lampiran 5/Continued Appendix 5 https://www.bps.go.id

130. 110
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 5/Continued Appendix 5
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
388,81 334,24 359,38 529,52 649,91
              
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
219,79 196,75 205,83 235,64 262,76
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
277,38 208,62 221,29 293,63 336,83
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
207,28 194,17 202,46 223,03 246,66
              
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
244,69 271,81 292,45 317,42 345,11
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance
Activities
280,08 290,36 307,09 337,62 362,56
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
270,41 279,53 303,82 342,54 372,85
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
291,54 309,40 316,48 326,55 336,82
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
313,84 318,32 315,62 343,91 370,77
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
237,94 243,39 260,03 272,73 278,43
              
L Real Estat/ Real Estate Activities221,71 228,94 236,22 246,36 255,01
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
307,09 296,97 303,86 344,58 386,63
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
220,14 225,68 225,98 232,99 237,42
P Jasa Pendidikan/ Education 259,16 273,48 276,68 281,08 289,55
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
262,91 303,23 341,99 355,44 379,26
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
305,76 299,41 308,91 350,46 400,94
            
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
227,14 222,63 243,71 280,24 298,91
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
361,03 312,35 381,22 475,47 506,59
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
230,66 224,99 247,33 285,37 304,37 https://www.bps.go.id

131. 111
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2019–2023
Indices of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
by Industry, 2019–2023
6
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
141,66 144,17 146,86 150,18 152,13
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
137,71 140,65 142,22 145,53 145,80
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
115,61 119,79 118,11 118,20 113,61
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
138,74 144,52 145,28 151,42 150,95
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
151,06 153,08 158,48 161,07 163,87
  d.
Peternakan/Animal
Production
154,65 154,17 154,66 164,30 170,39
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
142,33 144,68 146,75 150,64 150,90
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
108,76 108,73 108,81 107,44 110,24
  3 Perikanan/ Fishing 175,73 177,01 186,66 191,87 202,41
              
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
112,26 110,07 114,48 119,50 126,81
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
86,26 81,08 77,50 73,77 74,31
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
161,51 152,74 162,82 176,03 193,67
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
80,56 96,87 119,00 140,43 152,37
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
150,58 148,74 151,67 155,21 163,54
              
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
150,50 146,09 151,04 158,43 165,78
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
92,98 86,65 87,15 90,38 94,15
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
206,46 209,72 215,04 225,57 235,65
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
134,55 126,78 125,11 122,18 128,05 https://www.bps.go.id

132. 112
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 6/Continued Appendix 6
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
151,40 137,95 132,32 144,67 141,81
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
145,47 132,72 143,01 156,39 155,87
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
104,80 102,53 98,72 99,31 100,49
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
117,98 118,24 114,82 119,11 124,49
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
170,59 186,61 204,55 205,96 206,17
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
108,44 102,36 103,46 99,22 95,62
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
138,75 126,09 127,21 124,67 129,79
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
168,38 178,26 198,76 228,17 260,50
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
156,15 147,63 145,23 154,98 176,16
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
138,35 124,27 138,47 154,21 154,16
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
148,11 118,69 139,84 154,77 166,58
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
140,08 135,37 146,42 143,51 140,57 https://www.bps.go.id

133. 113
Lampiran
Appendices
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
109,61 108,65 106,86 113,36 110,97
              
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
153,60 150,00 158,32 168,78 177,07
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity165,84 164,21 173,42 185,66 195,07
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
100,95 88,90 93,38 96,19 99,59
              
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
153,97 161,57 169,60 175,09 183,66
              
F Konstruksi/ Construction 176,81 171,05 175,87 179,41 188,22
              
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
155,88 149,97 156,92 165,59 173,62
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
149,53 128,43 144,01 152,53 159,39
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
157,44 155,27 160,09 168,80 177,11
              
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
188,74 160,33 165,53 198,42 226,12
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
176,88 101,99 98,56 167,30 207,01
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
193,53 183,20 191,53 208,25 228,36
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
174,37 166,40 171,20 179,97 207,81
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
150,52 130,96 130,41 221,61 251,61
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
182,56 85,70 78,84 131,59 169,69
Lanjutan Lampiran 6/Continued Appendix 6 https://www.bps.go.id

134. 114
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 6/Continued Appendix 6
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
Lapangan Usaha/Industry 2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
194,79 160,49 168,55 236,88 279,31
              
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
166,42 149,35 155,15 173,68 191,07
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
178,58 134,85 142,63 186,79 211,17
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
163,77 152,50 157,87 170,83 186,70
              
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
230,24 254,66 272,02 293,04 315,29
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance
Activities
184,83 190,84 193,82 197,57 207,00
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
178,45 185,55 190,58 195,24 208,92
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
191,50 199,22 200,63 198,64 197,64
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
207,62 206,43 201,50 210,58 219,07
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
162,08 165,09 173,65 174,75 172,08
              
L Real Estat/ Real Estate Activities159,88 163,59 168,14 171,04 173,48
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
208,85 197,48 198,93 216,38 234,22
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
140,78 140,75 140,29 143,81 145,96
P Jasa Pendidikan/ Education 169,35 173,78 173,97 174,97 178,09
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
191,87 214,05 236,42 242,91 254,24
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
202,86 194,54 198,67 217,47 240,34
            
