TRANSFORMASI PERTANIAN BAGI KETAHANAN PANGAN DAERAH BERKELANJUTAN LUBUKLINGGAU, MARET 2025 SELEKSI TERBUKA JABATAN TINGGI PRATAMA KOTA LUBUKLINGGAU OLEH : ARIS GARNIDA HUSEIN, S.STP., M.A.P NIP. 198210282001121004 JABATAN YANG DI TUJU KEPALA DINAS PERTANIAN KOTA LUBUKLINGGAU
Pendahuluan Program ASTA CITA yang di canangkan oleh pemerintah saat ini merupakan tindak lanjut dari isu global terkait dengan masalah yang mengancam hajat hidup orang banyak yang kembali muncul , menantang masa depan Indonesia. Ketahanan pangan merupakan program prioritas oleh pemerintah saat Sejalan dengan visi walikota lubuklinggau Mewujudkan Kota Lubuklinggau yang Maju dan Sejahtera, penguatan ketahanan pangan ini sejalan dengan misi walikota terpilih yaitu Membangun Perekonomian Berbasis Potensi Lokal. Pangan sebagai kebutuhan pokok memiliki banyak hubungan langsung dan tidak langsung , seperti kesehatan , produktivitas sumber daya manusia , dan ketentraman , ketertiban , dan keamanan . Indonesia sebenarnya belum mampu melakukan perencanaan yang matang karena berfokus pada penyelesaian masalah secara mono sektoral . Akibatnya , negara ini terus bersikap reaktif terhadap setiap masalah yang muncul Sejalan dengan asta cita presiden republik Indonesia yang berkaitan dengan ketahanan pangan yaitu pada misi ke dua yaitu memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan , energi , air, ekonomi kreatif , ekonomi hijau dan ekonomi biru dalam asta cita tersebut peran swasembada pangan terutama di bidang pertanian menjadi hal kunci untuk kemajuan negara
Asta Cita Ketahanan pangan merupakan program prioritas oleh pemerintah saat ini PP No. 68 Tahun 2002 Ketahanan pangan sebagai kondisi di mana jumlah dan kualitas pangan yang tersedia bagi rumah tangga cukup. Dengan demikian, ketahanan pangan dikatakan berhasil jika terpenuhi kecukupan jumlah, gizi, dan keterjangkauan pangan PENDAHULUAN Dalam Undang - Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi di mana jumlah dan kualitas pangan yang tersedia bagi rumah tangga cukup dan adanya jaminan keamanan, distribusi yang merata, dan kemampuan membeli Peningkatan Ketahanan Pangan Daerah Tujuan utama dari peningktan ketahan pangan ini adalah tercapai swasembada pangan secara nasional Pangan sebagai kebutuhan pokok Produktivitas sumber daya manusia, dan ketentraman, ketertiban, dan keamanan Isu Strategis Dinas Pertanian Peningkatan Produktivitas Pertanian di Kota Lubuklinggau
RUMUSAN MASALAH Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah menganalisis peran ketahanan pangan daerah dalam mendukung ketahanan pangan nasional, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengevaluasi efektivitas kebijakan pemerintah Kota Lubuklinggau, serta merumuskan strategi untuk mengatasi kendala yang dihadapi, dengan fokus pada sistem logistik, distribusi, sektor pertanian, dampak perubahan iklim, pemanfaatan teknologi dan inovasi, serta sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta guna meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan yang terdapat di Kota Lubuklinggau. Water Scarcity of freshwater is used for agriculture Apa kendala utama yang dihadapi daerah dalam menjaga ketahanan pangan ? Apa saja indikator utama yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan pangan di suatu daerah dan keterkaitannya dengan ketahanan pangan nasional ? TUJUAN
Pembahasan KETAHANAN PANGAN Menurut kajian swasembada pangan umumnya merupakan capaian peningkatan ketersediaan pangan di setiap wilayah nasional, sedangkan ketahanan pangan lebih berfokus pada akses setiap orang untuk memperoleh makanan bergizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif komoditas pangan di Kota Lubuklinggau telah meningkat dengan laju pertumbuhan antara 1 – 10 % untuk lima tahun terakhir dan keberlanjutan peningkatan produksi harus terus dijaga dan ditingkatkan. Akan tetapi, ada kekhawatiran produksi pangan ini di masa mendatang dikarenakan adanya penciutan lahan akibat alih fungsi sebesar 384 hektar atau sebesar 27 % dalam 5 tahun untuk kepentingan perumahan, perindustrian, dan lain-lain. Mengatasi hal ini, Pemerintah Kota Lubuklinggau telah mengeluarkan komitmen pengendalian alih fungsi lahan dengan menerbitkan perda no 09 tahun 2021 tentang lahan pangan dilindungi KERJASAMA STAKE HOLDER Pemerintah Kota Lubuklinggau juga berupaya meningkatkan produksi mencegah alih fungsi lahan dengan menetapkan kawasan lahan pertanian berkelanjutan dan upaya lain yaitu dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, selian itu program pemerintah yang di dukung oleh TNI dan Polri yaitu Program yang mendukung katahanan pangan dengan penanaman jagung dan padi gogo di lahan lahan majemuk yang belum termanfaatkan.
