pengembangan kurikulum bagian fahma.docx

JalaluddinAssabti 0 views 7 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 7
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7

About This Presentation

Untuk presentasi


Slide Content

Prinsip dan Komponen Desain Kurikulum
Pendahuluan
Kurikulum merupakan salah satu komponen terpenting dalam sistem
pendidikan, karena berfungsi sebagai pedoman arah dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Melalui kurikulum, tujuan pendidikan dapat diterjemahkan ke
dalam bentuk nyata berupa isi, metode, strategi, serta evaluasi yang
dilakukan di sekolah. Oleh karena itu, desain kurikulum tidak boleh disusun
secara sembarangan, tetapi harus memperhatikan prinsip-prinsip tertentu
yang menjadi landasan, serta komponen-komponen yang saling terkait.
Dengan adanya prinsip dan komponen yang jelas, kurikulum dapat berjalan
efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat serta
perkembangan zaman. Seperti dikemukakan Prasetyo dan Hamami,
kurikulum yang baik adalah kurikulum yang disusun berdasarkan prinsip
pengembangan yang terarah sehingga dapat dijalankan dalam praktik
pendidikan.
Pembahasan
1. Prinsip Desain Kurikulum
Prinsip adalah dasar atau pedoman utama dalam merancang
kurikulum. Tanpa prinsip, kurikulum akan kehilangan arah dan cenderung
tidak sesuai dengan kebutuhan nyata. Menurut Prasetyo dan Hamami,
prinsip utama dalam pengembangan kurikulum mencakup: relevansi, yaitu
kesesuaian isi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik, tuntutan
masyarakat, dunia kerja, dan perkembangan ilmu pengetahuan; fleksibilitas,
yaitu kemampuan kurikulum untuk menyesuaikan dengan kondisi beragam
baik antar daerah, sekolah, maupun peserta didik; kontinuitas, yaitu
kesinambungan antara isi kurikulum di setiap jenjang pendidikan; serta
efektivitas dan efisiensi, yaitu ketercapaian tujuan dengan memanfaatkan
waktu, biaya, dan tenaga secara optimal. Prinsip-prinsip ini memberikan
arah agar kurikulum tidak hanya indah di atas kertas, tetapi juga dapat
diterapkan dengan baik di lapangan.

2. Komponen Desain Kurikulum
Selain prinsip, kurikulum juga terdiri dari komponen-komponen
utama yang saling berkaitan. Menurut Siregar, terdapat empat komponen
pokok dalam desain kurikulum: tujuan, isi, proses pembelajaran, dan
evaluasi. Tujuan berfungsi sebagai arah utama dari keseluruhan proses
pendidikan, baik bersifat umum seperti tujuan pendidikan nasional, maupun
khusus seperti tujuan mata pelajaran. Isi atau materi pembelajaran mencakup
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dipelajari siswa. Strategi
atau proses pembelajaran menjelaskan metode, pendekatan, media, serta
interaksi guru dan peserta didik dalam proses belajar-mengajar. Sementara
itu, evaluasi berfungsi untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
sekaligus menjadi dasar untuk memperbaiki kurikulum. Keempat komponen
ini saling berhubungan: tujuan menentukan isi, isi mempengaruhi strategi
pembelajaran, dan semua itu harus dievaluasi untuk mengukur keberhasilan
serta memberi umpan balik.
Selain komponen utama yang telah dibahas sebelumnya, desain
kurikulum juga mencakup beberapa aspek penting berikut:
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan arah utama dari suatu kurikulum.
Tujuan ini berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan peserta didik dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran mencakup
tujuan umum seperti tujuan pendidikan nasional serta tujuan khusus yang
lebih spesifik pada kompetensi dasar dan inti yang ingin dicapai dalam
setiap mata pelajaran.
2. Isi/Materi Pelajaran
Isi atau materi pelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang akan dipelajari oleh peserta didik. Materi harus disusun berdasarkan
relevansi dengan kebutuhan peserta didik, perkembangan ilmu pengetahuan,
serta nilai-nilai sosial dan budaya. Pemilihan isi harus memperhatikan
kebermanfaatan serta kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta
didik.

3. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran berkaitan dengan metode, pendekatan, media,
dan teknik yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi yang baik adalah strategi yang dapat menyesuaikan dengan kondisi
kelas, karakteristik peserta didik, serta jenis materi yang diajarkan.
4. Evaluasi/Penilaian
Evaluasi atau penilaian berfungsi untuk mengukur sejauh mana tujuan
pembelajaran tercapai. Evaluasi tidak hanya berfokus pada hasil akhir
(output), tetapi juga pada proses pembelajaran. Penilaian dapat berupa tes
tertulis, penilaian keterampilan, portofolio, maupun observasi. Evaluasi yang
baik akan memberikan umpan balik bagi peserta didik, guru, maupun
pengembang kurikulum.

5. Urutan dan Kontinuitas Materi (Scope and Sequence)
Kurikulum harus disusun dengan memperhatikan urutan (scope) dan
kesinambungan (sequence) materi. Scope berarti keluasan materi yang
diajarkan, sedangkan sequence berarti urutan penyajian materi dari yang
sederhana menuju yang kompleks, dari konkret menuju abstrak, serta dari
mudah menuju sulit. Hal ini penting agar pembelajaran berlangsung
sistematis dan peserta didik tidak mengalami kebingungan.