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
157,08 154,58 159,63 167,53 176,00
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
249,67 216,88 249,71 284,25 298,28
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
159,51 156,22 162,00 170,60 179,21 https://www.bps.go.id

135. 115
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2020–2023
Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices
by Industry (percent), 2020–2023
7
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture, Forestry,
and Fishing
5,11 6,57 7,73 7,77
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
5,80 6,19 7,92 7,04
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
6,22 -6,94 3,03 3,72
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
4,87 4,80 7,25 1,84
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
8,25 19,31 10,10 10,25
  d.
Peternakan/Animal
Production
1,32 3,06 11,12 9,21
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
3,03 7,74 8,51 6,10
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
4,34 3,10 5,69 9,91
  3 Perikanan/ Fishing 2,82 8,84 7,55 9,90
    
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
-13,60 53,36 57,08 -8,16
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
-24,35 38,83 27,27 -11,32
 2
Pertambangan Batubara dan
Lignit/Mining of Coal and
Lignite
-23,23 112,98 115,03 -13,91
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
35,25 56,23 18,64 12,07
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
0,91 2,99 4,70 8,34
    
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
-1,65 6,48 9,94 8,58
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
-8,63 4,03 13,63 10,13
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
4,35 6,09 10,41 10,53
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
-3,57 -0,58 0,45 8,89 https://www.bps.go.id

136. 116
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 7/Continued Appendix 7
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
-6,70 -3,43 11,89 1,14
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
-7,75 8,43 13,21 2,32
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan
dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
-2,03 -2,54 4,49 2,30
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
0,61 2,39 13,92 9,35
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
11,58 14,31 5,35 2,52
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
-5,82 6,94 -0,91 -4,48
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
-8,04 3,68 2,32 8,02
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
4,21 13,76 22,10 16,85
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
-4,99 2,07 10,57 15,26
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
-7,99 13,11 13,14 2,10
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
-19,13 20,59 12,99 9,23
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
-1,49 9,11 -0,48 0,51 https://www.bps.go.id

137. 117
Lampiran
Appendices
Lanjutan Lampiran 7/Continued Appendix 7
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
0,35 -0,37 7,45 -0,03
    
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
-2,90 5,73 7,70 6,63
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity -0,94 5,67 8,30 7,07
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
-11,89 6,06 4,60 4,32
    
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang/
Water Supply, Sewerage, Waste
Management and Remediation
Activities
5,30 6,38 4,24 5,97
    
F Konstruksi/ Construction -2,88 7,20 7,97 8,33
    
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail Trade;
Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
-3,22 10,33 14,40 7,38
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
-13,55 13,32 7,67 6,35
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
-0,60 9,67 15,93 7,60
    
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
-21,78 4,36 36,67 25,19
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
-35,58 0,75 76,74 35,22
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
-2,49 6,94 15,66 19,87
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
-3,88 3,62 9,33 24,90
 4
Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan/Inland Water
Transport
-9,73 4,95 73,20 19,41
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
-59,28 -8,47 114,84 40,00 https://www.bps.go.id

138. 118
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 7/Continued Appendix 7
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
-14,04 7,52 47,34 22,74
    
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation and
Food Service Activities
-10,48 4,61 14,48 11,51
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
-24,79 6,07 32,69 14,71
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
-6,32 4,27 10,16 10,60
    
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
11,08 7,59 8,54 8,72
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance Activities
3,67 5,76 9,94 7,39
 1
Jasa Perantara Keuangan/ Fi-
nancial Intermediary Services
3,38 8,69 12,74 8,85
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
6,13 2,29 3,18 3,14
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
1,43 -0,85 8,97 7,81
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
2,29 6,83 4,88 2,09
    
L Real Estat/ Real Estate Activities 3,26 3,18 4,29 3,51
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
-3,30 2,32 13,40 12,20
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
2,52 0,14 3,10 1,90
P Jasa Pendidikan/ Education 5,53 1,17 1,59 3,01
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
15,34 12,78 3,93 6,70
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
-2,08 3,17 13,45 14,40
  
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
-1,99 9,47 14,99 6,66
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk/
Taxes less Subsidies on Products
-13,48 22,05 24,72 6,54
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
-2,46 9,93 15,38 6,66
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

139. 119
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2020–2023
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Prices by Industry (percent), 2020–2023
8
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
1,77 1,87 2,25 1,30
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
2,14 1,12 2,33 0,18
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
3,61 -1,40 0,08 -3,88
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
4,17 0,53 4,22 -0,31
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
1,34 3,52 1,64 1,73
  d.
Peternakan/Animal
Production
-0,31 0,32 6,24 3,71
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
1,65 1,43 2,65 0,17
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
-0,03 0,07 -1,26 2,61
  3 Perikanan/ Fishing 0,73 5,45 2,79 5,49
    
