Pengendalian Bawang Merah PPT SUNARTO.pptx

promkespkmgaji 1 views 29 slides Sep 02, 2025
Slide 1
Slide 1 of 29
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29

About This Presentation

engendalian Bawang Merah PPT SUNARTO.pptx


Slide Content

Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang Merah Disusun oleh : S UNARTO, SP. NIP. 19661006 198702 1 006

Pendahuluan Bawang merah merupakan komoditas penting hortikultura . Hama dapat menurunkan hasil panen hingga 60%. Pentingnya strategi pengendalian yang tepat , ramah lingkungan , dan berkelanjutan .

Jenis Hama Utama Ulat Grayak ( Spodoptera exigua ) Thrips ( Thrips tabaci ) Ulat Tanah ( Agrotis sp.) Lalat Pengorok Daun ( Liriomyza sp.) Orong-orong (Gryllotalpa africana Pal.) Ulat Grayak Thrips Ulat Tanah Lalat Pengorok Daun Orong-orong

Ulat Grayak Gejala : daun berlubang , serangan masif pada malam hari . Ulat bawang menyerang tanaman bawang sejak fase pertumbuhan awal (1-10 hst) sampai dengan fase pematangan umbi (51-65 hst) Dampak : menurunkan fotosintesis , pertumbuhan terhambat .

Thrips Terlihat pada daun berupa bercak mengilap dan luka bekas gigitan pada daun bawang merah yang berbentuk bintik-bintik berwarna putih , lalu berubah menjadi abu-abu perak dan mengering . Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda . Pada serangan berat, seluruh areal pertanaman bawang merah berwarna putih keperak-perakan , akhirnya tanaman mati. Thrips berkembang cepat pada musim kemarau .

Ulat Tanah Gejala : tanaman muda terpotong di pangkal . Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya terjadi pada awal musim kemarau . Aktif pada malam hari , siang bersembunyi dalam tanah .

Lalat Pengorok Daun Gejala : adanya alur putih bekas korokan pada daun . Serangan pada tanaman dapat terjadi sejak fase awal pertumbuhan (15 hari setelah tanam) dan berlanjut hingga fase pematangan umbi (51-65 hari setelah tanam). Pada keadaan serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan sehingga menjadi kering dan berwarna cokelat seperti terbakar. Daun menjadi kering , mengurangi luas fotosintesis .

Orong-orong ( Gryllotalpa africana Pal.) Gejala serangan: tanaman layu karena akar dipotong . Orong-orong menyerang bawang merah yang berumur 1-2 minggu setelah tanam . Orong-orong memiliki sepasang kaki depan yang kuat untuk melindungi diri. Sifatnya sangat polifag , mamakan akar, umbi, tanaman muda dan serangga kecil seperti kutu daun. Lamanya daur hidup 3 – 4 bulan .

Penyakit Penting BAWANG MERAH

P enyakit Bercak Ungu / Trotol ( Alternaria porri ) Penyebab penyakit bercak ungu (trotol) adalah jamur Alternaria porri Infeksi awal pada daun menimbulkan bercak berukuran kecil, melekuk ke dalam, berwarna putih dengan pusat berwarna ungu (kelabu). Ujung daun mengering, sehingga daun patah dan permukaan bercak tersebut akhirnya berwarna coklat kehitaman. Serangan dapat berlanjut sampai ke umbi dan menyebabkan umbi busuk, berwarna kuning lalu merah kecoklatan. Penyakit ini adalah penyakit “tular udara” dan “tular bibit (umbi)” Jamur ini berkembang di daerah tropis saat musim hujan yang diikuti sinar matahari dan udara yang kering . Kondisi yang mendukung perkembangan penyakit bercak ungu adalah: cuaca yang mendung, hujan rintik, kelembaban udara yang tinggi, suhu 30-32 °C, drainase yang kurang baik, dan dosis N yang terlalu tinggi.

P enyakit Antraknose / Otomatis ( Colletotrichum gloeosporiodes ) Penyebab penyakit ini adalah jamur Colletotrichum gloeosporiodes . Dinamakan penyakit otomatis , karena tanaman yang terinfeksi akan mati dengan cepat, mendadak, dan serentak. Pada kelembaban tinggi di musim hujan , konidia berkembang dengan cepat membentuk miselia yang tumbuh menjalar dari helaian daun, dan masuk sampai ke umbi bawang merah. Seterusnya menyebar ke permukaan tanah. Umbi membusuk, daun mengering, dan pada hamparan tanaman akan terlihat gejala botak-botak di beberapa tempat. Intensitas serangan berkurang pada kondisi yang relatif kering (musim kemarau), sistem drainase yang baik , dan pada pertanaman yang gulmanya terkendali.

