Membahas pola, motivasi, dan faktor yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen di sektor ritel, termasuk perilaku sebelum, saat, dan setelah melakukan pembelian.
Size: 235.78 KB
Language: none
Added: Oct 15, 2025
Slides: 17 pages
Slide Content
Perilaku Konsumen Ritel Sutrisna,SE.,MM
Nilai tambah pada bisnis ritel Dalam proses mencapi tujuan dari sebuah bisnis, perusahaan ritel harus mampu menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Cara yang bisa ditempuh yakni dengan menghasilkan dan menyampaikan produk dan layanan yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas dan suasana belanja yang nyaman. Ada beberapa cara untuk menciptakan nilai tambah pada bisnis ritel : Nilai produk Nilai penetapan harga Nilai letak lokasi Nilai layanan konsumen Nilai penyediaan suasana
Perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah perilaku yang terlibat dalam hal perencanaan, pembelian dan penentuan produk serta jasa yaang konsumen harapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Needs : sesuatu yang dibutuhkan dan bersifat mendesak karena berkaitan dengan keberlangsungan hidup. Want : sesuatu yang diinginkan tetapi tidak mendesak dan dapat digantikan oleh produk lainnya. Pebisnis ritel harus bisa mengidentifikasi kebutuhan serta keinginan dari pelanggannya sehingga mampu menawarkan produk ritel untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Perspektif perilaku konsumen Perspektif pengambilan keputusan Menggambarkan seorang konsumen sedang melakukan rangkaian pengambilan keputusan pembelian dengan penekanan pada pemrosesan informasi yang rasional. Keputusan keterlibatan tinggi Tingkat keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan secara aktif dari awal sampai akhir proses, dikarenakan resiko yang tinggi bila terjadi kesalahan pengambilan keputusan. Keputusan keterlibatan rendah Tingkat keterlibatan konsumen secara pasif dalam proses pengambilan keputusan sebuah produk. Karena konsumen akan dengan mudah membeli produk lainnya jika terjadi kesalahan pembelian.
Perspektif perilaku konsumen Perspektif pengalaman Pengalaman konsumen dalam melakukan pembelian yang tidak mengikuti keputusan yang rasional, tapi membeli dengan dorongan hati dan mancari variasi karena untuk memperoleh kesenangan, menciptakan fantasi dan memuaskan emosi saja. Ada dua jenis pembelian dalam perspektif ini : Pembelian yang diakibatkan pencarian keragaman Pembelian oleh konsumen secara spontan terhadap merek baru untuk mengurangi kejenuhan. Pembelian yang dilakukan berdasarkan kata hati atau implusif Pembelian yang diakibatkan oleh desakan hari yang secara tiba-tiba dan penuh kekuatan dan tidak direncanakan serta tidak memperhitungkan akibatnya.
Perspektif perilaku konsumen Perspektif pengaruh perilaku Kekuatan lingkungan akan memaksa konsumen untuk melalukan pembelian tanap membangun kepercayaan terhadap merek. Konsumen melalukan pembelian didasari oleh kekuatan lingkungan, nilai budaya, lingkungan fisik dan tekanan ekonomi. Salah satu yang menjadi konseo dari perspektif perilaku adalah konsep citra diri, dimana konsumen akan membeli barang yang memiliki citra produk yang sama dengan citra diri yang dimiliki atau yang mampu meningkatkan citra dirinya. Konsep citra diri terdiri dari 4 jenis yakni: Konsep diri aktual, Konsep diri ideal, Konsep diri sosial dan Konsep diri sosial ideal.
Motif Belanja Konsumen Konsumen berbelanja selalu berdasarkan keinginan yang ada pada diri konsumen (motivasi). Motivasi tersebut timbul akibat adanya kebutuhan konsumen yang semakin kompleks. Motivasi belanja konsumen dibagi menjadi dua yaitu: Utilitarian shopping motivation: yakni ketika seseorang akan berbelanja jika orang tersebut mendapatkan manfaat dari produk yang diinginkan. Motivasi ini bersifat rasional dan objektif. Hedonic shopping motivation: yakni ketika seseorang akan berbelanja untuk mendapatkan kesenangan dan merasakan bahwa berbelanja itu hal yang menarik. Motivasi ini bersifat subjektif dan emosional.
Kategori Hedonic Motivation Adventure shopping Social shopping Gratification shopping Idea shopping Role shopping Value shopping
Perilaku Konsumen dalam Retailing Consumption Stage Type of Behavior Example of behavior Pre- purchase ( Perilaku sebelum pembelian ) Information Contact Membaca koran, majalah Mendengarkan siaran radio. Mendengarkan dan melihat TV Mendengar dari sales, teman Funds Access Mengambil uang dari bank atau ATM Menggunakan credit card Menggunakan pinjaman dari bank ataupun kartu keanggotaan belanja
Consumption Stage Type of Behavior Example of behavior Purchase ( Perilaku pembelian ) Store Contact Mencari lokasi belanja Pergi menuju lokasi Masuk ke lokasi belana Mencari produk di dalam toko Product Contact Menemukan produk yang dicari Membawa produk ke kasir Transaction Pembayaran dengan uang yang tersedia Membawa produk ke lokasi pemakaian Consumption Menggunakan produk Membuang sisa produk Pembelian ulang Communication Memberi informasi kepada orang lain mengenai produk Mengisi kartu garansi Memberikan informasi lainnya kepada retailer
Pembelian tidak terencana Perilaku pembelian yang dilakukan di dalam toko, dimana pembelian berbeda dari apa yang telah direncanakan oleh konsumen pada saat mereka masuk ke toko. Pembelian tak terencana dibagi menjadi 2 kategori yaitu: Reminder purchase (pembelian yang terjadi jika konsumen melihat produk dan teringat bahwa dia membutuhkan produk tersebut) Ex. Seorang mahasiswa melihat alat tulis di kasir dan baru ingat bahwa pensilnya sudah habis . Impulse purchase (pembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk tertentu dan kemudian konsumen tertarik mendapatkannya) Ex: Seorang remaja membeli cokelat di kasir karena kemasannya menarik , padahal awalnya hanya ingin membeli air minum Faktor yang mempengaruhi pembelian tak terencana: Shopping list, pemilihan toko, pengaruh suasana toko
Perilaku pembelian kompulsif Pembelian kompulsif bisa diartikan sebagai suatu aktivitas pembelian yang berulang sebagai akibat dari adanya peristiwa yang tidak menyenangkan ataupun perasaan yang negatif dikarenakan oleh rasa ketagihan (kecanduan), tertekan, atau rasa bosan. Faktor yang menimbulkan perilaku pembelian kompulsif yaitu : Faktor lingkungan keluarga, faktor psikologis seperti penghargaan diri, status sosial yang dipersepsikan, dan fantasi. Selain itu faktor sosiologis, berupa tayangan televisi, teman sebaya, frekuensi berbelanja, serta kemudahan mengakses dan menggunakan kartu kredit dan e-payment.
Pembelian Impulsif
Proses Pengambilan Keputusan Belanja Pengenalan kebutuhan Jenis kebutuhan seorang konsumen dibedakan menjadi 2 yakni kebutuhan fungsional dan kebutuhan psikologis. Pencarian informasi Evaluasi atas alternatif-alternatif Evaluasi terkait dengan alternatif toko maupun pilihan produk dan merek Menentukan pilihan Transaksi belanja Evaluasi belanja
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Belanja Faktor Lingkungan Keluarga Kelompok Referensi Budaya Faktor Pribadi Usia Pekerjaan Kondisi finansial Karakter Persepsi Motivasi Gaya hidup