3. Kepribadian phlegmatis secara umum memiliki sifat-sifat introvert, pengamat
dan pesimistis. Seseorang dengan kepribadian ini memiliki kekuatan-kekuatan:
Emosi: rendah hati, mudah bergaul dan santai, diam dan tenang, sabar dan baik
keseimbangannya, konsisten, cerdas, simpatik dan baik hati, menyembunyikan
emosi, dan bahagia menerima kehidupan. Sebagai orung tua: menjadi orang tua
yang baik, menyediakan waktu untuk anak-anak, tidak tergesa-gesa, biasa
mengambil yang baik dari yang buruk, dan tidak mudah marah. Dalam pekerjaan:
cakap dan mantap, damai dan mudah sepakat, punya kemampuan administratif,
menjadi penengah masalah, menghindari konflik, dan baik di bawah tekanan.
Sebagai teman: mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung,
pendengar yang baik, selera humor yang tinggi, suka mengawasi orang, punya
belas kasihan dan perhatian kepada orang lain. Kelemahan yang terdapat pada
pribadi phlegmatis adalah seperti tidak mempunyai masalah, melawan
perubahan, tampak malas, berhati baja yang tenang, dan tampak tidak
berpendirian.
4. Kepribadian sanguinis, dengan sifat umum ekstrovert, retorik, dan optimis.
Seseorang dengan kepribadian ini memiliki kekuatan-kekuatan sebagai berikut:
Emosi: kepribadian yang menarik, suka membaca dan berbicara, rasa humor yang
hebat, ingatan kuat untuk warna, emosional dan demonstratif, antusias dan
ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, lugu dan polos,
berhati tulus dan selalu bersifat kekanak-kanakan. Sebagai orang tua: membuat
rumah terasa menyenangkan, disukai teman, anak-anak, dan humoris. Dalam
pekerjaan: suka menjadi relawan dalam tugas, kreatif, inovatif, berenergi dan
antusiasme, berpikir cemerlang, dan provokatif. Sebagai teman: mudah
berteman, mencintai orang lain, suka dipuji, bukan pendendam, cepat minta
maaf, suka kegiatan spontan. Adapun kelemahan pada pribadi ini ialah tidak ada
tindak lanjut dari suatu konsep, seseorang yang tanpa kesalahan (mereka tidak
percaya bahwa ia mempunyai kesalahan besar), tidak menerima diri dengan
serius, banyak berbicara, egois, punya ingatan yang belum dikembangkan, tidak
konsisten, pelupa, penyela dan menjawab untuk orang lain, tidak tertib dan tidak
dewasa.
Dengan memahami jenis kepribadian yang ada pada anak, kita akan mudah
menentukan arah dan tujuan pendidikan anak-anak kita. Semakin tepat kita
mengarahkan anak menuju tujuan yang kita dan anak inginkan, semakin berhasil
pula tujuan besar kita, yaitu membentuk anak yang berperilaku mulia, mempunyai
kecerdasan intelektual, emosional, dan spriritual.
17