Gambar Diagram Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Pangan
KEKUATAN KELEMAHAN 1. Lahan marginal yang terdapat beberapa wilayah di Kota Lubuklinggau di wilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Utara I Dan Barat I yang masih luas dan belum termanfaatkan 2. Upah tenaga kerja yang murah 3. Akses transportasi lancar 4. Kelembagaan yang tersetruktur Akses saprodi dan alsintan yang baik 1. Alih fungsi lahan yang massif karena wilayah perkotaan 2. Saluran irigasi teknis yang terbatas 3. Teknologi yang sederhana 4. Sering terjadi fragmentasi lahan Konsumsi bahan pangan yang belum beragam PELUANG (O) 1. Sebagai ujung tombak program Asta cita untuk mencapai swasembada pangan 2. Meningkatkan kemandirian pangan 3. Meningkatkan motivasi petani untuk menanam berbagai tanaman Menurangi pengangguran STRATEGI (SO) 1. Melakukan areal ekstensifikasi lahan marjinal yang belum termanfaatkan 2. Melakukan intensifikasi peningkatan produktifitas tanaman Penerapan harga Tunggal produk pertanian dari petani STRATEGI (WO) 1. Kebijakan pemerintah daerah untuk melngeluarkan peraturan yang terkait alih fungsi lahan 2. Peningkatan bantuan saprodi bagi petani 3. Mendorong petani untuk memanfaatkan lahan lahan marginal 4. Edukasi terkait pentingnya keragaman pangan Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan di Wilayah Kota Lubuklinggau Berdasarkan identifikasi dari analisis beberapa faktor internal dan faktor eksternal, maka diketahui bahwa peningkatan ketahanan pangan di Kota Lubuklinggau, akan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT IFAS EFAS Internal Strategic Factors Analysis Summary external Strategic Factors Analysis Summary
KEKUATAN KELEMAHAN ANCAMAN 1. Terjadi rawan pangan akibat alih fungsi lahan dan perubahan iklim yang tidak menentu 2. Petani kekurangan air akibat kurangnya fasilitas irigasi 3. Lahan lahan marginal yang tidak produktif 4. Pengurangan lahan sawah yang akan berakibat pada pengurangan produksi pangan Ketergantungan terhadap satu komoditi akan mengakibatkan komoditi tersebut rawan menjadi komoditi politik STRENGT (ST) 1. Pengembangan usaha tani dengan konsep kelembagaan 2. Melakukan diversifiaski tanaman pangan 3. Penerapan insentif dan disinsentif bagi penggunaan lahan pertanian STRATEGI (WT) 1. Menjaga stabilitas harga pangan 2. Penguatan cadanagan pangan Penerpan teknologi tepat guna untuk mengatasi perubahan iklim Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan di Wilayah Kota Lubuklinggau Berdasarkan identifikasi dari analisis beberapa faktor internal dan faktor eksternal, maka diketahui bahwa peningkatan ketahanan pangan di Kota Lubuklinggau, akan dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT
Kesimpulan Dari analisis yang dilakukan terhadap strategi penguatan ketahanan pangan daerah dapat ditarik beberapa kesimpulan yang sesuai dengan kondisi yang ada di Kota Lubuklinggau tentang strategi penguatan ketahanan pangan di Kota Lubuklinggau yaitu: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan yaitu ketersediaan pangan, luas lahan produksi, alih fungsi lahan, regulasi kebijakan terkait perlindungan lahan pertanian yang dilindungi ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kota Lubuklinggau yaitu Strategi SO melakukan Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, Strategi WO, Kebijakan pemerintah daerah untuk mengeluarkan peraturan terkait insentif dan disentif tatakelola penggunaan dan pemanfaatan lahan pertanian yang di lindungi di Kota Lubuklinggau, Strategi ST, Pengembangan usaha tani dengan konsep kelembagaan, Strategi WT, dengan cara penguatan cadangan pangan, stabilitas harga pangan dan pemanfaatan teknologi untuk pertanian.
Rencana Aksi Tindak Lanjut Penguatan Kebijakan dan Regulasi dengan cara perumusan dan implementasi regulasi penguatan Perda No. 09 Tahun 2021 tentang lahan pangan yang dilindungi.dengan pembuatan aturan turunan dari perda tersebut yaitu Pembuatan kebijakan insentif dan disinsentif bagi petani dan pemilik lahan untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian. Penyusunan regulasi tentang harga tunggal hasil pertanian untuk melindungi petani dari fluktuasi pasar. 2. .Kolaborasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah Memastikan kebijakan lokal selaras dengan program Asta Cita Presiden RI dan strategi swasembada pangan nasional. Mengusulkan bantuan subsidi dan program insentif bagi petani dari pemerintah pusat. 3. Optimalisasi Lahan dan Produksi dengan cara pencegahan alih fungsi lahan Sosialisasi kepada masyarakat dan pengusaha tentang dampak negatif konversi lahan pertanian. Mendorong zonasi dan pemetaan lahan pertanian berkelanjutan di Kota Lubuklinggau. 4. Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian Mengembangkan lumbung pangan desa untuk meningkatkan stok pangan daerah. pemanfaatan lahan marginal melalui teknologi pertanian modern dan diversifikasi tanaman. Perbaikan irigasi dan sarana produksi pertanian untuk meningkatkan efisiensi lahan pertanian.
Rencana Aksi Tindak Lanjut 5. Peningkatan Infrastruktur dan Teknologin dengan cara Penguatan Infrastruktur Pendukung Meningkatkan akses irigasi dengan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi. Pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk meningkatkan produktivitas petani. 6. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Mendorong digitalisasi pertanian melalui penggunaan aplikasi untuk pemantauan cuaca dan harga pasar. Penyuluhan pertanian berbasis smart farming dan teknik pertanian ramah lingkungan. Optimalisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan sebagai penyangga harga pangan. 7. Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan dan Peningkatan Kapasitas SDM Pelatihan petani tentang teknik pertanian modern, diversifikasi pangan, dan pemasaran digital. Peningkatan peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam membimbing petani. Pembentukan dan pendampingan koperasi petani untuk meningkatkan daya tawar mereka. Peningkatan kolaborasi antara petani, pemerintah, akademisi, dan sektor swasta.