SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS X 15
menuju Habasyah. Rombongan pertama dipimpin Usman bin Affan berjumlah 15
orang, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 4 wanita. Kemudian, disusul rombongan yang
kedua dipimpin Ja‟far bin Abi Thalib berjumlah hampir 100 orang.
Kedatangan kaum muslimin ke Habasyah diterima oleh Raja Najasyi dengan
baik. Mereka mendapat perlindungan dan bantuan bahan makanan. Perlakuan Raja
Najasyiterhadap umat Islam tersebut membuat kaum kafir Quraisy sakit hati. Mereka
mengutus Amru bin Ash dan Abdullah bin Rabi‟ah untuk menghadap Raja Najasyi.
Kedua utusan itu berkata kepada Raja Najasyi, ”Wahai Raja! Mereka telah pergi
dari negeriku dan datang ke negerimu. Mereka orang-orang yang bodoh. Mereka
telah melepaskan agama nenek moyang kami dan telah masuk agama baru yang kami
dan kamu tidak mengetahuinya. Maka kami diutus oleh pemimpin-pemimpin kami
untuk minta kepadamu agar mereka dikembalikan kepada kami”.
Raja Najasyi tidak mau memenuhi permintaan utusan itu sebelum mendengar
keterangan dari kaum muslimin. Lalu, Raja Najasyi bertanya kepada umat Islam,
”Agama apakah yang menyebabkan kamu sekalian keluar dari agama nenek
moyangmu dan tidak mau masuk agamaku ?”.
Kaum muslimin yang diwakili Ja‟far bin Abi Thalib menjawab, ”Wahai Raja !
Kami dahulu orang Jahiliyyah, menyembah berhala, memakan bangkai, berbuat jahat,
memutuskan hubungan persaudaraan, dan orang-orang kami memperbudak yang
lemah. Lalu, datang utusan Allah Swt, yaitu seorang di antara kami (kaum Quraisy).
Kami mengenal akhlaknya yang mulia, yaitu jujur, menepati janji, dan pemaaf.
Beliau mengajak kami untuk menyembah Allah Swt Yang Esa, menyuruh kami
berkata yang benar, bersikap jujur, adil, memenuhi amanah, menyambung
persaudaraan, serta berbuat baik kepada tetangga. Beliau melarang kami berbuat
jahat, berkata kotor, makan harta anak yatim dengan jalan yang tidak halal, dan
menyekutukan Allah Swt. Maka kami menerima ajakannya untuk masuk Islam”.
Kaum muslim mempersiapkan rombongan untuk berhijrah ke Habasyah dengan
jumlah yang lebih banyak yaitu 83 orang laki-laki, 11 orang wanita Qurays dan 7
orang wanita asing. Akan tetapi hijrah yang kedua ini lebih berat tantangannya karena
berbagai cara dilakukan oleh kaum kafir Quraisy untuk menggagalkannya.
Melihat situasi seperti itu, Usman berkata “ Ya Rasulullah, kami telah berhijrah
yang pertama kepada Najasy, dan kali ini yang kedua, tapi engkau tidak juga ikut
bersama kami”. Rasulullah Saw berkata “ kalian berhijrah kepada Allah Swt dan
kepadaku. Kalian mendapatkan kedua hijrah ini semuanya. “ kalau begitu cukup kami
saja Ya Rasulullah”, kata Utsman. Mereka menetap di Negeri Habasyah dalam 16 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS X
keadaan aman dan sentosa. Namun tatkala mereka mendengar tentang hijrahnya
Rasulullah Saw ke Yasrib, maka pulanglah mereka ke Makkah untuk ikut serta dalam
hijrah Rasulullah Saw keYatsrib.
2. Amul Huzni
Abu Thalib bin Abdul Muthalib adalah orang yang paling gigih membela
dakwah Rasulullah Saw. Perlindungan dan bantuan dari Abu Thalib dalam dakwah
Rasulullah Saw sangatlah totalitas. Ia adalah benteng yang melindungi dakwah
Rasulullah Saw, meski ia tetap berpegang pada agama nenek moyangnya. Namun
begitu, dalam Asad Al-Ghobah diceritakan , tatkala sakit Abu Thalib semakin parah,
ia memanggil semua warga Bani Abdul Muthalib, lalu berpesan “ sesungguhnya kamu
sekalian akan dalam keadan baik selagi kalian mendengan perkatan Muhammad dan
mengikuti perintahnya. Karena itu, ikutilah dia dan percayailah dia, niscaya kalian
akan selamat”. Setelah Abu Thalib meninggal, Rasulullah Saw berkata, “ semoga
Allah Swt merahmatimu dan mengampunimu. Aku akan memintakan ampun
untukmu, sampai Allah Swt melarangku”.
Tidak berselang lama dari meninggalnya Abu Thalib, Siti Khadijah istri tercinta
Rasulullah Saw pun meninggal dunia. Khadijah wafat pada bulan Ramadhan pada
tahun ke 12 kenabian dalam usia 65 tahun.
Dengan meninggalnya Abu Thalib dan Khadijah, musibah demi musibah datang
bertubi-tubi, karena keduanya adalah orang yang sangat gigih membela dan
melindungi beliau. Sejak saat itu kaum kafir Quraisy semakin gencar melancarkan
gangguan kepada Rasulullah Saw. tahun meninggalnya Abu Thalib dan Situ Khadijah
disebut dengan Amul Huzni atau tahun kesedihan.
3. Isra Mi’raj
Peristiwa Isra Mi‟raj terjadi satu tahun sebelum hijrah, tepatnya pada malam
senin 27 Rajab setelah Rasulullah pulang dari perjalanannya ke Tha‟if. Isra secara
bahasa artinya perjalanan malam, adapun menurut istilah yaitu perjalanan Rasulullah
Saw pada satu malam dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis di
Palestina. Mi‟raj adalah naiknya Rasulullah Saw dari Masjidil Aqsha menuju ke
Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Swt.
Isra Mi‟raj merupakan pertolongan dari Allah Swt sekaligus hiburan dari Allah
Swt atas kesedihan Rasulullah Saw karena ditinggal dua orang terkasihnya yaitu Abu
Thalib dan Siti Khadijah. Allah Swt menceritakan peristiwa Isra Mi‟raj ini dalam QS.
Al-Isra‟ (17) : 1.