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
-1,95 4,00 4,38 6,12
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
-6,00 -4,42 -4,82 0,73
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
-5,43 6,60 8,11 10,02
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
20,26 22,84 18,01 8,50
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
-1,22 1,97 2,33 5,37
    
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
-2,93 3,39 4,89 4,64
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
-6,81 0,57 3,72 4,16
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
1,58 2,54 4,90 4,47
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
-5,78 -1,32 -2,34 4,80 https://www.bps.go.id

140. 120
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 8/Continued Appendix 8
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
-8,88 -4,08 9,34 -1,98
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
-8,76 7,75 9,36 -0,34
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
-2,16 -3,71 0,59 1,20
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
0,22 -2,89 3,73 4,52
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
9,39 9,61 0,69 0,11
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
-5,61 1,08 -4,10 -3,63
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
-9,13 0,89 -2,00 4,11
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
5,87 11,50 14,80 14,17
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
-5,46 -1,62 6,71 13,67
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
-10,17 11,43 11,37 -0,03
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
-19,86 17,82 10,67 7,63
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
-3,36 8,16 -1,99 -2,04 https://www.bps.go.id

141. 121
Lampiran
Appendices
Lanjutan Lampiran 8/Continued Appendix 8
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
-0,88 -1,64 6,08 -2,10
    
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
-2,34 5,55 6,61 4,91
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity -0,98 5,61 7,06 5,07
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
-11,94 5,05 3,01 3,54
    
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
4,94 4,97 3,23 4,90
    
F Konstruksi/ Construction -3,26 2,81 2,01 4,91
    
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
-3,79 4,63 5,53 4,85
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
-14,11 12,13 5,92 4,50
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
-1,38 3,11 5,44 4,92
    
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
-15,05 3,24 19,87 13,96
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
-42,34 -3,37 69,75 23,74
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
-5,34 4,55 8,73 9,66
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
-4,57 2,89 5,12 15,47
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
-13,00 -0,42 69,94 13,54
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
-53,06 -8,01 66,90 28,96 https://www.bps.go.id

142. 122
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 8/Continued Appendix 8
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
-17,61 5,03 40,54 17,91
    
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
-10,26 3,88 11,94 10,01
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
-24,49 5,77 30,96 13,06
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
-6,88 3,52 8,21 9,29
    
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
10,61 6,82 7,73 7,59
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance Activities
3,25 1,56 1,93 4,77
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
3,98 2,71 2,44 7,01
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
4,03 0,71 -0,99 -0,50
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
-0,57 -2,39 4,51 4,03
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
1,86 5,18 0,63 -1,53
    
L Real Estat/ Real Estate Activities 2,32 2,78 1,72 1,43
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
-5,44 0,73 8,77 8,24
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
-0,03 -0,33 2,51 1,50
P Jasa Pendidikan/ Education 2,61 0,11 0,57 1,78
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
11,56 10,45 2,75 4,66
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
-4,10 2,12 9,47 10,52
  
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
-1,59 3,27 4,95 5,05
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
-13,13 15,14 13,83 4,94
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
-2,07 3,70 5,31 5,05
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

143. 123
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut
Lapangan Usaha (2010=100), 2020–2023
Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry
(2010=100), 2020–2023
9
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023** 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
148,61 153,47 160,56 169,16 179,96
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
143,32 148,47 155,92 164,44 175,69
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
152,45 156,29 147,51 151,86 163,87
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
155,94 156,99 163,65 168,41 172,04
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
127,73 136,45 157,25 170,34 184,60
  d.
Peternakan/Animal
Production
153,22 155,72 159,98 167,33 176,20
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
145,94 147,93 157,13 166,10 175,93
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
164,70 171,91 177,10 189,57 203,07
  3 Perikanan/ Fishing 166,34 169,79 175,24 183,36 191,01
    
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
142,63 125,69 185,34 278,90 241,36
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
151,60 122,00 177,21 236,95 208,59
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
142,10 115,35 230,46 458,36 358,69
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
110,02 123,74 157,38 158,21 163,42
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
145,05 148,19 149,68 153,14 157,46
    
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
137,02 138,83 142,98 149,87 155,52
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
154,86 151,83 157,05 172,05 181,91
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
136,12 139,83 144,67 152,28 161,11
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
155,79 159,44 160,63 165,22 171,67 https://www.bps.go.id

144. 124
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 9/Continued Appendix 9
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023** 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
137,18 140,48 141,43 144,73 149,34
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
148,32 149,96 150,90 156,23 160,39
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
135,00 135,18 136,82 142,13 143,68
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
137,00 137,54 145,02 159,26 166,60
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
136,34 139,07 145,03 151,75 155,40
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
121,51 121,25 128,28 132,54 131,37
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
132,07 133,66 137,35 143,40 148,79
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
126,55 124,57 127,09 135,18 138,35
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
129,98 130,63 135,53 140,43 142,40
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
142,89 146,36 148,58 150,95 154,17
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
129,89 131,08 134,16 136,97 139,01
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
139,58 142,28 143,52 145,73 149,52 https://www.bps.go.id

145. 125
Lampiran
Appendices
Lanjutan Lampiran 9/Continued Appendix 9
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023** 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
139,02 140,75 142,56 144,40 147,46
    
