Pengajaran Nabi dengan mendiamkan dan menyetujui peristiwa yg terjadi dihadapan beliau.pdf

254486130045 1 views 14 slides Nov 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

Hadits Taqririyah-Pengajaran Nabi dengan mendiamkan dan menyetujui peristiwa yg terjadi dihadapan beliau


Slide Content

PENGAJARAN NABI DENGAN
MENDIAMKAN DAN MENYETUJUI
PERISTIWA YANG TERJADI
DIHADAPAN BELIAU

Dosen: Dr Akhmad Zaeni M.Pd.I
Muhamad Masrukhin Ubaidilah
254486130045

Universitas Al Falah Assunniyyah
Kencong-Jember

DEFINISI
HADIST/SUNNAH
Secara Bahasa/Etimologi:
Hadis (dalam Kamus Lisanul Arab) adalah lawan kata dari Al-Qadim, yang
berarti baru

Secara Terminologi :
Menurut ulama hadits, Hadits/Sunnah adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa:
●Ucapan (Hadits Qouliyah)
●Perbuatan (Hadits Fi'liyah)
●Ketetapan (Hadits Taqririyah)
●Sifat (penciptaan, budi pekerti)
●Juga mencakup segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat
atau tabi'in.

SUNNAH
TAQRIRIYAH

Taqrir berarti dingin atau menetap.


Ulama mendefinisikan Sunnah Taqririyah sebagai tindakan Rasulullah SAW
berdiam diri (tidak mengingkari) terhadap suatu ucapan atau perbuatan
setelah beliau mengetahuinya.


Perbuatan atau ucapan yang terjadi di hadapan Rasulullah SAW atau
dikabarkan kepada beliau, lalu beliau mengetahui, membenarkan, dan
menetapkan atas pelaku atau yang berkata. Serta Rasulullah SAW tidak
melarang, mengingkari, atau mengisyaratkan bahwa hal itu khilaful aula
(menyalahi yang utama).
Definisi Sunnah Taqririyah Menurut Ulama Muhadditsun
Terminologi
Bahasa/Etimologi
DEFINISI SUNNAH TAQRiRiYAH

JENIS - JENIS SUNNAH TAQRIRIYAH
Ketika Rasulullah SAW diam atas suatu ucapan atau perbuatan setelah
mengetahuinya dan tidak mengingkarinya.
Dapat berupa:
- Sukut mujarrod (murni diam)
- Diam disertai senyuman atau ekspresi penerimaan (lebih kuat dari murni diam).

Ketika Rasulullah SAW tidak hanya diam, tetapi juga membenarkan dan
menetapkan dengan sabda atau perbuatan beliau sendiri. Terkadang disertai pujian,
bantuan, atau pembenaran atas pekerjaan dan penghasilan dari pekerjaan tersebut.

TAQRIR SUKUTIY (DIAM)
TAQRIR TASRIHI (PERNYATAAN)

KEADAAN - KEADAAN
TAQRIR

SUKUT MUJARROD (MURNI DIAM)
Seperti Hadits :
،نﺎﺗﻌﻛر ﺢﺑﺻﻟا ةﻼﺻ :ﮫﻟ لﺎﻘﻓ ،نﯾﺗﻌﻛر ﺢﺑﺻﻟا ةﻼﺻ دﻌﺑ ﻲﻠﺻﯾ ىأر ﷺ ﷲ لوﺳر نأ
ﷺ ﷲ لوﺳر تﻛﺳﻓ ،نﻵا ﺎﻣﮭﺗﯾﻠﺻﻓ ﺎﻣﮭﻠﺑﻗ نﯾﺗﻠﻟا نﯾﺗﻌﻛرﻟا تﯾﻠﺻ نﻛأ مﻟ ﻲﻧإ :لﺟرﻟا لﺎﻘﻓ.
"Rasulullah ﷺ melihat seorang laki-laki shalat dua rakaat setelah shalat
Subuh. Beliau berkata kepadanya: "Shalat Subuh itu dua rakaat." Laki-laki
itu berkata: "Sesungguhnya aku belum shalat dua rakaat yang sebelumnya,
maka aku shalat keduanya sekarang." Maka Rasulullah ﷺ diam

