COST ACCOUNTING 15 th Edition Horngren, Datar, dan Rajan Bahan Tayang Disiapkan oleh Kodirin ., Ak ., M.A.
CHAPTER 13 PRICING DECISIONS AND COST MANAGEMENT Bahan Tayang Disiapkan oleh Kodirin ., Ak ., M.A.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Harga Customers Competitors Costs
Customers Pelanggan memengaruhi harga melalui efeknya pada permintaan (demand) atas barang atau jasa. Permintaan barang atau jasa dipengaruhi juga oleh spesifikasi dan kualitas produk. Competitors Manajer berusaha memelajari teknologi, kapasitas produksi, dan strategi kompetitor untuk memperkirakan biaya produksinya.
Costs Costs memengaruhi penawaran (supply) sehingga memengaruhi harga biaya produksi ↓ kuantitas produksi ↑ kuantitas produksi ↑ unit cost tambahan produk awalnya ↓ akhirnya ↑ (fixed cost ↑) . Perusahaan akan terus menambah kuantitas produksi apabila tambahan revenue masih melebihi unit cost.
Menimbang customers, competitors, dan costs Manajer berbeda-beda dalam pemilihan “mana” yang lebih diutamakan. Pada pasar persaingan sempurna harga ditentukan oleh pasar informasi cost digunakan untuk membantu menetapkan kuantitas produksi untuk memaksimalkan laba operasi
Pasar yang kurang kompetitif Contoh: telepon genggam, laptop, komputer produk bisa dibedakan berdasarkan spesifikasi dan kualitasnya (differentiated ) ketiga faktor memengaruhi harga.
Pasar lebih tidak kompetitif Contoh: software faktor kunci yang memengaruhi harga adalah kemauan untuk membayar (customer’s willingness to pay) berdasarkan nilai produk menurut customer.
Pasar monopolistik perusahaan bebas menetapkan harga tinggi. Namun ada batas, semakin mahal harga produk, permintaan semakin berkurang karena pelanggan akan mencari produk substitusi atau berhenti mengonsumsi produk tersebut.
Costing and Pricing for the Long Run Penetapan harga jangka panjang adalah keputusan strategis bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan harga yang stabil dan bisa diprediksi. Untuk itu, manajer harus bisa me-manage biaya jangka panjang.
Ilustrasi Astel Computers membuat dua macam produk: server dengan trademark Deskpoint personal computer dengan trademark Provalue. Enam fungsi (proses) bisnis Astel Computer dapat digambarkan pada value chain: Research and Development Design of Products and Processes Productions Marketing Distribution Customer Service
Menghitung Biaya Produksi untuk Penetapan Harga Jangka Panjang Astel Company memperkirakan pasar produk Provalue menjadi semakin kompetitif. Astel harus menetapkan harga Provalue. Manajer mengawali dengan mereview data tahun sebelumnya. Astel tidak memiliki persediaan awal dan akhir. Astel memproduksi dan menjual 150 unit Provalue.
Astel menggunakan activity based costing dengan keterangan sebagai berikut: Astel memiliki tiga direct manufacturing costs: direct materials, direct labor, dan direct machining cost. Astel memiliki tiga overhead cost pools: ordering and receiving, testing and inspection, dan rework. Astel mengklasifikasikan machining cost sebagai direct cost karena mesin ini digunakan khusus untuk Provalue.
Astel menggunakan harga jangka panjang. Manajer Astel mendapatkan informasi: Direct material costs bervariasi sesuai kuantitas unit Provalue yang diproduksi Direct labor cost bervariasi sesuai kuantitas direct labor hour Direct machining cost adalah fixed cost; berupa biaya sewa mesin dengan kapasitas 300.000 jam untuk beberapa tahun. Tiap unit Provalue memerlukan 2 jam mesin.
Biaya ordering and receiving, testing and inspection, dan rework bervariasi sesuai cost driver-nya. Ordering and receiving. dalam jangka panjang pegawai yang bertanggung jawab atas ordering and receiving dapat ditugaskan ke bagian lain atau diberhentikan apabila jumlah order sedikit; sebaliknya bisa ditambah apabila jumlah order bertambah.