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
166,12 165,16 165,46 167,15 169,90
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity155,68 155,74 155,83 157,64 160,63
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
239,92 240,07 242,37 246,11 247,97
    
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
119,23 119,64 121,24 122,43 123,68
    
F Konstruksi/ Construction 153,53 154,12 160,70 170,08 175,63
    
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
143,06 143,90 151,74 164,50 168,47
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
152,91 153,91 155,55 158,12 160,93
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
140,76 141,87 150,90 165,91 170,14
    
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
190,34 175,27 177,17 202,01 221,90
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
287,89 321,63 335,32 349,14 381,53
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
148,97 153,45 156,97 166,98 182,53
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
133,46 134,43 135,38 140,81 152,30
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
142,61 147,98 155,96 158,96 167,18
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
368,58 319,71 318,09 409,45 444,51 https://www.bps.go.id

146. 126
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 9/Continued Appendix 9
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023** 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
199,60 208,27 213,22 223,54 232,68
    
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
132,07 131,74 132,66 135,67 137,52
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
155,33 154,71 155,15 157,20 159,50
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
126,56 127,32 128,25 130,55 132,12
    
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
106,28 106,73 107,51 108,32 109,46
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance Activities
151,53 152,15 158,44 170,89 175,15
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
151,53 150,65 159,42 175,45 178,46
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
152,24 155,31 157,74 164,40 170,42
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
151,16 154,20 156,63 163,32 169,25
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
146,80 147,43 149,74 156,07 161,80
    
L Real Estat/ Real Estate Activities138,67 139,94 140,49 144,04 146,99
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
147,04 150,38 152,75 159,25 165,07
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
156,37 160,34 161,09 162,01 162,65
P Jasa Pendidikan/ Education 153,03 157,37 159,03 160,64 162,59
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
137,02 141,66 144,66 146,33 149,18
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
150,72 153,90 155,49 161,15 166,82
  
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
144,60 144,02 152,67 167,27 169,84
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
144,60 144,02 152,67 167,27 169,84
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
144,60 144,02 152,67 167,27 169,84
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

147. 127
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik
Bruto Menurut Lapangan Usaha (persen), 2020–2023
Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by
Industry (percent), 2020–2023
10
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
A
Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan/ Agriculture,
Forestry, and Fishing
3,28 4,62 5,36 6,38
 1
Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa
Pertanian/Crop, Animal
Production, Hunting and
Related Service Activities
3,59 5,02 5,47 6,84
  a.
Tanaman Pangan/
Food Crops
2,52 -5,62 2,95 7,91
  b.
Tanaman Holtikultura/
Horticultural Crops
0,67 4,24 2,91 2,15
  c.
Tanaman Perkebunan/
Plantation Crops
6,82 15,24 8,33 8,37
  d.
Peternakan/Animal
Production
1,64 2,73 4,59 5,30
  e.
Jasa Pertanian dan
Perburuan/ Agriculture
and Hunting Related
Service Activities
1,36 6,22 5,71 5,92
 2
Kehutanan dan Penebangan
Kayu/Forestry and Logging
4,37 3,02 7,04 7,12
  3 Perikanan/ Fishing 2,08 3,21 4,63 4,18
    
B
Pertambangan dan Penggalian/
Mining and Quarrying
-11,88 47,46 50,48 -13,46
 1
Pertambangan Minyak, Gas
dan Panas Bumi/ Extraction
of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
-19,52 45,25 33,71 -11,97
 2
Pertambangan Batubara
dan Lignit/Mining of Coal
and Lignite
-18,82 99,78 98,89 -21,75
 3
Pertambangan Bijih Logam/
Mining of Iron Ores
12,47 27,18 0,53 3,29
 4
Pertambangan dan
Penggalian Lainnya/Other
Mining and Quarrying
2,16 1,00 2,31 2,82
    
C
Industri Pengolahan/
Manufacturing
1,32 2,99 4,82 3,77
 1
Industri Batubara dan
Pengilangan Migas/
Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas
Refineries
-1,96 3,44 9,56 5,73
 2
Industri Makanan dan
Minuman/Manufacture of
Food Products and Beverages
2,73 3,46 5,25 5,80
 3
Industri Pengolahan
Tembakau/Manufacture of
Tobacco Products
2,35 0,75 2,85 3,91 https://www.bps.go.id

