PENDAHULUAN Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat langsung dalam kegiatan ekonomi global sehingga , hubungan suatu negara dengan negara lainnya menjadi semakin terbuka . Hal tersebut mengakibatkan : meningkatnya hubungan saling ketergantungan ekonomi sekaligus persaingan antar negara.
Liberalisasi perdagangan dunia: Aliran barang dan jasa antar negara; Berkembang pesat sistem inovasi teknologi informasi , perdagangan , reformasi politik , transnasionalisasi sistem keuangan dan investasi .
ASEAN FREE TRADE AREA Asean Free Trade Area (AFTA) merupakan salah satu bentuk kerja sama negara-negara kawasan Asia Tenggara di bidang ekonomi . Kerja sama diperlukan karena setiap negara akan selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan perekonomian masing-masing.
AFTA dibentuk pada tanggal : 28 Januari tahun 1992, pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-4 di Singapura. Pembentukan AFTA dilatarbelakangi karena adanya perkembangan ekonomi pada setiap anggota negara ASEAN. Perkembangan ekonomi ASEAN, harus diwadahi dengan suatu bentuk kerjasama AFTA, dalam rangka bersama-sama memajukan perekonomian di ASEAN.
AFTA secara resmi diberlakukan : Pada tanggal 1 Januari 2003 pada negara ASEAN-6 (Indonesia, Philipina , Thailand, Singapura, Brunei dan Malaysia); ASEAN-4 (Vietnam mulai diberlakukan pada tahun 2006, Laos dan Myanmar pada tahun 2008, Kamboja pada tahun 2010).
TUJUAN AFTA Meningkatkan daya saing ekonomi antar negara-negara ASEAN, dengan cara menjadikan ASEAN sebagai tujuan pasar dunia. Menarik investor asing ke ASEAN untuk meningkatkan perdagangan di antara anggota ASEAN. Menghapus biaya pajak ekspor dan impor negara-negara yang tergolong anggota ASEAN.
MANFAAT AFTA UNTUK INDONESIA Menjadi peluang bagi para pengusaha kecil dan menengah untuk melakukan ekspor barang produksinya , sehingga mampu membuka peluang mereka untuk mendapatkan pasar luar negeri. Memberikan peluang Indonesia dalam kegiatan ekspor .
Membuat Indonesia untuk lebih bisa menghasilkan komoditas yang kompetitif di pasar ASEAN, seperti : ( komoditas pertanian , seperti kelapa sawit , karet , kakao , dan kopi yang merupakan bahan yang sangat diminati oleh negara ASEAN maupun di luarnya ).
Meningkatkan daya saing untuk mendorong perkembangan perekonomian . Dengan harapan mampu memunculkan kesadaran para pengusaha atau pelaku usaha untuk berdaya saing lebih kuat , dengan menghasilkan barang-barang berkualitas .
HAMBATAN AFTA Persaingan bahan-bahan komoditas para negara anggota ASEAN. Persaingan ini bisa menyebabkan industri kecil dalam negeri gulung tikar , karena belum mampu untuk bersaing dengan bahan-bahan dari luar negeri. Adanya kondisi tidak stabil dalam negara, membuat negara yang ingin melakukan kegiatan mengekspor produknya , akan enggan untuk melanjutkannya .
Perbedaan tingkat ekonomi pada setiap anggota negara ASEAN, memunculkan sebuah kendala dalam kegiatan ekspor dan impornya . Banyak negara-negara yang melakukan proteksi terhadap barang dalam negerinya . Hal itu membuat barang dari luar negeri akan sulit untuk menentukan harga pasarnya .
RUANG LINGKUP PERJANJIAN AFTA Pengurangan Tarif Salah satu tujuan utama AFTA adalah mengurangi atau menghilangkan tarif perdagangan antara negara-negara anggota . Jadwal pengurangan tarif bagi berbagai produk yang diperdagangkan di antara negara-negara ASEAN. Pengurangan tarif ini dapat mempengaruhi ketentuan kontrak dagang terkait harga jual dan pembayaran , serta klausul-klausul lain yang berkaitan dengan biaya perdagangan .
Kebijakan Non-Tarif Selain tarif perdagangan , AFTA juga mengatur berbagai kebijakan non- tarif yang memengaruhi perdagangan antara negara-negara anggota , seperti aturan terkait dengan standar teknis , prosedur kepabeanan , dan hambatan-hambatan perdagangan lainnya .
Dalam kerangka hukum kontrak internasional , kebijakan non- tarif ini dapat memengaruhi persyaratan teknis dan kualitas produk yang diatur dalam kontrak dagang antara pihak-pihak dari negara-negara ASEAN.
Perlindungan Investasi Perjanjian AFTA juga dapat mencakup ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan perlindungan investasi antara negara-negara anggota . Ini termasuk penjaminan terhadap investasi , penyelesaian sengketa investor-negara, dan hak-hak investasi yang diakui .
Dalam konteks hukum kontrak internasional , perlindungan investasi ini dapat memengaruhi klausul-klausul kontrak dagang yang mengatur investasi dan penyelesaian sengketa antara investor dengan negara-negara ASEAN.