Peran Filsafat dalam Memahami Hakikat Manusia.pdf

kharismabmt 38 views 7 slides Jan 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 7
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7

About This Presentation

Filsafat Manusia mencari arti menjadi manusia yang seutuhnya.


Slide Content

PERAN FILSAFAT DALAM MEMAHAMI HAKIKAT MANUSIA

Kharisma Bintang Maulana Tibridzi, Dr. Sigit Sardjono, M.S.

Univesritas 17 Agustus 1945 Surabaya, Indonesia
Univesritas 17 Agustus 1945 Surabaya, Indonesia
[email protected]

Alamat: Jl. Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur 60118
Korespondensi penulis: [email protected]

Abstract

Philosophy plays a crucial role in understanding the essence of humanity, encompassing dimensions of existence,
knowledge, morality, and the purpose of life. This paper discusses the contribution of philosophy in uncovering the
nature of humanity through a deductive approach, starting from a general understanding of philosophy as a discipline,
and then delving into its major branches, such as metaphysics, epistemology, ethics, and aesthetics. Ideas from
classical, modern, and contemporary schools of thought, such as Platonism, Aristotelianism, existentialism, and
postmodernism, offer diverse perspectives on the nature of humanity. Philosophy not only enriches theoretical insights
into humanity but also provides practical guidance in daily life, especially in the areas of morality and self-reflection.
Amid rapid technological development and social change, philosophy remains relevant in offering a profound
understanding of identity, values, and the purpose of human existence. Overall, philosophy serves as an essential tool in
exploring the meaning of human existence and guiding individuals to live more wisely and meaningfully.

Keywords: Philosophy, Essence of Humanity, Existence, Morality, Epistemology, Ethics, Postmodernism

Abstrak

Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam memahami hakikat manusia, yang mencakup dimensi eksistensi,
pengetahuan, moralitas, dan tujuan hidup. Artikel ini membahas kontribusi filsafat dalam mengungkap esensi manusia
melalui pendekatan deduktif, dimulai dari pemahaman umum tentang filsafat sebagai disiplin ilmu, dan kemudian
menyelami cabang-cabang utamanya, seperti metafisika, epistemologi, etika, dan estetika. Pemikiran-pemikiran dari
aliran klasik, modern, dan kontemporer seperti Platonisme, Aristotelianisme, eksistensialisme, serta postmodernisme,
memberikan perspektif beragam tentang hakikat manusia. Filsafat tidak hanya memperkaya wawasan teoretis tentang
manusia, tetapi juga menawarkan panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek moral maupun
refleksi diri. Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang pesat, filsafat tetap relevan dalam
memberikan pemahaman yang mendalam tentang identitas, nilai-nilai, dan tujuan hidup manusia. Secara keseluruhan,
filsafat berfungsi sebagai alat penting dalam menggali makna eksistensi manusia dan membimbing individu untuk
hidup lebih bijaksana dan bermakna.

Kata Kunci: Filsafat, Hakikat Manusia, Eksistensi, Moralitas, Epistemologi, Etika, Postmodernisme

PENDAHULUAN

Filsafat, sebagai cabang ilmu yang mendalami pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang eksistensi,
pengetahuan, nilai, dan realitas, memegang peranan penting dalam upaya memahami hakikat
manusia. Sejak zaman kuno, para filsuf telah berusaha menggali esensi dari apa yang membuat
manusia menjadi manusia, mulai dari aspek biologis hingga dimensi spiritual dan moralitas.
Pemikiran filsafat menawarkan berbagai sudut pandang yang beragam dan mendalam mengenai
sifat manusia, yang tidak hanya terbatas pada identitas individu tetapi juga pada hubungan mereka
dengan lingkungan sosial dan alam semesta. Di era modern ini, kebutuhan untuk memahami hakikat
manusia menjadi semakin krusial, terutama dengan adanya tantangan global seperti perubahan
teknologi, krisis ekologi, dan konflik sosial yang memperumit gambaran eksistensi manusia.
Melalui pendekatan deduktif, pendahuluan ini akan menjelaskan peran filsafat dalam memberikan
kerangka konseptual untuk memahami manusia, dimulai dari pemahaman umum mengenai filsafat
sebagai disiplin ilmu, kemudian menyempitkan fokus pada kontribusinya dalam analisis ontologis
dan epistemologis tentang manusia. Filsafat memungkinkan kita untuk mempertanyakan asumsi-
asumsi dasar tentang apa itu manusia, bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia, dan tujuan
akhir dari keberadaan mereka. Dengan menelusuri pemikiran-pemikiran dari berbagai tradisi
filsafat, kita dapat melihat bagaimana konsep-konsep seperti kesadaran, kebebasan, dan moralitas
telah berkembang dan bagaimana mereka terus mempengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan
orang lain. Pada akhirnya, peran filsafat dalam memahami hakikat manusia tidak hanya bersifat
teoritis, tetapi juga praktis, karena membantu kita membentuk pandangan dunia yang lebih holistik
dan reflektif, yang pada gilirannya dapat memandu tindakan dan keputusan kita dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk mengikuti mata kuliah Pengantar Filsafat
Ilmu.

