“Penguatan Karakter Di Era Digital d itinjau dari Agama Hindu” Oleh : IGK. Budiartha, S.Ag, M.Pd.H Disampaikan saat kegiatan Temu Pemuda Lintas Agama Tahun 2017, T gl. 13 September 2017 Di Hotel Singgasana Surabaya
Penguatan Penguatan (reinforcement) mengandung makna menambahkan kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu kuat. Makna tersebut ditujukan kepada tingkah laku individu yang perlu diperkuat. “Diperkuat ” artinya dimantapkan, dipersering kemunculannya, tidak hilang-hilang timbul, tidak sekali muncul kemudian tenggelam http ://cakons.blogspot.co.id/2010/04/filecusersuserdocumentsalat20pend20n20p.html
Karakter Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku , budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya. https://id.wikipedia.org/wiki/Karakter
Era Digital Media baru ( era digital ) adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet khususnya teknologi informasi komputer . Media baru sering di gunakan untuk menggambarkan teknologi digital . Media baru memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan atau internet. http://winstarlink.com/apakah-indonesia-sudah-siap-dengan-era-digital/
Stressing dalam materi ini adalah bagaimana sikap kita saat menghadapi HOAX ?
Hoax menjadi perbincangan hangat di media massa maupun media sosial belakangan ini karena dianggap meresahkan publik dengan informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Istilah hoax, kabar bohong , menurut Lynda Walsh dalam buku "Sins Against Science", merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang masuk sejak era industri, diperkirakan pertama kali muncul pada 1808 . Asal kata "hoax" diyakini ada sejak ratusan tahun sebelumnya, yakni "hocus" dari mantra "hocus pocus", frasa yang kerap disebut oleh pesulap, serupa "sim salabim".
Alexander Boese dalam "Museum of Hoaxes" mencatat hoax pertama yang dipublikasikan adalah almanak (penanggalan) palsu yang dibuat oleh Isaac Bickerstaff alias Jonathan Swift pada 1709 . Saat itu, ia meramalkan kematian astrolog John Partridge . Agar meyakinkan, ia bahkan membuat obituari palsu tentang Partridge pada hari yang diramal sebagai hari kematiannya. Swift mengarang informasi tersebut untuk mempermalukan Partridge di mata umum. Partridge pun berhenti membuat almanak astrologi hingga enam tahun setelah hoax beredar . http ://www.antaranews.com/berita/605171/apa-itu-hoax
Ada beberapa upaya untuk mengurangi pengaruh buruk Hoax :
BAYU (TENAGA) IDEP (PIKIRAN) SABDA (BICARA) TUMBUHAN BINATANG MANUSIA TRI PREMANA ( 3 komponen penting yang dimiliki manusia )
Sebagai manusia kita diberikan kelebihan yang besar dibandingkan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Kita dianugrahi olehNya Idep/pikiran , jika diasah dengan baik maka kita akan memiliki kemampuan Wiweka yaitu kemampuan membedakan mana yang benar dan mana yang salah . Gunakan Idep ini dengan hati nurani yang terdalam sehinnga tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain atau kepentingan tertentu
Kitab Sarasamuscaya 04 “Iyam hiyonih prathama yonih prapya jagatipate, atmanam sakyate tratum karmabhih subhalaksanaih” Menjelma menjadi manusia adalah sungguh-sungguh utama, karena ya dapat menolong dirinya sendiri dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat baik melalui pikirannya
Tri Pramana (3 cara memproleh pengetahuan/kebenaran) Pratiyaksa Pramana : pengetahuan dpt diperoleh dg melihat langsung kejadian atau keadaannya (emphiris) Anumana Pramana : pengetahuan dpt diperoleh dgn mengambil kesimpulan dari kejadian tertentu, dengan tanda tanda yang valid Sabda/Pramana : pengetahuan itu kita dapat dlm kitab suci atau orang suci
Jika kita baca suatu berita di medsos, hendaknya tidak memberikan respon sebelum kita mencaritahu kebenarannya, dengan cara : Cari data emphiris dgn mendatangi lokasi dimana kejadian itu terjadi (Pratyaksa Pramana) , K ita cari tahu dari sumber-sumber yang berkompeten (Anumana Pramana), Cari tahu apakah hal tersebut tercantum dalam Kita Suci (Sabda Pramana)
