METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN
SOSIALSOSIAL
DOSEN PEMBINA:DOSEN PEMBINA:
Assoc. Prof. Assoc. Prof. Dr. Dr. Oman Sukmana, M.SiOman Sukmana, M.Si
Occupation:
Lecturer of Social Work
(Associate Professor)
Position:
•Head of Department of
Social Welfare, Faculty of
Social and Political
Sciences, University of
Muhammadiyah Malang,
Indonesia.
•President of Indonesian
Association of Social
Welfare and Social Work
Education.
Assoc. Prof. Dr. OMAN SUKMANA, M.Si.
Educational Background:
•Undergraduate:
Social Work (UNPAD)
•Master:
Social Psychology
(UNPAD)
•Doctoral:
Sociology (UGM)
Interest:
•Social Movement and
Social Welfare Movement.
•Sociology of Social Work
Email: [email protected] [email protected]
Phone:
+62-341-463128
Cellular:
+62-82244333075
www.kesos.umm.ac.id
Dr. Oman Sukmana, M.Si.
List of Book Published:
1.Social Movement: Cocept
and Theory (2016)
2.Ethics of Social Work
Profession (1999)
3.Welfare State and Social
Services (2015)
4.Sociology and Political of
Economy (2005)
5.Fundamental of
Environmental Psychology
(2004)
6.Mudflow Battle: Portrait
of Lapindo Mud Disaster
Victims Social Movement
(2017)
Fokus Fokus
Kajian:Kajian:
1.Pendekatan Ilmiah,
2.Metode, Jenis, dan Format Penelitian
Sosial,
3.Masalah Penelitian dan Hipotesis Penelitian,
4.Variabel Penelitian,
5.Menentukan Sumber Data Penelitian,
6.Teknik Pengumpulan Data,
7.Validitas dan Reliabilitas (Teknik
Keabsahan Data),
8.Teknik Analisa Data,
9.Menyusun Rancangan Usulan Penelitian,
10.Format Laporan Penelitian,
11.Format Penulisan Rujukan
Sumber Sumber
Referensi:Referensi:
•Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
•Babbie, Earl. 2008. The basics of Social Research. Belmont:
Thomson Wadsworth.
•Denzim, Norman K., & Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook
of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
•Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Rosda Karya.
•Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
•Singarimbun, M., & Effendi, S., (eds). 1995. Metode
Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES.
•Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:
ALFABETA.
•Silalahi, Ulber.2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
Refika Aditama.
•Sinambela, Lijan Poltak. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Penelitian
dan
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan IlmiahPendekatan Ilmiah
Manusia adalah makhluk yang:
1.Serba ingin tahu,
2.Suka bertanya,
3.Suka berpikir (animal rational)
4.Suka mencari kebenaran.
“Manusia memiliki hasrat ingin tahu”.
Pendekatan untuk Pendekatan untuk
memperoleh kebenaran:memperoleh kebenaran:
•Pendekatan Non-Ilmiah
•Pendekatan Ilmiah
Pendekatan Non-Ilmiah:Pendekatan Non-Ilmiah:
•Akal sehat (common sense),
•Prasangka,
•Pendekatan intuitif,
•Penemuan kebetulan dan melalui coba-coba (trial and
error),
•Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran praktis.
Pendekatan Ilmiah:Pendekatan Ilmiah:
•Pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian ilmiah dan dibangun di atas teori
tertentu.
•Metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
Penelitian, Ilmu dan Kebenaran:Penelitian, Ilmu dan Kebenaran:
•Ilmu dan penelitian adalah suatu proses, yang
menghasilkan kebenaran:
Proses Proses
Proses Proses Hasil
Penelitian Ilmu
Penelitian Ilmu Kebenaran
Tugas Ilmu dan Penelitian:Tugas Ilmu dan Penelitian:
•Tugas mencandra atau mengadakan deskripsi
(memerikan),
•Tugas menerangkan (eksplanasi),
•Tugas menyusun teori,
•Tugas prediksi (prediction),
•Tugas pengendalian (controll).
Hubungan antara Teori, Konsep, dan Hubungan antara Teori, Konsep, dan
Variabel:Variabel:
Teori, Konsep, & Variabel:
Proposisi
Hipotesa
Hipotesa
Statistik
Teori
KonsepKonsep
Variabel
Variabel
Definisi Operasional Definisi Operasional
Metode Ilmiah:Metode Ilmiah:
•Adalah cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan daan penjelasan
kebenaran (Almack, dalam Nazir,
2013).
Kriteria & Langkah-langkah Metode Ilmiah:Kriteria & Langkah-langkah Metode Ilmiah:
Sumber: Nazir, 2013
Metode Ilmiah
1.Berdasarkan fakta,
2.Bebas dari prasangka,
3.Menggunakan prinsip-prinsip
Analisa,
4. Menggunakan hipotesa,
5. Menggunakan ukuran objektif,
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
Kriteria
1.Memilih dan mendefinisikan masalah,
2.Survei terhadap data yang tersedia,
3.Memformulasikan hipotesa,
4.Membangun kerangka analisa,
Serta alat-alat dalm menguji hipotesa,
5. Mengumpulkn data primer,
6. Mengolah, menganalisa, serta
Membuat interpretasis,
7, Membuat generalisasi dan kesimpulan,
8. Membuat laporan.
Langkah-Langkah
Langkah-Langkah Penelitian (Arikunto, 2002), Langkah-Langkah Penelitian (Arikunto, 2002),
meliputi:meliputi:
1.Memilih Masalah,
2.Studi Pendahuluan,
3.Merumuskan Masalah,
4.Merumuskan Anggapan Dasar (Merumuskan Hipotesis),
5.Memilih Pendekatan,
6.Menentukan Variabel dan Sumber Data,
7.Menentukan dan Menyusun Instrumen,
8.Mengumpulkan Data,
9.Analisa Data,
10.Menarik Kesimpulan, dan
11.Menulis Laporan.