148. 128
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 10/Continued Appendix 10
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 4
Industri Tekstil dan Pakaian
Jadi/Manufacture of Textiles
and Wearing Apparel
2,40 0,67 2,33 3,19
 5
Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki/
Manufacture of Leather and
Related Product
1,11 0,63 3,53 2,66
 6
Industri Kayu, Barang dari
Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu,
Rotan dan Sejenisnya/
Manufacture of Wood and of
Products of Wood and Cork,
Except Furniture;
Manufacture of Articles of
Straw and Plaiting Materials
0,13 1,22 3,88 1,09
 7
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media
Rekaman/Manufacture of
Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of
Recorded Media
0,39 5,44 9,82 4,61
 8
Industri Kimia, Farmasi dan
Obat Tradisional/
Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and
Botanical Products
2,00 4,29 4,63 2,41
 9
Industri Karet, Barang dari
Karet dan Plastik/
Manufacture of Rubber and
Plastic Products
-0,22 5,80 3,32 -0,88
 10
Industri Barang Galian
Bukan Logam/ Manufacture
of Other Non-Metallic
Mineral Products
1,20 2,76 4,41 3,76
 11
Industri Logam Dasar/
Manufacture of Basic Metals
-1,57 2,02 6,36 2,35
 12
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik/
Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
Products and Electrical
Equipment
0,50 3,76 3,61 1,40
 13
Industri Mesin dan
Perlengkapan/Manufacture
of Machinery and Equipment
2,43 1,52 1,59 2,13
 14
Industri Alat Angkutan/
Manufacture of Transport
Equipment
0,92 2,35 2,09 1,49
 15
Industri Furnitur/
Manufacture of Furniture
1,94 0,87 1,54 2,61 https://www.bps.go.id

149. 129
Lampiran
Appendices
Lanjutan Lampiran 10/Continued Appendix 10
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 16
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi dan
Pemasangan Mesin dan
Peralatan/Other
Manufacturing; Repair and
Installation of Machinery and
Equipment
1,24 1,29 1,29 2,11
    
D
Pengadaan Listrik dan Gas/
Electricity, Gas, Steam and Air
Conditioning Supply
-0,57 0,18 1,02 1,65
  1 Ketenagalistrikan/ Electricity 0,04 0,06 1,16 1,90
 2
Pengadaan Gas dan
Produksi Es/Gas Supply and
Production of Ice
0,06 0,96 1,54 0,76
    
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang/ Water Supply, Sewerage,
Waste Management and
Remediation Activities
0,35 1,34 0,98 1,02
    
F Konstruksi/ Construction 0,38 4,27 5,84 3,26
    
G
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles
and Motorcycles
0,59 5,44 8,41 2,42
 1
Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya/
Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle
and Motorcycle
0,66 1,06 1,65 1,78
 2
Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor/ Wholesale
and Retail Trade, Except of
Motor Vehicles and
Motorcycles
0,79 6,36 9,95 2,55
    
H
Transportasi dan Pergudangan/
Transportation and Storage
-7,92 1,08 14,02 9,85
 1
Angkutan Rel/Railways
Transport
11,72 4,26 4,12 9,28
 2
Angkutan Darat/Land
Transport
3,01 2,29 6,37 9,32
 3
Angkutan Laut/Sea and
Coastal Water Transport
0,73 0,71 4,01 8,16
 4
Angkutan Sungai Danau
dan Penyeberangan/Inland
Water Transport
3,76 5,40 1,92 5,17
 5
Angkutan Udara/Air
Transport
-13,26 -0,51 28,72 8,56 https://www.bps.go.id

150. 130
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lanjutan Lampiran 10/Continued Appendix 10
Lapangan Usaha/Industry 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5)
 6
Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan; Pos
dan Kurir/ Warehousing and
Support Activities for
Transportation; Postal and
Courier Activities
4,34 2,38 4,84 4,09
    
I
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum/Accomodation
and Food Service Activities
-0,25 0,70 2,27 1,36
 1
Penyediaan Akomodasi/
Accomodation
-0,40 0,29 1,32 1,46
 2
Penyediaan Makan Minum/
Food and Beverage Service
Activities
0,60 0,73 1,80 1,20
    
J
Informasi dan Komunikasi/
Information and Communication
0,43 0,73 0,75 1,05
K
Jasa Keuangan dan Asuransi/
Financial and Insurance
Activities
0,41 4,14 7,85 2,49
 1
Jasa Perantara Keuangan/
Financial Intermediary
Services
-0,58 5,82 10,05 1,72
 2
Asuransi dan Dana Pensiun/
Insurance and Pension Fund
2,02 1,57 4,22 3,67
 3
Jasa Keuangan Lainnya/
Other Financial Services
2,01 1,58 4,27 3,63
 4
Jasa Penunjang Keuangan/
Financial Support Services
0,43 1,57 4,22 3,68
    
L Real Estat/ Real Estate Activities 0,92 0,39 2,53 2,05
M,N
Jasa Perusahaan/Business
Activities
2,27 1,58 4,25 3,66
O
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib/Public Administration
and Defence, Compulsory Social
Security
2,54 0,47 0,57 0,40
P Jasa Pendidikan/ Education 2,84 1,06 1,01 1,21
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial/Human Health and Social
Work Activities
3,38 2,11 1,16 1,95
RSTU
Jasa lainnya/Other Service
Activities
2,11 1,03 3,64 3,52
  
A
Nilai Tambah Bruto Atas Harga
Dasar/Gross Value Added of Basic
Price
-0,40 6,00 9,57 1,53
B
Pajak Dikurang Subsidi Atas
Produk/Taxes less Subsidies on
Products
-0,40 6,00 9,57 1,53
C
Produk Domestik Bruto/Gross
Domestic Product
-0,40 6,00 9,57 1,53
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