Rumusan Masalah

Dalam upaya memahami hakikat manusia, filsafat menawarkan berbagai perspektif yang mendalam
dan kompleks. Namun, dengan luasnya cakupan dan beragamnya pemikiran dalam filsafat, muncul
sejumlah pertanyaan mendasar yang perlu dijawab untuk memperjelas peran filsafat dalam
mengungkap esensi manusia. Beberapa masalah yang perlu dirumuskan dalam konteks ini adalah:

1. Bagaimana filsafat mendefinisikan hakikat manusia, dan bagaimana definisi ini berbeda antara
aliran-aliran filsafat yang ada?
2. Apa peranan filsafat dalam menjelaskan aspek-aspek esensial dari eksistensi manusia, seperti
kesadaran, moralitas, kebebasan, dan tujuan hidup?
3. Bagaimana pendekatan filsafat membantu dalam memahami hubungan antara manusia dan
lingkungan sosial serta alam semesta?
4. Dalam konteks perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, bagaimana filsafat
tetap relevan dalam memberikan pemahaman tentang hakikat manusia?
5. Apa kontribusi utama dari pemikiran filsafat klasik dan kontemporer dalam memperkaya diskusi
tentang esensi manusia?
6. Bagaimana filsafat dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari untuk
memperdalam pemahaman individu tentang dirinya sendiri dan orang lain?

Rumusan masalah ini akan menjadi panduan dalam mengeksplorasi peran filsafat dalam memahami
hakikat manusia, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar yang muncul dalam kajian ini.

PEMBAHASAN

Filsafat, sebagai disiplin ilmu yang mendalam, menawarkan kerangka kerja yang esensial dalam
memahami hakikat manusia. Pada tingkat yang paling umum, filsafat mempelajari pertanyaan-
pertanyaan fundamental tentang eksistensi, pengetahuan, moralitas, dan realitas. Dalam konteks ini,
manusia menjadi salah satu objek kajian utama, mengingat kompleksitas dan kedalaman eksistensi
manusia itu sendiri. Dengan metode deduktif, pembahasan ini akan bergerak dari pemahaman
umum tentang filsafat ke analisis spesifik mengenai bagaimana berbagai cabang dan aliran filsafat
memberikan wawasan tentang hakikat manusia.

Secara umum, filsafat dapat dibagi menjadi beberapa cabang utama, seperti metafisika,
epistemologi, etika, dan estetika. Metafisika, yang membahas tentang keberadaan dan realitas,
mempertanyakan apa itu manusia dalam esensi terdalamnya. Apakah manusia semata-mata entitas
fisik, atau ada aspek non-fisik seperti jiwa atau kesadaran yang harus diperhitungkan? Dari
perspektif ini, metafisika mencoba mengidentifikasi elemen-elemen fundamental yang membentuk
manusia, seperti tubuh, pikiran, dan jiwa, serta bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi.