01

D iAM DiSERTAi SENYUMAN DAN EKSPRESi
Diam disertai senyuman dan ekspresi yang menunjukkan ridha dan
menerima. Seperti hadits:
دﻗ ﺎﻧﺎﻛو ﺔﺛرﺎﺣ نﺑ دﯾز ﮫﯾﺑأ مادﻗأو ﺔﻣﺎﺳأ مادﻗأ ىأر ﺎﻣدﻧﻋ ﻲﺟﻟدﻣﻟا ززﺟﻣ لوﻗ نﻣ ﷺ ﮫﻣﺳﺑﺗ
ضﻌﺑ نﻣ ﺎﮭﺿﻌﺑ مادﻗﻷا هذھ :ﻲﺟﻟدﻣﻟا لﺎﻘﻓ ،ﺎﻣﮭﻣادﻗأ ﻻإ ﺎﮭﻧﻣ رﮭظﯾ مﻠﻓ ﺔﻔﯾطﻘﺑ ﺎﯾطﻐﺗ.
"Senyuman Rasulullah ﷺ atas perkataan Mujazziz Al-Mudlijiy ketika
melihat kaki Usamah dan kaki ayahnya, Zaid bin Haritsah, yang keduanya
tertutup kain tebal sehingga yang tampak hanya kaki mereka. Mujazziz
berkata: "Kaki-kaki ini sebagiannya berasal dari sebagian yang lain."


02

R ASULULLAH SAW MEMBENARKAN SESUATU
DENGAN MEMUJi PELAKU
Rasulullah SAW menetapkan dan membenarkan suatu hal dengan memuji
pelaku atau yang berkata. Seperti hadits:
((مﮭﻧﻣ ﺎﻧأو ﻲﻧﻣ مھ)) :لﺎﻘﻓ ،نﯾﯾرﻌﺷﻸﻟ ﷺ ﮫﺣدﻣ.
"Pujian Rasulullah ﷺ kepada kaum Asy'ariyyin, beliau bersabda:
"Mereka adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari mereka."



03

R ASULULLAH SAW MEMBANTU PELAKU
MELAKUKAN PEKERJAANNYA
Rasulullah SAW membantu pelaku dalam melakukan pekerjaannya.
Seperti hadits:
دﺟﺳﻣﻟا ﻲﻓ نوﺑﻌﻠﯾ مھو ﺔﺷﺑﺣﻟا ﻰﻟإ رظﻧﺗﻟ ﺎھرﺗﺳو - ﺎﮭﻧﻋ ﷲ ﻲﺿر - ﺔﺷﺋﺎﻋ ﻊﻣ ﷺ ﮫﻣﺎﯾﻗ.
"Tindakan beliau ﷺ bersama Aisyah - radhiyallahu 'anha - menutupi
Aisyah agar ia bisa melihat orang-orang Habasyah bermain di masjid".




04

R ASULULLAH SAW MENETAPKAN DAN MEMBENARKAN
PEKERJAAN DAN MENGHALALKAN PENGHASiLAN DARiNYA
Rasulullah SAW menetapkan dan membenarkan pekerjaan dan
menghalalkan penghasilan darinya. Seperti hadits:
مﻛﻌﻣ ﻲﻟ اوﺑرﺿاو اوﻣﺳﻗا)) :مﮭﻟ لﺎﻘﻓ ،مﮭﻧﻣ لﻌﺟﻟا ذﺧأ مﺛ ﻎﯾدﻠﻟا لﺟرﻠﻟ ﺔﯾﻗرﻟا ﻲﻓ ﮫﺑﺎﺣﺻﻷ هرارﻗإ
((.
"Persetujuan beliau kepada para sahabat yang melakukan ruqyah
(pengobatan dengan bacaan) kepada seorang laki-laki yang tersengat,
kemudian mereka mengambil upah dari ruqyah tersebut. Beliau berkata
kepada mereka: "Bagilah (upah tersebut) dan berikan aku bagian bersama
kalian."





05

SYARAT - SYARAT PENGAMBILAN HUKUM DARI SUNNAH TAQRIRIYAH
01
Perbuatan atau
perkataan dilakukan
oleh seorang Muslim
yang taat kepada
syariat
02
Nabi SAW mengetahui
perbuatan atau
perkataan tersebut.
03
Terdapat indikasi ridha
(keridhaan) dari Nabi
SAW, seperti tersenyum
atau memuji
04
Nabi SAW mampu
mengingkari perbuatan
atau perkataan tersebut
jika salah.

KEDUDUKAN SUNNAH TAQRIRIYAH
SEBAGAI SUMBER HUKUM
Sunnah Taqririyah merupakan salah satu sumber hukum
Islam yang disepakati oleh para ulama. Persetujuan Nabi
SAW terhadap suatu perbuatan atau perkataan
menunjukkan bahwa perbuatan atau perkataan tersebut
dibolehkan dalam Islam

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons, infographics & images by Freepik
THANK YOU
Do you have any questions?

Please keep this slide for attribution