151. 131
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Pengeluaran (miliar rupiah), 2019–2023
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure
(billion rupiahs), 2019–2023
11
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga/Household
Final Consumption Expenditure
8.965.837,4 8.899.917,6 9.236.049,1 10.161.733,5 11.109.566,0
2. Pengeluaran Konsumsi
LNPRT/
NPISHs Final Consumption
Expenditure
206.094,5 201.451,6 207.916,2 228.999,0 260.731,4
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah/Government Final
Consumption Expenditure
1.394.615,1 1.491.171,7 1.569.830,3 1.505.007,9 1.555.519,8
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto/Gross Fixed Capital
Formation
5.121.371,3 4.897.049,7 5.227.853,9 5.697.279,2 6.127.704,1
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
226.922,8 97.857,7 111.143,0 129.369,7 248.602,2
Diskrepansi Statistik/Statistical
Discrepancies
#)
-11.772,6 -405.112,6 177.750,0 1.171.970,9 1.135.322,4
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
2.943.532,9 2.676.513,5 3.635.835,4 4.799.815,4 4.543.377,8
Dikurangi/Less
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
3.013.944,2 2.415.496,0 3.189.626,5 4.106.085,7 4.088.447,0
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/
GROSS DOMESTIC PRODUCT
15.832.657,2 15.443.353,2 16.976.751,4 19.588.089,9 20.892.376,7
9. Pendapatan Neto Terhadap
Luar Negeri Atas Faktor
Produksi/Net Factor Income
from The Rest of The World
-481.321,1 -424.047,4 -460.896,9 -538.206,6 -537.935,1
8. PRODUK NASIONAL BRUTO/
GROSS NASTIONALPRODUCT
15.351.336,1 15.019.305,8 16.515.854,5 19.049.883,3 20.354.441,6
Dikurangi/Less
11. Pajak atas Produksi dan Impor
Neto/Taxes on Production and
Imports
791.060,4 657.020,2 798.859,6 972.537,6 1.037.297,7
Dikurangi/Less
12. Konsumsi Barang Modal
Tetap/Consumption of Fixed
Capital
3.168.101,1 2.943.805,0 3.146.409,1 3.686.044,4 4.138.304,5
13. PENDAPATAN NASIONAL/
NATIONAL INCOME
11.392.174,7 11.418.480,6 12.570.585,8 14.391.301,4 15.178.839,3
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
#) Selisih antara PDB Lapangan Usaha dan PDB Penggunaan/Statistical Discrepancies between GDP by Industry and GDP by Expenditure https://www.bps.go.id

152. 132
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Pengeluaran (miliar rupiah), 2019–2023
Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices by
Expenditure (billion rupiahs), 2019–2023
12
Jenis Pengeluaran/
Expenditure Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumah Tangga/Household
Final Consumption
Expenditure
5.936.399,5 5.780.223,4 5.896.661,8 6.187.943,9 6.486.253,9
2. Pengeluaran Konsumsi
LNPRT/
NPISHs Final Consumption
Expenditure
136.027,4 130.306,5 132.411,9 139.903,6 153.656,6
3. Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah/Government Final
Consumption Expenditure
855.963,0 874.145,6 911.319,7 870.558,2 896.196,4
4. Pembentukan Modal Tetap
Bruto/Gross Fixed Capital
Formation
3.597.664,1 3.419.181,6 3.549.218,8 3.686.573,7 3.848.716,0
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
129.953,8 51.334,1 62.709,1 70.749,2 127.672,4
Diskrepansi Statistik/Statistical
Discrepancies
#)
63.903,5 69.870,1 214.006,4 317.296,6 274.012,1
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
2.275.488,3 2.083.941,8 2.458.849,1 2.858.016,5 2.895.835,1
Dikurangi/Less
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
2.046.244,2 1.686.003,8 2.105.117,1 2.420.793,8 2.380.948,9
8. PRODUK DOMESTIK
BRUTO/
GROSS DOMESTIC
PRODUCT 10.949.155,4 10.722.999,3 11.120.059,7 11.710.247,9 12.301.393,6
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
#) Selisih antara PDB Lapangan Usaha dan PDB Penggunaan/Statistical Discrepancies between GDP by Industry and GDP by Expenditure https://www.bps.go.id

153. 133
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2019–2023
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at Current
Market Prices by Expenditure (percent), 2019–2023
13
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga/Household Final Consumption
Expenditure
56,63 57,63 54,40 51,88 53,18
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
1,30 1,30 1,22 1,17 1,25
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/
Government Final Consumption
Expenditure
8,81 9,66 9,25 7,68 7,45
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/
Gross Fixed Capital Formation
32,35 31,71 30,79 29,09 29,33
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
1,43 0,63 0,65 0,66 1,19
Diskrepansi Statistik/Statistical Discrepancies

#)
-0,07 -2,62 1,06 5,98 5,42
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
18,59 17,33 21,42 24,50 21,75
Dikurangi/Less
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
19,04 15,64 18,79 20,96 19,57
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS
DOMESTIC PRODUCT
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
#) Selisih antara PDB Lapangan Usaha dan PDB Penggunaan/Statistical Discrepancies between GDP by Industry and GDP by Expenditure https://www.bps.go.id

