PERKAWINAN DALAM PANDANGAN khonghucu dan islam

shense1 3 views 28 slides Oct 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 28
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28

About This Presentation

menjelaskan tentang perkawinan dalam pandangan khonghucu dan islam


Slide Content

PERKAWINAN DALAM PANDANGAN AGAMA KHONGHUCU DAN ISLAM (SEBUAH STUDI PERBANDINGAN)

TINJAUAN TEORITIS PERKAWINAN DALAM AGAMA KONGHUCU Konghucu atau confuciunisme termasuk dalam aliran kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar orang atau keturunan Tionghoa, yang bernama Konghucu atau Confuciunisme . Bila ditilik dari sebutan aslinya Konghucu berasal dari Ru Jiao , Ru artinya yang dibangun dari radikal Ren (manusia) dan Xu (perlu) bisa bermakna yang diperlukan manusia, kebutuhan manusia, juga bisa berarti manusia “perlu” dalam persyaratan/ kualifikasi termaktub. Jadi agama ini diperlukan manusia untuk memenuhi hakekat kemanusiaannya dalam hidupnya sesuai dengan Tuhan tentukan.

Ru Jiao atau agama Konghucu adalah agama monoteis, percaya hanya pada satu Tuhan, yang biasa disebut Tian , Tuhan Yang Maha Esa atau Shang Di (Tuhan Yang Maha Kuasa). Tuhan dalam konsep Konghucu tidak dapat diperkirakan dan ditetapkan, namun tiada wujud satupun tanpa Dia. Dilihat tiada nampak, didengar tidak terdengar, namun dapat dirasakan oleh orang beriman. Dalam Yijing dijelaskan bahwa Tuhan itu Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan) ; Maha Menjalin, Maha Menembusi dan Maha Luhur ( Heng ) ; Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat dan Maha Adil ( Li ), dan Maha Abadi Hukumnya ( Zhen ). Ru Jiao dengan demikian dapat dikatakan sebagai agama bagi orang yang taat, yang tulus berserah dalam taqwa kepada Dia Tuhan Yang Maha Esa, yang halus budi pekertinya, yang terpelajar dan beroleh bimbingan. Bp. Ws. Adjie Chandra, Artikel Sifat-sifat Tian ., Solo , 24 Maret 2003.

Makna perkawinan menurut Konghucu dapat ditemukan dalam Kitab LI JI buku XLI : 1 & 3 tentang Hun Yi (kebenaran makna upacara pernikahan), dinyatakan bahwa : Upacara pernikahan bermaksud akan menyatupadukan benih kebaikan/ kasih antara dua manusia yang berlainan keluarga; keatas mewujudkan pengabdian kepada Tuhan dan leluhur (zong Miao) ,dan ke bawah meneruskan gener asi . Perkawinan menurut Konghucu

Dalam kitab suci agama Khonghucu, terutama dalam Li Ji/Lee Ki, terdapat beberapa ajaran Khonghucu yang erat kaitannya dengan pernikahan, namun ajaran tersebut tidak menjelaskan secara rinci seperti apa upacara pernikahan atau perkawinan tersebut harus dilakukan. Adapun ajaran Nabi yang terdapat dalam Kitab Kesusilaan/ Li Ji/Lee Ki XXVII : 3 yang berbunyi : Perkawinan menurut Konghucu

“Bila tidak ada keselarasan antara langit dan bumi, tak akan tumbuh segenap kehidupan. Upacara pernikahan adalah pangkal peradaban jaman ; dia bermaksud memadukan benih-benih kebaikan dua jenis manusia yang berlainan keluarga untuk melanjutkan ajaran-ajaran suci para Nabi, ke atas untuk memuliakan Tian, Tuhan Yang Maha Esa, mengabdikan diri kepada leluhur dan ke bawah untuk meneruskan keturunan. Maka seorang paripurna sangat memuliakannya” Perkawinan menurut Konghucu

Sebagaimana lazimnya dengan agama – agama lainnya yang diakui di Indonesia, maka sebagian orang yang menganut agama (ajaran Konghucu) dalam melakukan upacara perkawinan didasarkan pada ketentuan agamanya sendiri. Seperti ayat yang berbunyi : “Camkan benar-benar masalah pernikahan karena pernikahan adalah pohon segala kesusilaan dan mencakup penghidupan manusia.” ( Li Ji/Lee Ki XLIV :1) Perkawinan menurut Konghucu