P enyakit Embun Bulu ( Peronospora destructur ) Penyebab penyakit embun bulu atau tepung palsu adalah jamur Peronospora destructor . Penyakit yang di kalangan peneliti dan akademisi sering disebut dengan Downy Mildew . Penyakit ini menyerang secara sistemik maupun lokal dan disebarkan melalui udara . Daun bawang merah yang terkena serangan jamur ini menguning, kering dan berakhir dengan kematian. Tanaman bawang merah yang terserang, daunnya menjadi pucat dan menguning. Pada saat udara lembab, daun yang terserang akan menunjukkan gejala bintik-bintik berwarna ungu.  Tapi ketika udara semakin kering bintik-bintik tersebut berubah menjadi putih, dan semakin lama semakin lebar. Tahap berikutnya, warna daun bawang merah menjadi pucat, menguning dan layu Sifat cendawan Peronospora destructur adalah: tular udara, tular bibit , dan tular tanah (jika lahan basah dan drainase buruk)

Downy Mildew ( Peronospora destructor) Gejala serangan penyakit embun bulu atau Downy mildow ( Peronospora destructur ) pada bawang merah.

P enyakit Layu Fausarium / Moler ( Fusarium oxysporum ) Penyebab penyakit layu fusarium/moler adalah cendawan Fusarium oxysporum . Gejala visual adalah daun yang menguning dan cenderung terpelintir . Tanaman mudah dicabut sebab pertumbuhan akar terganggu dan bahkan busuk. Pada umbi bawang merah terlihat cendawan yg berwarna keputih-putihan dan jika umbinya dipotong membujur terlihat adanya pembusukan yang berawal dari dasar umbi. Cendawan dapat bertahan hidup lama di dalam tanah meskipun tanpa inang. Cendawan ini adalah patogen tular ta nah dan dapat tersebar melalui air pengairan dari tanah yang terkontaminasi. Drainase yang buruk dan kelembaban tanah yang tinggi sangat membantu perkembangan penyakit layu fusarium ini.

P enyakit Leumpeuh ( Stemphylium vesicarium ) Penyebab penyakit leumpeuh adalah cendawan Stemphylium vesicarium . Gejala berupa bercak berwarna putih kekuning-kuningan yang banyak dan berkembang cepat sesuai dengan arah angin bertiup diawal pertanaman. Cendawan mampu mematikan tanaman bawang secara serentak. Pada kondisi kelembaban udara yang tinggi , konidia mudah disebarkan oleh angin sehingga mampu berperan sebagai penyakit utama bawang merah. Cendawan mampu bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman inang (bawang merah). Serangan cendawan Stemphylium vesicarium dapat berasosiasi dengan Alternaria porri .

Perbandingan gejala serangan penyakit Bercak Ungu ( Alternaria porri ) dan Penyakit Leumpeuh ( Stemphylium vesicarium ) pada daun Bawang Merah Gejala serangan Alternaria porri Gejala serangan Stemphylium vesicarium

P enyakit Bercak Daun Sercospora ( Cercospora duddiae ) Penyebab penyakit bercak daun Serkospora adalah cendawan Cercospora duddiae . Bercak klorosis kebanyakan terkumpul pada ujung daun dan sering tampak terpisah dengan dengan yang menginfeksi pangkal daun. Bercak klorosis berbentuk bulat berwarna kuning pucat , dengan garis tengah sekitar 3-5 mm. Selanjutnya pusat bercak berwarna coklat karena jaringan mati. Cendawan Cercospora duddiae mampu bertahan hidup pada sisa-sisa tanaman yang telah mati . Penyakit ini telah dilaporkan menyerang pertanaman bawang merah di Papua, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT BAWANG MERAH

Pengendalian Ulat Grayak Kultur Teknis a) Menanam varietas toleran, seperti varietas Kuning dan Bima. b) Penerapan pola tanam yang meliputi pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman, tanam serentak, dan tumpang sari. c) Sanitasi/pengendalian gulma di sekitar pertanaman d) Pengolahan tanah yang baik. Pengendalian secara fisik/mekanik . Teknik pengendalian yang dilakukan dengan tangan manusia, alat atau bahan lainnya dengan tujuan mematikan, menghalangi, memindahkan, atau menghalangi serangga hama. Mis: penggunaan jebakan lampu (20 buah lampu per hektar) , atau dengan mengumpulkan kelompok telur . Pengendalian secara hayati . Memanfaatkan parasitoid s eperti Telenomus spodopterae, Eriborus sinicus, Apanteles sp., Trichogramma sp., Diadegma sp., Cotesia sp., Chaprops sp., Euplectrus sp. dll. Patogen serangga antara lain Mikrosporidia SeNPV , Bacillus thuringiensis , Paecilomyces farinosus, Beauveria bassiana , Metarrhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Erynia spp . Pengendalian secara kimiawi dan Nabati . Pengendalian ini menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, dan kartophidroklorida (pestisida kimiawi) dan Pestisida nabati salah satunya dengan larutan tembakau + jahe .

