Persalinan Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran bayi, pla s enta, dan selaput ketuban dari uterus ibu. 2
Jenis Persalinan Persalinan spontan persalinan bayi melalui vagina (pervaginam) dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu maupun bayi. Persalinan dengan bantuan alat kondisi dimana pada kala II, proses persalinan tidak maju dan janin tidak juga keluar sedangkan ibu sudah kehabisan tenaga untuk mengejan sehingga perlu digunakannya alat bantu persalinan (forsep/vakum). 3
4 Assisted or Operative Vaginal Birth / Persalinan Pervaginam Operatif Definisi : Penggunaan vakum / forcep untuk membantu persalinan pervaginam pada persalinan kala II Penggunaannya harus disertai : Memenuhi indikasi , syarat , dan tanpa kontraindikasi . Mempertimbangkan resiko maternal dan fetal akibat penggunaan instrumen . Urgensi mempercepat persalinan . Pengalaman dan keahlian menggunakan forcep berpengaruh besar . Resiko yang berhubungan dengan Seksio Caesar sebahai pilihan alternatif .
5 Assisted or Operative Vaginal Birth / Persalinan Pervaginam Operatif Prosedur persalinan pervaginam dengan bantuan alat cunam yang menghasilkan traksi dipasang pada kepalanya . Prosedur persalinan pervaginam dengan dibantu alat vakum bertekanan negatif yang dipasang pada kepala janin .
6 EKSTRAKSI VAKUM EKSTRAKSI FORCEP KELEBIHAN KEKURANGAN KELEBIHAN KEKURANGAN Lebih mudah dilakukan . Resiko trauma kepala neonatus , seperti perdarahan intrakranial , sefalhematom dan perdarahan retina. Jalan persalinan lebih cepat . Teknik lebih sulit dan kompleks . Episiotomi jarang dibutuhkan . Dapat digunakan pada bayi premature. Resiko trauma perineum pada ibu lebih rendah . Tidak dapat digunakan untuk merotasi janin . Dapat digunakan pada malpresentasi ringan ( oksiput posterior, defleksi ringan , atau asintilisasi ). Resiko trauma perineum lebih besar . Trauma kraniofasial lebih sedikit . Dapat digunakan untuk melahirkan kepala pada after coming head presentasi bokong . Resiko trauma kraniofasialis ( palsi fasialis atau ekstraokular ). Sinergis dengan dorongan ibu .
7 Assisted or Operative Vaginal Birth / Persalinan Pervaginam Operatif Seiring perkembangan fasilitas operasi Caesar, alat pemantauan janin intrauterine dan resusitasi , serta persaingannya dengan vakum , penggunaan cunam menurun dengan signifikan . Persalinan pervaginam 5% persalinan pervaginam operatif < ¼ forcep . Pengalaman dan Keterampilan yang diperlukan lebih kompleks dan bersifat lebih traumatik pada jalan lahir ibu . Vakum memiliki resiko morbiditas maupun mortalitas yang lebih rendah dari ekstraksi forcep . Pemilihan teknik sering bergantung pada preferensi dan keterampilan dari penolong persalinan .
8 Assisted or Operative Vaginal Birth / Persalinan Pervaginam Operatif Persalinan pervaginam operatif , baik ekstraksi vakum maupun forcep , memiliki indikasi yang sama , yaitu : Kala 2 Memanjang Ibu dengan kondisi medis yang tidak boleh mengedan lama atau dikontraindikasikan untuk mengedan dengan kuat . Ibu yang tidak kuat mengejan harus diberikan kesempatan sesaat untuk istirahat , minum , atau mengubah posisi . jika ibu terlalu lelah untukmengejan dengan adekuat ekstraksi vakum dapat dilakukan . Dicurigai akan terjadi gawat janin (CTG pada kala II : non-reassuring ).
9 Assisted or Operative Vaginal Birth / Persalinan Pervaginam Operatif Syarat : Presentasi verteks Penolong Berpengalaman dan memiliki keterampilan melakukan ekstraksi vakum . No CPD. Ibu dapat membantu mengedan . Dilatasi serviks lengkap . Kepala sudah Engaged (HIII-IV). Posisi kepala janin dapat dinilai dengan baik . Kandung kemih kosong . Ketuban sudah pecah . Tersedia rencana cadangan yang adekuat bila gagal , seperti section caesarean.