1). Bagi perempuan genap berusia 17 (tujuh belas) tahun ,sedangkan bagi laki-laki minimal berusia 21 (dua puluh satu) tahun. Atau karena pertimbangan lain. 2). Sebagai kesepakatan dari kedua calon mempelai tanpa merasa terpaksa. 3). Masing-masing calon mempelai tidak atau belum terikat dengan seseorang yang dianggap sudah hidup sebagai suami atau isteri. 4).Wajib melaksanakan pengakuan Iman sebagai umat Konghucu yang peneguhannya dilangsungkan di tempat-tempat peribadahan agama Konghucu dan/atau dihadapan rohaniawan. PERSYARATAN-PERSYARATAN PERKAWINAN DALAM KHONGHUCU

5).Wajib mengikuti kebaktian di tempat-tempat peribadahan agama Konghucu. 6).Wajib mengajukan permohonan dengan mengisi, dan membubuhkan tanda tangan di atas meterai, formulir permohonan Li Yuan/ Liep Gwan pernikahan secara jujur dan benar. 7).Wajib mengikuti pembinaan pra nikah (sebelum Li Yuan/ Liep Gwan ) 8). Mendapatkan restu dan/atau persetujuan dari orang tua kedua pihak, khususnya bagi calon mempelai yang masih dibawah umur. 9). Menyertakan dua orang sebagai saksi. PERSYARATAN-PERSYARATAN PERKAWINAN DALAM KHONGHUCU

Li Yuan/ Liep Gwan dipimpin oleh seorang Rohaniwan Konghucu . Petugas dalam upacara Liep G wan/Li Yuan , diantaranya : 1. Protokol (pembawa acara), 2. Pengiring Musik, 3. Rohaniwan dan dua pendamping. 15 menit sebelum acara di mulai pemimpin upacara Li Yuan/ Liep Gwan , menyalakan Dupa dan menaikan doa kepada Thian di depan pintu Lit h ang . Mempelai memasuki ruang altar di apit oleh dua orang pendamping , dengan di iringi lagu pujian. tata cara upacara Liepgwan /Li Yuan perkawinan DALAM KHONGHUCU

Khotbah pengantar oleh seorang Rohaniwan Pembacaan Renungan suci Mempelai, orang tua/wali, saksi, menghadap altar Orang tua mempelai menyalakan lilin besar pada altar Nabi maupun altar King Thi Kong (bila cioo thau dilaksanakan di lithang) Mempelai menyalakan lilin pada meja upacara mempelai. tata cara upacara Liepgwan /Li Yuan perkawinan DALAM KHONGHUCU

Dibagikan dupa dan sembayang ke altar King Thi Kong. Mempelai mengakhiri upacara ini dengan Sam Kwi Kiu Khau. Menghadap altar Nabi dan dibagikan dupa. Setelah penaikan dupa mempelai kwi di hadapan meja upacara mempelai. Mempelai meletakkan tangan kiri di atas Kitab Suci Su Si yang diletakkan di meja. Dibacakan surat Liepgwan sampai digenapkan dengan pengucapan dengan pengucapan prasatya pernikahan dan mereguk air sidi. tata cara upacara Liepgwan /Li Yuan perkawinan DALAM KHONGHUCU

Surat peneguhan pernikahan dibubuhkan tandatangan Cicin kawin dikenakan, berdiri, surat peneguhan diserahkan Penyempurnaan Surat doa Puja Bakti kepada Orang Tua, di iringi lagu pujian Doa penutup dan diakhiri dengan lagu penutup. tata cara upacara Liepgwan /Li Yuan perkawinan DALAM KHONGHUCU

Menurut hukum perkawinan agama Khonghucu Indonesia yang disahkan dalam Munas III Rohaniwan Agama Khonghucu se-Indonesia di Tangerang pada tanggal 21 Desember 1975, bahwa tujuan perkawinan dalam agama Khonghucu di Indonesia ialah suatu tugas suci manusia yang memungkinkan manusia melangsungkan sejarahnya dan mengembangkan benih-benih firman Tian (Tuhan Yang Maha Esa) yang berwujud kebajikan yang bersemayam di dalam dirinya serta selanjutnya memungkinkan manusia membimbing putra-putrinya. Tujuan Perkawinan dalam Agama Khonghucu

Upacara Lamaran/Melamar . Upacara Pertunangan/Tunangan. Upacara Penentuan Hari Perkawinan/ Sang Jit Upacara Ritual Sembahyang Sam Kay dan Cio Tao Upacara dan Tatalaksana Perkawinan dalam Agama Khonghucu

Melaksanakan perkawinan dalam agama Islam merupakan perintah agama dan teladan dari Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah agama ini. Perintah dalam Kitab Suci Alquran untuk melakukan perkawinan, salah satunya tersebut dalam surah An-Nisa, ayat ke-4, yang berbunyi : “Maka kawinilah perempuan-perempuan (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki, yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya” (QS. An-Nisa:3). PERKAWINAN DALAM AGAMA ISLAM

