Pengenalan dan Pengendalian OPT Serealia_Padi.pptx

ragilsaputro2017 0 views 62 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 62
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62

About This Presentation

Pengenalan organisme pengganggu tanaman


Slide Content

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH PENGENALAN DAN PENGENDALIAN OPT PADI LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT (LPHP) BANYUMAS BPTPHP PROV JATENG Oleh : UDIN PRIYATNO, S.P Koordinator POPT Kab . Banjarnegara Dinas Pertanian d an Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan

PENGAMATAN AGROEKOSISTEM KELOMPOK … Penyakit Hama Data pendukung Komoditas : Padi Varietas : …. Umur : …. HST Cuaca : …. Kondisi air : …. Kesimpulan dan Rekomendasi pengendalian …. Yang ditemukan apa saja ? Populasi …. Ekor / rumpun Yang ditemukan apa saja ? Intensitas serangan … % Musuh alami Yang ditemukan apa saja ? Populasi … ekor / rumpun

PENGAMATAN OPT PERMASALAHAN TANAMAN PADI ANALISA AGROEKOSISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN

Pengamatan adalah pengumpulan data OPT dan parameter ekosistemnya ( biotik dan abiotik ) dari lahan pertanian secara lengkap Analisis ekosistem adalah kegiatan menghubungkan semua parameter ekosistem yang saling berinteraksi dalam bentuk hubungan sebab akibat PENGAMATAN OPT Dilihat dari jauh Dilihat dari dekat Ada hama wereng

Jenis OPT ( hama dan penyakit ) Musuh alami Berapa banyak OPT tersebut Ambang ekonominya berapa Luas serangan dan sebaran Bagaimana cara mengendalikan OPT tersebut YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PENGAMATAN OPT

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak , mengganggu kehidupan , atau menyebabkan kematian tumbuhan Hama adalah   organisme perusak tanaman pada akar , batang , daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati Macam- macam hama tanaman  :  Mamalia , misal : tikus sawah ( Rattus argentiventer ), babi hutan ( Sus scrofa ), kera ( Hominoidea )  Serangga , misal : kutu daun ( Myzus persicae dan Aphis gossypii ), walang sangit ( Leptocorisa acuta ), belalang , ulat , kumbang , wereng Burung , misal : gelatik ( Padda oryzivora ) dan pipit (Estrildidae)  Penyakit adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri , protozoa, jamur , cacing nematoda ) gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri , protozoa, jamur , cacing nematoda ) ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) Hama Penyakit

Musuh alami adalah semua organisme yang ditemukan di alam yang dapat merusak , mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian OPT. Musuh alami antara lain predator, parasitoid dan patogen serangga ( entomopatogen ). Musuh alami sebaiknya dilestarikan jangan dibunuh atau dimusnahkan karena merupakan teman petani membantu mengendalikan hama dan penyakit . Pelestarian musuh alami dapat dilakukan dengan jangan menggunakan pestisida kimia !, menanam tanaman bunga di sekitar kebun / lahan MUSUH ALAMI

PREDATOR Predator adalah binatang yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian . Predator berguna karena memakan hama tanaman

PARASITOID Parasiotid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain dan membunuhnya secara pelan-pelan . Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama , sedangkan parasit tidak membunuh inangnya , hanya melemahkan

PATOGEN SERANGGA Patogen serangga adalah penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh . Ada beberapa jenis patogen , antara lain jamur , bakteri dan virus. Jamur Metarhizium Jamur Beauveria bassiana

PATOGEN SERANGGA Patogen serangga adalah penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama tanaman teh . Ada beberapa jenis patogen , antara lain jamur , bakteri dan virus. Jamur Metarhizium Jamur Beauveria bassiana

OPT TANAMAN PADI

#35 jenis OPT pada tanaman padi OPT Utama pada tanaman padi : Penggerek Batang Padi Wereng Batang Coklat Tikus BLB/HDB Blas Tungro

#19 jenis OPT pada tanaman jagung OPT Utama pada tanaman jagung : Bulai Lalat Bibit Tikus Penggerek Batang Jagung Penggerek Tongkol Ulat Grayak (S. litura dan S. frugiperda)

