Pengaruh audio fisual ahmad muzaki 1234567890

ucceal1 12 views 40 slides Jan 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

Presentasi


Slide Content

IMPLEMENTASI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN FIQIH BAB HAJI KELAS V DI MI TAHFIDZ
ZHILALUL QUR’AN RAGUKLAMPITAN BATEALIT JEPARA
TAHUN 2024/2025
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Penelitian dan Penulisan Skripsi Pada
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (SI)


Oleh :
Nama : Ahmad Muzaki
N I M : 21106051060
YAYASAN WAHID HASYIM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
SEMARANG 2025

A. Latar Belakang Masalah

Pendidkan sebagai pilar bangsa pendidikan merupakan tonggak utama
dalam membangun bangsa dan negara. UUD 1945 menegaskan bahwa tujuan
negara Indonesia, salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan rakyat.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menggaris bawahi pentingnya pendidikan dalam mengembangkan
keterampilan, membentuk watak, dan membangun peradaban bangsa yang
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
1
Oleh karena itu Pendidikan merupakan hal yang sangat
penting dalam aspek kehidupan manusia terutama di era sekarang ini. Hal ini
disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan
manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan juga
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya
melalui proses belajar. Pendidikan dapat di peroleh melalui beberapa jalur
yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
Pendidikan dalam perspektif Al-Qur’an Al-Qur'an, sebagai sumber
ajaran Islam, juga menekankan pentingnya pendidikan. Turunnya Al-Qur'an
secara bertahap mengandung hikmah yang mendalam dalam proses
pendidikan. Ayat pertama yang diturunkan, "Iqra' (bacalah)", menunjukkan
bahwa pendidikan merupakan perintah langsung dari Allah SWT. Ayat ini
menuntun kita untuk membaca, belajar, memahami, dan mengamalkan nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam Al-Qur'an. Pentahapan turunya Al-Qur’an
itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya
menghafal Al-Qur’an, memahami,mempelajari, memikirkan makna-
maknanya dan mengamalkan apa yang dikandungnya.
2


1
Evi Susilowati, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam,” Al-Miskawaih: Journal of Science Education 1, no. 1 (2022): 115–132.
2
syaikh manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, n.d.

Di antara ayat-ayat Al-Qur’an yang turun pertama kali didapati untuk
membaca dan belajar dengan alat tulis(iqro’)

َك�بَرَو
ْ
أَرْقِا ٢ قَلَع ْنِم َناَسْن ِْلْا َقَلَخ ١ َقَلَخ ْيِذ�لَا َكِ بَر ِمْسا ِب
ْ
أ َرْقِا
٥ -١ قاعلا ٥ ْمَلْعَي ْمَلاَم َناَسْنِلأْا َم�لَع ٤ مَلَقْلاِب َم�لَع ْي ِذ�لا ٣ مَرْك َلأْا
Artinya:“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah Yang mengajar manusia dengan
perantaraan kalam.”(Al-Alaq1-5).
Disinilah perspektif awal mulanya pendidkan dalam Al-Qur’an ada,
maka petunjuk bagi kita tentang hikmah turunya Al-Qur’an secara bertahap
merupakan contoh paling baik dalam menyusun kurikulum pengajaran,
memilih metode, dan menyusun buku pelajaran.
Madrasah Ibtidaiyah adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal setelah menempuh pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah setara dengan sekolah dasar yang pengelolaanya
dilakukan oleh kementrian agama. Kurikulum madrasah ibtidaiyah sama
dengan kurikulum sekolah dasar, hanya saja pada MI terdapat lebih banyak
mengenai pendidikan Agama Islam dibandingkan sekolah dasar. Pendidikan
madrasah ibtidaiyah di tempuh dalam 6 Tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas
6 dan lulusan madrasah ibtidaiyah dapat melanjutkan pendidikannya ke
Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama.
Madrasah Ibtidaiyah sebagai Lembaga Pendidikan Dasar Islam yang
lebih modern yang mana materinya perpaduan antara ilmu agama dan ilmu
umum, Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang berfungsi
menghubungkan sistem lama dan sistem baru dengan cara mempertahankan
nilai-nilai lama yang masih baik dan dapat dipertahankan dan mengambil
sesuatu yang baru dalam ilmu, teknologi, dan ekonomi yang bermanfaat bagi

kedepanya.
3
Pendidikan MI merupakan sub-sistem, misi dan peranya tidak
jauh berbeda dari dari pendidikan Nasional. Untuk menjalankan fungsinya
secara efektif dan efesien, suatu sistem pendidikan harus sehat dan terus
bergerak sesuai dengan gerak perubahan manyarakat dunia pada umumnya
dan Indonesia pada khususnya. Seorang pengamat menyatakan bahwa kita
masih menghadapi krisis sistem pendidikan, utamanya jika dikaitkan dengan
konteks pendidikan yang modern, krisis ini dapat meliputi : pendidikan dasar,
kurikulum, proses belajar-mengajar, tenaga pendidikan. Maka problem yang
dihadapi jauh lebih kompelek dari pada pendidikan umum.
4

Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagai lembaga pendidikan dasar Islam
memiliki peran penting dalam mencetak generasi penerus yang berakhlak
mulia dan berilmu. Namun, MI juga menghadapi tantangan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan yang ideal. Di era modern ini, MI perlu
beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta
menghadapi persaingan dengan lembaga pendidikan lainnya.
Pentingnya inovasi dalam pembelajaran fikih karena Pembelajaran Fiqih
merupakan salah satu mata pelajaran penting dalam pendidikan agama Islam.
Materi Fiqih, yang mencakup berbagai aspek ibadah dan muamalah,
membutuhkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar dapat
dipahami dengan baik oleh siswa.
5

Peran media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar karena
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menghadirkan
berbagai media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran yang tepat dapat

3
Hasanuddin Hafid, Zakki Fuad, and Ali Mas’ ud, “Peran Madrasah Dalam Lembaga Pendidikan
Islam Di Era Peradaban Modern,” Fikruna 4, no. 2 (2022): 87–97.
4
Abdul Khaliq and NUrul Huda Ismail sm, Paradigma Pendidikan Islam, ed. Zubaidi, n.d.
5
S.Hadi, “Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Semarang,”
Prints.Walisongo.Ac.Id 5, no. 1 (2022): 18.

meningkatkan motivasi belajar siswa, membuat proses pembelajaran lebih
menarik, dan mempermudah pemahaman materi.
6

Media audio visual diangap sebagai sebuah media yang memiliki
kemampuan yang menarik dan lebih baik bisa memotivasi dan
membangkitkan minat siswa untuk menjalani proses belajar mengajar agar
lebih fokus dan lebih rajin belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih
efektif.
7
penggunaan audio visual merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan.
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran fiqih bab haji yang
membahas tentang rukun Islam kelima, seringkali menjadi tantangan bagi
guru. Motivasi belajar siswa terhadap materi ini perlu ditingkatkan agar
mereka dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam tentang Haji dengan
baik.
Pentingnya implementasi media audio visual seperti video, gambar, dan
audio, dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih bab Haji. Penggunaan media ini dapat
membuat pembelajaran lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami.
8

Melihat kondisi di MI Tahfidz Zhilalul Qur'an, peneliti bermaksud
melakukan penelitian tentang "Implementasi Media Audio Visual Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fikih Bab Haji Kelas V
di MI Tahfidz Zhilalul Qur'an Raguklampitan Batealit Jepara". Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran Fiqih bab Haji di MI Tahfidz Zhilalul Qur'an.