Manufacturing Cost Information to Produce 150.000 unit of Provalue in 2013 Cost Category Cost Driver Details of Cost Driver Quantities Total Quantity of Cost Driver Cost per Unit of Cost Driver ($) (1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6) Direct Manufacturing Costs Direct Materials Jumlah kit 1 kit pe unit 150.000 unit 150.000 460 Direct labor (DL) Direct labor-hour 3,2 DLH per unit 150.000 unit 480.000 20 Direct machining (fixed FOH) Machine-hours 300.000 38 Manufacturing Overhead Costs Ordering and receiving Jumlah order 50 orders per component 450 components 22.500 80 Testing and inspection Testing hours 30 testing-hours per unit 150.000 unit 4.500.000 2 Rework 8% defect rate Rework hours 2,5 rework-hours per defective unit 12.000 defective unit* 30.000 40 *Jumlah defective unit = 150.000 x 8% = 12.000 unit
Manufacturing Cost Information to Produce 150.000 unit of Provalue in 2013 Cost Category Cost Driver Details of Cost Driver Quantities Total Quantity of Cost Driver Cost per Unit of Cost Driver ($) (1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4) (6) Direct Manufacturing Costs Direct Materials Jumlah kit 1 kit pe unit 150.000 unit 150.000 460 Direct labor (DL) Direct labor-hour 3,2 DLH per unit 150.000 unit 480.000 20 Direct machining (fixed FOH) Machine-hours 300.000 38
Manufacturing Overhead Costs Ordering and receiving Jumlah order 50 orders per component 450 components 22.500 80 Testing and inspection Testing hours 30 testing-hours per unit 150.000 unit 4.500.000 2 Rework 8% defect rate Rework hours 2,5 rework-hours per defective unit 12.000 defective unit* 30.000 40 *Jumlah defective unit = 150.000 x 8% = 12.000 unit
Total Manufacturing Cost ($) Manufacturing Cost per Unit ($) (1) (2) = (1) / 150.000 Direct Manufacturing Costs Direct Materials (150.000 kits x $460) 69.000.000 460 Direct labor (DL) (480.000 DLH x $20) 9.600.000 64 Direct machining (fixed FOH) (300.000 kits x $38) 11.400.000 76 Direct Manufacturing Costs 90.000.000 600 Manufacturing Overhead Costs Ordering and receiving (22.500 orders x $80) 1.800.000 12 Testing and inspection (4.500.000 testing-hours x $2) 9.000.000 60 Rework (30.000 rework-hours x $40) 1.200.000 8 Manufacturing Overhead Costs 12.000.000 80 Total Manufacturing Costs 102.000.000 680
Menetapkan harga jangka panjang Hitung seluruh biaya produksi dan biaya non-produksi Provalue dengan mengalokasikan biaya pada semua fungsi pada value chain.
Total Amounts for 150.000 Units ($) Per Unit ($) (1) (2) = (1) / 150.000 Revenues 150.000.000 1.000 Costs of Goods sold 102.000.000 680 Operating Costs: R&D Costs 2.400.000 16 Design costs of product and process 3.000.000 20 Marketing and Administration costs 15.000.000 100 Distribution costs 9.000.000 60 Customer-service costs 3.600.000 24 Operating costs 33.000.000 220 Full cost of the product 135.000.000 900 Operating Income 15.000.000 100
Market Based Approach atau Cost Based Approach Perusahaan yang beroperasi pada less competitive market menawarkan produk atau jasa yang berbeda dari para pesaingnya Contoh produk: mobil , komputer, laptop, telepon genggam, jasa konsultasi manajemen, dan jasa hukum dapat menggunakan market-based approach atau cost-based approach.
Pendekatan cost-based lebih mudah karena informasi biaya lebih mudah diperoleh selanjutnya mempertimbangkan pelanggan dan kompetitor. Pendekatan market-based lebih dulu mempertimbangkan pelanggan dan kompetitor, setelahnya baru mengecek biaya.