154. 134
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2019–2023
Percentage Distribution of Gross Domestic Product at 2010
Constant Market Prices by Expenditure (percent), 2019–2023
14
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga/Household Final Consumption
Expenditure
54,22 53,90 53,03 52,84 52,73
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
1,24 1,22 1,19 1,19 1,25
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/
Government Final Consumption
Expenditure
7,82 8,15 8,20 7,43 7,29
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/
Gross Fixed Capital Formation
32,86 31,89 31,92 31,48 31,29
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
1,19 0,48 0,56 0,60 1,04
Diskrepansi Statistik/Statistical Discrepancies

#)
0,58 0,65 1,92 2,72 2,22
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
20,78 19,43 22,11 24,41 23,54
Dikurangi/Less
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
18,69 15,72 18,93 20,67 19,36
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS
DOMESTIC PRODUCT
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
#) Selisih antara PDB Lapangan Usaha dan PDB Penggunaan/Statistical Discrepancies between GDP by Industry and GDP by Expenditure https://www.bps.go.id

155. 135
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2019–2023
Indices of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Expenditure, 2019–2023
15
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga/Household Final Consumption
Expenditure
236,81 235,07 243,95 268,40 293,43
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
283,26 276,88 285,76 314,74 358,35
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/
Government Final Consumption
Expenditure
225,60 241,22 253,94 243,46 251,63
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/
Gross Fixed Capital Formation
240,68 230,14 245,69 267,75 287,98
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
175,78 75,80 86,09 100,21 192,57
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
176,48 160,47 217,99 287,77 272,40
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
196,00 157,08 207,43 267,02 265,88
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS
DOMESTIC PRODUCT
230,66 224,99 247,33 285,37 304,37
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

156. 136
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2019–2023
Indices of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
by Expenditure, 2019–2023
16
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/
Household Final Consumption Expenditure
156,80 152,67 155,75 163,44 171,32
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
186,96 179,09 181,99 192,28 211,19
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/
Government Final Consumption
Expenditure
138,47 141,41 147,42 140,83 144,97
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/Gross
Fixed Capital Formation
169,08 160,69 166,80 173,25 180,87
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
100,67 39,76 48,58 54,80 98,90
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
136,43 124,94 147,42 171,35 173,62
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
133,07 109,64 136,90 157,43 154,84
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/
GROSS DOMESTIC PRODUCT
159,51 156,22 162,00 170,60 179,21
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

157. 137
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2020–2023
Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices
by Expenditure (percent),2020–2023
17
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2020 2021 2022* 2023**
(1) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/Household Final
Consumption Expenditure
-0,74 3,78 10,02 9,33
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
-2,25 3,21 10,14 13,86
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/Government Final
Consumption Expenditure
6,92 5,27 -4,13 3,36
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/Gross Fixed Capital
Formation
-4,38 6,76 8,98 7,55
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventories ---
6. Ekspor Barang dan Jasa/Exports of Goods and Services -9,07 35,84 32,01 -5,34
7. Impor Barang dan Jasa/Imports of Goods and Services-19,86 32,05 28,73 -0,43
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS DOMESTIC
PRODUCT
-2,46 9,93 15,38 6,66
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

158. 138
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2020–2023
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Prices by Expenditure (percent), 2020–2023
18
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2020 2021 2022* 2023**
(1) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/Household Final
Consumption Expenditure
-2,63 2,01 4,94 4,82
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
-4,21 1,62 5,66 9,83
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/Government Final
Consumption Expenditure
2,12 4,25 -4,47 2,95
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/Gross Fixed Capital
Formation
-4,96 3,80 3,87 4,40
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventories ---
6. Ekspor Barang dan Jasa/Exports of Goods and Services -8,42 17,99 16,23 1,32
7. Impor Barang dan Jasa/Imports of Goods and Services-17,60 24,86 15,00 -1,65
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS DOMESTIC
PRODUCT
-2,07 3,70 5,31 5,05
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

159. 139
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut
Pengeluaran, 2019–2023
Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditure
(2010=100), 2019–2023
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah
Tangga/Household Final Consumption
Expenditure
151,03 153,97 156,63 164,22 171,28
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
151,51 154,60 157,02 163,68 169,68
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/
Government Final Consumption
Expenditure
162,93 170,59 172,26 172,88 173,57
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/
Gross Fixed Capital Formation
142,35 143,22 147,30 154,54 159,21
5. Perubahan Inventori/
Changes in Inventories
174,62 190,63 177,24 182,86 194,72
6. Ekspor Barang dan Jasa/
Exports of Goods and Services
129,36 128,44 147,87 167,94 156,89
7. Impor Barang dan Jasa/
Imports of Goods and Services
147,29 143,27 151,52 169,62 171,72
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS
DOMESTIC PRODUCT
144,60 144,02 152,67 167,27 169,84
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures
19 https://www.bps.go.id