6
Junaidi Junaidi, “Peran Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar,” Diklat Review : Jurnal
manajemen pendidikan dan pelatihan 3, no. 1 (2019): 45–56.
7
Hery Setiyawan, “Pemanfaatan Media Audio Visual Dan Media Gambar Pada Siswa Kelas V,”
Jurnal Prakarsa Paedagogia 3, no. 2 (2021).
8
Choirul Anwar Badruttamam and Dwi Rosyidatul Kholidah, “Implementasi Media Audio Visual
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih,” ELEMENTARY : Journal of
Primary Education 1, no. 1 (2023): 1–5.

Hasil wawancara pada tanggal 17 Oktober 2024 dengan Ibu Intan Spd
sebagai wali kelas sekaligus Guru Mata Pelajaran Fiqih, membuktikan bahwa
penggunaan alat bantu seperti media pembelajaran sangat bermanfaat dalam
penyampaian materi dari pendidik kepada peserta didiknya. MI Tahfidz
Zhilalul Qur’an merupakan salah satu lembaga yang berbasis sekolahan dan
pesantren yang belum menerapkan media audio visual dalam kegiatan belajar
mengajar. Walaupun di kelasnya belum di lengkapi dengan proyektor dan
LCD tapi pendidik di MI Tahfidz Zhilalul Qur’an berusaha menggunakan
berbagai cara untuk memberikan pembelajaran seperti model demokrasi,
kooperatif dan BPJL tanpa harus memakai cara model ceramah dari
pembukaan pembelajara hingga akhir pembelajaran. Karena metode ceramah
ini hanya menjadikan peserta didik jenuh saat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar dan akhirnya membuat peserta didik tidak dapat menangkap materi
yang disampaikan pendidik yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik
menjadi kurang baik.
Dengan kemajuan dan peran teknologi yang sudah demikian pesat,
mengharuskan sekolah-sekolah harus memanfaatkan media teknologi
tersebut, khususnya dalam dunia pendidikan. Selain itu dalam penerapan K13
yang sekarang menuju ke Kurikulum Merdeka menuntut semua pendidik
untuk menggunakan media pembelajaran. Akan tetapi pendidik harus
mengetahui kondisi peserta didik dan materi yang akan di ajarkan agar
berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melihat kondisi peserta
didik agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran untuk itu Ibu Intan
menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan media audio visual pada
mata pembelajaran fiqih bab haji di kelas V memudahkan dalam
menyampaikanmaterikepadapesertadidik.

Sebagian guru menganggap bahwa menggunakan media pembelajaran
terkesan merepotkan apalagi media audio visual dan memilih mengajar hanya
dengan ceramah saja padahal sudah banyak membuktikan dari beberapa
penelitian terdahulu bahwa penggunaan media dalam pembelajaran sangat
membantu dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pembelajaran
menggunakan audio visual merupakan cara menerima dan pemanfaatan
materi yang dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran. Media audio
visual diangap sebagai sebuah media yang memiliki kemampuan yang
menarik dan lebih baik bisa memotivasi dan membangkitkan minat siswa
untuk menjalani proses belajar mengajar agar lebih fokus dan lebih rajin
belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih efektif.
9

Betapa pentingnya untuk memanfaatkan media audio visual dalam
proses pembelajaran khususnya pembelajaran fikih bab haji, jadi untuk
menambah semangat dan meningkatkan motivasi pada peserta didik dalam
proses belajar mengajar di MI Tahfidz Zhilalul Qur’an perlu adanya media
yang dapat membantu dalam hal tersebut. Hasil wawancara dalam penelitian
ini kepada guru kelas yang mengampu kelas V pelajaran fikih bab haji yang
masih menggunakan metode ceramah dalam proses mengajar dan siswa hanya
dapat mendengarkan apa yang guru sampaikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka
dianggap penting untuk peneliti melakukan penelitian tentang pentingnya
dalam suatu lembaga sekolah yang harus mengikuti perkembangan di era
digital ini. Oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan penelitian yang
berjudul “ Implementasi Media Audio Visual Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fikih Bab Haji Kelas V di MI
Tahfidz Zhilalul Qur’an Raguklampitan Batealit Jepara”

9
Setiyawan, “Pemanfaatan Media Audio Visual Dan Media Gambar Pada Siswa Kelas V.”

B. Alasan Pemilihan Judul
Setelah memperhatikan latar belakang masalah yang penulis uraikan,
ada beberapa alasan yang menjadi dasar bagi peneliti memilih judul ”
Implementasi Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Mata Pelajaran Fikih Bab Haji Kelas V di MI Tahfidz Zhilalul Qur’an
Raguklampitan Batealit Jepara.” Alasan-alasan tersebut sebagai berikut:
1. Penulis memilih metode menggunakan audio visual karena proses
pembelajaran akan lebih berbeda dari biasanya, sebab siswa tidak hanya
mendengarkan, tetapi juga bisa melihat peristiwa yang terjadi.
2. Penulis memilih pembelajaran fikih karena pembelajaran fikih sangat
menarik dan mengandung makna yang sangatlah penting dan
pembelajaran fikih sesuai dengan hukum-hukum agama.
3. Penulis memilih pembelajaran fikih bab haji yang disajikan dalam
pembelajan agar siswa-siswi termotivasi untuk menunaikan Ibadah haji.
4. Penulis ingin mengetahui hasil pembelajaran dari imlementasi media
audio visual.

C. Telaah Pustaka
Sebagai upaya untuk menghindari kesamaan yang terjadi pada telaah
sebelumnya, maka peneliti berusaha untuk menelusuri peneliti-peneliti yang
yang telah ada. Berikut beberapa peneliti yang memiliki hubungan yang sama
terhadap tema penelitian yang peneliti angkat, diantaranya:
1. Penelitian Lestari yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual
Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih
Kelas VII MTs NU Natal”, dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa
dalam pembelajaran Fiqih mengalami peningkatan dengan penerapan
media audio visual di kelas VII MTs NU Natal. Rincian hasilnya adalah
sebagai berikut: pada tahap awal (Pra Siklus), terdapat 9 siswa yang
mencapai ketuntasan, yang merupakan 31% dari total siswa, dengan

nilai rata-rata 49,93. Di sisi lain, 20 siswa atau 68,9% tidak tuntas. Pada
pertemuan pertama (Siklus I), jumlah siswa yang tuntas meningkat
menjadi 15 orang atau 51,7%, dengan nilai rata-rata 63,51, sedangkan
14 siswa atau 48,2% masih tidak tuntas. Pada pertemuan kedua (Siklus
I), jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 16 orang atau
55,1%, dengan nilai rata-rata 66,72, sementara 13 siswa atau 44,8%
tidak tuntas. Pada pertemuan ketiga (Siklus II), jumlah siswa yang tuntas
mencapai 22 siswa atau 75,8%, dengan nilai rata-rata 70,34, dan hanya
7 siswa atau 24,1% yang tidak tuntas. Dengan demikian, penggunaan
media audio visual terbukti mampu meningkatkan pemahaman siswa
pada mata pelajaran Fiqih di kelas VII MTs NU Natal sebesar 75,8%.
10

2. Penelitian Aini yang berjudul “Implementasi Audio Visual Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa PKK
Provinsi Lampung,” peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
dengan alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa kelas
VII/B Sekolah Luar Biasa PKK Provinsi Lampung, guru Pendidikan
Agama Islam, serta kepala sekolah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
yang signifikan dalam hasil belajar peserta didik setelah implementasi
media audio visual. Sebelumnya, nilai rata-rata hasil belajar siswa
adalah 67,71, namun setelah penerapan media tersebut, nilai rata-rata
meningkat menjadi 78,42. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama

10
Inda Lestari, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata
Pelajaran Fikih Kelas VII MTs NU Natal” (IAIN Padangsidimpuan, 2022).