Wereng Batang Coklat Wereng batang coklat menjadi salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an Ini merupakan konsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi ( varietas unggul , pemupukan N dosis tinggi , penerapan IP>200, dsb ) Penggunaan pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT ( tepat jenis , tepat dosis , dan tepat waktu aplikasi ) turut memicu ledakan wereng coklat . Serangan WBC umumnya banyak terjadi pada musim hujan

SERANGAN WERENG BATANG COKLAT DI PESEMAIAN DAN PERTANAMAN

Kemampuan bertelur 100-600 nutir

PERKEMBANGAN WERENG BATANG COKLAT Pendatang Brakiptera bunting Penetasan Nimfa dewasa Peledakan WBC Makroptera akan migrasi

Instar 5

WBC dapat dikendalikan dengan varietas tahan . Penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat , pergiliran varietas , dan Aplikasi APH (Metarhizium dan Beuveria ) Ambang Pengendalian : Tanaman muda : 1 ekor /tunas Tanaman >40 hst : 10 ekor / rumpun WBC merupakan vektor virus kerdil rumput dan kerdil hampa

Pengendalian Wereng coklat ( brown planthopper = BPH) Insektisida ( bila diperlukan ) antara lain berbahan aktif : buprofezin BPMC, fipronil , imidakloprid , karbosulfan , metolkarb , MIPC, tiametoksam .

Stadium WBC Ciri-ciri Bahan Aktif Efektif Contoh Produk Keterangan Telur Berkelompok di jaringan daun, sulit terlihat Klorpirifos, Karbofuran Dursban, Lorsban, Furadan 3G Lebih efektif dicegah di fase nimfa Nimfa (Brakiptera) Tidak bersayap, sangat merusak, menyedot cairan tanaman Imidakloprid, Tiametoksam, Dinotefuran, Pimetrozin, Buprofezin, Abamektin Confidor, Actara, Starkle, Chess, Applaud, Agrimec Stadium paling efektif dikendalikan Imago muda (Brakiptera) Bersayap pendek, mulai bertelur Dinotefuran, Imidakloprid, Tiametoksam Starkle, Confidor, Actara Kendalikan sebelum bertelur Imago dewasa (Makroptera) Terbang aktif, menyebar cepat, menularkan virus dan bertelur Fipronil, Lambda-sihalotrin, Klorpirifos Regent, Karate, Dursban Gunakan insektisida kontak /knockdown cepat

Penggerek Batang Padi Scirpophaga incertulas ( Penggerek batang kuning ) S. innotata ( Penggerek batang putih ) Chilo suppressalis ( Penggerek batang bergaris ) Sesamia inferens (PB. Merah jambu ) Di lapang , keberadaan hama ini ditandai oleh Kehadiran ngengat ( kupu-kupu ) Kematian tunas-tunas padi ( sundep , dead heart ) Kematian malai ( beluk , white head ) Ulat (larva) penggerek batang

Aspek Sundep (stadium larva awal) Beluk (stadium larva akhir) Waktu Serangan Fase vegetatif (umur muda/tanaman masih anakan) Fase generatif (menjelang atau saat pengisian bulir) Bagian yang Diserang Pucuk atau titik tumbuh tanaman Batang bagian bawah dekat permukaan tanah Gejala Utama Daun tengah mengering dan mudah dicabut Malai kosong atau tidak terisi (gabah hampa) Warna Daun Daun tengah menguning lalu mengering Daun tampak normal atau menguning ringan Kondisi Malai Tidak keluar (malai tidak muncul) Keluar tetapi tidak terisi (gabah hampa seluruhnya) Jumlah Tanaman Terserang Bisa menyerang satu per satu atau kelompok kecil Biasanya menyerang secara meluas dalam satu petak Cara Pemeriksaan Cabut tanaman, lihat adanya larva di dalam batang Belah batang bagian pangkal, temukan larva atau pupa Tingkat Kerusakan Dapat menurunkan populasi anakan Menyebabkan gagal panen atau puso lokal

Pengendalian Penggerek batang padi ( stem borer ) Ambang Pengendalian : Kelompok Telur : 0.3 KT/m2 Intensitas serangan : >10% ( sundep / beluk ) Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang . Waktu tanam yang tepat , merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang

Pengendalian : Kerusakan pada stadia generatif maka tindakan pengendalian sudah terlambat atau tidak efektif lagi . Pengumpulan kelompok telur terutama pada persemaian Pemanfaatan parasitoid Trichogramma sp. ( T richogrammatidae ) Pengelolaan agroekosistem ( Cth : Tanaman refugia ) Aplikasi insektisida dilakukan bila keadaan serangan melebihi ambang ekonomi atau jika populasi ngengat meningkat pada saat tanaman fase generatif . Gunakan insektisida yang berbahan aktif : karbofuran,bensultap , bisultap , karbosulfan , dimehipo , amitraz , atau fipronil .

