Penggolongan obat sistem respira pptxsi.pptx

sendyowu1111 2 views 12 slides Aug 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

penggolongan obat sistem respirasi sesuai indikasi penyakit sistem respirasi mekanisme dan cara kerja bat


Slide Content

Penggolongan obat sistem respirasi

Apa saja yang akan dipelajari hari ini??? Respirasi Patofisiologi Macam dan jenisnya obat respirasi Indikasi dan kontraindikasi obat respirasi

Macam Penggolongan Obat Respirasi Obat Antitusif Merupakan obat penekan batuk yang secara spesifik menghambat atau menekan batuk. Kebanyakan obat antitusif menekan sistem syaraf pusat sehingga dapat mempengaruhi pusat batuk yang berada di medula oblongata. Obat antitusif sentral bekerja dengan cara menekan refleks batuk dengan meningkatkan ambang rangsang pusat refleks batuk di medula oblongata sehingga kepekaan pusat refleks batuk terhadap rangsangan batuk berkurang. Contoh dari obat antitusif non narkotik antara lain adalah dekstrometorfan, noskapin Obat antitusif perifer bekerja langsung pada reseptor pernapasan di saluran napas bagian atas melalui efek anestesi lokal atau secara tidak langsung mengurangi iritasi lokal melalui pengaruhnya pada mukosa saluran napas bagian atas. Obat antitusif perifer antara lain adalah lidokain, lignokain, tetrakain

Obat ekspektoran adalah obat-obat yang memperbanyak batuk yang produktif dan volume sekret bronkial. Mekanisme keja dari obat ekspetoran adalah dengan reflek merangsang kelenjar sekretori saluran napas bawah sebagai hasil efek iritasi mukosa lambung. Obat mukolitik adalah obat yang dapat membantu menurunkan viskositas atau kekentalan dari sputum khususnya untuk saluran napas bagian bawah sehingga sputum atau dahak menjadi lebih encer dan lebih mudah dikeluarkan agar tidak menumpuk di saluran pernapasan. Contoh obat mukolitik antara lain: bromheksin, asetilsistein,

Obat Asma sebagai Bronkodilator Bronkodilator bekerja mencegah kontraksi otot polos bronkial, meningkatkan relaksasi otot polos bronkial, dan menghambat pembebasan mediator reaksi alergi. Sehingga bronkus dan saluran napas melebar kembali seperti ukuran normal dan aliran udara kembali lancar. Beberapa contoh obat bronkodilator antara lain adalah: teofilin, teobromin,

Obat Asma sebagai Antiinflamasi Anti-Allergy = Obat ini berguna untuk mencegah asma dan rhinitis alergis ( hay fever ). Obatnya ( Antihistaminika (seperti: ketotifen, oksatomida) dan β2- adrenergika) Bronchodilator = memberikan efek bronkodilatasi. Macamnya adalah Adrenergika (Salbutamol, Fenoterol, Terbutalin, Rimiterol, Prokaterol dan Tretoquinol) ; Antikolinergika (Ipatropium, deptropin, tiazianium) untuk efek samping banyak dari takikardia, sekret mengental, obstipasi maka dipakai untuk terapi inhalasi sehingga side effect berkurang ; Derivat Xantin (Teofilin, Aminofilin, dan Kolinteofinilat)

Obat Asma Kortikosteroid Kortikosteroid efektif untuk asma, terutama bermanfaat pada serangan asma akibat infeksi virus/bakteri untuk melawan reaksi peradangan atau reaksi alergi lambat. Kortikosteroid dapat mengurangi inflamasi pada mukosa bronkus (mengurangi edema dan sekresi mucus pada saluran pernapasan). Untuk mengurangi hiperreaktivitas bronchi, zat-zat ini dapat diberikan per-inhalasi atau per-oral. Dalam keadaan gawat dan status asmathicus (kejang bronchi), obat ini diberikan secara i.v. (per-infus) lalu disusul dengan pemberian oral. Obatnya : Hidrokortison, Prednison, Deksametason, Betametason

Obat Asma Ekspektoransia & Mukolitika Obat ini mengurangi kekentalan dahak, Mukolitik dengan merombak mukosa proteinnya dan ekspektoransia dengan mengencerkan dahak, sehingga dahak mudah dikeluarkan. Obat ini meringankan sesak napas dan pada serangan asma hebat berguna terutama bila lendir sangat kental dan sukar dikeluarkan. Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan sekresi saluran pernapasan, sehingga menurunkan viskositas lendir. Bromheksin. Bekerja menguraikan mukopolisakarida asam sehingga serabut lendir bronchus akan terurai. Asetilsistein  Menurunkan viskositas lendir bronchus dengan memutuskan jembatan disulfide protein dari molekul lender. Karbosistein  Senyawa ini tidak dapat bereaksi langsung dengan molekul lendir. Kemungkinan besar senyawa ini bekerja intrasel pada sintesis lendissr dan dengan demikian menyebabkan pembentukan lendir yang encer. Pada saat yang sama pembentukan lendir yang kental ditekan. Secara keseluruhan produksi secret berkurang. Obatnya : Bromheksin, Kaliumiodida, Amoniumklorida

TERIMA KASIH