Islam bagi siswa tunarungu di kelas VII/B Sekolah Luar Biasa PKK
Provinsi Lampung.
11

3. Penelitian Puspita yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran
Audio Visual oleh Guru Mata Pelajaran Fiqih dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa di MAN II Malang” Penelitian ini
mendeskripsikan bagaimana guru mata pelajaran Fiqih memanfaatkan
media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio
visual perlu dijadwalkan dengan baik agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung efektif. Sebelum menggunakan media tersebut, pendidik
harus melakukan persiapan, melaksanakan kegiatan pembelajaran, serta
melakukan kegiatan lanjutan. Selain itu, fasilitas pendukung seperti
televisi, video, komputer, LCD, dan laboratorium bahasa sangat penting
untuk membantu siswa menjadi lebih responsif, cerdas, dan terampil
dalam menggunakan teknologi. Namun, penelitian ini juga mencatat
beberapa hambatan, seperti minimnya fasilitas dan keterlambatan dalam
pelaksanaan.
12

Dari tiga telaah pustaka yang terdapat kesamaan Penggunaan Media
Audio Visual Fokus pada Pembelajaran Fiqih Semua penelitian
berfokus pada penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
Fiqih, menunjukkan relevansi media ini dalam konteks pendidikan
agama Islam.Peningkatan hasil belajar ketiga penelitian menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan media audio
visual. Penelitian pertama mencatat peningkatan ketuntasan belajar,

11
Latipah Aini, “Implementasi Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Anak Tunarungu Di Sekolah Luar Biasa PKK Provinsi Lampung” (UIN Raden Intan
Lampung, 2018).
12
Cici Adya Islam Puspita, “Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Oleh Guru Mata
Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MAN II Malang” (Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2014).

penelitian kedua menunjukkan kenaikan nilai rata-rata, dan penelitian
ketiga mencatat peningkatan motivasi belajar. Pentingnya Persiapan
Penelitian ketiga menekankan pentingnya persiapan yang matang
sebelum menggunakan media audio visual, termasuk perencanaan
jadwal, penyiapan materi, dan fasilitas pendukung.
Perbedaan Tipe Penelitian: Penelitian pertama dan kedua
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data berupa nilai rata-rata
dan persentase ketuntasan siswa. Penelitian ketiga menggunakan
pendekatan kualitatif dengan fokus pada deskripsi bagaimana guru
memanfaatkan media audio visual dan dampaknya terhadap motivasi
belajar. Subjek Penelitian: Penelitian pertama dilakukan di MTs NU
Natal dengan subjek siswa kelas VII, penelitian kedua di Sekolah Luar
Biasa PKK Provinsi Lampung dengan subjek siswa tunarungu kelas VII,
dan penelitian ketiga di MAN II Malang dengan subjek siswa kelas tidak
disebutkan.Materi Pelajaran Penelitian pertama dan ketiga berfokus
pada pembelajaran Fiqih secara umum, sementara penelitian kedua
berfokus pada Pendidikan Agama Islam.

D. Penegasan Istilah
Penegasan istilah diperlukan sebagai penjelas terhadap kata dan
istilah-istilah sebagai batasan agar tidak terjadi berbagai asumsi dan
pemahaman yang kurang tepat dalam memahami. Adapun istilah yang perlu
dijelaskan antara lain:
1. Implementasi
Secara umum Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti pelaksanaan atau penerapan. Istilah ini sering
dikaitkan dengan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Implementasi dapat dipahami sebagai penempatan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi ke dalam tindakan praktis yang

diharapkan dapat memberikan dampak, baik dalam bentuk
perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap
13

2. Media Audio Visual
Media audio visual adalah alat yang menggabungkan unsur
suara dan gambar untuk menyampaikan informasi secara efektif.
Dalam konteks pendidikan, penggunaan media audio visual
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran. Menurut Miarso, media audio visual dapat membuat
proses belajar lebih menarik dan interaktif, sehingga siswa tidak
hanya pasif mendengarkan, tetapi juga aktif terlibat dalam
pembelajaran. Hal ini penting untuk meningkatkan daya ingat dan
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
14

3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan yang menjamin kelangsungan kegiatan
belajar. Motivasi merangsang minat siswa untuk belajar. Motivasi
ditandai dengan ketekunan dalam menghadapi kesulitan, kerja keras,
dan ketahanan terhadap kebosanan. Motivasi belajar sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Siswa
mencapai nilai bagus ketika motivasi berada didalam diri mereka.
Oleh karena itu, motivasi belajar sangatlah penting.
15

4. Mata Pelajaran Fiqih Bab Haji
pendidikan Agama Islam di madrasah terdiri dari beberapa
rumpun mata pelajaran, yaitu Al-Quran dan Hadits, Aqidah dan

13
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Implementasi, 2016, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Implementasi.
14
Miorso,M.(2021). Media Pendidikan: Perencanaan, produksi, dan Pemanfaatan. Jakarta: PT.
Grafindo Media Pratama.
15
Dkk. Elvira, Neni Z, “Studi Literatur: Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,” Jurnal Literasi
Pendidikan 1, no. 2 (2022): 350–359,

Akhlak, Fiqih, serta Tarikh Al-Islamiyah. Fiqih adalah salah satu
mata pelajaran yang penting dalam rumpun Pendidikan Agama
Islam, yang dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran
Islam, baik dalam konteks ibadah maupun muamalah.Pembahasan
dalam fiqih mencakup beberapa aspek, antara lain:
a. Ibadah: Meliputi thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Muamalah: Mencakup transaksi seperti jual beli dan pernikahan.
c. Jinayah: Mengulas mengenai batasan sanksi, hukuman, dan proses
pembuktian melalui kesaksian.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa fiqih memegang peranan
penting dalam kehidupan kita karena mencakup berbagai aspek yang
fundamental dalam praktik keagamaan sehari-hari.
16
Hal ini,
fokusnya adalah pada bab Haji, yang mencakup aspek-aspek penting
terkait pelaksanaan ibadah Haji. Bab Haji dalam Fiqih mencakup
pengajaran tentang rukun dan syarat Haji, tata cara pelaksanaan, serta
makna dan hikmah di balik ibadah Haji. Penelitian ini akan menilai
efektivitas media audio visual dalam membantu siswa memahami
materi ini secara lebih mendalam.

