Pentingnya imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah(BIAS)

amatdayat 36 views 36 slides Sep 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 36
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36

About This Presentation

Untuk kelas 1


Slide Content

Pentingnya Imunisasi Lanjutan
Pada Anak Usia Sekolah (BIAS)
dr. Siti Habsyah Masri, M.Ked (Ped), SpA
Champion Imunisasi Nasional IDAI
Provinsi DKI Jakarta

Outline
•Manfaat dan Landasan Hukum Imunisasi
•Jenis Imunisasi BIAS
•KIPI
•Halal – Haram Vaksin

IMUNISASI
•Upaya untuk
menimbulkan/
meningkatkan kekebalan
seseorang secara AKTIF
terhadap penyakit
tertentu dengan cara
memberikan vaksin
•Sehingga bila suatu saat
terpajan dengan
penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan

Landasan Hukum
“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan
sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.” (UU
no 23/2002)
Setiap anak berhak
memperoleh imunisasi dasar
sesuai dg ketentuan utk
mencegah terjadinya
penyakit yg dapat dihindari
melalui imunisasi (UU no
36/2009)
Bahwa untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan
mempertahankan status kesehatan
seluruh rakyat diperlukan tindakan
imunisasi sebagai tindakan preventif
PERMENKES RI NO.12 TAHUN 2017
Imunisasi wajib diberikan pada bayi dan
anak untuk mencegah sakit, kecacatan dan
kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

VAKSINASI BIAS
•Tidak perlu ada informed consent
•Dasar hukumnya Permenkes 209 tahun 2018 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran pasal 15
•Kalau untuk kepentingan orang banyak tidak perlu ada
persetujuan tindakan kedokteran, contoh vaksinasi Covid-19
•Jadi untuk BIAS cukup pendataan saja siapa yang akan
disuntik imunisasi di sekolah hari itu. Bukan bersedia atau
tidak bersedia
•Kalau hari H tidak bisa datang maka bisa mengunjungi
Puskesmas.
•Koordinasi dengan pihak Puskesmas terkait rekapan nama-
nama anak, kelas, dan alamat yang tidak disuntik pada hari H

Bahaya dan Penyakit apa saja yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)

Bila anak tidak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal
BIAS mencegah
komplikasi yang berat,
kecacatan, dan kematian

Jenis Imunisasi Berdasarkan Penyelenggaraan
•Program
1.Rutin
2.Tambahan
3.Pelaku perjalanan
•Pilihan/ mandiri

Mengapa Perlu Vaksinasi Pada Anak Usia Sekolah
1. Titer antibodi dari vaksin balita mulai menurun sehingga
diperlukan dosis penguat (booster)
2. Sebagian anak belum mendapat vaksin lengkap saat balita
→mempunyai kesempatan untuk catch up immunization
(imunisasi kejar)
3. Anak sekolah bisa menjadi sumber penularan bagi bayi, orang
dewasa, dan lansia
4. Sekolah merupakan kelompok yang mudah dijangkau

KIPI

Tujuan Pemantauan dan Pelaporan KIPI
1.Menjamin keamanan &
kualitas vaksin
2.Meningkatkan kepercayaan
publik
3.Mendeteksi adanya efek
samping langka, efek jangka
panjang, atau efek samping
awitan lambat (delayed onset)
dari suatu vaksin
4.Menyediakan dasar untuk
tindakan korektif program
imunisasi
PENTING UNTUK DIINGAT
•Tidak semua orang yang divaksinasi
akan mengalami KIPI.
•KIPI yang paling umum terjadi
adalah reaksi ringan seperti demam
atau nyeri di area suntikan.
•Reaksi yang lebih serius seperti
alergi berat (anafilaksis) sangat
jarang terjadi.
•Jika mengalami KIPI, segera
konsultasikan dengan tenaga
kesehatan.

