Menurut Frykberg dalam Dafianto (2016), luka diabetik adalah luka atau lesi pada pasien DM yang mengakibatkan ulserasi aktif dan merupakan penyebab utama amputasi kaki.
02 Etiologi Luka Diabetes Millitus
Beberapa etiologi yang menyebabkan ulkus diabetes meliputi neuropati , penyakit arterial, tekanan dan deformitas kaki. Faktor yang paling banyak menyebabkan ulkus diabetik adalah neuropati , trauma, dan deformitas kaki, yang sering disebut dengan Critical Triad of Diabetic Ulcers . Penyebab lain ulkusd iabetik adalah iskemik , infeksi , edema, dan kalus . Ulkus diabetik merupakan penyebab tersering pasien harus di amputasi , sehingga faktor-faktor tersebut juga merupakan faktor predisposisi terjadinya amputasi ( Frykberg dalamDafianto , 2016).
Tanda dan Gejala Luka Diabetes Millitus 03
Sering kesemutan Nyeri kaki saat istirahat Sensasi rasa berkurang Kerusakan jaringan ( nekrosis ) Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis , tibialis , dan poplitea Kaki menjadi atrofi , dingin dan kuku menebal Kulit kering .
Patofisiologi Luka Diabetes Millitus 04
Keadaan hiperglikemia akan meningkatkan metabolisme glukosa melalui jalur sorbitol . Sorbitol yang meningkat dapat mengakibatkan keadaan neuropati pada pasien DM. Keadaan makroangiopati diabetic mempunyai gambaran hispatologis berupa aterosklerosis . Pada keadaan makroangiopati diabetik akan mengakibatkan penyumbatan vascular dan apabila mengenai arteri-arteri perifer dapat mengakibatkan insufisiensi vaskular perifer yang disertai klaudikasio intermiten dan gangren pada ekstermitas (Price & Wilson dalam Dafianto , 2016).
Faktor Resiko Luka Diabetes Millitus 05
Menurut ADA (2016), faktor risiko untuk terjadinya ulkus dan amputasi adalah : Riwayat ulkus diabetik ; Amputasi ; Deformitas kaki; Neuropati perifer ; Kallus ; Penyakit arteri perifer ; Kontro glikemi yang kurang ; Nefropati diabetik ; dan Merokok .
Klasifikasi Luka Diabetes Millitus 06
Perawatan Luka Diabetes (Sari, 2016)
University of Texas
Klasifikasi PEDIS Gangguan Perfusi Tidak ada Penyakit arteri perifer tetapi tidak parah Iskemi parah pada kaki Ukuran (Extend) dalam mm dan Dalamnya (Depth) Permukaan kaki, hanya sampai dermis Luka pada kaki sampai di bawah dermis meliputi fasia , otot atau tendon Sudah mencapai tulang dan sendi Infeksi Tidak ada gejala Hanya infeksi pada kulit dan jaringan tisu Eritema >2 cm atau infeksi meliputi subkutan tetapi tidak ada tanda inflamasi Infeksi dengan manifestasi demam , leukositosis , hipotensi dan azotemia Hilang sensasi Tidak ada ada
RYB (Red, Yellow, Black) atau merah , kuning , dan hitam ( Arsanti dalam Yunus , 2015), yaitu : Red/ Merah Merupakan luka bersih , dengan banyak vaskulariasi , karena mudah berdarah . Tujuan perawatan luka dengan warna dasar merah adalah mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembab dan mencegah terjadinya trauma dan perdarahan . Yellow/ Kuning Luka dengan warna dasar kuning atau kuning kehijauan adalah jaringan nekrosis . Tujuan perawatannya adalah dengan meningkatkan sistem autolisis debridement agar luka berwarna merah , absorb eksudate , menghilangkan bau tidak sedap dan mengurangi kejadian infeksi . Black/ Hitam Luka dengan warna dasar hitam adalah jaringan nekrosis,merupakan jaringan vaskularisasi . Tujuannya adalah sama dengan warna dasar kuning .
Penilaian Resiko Lama menderita penyakit diabetes mellitus (≥ 10 tahun ) Kontrol gula darah yang buruk Usia (≥ 60 tahun ) Obesitas Perawatan kaki yang tidak teratur Kurangnya aktivitas fisik Penggunaan alas kaki yang tidakt epat Pengetahuan yang kurang
Jenis Luka Diabetes Millitus 08
Jenis Luka Gangren Basah Gangren Kering
Pencegahan Luka Diabetes Millitus 09
Pencegahan Pemeriksaan kondisi kaki setiap hari Mencuci kaki Perawatan kuku Perawatan kulit Pemilihan alas kaki Senam
Cara Merawat Luka Diabetes Millitus 10
Merawat Luka Diabetes Bersihkan luka setiap hari Kurangi tekanan pada luka Gunakan alas kaki yang dirangcang untuk penderita luka diabetes Tutp luka dengan perban Kontrol kadar gula darah Perhatikan tanda infeksi Penuhi asupan nutrisi harian Hubungi dokter
Perawatan Luka Metode Wound Dressing 11
Teori yang mendasari perawatan luka dengan suasana lembab antara lain : Mempercepat fibrinolisis . Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh neutrofil dan sel endotel dalam suasana lembab . Mempercepat angiogenesis. Keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang pembentukan pembuluh darah lebihcepat . Menurunkan risiko infeksi ; kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering . Mempercepat pembentukan growth factor. Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum korneum dan angiogenesis. Mempercepat pembentukan sel aktif .