Pertemuan 6 Pengukuran lingkungan kerja Astrina Aulia, S.K.M., M.K.K.K. – Manajemen Higiene Industri
Permenaker No 5 Tahun 2018 K3 dan lingkungan kerja. Pengukuran faktor-faktor lingkungan kerja Syarat lingk. Kerja Pengendalian lingk. Kerja Dll yang mencakup K3
Pertama 01. Mengidentifikasi potensi bahaya lingkungan kerja di tempat kerja. Berkala 02. Dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai dengan penilaian risiko Khusus 04. Ulang 03. Hasil pemeriksaan pengujian sebelumnya terdapat keraguan Jenis pengukuran Pengujian yang dilakukan setelah kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di atas NAB.
Pengukuran Lingkungan Fisik
Iklim Kerja 01. SNI 16-7061-2004
Iklim Kerja C ara untuk mengukur iklim kerja (panas) dengan menggunakan parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB)
Iklim Kerja Alat ukur Hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi Termometer suhu basah alami Termometer suhu basah kering Termometer suhu bola Cara pengukuran 1 2
Langkah Kerja Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan air suling, jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 30 menit - 60 menit. Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan selama 30 menit – 60 menit. Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam (diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit), lambung termometer tepat pada titik pusat bola tembaga. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit – 30 menit. Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan lambung termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja
1 Termometer suhu kering 2 Termometer suhu basah alami 3 Termometer suhu bola 4 Erlenmeyer 125 ml diisi air suling 5 Kain kasa 6 Bola tembaga 7 Statis 8 Tripot Keterangan
Penerangan 02. SNI 16-7062-2004
" —Ruang Lingkup M etoda pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja dengan menggunakan luxmeter . "
penerangan di seluruh area tempat kerja Istilah Lux Penerangan umum Penerangan setempat Luxmeter satuan intensitas penerangan per meter persegi yang dijatuhi arus cahaya 1 lumen alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penerangan dalam satuan lux penerangan di tempat obyek kerja, baik berupa meja kerja maupun peralatan 03 04 01 02
Penerangan setempat Penerangan umum obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai Penentuan titik pengukuran
< 10 m 10-100 m titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 (satu) meter. titik potong garis horisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter > 100 m titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter. Jarak untuk penerangan umum
Tata Cara Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan setempat seperti pada Lampiran C, dan untuk intensitas penerangan umum seperti pada Lampiran D. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.
Gambar Luxmeter
Kebisingan 03. SNI 7231-2009
Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM), memuat prosedur pelaksanaan pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan di tempat kerja.
Sound level meter yang digunakan untuk mengukur tingkat intensitas kebisingan di tempat kerja memiliki kelengkapan untuk mengukur tingkat tekanan SLM bunyi sinambung setara pada pembobotan A secara langsung ataupun tidak langsung. Peralatan
Hidupkan alat ukur intensitas kebisingan. Periksa kondisi baterai Pastikan skala pembobotan. Sesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik sumber bunyi yang diukur Posisikan mikropon alat ukur setinggi posisi telinga manusia yang ada di tempat kerja. Arahkan mikropon alat ukur dengan sumber bunyi sesuai dengan karakteristik mikropon Pilih tingkat tekanan bunyi (SPL) atau tingkat tekanan bunyi sinambung setara ( Leq ) Sesuaikan dengan tujuan pengukuran. Catatlah hasil pengukuran intensitas kebisingan pada lembar data sampling Bila alat ukur Sound Level Meter tidak memiliki fasilitas Leq , maka dihitung secara manual Cara pengukuran
Pengukuran Lingkungan Ergonomi
RULA-REBA RULA- Tubuh bagian atas REBA – Tubuh bagian bawah BRIEF Survey Mengukur CTD’s ( Cummulative Trauma Disorders ) Quick Exposure Checklist Mengukur GOTRAK ( gangguan otot rangka ) OWAS M engevaluasi postur tubuh pekerja selama bekerja Instrumen
RULA REBA M etode penilaian cepat yang digunakan untuk mengevaluasi postur tubuh bagian atas ( upper limb ), terutama leher, punggung, lengan, dan pergelangan tangan M etode evaluasi postur kerja yang mencakup seluruh tubuh, c ocok digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan beban, gerakan berulang, dan variasi postur. RULA & REBA