Epistemologi, yang mempelajari pengetahuan dan cara manusia memperoleh pengetahuan,
memberikan kontribusi besar dalam memahami hakikat manusia. Melalui epistemologi, filsafat

mengeksplorasi bagaimana manusia mengetahui dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.
Pertanyaan-pertanyaan seperti "Bagaimana kita tahu apa yang kita tahu?" dan "Apa yang dapat
dianggap sebagai pengetahuan sejati?" menjadi pusat perhatian. Epistemologi membantu
mengungkap keterbatasan dan potensi manusia dalam memahami realitas, yang pada gilirannya
memperjelas posisi manusia dalam alam semesta.

Etika, yang berhubungan dengan nilai-nilai moral dan bagaimana manusia harus hidup,
menambahkan dimensi normatif pada pembahasan tentang hakikat manusia. Dari sudut pandang
etika, manusia bukan hanya entitas yang ada, tetapi juga entitas yang harus bertindak dalam
kerangka nilai-nilai tertentu. Etika meneliti konsep-konsep seperti kebebasan, tanggung jawab, dan
kebaikan, serta bagaimana konsep-konsep ini membentuk perilaku manusia. Dalam konteks ini,
filsafat memberikan panduan moral yang membantu manusia memahami tujuan hidup dan
bagaimana mencapai kehidupan yang bermakna.

Dari sudut pandang estetika, filsafat mengeksplorasi bagaimana manusia merasakan keindahan dan
bagaimana pengalaman estetis mempengaruhi pemahaman manusia tentang dirinya sendiri dan
dunia. Melalui seni, musik, dan bentuk ekspresi lainnya, manusia mengeksplorasi makna dan
keindahan, yang memperkaya pengalaman hidup mereka dan memperdalam pemahaman mereka
tentang eksistensi.

Setelah membahas kontribusi cabang-cabang utama filsafat, kita dapat bergerak ke analisis lebih
spesifik tentang bagaimana berbagai aliran filsafat telah berkontribusi pada pemahaman tentang
hakikat manusia. Aliran filsafat klasik seperti Platonisme dan Aristotelianisme, misalnya,
menawarkan pandangan tentang manusia sebagai makhluk rasional yang mencari kebenaran dan
kebahagiaan. Platonisme menekankan dunia ide sebagai realitas tertinggi, di mana manusia dapat
mencapai pengetahuan sejati melalui refleksi dan pemahaman intelektual. Aristotelianisme, di sisi
lain, menyoroti pentingnya kebajikan dan kehidupan yang bermoral sebagai jalan menuju
kebahagiaan.

Filsafat modern, seperti yang diusung oleh Descartes dan Kant, membawa perhatian pada
subjektivitas dan otonomi manusia. Descartes, dengan cogito ergo sum-nya, menegaskan bahwa
kesadaran diri adalah dasar pengetahuan, sementara Kant menekankan pentingnya kebebasan dan
kemampuan rasional manusia dalam menentukan tindakan moral. Filsafat eksistensialis, yang
diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Sartre dan Heidegger, memperkenalkan gagasan bahwa manusia

adalah makhluk yang "terlempar" ke dunia tanpa tujuan yang ditentukan sebelumnya dan harus
menciptakan makna hidupnya sendiri melalui pilihan dan tindakan.

Dalam konteks kontemporer, filsafat menghadapi tantangan baru yang dihadirkan oleh
perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial. Postmodernisme, misalnya, mengkritik
narasi-narasi besar dan menekankan pluralitas dan relativitas kebenaran. Dalam situasi ini, filsafat
tetap relevan dengan terus mengeksplorasi bagaimana manusia dapat memahami dirinya sendiri
dalam dunia yang terus berubah. Dengan adanya tantangan seperti kecerdasan buatan dan
perubahan iklim, filsafat menawarkan wawasan yang penting untuk memahami implikasi etis dan
eksistensial dari perkembangan ini.

Secara spesifik, filsafat juga menyediakan alat untuk refleksi dan introspeksi yang membantu
manusia dalam memahami dirinya sendiri secara lebih mendalam. Melalui dialog filosofis, manusia
dapat mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tentang identitas, nilai-nilai, dan tujuan hidup, yang
pada akhirnya memperkaya pemahaman tentang hakikat manusia. Dengan demikian, filsafat tidak
hanya berfungsi sebagai kajian teoretis tetapi juga sebagai panduan praktis untuk kehidupan yang
lebih bermakna dan reflektif.