EKTRAKSI FORCEP/CUNAM 10
11 Ekstraksi Forcep / Cunam Definisi : Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya .
12 Tipe Simpson → mempunyai tangkai cunam yang terbuka , sehingga lengkungan kepala lebih mendatar dan lebih besar . Baik untuk kepala janin yang sudah mengalami maulase . Tipe Elliot → mempunyai tangkai yang tertutup , sehingga lengkungan kepala lebih bundar dan lebih sempit . Baik untuk kepala yang bundar dan belum mengalarni moulase . Tipe khusus → bentuk khusus cunam , misalnya : cunam Piper yang dipakai untuk melahirkan kepala janin pada letak sungsang . Jenis Forcep
13 SIMPSON LUIKART KIELLAND TUCKER-MCLANE PIPER
14 Bagian dari Forcep Daun cunam Bagian yang dipakai untuk mencengkam kepala janin . Umumnya mempunyai 2 lengkungan , yaitu : lengkungan panggul (pelvic curve → disesuaikan dengan lengkungan panggui lengkungan kepala (cephalic curve) → disesuaikan dengan lengkungan kepala janin . Tangkai cunam (shank) Bagian antara daun dan kunci cunam . Terdiri 2 macam : tangkai terbuka , tangkai tertutup . Pemegang cunam (handle) Bagian yang dipakai memegang pada waktu ekstraksi . Kunci cunam (lock) Terdiri dari kunci perancis , inggris , jerman , norwegia
15
16 Sepasang cunam terdiri dari2 sendok → sendok kiri dan sendok kanan Sendok kiri → sendok yang dipegang oleh tangan kiri dan diletakkan di sebelah kiri panggul ibu Sendok kanan → sendok yang dipegang oleh tangan kanan dan diletakkan di sebelah kanan panggul ibu .
17 tangkai dipersilangkan kemudian disekrup kedua tangkai cunam disilangkan dan dikunci dengan cara kait mengkait (interlocking) kombinasi antara bentuk kunci Perancis dan kunci Inggris Jenis-jenis Kunci (lock) Forcep
18 Traksi kepala janin Rotasi kepala janin Fleksi kepala janin Ekstensi kepala janin Fungsi-fungsi ini menyebabkan kompresi kepala janin . Penggunaan yang benar meminimalkan kompresi efek cedera lebih minimal. Fungsi Forcep
19 Faktor Ibu - Kala dua yang memanjang - Kondisi ibu dengan kontra indikasi untuk meneran - Kondisi yang membutuhkan kala dua diperpendek - Kelelahan ibu - Sikap kepala janin yang defleksi dan malposisi Indikasi Persalinan Menggunakan Forcep Faktor Janin Gawat janin yang membutuhkan persalinan segera .
20 Kepala sudah masuk pintu atas panggul Pembukaan serviks lengkap dan ketuban pecah Dikenali dengan pasti posisi kepala janin Panggul ibu adekuat Kandung kemih ibu kosong Analgesia yg sesuai Operator yg berpengalaman Fasilitas pendukung yang memadai bila tindakan gagal Syarat :
21 Tahapan Penggunaan Cunam Tipe Pemasangan Cunam Pemasangan pelvik ( melintang terhadap panggul ), iaiah pemasangan cunam di mana sumbu panjang cunam sesuai dengan sumbu panggul . Pemasangan sefalik ( pemasangan biparietal, melintang terhadap kepala ), ialah pemasangan cunam dimana sumbu panjang cunam sesuai dengan diameter mento-oksiptalis kepala janin sehingga daun cunam terpasang secara simetrik di kiri kanan kepala .
22 Tahapan Penggunaan Cunam Tipe Pemasangan Cunam Pemasangan sefalopelvik / Pemasangan Sempurna ketika kriteria baik pemasangan kepala dan pelvik sudah sesuai . Pemasangan sempurna adalah dengan presentasi OA, ketika oksiput sudah memutar , tepat berada simfisis pubis, dan sutura sagital tepat berada diameter AP.