E. Fokus Penelitian
1. Bagaimana implementasi media audio visual dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V bab haji di MI
Tahfidz Zhilalul Qur’an?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
mengimplementasikan media audio visual dalam meningkatkan

16
S.Hadi, “Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Semarang.”

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas V bab haji di MI
Tahfidz Zhilalul Qur’an?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan dari
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui implementasi media audio visual dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih bab
haji di MI Tahfidz Zhilalul Qur’an.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
mengimplementasikan media audio visual dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih bab haji di MI
Tahfidz Zhilalul Qur’an.
G. Manfaat Penelitian
Segala tindakan dan perbuatan yang lakukan diharapkan
mengandung manfaat baik bagi dirinya maupun orang lain. Oleh karena
itu, berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Maka
penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, antara lain:
a. Secara Teoritis
1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan dan pendidikan, khususnya dalam bidang pembelajaran
Fiqih. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang bagaimana media audio visual dapat
digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Fiqih.
2. Menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian serupa. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi
dan inspirasi bagi peneliti lain yang ingin mempelajari tentang
implementasi media audio visual dalam pembelajaran Fiqih.
b. Secara Praktis

1. Bagi siswa
a. Siswa mendapat pengalaman pembelajaran dengan metode
praktikum media audio visual sehingga menjadi lebih semangat,
dinamis, sekaligus dimudahkan dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru kelas di madrasah.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran Fiqih bab Haji di MI
Tahfidz Zhilalul Qur’an. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan rekomendasi bagi guru Fiqih di MI Tahfidz Zhilalul
Qur’an untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
memanfaatkan media audio visual secara efektif.
b. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran
Fiqih bab Haji. Dengan memahami pengaruh media audio visual
terhadap motivasi belajar, guru dapat merancang strategi
pembelajaran yang lebih menarik dan memotivasi siswa.
c. Memberikan solusi bagi guru dalam mengatasi kesulitan dalam
menyampaikan materi Fiqih bab Haji. Penelitian ini dapat
membantu guru menemukan cara yang lebih efektif dalam
menyampaikan materi yang kompleks dan abstrak, seperti Fiqih
bab Haji, dengan menggunakan media audio visual.
3. Bagi madrasah
a. Meningkatkan kualitas pendidikan di MI Tahfidz Zhilalul
Qur’an. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi sekolah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi dan media audio visual.
b. Membantu sekolah dalam memilih dan menerapkan media audio
visual yang tepat untuk pembelajaran Fiqih. Hasil penelitian ini
dapat menjadi dasar bagi sekolah dalam memilih media audio
visual yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

4. Bagi peneliti
a. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan media
pembelajaran audio visual dalam kegiatan belajar mengajar pada
mata pelajaran fikih.
b. Menjadi bekal peneliti sebagai calon guru madrasah ibtidaiyah
agar siap melaksanakan tugas di lapangan.

H. Landasan Teori
1. Media Audio Visual
a. Pengertian media pembelajaran
Media pembelajaran berperan penting dalam proses belajar
mengajar. Sebagai alat bantu, media membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dengan lebih mudah dan efektif,
sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik. Oleh
karena itu, media merupakan komponen penting dalam mencapai
tujuan pendidikan
17

b. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Sanjaya mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan
sifatnya menjadi tiga jenis:
1. Media Auditif: Media ini mengandalkan suara sebagai sumber
informasi, seperti radio dan rekaman suara.
2. Media Visual: Media ini mengandalkan gambar sebagai sumber
informasi, seperti film slide, foto, lukisan, dan bahan cetak lainnya.
3. Media Audio Visual: Media ini menggambungkan unsur suara dan
gambar, seperti rekaman video, slide suara, dan media serupa lainya.
18


17
I Rahmayani, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Peroses Pembelajaran,” Cakrawala Dini 5,
no. (2) (2015): 57–63.
18
Ibid.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa
untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
19

Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman konkrit dan juga
sebagai perantara dapat membantu pembelajaran siswa.
c. Pengertian Media Audio Visual
Media audio visual berasal dari dua kata, yaitu “audio “ dan
“visual”Media Audio berasal dari bahasa Latin "audīre," yang berarti
"mendengar" atau "suara." Yang merupakan konteks media, audio
mengacu pada elemen suara, yang mencakup musik, narasi, dialog, dan
efek suara. Elemen audio berfungsi untuk menyampaikan informasi
secara lisan dan memberikan nuansa emosional pada konten yang
disajikan. Media Visual berasal dari bahasa Latin "visus," yang berarti
"melihat" atau "gambar." Yang merupakan konteks media, visual
mencakup gambar, grafik, video, dan animasi. Elemen visual berfungsi
untuk menyampaikan informasi secara visual, memungkinkan audiens
untuk melihat dan memahami konten secara lebih jelas.
20

Media audio visual adalah alat yang menggabungkan unsur suara
dan gambar untuk menyampaikan informasi secara efektif. Dalam
konteks pendidikan, penggunaan media audio visual bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Menurut
Miarso, media audio visual dapat membuat proses belajar lebih menarik
dan interaktif, sehingga siswa tidak hanya pasif mendengarkan, tetapi
juga aktif terlibat dalam pembelajaran. Hal ini penting untuk

19
Amelia Putri Wulandari et al., “Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar,”
Journal on Education 5, no. 2 (2023): 3928–3936.
20
Miarso, M. (2021). Media Pendidikan: Perencanaan, Produksi, dan Pemanfaatan. Jakarta: PT.
Grafindo Media Pratama.

meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan.
21

d. Macam-Macam Audio Visual
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru
dan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Berikut ini adalah
macam-macam media audio visual :
1. Film
Film merupakan media audio visual yang memadukan gambar
begerak dan suara, berperan penting dalam penyampaian informasi,
cerita, dan pesan. Di dunia pendidikan dan pembelajaran, film
menjadi alat bantu yang efektif untuk meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran.
2. Vidio
Video yang merupakan media audio visual yang menggambungkan
gambar begerak dan suara, digunakan untuk menyampaikan
informasi, cerita, atau pesan. Di dunia pendidikan, video terbukti
menjadi alat bantu efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
3. Televisi
Televisi merupakan media yang menggunakan gamabar bergerak dan
suara untuk menampilkan informasi, hiburan, dan pendidikan.
Televisi dapat menjangkau banyak orang dan berperan penting dalam
menyebarkan informasi dan mendidik masyarakat.
Dari beberapa macam media audio visual tersebut, peneliti akan
menambahkan contoh media sosial yang terpopuler yang berkaitan dengan
media audio visual yang dapat digunakan dalam media pembelajaran. Akan

21
Miorso,M.(2021). Media Pendidikan: Perencanaan, produksi, dan Pemanfaatan. Jakarta: PT.
Grafindo Media Pratama.

tetapi pendidik dapat memilih media sosial yang dapat membantu dalam
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran sesuai dengan
materinya. Media sosial yang dapat membantu dalam media pembelajaran
sebagai berikut:
22