Perkawinan dalam Islam merupakan jalan fitrah yang bisa menuntaskan gejolak biologis dalam diri manusia. Perkawinan merupakan salah satu sunnah qauliyah (Sunnah Qauliyah yaitu perkataan Nabi saw, yang menerangkan hukum-hukum agama dan maksud isi AL-Qur-an serta berisi peradaban, hikmah,ilmu pengetahuan dan juga menganjurkan akhlak yang mulia) Allah SWT yang tidak dapat dihindari oleh manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Allah SWT berfirman : “Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah” (QS. Adz-Dzariyat: 49 ). PERKAWINAN DALAM AGAMA ISLAM

Perkawinan atau pernikahan merupakan ikatan di antara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain-lain. Dalam pandangan Islam, perkawinan merupakan ikatan yang amat suci di mana dua insane yang berlainan jenis dapat hidup bersama dengan restu agama, kerabat, dan masyarakat. Pengertian Perkawinan dalam Agama Islam

Islam mengatur syarat-syarat dan rukun perkawinan berdasarkan pada firman Allah SWT dalam Alquran dan hadis. Inti upacara perkawinan dalam Islam adalah akad pada perkawinan itu sendiri. Akad dari segi bahasa bermakna mempertemukan dua hal atau mengukuhkan dua pihak. Kata “aqd” dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut pengukuhan dua orang dalam ikatan suami istri. Hukum Islam menganggap sah suatu perkawinan apabila telah terlaksana akad antara calon suami istri menurut syarat-syarat dan rukunnya. Syarat-syarat Perkawinan dalam Agama Islam

Adanya persetujuan dari kedua calon suami istri dan dari wali calon istri. Beragama Islam, cukup dewasa, dan sehat pikirannya. Tidak ada hubungan kekeluargaan sedarah yang terlampau dekat. Tidak ada hubungan semenda Tidak ada hubungan sepersusuan. Calon istri tidak terikat dalam suatu ikatan perkawinan. Tidak ada perbedaan agama antara calon suami dan calon istri. Syarat-syarat Perkawinan dalam Agama Islam

Ada calon suami dan istri atau wakilnya Ada wali dan calon istri atau wakilnya Ada dua orang saksi laki-laki Islam yang telah memenuhi syarat. Adanya ijab-kabul. rukun-rukun yang harus terpenuhi dalam perkawinan Agama Islam

Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Azasi . Membentengi Akhlak yang Luhur . Menegakan Rumah Tangga yang Islami Meningkatkan Ibadah kepada Allah SWT Mencari Keturunan yang saleh Tujuan Perkawinan dalam Agama Islam

Nikah Mut’ah Nikah Syighar Pernikahan Muhallil Pernikahan Khadan Upacara dan Tatalaksana Perkawinan dalam Agama Islam

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan bukanlah suatu pembahasan yang awam untuk diketahui. Pada masing-masing agama baik dalam agama Khonghucu maupun Islam terdapat masing-masing argument (tanggapan) tersendiri mengenai perkawinan. Agama Khonghucu menjadikan sebuah perkawinan adalah sesuatu yang sakral dan suci , dan sebagai satu-satunya sarana dalam mengungkapkan rasa berbakti terhadap orang tua dan para leluhur. Ajaran Khonghucu terhadap ikatan sebuah perkawinan sangat besar sekali , dari perkawinan seseorang akan memiliki keluarga, sedangkan keluarga sendiri dalam ajaran Khonghucu adalah bagian dari masyarakat kecil, bila sudah KESIMPULAN

dapat membina keluarga dengan baik secara tidak langsung , maka dapat pula membina lingkungan masyarakat yang kecil. Perkawinan adalah sebuah kodrat yang harus di laksanakan oleh setiap orang, karena perkawinan adalah awal dari perwujudan laku bakti seseorang terhadap orang tua dan leluhurnya yang sudah di firmankan Tuhan ( Tian ), keatas untuk memuliakan Tuhan ( Tian ) dan untuk pengabdian terhadap agama , dan kebawah untuk meneruskan keturunan. Walaupun tidak secara langsung ajaran Khonghucu membahas tentang tatalaksana sebuah perkawinan. KESIMPULAN

Dalam agama Islam perkawinan itu merupakan suatu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri, karena perkawinan merupakan ikatan diantara dua insane yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental). Di sisi lain perkawinan juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hasrat seksual manusia mencegah perzinaan dan menjaga ketentraman jiwa dan hati, serta menciptakan hubungan yang abadi untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. KESIMPULAN

Sedangkan tujuan perkawinan yang terdapat dalam agama Islam ialah memenuhi petunjuk agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarganya. Sejahtera artinya terciptanya ketenangan batin disebabkan terpenuhinya keperluan hidup lahir batinnya, sehingga timbulah kebahagiaan yakni kasih sayang antar anggota keluarga. KESIMPULAN

TERIMA KASIH