23 Tahapan Penggunaan Cunam 1. Melakukan pengecekan kembali terhadap syarat dan indikasi dilakukannya persalinan menggunakan instrument forcep . 2. Melakukan Informed Consent. 3. Lakukan pemeriksaan VT untuk memastikan posisi dan station penurunan kepala . ( baik itu fleksi atau ekstensi , dan ada tidaknya sinklitisme dan asinklitisme ).
24 4. Membayangkan Posisi Pemasangan Cunam Performing a Phantom Application. Berdiri di depan vulva sambil memegang kedua pemegang cunam dalam keadaan tertup dan bayangkan posisi cunam yang akan dipasang . Pemegang cunam dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari seiajar dengan sumbu-cunam .
25 6. Memasangkan bilah daun cunam pada kepala janin Pertama , pasang sendok cunam kiri → dengan tangan kiri seperti memegang pensil , dengan tangkai cunam sejajar lipatan paha depan kanan . 4 jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina. Daun cunam sendok kiri dimasukkan ke daiam vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kanan daun cunam dimasukkan ke dalam jalan lahir , sehingga daun cunam berada setinggi puncak kepala . Yang mendorong daun cunam masuk ke dalam jalan lahir ialah ibu jari tangan yang di dalam , bukan tangan yang di luar .
26
27 Tangan kanan penolong dikeluarkan dari vagina dan bergantian memegang sendok cunam kanan . Ketiga jari tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam vagina antara kepala dan jalan lahir . Cunam kanan dipegang seperti memegang pensil dan sejajar lipatan paha depan kiri . Daun cunam kanan dimasukkan ke dalam vagina dan dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kiri daun cunam dimasukkan ke dalam jalan lahir sampai setinggi puncak kepala
28
29 Kedua sendok cunam dikaitkan dan dikunci Lakukan periksa dalam ulangan untuk mengetahui apakah daun cunam telah terpasang dengan benar , dan adakah bagian jalan lahir yang terjepit oleh daun cunam . Bila periksa dalam ulangan baik → Lakukan traksi percobaan untuk mengetahui apakah daun cunam telah mencekram kepala janin dengan baik . 7. Mengunci Daun Cunam 8. Menilai Hasil Pemasangan Daun Cunam
30 The forceps have been locked. The inset shows a left occipitoanterior fetal position. Should be achieved without any excessive force, the handles must never be forced together. If the blades do not lock easily suspect a bad application! remove the forceps & reevaluate the fetal head position.
31 Pemasangan harus dicek kembali untuk memastikan pemasangan forcep yang benar : Posterior fontanel midway between the blades. Lamboid suture 1 finger above the shanks. ( apabila terlalu jauh curiga kepalamengalami defleksi sehingga dapat meningkatan resiko cedera maternal). Sutura sagitalis tegak lurus terhadap shank, jarak cunam terhadap UUK atau sutura sagitalis setidaknya 1 cm. Pemasangan kunci yang asimetris dapat mengindikasikan salah satu bilah /blade dipasangkan lebih rendah / tinggi dibandingkan blade lainnya . Fenestrata blade yang tersisa cukup . (if you can easily introduce your finger, suspect a short application and a subsequent higher risk of fetal injury).
32 Tangan kiri dan tangan kanan menggenggam pemegang cunam , → jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan diluruskan sampai menyentuh puncak kepala Bila pada waktu traksi dilakukan , kedua jari terlepas dari puncak kepala → kepala tidak ikut tertarik → daun cunam belum terpasang dengan benar → cunam harus dilepaskan dan dipasang lagi Bila traksi dilakukan kedua jari tetap menyentuh puncak kepala → kepala ikut tertarik → traksi percobaan berhasil → lakukan traksi definitif . 9. Percobaan Ekstraksi Cunam
33 10. Ekstraksi Cunam Definitif Tangan kiri Mencengkam pemegang cunam . Tangan kanan penolong mencengkam pemegang cunam di atas tangan kiri sambil jari tengah berada di antara kedua tangkai cunam . Traksi dilakukan dengan arah tangkai cunam sesuai dengan sumbu panggul , yaitu curam ke bawah bila kepala masih agak tinggi , dan mendatar bila kepala di pintu bawah panggul (PBP), sampai suboksiput tampak di bawah simfisis .