1. Youtube
Youtube merupakan sebuah website yang menfasilitasi penggunanya
untuk berbagi video yang mereka miliki, atau sebatas menikmati
berbagai video klip yang diunggah oleh berbagai pihak.
2. Instagram
Instagram adalah platform media sosial yang tersedia di berbagai
perangkat, termasuk smartphone Android dan iPhone, serta Windows
Phone. Kini, Instagram juga dapat diakses melalui komputer desktop
atau PC.
3. Facebook
Facebook adalah platform jejaring sosial yang memungkinkan
pengguna untuk terhubung, berinteraksi, dan berbagi informasi untuk
berbagai keperluan, baik personal maupun rekreatif.
4. Tik tok
TikTok adalah platform media sosial yang memungkinkan pengguna
membuat dan berbagi video pendek, biasanya dengan musik latar
belakang.
e. Fungsi Media Audio Visual
Media pembelajaran berfungsi sebagai salah satu sumber belajar
bagi siswa untuk memperoleh pesan dan informasi yang diberikan oleh
guru sehingga materi pembelajaran lebih meningkat dan membentuk
pengetahuan siswa sehingga tujuan peserta didik dan pendidik tercapai

22
Dewi Retno Budiastuti, “Penggunaan Media Sosial Instagram, Youtube, Dan Facebook Sebagai
Sarana Komunikasi Bagi SMP Terpadu Darussalam,” Jurnal Public Relations (J-PR) 3, no. 1 (2022): 61–
72.

dengan baik.
23
Beberapa fungsi yang dapat kita ambil dalam
menggunakan media audio visual:
1. Meningkatkan minat dan perhatian siswa
2. Mempermudah pemahaman materi
3. Menciptakan armosfer belajar yang positif
4. Memperkuat ingatan dan
5. Muningkatkan motivasi
f. Kelebihan Media Audio Visual
Media audio visual memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat digunakan untuk kelas besar: Media audio visual seperti video
atau presentasi dapat diakses oleh seluruh kelas secara bersamaan,
sehingga cocok untuk pembelajaran klasikal.
2. Dapat digunakan secara spontan: Media audio visual dapat diputar
langsung saat dibutuhkan, tanpa perlu persiapan yang lama.
3. Dapat digunakan berulang kali: Media audio visual dapat diputar
berkali-kali tanpa mengalami kerusakan, sehingga dapat digunakan
untuk mengulang materi atau untuk pembelajaran mandiri.
4. Dapat menyajikan materi yang sulit dijelaskan secara
langsung: Media audio visual dapat menampilkan objek yang sulit
atau berbahaya untuk ditunjukkan secara langsung di kelas, seperti
objek yang berukuran besar, objek yang berbahaya, atau objek yang
berada di lokasi yang jauh.
5. Dapat menyajikan objek secara detail: Media audio visual dapat
memperlihatkan objek secara detail, seperti bagian dalam organ tubuh
manusia atau struktur atom.

23
Teni Nurrita, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,”
Jurnal misykat 3, no. 1 (2018): 171–187.

6. Tidak memerlukan ruang gelap: Media audio visual seperti video atau
slide show dapat ditampilkan di ruangan terang tanpa mengurangi
kualitas gambar.
7. Dapat diputar lebih lambat atau lebih cepat: Media audio visual seperti
video dapat diputar lebih lambat untuk melihat detail yang sulit
dipahami atau diputar lebih cepat untuk mempercepat proses
pembelajaran.
8. Menampilkan gambar dan suara: Media audio visual dapat
menampilkan gambar dan suara secara bersamaan, sehingga
memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan mendalam.
g. Kelemahan Media Audio Visual
Meskipun memiliki banyak kelebihan, media audio visual juga
memiliki kelemahan, seperti:
1. Kesulitan dalam revisi: Memperbaiki atau mengubah konten media
audio visual, seperti video atau animasi, bisa menjadi proses yang
rumit dan memakan waktu.
2. Biaya yang relatif mahal: Membuat media audio visual berkualitas
tinggi, seperti video profesional, bisa membutuhkan biaya yang cukup
besar.
3. Membutuhkan keahlian khusus: Membuat dan menggunakan media
audio visual secara efektif membutuhkan keahlian khusus, seperti
kemampuan mengedit video, membuat animasi, atau mendesain
presentasi.
4. Peralatan yang lengkap: Untuk menggunakan media audio visual
secara optimal, dibutuhkan peralatan yang lengkap, seperti komputer,
proyektor, speaker, dan perangkat lunak editing.
24


24
Ayu Fitria, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini,” Cakrawala Dini:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2 (2014).

h. Langkah-Langkah Penerapan Media Audio Visual
Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, guru perlu
memahami langkah-langkah tepat dalam menggunakan media audio
visual selama proses pembelajaran. Berdasarkan analisis dan kajian buku
langkah-langkah penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
sebagai berikut:
1. Tahap Pertama
a. Guru harus menyusun rencana pembelajaran yang terstruktur,
termasuk cara penggunaan media audio visual.
b. Guru perlu mempelajari petunjuk penggunaan media audio visual
yang akan digunakan.
c. Guru harus memastikan peralatan media audio visual siap
digunakan dan dalam kondisi baik.
2. Tahap Pelaksanaan/Penyajian
a. Guru harus memastikan semua peralatan media audio visual
lengkap dan siap digunakan.
b. Media audio visual yang digunakan harus mengandung
penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Media audio visual harus berisi uraian materi pembelajaran yang
jelas dan mudah dipahami.
3. Tahap Tindak Lanjut
a. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperdalam pemahaman materi melalui diskusi atau aktivitas
lain.
b. Tahap tindak lanjut juga bertujuan untuk mengukur efektivitas
pembelajaran yang telah dilakukan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan penggunaan
media audio visual dapat meningkatkan motivasi pembelajaran dan
membantu siswa memahami materi dengan baik.
25

2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan suatu kegiatan yang memiliki
dorongan dari luar dan dari dalam diri dalam melakukan aktivitas belajar
guna tercapainya tujuan dan keinginan dari individu. Motivasi belajar
merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran. Menurut Deci dan Ryan motivasi dapat
dibedakan menjadi dua jenis: motivasi intrinsik, yang berasal dari dalam
diri siswa, dan motivasi ekstrinsik, yang berasal dari faktor luar seperti
penghargaan atau pengakuan. Penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan kedua jenis motivasi ini dengan menciptakan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan menarik. Siswa yang
termotivasi cenderung lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
26

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
2. Kemampuan siswa kondisi siswa
3. Kondisi lingkungan siswa
4. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Berdasarkan ini akan menjelaskan banyak faktor yang mungkin
memicu semangat dan motivasi belajar pada siswa, sehingga motivasi
belajar dapat memicu keberhasialan siswa itu sendiri.