Kedua pendekatan mempertimbangkan biaya, pelanggan, dan kompetitor; hanya berbeda titik awalnya. Misalnya kontraktor bangunan awalnya menetapkan harga sebesar cost-plus profit mempertimbangkan keinginan pelanggan dan harga kompetitor mengurangi harga saat negosiasi awalnya menetapkan harga berdasarkan harga pasar cek biaya saat negosiasi dengan pelanggan menurunkan harga
Perusahaan yang beroperasi pada pasar yang tidak kompetitif lebih menyukai cost-based approach karena tidak harus merespon harga kompetitor. Margin yang ditambahkan ke cost tergantung pada willingness of customer to pay.
Market-Based Approach: Target Costing for Target Pricing Market-based pricing mulai dari suatu target harga, target harga: estimasi harga produk yang ingin dibayar oleh pembeli potensial. Manajer membuat estimasi harga berdasarkan perceived value dan bagaimana kompetitor menetapkan harga atas produk mereka. perceived value: nilai produk berdasarkan seberapa besar pembeli membutuhkan atau menginginkan produk tersebut
Manajer perlu memahami pelanggan dan kompetitor karena tiga alasan : Lower-cost competitors akan terus mempertahakan harga yang lebih murah Produk memiliki umur lebih pendek, sehingga waktu untuk memulihkan kondisi akibat kesalahan penetapan harga, kehilangan pangsa pasar, dan rugi operasi menjadi lebih pendek. Pelanggan mudah mendapatkan informasi harga-harga produk dan mencari produk berkualitas tinggi dengan harga murah.
Memahami Customer’s Perceived Value Bagian marketing mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan persepsi mereka terhadap nilai produk. Perusahaan melakukan riset pasar terhadap keinginan pelanggan dan harga yang ingin mereka bayar.
Analisis Kompetitor Untuk mengukur bagaimana kompetitor bereaksi terhadap prospective price (harga yang akan ditetapkan), manajer harus memahami teknologi, produk, biaya, dan kondisi keuangan kompetitor. Bagaimana caranya?
Bagaimana caranya? Bertanya kepada pelanggan, penyedia, dan pegawai kompetitor. Melakukan reverse-engineer – membongkar produk kompetitor untuk mengetahui desain, material, dan teknologi yang digunakan. Tidak boleh dengan cara ilegal atau tidak etis – menyuap pegawai kompetitor atau bertindak sebagai pemasok atau pembeli dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor.
Implementasi Target Pricing dan Target Costing Menggunakan Provalue untuk ilustrasi Mengembangkan produk yang memuaskan kebutuhan pelanggan potensial Manajer Astel menggunakan feedback pelanggan dan informasi produk kompetitor untuk menetapkan fitur dan memodifikasi desain Provalue. Riset pasar: menghendaki produk tanpa fitur ekstra namun dapat diandalkan dengan harga lebih murah.
2. Tetapkan target price Manajer Aster memperkirakan kompetitor akan menurunkan harga personal computer menjadi $850. Manajer Astel ingin menurunkan harga Provalue 20%, dari $1.000 menjadi $800. Manajer Marketing memperkirakan penjualan akan naik dari 150.000 unit menjadi 200.000 unit.
3. Hitung target cost per unit Target operating income 10%. Total target revenue = $800 x 200.000 = $160.000.000 Total target operating income = 10% x $ 160 juta = $16 juta Total target op. income per unit = $ 16 juta / 200.000 = $80 Total target cost per unit = $800 - $80 = $720 Total current full costs of Provalue = $135.000.000 Current full costs per unit of Provalue = $135.000.000 / 150.000 = $900
Target cost per unit lebih rendah $120 dari current cost per unit ($900 - $720) Bagaimana cara menurunkannya? Mengurangi biaya seluruh value chain tanpa mengurangi kualitas Target cost meliputi seluruh biaya proses proses bisnis
4. Lakukan cost analysis Aster manajer menganalisis aspek-aspek spesifik produk untuk menurunkan biaya: Fungsi-fungsi setiap komponen seperti screen, keyboard, motherboard, disk drive, dan graphics and video cards. Pelanggan potensial lebih mengutamakan reliability daripada kualitas video Keterkaitan dan tradeoff di antara fitur dan komponen. Misalnya motherboard yang lebih simple dapat meningkatkan reliability tetapi tidak mendukung penggunaan video card yang berkualitas tinggi.