Tikus merusak tanaman padi pada semua fase tumbuh dari semai hingga panen , bahkan sampai penyimpanan TIKUS Rattus argentiventer (Rob. & Kloss ) Pada serangan berat , tikus merusak tanaman padi mulai dari tengah petak , meluas ke arah pinggir , dan menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan Tikus menyerang padi pada malam hari . Pada siang hari , tikus bersembunyi dalam sarangnya di tanggul-tanggul irigasi , jalan sawah , pematang , dan di daerah perkampungan dekat sawah .

Pada periode bera , sebagian besar tikus bermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang generatif . Kehadiran tikus pada daerah persawahan dapat dideteksi dengan memantau keberadaan jejak kaki (foot print), jalur jalan (run way), kotoran /faeces, lubang aktif , dan gejalaserangan . Ambang Kendali : Serangan Baru : >15%

Pengendalian Tikus Pengendalian tikus dilakukan dengan pendekatan PHTT ( Pengendalian Hama Tikus Terpadu ) yaitu pendekatan pengendalian yang didasarkan pada pemahaman biologi dan ekologi tikus , dilakukan secara dini ( dimulai sebelum tanam ), intensif dan terusmenerus dengan memanfaatkan semua teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu . Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama ( berkelompok ) dan terkoordinasi dengan cakupan wilayah sasaran pengendalian dalam skala luas ( hamparan ).

Wereng Hijau Nephottetix virescens N. nigropictus N. cinticeps N. malayanus Peran wereng hijau (WH) dalam sistem pertanaman padi menjadi penting oleh karena WH merupakan vektor penyakit tungro WH banyak ditemukan pada sistem sawah irigasi teknis , ekosistem tadah hujan , tetapi tidak lazim pada ekosistem padi gogo WH menghisap cairan dari dalam daun bagian pinggir , tidak menyukai pelepah , ataupun daun-daun bagian tengah

WH menyebabkan daun-daun padi berwarna kuning sampi kuning oranye , penurunan jumlah anakan , dan pertumbuhan tanaman yang terhambat ( memendek ) Pemupukan unsur nitrogen yang tinggi sangat memicu perkembangan WH WH umumnya dikendalikan dalam satu paket dengan pengendalian tungro Ambang Kendali WH: 5 ekor / rumpun Tungro : 2 rumpun / petakan

Pengendalian Wereng hijau ( green leafhopper ) Tanam varietas tahan wereng hijau seperti IR72 dan IR66. Pemberian insektisida dilakukan apabila sudah mencapai ambang batas ekonomi . Insektisida ( bila diperlukan ) antara lain gunakan yang berbahan aktif : BPMC, buprofezin , etofenproks , imidakloprid , karbofuran , MIPC, atau tiametoksam .

Walang Sangit (Rice Bug) Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan . Apabila diganggu , serangga akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau Selain sebagai mekanisme pertahanan diri , bau yang dikeluarkan juga digunakan untuk menarik walang sangit lain dari spesies yang sama . Ambang Kendali : 10 ekor /m2 saat bulir padi belum mengeras

Pengendalian Walang sangit ( rice bug ) Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman . Tangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan . Umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk , daging yang sudah rusak , atau dengan kotoran ayam . Aplikasi insektisida dilakukan apabila serangan sudah mencapai ambang ekonomi . Aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada pagi pagi sekali atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi . Penggunaan insektisida ( bila diperlukan ) antara lain yang berbahan aktif : BPMC, fipronil , metolkarb , MIPC, atau propoksur .

Ganjur Gejala khas ganjur adalah tunas padi yang tumbuh menjadi bentuk seperti pentil atau daun bawang , dengan panjang bervariasi , 15-20 cm Anakan yang terserang ganjur tidak mampu menghasilkan malai . Orseolia oryzae (Wood-Mason) Serangga dewasa Orseolia oryzae menyerupai nyamuk kecil , tidak kuat terbang (Gb. 19), sehingga penyebaran sangat terbatas . Serangga ini aktif pada malam hari dan sangat tertarik pada cahaya .