Halal – Haram Dalam Vaksinasi
•Mengapa tidak ada
label halal pada vaksin?
•Vaksin tidak berlabel
halal = HARAM?
•Vaksin mengandung
babi!
•Kandungan vaksin tidak
jelas!
•Vaksin menggunakan zat yang najis
dan haram
•Vaksin memiliki banyak efek
samping, cacat permanen,
kematian. Banyak anak yang sakit
setelah diimunisasi, dan yang tidak
diimunisasi tetap sehat
•Manusia sudah memiliki kekebalan
alami
•Imunisasi adalah produk konspirasi
negara Barat untuk menghancurkan
umat Islam
•Vaksin adalah bisnis murni
•Ada pengobatan thibbun nabawi
•Di negara Barat banyak yang
menolak imunisasi

Apa yang ada dalam sebotol vaksin?
Catatan: tidak semua vaksin isinya sama
Kandungan vaksin :
•Bahan aktif: virus, bakteri, toksin,
polisakarida membentuk kekebalan
•Ajuvan: aluminium
•Pelarut: akuabides, garam fisiologis
•Stabilizer: laktosa, sukrosa, gelatin
•Pengawet: timerosal, fenol
•Inactivating agents: formaldehid (formalin)
•Trace components: antibiotik, cairan
kultur sel
•Aluminium : Ajuvan: meningkatkan
respon imun vaksin dengan jumlah
bahan aktif yang lebih sedikit. Ada di
udara yang dihirup, di air yang
diminum, dan didalam makanan
sehari-hari. Kadarnya dalam vaksin
lebih kecil daripada di dalam ASI
•Formaldehida : Mematikan virus
(misalnya vaksin polio dan hepatitis
A) atau toksin bakteri (toksin difteri
dan tetanus).
•Merkuri : Mencegah kontaminasi
bakteri, pada vaksin multi- dose.
Didapatkan secara alamiah di tanah,
air, dan udara. Beda etil dengan metil
merkuri
•Gelatin : Stabilizer, pada SEBAGIAN
KECIL vaksin, yaitu melindungi bahan
aktif dari kerusakan selama proses
pembuatan, penyaluran, dan
penyimpanan vaksin

Fatwa Majelis Ulama Indonesia No 04, 2016
(Terkait program imunisasi dan kandungan vaksin)

Pediatric Association Advocacy for Immunization priorities

Apakah boleh menggunakan obat-obatan yang diharamkan ?
•Hidungnya terpotong pada perang Al-
Kulab pada masa Jahiliyyah, sehingga ia
memakai hidung yang terbuat dari perak,
namun hidungnya mulai membusuk,
sehingga Nabi (SAW) menyuruhnya
memakai hidung yang terbuat dari emas.
(Sunan Nasai, vol.8 halaman142) .
Catatan: emas diharamkan bagi laki-laki
•”Boleh berobat dengan benda-benda najis
jika belum menemukan benda suci yang
dapat menggantikannya, karena
mashlahat kesehatan dan keselematan
lebih diutamakan daripada mashlahat
menjauhi benda najis”.
Imam al-'Izz ibn 'Abd al-Salam, dalam kitabnya
"Qawa'id al-Ahkam fi Masalih al-Anam"
•Nabi mengijinkan 'Abdur-
Rahman bin ‘Auf dan Az-
Zubair bin Al-'Awwam
memakai sutra karena
memang demikian
menderita rasa gatal.
(Sunan Nasai, jilid 8 halaman 178)
•Catatan: sutra diharamkan
bagi laki-laki

Bagaimana produksi vaksin yang bersinggungan/ memakai BABI?
Dalam proses produksi vaksin, menggunakan bahan yang bersumber dari babi

Pediatric Association Advocacy for Immunization priorities
•Dasar penamaan
label: menggunakan
tripsin porcine
•Tripsin adalah enzim
yang diproduksi di
pankreas mamalia
(termasuk manusia)
untuk menghidrolisis
ikatan peptida
(protein) dalam
makanan— BAGIAN
dari SISTEM
PENCERNAAN
•Proses awal
pembuatan vaksin
adalah membuat
KULTUR (biakan)
SEL. Tripsin berguna
untuk melepaskan sel
dari wadah kultur
•Mengapa
menggunakan tripsin
babi (porcine)?
•Menghasilkan
“panen” yang baik