Sarasamuscaya 301 (tentang pergaulan) Niyate hi matistata, h inaih saha samagamat Samisca samatameti Vasistaisca visistatam Artinya : Karena itu maka akan menjadi lebih rendahlah budi kita, kalau selalu bergaul dengan orang berbudi tidak baik ; jika bergaul dengan orang berbudi baik , maka akan baik juga jadinya budi kita
Medsos adalah pergaulan di dunia maya. Di dalam pergaulan tersebut ada yang kita kenal secara baik dan dekat, ada juga yang kita sama sekali tidak kenal. Oleh karena itu maka jangan merespon tulisan orang orang yang tidak kita kenal, karena kita belum tahu karekter yang sesungguhnya
Rg.Veda X.53.8 Asmanvati riyate sam rabhadhavam, Uttisthata pra tarata sakhyah, Atra jahama ye asan asevah, Sivan vayam uttaremabhi vajan Artinya : Wahai teman-teman, dunia yang penuh dosa dan penuh duka ini berlalu bagaikan sebuah sungai yang alirannya dirintangi oleh batu besar (yang dimakan oleh arus air) yang berat. Tekunlah, bangkitlah, dan seberangilah ia. Tinggalkan persahabatan dengan orang-orang tercela . Seberangilah sungai kehidupan untuk pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran.
Tips menghadapi Hoax Gunakan Idep (hati nurati) yang terdalam, tidak dipengaruhi oleh rasa keberpihakan Pastikan kebenaran tersebut dengan melihat langsung atau kunjungan ke lokasi, atau mencari sumber yang paling utama dan layak dipercaya Batasi pergaulan di media sosial untuk orang-orang memang telah dikenal dengan baik di dunia nyata. Jangan merespon tulisan dari orang-orang yang belum kita kenal secara baik .
Dampak Positif Medsos Penyampaian informasi tentang ajaran-ajaran agama hindu bisa dilakukan dengan mudah T eknologi informasi bisa digunakan sebagai media komunikasi yang mudah bagi para umat seagama maupun berbeda agama. Bisa membentuk sumber daya manusia dengan cara yang lebih intensif.
Dampak Negatif Medsos Bila tidak berpedoman pada etika maka bisa terjadi penyalahgunaan terhadap medsos P enafsiran-penafsiran yang tidak sesuai tentang ajaran agama (salah penafsiran) akan lebih mudah tersebar. Akan berkurangnya frekwensi Simakrama (tatap muka) hal yang penting dalam agama hindu .
Berikut ini tambahan jika diperlukan !!!
Bagaimana sikap kita terhadap kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah ?
Tri Kerukunan Tri kerukunan umat beragama merupakan konsep yang digulirkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan kehidupan masyarakat antar umat beragama yang rukun. Istilah lainnya adalah "Tri kerukunan“, Yaitu : Kerukunan intern umat beragama, Kerukunan antar umat beragama, dan Kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
Manavadharmasastra VIII.15 . Dharma eva hato hanti dharmo rakṣati rakṣitaḥ, tasmād dharmo na hantavyo mābo dharmo hato’vadhīt . Artinya : Dharma yang dilanggar menghancurkan pelanggarnya, dharma yang dipelihara akan memeliharanya, oleh karena itu dharma jangan dilanggar, melanggar dharma akan menghancurkan diri sendiri.
Bhisama PHDI tentang : Dharma Agama dan Dharma Negara Dharma Agama adalah hukum, tugas, hak dan kewajiban setiap orang untuk tunduk dan patuh serta melaksanakan ajaran agama dan aspek-aspek yang dikandung dalam ajaran agama. Dharma Negara adalah merupakan tugas dan kewajiban warga masyarakat terhadap tujuan negara dan patuh terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
CATUR GURU 4 (empat) jenis guru yang wajib kita hormati Guru Swadyaya : Tuhan YME Guru Wisesa : Pemerintah Guru Pengajian : guru di sekolah Guru Rupaka : orang tua
Guru Swadyaya Tuhan yang Maha Esa dalam fungsinya sebagai guru sejati maha guru alam semesta. Agama dan ilmu pengetahuan dengan segala bentuknya adalah bersumber dari beliau. Guru Wisesa Wisesa yaitu pihak penguasa yang dimaksud adalah Pemerintah. Pemerintah adalah guru dari masyarakat umum yang berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa dan memberikan kesejahteraan material dan spiritual . Guru Pangajian Guru Parampara : guru di sekolah yang benar- benar sepenuh hati dan ikhlas mengabdikan diri untuk mendidik serta mencerdaskan kehidupan Bangsa . Guru Rupaka Orang yang melahirkan (orang tua), tanpa orang tua, kita tak akan ada. Oleh karena itu betapa besarnya jasa-jasa orang tua dalam membimbing putra-putranya utk menjadi anak yang baik (suputra).
