Pertemuan ke 2 tentang pencemaran minyak

JIOMALENKO 0 views 27 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 27
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27

About This Presentation

Pertemuan ke 2 tentang pencemaran minyak. Pencemaran minyak disebabkan oleh kebocoran pada saat pengeboran di lepas pantai.


Slide Content

LEONARDUS LEWA LEKO

1.Tumpahan minyak karena operasional
rutin kapal dan kecelakaan kapal
2.Pelimpasan minyak dari darat (down
the drain)
3.Terbawa asap (up in smoke)
4.Eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai
5.Pipa transportasi minyak
6.Tank cleaning
7.Perembesan alami (natural seeps)

1.Kebocoran
2.Kecelakaan
3.Sabotase
4.Kesengajaan

1.Tipe Minyak
Minyak (petroleum) adalah senyawa kimia yang terdiri
dari senyawa karbon dan unsur-unsur mikro (trace
element).
Unsur-unsur kimia penyusun minyak terdiri atas : Karbon
(82-87%). Hidrogen (11-15%) termasuk elemen umum
minyak, Belerang/Sulfur (0-8%), Nitrogen (0-1%), dan
Oksigen (0-0,5%). Trace element sepertiVanadium (V),
Nikel(Ni), Besi (Fe), Aluminium (Al), Sodium (Na), Kalsium
(Ca), Tembaga (Cu), dll
Sifat fisik minyak seperti berat jenis, titik lebur (pour
point), komposisi kimia (hidrokarbon, aspal dan
Belerang).
Pengelompokan minyak berdasarkan sifat : Alkana,
Naphtana, Aromatik dan Alkene, dll.

Sifat minyak yang digunakan dalam
penentuan tingkat kerusakan terhadap
sumberdaya pesisir dan laut
1.Berat jenis (densitas)
2.Kekentalan (Viscosity)
3.Titik lebur (pour point)
4.Kelarutan (solubility)
5.Komposisi kimia
6.Aromatik
7.Potensi untuk menjadi emulsi
Uji yang digunakan untuk menentukan jenis
minyak yang mencemari lingkungan
adalah Uji Finger Print

1.Minyak yang tumpah ke perairan mengalami proses fisik, kimia dan
biologi yang berperan dalam mengubah nasib dan karakteristik minyak
2. Pelapukan minyak (weathering)
Proses pelapukan minyak akan mengubah komposisi, perilaku, keterpaparan
dan daya racun (toksisitas) minyak.
Contoh : penetrasi minyak kedalam kawasan lumpur (lokasi mangrove)
dipengaruhi oleh kekentalan (viskositas)
Minyak yang mengalami pelapukan mempunyai tingkat penetrasi yang
rendah, dibandingkan dengan yang tidak mengalami pelapukan akan
membentuk gumpalam-gumpalan minyak dan mengurangi terjadi kontak
dengan biota air.
Proses pelapukan minyak terdiri atas :
1. Proses persebaran (spreading)
2. Penguapan
3. Pelarutan
4. Dispersi
5. Emulsifikasi
6. Pengendapan


Untuk memastikan kerusakan
sumberdaya alam dan lingkungan
perairan akibat minyak dapat dilakukan
dengan identifikasi jalur pergerakan
minyak.
Evakuasi yang dilakukan antara lain :
1. Jalur pergerakan minyak dan titik
tumpahan sampai ke sumberdaya
pesisir dan laut yang rusak
2. Kondisi geografis dan waktu
terjadinya keterpaparan antara
minyak dan sumberdaya
3. Memastikan apakah kerusakan
sumberdaya minyak tersebut
benar-benar karena minyak yang
sama berasal dari titik
tumpahan minyak
4. Memastikan bahwa keterpaparan
minyak dengan sumberdaya
telah mengakibatkan kerusakan
sumberdaya.