6. Kesesuaian dengan Kebutuhan Peserta Didik dan Masyarakat
Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan nyata peserta didik serta
tuntutan masyarakat. Artinya, isi dan tujuan kurikulum harus membantu
peserta didik untuk mampu menghadapi tantangan kehidupan, baik dalam
aspek pribadi, sosial, maupun profesional. Kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat akan menghasilkan lulusan yang adaptif, produktif,
dan berkontribusi positif bagi lingkungannya.
3. Keterkaitan Prinsip dan Komponen
Prinsip dan komponen kurikulum tidak bisa dipisahkan. Prinsip
berfungsi sebagai pedoman atau arah, sementara komponen adalah isi nyata
dari kurikulum. Misalnya, ketika menetapkan tujuan pembelajaran, prinsip
relevansi memastikan tujuan tersebut sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Begitu pula, dalam pemilihan strategi pembelajaran, prinsip efektivitas dan
efisiensi menjadi dasar agar pembelajaran tidak hanya berjalan menarik
tetapi juga mencapai hasil maksimal. Dengan kata lain, prinsip dan
komponen kurikulum adalah dua sisi yang saling melengkapi dan
menentukan keberhasilan pendidikan.
4. Bentuk-bentuk Organisasi Kurikulum
1.) Kurikulum Terpisah (Separated Subject Curriculum)
Kurikulum terpisah adalah bentuk organisasi kurikulum di mana setiap mata
pelajaran berdiri sendiri tanpa dikaitkan dengan mata pelajaran lain.
Misalnya, Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan IPS diajarkan secara
terpisah. Kelebihannya adalah mudah dilaksanakan dan sesuai dengan
spesialisasi guru, tetapi kekurangannya adalah peserta didik kesulitan
melihat keterkaitan antar pelajaran.
2.) Kurikulum Korelatif (Correlated Curriculum)
Kurikulum korelatif menghubungkan mata pelajaran berbeda melalui tema
tertentu. Contohnya, tema 'Air' dapat dikaji dalam IPA, IPS, dan Bahasa
Indonesia secara bersamaan.
3.) Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Kurikulum terpadu menyatukan berbagai mata pelajaran dalam satu
kesatuan tema sehingga batas antar pelajaran tidak terlihat. Contohnya, tema
'Lingkungan Hidup' dipelajari lintas bidang secara menyeluruh.
4.) Kurikulum Broad Fields
Kurikulum broad fields menggabungkan beberapa mata pelajaran sejenis
dalam satu bidang studi yang luas. Misalnya, Sejarah, Geografi, dan
Ekonomi menjadi IPS; Fisika, Kimia, dan Biologi menjadi IPA.
5.) Kurikulum Spiral
Kurikulum spiral menyajikan materi secara berulang di setiap jenjang, tetapi
dengan kedalaman meningkat. Contohnya, konsep 'lingkaran' dikenalkan di
SD secara sederhana, diperluas di SMP, lalu diperdalam di SMA.

6.) Kurikulum Berpusat pada Peserta Didik (Learner-Centered
Curriculum)
Kurikulum ini menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran.
Materi, strategi, dan kegiatan disesuaikan dengan minat, bakat, dan
kebutuhan siswa, sementara guru berperan sebagai fasilitator.
Penutup
Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan, sehingga
perancangannya membutuhkan pemahaman mendalam mengenai prinsip dan
komponen. Prinsip desain kurikulum seperti relevansi, fleksibilitas,
kontinuitas, efektivitas, efisiensi, dan keseimbangan menjadi pedoman dasar
dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata. Di sisi
lain, komponen kurikulum yang terdiri dari tujuan, isi, strategi pembelajaran,
dan evaluasi menjadi bagian nyata yang harus dirancang dan
diimplementasikan. Tanpa prinsip, komponen kurikulum akan kehilangan
arah; dan tanpa komponen, prinsip hanya akan menjadi teori tanpa wujud
nyata. Oleh karena itu, pemahaman terhadap prinsip dan komponen
kurikulum sangat penting bagi pendidik maupun pengambil kebijakan agar
dapat menghasilkan kurikulum yang benar-benar efektif, relevan, dan
mampu menjawab tantangan zaman.

Daftar Pustaka
1.Arif Rahman Prasetyo & Tasman Hamami, Prinsip-prinsip dalam
pengembangan kurikulum, Palapa: Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu
Pendidikan, 8(2), 234–248 (2020). Retrieved from:
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/palapa/article/download/692/46
6
2. Ibid.
3. Zainal Arifin, Prinsip Pengembangan Kurikulum, Modul LMS
SPADA, Kementerian Pendidikan (2017). Retrieved from:
https://lmsspada.kemdiktisaintek.go.id/pluginfile.php/554054/mod_resou
rce/content/3/Modul-4-Prinsip-Pengembangan-Kurikulum_.pdf
4. Raja Lottung Siregar, Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013,
Jurnal Iqra’, 5(1), 12–20 (2021). Retrieved from: https://e-
journal.staisiak.ac.id/index.php/iqra/article/view/141
5. Ibid.
6. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan
Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.
https://www.academia.edu/8745022/
PENGEMBANGAN_KURIKULUM_teori_dan_praktik?utm_
7. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan
Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016. URL:
https://www.academia.edu/8745022/PENGEMBANGAN_KURIKULU
M_teori_dan_praktik
8. S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008. URL:
https://books.google.com/books/about/Asas_asas_kurikulum_oleh_S_Na
sution.html?id=RiZOsRYqU-oC

9. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2010. URL:
https://books.google.co.id/books/about/Kurikulum_dan_pembelajaran.ht
ml?id=vQwKkAEACAAJ
10. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014. URL:
https://repository.radenfatah.ac.id/18839/1/Perencanaan
%20Pembelajaran%281%29.pdf
11. Jerome Bruner, The Process of Education, Harvard University Press,
1960. URL: https://archive.org/details/processofeducati0000brun
12. John Dewey, Democracy and Education, New York: Macmillan,
1916. URL: https://www.gutenberg.org/ebooks/852