Pengendalian Ganjur ( gall midge ) Atur waktu tanam agar puncak curah hujan tidak bersamaan dengan stadia vegetatif . Bajak ratun / tunggul dari tanaman sebelumnya dan buang / bersihkan semua tanaman inang alternatif selama masa bera , seperti padi liar untuk mengurangi infestasi hama . Tanam varietas tahan . Hama ganjur dewasa sangat tertarik terhadap cahaya , oleh karena itu lampu perangkap dapat digunakan untuk menangkap hama ganjur dewasa Insektisida granular yang berbahan aktif karbofuran dapat digunakan karena bekerja secara sistemik .

Hama Putih Palsu (leaf folder) Cnaphalocrocis medinalis ( Guenée ) Larva makan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih . Tanda pertama adanya infestasi hama putih palsu adalah kehadiran ngengat berwarna kuning coklat yang memiliki 3 buah pita hitam dengan garis lengkap atau terputus pada bagian sayap depan . Ambang Kendali : Intensitas serangan pada daun bendera > 45%

Pengendalian Hama putih palsu ( leaffolder ) Jangan menyemprot insektisida sebelum tanaman berumur 30 hari setelah tanam pindah atau 40 hari sesudah sebar benih . Tanaman padi yang terserang pada fase ini dapat pulih apabila air dan pupuk dikelola dengan baik . Gunakan insektisida ( bila diperlukan ) yang berbahan aktif fipronil atau karbofuran .

Hama Putih (case worm) Hama putih jarang menjadi hama utama pada padi . Tanda adanya hama ini di lapang adalah dari ngengat kecil Serangan oleh hama ini dapat terjadi pada pembibitan sampai fase anakan Kerusakan pada daun yang khas yaitu daun terpotong seperti digunting Daun yang terpotong tersebut berubah menyerupai tabung yang digunakan larva untuk membungkus dirinya dan larva aman dengan benang-benang sutranya . Nymphula depunctalis ( Guenée )

Hama putih ( caseworm ) Aplikasi Insektisida ( bila diperlukan ) gunakan yang berbahan aktif : fipronil atau karbofuran . Ambang Kendali : tingkat serangan mencapai >25% daun rusak atau 10 daun rusak per rumpun .

Spodoptera mauritia acronyctoides ( Guenée ) Mythimna separata (Walker) Spodoptera exempta (Walker) Spodoptera litura ( Fabricius ) ( jarang merusak padi ) Ulat Grayak Ngengat dewasa aktif pada malam hari . Pada malam hari serangga dewasa makan , berkopulasi , dan bermigrasi , sedangkan pada siang hari ngengat beristirahat di dasar tanaman . Ngengat sangat tertarik terhadap cahaya Kerusakan terjadi karena larva makan bagian atas tanaman pada malam hari dan cuaca yang berawan . Larva mulai makan dari tepi daun sampai hanya meninggalkan tulang daun dan batang

Ulat tentara / grayak ( armyworm ) Insektisida ( bila diperlukan ) gunakan yang berbahan aktif : BPMC atau Karbofuran . Ambang Kendali : Tanaman muda : Intensitas >15% Pengisian bulir-panen : >5%

Ulat Tanduk Hijau Melanitis leda ismene Cramer Kupu-kupu yang berukuran besar yang sangat mudah dikenali karena pada sayapnya terdapat bercak berbentuk seperti mata Larva memiliki 2 pasang tanduk , satu pasang di bagian ujung kepala dan satu pasang lainnya ada di bagian ujung abdomen

Pengendalian Ulat tanduk hijau ( green horned caterpillar ) Paling baik memanfaatkan musuh alami , seperti parasit telur Trichogrammatidae . Oleh karena itu pengendalian secara kimiawi dengan menyemprot insektisida tidak dianjurkan pada saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam pindah atau 40 hari setelah sebar benih .