Proses Pembuatan Vaksin (copyright DR. Hasim — LP POM MUI)
Penyiapan media (sel vero) utk. pengembangbiakan virus
Zat nutrisi: iscove
medium
Sel vero di lepas dari
Mikrokarier
Menggunakan Tripsin
dari babi
Sel Vero
Mikrokarier: N,N-diethyl amino
ethyl (DEAE)
Larutan nutrisi
dibuang
Dicuci dengan larutan PBS Buffer
Dinetralisasi dengan Larutan serum anak sapi (Calf serum)
Larutan dibuang
Sel-sel vero + mikrokarier Ditaruh di Bioreaktor yang lebih besar
Dengan zat nutrisi dan mikrokarier yang lebih
banyak
Disampaikan Dr Arifianto, SpAK dalam WS champion imunisasi regionalDisampaikan Dr Arifianto, SpAK dalam WS champion imunisasi regional
IDAI DKI Jakarta IDAI DKI Jakarta

Bagan proses produksi IPV (copyright DR. Hasim—LP POM)
1. Penyiapan media
(sel vero)
Amplifikasi/kultur Sel
(pembiakan sel dengan
Mikro-karier)
Dalam setiap tahapan Utk
melepas sel dari Mikro-karier
digunakan Tripsin
(tripsinisasi)
Pencucian sel vero Terhadap
tripsin dilakukan tiap tahap
(Netralisasi/removal)
2. Inokulasi
virus
3. Panen
virus
4. Ultrafiltrasi
(Konsentrat virus)
Pemurnian
1.Ion Exchange
2.Ultrafiltrasi
3.Gel Filtration
4.Ion Exchange
Final
bulk
5.
Inakt
ivasi
Tidak menggunakan unsur
porsine
Disampaikan Dr Arifianto, SpAK dalam WS champion imunisasi regional IDAI DKI Jakarta Disampaikan Dr Arifianto, SpAK dalam WS champion imunisasi regional IDAI DKI Jakarta

Produksi vaksin bersinggungan/mengandung babi
Pada produk
akhir
tidak
mengandung
tripsin
porcine
Kaidah fikih:
istihlak
Bersinggun
g
an
dengan
baha
n
bersumbe
r babi
Pada produk akhir
berisi gelatin
porcine
Kaidah fikih:
istihalah
Mengandun
g babi
DARURAT?

Apakah vaksin kategori ini haram?
Merujuk pada kaidah Istihlak ( استحلاك ) I)
•Hancurnya atau meleburnya suatu zat
 bercampurnya benda haram/najis
dengan benda lainnya yang suci dan
halal yang lebih banyak, sehingga
menghilangkan sifat najis dan
keharamannya, baik rasa, warna, dan
baunya
•Contoh: hanya beberapa tetes khamr
pada air yang sangat banyak (diatas 2
kullah), maka tidak membuat haram air
tersebut.
•Jatuhnya seekor lalat atau lebah ke
dalam panci suatu masakan yang
menyebabkan tercampurnya dengan
masakan tersebut maka masakan itu
tidak haram dimakan, walaupun lalat
atau lebah itu haram dimakan.
•Maka enzim babi vaksin yang hanya
sekedar katalisator yang sudah hilang
melalui proses pencucian, pemurnian,
dan penyulingan sudah terkalahkan
sifatnya.
Istihalah: transformasi, perubahan bentuk
sehingga sudah bukan benda asalnya lagi
•Perubahan yang terjadi pada suatu
zat/benda najis atau haram menjadi
zat/benda yang suci yang telah berubah
dari segi rasa, warna dan bau (berubah
wujud dan sifat).
•Perubahan yang terjadi bisa melalui
proses reaksi kimia, pemanasan atau
proses memasak bahan tersebut.
•Mazhab Syafi’i: istihalah adalah
menghilangkan sifat zat najis kepada
sifat yang lain yang tidak najis.
•Contoh: khamr (alkohol) menjadi cuka,
penggunaan gelatin babi dalam vaksin

Contohproses istihalah:
•Bangkai berubah menjadi garam.
•Najis berubah menjadi abu dengan proses
pembakaran.
•Proses menghilangkan sifat mabuk pada arak
pada proses penyulingan sehingga menjadi
cuka
•Kulit bangkai yang najis dan haram disamak,
maka bisa menjadi suci
•Menghalalkan madu yang dikeluarkan dari
perut lebah sedangkan lebah tersebut tidak
boleh dimakan karena ia termasuk dalam
kategori hewan yang tidak halal dan menjijikkan
•Kotoran dan air najis yang disiram kepada tanah
pada tanaman yang menghasilkan buah-buahan
•Babi atau darah babi yang terjatuh ke dalam
laut lalu berubah menjadi garam.
Anggur (Halal) Arak (Haram)