34
35
36
37 setelah suboksiput berada di bawah simfisis , cunam dipegang tangan kanan , tangan kiri menahan perineum. Tangan kanan penolong mencengkram pemegang cunam di atas tangan kiri sambil jari tengah berada di antara kedua tangkai cunam . Cunam dielevasi ke atas , sehingga kepala melakukan gerakan defleksi → berturut-turut lahir ubun-ubun besar , dahi mata , hidung , mulut dan dagu . → lahirl seluruh kepala . Cunam dilepaskan pada waktu gerakan defleksi atau bila kepala sudah lahir seluruhnya . setelah kepala janin lahir , kepala dibiarkan melakukan putaran paksi iuar , kemudian badan baru dilahirkan sebagaimana lazimnya 6. Membuka dan Melepaskan Sendok Cunam
38
39 Bila diperlukan episiotomi pada waktu ekstraksi cunam , maka episiotomi dilakukan saat : Sebelum memasang cunam Kepala meregang perineum Bila hendak melakukan ekstraksi cunam pada primigravida, episiotomi harus dikerjakan . Sedang pada multigravida, episiotomi dikerjakan hanya bila diperlukan Tindakan Episiotomi dalam Pemasangan Cunam .
40 Ekstraksi Forcep / Cunam Gagal Ekstraksi Forcep , apabila : Forcep dikatakan gagal bila : Kepala janin tidak turun saat dilakukan traksi . Janin tidak lahir setelah 3 kali usaha traksi atau setelah 30 menit Jika forsep gagal → seksio cesarea
41 Komplikasi Forcep , antara lain : Janin Trauma nervus fasialis Laserasi pada wajah dan kulit kepala Cedera m. sterno-kleido-mastoideus Fraktur tulang wajah atau tengkorak Ibu perlukaan atau robekan jalan lahir ruptur uteri Perdarahan Trauma tulang - tulang : os koksigeus dll
42
EKTRAKSI VAKUM 43
Definisi 44 Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negative ( vakum ) pada kepalanya yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran . Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse
Indikasi 45 Ibu 1. Kala II lama 2. Keadaan ibu dengan kontraindikasi meneran a. penyakit jantung kompensta (CHF III atau IV, aritmia ) b. Penyakit paru-paru fibrotic c. Penyakit neurologi ( Peningkatan TIK, spinal cord injury) 3. Kelelahan ibu Janin 1. Gawat janin
KontraIndikasi 46 Absolut Relatif Bukan presentasi belakang kepala Presentasi muka / dahi Kepala belum masuk pintu atas panggul Pembukaan serviks tidak lengkap Bukti klinis adanya CPD ( ce chepalopelvic d isproportion) Preterm atau TBJ < 2500 g Penurunan kepala di panggul tengah Tidak kooperatif
KontraIndikasi 47 Ibu Ruptur uteri High station Kecurigaan ketidakseimbangan chepalopelvic Operator Operator tak berpengalaman Ketidakmampuan menilai posisi janin Janin 1. Letak muka 2. After coming head 3. Janin preterm atau TBJ < 2500 g 4. Fetal coagulopathy
Syarat 48 Pembukaan lengkap atau hampir lengkap Presentasi kepala Tak ada disproporsi panggul Janin baik dan tak ada gawat janin Penurunan H III/IV ( dasar panggul ) atau 1/5-2/5 ) Kontraksi baik Ibu Kooperatif dan masih mampu mengedan
Bagian Ekstraktor Vakum 49 Cup nomor 3,4,5,6 (paling sering dipakai nomor 5 & 6) Karet/plastik dengan lubang untuk memperbesar daya Rantai logam Manometer dan pompa penghisap udar a. Botol p embuat tenaga negatif Pemegang (extraction handle)
Jenis Cup Vacum 50
Vakum mnemonic 51