Stressing pada Guru Wisesa yaitu pemerintah ! Jika pemerintah mengeluarkan suatu aturan, perundang-udangan, baik itu berupa : UU, Keppres, Perpu, Kepmen dll apapun bentuknya, selama itu dikeluarkan melalui suatu prosedur yang baik, maka wajib untuk didukung dengan cara mematuhi aturan-aturan tersebut.
Toleransi menurut Hindu
BHINNEKA TUNGGAL IKA (Sinergitas Kehidupan) Perbedaan antara Siwaisme dan Budisme di Indonesia, dirukunkan oleh Mpu Tantular di jaman Majapahit(Th.1380 M) menjadi Agama Siwa-Budha , yang tertuang dalam buku Sutasoma , dimana Purusadha mewakili Siwaisme dan Sutasoma mewakili Budhisme. Didalam Kitab Sutasoma terdapat kalimat “ Bhineka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa “, artinya : Meskipun berbeda-beda tetap Satu, tidak ada kebenaran mendua .
Atharva Veda III. 30.1 (Cinta kasih tanpa permusuhan) Wahai umat manusia, Aku memberimu sifat-sifat ketulusan, keikhlasan, mentalitas yang sama dan perasaan berkawan tanpa kebencian (permusuhan). Seperti halnya induk sapi mencintai anak-anaknya yang baru lahir, begitulah seharusnya kalian saling mencintai satu sama yang lain. ( Sahrdayam sammanasyam, avidvesam krnomi vah, anyo anyam abhi haryata, vatsam jatam ivighnya)
Bhagawad Gita IX.29 Aku tidak pernah pilih kasih dan selalu bersikap adil terhadap semua mahluk, bagi-Ku tidak ada yang paling Aku benci dan yang paling Aku kasihi. M ereka yang berbakti kepada Ku, yang selalu memuja Ku, Aku akan selalu bersamanya. (Samo ‘ham sarvabhutesa, na medewsyo ‘sti na priyah, ye bhajanti tu mam bhaktya, mayite besu ca’pyaham)
Hitopadesh 1.3.71 : "Ayam nijah paroveti gananā laghuchetasām, Udāracharitānām tu vasudhaiva kutumbakam“ artinya: “ I ni adalah tempat saya sedang orang yang berada di luar adalah orang asing” , itu merupakan pemikiran sempit. Gunakanlah hati nurani karena bagaimanapun, seluruh bumi adalah sebuah keluarga".
Maha Upanisad 6.72 “Ayam bandhurayam neti gananā laghuchetasām, Udāracharitānām tu vasudhaiva kutumbakam” artinya : “ H anya dialah saudara saya, selain dia bukan saudara saya”; adalah pemikiran dari orang yang berpikiran sempit. Bagi mereka yang berwawasan luas, atau orang mulia, mereka mengatakan bahwa seluruh dunia adalah satu keluarga besar.
Bhagawad Gita XII.13 Dia yang tidak membenci segala makhluk, bersahabat, cinta kasih dan bebas dari keakuan dan keangkuhan, sama dalam suka dan duka, pemberi maaf maka mereka akan mencapai kesempurnaan. (Advesta sarva-bhutanam, maitrah karuna eva ca, nirmamo nirahamkarah, sama- duhkha-ksami)
Catur Paramitha (4 prilaku mulia) Maitri : mengembangkan sifat kasih sayang antara sesama Muditha : berprilaku agar membuat orang senang dan bersimpati Karuna : kembangkan sifat suka menolong antar sesama Upeksi : menjaga keselarasan, kerukunan dan keseimbangan antar sesama