25
Ibid.
26
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2020). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New
Directions. Contemporary Educational Psychology, 25(1), 54-67.

c. Indikator Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat diukur melalui beberapa indicator,
27
yaitu:
1. Keinginan Sukses: Adanya hasrat dan keinginan kuat untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar.
2. Dorongan Internal: Adanya dorongan dan kebutuhan intrinsik yang
mendorong individu untuk belajar.
3. Harapan Masa Depan: Adanya harapan dan cita-cita yang ingin
dicapai melalui proses belajar.
4. Apresiasi dan Penghargaan: Adanya penghargaan dan pengakuan
atas usaha dan pencapaian dalam belajar.
5. Keterlibatan dan Minat: Adanya kegiatan belajar yang menarik dan
memotivasi, sehingga membuat siswa ingin terlibat aktif.
6. Lingkungan Kondusif: Adanya situasi belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa untuk belajar dengan maksimal.
3. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Implementasi
Media Audio Visual
Berdasarkan wawancara yang peneliti dapatkan, peneliti
menemukan kelebihan media audio visual yang mendukung
penerapan pada saat pembelajaran berlangsung:
1. Sarana dan prasarana berupa fasilitas yang memadai untuk
mendukung penggunaan media audio visual
2. Dukungan dari pihak sekolah dalam penggunaan media audio visual
dan menyediakan sumber yang dibutuhkan.
3. Guru yang kreatif dan inovatif yang memiliki kemampuan dan
keinginan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang menarik.

27
A. Muafiah Nasrah, “Analisis Motivasi Belajaar Dan Hasil Belajar Daring Mahasiswa Pada Masa
Pandemik Covid-19,” Riset Pendidikan Dasar 3, no. 2 (2020): 207–213.

4. Siswa yang menunjukkan minat dan antusias dalam pembelajaran
yang menggunakan media audio visual agar lebih menyenangkan.
Setiap ada faktor pendukung suatu proses pembelajaran pastilah ada
faktor penghambat yang dihadapi oleh guru saat penerapan media audio
visual saat kegiatan belajar mengajar, diantaranya:
1. Keterbatasan akses internet yang tidak stabil saat penggunaan media
audio visual secara optimal.
2. Kurangnya pelatihan dan pengembangan guru agar meningkatkan
kemampuan penggunaan media audio visual.
3. Keterbatasan waktu dan sumber daya saat mempersiapakan materi
yang melibatkan media audio visual
4. Masalah teknis seperti kerusakan peralatan atau gangguan aliran
listrik dapat mengganggu penggunaan media audio visual.
5. Beberapa guru atau pihak sekolah mungkin belum sadar akan
pentingnya media audio visual.
4. Implementasi Media Audio Visual dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fikih Bab Haji
Implementasi media audio visual diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Penggunaan video edukasi tentang haji,
presentasi multimedia, dan diskusi interaktif setelah menonton dapat
membuat siswa lebih terlibat dalam pembelajaran. Menurut Widiastuti,
penerapan media yang tepat dalam pembelajaran dapat meningkatkan
partisipasi siswa dan mendorong mereka untuk aktif dalam proses
belajar, sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka.
28


28
Widiastuti, I. (2023). Strategi Pembelajaran Aktif dengan Media Audio Visual. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 9(1), 67-78.

Berikut beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
implementasi media audio visual dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa mata pelajaran fikih bab haji:
1. Penggunaan Media Audio Visual yang meliputi: frekuensi
penggunaan media audio visual, jenis media yang digunakan, kualitas
media, dan kesesuaian media dengan materi.
2. Keterlibatan Siswa yang meliputi: partisipasi aktif, minat siswa,
antusias siswa, dan konsentrasi.
3. Motivasi Belajar yang meliputi: meningkatkan keinginan belajar,
meningkatkan rasa ingin tahu, dan meningkatkan prestasi belajar.
4. Evaluasi dan Umpan Balik yang meliputi: evaluasi efektivitas media,
umpan balik dari siswa, penyesuaian penggunaan media berdasarkan
hasil evaluasi dan umpan balik dari siswa.

I. Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Penelitian lapangan atau studi lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang dilakukan secara
langsung di lokasi atau setting yang menjadi objek penelitian.
Pendekatan kualitatif menekankan pada pemahaman mendalam tentang
suatu fenomena sosial, budaya, atau perilaku manusia melalui
pengumpulan data yang bersifat deskriptif.
Penelitian kualitatif memiliki beberapa jenis, masing-masing dengan
fokus dan tujuan yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis penelitian
kualitatif menurut fadli sebagai berikut:
a. Fenomenologi : Mengungkap dan memahami pengalaman unik
individu, termasuk keyakinan mereka, terkait dengan suatu
fenomena.

b. Etnografi : Menggambarkan, menganalisis, dan menafsirkan pola
perilaku, kepercayaan, dan bahasa dalam suatu kelompok budaya.
c. Hermeneutik: Menginterpretasikan makna di balik tindakan
manusia, teks, dan materi.
d. Grounded Theory: Mengembangkan teori baru secara induktif
berdasarkan data lapangan.
e. Naratif/Historis: Memahami identitas dan pandangan dunia
seseorang melalui cerita-cerita yang mereka bagikan.
f. Studi Kasus: Mempelajari dan memahami perilaku manusia
berdasarkan opini mereka melalui analisis mendalam suatu
kasus.
29

Metode kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mendalami
fenomena sosial melalui pengumpulan data non-numerik, seperti
wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Tujuannya adalah untuk
memahami secara mendalam apa yang dialami subjek penelitian, seperti
perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan, secara holistik dan deskriptif
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dalam konteks khusus yang
alamiah.
30
Metode ini memanfaatkan metode alamiah dan biasanya
digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikologi,
sosiologi, dan antropologi, untuk mendapatkan wawasan mendalam
tentang perilaku dan pandangan individu dan kelompok.
2. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena

29
Dian Satria Charismana, Heri Retnawati, and Happri Novriza Setya Dhewantoro, “Motivasi Belajar
Dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ppkn Di Indonesia: Kajian Analisis Meta,” Bhineka Tunggal
Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn 9, no. 2 (2022): 99–113.
30
Djam Satori and Aan Komariah, “Metodologi Penelitian Kualitatif” (2009).

yang dikaji, penting untuk memberikan gambaran singkat tentang lokasi
penelitian ini. MI Tahfizh Zhilalul Qur’an beralamat di desa
Raguklampitan Batealit Jepara. Berdiri mulai tahun 2015. MI ini
merupakan salah satu MI di Jepara yang pelaksanaan program
tahassusnya menggunakan pembelajaran metode Qiroati sebagai Upaya
peningkatan dan pembenahan bacaan al Qur’an peserta didik menjadi
lebih baik.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu yang akan menjadi fokus dalam
proses penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan objek penelitian
adalah fenomena, peristiwa, atau aspek yang akan diteliti. Subjek
penelitian ini akan digali langsung dari pihak-pihak yang terkait dan data-
data dari instansi yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini subjek
penelitainya yaitu:
1. Guru kelas V MI Tahfidz Zhilalul Qur’an
2. Siswa kelas V MI Tahfidz Zhilalul Qur’an
Sedangkan objeknya yaitu implementasi media audio visual dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Obsevasi merupakan dasar dalam semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuan dapat melakukan pekerjaan, bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta yang harus diperoleh untuk keabsahan yang diperoleh melalui
observasi.
31
Adapun pengertian lain, yaitu obsevasi merupakan cara
peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan dan
mencatat setiap kegiatan penting yang sedang berlangsung, maka