No Langkah langkah Persiapan Cuci tangan menggnakan sabun dan air mengalir , keringkan dengan handuk bersih Pakai sarung tangan DTT, bersihkan vulva dan sekitarnya dengan larutan antiseptic A Anesthesia Berikan anestesi local ( infiltrasi ) pada perineum B Bladder Kateterisasi atau yakinkan kandung kemih kosong C Cervix Pembukaan lengkap , selaput ketuban sudah pecah D Determine Tentukan posisi , station dan pelvimetri ( oksiput anterior, kepala di Hodge III – IV, pelvik normal) E Equipment Periksa kelayakan alat ( mangkok vakum , pompa , selang dan cek tekanan F Fontanelle - Posisikan mangkok pada sutura sagitalis sedekat mungkin dengan ubun-ubun kecil - Usapkan jari tangan mengelilingi mengkok vakum untuk memastikan tidak ada tanda jaringan maternal terjepit G Gentle Traction Naikkan tekanan awal 100 mmHg, diantara his Lakukan tarikan hanya pada saat his Pada saat terjadi his: Naikkan tekanan hingga 600 mmHg - Motivasi ibu untuk meneran dengan baik Lakukan tarikan sesuai sumbu jalan lahir H Halt Ekstraksi vakum dinyatakan gagal bila : Tidak ada kemajuan kepala setelah 3 x tarikan Vakum terlepas 3 x Tidak ada kemajuan bermakna setelah 30 menit I Incision Pertimbangkan episiotomi bila akan terjadi robekan perineum J Jaw Hentikan tekanan vakum setelah dagu lahir Pasca tindakan Masukkan seluruh peralatan dalam larutan chlorin 0,5% Rendam dan lepas sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5% serta cuci tangan
53 Persetujuan tindakan medis Persiapan alat-alat : untuk ibu , untuk penolong (operator & asisten ), untuk bayi Asepsis/antisepsis pada vulva & vagina Persiapan
54 Persetujuan tindakan medik Persiapan sebelum tindakan Pasien : Cairan dan selang infus telah terpasang , perut bawah dan lipat paha telah di antiseptik Uji fungsi dan perlengkapan peralatan ekstraksi vakum Siapkan alas bokong , sarung kaki dan penutup perut bawah Medika mentosa Oksitosin Metilergometrin Lidocain Larutan antiseptik ( povidon iodin )
55 I II. Bayi Instrumen Penghisap lendir dan sudep / penekan lidah : 1 set Kain penyeka muka dan badan : 2 Meja bersih , kering dan hangat ( untuk tindakan ): 1 Inkubator : 1 set Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set Tabung 20 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai : 2 Kateter intravena atau jarum kupu-kupu : 2 Popok dan selimut : 1 Alat resusitasi bayi 2. Medika mentosa Larutan bikarbonas natrikus 7,5% atau 8,4 % Nalokson ( narkan ) 0,01 mg/kg BB Epinefrin 0,01 % Antibiotika Akuabidestilata dan dekstrose 10% 3. Oksigen dgn regulator
56 6. Oksigen dengan regulator 7. Instrumen Set partus : 1 set Vakum ekstraktor : 1 setc , klem ovum : 2 Cunam tampon : 1 Tabung 5 ml dan jarum suntik no. 23 ( sekali pakai ) : 2 Spekulum sim’s atau L dan kateter karet : 2 dan 1 II. Penolong (operator dan asisten ) Baju kamar tindakan , pelapis plastik , kacamata pelindung : 3 set Sarung tangan DTT/ steril : 4 pasang Alas kaki ( sepatu /boot karet ): 3 pasang Instrumen : Lampu sorot Stetoskop tensimeter : 1
57 C. Pencegahan infeksi sebelum tindakan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir , keringkan dengan handuk kering dan bersih D. Tindakan Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru Membersihkan vulva dan sekitarnya dengan larutan antiseptic Melakukan kateterisasi urin Menyiapkan ekstraktor vakum , resusitasi bayi, dan asisten tersedia , dan mengecek fungsinya Permeriksaan dalam ( syarat ekstraksi vakum ) menilai posisi kepala bayi ( sutura sagitalis & UUK ) p enurunan kepala
58 E . Pemasangan Mangkok Vakum Memasukkan mangkuk vakum melalui introitus vagina secara miring dan memasang pada kepala bayi Menahan mangkok pada posisinya dengan jari tengah dan telunjuk , dan dengan jari tengah dan telunjuk tangan lain melakukan pemeriksaan di sekeliling taepi mangkok untuk memeriksa tidak ada bagian vagina atau portio yang terjepit Melakukan episiotomy bila diperlukan Menahan mangkuk pada posisinya dengan tangan kiri Menginstruksikan asisten untuk membuat tekanan negative dalam mangkuk secara bertahap Memompa tekanan hingga tekanan mencapai -0,2 kg/cm2 (10 ( silastik ) atau -2 ( malmstroom )). memeriksa ulang pemasangan mangkuk vakum , menaikkan hingga tekanan -0,6 kg/cm2 (60 ( silastik ) atau -6 ( malmstroom )) Sambil menunggu his, jelaskan pada pasien bahwa pada his puncak (face acme) pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin . Tarik lipat lutut dengan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih efektif
