NOISE Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif . Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif . Ada banyak hambatan yang bisa merusak komunikasi . Effendi OU (2003) menyebutkan paling tidak ada 4 jenis hambatan komunikasi yaitu gangguan , kepentingan , motivasi terpendam dan prasangka
Gangguan Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik . Gangguan mekanik (mechanical, chanel noise) disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik . Misal : gangguan suara ganda pada pesawat radio, gambar meliuk2 atau berubah2 pada layar TV, huruf yang tidak jelas , bunyi mengaung pada pengeras suara , riuh hadirin . Gangguan semantik (semantic noise) bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak . Gangguan ini tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa . Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya . Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian .
Kepentingan Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan . Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya . Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap , perasaan , pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan .
Motivasi terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan keinginan , kebutuhan dan kekurangannya Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan . Sebaliknya , komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya . Seringkali terjadi seorang komunikator tertipu oleh respon komunikan yang seolah-olah tampak serius (attentive) menanggapinya , sungguhpun pesan komunikasi itu tak bersesuaian dengan motivasinya . Tanggapan semu dari komunikan itu kita sebut motivasi terpendam . Misalnya , seorang pegawai akan komunikasi dari atasannya secara attentive, kendatipun ada yang tidak disetujuinya . Hal itu dilakukannya mungkin sekali karena si pegawai ingin naik pangkat , ingin menyenangkan hati atasannya . Dll .
Prasangka Prasangka (prejudice) merupakan salah satu rintangan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa2 sudah bersikap curiga dan menentang komnikator yang hendak melakukan komunikasi . Dalam prasangka , emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran rasional . Emosi kerap membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata bagaimanapun , oleh karena sekali prasangka itu muncul , maka seseorang tidak dapat berfikir objektif . Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras , melainkan juga terhadap agama, pendirian politik , kelompok atau suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak .
Secara praktis , contoh2 hambatan dalam kegiatan komunikasi bisnis adalah sebagai berikut : Kurang kecakapan berkomunikasi . Misalnya kurang cakap berbicara ( terutama di depan umum ), kurang cakap menulis / mengarang , kurang cakap mendengarkan dan kurang cakap membaca . Umumnya kegiatan-kegiatan tersebut kita telah dapat melakukan akan tetapi yang dapat melakukan dengan baik atau efektif belum banyak . Untuk mengatasi hal ini tidak ada jalan lain kecuali balajar dan berlatih . Belajar dan berlatih berbicara , menulis , mendengarkan dan membaca . Belajar mengenai teorinya dan setelah itu berlatih mempraktekannya .
Lanjutan … Sikap kurang tepat . Untuk dapat mengatasi hal ini perlu memperdalam hubungan antar manusia (human relation) . Disamping itu perlu juga mempelajari etika dalam berkomunikasi . Namun bagaimanapun juga dalam sikap ini yang diperlukan adalah sikap simpatik , muka manis , tidak sombong , rendah hati , tetapi cukup tegas .
Lanjutan … Pengetahuan kurang . Pengetahuan kurang ini dapat menyangkut si komunikator ( pembicara / penulis ) atau dapat juga menyangkut pada diri komunikan ( pendengar / pembaca ). Bila pengetahuan pembicara / penulis terlalu tinggi untuk pendengar / pembaca , maka ia dalam penyajiannya harus berusaha memilih bahasa atau simbol-simbol komunikasi yang sesuai dengan pengetahuan komunikan .
Lanjutan … Kurang memahami sistem sosial . Bila pembicara kurang memahami sistem sosial , maka pembicaraannya tidak tepat . Demikian pula si pendengar , bila kurang memahami si pembicara tidak akan menangkap dengan tepat . Cara mengatasi rintangan ini adalah dengan cara mempelajari tradisi dan kebiasaa-kebiasaan masyarakat setempat atau kantor setempat .
Lanjutan … Syakwasangka (prejudice) yang tak berdasar . Bagi masyarakat yang kurang terpelajar akan mudah timbul perasaan berprasangka negatif terhadap orang lain. Seringkali prasangka tersebut kurang beradasar pikiran sehat . Dengan adanya pensifatan tersebut akan timbul saling mencurigai . Rasa curiga seperti itu tidak beralasan dan mesti dihilangkan .
Jarak fisik . Komunikasi menjadi tidak lancar bila antara komunikator dan komunikator terletak berjauhan . Untuk mendekatkannya banyak cara yang ditempuh . Penggunaaan media sebagai chanel dapat menjadi pilihan untuk mengatasi masalah “ jarak ” ini .
Rintangan karena kesalahan Bahasa . Sering terjadi penafsiran yang keliru karena perbedaan arti suatu istilah . Kesalahpahaman komunikasi yang disebabkan bahasa demikian itu disebut kesalahan semantik . Bila kita ingin berkomunikasi dengan kelompok tertentu , misalnya mau mendalami suatu “ komunitas ” tertentu kita harus paham dengan bahasa khusus mereka .
Penyajian yang Verbalitas Kadang-kadang terjadi suatu komunikasi yang tidak lancar disebabkan karena pembicara hanya menggunakan simbol verbal ( bahasa saja ) tanpa dibarengi dengan peragaan . Ada pepatah dalam pendidikan yang berbunyi “ sekali meragakan , lebih berhasil daripada sepuluh kali menerangkan dengan kata-kata belaka ”. Oleh karena itu agar komunikasi lancar sebaiknya bila mungkin menggunakan alat-alat visual seperti gambar-gambar , tiru-tiruan , dan sebagainya ( simbol non verbal.
Komunikasi satu arah . Oleh para ahli pernah dicoba dengan memberi perintah-perintah hanya dari atasan kepada bawahan ( komunikasi satu arah ) ternyata hasilnya banyak yang kurang sesuai dengan harapan atasan ( pimpinan ). Lalu waktu percobaan dilanjutkan dengan cara lain. Setelah menerima perintah bawahan diberi kesempatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau saran-saran. Hasilnya sangat menggembirakan , karena ternyata lebih baik dari pada percobaan yang pertama tadi . Cara yang kedua ini disebut komunikasi dua arah . Artinya antara orang pertama dan orang kedua berganti-ganti berperan sebagai komunikator maupun komunikan . Oleh karena itu bila penyuluh berkomunikasi dengan petani ingin berhasil dengan baik disarankan menggunakan cara berkomunikasi dua arah (two way traffic communication) . Apa yang disampaikan dalam komunikasi diharapkan ada respons atau feedback dari sasaran . Feedback ini penting bagi para penyuluh , yaitu untuk dapat mengambil tindakan-tindakan selanjutnya .