Tejadi kontak atau terpaparnya sumberdaya pesisir dan laut terhadap minyak
dapat terjadi secara langsung bila minyak tumpah dan menyebar di perairan
secara fisik kontak dengan sumberdaya pesisir dan laut.
Contoh: Kontak minyak dengan kerang-kerangan akan menyebabkan kematian
dan penurunan pertumbuhan.
Bukti bahwa minyak menyebabkan kerusakan pada sumberdaya pesisir dan laut
perlu demontrasi keterpaparan minyak dengan sumberdaya, baik langsung
maupun tak langsung. , memperikarakan jumlah/konsentrasi minyak yang
tumpah dan memperkirakan luasan tumpahan minyak.
Informasi tersebut penting bagi penyusunan disain, interpretasi dan eksploitasi
hasil-hasil kajian dalam menentukan kerusakan
Faktor-faktor yang penting untuk menggambarkan keterpaparan minyak
1. Tipe minyak
2. Volume tumpahan
3. Dampak pembersihan
4. Tipe pantai
5. Ukuran butir sedimen
6. Tinggi pasang surut
7. Kondisi cuaca
8. Perilaku dan kehidupan biota
9. Jangka waktu kontak
10. Pendekatan untuk kajian kontak

Pelampung pembatas (oil booms),
yang kemudian akan ditransfer
dengan perangkat pemompa (oil
skimmers) ke sebuah fasilitas
penerima "reservoar" baik dalam
bentuk tangki ataupun balon.
Langkah penanggulangan ini akan
sangat efektif apabila dilakukan di
perairan yang memiliki
hidrodinamika air yang rendah
(arus, pasang-surut, ombak, dll)
dan cuaca yang tidak ekstrem.
1. Booms adalah peralatan
yang umum digunakan
untuk menahan perluasan
minyak yang tumpah
dipermukan pantai dan
juga dilaut dalam.

2. In-situ burning adalah pembakaran
minyak pada permukaan air sehingga
mampu mengatasi kesulitan
pemompaan minyak dari permukaan
laut, penyimpanan dan pewadahan
minyak serta air laut yang terasosiasi,
yang dijumpai dalam teknik penyisihan
secara fisik.
3. Penyisihan minyak secara mekanis
melalui dua tahap yaitu melokalisir
tumpahan dengan menggunakan
booms dan melakukan pemindahan
minyak ke dalam wadah dengan
menggunakan peralatan mekanis yang
disebut skimmer.
4. Bioremediasi yaitu mempercepat proses
yang terjadi secara alami, misalkan
dengan menambahkan nutrien, sehingga
terjadi konversi sejumlah komponen
menjadi produk yang kurang berbahaya
seperti CO2 , air dan biomass.

5. Sorbent yang bisa menyisihkan minyak
melalui mekanisme adsorpsi
(penempelan minyak pada permukaan
sorbent) dan absorpsi (penyerapan
minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini
berfungsi mengubah fasa minyak dari
cair menjadi padat sehingga mudah
dikumpulkan dan disisihkan.
6. Dispersan kimiawi yaitu dengan
memecah lapisan minyak menjadi
tetesan kecil (droplet) sehingga
mengurangi kemungkinan
terperangkapnya hewan ke dalam
tumpahan. Dispersan kimiawi adalah
bahan kimia dengan zat aktif yang
disebut surfaktan (berasal dari kata :
surfactants = surface-active agents atau
zat aktif permukaan).

1.Sumberdaya non hayati seperti air permukaan dan air bawah
tanah, sedimen tanah, dll.
2. Sumberdaya hayati
1. Mamalia laut
a. Minyak lengket pada tubuh mamalia laut
b. Mudah dimangsa bila minyak lengket pada sirip
c. Kehilangan berat badan karena tidak bisa makan
d. Peradangan/infeksi pada dugong dan sulit makan karena
minyak menempel pada bulu sensor dekat mulut.
Kerusakan akibat minyak hasil penyulingan:
1.Merusak aliran darah dan paru-paru
2.Merusak mata menyebabkan mata luka
3.Iritasi dan luka pada kulit
4.Merusak sistem kekebalan dan aliran darah
5.Kerusakan organ dan kegagalan pada hati
6.Memyebabkan stres

Dampak negatif terhadap ikan dipengaruhi oleh :
1.Tingkat sensitivitas dan kerentanan
dari spesies
2.Lama keterpaparan
3. Suhu lingkungan
4. Kondisi arus dan gelombang
1. Contoh : Telur dan larva sangat sensitif
terhadap minyak

1. Moluska
Minyak menyebabkan luka dan kebutaan, sehingga sulit
menemukan makan, dan menyebabkan lapar. Contoh : penyu.
Menurunkan ketebalan cangkang telur penyu.
2. Burung
a. Hypothermia dengan menurun atau merusaknya sistem insulasi
dan tahan air pada bulu
b. Mudah dimangsa
c. Mudah tenggelam
d. Kehilangan berat badan
e. Dehidrasi akibat berpuasa
f. Merusak organ dalam seperti tukak atau perdarahan perut
bila menelan minyak

Pencemaran air laut oleh minyak mengancam kelestarian ekosistem burung dan
ikan. Burung Pelikan mati kena tumpahan minyak.

Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan
senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa
beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah
pitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang
juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan
manusia karena memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein
yang tinggi.
Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun
slick (lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian
burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan
laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya
ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak,
terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem
kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang
pada akhirnya mati.

1.Terumbu Karang
Pengurangan reproduksi, perkembangan
larva dan kolonisasi, laju pertumbuhan,
kemampuan fotosintesa, struktur sel dan
kemampuan makan.
2.Mangrove
Minyak dapat menyebabkan terganggunya
kehidupan mangrove dan organisme yang
hidup didalamnya, menutup daun dan
menyumbat akar nafas, mencegah difusi
garam dan menghambat proses respirasi
mangrove.

1.Gangguan metabolisme:
karena minyak yang
menempel pada daun
menghalangi penetrasi
cahaya dan penyerapan
nutrien
2.Kematian tumbuhan
3.Gangguan kehidupan
organisme penempel
4.Kemampuan daya tahan
dan kemampuan vegetasi
menurun

1.Daerah ruaya, daerah pemijahan, daerah
asuhan, daerah mencari makan, daerah
pembesaran, dan perlindungan ikan
terganggu
2.Daerah penangkapan terganggu
3.Mengganggu daerah jalur penangkapan
dan jalur pengelolaan perikanan

Mengganggu aktivitas soaial
masyarakat pesisir meliputi :
perikanan budidaya, perikanan
tangkap, parawisata, jasa transportasi
dan kegiatan ekonomi lainnya.

Industri pariwisata di Lagoi,
Kabupaten Bintan, Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri), terancam
lesu karena banyaknya limbah
minyak di sepanjang Pantai Lagoi.
Akibat limbah tersebut, wisatawan
banyak yang membatalkan
kunjungannya ke Lagoi. Industri
pariwisata di tempat itu pun
diperkirakan mengalami kerugian
ratusan juta rupiah.
"Turis yang berkunjung ke Lagoi saat
ini tidak bisa ke pantai karena airnya
tercemar limbah minyak. Jika masuk
ke pantai, kaki atau tubuhnya menjadi
hitam," kata peneliti pariwisata Bintan,
M Rofik, di Bintan, Kamis (24/11).

1.Kawasan budidaya laut
2.Kawasan budidaya tambak
3.Pembenihan (Hatchery)
4.Biota laut yang dibudidayakan
5.Tambak garam

1.Perikanan Tangkap
Dalam mengklaim ganti rugi akibat pencemaran
minyak, beberapa yang perlu diperhatikan a.l:
a. Keruguan akibat tidak melaut
b. Kerusakan perahu dan alat tangkap
c. Biaya pembersihan alat tangkap
d. Penurunan hasil tangkapan
2.Parawisata
Untuk mengklaim ganti rugi perlu diperhatikan a.l
a. Penurunan jumlah pengunjung
b. Kerusakan sarana dan prasarana
c. Kehilangan kesempatan kerja
d. Penurunan estetika lingkungan
e. Lauasan kawasan yang tercemar
Tags