5. Lalukan value engineering untuk mencapai target cost evaluasi atas semua aspek value chain secara sistematis untuk mengurangi cost dan memenuhi kualitas yang memuaskan pelanggan.
Value Engineering Untuk mengimplementasi value engineering, manajer memisahkan value-added activities beserta cost-nya dan non-value-added activities beserta cost-nya. Value-added cost adalah cost yang jika dieliminasi akan mengurangi kegunaan aktual/menurut persepsi pelanggan. Misalnya cost untuk keandalan produk: memory yang memadai dan clear image.
Non-value-added cost adalah cost yang jika dieliminasi tidak akan mengurangi kegunaan aktual/menurut persepsi pelanggan. Misalnya cost untuk defective-unit dan kerusakan mesin. Non-value-added cost harus diminimalkan.
Memisahkan non-value-added Aktivitas dan biayanya tidak selalu mudah untuk diklasifikasikan menjadi value-added dan non-value-added, kadang-kadang manajer menggunakan judgment – pertimbangan profesional. Beberapa cost seperti supervisi dan pengendalian produksi memiliki komponen value-added dan non-value-added bagaimana ?
Memisahkan non-value-added Apabila ragu-ragu manajer lebih memilih untuk mengklasifikasikan sebagai non-value-added karena fokus pada pengurangan biaya. Apa risikonya? Mungkin ada value-added cost yang tereliminasi .
Provalue Value-added cost: direct material cost direct labor cost direct machining cost Non-value-added cost : rework cost
Value-added cost dan non-value-added cost : Ordering Receiving Testing Inspection
Cost Incurrance dan L ocked-in Cost Cost incurrance menjelaskan kapan sumber daya terpakai untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya direct material cost diakui ketika terpakai untuk produksi. Locked-in cost atau designed-cost cost yang belum terjadi, tetapi akan terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan keputusan (desain) yang sudah ditetapkan.
Kesempatan terbaik untuk me-manage cost adalah sebelum cost ter-locked-in, oleh karena itu manajer Astel melakukan simulasi beberapa pengaruh model produk terahadap timbulnya biaya-biaya seperti scrap dan rework. Selanjutnya manajer memilih model produk yang meminimalkan biaya dan memenuhi kualitas yang ditetapkan.
Value-Chain Analysis dan Cross-Functional Teams Suatu cross-functional value-engineering team meliputi manajer marketing, desainer produk, manufacturing engineer , manajer pembelian, pemasok , dealers , dan akuntan manajemen mendesain ulang produk untuk mengurangi cost dan tetap memenuhi kualitas yang diinginkan oleh pelanggan. Hasil redesain ...
PROVALUE II PROVALUE Budgeted Manufacturing Cost for 200.000 unit ($) Budgeted Manufacturing Cost per unit ($) Actual Manufacturing Cost per unit ($) (1) (2) = (1) / 200.000 (3) Direct Manufacturing Costs Direct Materials (200.000 kits x $385) 77.000.000 385 460 Direct labor (DL) (530.000 DLH x $20) 10.600.000 53 64 Direct machining (fixed FOH) (300.000 kits x $38) 11.400.000 57 76 Direct Manufacturing Costs 99.000.000 495 600 Manufacturing Overhead Costs Ordering and receiving (21.250 orders x $80) 1.700.000 9 12 Testing and inspection (3.000.000 testing-hours x $2) 6.000.000 30 60 Rework (32.500 rework-hours x $40) 1.300.000 7 8 Manufacturing Overhead Costs 9.000.000 45 80 Total Manufacturing Costs 108.000.000 540 680
Cost-Based Approach Cost Plus Pricing Formula penetapan harga Price = cost + mark up cost-plus pricing
Cost-Plus Target Rate of Return on Investment Misalnya Astel menggunakan markup 12% atas full unit cost Provalue II untuk menetapkan harga jual. Cost base (full unit cost of Provalue II) $ 720,00 Markup component (12% x $720,00) 86,40 Prospective selling price $806,40
Bagaimana menetapkan markup ? Markup digunakan untuk memenuhi target return on investment (ROI) Return on investment = operating income / invested capital Invested capital memiliki beberapa definisi, di antaranya total aset.