160. 140
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik
Bruto Menurut Pengeluaran (persen), 2020–2023
Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by
Expenditure (percent), 2020–2023
20
Jenis Pengeluaran/Expenditure
Component
2020 2021 2022* 2023**
(1) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga/Household Final
Consumption Expenditure
1,95 1,73 4,84 4,30
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT/
NPISHs Final Consumption Expenditure
2,04 1,57 4,24 3,67
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah/Government Final
Consumption Expenditure
4,70 0,98 0,36 0,40
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto/Gross Fixed Capital
Formation
0,61 2,84 4,92 3,02
5. Perubahan Inventori/Changes in Inventories ----
6. Ekspor Barang dan Jasa/Exports of Goods and Services-0,71 15,13 13,58 -6,58
7. Impor Barang dan Jasa/Imports of Goods and Services -2,73 5,76 11,95 1,24
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO/ GROSS DOMESTIC
PRODUCT
-0,40 6,00 9,57 1,53
Catatan:
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

161. 141
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2019–2023
Income Aggregates and Per Capita Income at Current Market
Prices, 2019–2023
21
Uraian/Description
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto (Miliar
Rupiah)/Gross Domestic Product
(Billion Rupiah)
15.832.657,2 15.443.353,2 16.976.751,4 19.588.089,9 20.892.376,7
2. Produk Domestik Bruto Per
Kapita (Rupiah)/Per Capita Gross
Domestic Product (Rupiah)
59.317.913,2 57.154.438,7 62.259.073,4 71.043.437,7 74.964.700,7
3. Produk Nasional Bruto (Miliar
Rupiah)/Gross National Product
(Billion Rupiah)
15.351.336,1 15.019.305,8 16.515.854,5 19.049.883,3 20.354.441,6
4. Produk Nasional Bruto Per
Kapita (Rupiah)/Per Capita Gross
National Product (Rupiah)
57.514.617,6 55.585.078,2 60.568.820,0 69.091.432,9 73.034.516,0
5. Pendapatan Nasional (Miliar
Rupiah)/National Income (Billion
Rupiah)
11.392.174,7 11.418.480,6 12.570.585,8 14.391.301,4 15.178.839,3
6. Pendapatan Nasional Per
Kapita (Rupiah)/Per Capita
National Income (Rupiah)
42.681.403,3 42.258.753,2 46.100.281,9 52.195.366,1 54.463.748,2
7. Jumlah Penduduk Pertengahan
Tahun (Ribu Orang)/Mid-Year
Population (Thousand)
266.911,9 270.203,9 272.679,2 275.719,9 278.696,2
Catatan:
* Angka Sementara/
Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

162. 142
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Perkapita Atas Dasar Harga Konstan, 2019–2023
Income Aggregates and Per Capita Income at Constant Market
Prices, 2019–2023
22
Uraian/Description
2019 2020 2021 2022* 2023**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto (Miliar
Rupiah)/Gross Domestic Product
(Billion Rupiah)
10.949.155,4 10.722.999,3 11.120.059,7 11.710.247,9 12.301.393,6
2. Produk Domestik Bruto Per
Kapita (Rupiah)/Per Capita Gross
Domestic Product (Rupiah)
41.021.607,5 39.684.840,3 40.780.747,5 42.471.536,1 44.139.080,1
3. Jumlah Penduduk Pertengahan
Tahun (Ribu Orang)/Mid-Year
Population (Thousand)
266.911,9 270.203,9 272.679,2 275.719,9 278.696,2
Catatan:
* Angka Sementara/
Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

163. 143
Lampiran
Appendices
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan
Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (persen),
2020–2023
Growth Rate of Some Income Aggregates and Per Capita Income
at Current Market Prices (percent), 2020–2023
23
Uraian/Description
2020 2021 2022* 2023**
(1) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto /Gross Domestic Product -2,46 9,93 15,38 6,66
2. Produk Domestik Bruto Per Kapita /Per Capita Gross
Domestic Product
-3,65 8,93 14,11 5,52
3. Produk Nasional Bruto/Gross National Product -2,16 9,96 15,34 6,85
4. Produk Nasional Bruto Per Kapita/Per Capita Gross
National Product
-3,35 8,97 14,07 5,71
5. Pendapatan Nasional/National Income 0,23 10,09 14,48 5,47
6. Pendapatan Nasional Per Kapita/Per Capita National
Income
-0,99 9,09 13,22 4,35
7. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun/Mid-Year
Population
1,23 0,92 1,12 1,08
Catatan:
* Angka Sementara/
Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

164. 144
Pendapatan Nasional Indonesia 2019–2023
National Income of Indonesia 2019–2023
Lampiran
Appendix

Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan
Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (persen),
2020–2023
Growth Rate of Some Income Aggregates and Per Capita Income
at Constant Market Prices (percent), 2020–2023
24
Uraian/Description
2020 2021 2022* 2023**
(1) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product -2,07 3,70 5,31 5,05
2. Produk Domestik Bruto Per Kapita/Per Capita Gross
Domestic Product
-3,26 2,76 4,15 3,93
3. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun/Mid-Year
Population
1,23 0,92 1,12 1,08
Catatan:
* Angka Sementara/
Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/ Very Preliminary Figures https://www.bps.go.id

165.
https://www.bps.go.id

166. https://www.bps.go.id