31
Lexy J Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan Ke-36, Bandung: PT,” Remaja
Rosdakarya Offset 6 (2017).

obsevasi merupakan suatu kegiatan yang sitematis berupa pencatatan
fenomena, objek, perilaku yang akan diteliti serta hal-hal lain yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan terlebih dalam penelitian.
Penelitian ini peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap
objek yang akan diteliti di MI Tahfidz Zhilalul Qur’an Batealit Jepara.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara mengumpulkan data yang
sering digunakan dalam penelitian sosial. Peneliti berada langsung
secara tatap muka dalam proses mendapatkan informasi bagi
keperluan data primer. Wawancara digunakan untuk mendapatkan
informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan,
keinginan, dan sebagian yang diperlukan untuk mememuhi tujuan
peneliti. Wawancara merupakan berintraksi langsung antara kedua
belah pihak baik peneliti maupun subjek untuk mencapai tujuan dan
data yang didapat baik dan akurat.
32
Agar peneliti dapat mengetahui
secara detail tentang informasi Implementasi Media Audia Visual
yang ada di MI Tahfidz Zhilalul Qur’an. Wawancara juga sebagai
metode pengumpulan data dan termasuk jenis wawancara, jenis
pertanyaan, lama waktu wawancara, dan prosedur melakukan
wawancara.
33

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang teliti
bisa berupa dokumen resmi seperti surat putusan, surat intruksi,
sementara dokumen tidak resmi seperti surat nota, dan surat probadi

32
Rosaliza Mita, “Wawancara Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif,” Jurnal
Ilmu Budaya, 2015.
33
Imami Nur Rachmawati, “Data Collection in Qualitative Research: Interviews,” Indonesian Journal
of Nursing 11, no. 1 (2007): 35–40.

yang dapat memberikan informasi pendukung terhadap suatu
peristiwa. Penelitian kualitatif dokumen merupakan pelengkap dari
metode observasi dan wawancara. Metode dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumentasi dan data-data yang diperlukan dalam
penelitian yang ditelaah secara mendalam sehingga dapat mendukung
dan menambah kepercayaan, dan pembuktikan suatu kejadian.
34

Dokumentasi untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau
dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku ataupun yang lainya.
Peneliti mengunakan dokumentasi untuk memperoleh informasi
tentang sejarah berdirinya sekolah, keadaan gedung, fasilitas sekolah,
jumlah guru, data nilai, dan jumlah siswa yang ada di MI Tahfidz
Zhilalul Qur’an Batealit Jepara.
4. Metode analisis data
Analisis data kualitatif melibatkan tiga tahap utama: meringkas data,
menyusun data, dan menarik kesimpulan (Miles dan Huberman).
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, dan
merangkum data mentah yang dikumpulkan di lapangan. Proses ini
berkelanjutan selama penelitian, bahkan sebelum semua data
dikumpulkan. Hal ini dipengaruhi oleh kerangka konseptual penelitian,
pertanyaan penelitian, dan metode pengumpulan data yang dipilih
peneliti.
35

a. Reduksi Data(Data Reduction)
Reduksi data adalah proses untuk menyaring, mengelompokkan, dan
menyusun data mentah sehingga menjadi lebih terfokus dan mudah
dipahami. Proses ini melibatkan pembuangan informasi yang tidak

34
Wahid Murni, “Cara Mudah Menulis Proposal Dan Laporan Penelitian Lapangan,” Malang: UM
Press 2008.[Indonesian]35 (2008).
35
Huberman and Miles, “Teknik Pengumpulan Dan Analisis Data Kualitatif,” Jurnal Studi
Komunikasi dan Media 02, no. 1998 (1992): 1–11.

relevan dan pengorganisasian data yang tersisa agar dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan akhir.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah proses mengatur dan menyusun informasi agar
mudah dipahami dan dianalisis, sehingga memungkinkan kita untuk
menarik kesimpulan dan mengambil tindakan yang tepat berdasarkan
informasi tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Proses penarikan kesimpulan dilakukan oleh peneliti secara
berkelanjutan selama berada di lapangan. Sejak awal pengumpulan
data, mereka mulai mencari makna di balik objek, mengamati pola
dan keteraturan (mencatat teori), mencari penjelasan, dan hubungan
sebab-akibat.
5. Metode keabsahan data
a. Trianggulasi Sumber
Trianggulasi sumber merupakan teknik untuk mengungkap
kebenaran informasi dengan menggabungkan berbagai metode dan
sumber data. Mencari tahu kebenaran suatu informasi bisa dilakukan
dengan mengumpulkan berbagai jenis bukti dari berbagai sumber.
Misalnya, selain bertanya kepada orang (wawancara) dan melihat
langsung (observasi), peneliti juga bisa menggunakan bukti tertulis
seperti dokumen, arsip, catatan resmi, buku harian, dan bahkan foto.
Setiap jenis bukti ini memberikan informasi yang berbeda, sehingga
membantu kita memahami suatu kejadian dari berbagai sudut
pandang. Dengan mengumpulkan banyak informasi dari berbagai
sumber, kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dan
akurat tentang suatu kejadian.
b. Trianggulasi Metode

Trianggulasi metode melibatkan pembandingan informasi atau data
menggunakan pendekatan yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif,
peneliti sering mengandalkan wawancara, observasi, dan survei.
Untuk memastikan keakuratan dan kelengkapan informasi, peneliti
dapat menggabungkan metode wawancara bebas dan terstruktur, atau
mengombinasikan wawancara dengan observasi untuk
memverifikasi data. Selain itu, melibatkan informan yang berbeda
dapat memberikan perspektif tambahan dan membantu menguji
kebenaran informasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat dengan mempertimbangkan berbagai sudut
pandang. Triangulasi metode umumnya diterapkan saat terdapat
keraguan terhadap kebenaran data yang diperoleh dari subjek atau
informan. Namun, jika data sudah jelas, seperti teks, naskah, atau
transkrip film, triangulasi metode mungkin tidak diperlukan.
Meskipun demikian, triangulasi aspek lain, seperti triangulasi sumber
data, tetap penting untuk dilakukan.
36


J. Sistematika Penyusunan Skripsi
Penelitian ini terdiri 5 bab, sistematika penyusunan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab pendahuluan di dalamnya latar belakang, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, dan sistematika yang dibahas oleh peneliti.
BAB II : Landasan Teori IMPLEMENTASI MEDIA AUDIO VISUAL
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN FIQIH BAB HAJI.Bab ini akan diuraikan mengenai
teori-teori yang menjadi dasar membuat skripsi

36
Mudjia Rahardjo, “Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif” (2010).

BAB III: Laporan Hasil Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum MI Tahfidz Zhilalul Qur’an
meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, sarana
dan prasarana. Pembahasan selanjutnya adalah Implementasi Media
Audio Visual Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata
Pelajaran Fiqih Bab Haji.
BAB IV : Analisis IMPLEMENTASI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN FIQIH BAB HAJI.
BAB V : Penutup
Bagian penutup merupakan bagian yang paling akhir dari penelitian
yang berisi tentang kesimpulan, saran, dan penutup.

DAFTAR PUSTAKA

Susilowati,Evi, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam,” Al-Miskawaih: Journal of Science Education 1,
no. 1 (2022).
Hafid,Hasanuddin, Fuad, Zakki and Mas’ ud, Ali, “Peran Madrasah Dalam
Lembaga Pendidikan Islam Di Era Peradaban Modern,” Fikruna 4, no. 2
(2022).
Khaliq, Abdul and Ismail sm, NUrul Huda, Paradigma Pendidikan Islam, ed.
Zubaidi, n.d.
Hadi,S, “Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Di Madrasah Ibtidaiyah Semarang,”
Prints.Walisongo.Ac.Id 5, no. 1 (2022).
Junaidi, Junaidi, “Peran Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar,”
Diklat Review : Jurnal manajemen pendidikan dan pelatihan 3, no. 1
(2019).
Setiyawan,Hery, “Pemanfaatan Media Audio Visual Dan Media Gambar Pada
Siswa Kelas V,” Jurnal Prakarsa Paedagogia 3, no. 2 (2021).
Badruttamam, Choirul Anwar and Kholidah,Dwi Rosyidatul, “Implementasi Media
Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fikih,” ELEMENTARY : Journal of Primary Education 1, no. 1
(2023).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Implementasi, 2016,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Implementasi.
Miorso,M.(2021). Media Pendidikan: Perencanaan, produksi, dan Pemanfaatan.
Jakarta: PT. Grafindo Media Pratama.
Dkk. Elvira, Neni Z, “Studi Literatur: Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran,” Jurnal Literasi Pendidikan 1, no. 2 (2022).

Amelia Putri Wulandari et al., “Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Proses
Belajar Mengajar,” Journal on Education 5, no. 2 (2023).
Budiastuti,Dewi Retno, “Penggunaan Media Sosial Instagram, Youtube, Dan
Facebook Sebagai Sarana Komunikasi Bagi SMP Terpadu Darussalam,”
Jurnal Public Relations (J-PR) 3, no. 1 (2022).
Nurrita,Teni, “Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa,” Jurnal misykat 3, no. 1 (2018).
Fitria,Ayu, “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Anak Usia
Dini,” Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2 (2014).
Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2020). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic
Definitions and New Directions. Contemporary Educational Psychology,
25(1).
Muafiah Nasrah,A, “Analisis Motivasi Belajaar Dan Hasil Belajar Daring
Mahasiswa Pada Masa Pandemik Covid-19,” Riset Pendidikan Dasar 3,
no. 2 (2020).
Widiastuti, I. (2023). Strategi Pembelajaran Aktif dengan Media Audio Visual.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.
Charismana,Dian Satria, Retnawati,Heri, and Setya Dhewantoro, Happri Novriza,
“Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ppkn Di
Indonesia: Kajian Analisis Meta,” Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan
Praktik Pendidikan PKn 9, no. 2 (2022).
Rachmawati, Imami Nur, “Data Collection in Qualitative Research: Interviews,”
Indonesian Journal of Nursing 11, no. 1 (2007).
Rahardjo, Mudjia, “Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif” (2010).
Dkk. Elvira, Neni Z, “Studi Literatur: Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran,” Jurnal Literasi Pendidikan 1, no. 2 (2022).

PEDOMAN OBSERVASI IMPLEMENTASI MEDIA AUDIO
VISUAL DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA MATA PELAJARAN FIQIH BAB HAJI KELAS V DI MI
TAHFIDZ ZHILALUL QUR’AN

NO Aspek yang diobsevasi Keterangan
1 Antusiasme peserta didik Siswa terlihat tertarik dan fokus dalam
memperhatikan pembelajaran dari media
audio visual
2 Ketertarikan terhadap materi Siswa menunjukan rasa penasaran
terhadap pembelajaran media audio visual
3 Interaksi dengan Guru Siswa berinteraksi dengan guru
4 Pemahaman materi Siswa mampu memahami materi
pembelajaran menggunakan media audio
visual
5 Konsentrasi dan fokus Siswa tidak melakukan kegiatan lain
selama pembelajaran menggunakan audio
visual
6 Respon siswa Siswa lebih termotivasi mengunakan
media audio visual
7 Respon guru Guru lebih mudah saat proses mengajar
menggunakan media audio visual

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU KELAS V DI MI
TAHFIDZ ZHILALUL QUR’AN
Hari, Tanggal :
Narasumber :
Lokasi :


Pertanyaan :

1. Bagaimana Ibu mengimplementasikan media audio visual dalam pembelajaran
bab haji di kelas?
2. Jenis media audio visual apa saja yang Ibu gunakan dalam pembelajaran bab
haji? Berikan contohnya!
3. Bagaimana Ibu memilih media audio visual yang tepat untuk pembelajaran bab
haji?
4. Bagaimana Ibu mengintegrasikan media audio visual dengan metode
pembelajaran lainnya dalam pembelajaran bab haji?
5. Bagaimana Ibu menilai efektivitas penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran bab haji?
6. Bagaimana menurut Ibu, apakah penggunaan media audio visual dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari bab haji?
7. Bagaimana pengaruh media audio visual terhadap motivasi belajar siswa dalam
mempelajari bab haji?
8. Apakah Ibu melihat perubahan dalam motivasi belajar siswa setelah
menggunakan media audio visual dalam pembelajaran bab haji?
9. Apa saja indikator yang Ibu gunakan untuk menilai motivasi belajar siswa
dalam mempelajari bab haji?
10. Apa saja strategi lain yang Ibu gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam mempelajari bab haji selain media audio visual?

11. Apakah ada kendala atau kesulitan yang Ibu hadapi saat menggunakan media
audio visual?
12. Apa saja yang menghambat Ibu dalam menggunakan media audio visual untuk
mengajar bab haji?
13. Bagaimana Ibu mengatasi kendala tersebut?
14. Apa saran Ibu untuk meningkatkan penggunaan media audio visual dalam
mengajar bab haji?

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA KELAS V DI MI
TAHFIDZ ZHILALUL QUR’AN
Hari, Tanggal :
Narasumber :
Lokasi :


Pertanyaan :

1. Apakah kamu pernah belajar tentang bab haji di pelajaran fiqih menggunakan
media audio visual? Jika ya, sebutkan contohnya!
2. Bagaimana menurutmu penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
bab haji? Apakah media tersebut membantu kamu memahami materi?
3. Apa saja manfaat yang kamu rasakan dari penggunaan media audio visual
dalam pembelajaran bab haji?
4. Apakah ada bagian tertentu dalam pembelajaran bab haji yang menurutmu lebih
mudah dipahami dengan menggunakan media audio visual?
5. Apakah ada bagian tertentu dalam pembelajaran bab haji yang menurutmu
kurang efektif jika menggunakan media audio visual?
6. Apakah kamu merasa termotivasi untuk belajar bab haji setelah menggunakan
media audio visual?
7. Bagaimana media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajarmu dalam
mempelajari bab haji?
8. Apakah ada hal lain yang dapat meningkatkan motivasi belajarmu dalam
mempelajari bab haji selain media audio visual?
9. Apa saja yang menurutmu menjadi faktor pendukung dalam penggunaan media
audio visual untuk pembelajaran bab haji?
10. Apakah ada kendala atau kesulitan yang kamu alami saat pembelajaran bab haji
menggunakan media audio visual?

11. Apa saja yang menurutmu menjadi faktor penghambat dalam penggunaan
media audio visual untuk pembelajaran bab haji?
12. Apa saran kamu untuk meningkatkan efektivitas penggunaan media audio
visual dalam pembelajaran bab haji?