Misalnya, target ROI 18% Capital invested $96 juta Invested capital $ 96.000.000 Target return on investment 18 % Target operating income (18% x $96 juta ) $17.280.000 Target operating income per unit $ 86,40 Nilai markup = $86,40 / $720 (total full cost) = 12%
Alternative Cost-Plus Methods Menghitung jumlah spesifik capital invested pada tiap produk sangat sulit karena memerlukan alokasi nilai peralatan dan bangunan untuk tiap produk. Tabel berikut menggunakan alternative cost bases ( tanpa disertai rincian) dan persentase markup (diasumsikan)
Cost Base Estimated Cost per Unit ($) Markup Percentage Markup Component Prospective Selling Price (1) (2) (3) = (1) x (2) (4) = (1) + (3) Variable manufacturing cost 475,00 65% 308,75 783,75 Variable cost of the product 547,00 45% 246,15 793,15 Manufacturing cost 540,00 50% 270,00 810,00 Full cost of the product 720,00 12% 86,40 806,40 Prospective selling price tidak jauh beda. Perusahaan memilih cost base yang reliable dan persentase markup yang bisa menutup cost dan memenuhi return on investment.
F ull cost umum dipakai sebagai cost based. Alasan fixed cost diperhitungkan: Full cost recovery of all cost of the product Dalam jangka panjang, harga produk harus melebihi full cost-nya agar bisa bertahan dalam bisnis. Price stability Harga yang stabil meningkatkan akurasi forecasting dan planning bagi penjual dan pembeli. Simplicity Formula full cost tidak mengharuskan akuntan manajemen memisahkan cost menjadi fixed dan variable.
Cost-Plus Pricing and Target Pricing Harga yang dihitung menggunakan cost-plus pricing merupakan harga prospektif. Misalnya desain awal Provalue II menghasilkan full cost $750. Dengan asumsi markup 12% maka harga prospektif Provalue II adalah $840 (112% x $750).
Pada pasar personal computer yang kompetitif, reaksi pelanggan dan kompetitor mungkin memaksa Astel untuk mengurangi markup dan menurunkan harga menjadi $800. Astel mungkin ingin mendesain ulang Provalue II untuk mengurangi full cost-nya menjadi $720 per unit agar tetap mendapat markup mendekati 12%. Desain akhir dan cost-plus price harus menyeimbangkan antara cost, markup, dan reaksi pelanggan terdapat proses bolak-balik: prospective price cek reaksi pelanggan desain ulang produk prospective price ...
Target pricing approach mengurangi proses bolak-balik tersebut . Langkah-langkah : Tentukan spesifikasi produk dan target harga berdasarkan preferensi pelanggan dan ekspektasi respon kompetitor. Hitung target cost.
Penyedia produk atau jasa spesifik seperti akuntan dan konsultan manajemen biasanya menggunakan cost-plus pricing. Perusahaan jasa seperti jasa perbaikan rumah dan bengkel mobil menggunakan cost-plus price yang disebut time-and-materials method. Harga ditetapkan sebesar material cost plus markup + direct labor cost plus markup.
Non-Cost Factors in Pricing Decisions Price Discrimination Penetapan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama dengan memanfaatkan elastisitas permintaan. Ilustrasi Tiket pesawat pergi pulang Boston – San Fransisco $450 apabila penumpang menginap di San Fransisko sampai dengan Sabtu malam. Harga tiket $1.000 apabila penumpang tidak menginap di San Fransisko sampai dengan Sabtu malam .
Latar belakang: Penumpang yang tidak menginap sampai dengan Sabtu malam adalah bisnisman yang traveling cost-nya ditanggung perusahaan kurang peduli dengan harga Penumpang yang menginap sampai dengan Sabtu malam adalah wisatawan yang traveling cost-nya ditanggung sendiri sangat peduli dengan harga
Peak-Load Pricing Menetapkan harga lebih mahal apabila permintaan meningkat atau produk / jasa yang tersedia tinggal sedikit. Misalnya perusahaan transportasi menaikkan harga tiket pada masa liburan.
International Pricing Harga jual produk atau jasa berbeda-beda antar-negara disesuaikan dengan daya beli masyarakat masing-masing.