Penggunaan Sex Feromon untuk mengendalikan ulat grayak di pertanaman bawang merah

Pengendalian Lalat Penggorok Daun Kultur Teknik a) Penanaman varietas toleran; seperti varietas Philipine. b) Budidaya tanaman sehat; upayakan tanaman tumbuh subur melalui pengairan yang cukup, pemupukan berimbang, dan penyiangan gulma. c) Pergiliran tanaman; lalat L. chinensis baru diketahui hanya menyerang tanaman golongan bawang, maka bila disuatu wilayah terjadi serangan berat, sebaiknya satu musim berikutnya tidak menanam tanaman golongan bawang .

Fisik/Mekanik Penggunaan mulsa plastik; mulsa plastik berwarna perak dipasang sebelum tanam, lalu diberi lubang di setiap titik jarak tanam dengan garis tengah lubang yang cukup untuk berkembangnya tanaman bawang merah sampai panen akan mematikan larva yang jatuh dari daun. Pengambilan daun yang menunjukkan gejala korokan dipotong dan dibutit lalu dimusnahkan. Pemasangan kain kelambu Perangkap lampu neon (TL 10 watt) dengan waktu nyala mulai pukul 18.00 – 24.00 paling efisien dan efektif untuk menangkap imago. Biologi Pengendalian Biologis dengan menggunakan parasitoid Hemiptarsenus varicornis, Opius sp, Neochrysocharis sp., Asecodes sp., Chrysocharis sp., Chrysonotomya sp., Gronotoma sp., Quadrasticus sp., Digyphus isaea , dan predator Coenosia humilis. Pengendalian dengan Pestisida Alami/Pestisida Nabati

Kultur Teknis Penggunaan pupuk kandang yang matang dapat mengurangi serangan Gryllotalpa sp. (mis. Bokasi Evergreen/Sunflower) Menjaga kebersihan kebun (sanitasi) dapat mengurangi serangan Gryllotalpa sp. Fisik/Mekanik Pemasangan umpan beracun yang terdiri dari 10 kg dedak dicampur dengan 100 ml insektisida yang dianjurkan. Kemudian campuran tersebut diaduk secara merata dan disebar diatas bedengan pertanaman pada senja hari Biologi Pemanfaatan musuh alami seperti predator Chlaenius, Labidura riparia, parasitoid Neothrombium gryllotalpae , dan pathogen serangga Beauveria bassiana, Paecilomyces sp. Pengendalian dengan Pestisida Alami (Pestisida Nabati) Pengendalian Orong-orong

Pengendalian dengan Pestisida Nabati . Misalnya dengan pestisida nabati yang diolah dari beberapa jenis tanaman seperti jahe, tembakau, temu ireng, kencur, dan bawang putih. Pengendalian Secara Kimiawi. Pengendalian Ulat Tanah

Pengendalian Thrips tabaci Pengendalian Secara Kultur Teknis, dengan mengganti tanaman pada musim berikutnya Pengendalian secara fisik/mekanik, dengan “perangkap kuning yang dilapisi dengan lem” Pengendalian dengan Pestisida Nabati. Misalnya dengan ekstrak rimpang jahe + tembakau. Pengendalian dengan pestisida kimiawi. Misalnya menggunakan pestisida berbahan aktif ABAMEKTIN.

Pengendalian penyakit Bercak Ungu Penggunaan Biopestisida yang berbahan Trichoderma spp sangat dianjurkan. Pemakaian pupuk organik fermentasi (bokasi) yang difermentasi dengan Trichoderma spp sangat dianjurkan. Secara kimiawi dengan Fungisida Dengan dosis sesuai rekomendasi dan aplikasi pertama dilakukan pada saat serangan muncul.

Pengendalian penyakit Embu Bulu (Downy mildew) Pemakaian TrichoKOMPOS, misalnya bokasi Aplikasi Trichoderma cair ke pertanaman bawang merah. Penggunaan Fungisida yang berbahan aktif Klorotaronil 77 % dan Mancozeb 80 %. bahan aktif Klorotaronil 77 % dan Mancozeb 80 %. Dengan konsentrasi 1 – 2 g/l, selain dapat mencegah serangan busuk daun, batang, dan buah juga memperbaiki pertumbuhan tanaman. Untuk umbi  yang terkena infeksi, disarankan  menggunakan  Metazeb 80 WP dengan   konsentrasi 0,2 – 0,3 %,”

Prinsip Pengendalian Hama - Pengendalian Terpadu (PHT): • Penggunaan varietas tahan . • Rotasi tanaman . • Pengendalian biologis ( musuh alami ). • Pengendalian kimia selektif bila diperlukan . Kultural ( Budidaya ) • Tanam serempak • Rotasi / solarizasi • Sanitasi lahan Biologis • Konservasi musuh alami • Lepas parasitoid/predator • Pestisida nabati Kimia ( Selektif ) • Ambang kendali • Rotasi bahan aktif • Ikuti label

TERIMA KASIH
Tags