RULA REBA Tujuan: Menilai risiko cidera yang berkaitan dengan postur yang tidak ergonomis pada tubuh bagian atas selama aktivitas kerja. Tujuan: Mengidentifikasi risiko ergonomis dari seluruh tubuh saat melakukan aktivitas kerja, termasuk postur ekstrem, beban berat, dan frekuensi pergerakan. RULA & REBA
RULA REBA Komponen yang Dinilai: Leher Punggung atas Bahu Lengan atas dan bawah Pergelangan tangan Aktivitas otot dan gaya eksternal Komponen yang Dinilai: Leher Punggung Kaki Lengan atas dan bawah Pergelangan tangan Beban kerja dan cengkeraman Gerakan berulang dan tekanan statis RULA & REBA
Aspek RULA REBA Fokus Tubuh bagian atas Seluruh tubuh Cocok untuk Pekerjaan statis, duduk Pekerjaan dinamis, berdiri Parameter tambahan Tidak menilai beban secara rinci Menilai beban dan cengkeraman Skor 7 15
Pengertian Tujuan Survei singkat yang digunakan untuk mengidentifikasi secara cepat potensi risiko ergonomi di tempat kerja. Survei ini biasanya dilakukan sebagai langkah awal ( screening ) untuk menentukan apakah perlu dilakukan penilaian ergonomi yang lebih mendalam Mendapatkan gambaran umum tentang kondisi ergonomi di suatu area kerja. Mendeteksi potensi risiko gangguan otot dan rangka ( MSDs ) dari postur, alat kerja, atau beban kerja. Menentukan prioritas area kerja yang butuh intervensi cepat. Meningkatkan kesadaran pekerja dan manajemen terhadap pentingnya ergonomi. Brief (Baseline Identification of Ergonomi Factor)
Ciri-Ciri Brief Ergonomic Survey : Pertanyaan sederhana dan cepat dijawab, biasanya dalam bentuk checklist atau skala. Mencakup faktor-faktor utama ergonomi, seperti: Postur kerja (apakah janggal?) Durasi kerja statis atau berulang Pengangkatan beban Desain alat atau stasiun kerja Keluhan fisik dari pekerja Dilakukan oleh supervisor, safety officer , atau petugas ergonomi sebagai bagian dari inspeksi rutin atau audit awal.
Pengertian Tujuan M etode penilaian risiko ergonomi yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat paparan ( exposure ) pekerja terhadap faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan otot dan rangka ( musculoskeletal disorders / MSDs ). Menilai potensi risiko ergonomi secara kuantitatif. Mengidentifikasi bagian tubuh yang berisiko (punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, leher). Menentukan tingkat urgensi intervensi ergonomi. Dapat digunakan untuk berbagai jenis pekerjaan, termasuk pekerjaan industri, kantor, dan layanan. Quick Exposure Checklist (QEC)
Postur Tubuh Faktor tambahan: Leher Bahu/lengan Punggung Pergelangan tangan Gaya ( force ) yang digunakan Durasi kerja dan frekuensi tugas Beban kerja mental Getaran Interaksi visual Tekanan waktu Komponen yang Dinilai dalam QEC
Pengertian Tujuan Metode observasi ergonomi yang digunakan untuk menilai dan menganalisis postur kerja tubuh manusia, terutama dalam aktivitas kerja fisik. Menilai postur kerja bagian punggung, lengan, kaki, serta beban yang diangkat. Mengklasifikasikan postur ke dalam kategori risiko. Menentukan tindakan perbaikan yang dibutuhkan berdasarkan tingkat risiko. OWAS ( Ovako Working Posture Analysis System)
Komponen yang Dinilai dalam OWAS: Punggung ( back ): misalnya tegak, membungkuk, memutar, dll. Lengan ( arms ): posisi satu atau dua lengan di bawah atau di atas bahu. Kaki ( legs ): posisi berdiri, duduk, berlutut, melangkah, dsb. Beban yang diangkat/ditekan ( load ): apakah beban ringan, sedang, atau berat. Setiap kombinasi postur diberikan kode numerik, lalu dikaitkan dengan kategori risiko ergonomi.
Pengukuran Lingkungan Psikososial
Instrumen pengukur stres kerja Job Content Questionnaire Mengukur stress yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja ex : jantung koroner An Organisational Stress Screening Tool Mengukur efek stress pada kondisi psikologis dan kesehatan fisik pekerja Quality of Worklife Questionnaire NIOSH Mengevaluasi faktor yang berhubungan dengan stress kerja dan kepuasan kerja
Samb... Job Stress Survey JSS NIOSH Generic Job Stress Questionnair The Hassles and Uplifts Scales > Menilai tingkat keparahan dan frekuensi faktor lingkungan tempat kerja yang berdampak pada psikologis pekerja Mengukur sumber stress yang berasal dari dalam maupun luar lingkungan pekerjaan Mengukur kondisi stress yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari >