Penyakit Orbita dr. H. Darwis Makka,Sp.M,M.Kes Ilmu Kesehatan Mata

JuriadiPaddo 2 views 31 slides Aug 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 31
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31

About This Presentation

Orbita → rongga tulang, yang terdiri dari globe, otot ekstraokular, saraf, jaringan lemak, dan pembuluh darah.
Dinding orbita terdiri dari 7 tulang


Slide Content

Penyakit Orbita dr. H. Darwis Makka,Sp.M,M.Kes Ilmu Kesehatan Mata

Orbita rongga tulang , yang terdiri dari globe, otot ekstraokular , saraf , jaringan lemak, dan pembuluh darah . Dinding orbita terdiri dari 7 tulang , yaitu : ethmoid, frontal, lakrimal , maxilla, palatine, sphenoid, dan zygoma. Jaringan lunak orbita , antara lain: periorbita, saraf optik intraorbita , orbital fat dan otot ekstraokular , Annulus Zinnii .   Orbita

Pendahuluan Supply pembuluh darah ke orbita berasal dari arteri oftalmika , yang merupakan cabang arteri carotis interna. Cabang utama arteri oftalmika : Cabang ke otot ekstraokular Arteri retina sentralis ( ke saraf optik dan retina) Arteri ciliaris posterior (longus ke segmen anterior dan brevis ke choroid)

Penyakit Orbita Neoplasma : Hemangioma capillary Hemangioma Cavernosa Optik Nerve Glioma Meningioma Kelainan Kongenital Anopthalmia Mikrophthalmia Inflamasi dan Infeksi Sellulitis Thyroid Eye Disease (Graves disease)

KELAINAN KOGENITAL 01

A. Anophtalmia Tidak terbentuknya jaringan mata 3 jenis Anophthalmia : 1. Anopthalmia Primer Jarang , sering bilateral Vesikel optik gagal tumbuh keluar dari vesikel cerebral pada perkembangan embrionik . 2. Anopthalmia Sekunder Jarang , lethal Abnormalitas neural tube anterior

3. Anopthalmia Consecutive Degenerasi sekunder dari vesikel optik . Anopthamia orbita kecil , dengan eyelid dan adneksa yang hipoplastik  

B. Mikrophtalmia Bola mata yang mengecil Lebih sering terjadi daripada anopthalmia Ukuran mata bervariasi tergantung dari tingkat keparahan dari defek . Anak- anak dengan orbita yang kecil , unilateral, tidak tampak mata mempunyai globe yang mikropthalmia Semua anak dengan mikropthalmia mempunyai orbita yang hipoplastik  

Tidak ada penglihatan Terapi : Kosmetik Dimulai setelah pasien lahir Pemberian conformer, sampai pasien dapat dipasang prosthesis umur 3-4 bulan . Kasus dengan tulang yang asimetris berat pemberian intraorbital tissue expanders untuk melebarkan orbita yang hipoplastik .  

INFLAMASI & INFEKSI 02

A. Selulitis Penyebab paling sering : infeksi bakteri Infeksi bakteri pada orbita atau jaringan lunak periorbita berasal dari 3 sumber utama : 1. Penyebaran langsung dari sinusitis atau dakriosistitis 2. Trauma atau infeksi kulit 3. Penyebaran bakteremia dari fokus yang jauh (otitis media, pneumonia) Dibagi menjadi 2 jenis : Selulitis Preseptal & Selulitis Orbita

1. Selulitis Preseptal Anterior dari septum orbita . Klinis : Edema palpebra, eritema , inflamasi yang berat Globe tidak terganggu Tajam penglihatan , ocular motility, pupil tidak terganggu Nyeri pergerakan bola mata dan kemosis tidak didapatkan

Penyebab Dewasa trauma penetrasi atau dakriosistitis Anak- anak sering : sinusitis Sellulitis preseptal pada bayi dan anak-anak < 5 tahun berhubungan dengan bakteremia , septicemia, dan meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae pemberian vaksin H influenzae B (Hib)  

Tatalaksana Computed Tomography (CT-scan) orbita dan sinus Antibiotika oral Nasal dekongestan sinusitis Bila bertambah berat MRS dan pemberian Antibiotika intravena Abses Insisi dan Drainage  

2. Selulitis Orbita Posterior dari septum orbita 90% kasus Sinusitis Klinis : Leukositosis (75%) Proptosis, Kemosis , Ptosis Nyeri dan hambatan pergerakan bola mata Penurunan tajam penglihatan , warna , gangguan lapangan pandang , abnormalitas pupil Compressive optic neuropathy  

Komplikasi Terapi yang terlambat Blindness, Trombosis sinus cavernosus,cranial neuropathy, abses otak, dan kematian. Abses subperiosteal proptosis, globe displacement Trombosis sinus cavernosus proptosis, ipsilateral ophthalmoplegia, anesthesia pada sarat trigeminus cabang satu dan dua.  

Tatalaksana CT Scan orbita dan sinus paranasal Konsultasi THT untuk sinusitis pembedahan sinus Dekongestan nasal MRS Antibiotik intravena Abses subperiosteal Insisi dan drainage  

B. Thyroid Eye Disease (Graves Disease) Thyroid eye disease (TED ) disebut juga dengan Graves ophthalmopathy, dysthyroi ophthalmopathy, thyroid - associated orbitopathy, thyroid orbitopathy, thyrotoxic exophthalmos. Penyakit inflamasi autoimun . Pada TED: 90% Graves hyperthyroidism, 1% primary hypothyroidism 3% Hashimoto thyroiditis 6% euthyroid  

Trias Graves Disease: Klinis pada orbita Hipertiroid Pretibial myxedema Thyroid eye disease juga berhubungan dengan Hashimoto thyroiditis (immune - induced hypothyroidism) atau disfungsi tiroid . Gejala klinis , dapat 1 atau lebih : Eyelid retraction, Lid lag Strabismus Proptosis Restrictive extraocular myopathy Compressive optic neuropathy Faktor resiko merokok  

Tatalaksana Lubrikan okular topikal Siklosporin topikal mengurangi iritasi permukaan okuli Merubah gaya hidup mengurangi rokok , diet rendah garam, tidur dengan head up Pemakaian kacamata mengurangi dry eye dan fotofobia Jika inflamasi berat kortikosteroid topikal atau sistemik Dekompresi orbita Pembedahan strabismus  

Tatalaksana Pembedahan eyelid Hipertiroid Antitiroid, bila tidak bisa mencapai eutiorid Radioactive Iodine (RAI). Pembedahan sebaiknya ditunda sampai tercapai fase eutiroid , dan stabil selama 9-12 bulan . Bila terdapat penurunan tajam penglihatan karena compressive optic neuropathy dan corneal exposure pembedahan segera  

TERIMA KASIH
Tags