Perbandingan Fobia Sosial dari dsm 4 ke dsm 5.pdf

ssuser6f9c79 8 views 2 slides Mar 18, 2025
Slide 1
Slide 1 of 2
Slide 1
1
Slide 2
2

About This Presentation

perubahan diagnosa phobia sosial dari dsm 4 ke dsm 5


Slide Content

Perbandingan Fobia Sosial/Gangguan Kecemasan Sosial pada DSM-IV dan DSM-5

DSM IV-11 Buku DSM-5
Kelas Gangguan: Gangguan Kecemasan SAMA
A. Ketakutan yang nyata dan terus-menerus
terhadap satu atau lebih situasi sosial atau kinerja di
mana seseorang dihadapkan pada orang yang tidak
dikenal atau kemungkinan diawasi oleh orang lain.
Orang tersebut takut bahwa ia akan bertindak
dengan cara (atau menunjukkan gejala kecemasan)
yang akan mempermalukan atau mempermalukan.
Catatan: Pada anak-anak, harus ada bukti kapasitas
untuk hubungan sosial yang sesuai dengan usia
dengan orang yang dikenal dan kecemasan harus
terjadi dalam lingkungan sebaya, bukan hanya dalam
interaksi dengan orang dewasa.
A. Ketakutan atau kecemasan yang nyata tentang
satu atau lebih situasi sosial di mana individu
tersebut terpapar pada kemungkinan pengawasan
oleh orang lain. Contohnya termasuk interaksi sosial
(misalnya, bercakap-cakap, bertemu orang yang
tidak dikenal), diamati (misalnya, makan atau
minum), dan tampil di depan orang lain (misalnya,
berpidato).
Catatan: Pada anak-anak, kecemasan harus terjadi
dalam lingkungan sebaya dan bukan hanya selama
interaksi dengan orang dewasa.
Individu tersebut takut bahwa ia akan bertindak
dengan cara atau menunjukkan gejala kecemasan
yang akan dievaluasi secara negatif (misalnya, akan
mempermalukan atau membuat malu; akan
menyebabkan penolakan atau menyinggung orang
lain).
B. Paparan terhadap situasi sosial yang ditakuti
hampir selalu memicu kecemasan, yang dapat
berupa serangan panik yang terkait dengan situasi
atau yang cenderung terjadi.
Catatan: Pada anak-anak, kecemasan dapat
diekspresikan dengan menangis, mengamuk,
membeku, menempel, menyusut, atau tidak
berbicara dalam situasi sosial.
C. Situasi sosial hampir selalu menimbulkan rasa
takut atau cemas.
Catatan: Pada anak-anak, rasa takut atau cemas
dapat diekspresikan dengan menangis, mengamuk,
membeku, menempel, menyusut, atau tidak
berbicara dalam situasi sosial.
C. Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya
berlebihan atau tidak masuk akal.
Catatan: Pada anak-anak, ciri ini mungkin tidak ada.
B. Ketakutan atau kecemasan tidak sebanding
dengan ancaman sebenarnya yang ditimbulkan oleh
situasi sosial dan konteks sosiokultural.
D. Situasi sosial atau penampilan yang ditakuti
dihindari atau ditanggung dengan kecemasan atau
tekanan yang intens.
D. Situasi sosial dihindari atau dijalani dengan
ketakutan atau kecemasan yang intens.
E. Penghindaran, antisipasi yang cemas, atau
tekanan dalam situasi sosial atau kinerja yang
ditakuti mengganggu secara signifikan rutinitas
G. Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran
menyebabkan tekanan atau gangguan yang

DSM IV-11 Buku DSM-5
normal seseorang, fungsi pekerjaan (akademis), atau
aktivitas atau hubungan sosial, atau ada tekanan
yang nyata karena memiliki fobia.
signifikan secara klinis dalam bidang sosial,
pekerjaan, atau area fungsi penting lainnya.
F. Pada individu di bawah usia 18 tahun, durasinya
sedikitnya 6 bulan.
F. Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran bersifat
terus-menerus, biasanya berlangsung selama 6
bulan atau lebih.
G. Ketakutan atau penghindaran tersebut bukan
disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu
zat (misalnya, obat yang disalahgunakan,
pengobatan) atau kondisi medis umum dan tidak
lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lainnya
(misalnya, gangguan panik dengan atau tanpa
agorafobia, gangguan kecemasan akan perpisahan,
gangguan dismorfik tubuh, gangguan perkembangan
pervasif, atau gangguan kepribadian skizoid).
H. Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran tidak
disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat (misalnya,
obat yang disalahgunakan, pengobatan) atau kondisi
medis lainnya.

I. Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran tidak
lebih baik dijelaskan oleh gejala gangguan mental
lainnya, seperti gangguan panik, gangguan dismorfik
tubuh, atau gangguan spektrum autisme.
H. Jika terdapat kondisi medis umum atau gangguan
mental lain, ketakutan dalam Kriteria A tidak terkait
dengannya (misalnya, ketakutan tersebut bukan
ketakutan terhadap kegagapan, gemetar pada
penyakit Parkinson, atau menunjukkan perilaku
makan yang tidak normal pada anoreksia nervosa
atau bulimia nervosa).
J. Jika terdapat kondisi medis lain (misalnya penyakit
Parkinson, obesitas, kerusakan akibat luka bakar
atau cedera), rasa takut, cemas, atau penghindaran
tersebut jelas tidak berhubungan atau berlebihan.
Tentukan apakah: Umum: jika ketakutan tersebut
mencakup sebagian besar situasi sosial
(pertimbangkan juga diagnosis tambahan berupa
gangguan kepribadian penghindar)
Tentukan apakah: Hanya kinerja: jika rasa takutnya
terbatas pada berbicara atau tampil di depan umum.