Sikap Ilmiah:Sikap Ilmiah:
•Sikap ingin tahu,
•Skeptis (ragu-ragu),
•Kritis,
•Objektif,
•Jujur,
•Bebas dari prasangka,
•Free From Etique (?)
Sikap Etis-Ilmiah:Sikap Etis-Ilmiah:
“Science not only for science, but also for human”“Science not only for science, but also for human”
Nomologis
Normatif
Salah Benar
Buruk X X
Baik X Etis Ilmiah
Kesalahan-Kesalahan dalam Berpikir (Rakhmat, 2000):Kesalahan-Kesalahan dalam Berpikir (Rakhmat, 2000):
1. Fallacy of Dramatic Instance
(over generalization)
Yaitu, penggunaan satu-dua kasus untuk mendukung
argumen yang bersifat general (umum).
2. Fallacy of retrospective
Determinism
Yaitu, kebiasaan orang yang menganggap masalah
sosial yang sekarang terjadi sebagai sesuatu yang
secara historis memang selalu ada, tidak bisa dihindari,
dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup panjang.
3. Post Hoc Ergo Propter Hoc Sesudah itu, - karena itu, - oleh sebab itu.
Misalnya: Si X datang sesudah Y, maka X dijadikan
sebab dan Y dijadikan akibat.
4.Fallacy of Misplaced
Concretness
Yaitu, mengkronkretkan sesuatu yang pada hakikatnya bersifat
abstrak.
5.Argumentum ad
Verecundiam
Yaitu, argumentasi yang didasarkan pada otoritas
6.Fallacy of CompositionYaitu, anggapan atau asumsi yang melihat sesuatu yang cocok
dan berhasil bagi seseorang, dianggap akan cocok dan akan
berhasil juga bagi orang lain.
7.Circular Reasoning Yaitu, pemikiran yang berputar-putar
Teori Kebenaran:Teori Kebenaran:
•Teori Korespondensi,
Yaitu: Kesesuaian dengan kenyataan.
•Teori Koherensi,
Yaitu: Konsisten dengan pernyataan yang lain.
•Teori Fragmatis, yaitu Nilai guna
•Teori Religiusitas: yaitu kebenaran mutlat, absolut pada
Tuhan.
Manusia memperoleh kebenaran dari tiga sumber, yaitu: Ilmu Manusia memperoleh kebenaran dari tiga sumber, yaitu: Ilmu
Pengetahuan, Filsafat, dan Agama:Pengetahuan, Filsafat, dan Agama:
1.Ilmu Pengetahuan Hasil penyelidikan yang dapat dijangkau oleh alat indera
manusia. Dasarnya keragu-raguan.
2.Filsafat Hasil pemikiran manusia yang lebih dalam (refleksi) yang
merupakan pendalaman lebih lanjut dari ilmu
pengetahuan. Dasarnya keragu-raguan.
3.Agama Dasarnya kayakinan
Macam-macam Kebenaran:Macam-macam Kebenaran:
1. Dilihat dari segi media untuk mendapatkannya,
2. Dilihat dari segi kekuasaan untuk menekan agar
orang menerimanya,
3. Dilihat dari segi luasnya,
4. Dilihat dari segi kualitasnya
Kebenaran dilihat dari segi media untuk mendapatkannya:Kebenaran dilihat dari segi media untuk mendapatkannya:
1.Kebenaran Indrawi (empiris)Yang diperoleh/diterima dalam pengamatan pengalaman
2.Kebenaran Ilmiah (rational)Yang diperoleh melalu konsepsi akal
3.Kebenaran Filosofis (reflektif
thinking)
Yang dicapai melalui perenungan (secara murni)
4.Kebenaran Religius
(supernatural)
Yang diterima melalui wahyu
Kebenaran dilihat dari segi kekuasaan untuk Kebenaran dilihat dari segi kekuasaan untuk
menekan agar orang menerimanya:menekan agar orang menerimanya:
1. Kebenaran
Subjektif
Yang hanya diterima oleh subjek pengamat sendiri.
2. Kebenaraan
Objektif
Yang diakui tidak hanya oleh subjek pengamat, tetapi
juga oleh subjek-subjek yang lain.
* Kebenaran dilihat dari segi luasnya:* Kebenaran dilihat dari segi luasnya:
1.Kebenaran individual; yang hanya berlaku bagi seseorang.
2.Kebenaran universal; yang berlaku bagi semua orang
•Kebenaran dilihat dari segi kualitasnya:
1.Kebenaran dasar: yaitu kebenaran yang paling rendah
(minim).
2.Kebenaran nisbi: yaitu kebenaran yang satu atau beberapa
tingkat di atas kebenaran dasar, namun belum sempurna
(relatif).
3.Kebenaran mutlak: yaitu kebenaran yang sempurna,
sejati, hakiki (absolut).