Titik Fleksi 59 Traksi maksimal Minimalisir mangkuk terlepas Fleksibel namun tidak membuat kepala janin terpelintir Persalinan dengan diameter kepala terkecil untuk melewati pintu panggul
60
Pemasangan/Ekstraksi Vakum 61 SALAH BENAR
Penarikan 62 Acme mengedan , secara simultan lakukan penarikan dengan pengait mangkuk , dengan arah sejajar lantai ( tangan luar menarik pengait , ibu jari tangan dalam pada mangkok , telunjuk dan jari tengah pada kulit kepala bayi ) . Atau Setelah mencapai tekanan negatif maksimal , lakukan traksi searah dengan sumbu panggul ,& tegak lurus dengan mangkok , Bila belum berhasil pada tarikan pertama ulangi pada tarikan kedua , episiotomi ( pada pasien dengan perineum yang kaku ) dilakukan pada saat kepala mendorong perineum dan tidak masuk kembali
63 3. Saat suboksiput berada di bawah simfisis , arahkan tarikan ke atas hingga lahirlah berturut-turut dahi , muka dan dagu . Segera lepaskan mangkok vakum dengan membuka tekanan negatif
Melahirkan Bayi 64 Kepala bayi dipegang biparietal, gerakan ke bawah untuk melahirkan bahu depan , gerakan ke atas untuk melahirkan bahu belakang , kemudian lahirkan seluruh tubuh bayi Bersikan muka ( hidung dan mulut ) bayi dengan kain bersih , meletrakkan bayi pada perut ibu , mengerinhkan kepala dan badan, potong tali pusat dan serahkan bayi pada petugas bagian anak
Melahirkan Plasenta 65 Suntikan oksitosin 10 IU, lakukan traksi terkendali , lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat dan mendorong uterus ke arah dorsokranial Periksa kelengkapan plasenta ( bila terdapat bagian-bagian yang lepas atau tidak lengkap ) Masukan plasenta ke dalam tempatnya ( hindari percikan darah )
Eksplorasi Jalan Lahir 66 Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomi atau robekan pada dinding vagina di tempat lain perhatikan ada tidaknya robekan porsio Bila terjadi robekan di luar luka episiotomi , lakukan penjahitan .
Dekontaminasi 67 Masukkan seluruh peralatan dalam larutan chlorin 0,5% Cuci tangan pasca tindakan
Perawatan Pasca Tindakan 68 Periksa kembali tanda vital pasien , lakukan tindakan dan beri instruksi lanjut bila diperlukan Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang tersedia dalam status pasien Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan perawatan serta laporan segera bila pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan-perubahan yang harus diwaspadai Bagian-bagian jalan lahir (vagina, serviks ) ada yang terjepit ke dalam mangkuk Traksi terlalu kuat Cacat (defect) pada alat , misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung . Adanya disproporsi sefalo-pelvik . Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi , janin tidak lahir
Dikatakan GAGAL apabila 69 “the Rules of Threes” 3 tarikan, pada 3 kontraksi, tidak ada kemajuan 3 kali lepas: setelah satu kali gagal, nilai ulang dengan hati-hati sebelum memasang kembali Setelah 30 menit pemasangan tanpa kemajuan
Komplikasi Komplikasi Ibu : Infeksi Perdarahan, Trauma Jalan Lahir 70
71
72 Vacuum VS Forceps ++ Kemudahan Penggunaan + Lebih lambat Proses Persalinan Lebih cepat Trauma kulit kepala Trauma jaringan lunak ibu Trauma Intrakranial Lebih berisiko menjadi kerusakan Berisiko Kegagalan proses Membutuhkan analgetik Tak direkomendasikan Usia gestasi >34 minggu Bisa dipikirkan