Dalam kesimpulannya, filsafat memainkan peran yang sangat penting dalam memahami hakikat
manusia dengan menyediakan kerangka konseptual yang kaya dan beragam. Melalui pendekatan
deduktif, kita dapat melihat bagaimana pemikiran filosofis bergerak dari konsep-konsep umum
tentang eksistensi dan realitas ke analisis spesifik tentang manusia sebagai makhluk yang kompleks
dan multidimensional. Dalam dunia yang terus berkembang, filsafat tetap menjadi alat yang tak
tergantikan untuk menggali makna eksistensi manusia dan membimbing kita menuju kehidupan
yang lebih bijaksana dan bermakna.

KESIMPULAN

Filsafat memainkan peran yang sangat vital dalam upaya memahami hakikat manusia. Sebagai
disiplin ilmu yang menggali pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai eksistensi, pengetahuan,
moralitas, dan tujuan hidup, filsafat memberikan kerangka konseptual yang memungkinkan kita
untuk mengeksplorasi berbagai aspek dari kehidupan manusia. Melalui cabang-cabang utama
filsafat, seperti metafisika, epistemologi, etika, dan estetika, filsafat tidak hanya membantu kita
memahami keberadaan kita secara lebih mendalam, tetapi juga memberikan panduan untuk
bertindak secara moral dan bertanggung jawab dalam masyarakat.

Secara khusus, filsafat menawarkan berbagai aliran pemikiran yang memberikan wawasan berharga
tentang manusia. Pemikiran-pemikiran klasik dari tokoh seperti Plato dan Aristoteles membuka
jalan untuk memahami manusia sebagai makhluk rasional yang berusaha mencapai kebahagiaan
dan kebenaran. Sementara itu, filsafat modern, yang dipelopori oleh Descartes dan Kant, menyoroti
kesadaran diri dan kebebasan sebagai esensi dari eksistensi manusia. Aliran eksistensialis, yang
diteruskan oleh Sartre dan Heidegger, mengajukan pandangan bahwa manusia tidak hanya dipahami
sebagai entitas yang rasional, tetapi juga sebagai individu yang harus menciptakan makna dan
tujuan hidupnya sendiri.

Dalam era kontemporer, perkembangan teknologi dan perubahan sosial menambah kompleksitas
dalam memahami hakikat manusia. Postmodernisme, yang menekankan pluralitas dan relativitas
kebenaran, menghadirkan tantangan baru dalam menggambarkan identitas dan makna dalam
konteks globalisasi dan kemajuan ilmiah. Meskipun demikian, filsafat tetap relevan dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan besar mengenai eksistensi manusia dan dampak dari kemajuan
zaman terhadap kehidupan kita.

Melalui pendekatan deduktif, pembahasan ini telah menunjukkan bahwa filsafat tidak hanya
berfokus pada teori abstrak, tetapi juga memberikan kontribusi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Filsafat membantu individu untuk merenungkan eksistensinya, memahami hubungannya dengan
dunia, dan memandu tindakan moral yang sesuai dengan nilai-nilai universal. Dengan demikian,
filsafat merupakan alat penting dalam menggali hakikat manusia dan memperdalam pemahaman
kita tentang diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita.

Secara keseluruhan, filsafat adalah alat yang sangat berharga untuk memahami hakikat manusia,
yang memberikan wawasan mendalam tentang esensi eksistensi, moralitas, dan tujuan hidup. Dalam
dunia yang terus berubah, filsafat terus menjadi sumber kebijaksanaan yang tak ternilai dalam
membantu kita menghadapi tantangan hidup dengan pemahaman yang lebih dalam dan bijaksana.


DAFTAR PUSTAKA

Louis Leahy (1984). Manusia sebuah Misteri. Jakarta: Gramedia
Baharrudin Salam (1988). Filsafat Manusia. Jakarta: Bina Aksara

Juraid Abdul Latief (2012). Manusia, Filsafat, dan Sejarah. Jakarta: Bumi Aksara
Theo Huijbers (1987). Manusia Merenungkan Dirinya. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 15-20.
Soerjanto Poepowardojo (1982). Sekitar Manusia(Menuju Manusia Seutuhnya), kump. karangan.
Jakarta: Gramedia