Sikap Mazhab Ulama terhadap Istihalah
1. Imam Syafi'i, sebagian Ulama menganut
madzhab 'Hambali’ :
•Mengenal istihalah dalam lingkup yang
terbatas, hanya dalam 3 keadaan: kulit
bangkai yang disamak, babi yang terurai
menjadi garam (secara alami), khamr yang
berubah menjadi cuka (secara alami).
•Di luar kondisi ini, jika suatu bahan haram
digunakan dalam proses tersebut, produk
akhir tetap haram meskipun tidak lagi
mengandung bahan haram tersebut.
2. Imam Hanafi, Maliki, Dzahiri (Ibnu Hazm),
Ibnu Taimiyah, Ibnu al-Qoyyim:
•Mengenal istihalah secara umum dengan
melihat hasil akhirnya,
• Jika tidak mengandung zat haram maka tidak
ada alasan untuk menjadikannya haram.
•Ada perbedaan pendapat di antara ulama.
•Di Timur Tengah mengakui istihalah
berlaku untuk gelatin babi,
•Di Indonesia (karena perbedaan mazhab
fikih) maka tidak mengakuinya
●Keterangan di kemasan vaksin:
“Mengandung babi”!
●Penelitian pada produk akhir vaksin yang
menggunakan gelatin babi sebagai
stabilizer: tidak mengandung DNA babi
(karena memang sudah ber-transformasi)

Mengapa Harus Vaksin?

Mengapa Harus Vaksin?
Imunisasi Memenuhi Tuntutan Syariah Islam
●Imunisasi menyelamatkan nyawa dan mencegah cacat
permanen
●Imunisasi mengeliminasi penyakit
●Imunisasi sangat cost-effective
●Imunisasi merupakan amal soleh (herd immunity)
●Imunisasi adalah salah satu dari upaya manusia untuk
memenuhi semua maqashid syari’ah agar bisa
menjalankan fungsi untuk beribadah kepada Allah dan menjadi
khalifah di Bumi

•Mereka yang menolak, tidak
mendukung imunisasi dan upaya
vaksinasi yang bertujuan untuk
melindungi pribadi dan kesehatan
masyarakat maka bertanggung
jawab kepada Allah, umat Islam dan
seluruh dunia.
•Mereka mencoreng nama Islam;
seolah-olah Islam adalah agama
yang melakukan hal tersebut, tidak
mendukung ilmu pengetahuan dan
menentang kemajuan kesehatan dan
obat-obatan.
•Padahal Islamlah yang menyuruh
kita untuk merawat hak tubuh dan
hak sehat komunitas
•Serahkan sesuatu pada
ahlinya, dan tunggu
kehancuran jika tidak
ditangani oleh yang ahli (HR.
Bukhari)
•Terkait vaksin, maka
sangat penting untuk
mengikuti anjuran para
dokter ahli yang terpercaya
•Dengan demikian, Islam
menjadi berkah untuk
dunia

Kesimpulan
•Salah satu tujuan BIAS untuk melengkapi imunisasi
anak yang tertinggal yang dapat mencegah kejadian
luar biasa (KLB)
•Imunisasi penting untuk mencegah penyakit infeksi yang
dapat mengganggu tumbuh kembang anak
•Jadwal Imunisasi Program dan Pilihan saling melengkapi
•Suntikan ganda efektif, aman dan memberikan
imunogenisitas yang baik

QnA Orang Tua
•Catatan vaksin hilang, lupa, ragu: maka perlu
divaksin ulang karena dianggap belum vaksin. Tidak
ada over dosis vaksin, tetap aman untuk
membentuk kekebalan tubuh. Lebih baik berlebih
daripada kurang dosis
•Semua anak dengan kondisi khusus seperti
menderita penyakit HIV-AIDS, epilepsi, jantung,
kanker dan lain-lain tetap perlu divaksin saat
kondisinya stabil dan dibawah pengawasan Dokter
Anak

•Silahkan para orang tua jika ingin mengikuti
jadwal imunisasi IDAI 2024 dan tidak
mengikuti BIAS namun tetap
menginformasikan kepada petugas vaksin di
sekolah untuk dilakukan sinkronisasi
pencatatan di buku vaksin.
•Yang tidak boleh : tidak ada pencatatan
karena tidak pernah imunisasi

Terima Kasih
Tags