Orong-orong (Mole Cricket) Gryllotalpa orientalis Burmeister Orong-orong jarang menjadi masalah di sawah , tetapi sering ditemukan di lahan pasang surut dan biasanya hanya terdapat di sawah yang kering , yang kekurangan air. Hama ini memotong tanaman pada pangkal batang dan orang sering keliru dengan gejala kerusakan yang disebabkan oleh penggerek batang

Pengendalian Orong-orong ( mole cricket ) Orong-orong biasanya ada di sawah yang tidak digenangi atau di sawah yang tanahnya tidak rata ; oleh karena itu perataan tanah penting agar air tergenang merata . Penggenangan sawah 3-4 hari dapat membantu membunuh telur orong-orong di tanah . Penggunaan umpan ( sekam dicampur insektisida ). Penggunaan insektisida ( bila diperlukan ) yang berbahan aktif karbofuran atau fipronil .

Lalat bibit merupakan hama penting pada daerah yang kondisi airnya sulit diatur . Lalat Bibit Hydrellia philippina Ferino Dalam serangan yang tinggi , hama ini dapat menyebabkan petani harus melakukan tanam ulang , karena lebih dari 50% tanaman baru mereka mati oleh lalat bibit Lalat bibit umumnya menyerang pertanaman yang baru dipindah di sawah yang tergenang . Gejala serangan berupa bercak kuning di sepanjang tepi daun , daun yang terserang menjadi berubah bentuk , dan daun menggulung

Pengendalian Lalat bibit ( rice whorl maggot ) Keringkan sawah . Pengendalian lalat bibit yang tepat adalah pencegahan karena ketika gejala kerusakan terlihat di lapang , lalat bibit sudah tidak ada di pertanaman . Penggunaan insektisida ( bila diperlukan ) adalah yang berbahan aktif : bensultap , BPMC, atau karbofuran .

Keong Mas Pomacea canaliculata (Lamarck) Waktu kritis untuk mengendalikan keong mas adalah pada saat 10 hari setelah tanam pindah , atau 21 hari setelah sebar benih . Bila terjadi invasi keong mas , sawah perlu segera dikeringkan , karena keong mas menyenangi tempat-tempat yang digenangi air. Jika petani menanam dengan sistem tanam pindah maka pada 15 hari setelah tanam pindah , sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian (flash flood = intermitten irrigation)

Keong mas dapat dikendalikan melalui : • Secara fisik , gunakan saringan berukuran 5 mm mesh yang dipasang pada tempat air masuk di pematang untuk meminimalkan masuknya keong mas ke sawah dan memudahkan pemungutan dengan tangan . • Secara mekanis , pungut keong dan hancurkan . Telur keong mas dihancurkan dengan kayu / bambu . • Bila di suatu lokasi sudah diketahui bahwa keong mas adalah hama utama , sebaiknya tanam bibit umur > 21 hari dan tanam lebih dari satu bibit per rumpun ; buat caren di dalam dan di sekeliling petakan sawah . • Bila diperlukan gunakan pestisida yang berbahan aktif niclos amida

Hawar Daun Bakteri Bakteri Xanthomonas oryzae pv . oryzae Mula-mula pada tepi daun tampak garis bercak kebasahan , kemudian berkembang meluas , berwarna hijau keabu-abuan , seluruh daun keriput , dan akhirnya kering seperti hawar dan layu seperti tersiram air panas Pengendalian Jarak tanam tidak terlalu rapat Kurangi penggunaan pupuk N terlalu tinggi Sanitasi lingkungan dari inang alternatif Penggunaan varietas tahan Ambang Kendali : Intensitas serangan >15%

Blast Penyakit blas menimbulkan dua gejala khas , yaitu blas daun dan blas leher Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman , berbentuk belah ketupat , dengan pusat bercak berwarna putih Pengendalian : Gunakan varietas tahan Lakukan pergiliran varietas Lakukan pergiliran tanaman Pemupukan berimbang Gunakan benih yang sehat Aplikasi APH jika masih dibawah ambang

Penyakit White Tip

Sumber benih : Lahan BBPOPT, Kab . Karawang Gejala Serangan Aphelenchoides sp Pada Bulir Padi

Gejala Serangan Aphelenchoides sp Pada Bulir Padi Gejala seperti terbakar (sun spot)

No Varietas Aphelenchoides sp Ada Tidak Ada 1 Sintanur +   2 Ciherang + 3 Inpari 13 + 4 IR 26 + 5 Asahan + 6 Cisadane  + 7 Pelita + 8 Sarinah + 9 IR 42 + 10 Ciliwung + Deteksi A. besseyi Pada Beberapa Varietas Benih Padi Sumber : Willing Bagariang, 2016

Bacterial Grain Rot (BGR)

Terima Kasih
Tags